kecerdasan nurani dan spiritual

32
KECERDASAN NURANI DAN SPIRITUAL Oleh M. Shobrie H.W., SE, CPHR, CPTr.

Upload: sukses-pertama

Post on 28-May-2015

1.508 views

Category:

Spiritual


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kecerdasan nurani dan spiritual

KECERDASAN

NURANI

DAN

SPIRITUAL

Oleh

M. Shobrie H.W., SE, CPHR, CPTr.

Page 2: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 1

KECERDASAN NURANI DAN SPIRITUAL

Di dalam diri setiap manusia selalu ada suara hati yang yang

ingin menyeimbangkan antara kepentingan dunia dengan

kepentingan akhirat karena suara hati datang dari Allah

secara given (sudah ada sejak awal). Suara hati itu tentunya

timbul dari hati nurani manusia yang paling dalam yang

berperan sebagai fitrah manusia itu sendiri. Hati nurani selalu

ingin menyeimbangkan antara spiritualisme dengan

materialisme, dan antara faktor insaniyah (kemanusiaan)

dengan faktor illahiyah (ketuhanan).

Selama ini orang biasanya hanya mengenal berbagai jenis

kecerdasan konvensional yang sudah ada, yang di antaranya

adalah : kecerdasan intelegensi (IQ), kecerdasan emosi (EQ),

dan kecerdasan spiritual (SQ), sementara kecerdasan daya

juang (AQ) belum banyak diketahui orang. Begitu juga

dengan kecerdasan nurani (Qolb Quotient - QQ), masih

sangat sedikit sekali orang yang mengenalnya apalagi

memahaminya. Padahal, kecerdasan nurani ini adalah

kecerdasan yang sama tuanya dengan kecerdasan intelegensi

(IQ). Kecerdasan nurani (QQ) telah dianugerahkan Allah

kepada manusia sejak pertama kali manusia berada dalam

kandungan ibu, yang disebut dengan af-idah. Af-idah ini

adalah kecerdasan yang berpasangan antara IQ (akal) dan QQ

(budi), oleh karena itu sering disebut dengan akal-budi. Budi

itulah sebenarnya yang disebut dengan hati nurani. Hati

nurani ini merupakan salah satu unsur paling utama dari

fitrah diri manusia.

Page 3: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 2

Perhatikan Gambar berikut ini :

Kecerdasan Nurani (QQ) adalah sesuai dengan prinsip-

prinsip keseimbangan di antara : Manusia dengan manusia

(hablum minan naas), Manusia dengan lingkungannya

(hablum minal makhluq), dan Manusia dengan Tuhannya

(hablum minallah). Orientasi hubungan antar manusia

(hablum minan naas) bersifat horisontal, begitu juga orientasi

hubungan manusia dengan lingkungannya (hablum minal

makhluq). Sedangkan orientasi hubungan manusia dengan

Allah (hablum minallah) bersifat vertikal, yakni hubungan

antara manusia sebagai makhluq (inferior) dan Allah sebagai

kholiqnya (superior).

Page 4: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 3

Mekanisme hubungan antara manusia dengan lingkungannya

(hablum minal makhluq) adalah dengan menggerakkan

segenap kecerdasan konvensional (IQ, EQ, dan AQ) bersama

dengan kecerdasan nurani (QQ) sebagai inisiator dan

mediatornya. Kecerdasan nurani inilah yang sepatutnya

meng-inisiasi, mengatur dan menggerakkan IQ, EQ, dan AQ

sebelum ketiga kecerdasan ini bergerak, yakni dalam hal

hubungan antar manusia dan hubungan antar makhluq.

Sedangkan dalam hubungan antar manusia dengan Allah

(hablum minallah) peran QQ adalah sebagai inisiator dan

sekaligus sebagai trigger (pemicu) bagi kecerdasan spiritual

(SQ) untuk mulai bergerak. Oleh sebab itu, kecerdasan nurani

yang dapat berfungsi dengan baik secara otomatis juga akan

meningkatkan kecerdasan spiritual seseorang.

Kecerdasan spiritual ini merupakan kecerdasan yang

“berkedudukan paling tinggi” sesudah kecerdasan hati

nurani, karena hanya dengan kecerdasan spiritual-lah

seseorang akan mampu memahami dan menangkap sinyal-

sinyal Ilahiyah yang maujud (ada tetapi tak nampak) dengan

hati nuraninya, bukan dengan panca inderanya. Kecerdasan

spiritual juga bersifat transendental dan hollistik sedangkan

kecerdasan nurani bersifat inherent (bawaan sejak lahir)

sebagai fitrah manusia. Kecerdasan nurani yang pada gambar

di atas letak posisinya berada di tengah-tengah (pusat)

“segitiga sama sisi” menunjukkan bahwa ia mempunyai

kedudukan (posisi) penting dan strategis sebagai inisiator,

mediator dan bahkan sebagai pemicu (trigger) untuk

menggerakkan kecerdasan-kecerdasan lainnya yakni : IQ,

EQ, AQ, dan SQ yang terdapat pada diri setiap manusia.

