geofisika eksplorasi kelompok 10 ( metode magnetik ).docx

Upload: taufik-akbar-legowo

Post on 13-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    RESUME PAPER GEOFISIKA EKSPLORASI

    METODE MAGNETIK

    Disusun Oleh:

    Cecilia Monika Putri Abdila 21100112120009

    Taufik Akbar Legowo 21100112130033

    Diah Wijitianti 21100112130039

    Muhammad Irfa Udin 21100112130061

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    JUNI 2014

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Maksud

    Mengetahui lebih dalam mengenai metode magnetik dan prinsip kerjanya Menjelaskan aplikasi dari metode magnetik dalam penelitian kebumian Menyimpulkan paper yang telah dipresentasikan pada matakuliah

    Geofisika Eksplorasi

    1.2 Tujuan

    Mampu mengetahui lebih dalam mengenai metode magnetik dan prinsipkerjanya

    Mampu menjelaskan aplikasi dari metode magnetik dalam penelitiankebumian

    Mampu menyimpulkan paper yang telah dipresentasikan pada matakuliahGeofisika Eksplorasi

    1.3 Waktu dan Tempat Presentasi

    Hari / Tanggal : Rabu / 16 Oktober 2013

    Tempat : Ruang GS 201 Gedung Pertamina

    Sukowati Teknik Geologi Universitas

    Diponegoro

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    BAB II

    DASAR TEORI

    Metode geofisika magnetik merupakan salah satu metode yang digunakanuntuk mengetahui variasi intensitas medan magnet di permukaan bumi, Pada

    prinsipnya pengukuran variasi intensitas medan magnet di permukaan bumi

    diakibatkan oleh variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan

    bumi. Variasi sifat kemagnetan diindikasikan sebagai variasi besarnya

    suseptibiltas mineral penyusun batuan terhadap batuan sekitarnya. Variasi

    intensitas magnetik yang terukur ditafsirkan sebagai bentuk distribusi bahan

    magnetik di bawah permukaan kemudian dijadikan dasar pendugaan keadaan

    geologi bawah permukaan bumi.

    Perbedaan Magnetik dan Gravity

    Metode magnetik memiliki sifat besaran yang kompleks dibandingkandengan metode gravitasi, meskipun keduanya mempunyai kemiripan (teori

    potensial).

    Metode megnetik mempunyai besar dan variasi arah (vektor) sedangkangravitasi memiliki besar dan satu arah (ke pusat bumi).

    Anomali gravitasi menunjukkan sifat regional effect sedangkan anomalimagnetik sangat dipengaruhi oleh adanya mineralisasi yang mengandung

    bahan ferromagnetik yang bersifat lokal.

    Interpretasi data magnetik lebih sukar dibandingkan dengan gravitasi. Peralatan dan pelaksanaan pengukuran Metode Magnetik lebih sederhana

    dan mudah dibandingkan dengan metode Gravitasi.

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Data kemagnetan dapat digunakan untuk melihat struktur mineralisasiyang terjadi, maka metode ini banyak digunakan untuk eksplorasi minerallogam dan migas.

    Teori Dasar Metode Magnetik

    1. Hukum ColoumbGaya magnetik yang ditimbulkan oleh dua kutub dirumuskan oleh :

    Dimana,

    F = Gaya Magnet

    m1 = Kutub magnet 1

    m2 = kutub magnet 2

    = permeabelitas magnetik yang menunjukkan sifat medium

    r = jarak m1dan m2

    2. Kuat Medan Magnet

    Dimana,

    H = Kuat Medan Magnet

    m = Kutub magnet

    = Permeabelitas magnetik yang menunjukkan sifat medium

    r = jarak m1dan m2

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    3. Intensitas MagnetisasiSuatu benda berada dalam medan mangetik maka akan terjadi polarisasi

    magnetik (intensitas magnetisasi) pada suatu medan magnet lemah,

    dengan k adalah suseptibilitas / kerentangan magnetik yang menunjukkan

    sifat kemagnetan suatu benda atau batuan. Diberikan oleh persamaan :

