makalah laktosa intoleran kelompok 1

Upload: idzniqisthi

Post on 09-Oct-2015

149 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Laktosa Intoleran

Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Biokimia II

Oleh

Evie Luthfiah

Rita Septiani

Idzni Qisthina

Ika Purnama Sari

AmelianiProgram Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

2014 M / 1434 HBAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi mammalia, termasuk manusia, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Laktosa yang merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu mammalia, adalah disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakrida yaitu glukosa dan galaktosa (Heyman, 2006).

Laktosa yang terdapat pada susu, perlu dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa terlebih dahulu supaya bisa diserap oleh dinding usus dan memasuki peredaran darah (Ingram et al. 2009). Untuk proses hidrolisa tersebut diperlukan ensim laktase, yang terdapat pada brush border mukosa usus halus. Adanya defisiensi ensim tersebut akan menyebabkan kondisi yang disebut intoleransi laktosa (Sinuhaji, 2006).

Intoleransi laktosa merupakan suatu kondisi yang sering terjadi di seluruh dunia dimana laktosa tidak bisa tercerna dengan baik karena adanya defisiensi ensim laktase. Laktosa yang tidak bisa terpecah menjadi glukosa dan galaktosa inilah yang akan menimbulkan beberapa manifestasi klinis yang beragam, mulai dari sakit perut, mual, muntah, kembung, hingga diare (Heyman, 2006).

1.2 Tujuan 1. Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih mengenai metabolisme laktosa dan peran ensim laktase.

2. Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman lebih mengenai patofisiologi intoleransi laktosa

1.3 Rumusan Masalah 1 Bagaimana metabolisme laktosa pada manusia?

2 Bagaimana mekanisme terjadinya intoleransi laktosa?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 LaktosaLaktosa merupakan sejenis gula yang hanya terdapat pada susu hewani. Laktosa dibentuk dalam kelenjar susu. Laktosa terdiri atas glukosa dan galaktosa yang membentuk rantai disakarida. Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4% (Sinuhaji, 2006).

Gambar ini merupakan sebuah molekul laktosa yang terbentuk melalui ikatan 1,4 glikosida. Monosakarida yang menyusun laktosa adalah glukosa dan galaktosa. Disaka- rida ini hanya terdapat pada susu hewan dan tidak terdapat pada tumbuhan, yang memegang peranan penting sebagai bahan bakar energi.Laktosa dihidrolisis oleh getah pencernaan menjadi glukosa dan galaktosa. Laktosa merupakan komponen gula yang penting dalam susu, terutama untuk bayi. Laktosa dapat membantu asimilasi kalsium dan fosfor sehingga membantu pemben- tukan tulang dan gigi yang lebih baik.

Getah pencernaan laktase adalah enzim yang dibutuhkan bayi untuk mencerna laktosa, salah satu jenis karbohidrat atau gula yang terdapat dalam susu sapi atau susu formula yang berbahan dasar susu sapi.

Menurut Webb dan Whittler (1970), laktosa merupakan karbohidrat utama yang terdapat di dalam susu. Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa ini terdapat dalam susu dalam fase larutan yang sesungguhnya dan dengan demikian mudah diasimilasikan sebagai makanan dengan proses hidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim usus, yakni laktase (-galaktosidase).

Laktosa tidak semanis gula tebu dan mempunyai daya larut hanya sekitar 20% pada suhu kamar. Laktosa ini akan mengendap dari larutan sebagai kristal yang keras seperti pasir, oleh karena itu harus dijaga jangan sampai kristal-kristal ini terbentuk pada pembuatan es krim dan susu kental. Laktosa mudah sekali difermentasikan oleh bakteri asam laktat menjadi asam laktat yang merupakan ciri khas susu yang diasamkan.

Laktosa yang masih utuh tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan kita. Pemecahan laktosa terjadi dalam saluran pencernaan, yang dilakukan oleh suatu getah pencernaan yang disebut enzim laktase.

Dalam keadaan normal, khususnya pada bayi yang sedang menyusu, getah pencernaan laktase terdapat dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah disapih, kandungan enzim laktase makin menurun. Pada orang dewasa kandungan enzim laktase tersebut menjadi sangat sedikit, sehingga tidak mampu lagi memecah laktosa menjadi gula sederhana berupa glukosa dan galaktosa (Stryer, 1975).