Page 5: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 4

Oleh karena (pada gambar) posisi SQ berada paling atas dan

paling dekat dengan “posisi” Allah sebagai kholiq, maka SQ

mampu memaksimalkan probabilitas ketercapaian keinginan

manusia lewat doa-doa yang dipanjatkan, berkat campur

tangan Tuhan (Allah SWT) dalam hidup. SQ juga merupakan

sarana bagi manusia untuk mencapai Keridhoan Allah

(Mardhotillah). SQ mampu menimbulkan hal-hal positif

seperti : ketenangan jiwa, ketentraman bathin, perasaan

relaksasi yang mendalam, bahkan suatu keadaan perasaan

kenyamanan bathin yang tiada tara pada sebagian orang yang

tingkat spiritualnya sudah sangat tinggi seperti : Para Nabi,

Thabi’in, Wali, Ulama’ serta orang-orang Sholeh.

Sudut-sudut segitiga sama sisi tersebut yang besarnya sama

60o antara IQ+EQ+AQ dengan SQ adalah menunjukkan

“keharusan diterapkannya skala prioritas yang sama” antara

kepentingan duniawi (yang tercermin dalam IQ, EQ, dan AQ)

dan kepentingan ukhrowi (yang tercermin dalam SQ),

disinilah tercapainya suatu keselarasan dan kesetimbangan

(tawazun) atau “balance” dalam kehidupan.

Mengenai Hati ini Rasulullah SAW pernah bersabda :

“Ketahuilah bahwasannya di dalam tubuh

manusia terdapat segumpal daging, yang

mana jika ia baik maka akan baik pulalah

tubuh itu, dan jika ia rusak maka akan rusak

pulalah seluruh tubuh itu. Segumpal daging

itu ialah Hati”. (H.R. Bukhari & Muslim)

Page 6: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 5

Dan Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan

dan HATI, semuanya itu akan dimintakan

pertanggung-jawabannya”

(Q.S. Al-Isra’: 36)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Para

Ilmuwan di seluruh dunia mengenai Brain Hemisphere

(Belahan Otak pada Manusia), maka telah ditemukan,

diketahui dan disepakati bahwasannya pada Otak Kiri

manusia terletak Rational Intelligence (kecerdasan rasio),

sedangkan pada Otak Kanan manusia terdapat Emotional

Intelligence (kecerdasan emosi).

Begitu pula setelah Penulis mempelajari dari berbagai

literatur kajian mengenai Hati Nurani dari Para Ilmuwan dan

Pakar Manajemen Qolbu, baik lokal maupun internasional

maka Penulis mendapati bahwasannya perbandingan antara

Hati Nurani (Hati) dengan Akal (Otak) pada Manusia

dapatlah ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

“Left Brain is working on The System,

while Right Brain is working in The

System, but Only HEART is working in

The Entire of The System of Our Life” (Otak Kiri manusia bekerjanya di atas

sistem, sedangkan Otak Kanan bekerjanya

di dalam sistem, namun hanya HATI yang

berkerja pada seluruh sistem di dalam

sistem kehidupan manusia)

Page 7: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 6

Berikut ini adalah beberapa lagi kutipan Firman Allah, Hadits

Nabi, maupun Para Pakar berkaitan dengan Hati Nurani :

“Bencana besarlah bagi mereka yang HATI

nya telah mengeras”. (Q.S. Az-Zumar : 22)

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang

Ahlul Kitab sebelum kamu yang diturunkan

Kitab kepadanya kemudian berlalulah waktu

yang panjang kepada mereka, lalu hati

mereka menjadi keras”. (Q.S. Al-Hadid: 16)

“Sesungguhnya Langit dan Bumi tak dapat

Menjangkau KU, tapi AKU dapat dijangkau

oleh HATI Orang yang Beriman”.

(Hadits Qudsi)

“Wahai Washibah, Mintalah Nasehat

(fatwa) pada HATI mu !”. (H.R. Ahmad)

“Janganlah terlalu banyak tertawa karena

terlalu banyak tertawa akan mengeraskan

HATI !”. (Al-Hadits)

“Pleasure without CONSCIENCE is A

Deadly Sin”. (Kesenangan tanpa HATI

NURANI adalah Dosa yang amat Fatal).

(Mahatma Gandhi)

“Seringkali Hatimu mengetahui sesuatu

jauh sebelum Pikiranmu !”. (Polly Adler)

“Management is Tangible, Leadership is

Intangible, but only CONSCIENCE is

Feelable !”. (Manajemen kasat mata,

Page 8: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 7

Kepemimpinan tak kasat mata, tetapi hanya

HATI NURANI yang dapat Anda rasakan !).

(Hard-Hi Smart Consulting)

“The Balance between The Left and The

Right Brain lies at The HEART”.

(Keseimbangan antara Otak Kiri dan Otak

Kanan adalah terletak pada HATI).