    4. Induksi magnetik totalApabila suatu benda magnetik diletakkan dalam suatu medan magnetik

    maka benda tersebut akan termagnetisasi dan menghasilkan medan

    sediri yang kemudian menambah medan sehingga medan tital benda

    sekarang (yang terukur oleh magnetometer) didefinisikan sebagai iduksi

    magnetik yang merupakan jumlah dari medan magnetik benda

    dengan medan magnetik utama :

    Sifat Magnetik Batuan

    a. Diamagnetik Batuan diamgnetik memiliki atam pembentuk batuan mempunyai

    kulit elektron yang telah jenuhyaitu tiap elektron berpasangan dan

    spin yang berlawanan dalam tiap pasangan.

    Jika mendapat medan magnet luar orbit, elektron akan membuatputaran yang menghasilkan medan magnet lemah yang melawan

    medan magnet luar tadi.

    Suseptibilitas k negatif dan kecil. Suseptibilitas k tidak bergantung pada medan luar H.

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Contoh :Bismuth, gipsum, marmer, kuarsa, garam, seng, emas,tembaga.

    b. Paramagnetik Kulit elektron terluar belum jenuh, ada elektron yang spinnya tidak

    berpasangan dan mengarah pada arah spin yang sama.

    Jika ada medan magnet luar, spin membuat putaran menghasilkanmedan magnet yang mengarah searah dengan medan magnet tsb

    sehingga memperkuatnya.

    Tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak olehagitasi thermal.

    Suseptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari 1. Suseptibilitas k bergantung pada temperatur. Contoh:piroksen,olivin,garnet,biotit,amfibiolit aluminium, platina

    ,kayu.

    c. Ferromagnetik Banyak terdapat kulit elektron yang hanya diisi oleh satu elektron

    sehingga mudah terinduksi oleh medan luar.

    Diperkuat lagi oleh adanya kelompok2 bahan berspin searah yangmembentuk dipole2 magnet (domain) mempunyai arah searah,

    apabila jika di dalam medan magnet luar.

    Suseptibilitas positif dan jauh lebih besar 1 Suseptibilitas bergantung pada temperatur. Contoh besi, nikel kobalt, baja

    d. Anti-ferromagnetik Domain-domain menghasilkan dipole magnet yang saling

    berlawanan arah sehingga momen magnetik secara keseluruhan

    lebih kecil.

    Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akanmenghasilkan medan magnet kecil.

    Suseptibilitas k seperti pada bahan ferromagnetik.

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Contoh hematit (Fe2O4)e.

    Ferrimagnetik

    Domain-domain juga saling antiparalel tetapi jumlah dipole padamasing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai

    resultan magnet yang cukup besar.

    Suseptibilitas tinggi dan bergantung pada temperatur. Contoh magnetit(Fe3O4), ilmenit(FeTiO4), pirhotit (FeS),

    hematit(FeO2)

    Anomali Kemagnetan

    Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemgnetan bahan pembentuk

    batuan, bentuk anomali medan magnet yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya

    bergantung pada:

    Inklinasi medan magnet bumi disekitar benda penyebab. Geometri dari benda penyebab. Kecendrungan arah dipole-dipole magnet benda penyebab. Orientasi arah dipole-dipole magnet benda penyebab terhadap arah medan

    magnet bumi

    Survey pengukuran magnetik

    1. Pengukuran

    a. Di daratPada akhir survey tiap hari pembacaan harus dilakukan kembali di titik