2.2 Manfaat Laktosa

Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah keseluruhan kalori susu (35%-45%). Disamping itu laktosa juga penting untuk absorpsi kalsium. Galaktosa yang merupakan penyusun laktosa dari hasil hidrolisis juga senyawa penting untuk pembentukan serebrosida. Serebrosida ini penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Galaktosa juga dapat dibentuk oleh tubuh yaitu di hati. Karena itu keberadaan laktosa sebagai karbohidrat utama yang terdapat di susu mammalia, termasuk ASI, merupakan hal yang unik. Proses evolusi terpilihnya laktosa menjadi karbohidrat satu-satunya yang terdapat di susu mammalia, mungkin merupakan cerminan dari adanya fungsi laktosa yang penting pada masa bayi mammalia yang belum diketahui.2 Apakah sehubungan dengan pertahanan/pencernaan, masih merupakan kemungkinan.

2.3 Metabolisme Laktosa

Makanan yang mengandung karbohidrat biasanya diserap oleh tubuh dalam bentuk monosakarida. Ada yang berbentuk glukosa, fruktosa, maupun galaktosa. Dalam proses metabolisme jika jenis karbohidrat yang dikonsumsi dalam bentuk laktosa maka laktosa harus dihidrolisis menjadi monosakarida penyusunnya, yaitu glukosa dan galaktosa agar proses absorbsi dapat berlangsung. Hidrolisis dilakukan oleh enzim lactase (-galactosidase). Laktase merupakan suatu enzim yang berada pada brus border mukosa usus halus. (Mattews, 2005).

Laktosa dalam bentuk bebas dan tidak terikat dengan molekul lain hanyalah susu. Laktosa disintetase dengan UDP-galaktose dan yang menjadi substratnya adalah glukosa. Sintetase laktosa terdiri dari dua sub unit yaitu galactosyltransferase dan -lactalbumin. -lactalbumin tersebutlah yang merubah galaktosa menjadi glukosa. Sub unit katalitik meningkat pada saat kehamilan di mana -lactalbumin dipengaruhi oleh hormone yang meningkat pada saat akhir kehamilan ketika kadar prolactin meningkat.

2.4 Enzim Laktase

Laktase merupakan enzim yang penting untuk menghidrolisis laktosa pada susu. Enzim ini terletak pada bagian luar brush border dan di anatar semua disakaridase, lactase yang jumlahnya paling sediikit. Pada kerusakan mukosa karena gastroenteritis, aktivitas enzim lactase akan terganggu. (Sinuhaji, 2006).

Laktase dapat menghidrolisa berbagai macam substrat. Enzim lactase termasuk dalam kelas ensim -galactosidase yang memiliki aktivitas glukosidase dan glikosilceramidase. Laktase memiliki 2 sisi aktif, satu untuk memecah laktosa dan yang lainnya untuk hidrolasi pholorizin dan glycolipid. Sejumlah aksi dari sisi phlorizin berguna untuk manusia dan dapat menjelaskan mengapa masih terdapat aktivitas enzim laktase setelah proses penyapihan (Campbell et al. 2005). Laktosa yang merupakan disakarida terdiri dari gugus galaktosa dan glukosa yang akan dihidrolisis dengan enzim lactose tersebut. Ekspresi dari hasil pengkode lactase terutama pada enterosit usus halus mammalia dan sangat sedikit pada kolon selama perkembangan janin.Manusia terlahir dengan ekspresi laktase yang tinggi. Pada sebagian besar populasi di dunia, transkiripsi laktase di down regulasi setelah penyapihan, yang menyebabkan menghilangnya ekspresi laktase pada usus halus, dimana hilangnya ekspresi laktase inilah yang menyebabkan suatu kondisi yang disebut intoleransi laktosa (Sinuhaji, 2006). Pada janin manusia, aktivitas laktase sudah nampak pada usia kehamilan 3 bulan dan aktifitasnya akan menngkat pada minggu ke 35-38 hingga 70% dari bayi lahir aterm. defisiensi laktase primer yang dijumpai pada bayi prematur dihubungkan dengan perkembangan usus immatur (developmental lactase deficiency). Defisiensi laktase kongenital pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang jarang dijumpai dan merupakan penyakit yang diturunkan secara autosomal resesif Aktivitas laktase akan mengalami penurunan secara nyata pada usia 2-5 tahun. Hal tersebut menandakan bahwa enzim lactase bukan enzim adaptif. Pada beberapa ras, terutama orang kulit putih, di Eropa Utara, beberapa suku nomaden di Afrika aktivitas lactase pada manusia dewasa tetap tinggi.