(Hard-Hi Smart Consulting)

“Manage from the Left Brain, Lead from

the Right Brain, but Command and

Execute only from the HEART !”.

(Menatalah dari Otak Kiri, Memimpinlah

dari Otak Kanan, namun Memerintah dan

Melaksanakan dengan baik hanyalah

dimungkinkan melalui HATI).

(Hard-Hi Smart Consulting)

Menurut Kitab terkenal Al-Maraghi bahwasannya Hati

merupakan salah satu Hidayah (petunjuk) yang Allah berikan

kepada manusia. Ada 5 (lima) macam Hidayah yang Allah

berikan kepada Manusia bersama dengan Hati, yaitu :

1). Ghorizah (naluri/insting)

2). Hawasi (indera)

3). „Aqli (akal)

4). Qolbi (hati)

5). Diin (agama)

6). Taufiq (pertolongan Allah yang menggerakkan

hati manusia untuk berbuat kebajikan)

Page 9: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 8

Manusia yang memiliki Kecerdasan Nurani (QQ) dan

Kecerdasan Spiritual (SQ) akan selalu berusaha keras untuk

mecapai hal-hal berikut ini :

1). Hati yang Bersih.

2). Jujur dan Ber-Akhlaq Mulia.

3). Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

4). Memperbanyak Ilmu yang Bermanfaat.

5). Bersabar terhadap Ujian dan Cobaan.

6). Memiliki Jiwa yang Tenang dan Ikhlas.

7). Menjadi Manusia Pewaris Syurga Firdaus.

8). Menjauhkan Diri dari Dosa-dosa yang Fatal.

9). Menjauhkan Diri dari Sifat-sifat orang Munafiq.

10). Menerapkan Strategi Hidup yang Baik dan Benar.

Kesepuluh hal tersebut akan penulis bahas satu per-satu

dengan lebih rinci agar pemahaman para pembaca lebih

komprehensif dan lebih mendalam atas hal-hal yang ingin

dibahas pada bagian ini.

1. HATI YANG BERSIH

Sebagai manusia yang dikatakan memiliki Kecerdasan Hati

Nurani dan Kecerdasan Spiritual maka kita harus berusaha

agar Hati kita mencapai status “Qolbun Salim”, yakni hati

yang bersih dari segala macam penyakit hati, baik yang kecil

maupun yang besar, apalagi yang dahsyat.

Mengapa kita harus mencapai Hati yang Qolbun Salim ?

Bila Hati kita termasuk ke dalam “Qolbun Maridh“ (Hati

yang Berpenyakit), apalagi bila termasuk ke dalam “Qolbun

Page 10: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 9

Mayyit” (Hati yang Mati/Beku) maka pemiliknya juga akan

tergolong orang-orang yang dikategorikan oleh Allah SWT

sebagai “Pembuat Kerusakan di muka Bumi (Mufsidin)”.

Adapun jenis-jenis penyakit hati ini berdasarkan tingkat

kronisnya diklasifikasikan sebagai berikut :

Ringan : iri, riya‟, ujub, sum‟ah, ghibah.

Berat : sombong, dengki, hasad, menentang Allah.

Dahsyat : mempersekutukan Allah (syirik).

Penyakit-penyakit hati yang ringan dan berat tersebut akan

menghapus pahala-pahala amal ibadah yang telah kita

kerjakan laksana air hujan mengguyur bumi (bersih tanpa

sisa). Sedangkan penyakit hati yang paling berat (dahsyat)

merupakan Dosa yang Teramat Besar yang akan

menyebabkan para pelakunya dilemparkan oleh Allah SWT

ke dalam Api Neraka dengan kekal di dalamnya selama-

lamanya. Na‟udzubillaahi Min Dzalik…

Bahaya Syirik itu sendiri telah dijelaskan oleh Allah SWT

dengan Firman-Nya di dalam Al-Qur’an, di antara Firman-

Nya adalah sebagai berikut :

1). Syirik adalah Dosa yang Amat Besar :

“Sesungguhnya Allah tidak akan

mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni dosa selain syirik bagi siapa

saja yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang

mempersekutukan Allah (syirik) maka

sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang

teramat besar”. (Q.S. An-Nisa’: 48)

Page 11: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 10

2). Syirik adalah Kesesatan yang Amat Jauh :

“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah

(syirik) maka sesungguhnya ia telah tersesat

dengan kesesatan yang teramat jauhnya”.

(Q.S. An-Nisa’: 116)

3). Syirik adalah Kejahatan yang Amat Dahsyat :

“Janganlah kamu mempersekutukan Allah

(syirik), sesungguhnya mempersekutukan

Allah itu adalah kejahatan yang sangat

teramat dahsyat”. (Q.S. Luqman : 13)

Kita mungkin semua sudah tahu bahwa sebenarnya Iblis

adalah makhluq Allah yang paling ta’at dan berbakti kepada

Allah SWT sebelum ia diperintahkan untuk bersujud kepada

Adam. Namun karena Iblis mempunyai penyakit hati, maka

Allah mengkategorikan Iblis tersesat dan termasuk ke dalam

golongan yang Kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan Al-

Qur’an tentang Hukuman Allah terhadap Iblis tersebut.

