makalah konseling buk nurani usman

Upload: trimutia

Post on 17-Jul-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Konseling sering juga disebut juga dengan penyuluhan. Konseling merupakan suatu proses. Konseling bukanlah suatu kejadian tunggal melainkan melibatkan tindakantindakan beruntun dan berlangsung maju berkelanjutan kearah suatu tujuan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa konseling adalah proses dengan berorientasi pada suatu tujuan dan dilakukan antar individu ke individu yang lain atau dari teman keteman atau bahkan melibatkan lebih dari satu orang. Ada banyak kesempatan dimana konseling ditawarkan dalam konteks hubungan yang pada dasarnya terfokus pada masalah konseling. Misalnya seorang murid mungkin saja menggunakan guru sebagai seorang yang dianggap untuk berbagi kecemasan dan kekhawatiran. Hal ini wajar karena murid merasa guru adalah sebagai tempat yang nyaman, aman, ketika ingin berbagi tentang masalah atau ketakutan yang telah dialaminya, dan dari sinilah terjadi proses konseling.a. Tujuan Penulisan

1.1.Tujuan Umum Agar mendapatkan gambaran langsung teori tentang Proses Konseling Tujuan Khususa. Dapat mengetahui tentang Proses Konseling

2. Rumusan Masalah

1

Berdasarkan pembahasan diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang Melakukan Proses dan Praktek Konseling Yang Berklaitan Dengan Proses Konseling

2

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Konseling Konseling adalah proses komunikasi antara seseorang (konselor) dengan orang lain.(Depkes RI, 2000:32) Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.(Saifudin, Abdul Bari dkk, 2001:39) Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.(Saraswati, Lukman, 2002:15)

2. Proses Konseling Hubungan antara konselor dengan klien adlah inti proses konseling. Oleh karena itu konselor harus menguasai berbagai teknik dalam hubungan. Proses konseling meliputi: 1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport)a.

En rapport mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan

bersama. Tujuannya adalah untuk menjebatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Dalam rapport ini akan tercipta hubungan yang akrab yang ditandai dengan saing mempercayai. Beberapa teknik untuk mencapai rapport adalah :

3

1. 2.3.

Memberi salam. Memperkenalkan diri. Topik pembicaraan yang sesuai. Menciptkan suasana yang aman dan nyaman. Sikap yang ditandai: kehangatan emosi, realisasi tujuan

4. 5.

bersama, menjami kerahasian, kesadaran terhadap hakekat klien secara alamiah.

1.

Pengumpulan dan pemberian informasi Merupakan tugas utama konselor. Ini dapat dilakukan dengan cara: mendengarkan

keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya tentang riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, latar belakang masalah, memberikan penjelasan tentang masalah yang dihadapi. 2. Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah Setelah data yang dari klien diperoleh secara lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalahnya atau membuat perencanaan untuk memecahkan masalanya. Keterampilan memecahkan masalah sangat diperlukan dalam komunikasi konseling. Ada tujuh tahapan yang dapat ditempuh dalam pemecahan masalah: 1. Menjajangi masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi klien.

4

2. Memahami masalah, yaitu mempertegas masalah yang sesungguhnya. 3. Membatasi masalah, yaitu menetapkan batas-batas masalah. 4. Menjabarkan alternatif, ,melakukan curah pendapat untuk menjabarkan berbagai kemungkinan alternatif pemecahan masalah.5. Mengevaluasi alternative yaitu menilai setiap alternatif, baik dari

segi kekuatan, kelemahan, peluang, sumber daya dan prioritasnya. Memilih alternatif terbaik yaitu alternatif yang dipandang paling tepat. 6. Menerapkan alternatif yaitu melaksanakan alternatif yaitu melaksanakan alternatif.7. Menindaklanjuti pertemuan.