    base station dengan tujuan mengetahui perbedaan pembacaan. Pengukuran

    geomagnetik di darat dilakukan dengan menggunakan magnetometer jenis

    medan magnet vertikal dan medan magnet total, adapun medan magnet

    horisontal jarang dilakukan

    b. Di UdaraBiasanya dilakukan dengan tujuan penelitian ilmaih dan geologi tinjau

    (rekonesen) Yang terukur medan magnet total. Alat memiliki sensitivitas

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    magnetometer besar (1-5 gamma) lebih sensitif daripada magnetometer

    darat. Alat digantung pada pesawat (lintasan dan ketinggian tergantung

    pada tujuan survey), data terekam secara otomatis pada kertas rekam

    Pencatatan variasi harian diletakkan di darat (untuk mengetahui adanya

    badai magnetik)

    c. Di LautBiasanya dilakukan bersama dengan survey geofisika lainnya seperti gaya

    berat dan seismik. Proton magnetometer dengan sensor ditarik dibelakang

    kapal sejauh 200-400 meter, terendam sedalam 15-20 meter. Pencatatn

    terekam secara otomotis. Biasanya dilakukan untuk mendapatkan data

    geologi bawah laut secara global.

    2. Koreksi

    Intensitas medan magnet yang terekam di lapangan bukan intensitas

    magnet target survey.

    Data-data magnetik masih dipengaruhi oleh medan magnet yang berasal

    dari bumi (internal fields) maupun medan magnet luar (eksternal fields)

    Untuk mendapatkan anomali magnetik target survey, maka data harus

    dikoreksi antara lain koreksi variasi harian, koreksi lintang (medan utama

    magnet bumi /IGRF), koreksi topografi.

    3. Hasil

    Hasil pengukuran magnetik berupa profil dan peta kontur magentik.

    Harga nilai suseptibilitas harus dilakukan untuk mengkorelasikan dengan

    data pengukuran.

    Interpretasi yang duilakukan biasa secara kualitatif (analisis kontur,

    topografi, serta nilai suseptibilitas) maupun secara kuantitatif (analisis

    model dengan sofware MAGPOLY untuk memperoleh model anomali)

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    BAB III

    APLIKASI

    3.1 Paper I : Delineasi Semburan Gas di Kabupaten Serang, Banten berdasarkan Data

    Magnetik

    Di wilayah Kabupaten Serang, Propinsi Banten terdapat 11 lokasi semburan

    dan tembusan gas. Berbagai penelitian telah dilakukan, diantaranya penelitian

    geologi dan geokimia, untuk mengetahui penyebab dari semburan gas. Para

    peneliti sebelumnya menyatakan bahwa pada kelompok tembusan gas terdapat

    gas melewati suatu zona lemah (sesar) yang bergerak secara perlahan dan

    kontinyu menuju ke atas dan akhirnya muncul di permukaan. Pada kasus

    semburan gas, gas bergerak ke permukaan melewati sesar-sesar yang kemudian

    terakumulasi pada zona sesar yang telah tertutupi oleh lapisan penutup atau

    caprock.

    Paper tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan serta penyebaran

    daerah-daerah lemah/tidak stabil di daerah sekitar tembusan dan semburan gas

    berdasarkan pola anomali dan interpretasi peta magnetik.

    Survey magnetik yang dilakukan adalah survey magnetik rinci. Jarak antar

    titik ukur serapat mungkin untuk menghindari terlalu banyaknya interpolasi pada

    peta magnetik yang dihasilkan. Peta anomali magnetik yang dihasilkan masih

    dipengaruhi oleh arah inklinasi medan magnet bumi pada dearah penyelidikan

    sehingga maksimum profil anomali tidak berhubungan langsung dengan posisi

    sumber benda penyebab anomali. Untuk menghilangkan pengaruh sudut inklinasi

    magnetik maka dilakukan filter reduksi ke ekuator (Blakely, 1995).