Marilah kita lihat penyakit-penyakit hati apa sajakah yang

menghinggapi Iblis sehingga ia dikategorikan oleh Allah

sebagai golongan yang Kafir :

1). Membangkang, Sombong / Arogan / Takabbur :

“Dan ketika Kami katakan kepada Para

Malaikat : „Sujudlah kalian kepada Adam‟,

maka bersujudlah mereka (para malaikat)

kecuali Iblis, ia Enggan (=membangkang)

Page 12: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 11

dan Takabbur (=sombong / arogan), maka

ia termasuk golongan yang Kafir”.

(Q.S. Al-Baqarah : 34)

2). Merasa Diri lebih Hebat :

“Allah berfirman (kepada Iblis) : „Apakah

yang menghalangimu untuk bersujud

(kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?‟.

Berkatalah Iblis : „Aku lebih baik daripada

dia, Engkau ciptakan aku dari api

sedangkan dia Engkau ciptakan dari

tanah‟“. (Q.S. Al-A’raf : 12)

3). Iri, Dengki, Dendam Kesumat dan Hasad :

“Iblis berkata : „Karena Engkau telah

menghukumiku tersesat maka aku akan

benar-benar menghalang-halangi mereka

(manusia) dari Jalan Engkau yang lurus“.

(Q.S. Al-A’raf : 16)

Lalu perhatikan pula kutipan Hadits Nabi SAW tentang Hati

di bawah ini :

“Wahai Washibah, tanyalah pada Hatimu !

Mintalah pendapat pada Hatimu !”.

(Kalimat itu diucapkan Nabi sebanyak 3x)

Lalu Rasulullah melanjutkan Sabdanya :

“Kebaikan adalah sesuatu yang Hati

merasa tenang ketika mengerjakannya, dan

Page 13: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 12

Dosa adalah sesuatu yang membuat

perasaan gelisah (tidak tenteram) dan Hati

ragu ketika melakukannya, meskipun semua

orang sepakat mengatakan bahwa yang

engkau lakukan itu adalah baik dan benar”.

(H.R. Ahmad)

Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya bila

Hati kita merasa tenang dan mantap dalam melakukannya

maka tandanya perbuatan itu benar dan halal untuk

dilakukan. Tetapi bila Hati kita merasa ragu-ragu (atau

bahkan menentangnya) maka tandanya perbuatan itu adalah

salah (tidak dibenarkan oleh Allah) dan haram serta berdosa

bila kita tetap meakukannya.

Agar Hati kita senantiasa tenteram dan damai maka jalan

satu-satunya bagi kita adalah dengan memperbanyak

Dzikirullah (mengingat Allah) baik di kala susah maupun

senang, dan di kala sempit maupun lapang, karena hanya

dengan berdzikirlah Hati kita menjadi tenang, sebagaimana

yang dijanjikan Allah SWT dalam Surat Ar-Ra’d ayat 28 :

“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (Dzikir) sajalah

yang membuat Hatimu menjadi tenang dan tenteram”.

Allah SWT menghendaki kita untuk senantiasa menjadi

orang yang “Mufariddun”, yakni orang yang selalu

mengingat Allah SWT di manapun, kapanpun dan di

manapun kita berada dan dalam keadaan apapun.

Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al-

Ahzab ayat 41-42 :

Page 14: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 13

"Wahai orang-orang yang beriman,

ingatlah kepada Allah dengan Dzikir yang

sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah

kepadaNya setiap pagi dan petang".

Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda di dalam Hadits

Beliau sebagai berikut :

"Maukah aku beritahukan kepada kalian

amalan yang paling baik dan paling suci di

mata Raja (=Allah) kalian, dan lebih baik

daripada menginfakkan emas dan uang

serta lebih baik daripada berperang di

Jalan Allah? Yaitu, Dzikir kepada Allah".

Lebih lanjut di dalam Hadits-hadits Rasulullah SAW

diterangkan beberapa Bacaan Dzikir dan Faedahnya bagi kita

sebagai orang yang beriman, yakni di antara bacaan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Barangsiapa yang membaca : "Subhanallah,

Walhamdulillah, Walaailaahaillallah, Wallahu Akbar",

maka orang itu akan ditanamkan oleh Allah SWT pohon

buah-buahan yang banyak di dalam Syurga.

2. Barangsiapa yang membaca : "Subhanallah

Wabihamdih" sebanyak 100 kali, maka orang itu akan

dihapuskan dosa-dosanya walaupun dosa-dosanya

sebanyak buih yang ada di lautan.

3. Barangsiapa yang membaca : "Asyhadu An-

Laailaahaillallah, Wahdahu Lasyariikalah Wa-asyhadu

anna Muhammadan 'Abduhu Warosuuluh", maka

Page 15: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 14

orang itu akan dibukakan 8 (delapan) Pintu Syurga,

sehingga ia dapat masuk Syurga dari pintu manapun yang

ia kehendaki.