2.5 Intoleransi Laktosa

Intoleransi Laktosa adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu mencerna laktosa, yaitu bentuk gula yang berasal dari susu. Ketidakmampuan ini bisa disebabkan oleh kurangnya atau tidak mampunya tubuh memproduksi laktase, yaitu salah satu enzim pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus kecil yang bertugas memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap ke dalam tubuh. Kondisi ini disebut juga Defisiensi Laktase (Lactase Deficiency).

Defisiensi Laktase

Defisiensi Laktase adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak mampu memproduksi enzim lactase yang digunakan untuk mencerna laktosa, suatu bentuk karbohidrat yang hanya ada pada susu, yang memecahnya menjadi dua unit monosakarida, yaitu glukosa dan galaktosa yang siap diserap tubuh. Defisiensi Laktase terdiri atas dua jenis, yaitu Defisiensi Laktase Primer dan Defisiensi Laktase Sekunder.

Defisiensi Laktase Primer, merupakan kelainan kronis dan dapat berkembang setelah masa penyapihan. Derajad intoleransi laktosa bergantung pada beberapa faktor, antara lain keseimbangan dari level aktivitas laktosa yang tersisa, jumlah laktosa yang dikonsumsi, adaptasi dari flora usus halus, dan iritasi yang terjadi pada kolon.

Defisiensi Laktase Sekunder, bersifat sementara. Hal ini terjadi sebagai respon atas faktor gastrointestinal (contohnya pada keadaan medis tertentu, beberapa pengobatan, dsb.) yang melukai mukosa usus halus. Ini dapat terjadi pada segala usia dan dapat kembali lagi jika sebabnya sudah diperbaiki atau disembuhkan.

2.6 Manifestasi Klinis

Karbohidrat yang dimakan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Karena itu laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa agar proses absorbs dapat berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh lactase (-galactosidase), suatu enzim yang terdapat dalam brush border mukosa usus halus.

Enzim lain yang terdapat dalam brush border adalah sukrase, maltase, dan glukoamilase. Laktase dijumpai pada bagian luar brush border dan di antara semua disakaridase, lactase yang paling sedikit. Bila ada kerusakan mukosa (serangan gastroenteritis), enzim lactase yang selalu mendapat gangguan (defisiensi lactase sekunder) dan hal ini yang paling sering dijumpai. Laktase akan kembali normal kalau mukosa usus mengalami penyembuhan, tetapi memerlukan waktu lama.

Pada janin manusia, aktivitas lactase telah kelihatan pada usia kehamilan 3 bulan dan aktivitas lactase pada minggu 35-38 meningkat sampai 70% dari bayi yang lahir tapat pada waktunya. Karena itu, defisiensi lactase primer dijumpai pada bayi premature sehubungan dengan perkembangan usus yang immature (developmental lactase deficiency). Congenital lactase deficiency pada bayi baru lahir, merupakan keadaan yang jarang dijumpai. Penyakit ini diturunkan secara autosomal recessive.

Aktivitas lactase ini menurun secara nyata sejak umu 2-5 tahun (late onset lactase deficiency) walau laktosa terus diberikan.Ini menandakan lactase bukan enzim adaptif. Pada beberapa ras, terutama orang kulit putih di Eropa Utara, beberapa suku nomaden di Afrika, aktivitas lactase pada manusia dewasa tetap tinggi (persistence of lactase activity).