    Langkah pertama delineasi posisi anomali dilakukan dengan penerapan

    turunan horisontal (horizontal derivative) orde pertama. Turunan horizontal orde

    pertama arah x dan arah y dapat dihitung melalui pendekatan berikut (Blakely,

    1995) :

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Dimana F = notasi transformasi Fourier

    kx, ky = bilangan gelombang arah x y

    Pada proses penurunan, perkalian dengan bilangan gelombang dapat

    berakibat pada amplifikasi frekuensi tinggi/ noise (Yudistira, 2004). Amplifikasi

    ini semakin besar dengan semakin besarnya orde turunan.

    Turunan horisontal data medan potensial dapat langsung dihitung karenadata diukur pada titik yang tersebar secara spasial (x, y). Aplikasi turunan

    horisontal orde pertama pada anomali magnetik daerah survey menunjukkan

    adanya kemenerusan anomali yang hampir diagonal pada arah timurlaut

    baratdaya (Gambar 1).

    Gambar 3.1. Peta hasil turunan orde pertama anomali magnetik

    Data yang diperoleh dilapangan disusun ke dalam tabel X (longitude), Y

    (latitude) dan Z (nilai medan magnetik terkoreksi variasi harian) yang kemudian

    diplot kedalam Peta Intensitas Magnet Total dengan menggunakan software

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Surfer. Data magnetik pada setiap titik ukur magnetik merupakan nilai Medan

    Magnetik Total.

    Berdasarkan nilai data medan magnetik total tersebut terdapat pengaruh medan

    yang berasal dari luar bumi yang kemudian dihilangkan dengan koreksi medan magnetik

    harian. Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan

    magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari.

    Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran data

    medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi. Apabila

    nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara menambahkan

    nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yangakan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya

    dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu

    tertentu terhadap data medan magnetik yang akan dikoreksi, datap dituliskan dalam

    persamaan :

    H = Htotal Hharian

    Sedangkan medan magnet yang berasal dari dalam bumi yang dibangkitkan dari

    outer core disebut medan magnet utama dan medan magnet yang berasal dari kerak bumi

    merupakan target survei geomagnetik. Pengaruh dari medan utama pada data hasil

    pengukuran dihilangkan dengan koreksi medan utama magnet bumi atau koreksi IGRF

    (International Geomagnetic Reference Field). Koreksi IGRF dapat dilakukan dengan cara

    mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah terkoreksi

    harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang sesuai. Persamaan

    koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai berikut :

    H = Htotal Hharian H0

    DimanaH0= IGRF

    Data hasil koreksi variasi harian dan koreksi IGRF ini disebut anomali medan

    magnetik residual (T), yaitu:

    T = Tobs TvhTIGRF

    Dimana :T = harga medan magnet terukur

    Tobs =variasi harian medan magnet terukur

    TIGRF = medan magnet utama bumi

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Harga magnetik residual (T) kemudian diplot ke software dan menghasilkan

    peta anomali medan magnetik residual (Gambar 2).

    Gambar 3.2. Peta anomali medan magnetik residual

    Untuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data magnetik, maka data

    anomali medan magnetik total yang masih tersebar di topografi harus direduksi atau

    dibawa ke bidang datar (Gambar 3). Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena

    proses pengolahan data berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang

    terdistribusi pada biang datar. Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali

    medan magnetik ke bidang datar, antara lain : teknik sumber ekivalen (equivalent

    source), lapisan ekivalen (equivalent layer) dan pendekatan deret Taylor (Taylor series

    approximaion), dimana setiap teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan (Blakely,

    1995).

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Gambar 3.3. Peta anomali magnetik residual servey hasil reduksi ke ekuator

    Peta Anomali Magnetik Residual menunjukkan bahwa harga anomali magnet

    pada daerah penyelidikan berkisar antara -650 s.d. 450 nT. Harga anomali magnettersebut dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

    Anomali magnet rendah mempunyai harga kurang dari -250 nT.