4. Barangsiapa yang membaca : "Laa Haula Walaa

Quwwata Illa Billah", maka orang itu dibukakan salah

satu pintu Syurga untuknya.

5. Barangsiapa yang membaca : "Asyhadu An-

Laailaahaillallah", maka orang itu diberikan Kunci

Syurga oleh Allah SWT.

6. Barangsiapa yang membaca : "Laa Ilaaha Illallah Al-

Malikul Haqqul Mubiin", maka orang itu apabila

meninggal dunia ia tidak akan merasa seram di dalam

kubur (=alam barzakh), sehingga ia aman dan sentosa di

dalam kubur.

7. Barangsiapa yang membaca : Sayyidul Istighfar yaitu

"Allahumma Anta Robbi Laailahailla Anta Kholaqtani

Wa ana 'Abduka Wa ana 'Ala 'Ahdika Wawa'dika

Mastatho'tu A'udzubika Min Syarrima Shona'tu Abu

ulaka Bini'matika 'Alaiyya Wa abu-u Bidzambi

Faghfirli Fainnahu Laa Yaghfirudz Dzunuba Illa

Anta", maka :

a. Jika dibaca siang hari (sesudah Subuh), kemudian ia

meninggal dunia sebelum Sore (sebelum 'Ashar),

maka ia pasti akan termasuk "Ahli Syurga".

b. Jika dibaca pada malam hari (sesudah Maghrib),

kemudian ia meninggal dunia sebelum pagi (sebelum

Subuh), maka ia pasti akan termasuk "Ahli Syurga".

Page 16: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 15

8. Barangsiapa yang membaca : "Alhamdulillah", maka

akan dipenuhi timbangan Amal Solehnya.

9. Barangsiapa yang membaca : "Allahumma Sholli 'Ala

Muhammad Wa 'Ala Aali Muhammad Wa 'Ala Ahli

Baitihi" sebanyak 100 kali setiap harinya, maka akan

didatangkan/dikabulkan Allah SWT kepada orang itu

sebanyak 70 “Hajatnya” (= maksud/niat/do'a mengenai

hal-hal dunia) dengan cepat di Dunia ini, dan akan

didatangkan serta dikabulkan kepada orang itu sebanyak

30 Hajatnya untuk Urusan di Akhirat kelak.

10. Barangsiapa yang membaca : Sholawat Nariyah

sebanyak 11 kali setiap hari sesudah Sholat 'Ashar, maka

akan dimudahkan, dilapangkan dan dilimpahkan

Rezekinya di dunia ini dengan tiada putus-putusnya, serta

diberikan Rezeki yang berlimpah pula di Akhirat kelak.

Rasulullah SAW juga menerangkan bahwasannya ada 5

(lima) Perkara yang menjadikan sebagai Obat bagi Hati yang

kotor atau berpenyakit, obat tersebut adalah :

1). Membaca Al-Qur’an dan menghayati maknanya.

2). Sholat Malam (mis: Tahajud atau Sholat Hajat).

3). Berpuasa Sunnah (mis: Senin-Kamis, atau Puasa Daud).

4). Memperbanyak Dzikir (mengingat) kepada Allah.

5). Bergaul hanya dengan orang-orang yang Baik (Sholeh).

Itulah 5 (lima) hal/perkara yang dapat membersihkan Hati

kita dari kotoran-kotoran atau penyakit yang mungkin saja

bercokol di dalam hati tanpa kita ketahui dan kita sadari.

Page 17: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 16

2. KEJUJURAN DAN AKHLAQ MULIA

Kejujuran merupakan salah satu simbol dari Akhlaq Mulia,

sehingga kita mungkin pernah mendengar ada kata mutiara

dari orang-orang tua kita dahulu bahwasannya “Kejujuran

adalah Mata Uang yang Berlaku di mana saja”, bahkan di

dunia kejahatan seperti “MAFIA” (Mafioso – dari Italia) pun

masih tetap dibutuhkan adanya sifat kejujuran. Mengapa

demikian? Karena untuk menjalankan organisasi mafia

mereka tersebut tentunya dibutuhkan orang yang akan

diserahi tugas untuk mengurusi keuangan organisasi mereka,

dan yang pasti akan dipilih tentulah orang-orang yang jujur

dalam hal mengelola dan mengurusi keuangan organisasi

mereka, karena jika tidak, mereka akan berlaku sangat kejam

dan sadis terhadap orang-orang yang berusaha membohongi

dan menipu mereka, meskipun sebenarnya mereka juga

adalah kumpulan para penipu, pembohong, perampok dan

bahkan pembunuh. Betul ?