Bila ada defisiensi lactase, laktosa tidak akan didigesti akibatnya tidak ada penyerapan oleh mukosa usus halus. Disakarida ini merupakan bahan osmotic yang akan menarik air ke lumen. Jumlah air yang keluar sebanding dengan jumlah laktosa yang tinggal di lumen usus. Penambahan volume lumen usus akan menyebabkan rasa mual, muntah, dan peningkatan peristaltic. Peristaltik usus yang meninggi menyebabkan waktu transit usus makin pendek sehingga mengurangi kesempatan untuk digesti dan absorbsi. Laktosa dan air/elektrolit yang tidak diserap meninggalkan usus halus sampai di kolon. Di kolon laktosa ini akan difermentasi oleh flora normal menjadi gas (CO2, H2, dan CH4), asam lemak rantai pendek (butirat, propional, dan asetat) dan asam laktat.

Pembentukkan gas menyebabkan perut kembung dan sakit perut. Pembentukkan gas hidrogen oleh flora di kolon dapat dideteksi di udara pernafasan. Ini yang menjadi dasar uji udara pernafasan. Pembentukkan asam lemak rantai pendek tadi diperlukan oleh tubuh karena asam lemak ini dapat digunakan sebagai sumber energi. Di samping itu, pembentukkan asam lemak rantai pendek ini berguna untuk nutrisi kolon, membantu absorbsi air/elektrolit dan motilitas kolon.

Lebih kurang 70% dari nutrisi kolon berasal dari intraluminal. Karena itu secara fisiologis, dalam keadaan normal dijumpai malabsorbsi laktosa/karbohidrat. Sedangkan penyerapan asam laktat oleh kolonosit menyebabkan asidosis metabolic.

Air/eletrolit yang sampai di kolon dan hasil fermentasi tadi diserap oleh kolonosit (colonic salvage). Bila colonic salvage dilewati, maka asam laktat banyak dijumpai di tinja. Demikian juga bila air/elektrolit dan laktosa yang sampai ke kolon melewati colonic salvage, maka akan menyebabkan kadar air tinja meningkat (diare osmotik) dan bahan-bahan reduksi (laktosa) dijumpai dalam tinja.

Laktosa yang tidak tercerna akan menumpuk di usus besar dan terfermentasi, menyebabkan gangguan pada usus seperti nyeri perut, keram, kembung dan bergas, serta diare, sekitar setengah jam sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk laktosa. Gejala-gejala ini kadang-kadang disalahartikan sebagai gangguan saluran pencernaan.

Tingkat keparahan gejala-gejala tersebut bergantung pada seberapa banyak laktosa yang dapat ditoleransi oleh masing-masing tubuh. Gejala-gejala ini mirip dengan reaksi alergi susu, namun pada kasus alergi, gejala-gejala ini timbul lebih cepat, kadangkala hanya dalam hitungan menit. Gejala-gejala klinis diatas dapat timbul pada 30 menit hingga 2 jam setelah mengkonsumsi susu dan produk-produk susu (misalnya mentega, keju).2.7 DiagnosaDiagnosa intoleransi laktosa merupakan gejala klinis yang sesuai. Setiap bayi yang minum dan makan mengandung laktosa akan menimbulkan gejala klinis (diare, perut kembung dll) . Bila seseorang menjalani diet laktosa maka akan hilang gejalanya.

Metode Diagnosis

Beberapa metode dapat digunakan untuk mendiagnosa intoleransi laktosa, antara lain:

Hydrogen breath test

Merupakan pengujian terhadap jumlah gas hidrogen yang ditiupkan keluar melalui pernafasan. Laktosa, yang seharusnya dicerna oleh laktase, mengalami fermentasi oleh bakteri di saluran pencernaan, sehingga akan menyebabkan produksi gas hidrogen lebih banyak dari keadaan normal.

Elimination diet

Merupakan diagnosa dengan cara meniadakan konsumsi makanan yang mengandung laktosa untuk melihat perbaikan gejala. Jika gejala muncul kembali ketika makanan yang mengandung laktosa diberikan lagi, hampir bisa dipastikan penyebabnya adalah intoleransi terhadap laktosa.