    Anomali magnet sedang dengan harga antara -250 s.d. 100 nT

    Anomalimagnet tinggi mempunyai harga lebih besar dari 100 nT

    Dalam banyak kasus, data anomali medan magnetik yang menjadi target survei

    selalu bersuperposisi atau bercampur dengan anomali magnetik lain yang berasal dari

    sumber yang sangat dalam dan luas di bawah permukaan bumi. Anomali magnetik ini

    disebut sebagai anomali magnetik regional (Breiner, 1973). Untuk menginterpretasi

    anomali medan magnetik yang menjadi target survei, maka dilakukan koreksi efek

    regional, yang bertujuan untuk menghilangkan efek anomali magnetik regioanl dari data

    anomali medan magnetik hasil pengukuran. Salah satu metode yang dapat digunakan

    untuk memperoleh anomali regional adalah pengangakatan ke atas hingga pada

    ketinggian-ketinggian tertentu, dimana peta kontur anomali yang dihasilkan sudah

    cenderung tetap dan tidak mengalami perubahan pola lagi ketika dilakukan pengangkatan

    yang lebih tinggi. Untuk mencari harga medan magnetik regional yakni, TIGRF : F.

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Kemudian dengan bantuan software geomag60 dan titik acuan pada titik base station,

    harga medan magnetik regional di daerah survey berada pada harga 44864.4 nT. Nilai

    Deklinasi (D) pada daerah tersebut adalah 0040 dan nilai Inklinasinya (I): -31018.

    3.2 Paper II : Crustal Structure Of The Western Indian Shield: Model Based On

    Regional Gravity And Magnetic Data

    Paper kedua berisi tentang penggunaan metode geo-magnetic untuk mengetahui

    crustal structure yang ada di lempeng India Barat. Paper ini dibuat oleh Suman Kilaru,

    Bandaru KarunakarGoud, Vijay Kumar Rao dari National Geophysical Research

    Institute, Hyderabad, India. Dimana paper ini telah dipublikasikan di domainwww.elsavier.com/locate/gsf.

    Penulis melakukan penggabungan survey gravity dan magnetik dari satelit guna

    menyelidiki crustal structure di bawah permukaan. Dimana crustal structure ini

    menunjukkan aktivitas tektonik pada masa lampau (Archean) sampai sekarang yang

    meliputi proses subduksi maupun rifting. Lokasi penelitian dari paper ini adalah daerah

    Rajasthan yang meliputi (Gadra-Fatehpur) dengan menarik garis profil A-A,dan B-B.

    Gambar 3.4. Daerah penelitian

    Hasil interpretasi dari profil A-A sepanjang 330 KM dengan kedalaman 60 km

    menunjukkan bahwa bagian kerak cenderung mendatar pada kedalaman 33 km (melalui

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Depth Seimic System). Kemudian susunan bagian crustal diperoleh dari garvity anomali

    yang menunjukkan geomotri dari setiap layer di bawah permukaan. Sedangkan dari

    densitas (metode gravity), diinterpretasikan bahwa lapisan dengan densitas 2400 kg/m

    kubik berasal dari aktivitas magmatisme (Decan Magmatism). Hasil dari magnetik

    anomali menjelaskan bahwa ada susceptibility yang luas (0,093 SI per unit) yang

    terdapat pada lower crust di tengah sayatan dimana menjadi lebih rendah pada sisi-sisi

    sampingnya.

    Lalu untuk profil B-B sepanjang 245 km dengan kedalaman 60 km dapat

    diinterpretasi bahwa komposisi lapisan semakin ke timur semakin kompleks dimana hal

    ini menunjukkan adanya struktur fault. Kemudian dari data magnetic juga ditunjukkanadanya turunnya nilai suscebility. Pada akhir pembahasan digabungkan antara profil A-A

    dengan B-B dimana menghasilkan profil Gadra-Fatehpur. Pada profil ini memiliki

    panjang 480 km dimana tetap menggabungkan metode graviti dan magnetik. Terdapat

    anomali dimana regional high in the graviti field (25 mGal) dimana dikelilingi oleh low

    dan low high pair dalam magnetik.