Begitu juga, banyak sekali di antara orang-orang yang bukan

beragama Islam yang tidak pernah tahu dan tidak mengerti

tentang Islam namun sangat menjunjung tinggi kejujuran dan

akhlaq mulia tersebut. Marilah kita coba simak beberapa

kutipan sebagian dari kata-kata mutiara yang sempat mereka

lontarkan dan kemukakan :

“Honesty is the first chapter in the book of

wisdom” (Kejujuran adalah bab pertama

dalam buku kebajikan). (Thomas Jefferson)

“It is not about aptitude but your attitude

that will determine your altitude”

Page 18: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 17

(Bukanlah kepandaian otakmu, akan tetapi

akhlaqmu yang akan menyebabkan kamu

mempunyai kedudukan yang amat tinggi dan

terhormat). (Jessie Jackson)

Urusan akhlaq bukanlah urusan yang hanya sepele saja akan

tetapi merupakan “Perkara Besar” yang bisa menyebabkan

suatu bangsa menjadi berantakan dan porak-poranda

disebabkan oleh dampak kejahatan dan kebiabadan manusia

itu sendiri. Lihat saja contohnya, betapa korupsi dan

manipulasi sudah menjadi budaya dan merajalela di mana-

mana di negeri ini yang notabene sebagian besar rakyatnya

adalah beragama Islam. Bukanlah salah ajaran Agamanya

akan tetapi oknum-oknum (orang-orang) nya-lah yang tidak

memiliki Kejujuran dan Akhlaq yang Karimah. Kemudian,

dampak dari akhlaq yang buruk juga dapat menyebabkan

suatu ummat terperosok ke jurang kenistaan, dan bahkan

yang paling buruk, dapat menyebabkan seseorang pelakunya

mengalami Suul Khotimah (akhir hidup yang buruk – Bad

Ending of Life) pada saat kematiannya (misalnya: bunuh

diri, saling bunuh, dsb). Naudzubillahi Min Dzalik semoga

kita tidak termasuk golongan orang-orang yang demikian.

Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW yang berbunyi :

“Sesungguhnya aku (Muhammad) ini diutus

Allah SWT untuk kalian, terutamanya

adalah untuk memperbaiki dan memuliakan

Akhlaq”. (Al-Hadits)

Perhatikan pula beberapa kutipan Hadits Beliau berikut ini :

Page 19: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 18

“Sesungguhnya orang yang paling baik di

antara kalian adalah orang yang paling

baik akhlaqnya”. (H.R. Bukhari - Muslim)

“Makhluq (manusia) yang terbaik adalah

yang terbaik akhlaqnya”. (Al-Hadits)

“Apabila kalian berakhlaq hendaklah

seperti Akhlaqnya Para Nabi”. (Al-Hadits)

Adalah seorang Pakar Ilmu Manajemen dari Amerika Serikat

yang bernama Stephen R. Covey yang mengutip tentang

Kejujuran dan Integritas dengan demikian indah dan bagus di

dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People

(Tujuh Kebiasaan Orang-orang yang sangat Berhasil-guna).

Di dalam bukunya tersebut ia mendefinisikan “Kejujuran”

dan “Integritas” sebagai berikut :

HONESTY (Kejujuran) : is conforming our words to

reality (adalah kesesuaian kata-kata kita dengan

kenyataan).

Jadi, Kejujuran berarti : Bisa Dipercaya (Trustable)

INTEGRITY (Integritas) : is conforming reality to our

words (adalah kesesuaian kenyataan atas kata-kata kita)

Maksud dari definisi Integritas di atas adalah : “adanya

kesesuaian antara kata-kata yang kita ucapkan dengan

setiap perbuatan yang kita lakukan”. Dengan kata lain juga

dapat diartikan sebagai : “tidak munafiq (unhypocrite)”.

Jadi, Integritas berarti : Bisa Diandalkan (Reliable)

Page 20: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 19

Menurut Stephen R. Covey, untuk menjadi Manusia yang

Berhasil-guna maka seseorang haruslah memiliki sifat kedua-

duanya, yakni “Kejujuran” dan sekaligus “Integritas”.

Namun, bila seseorang hanya memiliki Kejujuran tetapi tidak

memiliki Integritas, berarti ia “Bisa Dipercaya tetapi Tidak

Bisa Diandalkan”. Sebaliknya, apabila seseorang hanya

memiliki Integritas saja, maka berarti ia “Hanya Bisa

Diandalkan tetapi Tidak Bisa Dipercaya”.

Pada tahun 2002 lalu tepatnya tanggal 11-12 April 2002, Para

Top Executive (CEO) dari berbagai Perusahaan Internasional

datang berbondong-bondong untuk menghadiri sebuah

Leadership Discussion Forum (Forum Diskusi tentang

Kepemimpinan) yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan

Harvard Business School yang mengambil Tema “Does

Spirituality Drive Success?” (Apakah Spiritualitas mampu

menghasilkan Kesuksesan?). Mereka berdiskusi membahas

bagaimana nilai-nilai spiritualitas tersebut dapat membantu

mereka menjadi pemimpin perusahaan yang berpengaruh di

tengah-tengah lingkungan bisnis yang mereka jalankan.