Diagnosis intoleransi laktosa juga dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yaitu :

1) Pengukuran pH tinja (pH < 6)

2) Penentuan kadar gula dalam tinja dengan tablet Clinitest

Normal tidak terdapat gula dalam tinja

(+ = 0,5%, ++ = 0,75%, +++ = 1%, ++++ = 2%)

3) Laktosa loading (tolerance) test

Setelah pasien dipuasakan selama semalam diberi minum laktosa 2 g/kgBB. Dilakukan pengukuran kadar gula darah sebelum diberikan dan setiap 1/2 jam kemudian sehingga 2 jam lamanya. Positif jika didapatkan grafik yang mendatar selama 2 jam atau kenaikan kadar gula darah kurang dari 25 mg%.4) Barium meal lactose

Setelah penderita dipuasakan semalam, kemudian diberi minum larutan barium laktosa. Positif bila larutan barium lactose terlalu cepat keluar (1 jam) dan berarti sedikit yang diabsorbsi.5)BiopsiBiopsi mukosa usus halus dan ditentukan kadar enzim laktose dalam mukosa tersebut.2.8 Pengobatan Intoleransi Laktosa

Banyak orang yang mengalami intoleransi laktosa mengatasinya dengan pembatasan konsumsi laktosa, seperti hanya minum segelas susu. Bagi mereka yang mengalami intoleransi laktosa, beberapa anjuran berikut ini mungkin dapat membantu:

1. Baca label pangan dengan seksama

Bagi penderita intoleransi laktosa agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, penting untuk membaca label pangan dengan seksama pada bagian daftar bahan pangan (i n g r e d i e n t ) . Produk pangan perlu dihindari/dibatasi jumlah yang dikonsumsi, jika mengandung bahan-bahan seperti berikut ini misalnya padatan susu, padatan susu bebas lemak, whey, gula susu.

2. Mengkonsumsi produk susu fermentasi seperti keju matang (mature atau ripened cheeses), mentega atau yoghurt, karena umumnya jenis makanan ini ditoleransi lebih baik dibanding susu.

3. Minum susu yang mengandung banyak lemak susu, karena lemak dapat memperlambat transportasi susu dalam saluran perncernaan sehingga dapat menyediakan waktu yang cukup untuk enzim laktase memecah gula susu.

4. Hindari mengkonsumi susu rendah atau bebas lemak oleh karena susu lebih cepat ditransportasi dalam usus besar dan cenderung menimbulkan gejala pada penderita intoleransi laktosa. Disamping itu, beberapa produk susu rendah lemak juga mengandung serbuk susu skim yang mengandung laktosa dalam dosis tinggi.

5. Jangan menghindari semua produk susu oleh karena nilai gizi susu pada dasarnya sangat dibutuhkan tubuh.

6. Mengkonsumsi susu dengan laktosa yang telah diuraikan (susu bebas laktosa).

7. Minum susu dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Banyak penderita intoleransi laktosa dapat meminum 240 ml susu per hari, tetapi perlu untuk mengamati/ seberapa besar tingkatan toleransi tubuh sendiri terhadap laktosa. Banyak penderita toleran terhadap sejumlah laktosa yang terdapat dalam setengah cangkir susu full cream, tiga perempat cangkir es krim, tiga perempat cangkir yoghurt, tiga perempat cangkir keju mentah (unripened cheeses).

8. Konsumsi produk susu yang diolah dengan proses pemanasan (seperti susu bubuk), karena pada pemanasan, laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga produk seperti ini akan ditoleransi lebih baik.

9. Konsumsi produk kedelai karena produk kedelai bebas laktosa dan merupakan sumber kalsium yang bagus dan baik untuk menggantikan susu dan produk susu lainnya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Laktosa adalah gula susu yang dipecah oleh enzim laktase, suatu enzim pencernaan yang terdapat dalam usus halus.

Intoleransi laktosa adalah berkurangnya kemampuan untuk mencerna laktosa, yang disebabkan oleh kekurangan enzim laktase.

Gejala-gejala intoleransi laktosa meliputi antara lain: perut kembung (banyak gas), sakit perut dan diare.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan akibat intoleransi laktosa, dapat dilakukan berbagai hal seperti membaca label pangan dengan seksama, pembatasan jumlah susu yang dikonsumsi dan pemilihan produk-produk susu.