    Dari paper kedua ini dapat disimpulkan bahwa data magnetic yang diambil oleh

    citra satelit dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan anomali susceptibility namun tetap

    digabungkan dengan data-data dari metode geofisika yang lain. Metode magnetic ini

    digunakan untuk mengetahui struktur bahwa permukaan.

    3.3 Paper III : Geophysical Investigation of Wuda Coal Mining Area, Inner

    Mongolia: Electromagnetics and Magnetics for Coal Fire Detection

    Paper ketiga berisi tentang investigasi geofisika pada daerah penambangan

    batubara Wuda, Inner Mongolia untuk pengujian metode elektromagnetik dan

    magnetik dalam pendeteksian api batubara. Penulis paper ini adalah Gerlinde

    Schaumann dari Federal Institute for Geosciences and Natural Resources (BGR),

    Hanover, Germany, Bernhard Siemon dari Federal Institute for Geosciences and

    Natural Resources (BGR), Hanover, Germany, dan Yu Changchun dari China

    Aero Geophysical Survey and Remote Sensing Center for Land and Resources

    (AGRS), Beijing, P.R. China. Paper ini dipublikasikan pada ERSEC Ecological

    Book Series volume 4.

    Dengan kerjasama Cina dan Jerman, dilakukan survey Geofisika melalui

    jalur udara menggunakan helikopter dengan metode geofisika. Diketahui daerah

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    pertambangan batubara Wuda terdiri dari litologi batupasir denganseambatubara

    mencapai 18 buah dengan kedalaman bervariasi antara beberapa meter hingga

    ratusan meter di bawah permukaan bumi. Diketahui bahwa jika terjadi proses

    pembakaran batubara maka susceptibilitas magnetik batubara dan

    konduktivitasnya akan bertambah berdasarkan riset-riset dari para ilmuwan seperti

    Stenberg dan Lipincott (2004), Hooper (1987), King (1987), Duba (1977), Bartel

    (1982), Power dan Schofield (1939)

    Gambar 3.5. Daerah pertambangan Wuda

    Survey yang dilakukan berupa survey udara dilakukan pada Agustus dan

    September 2004. Total medan magnetik diukur secara terus menerus

    menggunakan CS-3 Cesium sensor dari Scintrex, Canada. Output sampling rate-

    nya adalah 10 Hz untuk sinyal magnetik, dengan jarak penyampelan 1.2 m dan

    3.8m, kecepatan rata-rata terbang 140 km h-1. luas area adalah 120 km. Sekitar

    300 garis survey dibuat pada jarak 50 m dari timur ke barat dan 250 m untuk utara

    ke selatan. AGRS (Aero Geophysical Survey and Remote Sensing Center for

    Land and Resources)melakukan ground magnetic survey pada FZ 8 pada May

    2005. Dibantu oleh DMT pada October pada tahun yang sama. Survey lines

    dipersempit dan diperpanjang pada daerah tertentu yang menjadi interest

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Gambar 3.6. Gambar Satelit daerah pertambangan Wuda

    Survey magnetik tanah dilakukan AGRS melibatkan HC-95 ground helium

    optically-pumped magnetometer. Arah garis ukur pada umumnya dari timur ke

    barat, dan jaraknya sekitar 10 meter antar titik. Survey kedua dilakukan DMT,

    menggunakan GSM-19, Sistem pabrikan GEM, Canada (Elsen 2006). Hasilnya

    hampir sama, namun menambah detail survey. Hasil overlay kedua data tersebut

    adalah sebagai berikut:

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Gambar 3.7. Anomali medan magnetik pada daerah pertambangan Wuda