Diskusi berjalan dengan hangat selama dua hari di lembaga

pendidikan bisnis paling bergengsi di Amerika Serikat

tersebut. Pada akhir Forum Diskusi mereka seluruhnya

sepakat menyatakan bahwasannya Nilai-nilai Spiritualitas

mampu menghasilkan 5 (lima) hal, yaitu :

1. Integritas dan Kejujuran.

2. Energi dan Semangat.

3. Inspirasi, Ide dan Inisiatif.

4. Wisdom (Kebajikan/Kebijaksanaan)

5. Keberanian dalam Mengambil Keputusan.

Page 21: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 20

Kemudian lagi, pada Tahun 1987, 1995 dan 2002 yang lalu

secara berturut-turut sebuah leadership institution (lembaga

kepemimpinan) internasional yang bernama The Leadership

Challenge melakukan Survey mengenai “karakteristik” para

pemimpin (CEO) perusahaan dari 5 (lima) Benua yakni :

Amerika, Australia, Asia, Eropah dan Afrika. Dalam survey

tersebut masing-masing responden diminta untuk memilih

sebanyak 7 dari 20 karakter yang menurut mereka Paling

Ideal bagi CEO pilihan perusahaan mereka.

Ke-20 karakter yang harus dipilih tersebut adalah sbb :

1. Honest (jujur)

2. Forward Looking (berpikiran maju)

3. Competent (kompeten/mampu)

4. Inspiring (memberi inspirasi)

5. Intelligent (cerdas)

6. Fair-minded (adil)

7. Broad-minded (berwawasan luas)

8. Supportive (mendukung)

9. Straight Forward (berterus terang)

10. Dependable (bisa diandalkan)

11. Cooperative (dapat bekerjasama)

12. Determined (tegas)

13. Imaginative (berdaya-imajinasi)

14. Ambitious (berambisi)

15. Courageous (mendorong/berani)

16. Caring (peduli)

17. Mature (matang/dewasa)

18. Loyal (setia)

19. Self-controlled (menguasai diri)

20. Independent (mandiri)

Page 22: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 21

Maka Hasilnya mencatat bahwa dari seluruh ke-3 Event

Survey (1987, 1995 dan 2002) tersebut Karakter/sifat

“Honest (Jujur)” selalu berada pada “Urutan (ranking)

Pertama” secara berturut-turut selama tiga kali diadakan

survey tersebut, sementara jenis karakter-karakter yang lain

selalu berubah-ubah posisi urutan (ranking) nya. Hal ini

berarti para pebisnis itupun sangat menyadari dan

mengetahui bahwa kejujuran adalah faktor yang sangat

penting dalam menjalankan bisnis mereka. Disamping itu,

sekaligus membuktikan kita bahwasannya “Kejujuran”

merupan faktor yang amat sangat dibutuhkan oleh siapapun

dalam kehidupannya di dunia ini, tak peduli apakah mereka

seorang spiritualis, penulis, negarawan, moralis atau bahkan

seorang pebisnis sekalipun sangatlah membutuhkan yang

namanya “Kejujuran”.

Namun kita mungkin sering atau pernah mendengar

setidaknya bahwa di dalam “Dunia Bisnis” ada suatu

Ungkapan yang sangat populer sekali, yang berbunyi kurang

lebih demikian :

“If you only talk about honesty, nobody

will come to you talking about business”

(Jika anda banyak bicara tentang kejujuran,

maka tak akan ada orang yang datang

kepada anda untuk bicara tentang bisnis).

Pernyataan dalam ungkapan tersebut di atas sangatlah

“Berbau SEKULER” dan “PARADOXAL” sekali dengan

Hasil Survey The Leadership Challenge serta dengan

banyak Tokoh-tokoh Spiritual, Negarawan dan Pebisnis Jujur

yang sangat tidak setuju atau tidak sepaham bahkan

menentang dengan keras ungkapan tersebut.

Page 23: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 22

Beberapa Tokoh dan Organisasi yang tidak setuju/sepaham

(bertentangan) dengan ungkapan tersebut, di antaranya :

Mahatma Gandhi, seorang Spiritualis dari India, yang

membuat statement (pernyataan) di dalam bukunya yang

berjudul The Seven Deadly Sins bahwasannya

“Commerce without Morality is A Deadly Sin” (Bisnis

tanpa disertai Akhlaq adalah Dosa yang Amat Fatal).

Thomas Jefferson, seorang Negarawan dan salah satu

mantan Presiden Amerika Serikat yang pernyataannya

banyak dikutip oleh Tokoh-tokoh Politik dan Negarawan

dari berbagai Negara juga mengatakan “Honesty is the

first chapter in the book of wisdom” (Kejujuran adalah

Bab pertama di dalam Buku Kebajikan/Kebijaksanaan).

Yang maksudnya adalah apabila kita ingin berbuat

kebaikan atau kebajikan maka tanamkan terlebih dahulu

kejujuran di dalam diri kita, tanpa itu niscaya kita tidak

akan bisa dikatakan telah berbuat kebaikan dan kebajikan.