Mengakhiri pertemuan konseling dengan merangkum jalannya dan hasil pembicaraan, merencanakan pertemuan selanjutnya dan merujuk. Cormier dan Hackey (dalam Gibson & Mitchell, 1995:143) mengidentifikasi empat tahapan proses konseling yakni membangun hubungan, identifikasi masalah dan eksplorasi, perencanaan pemecahan masalah, aplikasi solusi dan pengakhiran. Sedangkan Prayitno (1998:24) menyebutkan bahwa ada lima tahap proses konseling yakni pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian. Soli Abimanyu dan M. Thayeb Manrihu (1996) mengklasifikasikan konseling perorangan kepada lima tahap yang diawali dari pengembangan tata formasi dan iklim hubungan konseling awal,

5

eksplorasi masalah, mempersonalisasi, mengembangkan inisiatif, mengakhiri dan menilai konseling. Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas, terdapat kesamaan pentahapan dalam konseling perorangan. Dapat disimpulkan bahwa proses konseling perorangan dilakukan dalam lima tahap yakni : 1. Tahap pengantaran Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan dan kegiatan. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu memperjelas masalah klien. 2. Penjajagan dan penafsiran Membuat penafsiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, menegosiasikan kontrak 3. Pembinaan Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Hal ini bisa terjadi jika klien merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau wawancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli terhadap klien. 4. penilaian.

6

Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang

telah terbangun dari proses konseling sebelumnya. Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling(penilaian segera). Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu:1.

Menurunnya kecemasan klien Perubahan perilaku klien ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis.

Pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya. Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas. Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam membentuk dan menyelenggarakan proses konseling pada umumnya disebut teknik umum. Sedangkan teknik khusus yaitu teknik-teknik yang diterapkan untuk membina kemampuan tertentu pada diri klien (Prayitno, 1998:28). Terdapat tujuh langkah proses konseling dan psikoterapi yang dijelaskan dalam Brammer and Shostrom (1982), yaitu: Tahap 1 Membangkitkan minat dan membahas perlunya bantuan pada diri klien. Tujuan tahap ini adalah memungkinkan klien mengemukakan masalahnya dan mengetahui sejauh mana klien menyadari perlunya bantuan dan menyiapkan dirinya dalam proses konseling. Strategi yang dapat digunakan: menyambut klien dengan hangat, membantu

7

klien menjelaskan inti masalah yang dialaminya Tahap 2 Membina hubungan. Tujuan dari tahap ini adalah membangun suatu hubungan yang ditandai oleh adanya kepercayaan klien atas dasar kejujuran dan keterbukaan. Suksesnya konseling ditentukan oleh: keahlian, kemenarikan dan layak untuk dipercayai. Tahap 3 Menetapkan tujuan konseling dan menjelajahhi berbagai alternative yang ada. Tujuan dari tahap ini adalah membahas bersama klien apa yang diinginkannya dalam proses konseling. Klien diajak untuk merumuskan tujuan berkaitan dengan permasalahannya. Tahap 4 Bekerja dengan masalah dan tujuan. Tujuan dari tahap ini adalah ditentukan oleh masalah klien, pendekatan dan teori yang digunakan konselor, keinginan klien dan gaya komunikasi yang dibangun oleh keduanya. Beberapa kegiatan dalam tahap ini: klarifikasi sifat dasar masalah dan memilih strategi, proses problem solving, penyelidikan perasaan klien lebih jauh, nilai dan batas pengekspresian perasaan, mengekpresikan perasaan dalam model aktualisasi. Tahap 5 Membangkitkan kesadaran klien untuk berubah. Pada tahap kelima ini hal yang penting konselor mulai bekerja dari pembahasan perasaan sampai memiliki kesadaran, hal ini bertujuan untuk membantu klien memperoleh kesadaran yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan mereka selama mengikuti proses konseling. Tahap 6 8

Perencanaan dan kegiatan. Tujuannya adalah membantu klien untuk menempatkan ide-ide dan kesadaran baru yang ditemukan ke dalam tindakan kehidupan sesungguhnya dalam rangka mengaktualisasikan model. Tahap 7 Evaluasi hasil dan mengakhiri konseling. Kriteria utama keberhasilan konseling dan indikator kunci mengakhiri proses konseling dan terapi adalah sejauh mana klien mencapai tujuan konseling.

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan 1. Pengertian Konseling

Konseling adalah proses komunikasi antara seseorang (konselor) dengan orang lain.(Depkes RI, 2000:32) Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut.(Saifudin, Abdul Bari dkk, 2001:39) Konseling adalah proses pemberi bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan, dan perasaan klien.(Saraswati, Lukman, 2002:15) 9

Hubungan antara konselor dengan klien adlah inti proses konseling. Oleh karena itu konselor harus menguasai berbagai teknik dalam hubungan. Proses konseling meliputi: 1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport) 2. Pengumpulan dan pemberian informasi 3. Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Daftar Pustaka Gibson, R.L. & Mitchell, M.H. 1995. Introduction to Guidance. New York: Macmillan Publisher. Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: FIP

10