    Anomali intensitas magnetik T yang didapatkan dari FZ 8 terdapat pada gambar

    3.7. Walaupun medan magnetik regional belum dikurangi, pengukuran

    disesuaikan dengan pengukuran di tanah. Hal ini karena pengukuran di tanah lebih

    akurat karena anomalinya jauh lebih kecil

    Gambar 3.8. Anomali magnetik daerah FZ-8

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Metode ini sangat berguna untuk deteksi burning coal seam pada suatu

    daerah. Metode menggunakan pesawat cukup efektif bila medan yang ditempuh

    terlalu berat untuk survey tanah. Metode menggunakan jalur udara harus

    memperhatikan aspek: (i) Survey pada ketinggian rendah, (ii) survey lines yang

    sempit, dan (iii) penggunaan alat dengan presisi tinggi, serta (iv) alat interpretasi

    dan prosesing yang sangat bagus.

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    BAB IV

    KESIMPULAN

    4.1. Paper I: Delineasi Semburan Gas di Kabupaten Serang, Banten

    berdasarkan Data Magnetik

    Penerapan turunan horisontal orde pertama pada anomali magnetik

    daerah survey menunjukkan adanya kelurusan anomali magnetik pada arah

    timurlaut baratdaya yang diinterpretasikan berhubungan dengan

    keberadaan stuktur. Pemunculan atau emisi gas ke permukaan dikontrololeh permeabilitas akibat proses pembentukan dan aktivitas struktur.

    Inklinasi medan magnet pada ekuator yang berarah horizontal (nol derajat)

    menjadikan minimum profil anomali berhubungan langsung dengan posisi

    sumber benda penyebab anomali. Data magnetik pada setiap titik ukur

    magnetik merupakan nilai Medan Magnetik Total. Berdasarkan nilai data

    medan magnetik total tersebut terdapat pengaruh medan yang berasal dari

    luar bumi yang kemudian dihilangkan dengan koreksi medan magnetik

    harian. Sedangkan medan magnet yang berasal dari dalam bumi yang

    dibangkitkan dari outer core disebut medan magnet utama dan medan

    magnet yang berasal dari kerak bumi merupakan target survei

    geomagnetik. Pengaruh dari medan utama pada data hasil pengukuran

    dihilangkan dengan koreksi medan utama magnet bumi atau koreksi IGRF

    (International Geomagnetic Reference Field). Daerah survey didominasioleh nilai magnetik sedang dan rendah. Nilai anomali magnetik tinggi

    hanya ada di bagian timur daerah survey, sebelah timur Kawah Cibeutik.

    Posisi kawahkawah terletak pada nilai anomali magnetik rendah. Kawah

    Catih, Gusalih, Bungkeureuk, Rancabala, Cikasap, Pematang, Mongpok,

    Cibeutik dan Astana Agung dan Pontang berada pada dan sekitar klosur

    anomali magnetik rendah.

    4.2. Paper II: Crustal Structure Of The Western Indian Shield: Model

    Based On Regional Gravity And Magnetic Data

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    Hasil interpretasi dari profil A-A sepanjang 330 KM dengan kedalaman

    60 km menunjukkan bahwa bagian kerak cenderung mendatar pada kedalaman

    33 km (melalui Depth Seimic System). Kemudian susunan bagian crustal

    diperoleh dari garvity anomali yang menunjukkan geomotri dari setiap layer di

    bawah permukaan. Sedangkan dari densitas (metode gravity), diinterpretasikan

    bahwa lapisan dengan densitas 2400 kg/m kubik berasal dari aktivitas

    magmatisme (Decan Magmatism). Hasil dari magnetik anomali menjelaskan

    bahwa ada susceptibility yang luas (0,093 SI per unit) yang terdapat pada lower

    crust di tengah sayatan dimana menjadi lebih rendah pada sisi-sisi sampingnya.

    Lalu untuk profil B-B sepanjang 245 km dengan kedalaman 60 km dapatdiinterpretasi bahwa komposisi lapisan semakin ke timur semakin kompleks

    dimana hal ini menunjukkan adanya struktur fault. Kemudian dari data magnetic

    juga ditunjukkan adanya turunnya nilai suscebility. Pada akhir pembahasan

    digabungkan antara profil A-A dengan B-B dimana menghasilkan profil Gadra-

    Fatehpur. Pada profil ini memiliki panjang 480 km dimana tetap menggabungkan

    metode graviti dan magnetik. Terdapat anomali dimana regional high in the

    graviti field (25 mGal) dimana dikelilingi oleh low dan low high pair dalam

    magnetik. Dari paper kedua ini dapat disimpulkan bahwa data magnetic yang

    diambil oleh citra satelit dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan anomali

    susceptibility namun tetap digabungkan dengan data-data dari metode geofisika

    yang lain. Metode magnetic ini digunakan untuk mengetahui struktur bahwa

    permukaan.

    4.3. Paper III: Geophysical Investigation of Wuda Coal Mining Area,

    Inner Mongolia: Electromagnetics and Magnetics for Coal Fire

    Detection

    Jika terjadi proses pembakaran batubara maka susceptibilitas

    magnetik batubara dan konduktivitasnya akan bertambah berdasarkan

    riset-riset dari para ilmuwan seperti Stenberg dan Lipincott (2004), Hooper

    (1987), King (1987), Duba (1977), Bartel (1982), Power dan Schofield

    (1939). Survey yang dilakukan berupa survey udara dilakukan pada

    Agustus dan September 2004. Total medan magnetik diukur secara terus

    menerus menggunakan CS-3 Cesium sensor dari Scintrex, Canada. Output

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    sampling rate-nya adalah 10 Hz untuk sinyal magnetik, dengan jarak

    penyampelan 1.2 m dan 3.8m, kecepatan rata-rata terbang 140 km h-1.

    luas area adalah 120 km. Sekitar 300 garis survey dibuat pada jarak 50 m

    dari timur ke barat dan 250 m untuk utara ke selatan. AGRS (Aero

    Geophysical Survey and Remote Sensing Center for Land and

    Resources)melakukan ground magnetic survey pada FZ 8 pada May 2005.

    Dibantu oleh DMT pada October pada tahun yang sama. Survey lines

    dipersempit dan diperpanjang pada daerah tertentu yang menjadi interest

    Metode ini sangat berguna untuk deteksi burning coal seam pada suatu

    daerah. Metode menggunakan pesawat cukup efektif bila medan yang

    ditempuh terlalu berat untuk survey tanah. Metode menggunakan jalur

    udara harus memperhatikan aspek: (i) Survey pada ketinggian rendah, (ii)

    survey lines yang sempit, dan (iii) penggunaan alat dengan presisi tinggi,

    serta (iv) alat interpretasi dan prosesing yang sangat bagus.

  • 5/22/2018 Geofisika Eksplorasi Kelompok 10 ( Metode Magnetik ).docx

    DAFTAR PUSTAKA

    http://bu-gis.blogspot.com/2010/12/pengaksesan-data-igrf.html (diakses tanggal

    25 Juni 2014 pukul 16.20 WIB)

    Schaumann, dkk.. 2005. Geophysical Investigation of Wuda Coal Mining Area,

    Inner Mongolia: Electromagnetics and Magnetics for Coal Fire Detection.

    ERSEC: Beijing, China

    Suparman, Yasa. 2010.Delineasi Semburan Gas di Kabupaten Serang, Banten

    berdasarkan Data Magnetik. PVMBG: Indonesia

    Kilaru, dkk.. 2013.Crustal Structure Of The Western Indian Shield: Model Based

    On Regional Gravity And Magnetic Data. Geoscience Frontiers

    http://bu-gis.blogspot.com/2010/12/pengaksesan-data-igrf.htmlhttp://bu-gis.blogspot.com/2010/12/pengaksesan-data-igrf.html