American Business Concern, sebuah Organisasi Media

Perkumpulan Bisnis terkemuka di Amerika Serikat pernah

menerbitkan Hasil Poling dan Survey yang diadakan bagi

Para Pebisnis Dunia (CEO Perusahaan) dari sebanyak 500

Perusahaan Multinational Besar Dunia Paling Sukses

yang disebut sebagai “Fortune 500” yang isinya

menyatakan bahwa sebanyak 94% Para Pemimpin (CEO)

perusahaan-perusahaan besar tersebut berhasil mencapai

kesuksesan bisnis pada bidang-bidang usahanya berkat

diterapkannya Faktor “Kejujuran” dan “Perilaku/Akhlaq

yang Terpuji” di dalam menjalankan bisnis mereka.

Page 24: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 23

Harvard Business School pernah mengadakan Penelitian

pada Tahun 1993 mengenai faktor-faktor Penentu

Keberhasilan dan Kesuksesan atas diri sesorang, yang

kemudian ditemukan dalam penelitian tersebut

bahwasannya sebesar 85% Penyebab Keberhasilan dan

Kesuksesan seseorang adalah Faktor “Akhlaq”.

3. TAAT KEPADA PERINTAH ALLAH DAN RASUL

Di dalam suatu organisasi, apapun namanya, di manapun

adanya serta di bidang apapun kegiatannya, pastilah selalu

ada yang namanya : “Perintah” (Command – dalam Bahasa

Inggrisnya). Perintah ini sangat diperlukan guna menjalankan

sistem yang ada di dalam organisasi tersebut. Perintah sangat

mutlak diperlukan bagi kelancaran suatu organisasi untuk

mempermudah dan memperjelas hal-hal yang berkaitan

dengan :

Stratata/Tingkatan (Level) Jabatan para anggotanya.

Satuan Komando/Perintah (Unity of Command); dan

Jenjang Tingkatan Komando/Perintah (Hierarchy of

Command) dalam organisasi.

Hanya dengan ke-3 hal tersebut di atas itulah suatu organisasi

dapat dimungkinkan berjalan dengan baik dan lancar tanpa

adanya saling “Tumpang-tindih (Overlapping)” dan saling

“Langgar (Outbreaking)” terhadap Otoritas masing-masing

jabatan yang ada di antara para anggota organisasi di

dalamnya.

Page 25: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 24

Begitu juga halnya dengan “Sistem” (Manhaj) yang ada di

dalam Agama Allah (cq. Islam), terdapat juga yang namanya

“Perintah” (Am‟r – dalam Bahasa Arabnya). Di dalam

Agama Islam, ketiga hal yang telah disebutkan di atas telah

dicanangkan oleh Allah SWT dengan Urutan Prioritas dan

Kedudukannya sebagai berikut :

Perintah Allah SWT Paling Utama (Top Urgent)

Perintah Rasulullah SAW Utama/Tinggi (Urgent)

Perintah Pemimpin Penting (Important)

Adapun Kedudukan Hukum (Legal Standing) dari Skala

Prioritas tersebut di atas telah ditetapkan oleh Allah SWT

yang tertuang di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 59 :

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah dan taati pula Rasul, serta Para

Pemimpin di antara kamu. Kemudian jika

kamu berbeda pendapat tentang segala

sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah

(cq. Al-Qur‟an) dan Rasul (cq.Hadits) bila

kamu benar-benar beriman kepada Allah

dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih

baik bagimu dan baik pula akibatnya”.

(Q.S. An-Nisa’ : 59)

Taat kepada Allah SWT merupakan suatu kewajiban yang

tidak dapat kita ganggu-gugat karena ketika seseorang telah

mengucapkan Dua Kalimat Syahadat atau telah berada di

dalam naungan Agama Islam, maka wajib baginya untuk taat

kepada segala bentuk perintah dan larangan dari Allah SWT.

Page 26: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 25

Lalu, apakah dengan taat kepada Allah SWT berarti kita tidak

boleh taat kepada yang lain selain Allah ?

Satu-satunya hamba Allah yang wajib untuk ditaati pula oleh

Umat Islam adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau

adalah suri teladan bagai seluruh umat hingga akhir zaman.

Hanya Beliaulah yang memiliki hak untuk ditaati oleh

seluruh umat manusia, khususnya umat Islam. Perintah untuk

taat kepada Rasulullah SAW ini merupakan salah satu bentuk

ketaatan kita kepada Allah SWT, karena perintah tersebut

terdapat di dalam Al-Qur’an :

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah

kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah

kamu berpaling dari pada-Nya, sedangkan

kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)”.

(Q.S. Al-Anfal : 20)

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah dan taati pula Rasul…”.

(Q.S. An-Nisa’ : 59)

Adapun orang-orang, golongan, atau aliran-aliran yang tidak

percaya kepada Rasulullah SAW atau tidak mau mematuhi

sunnah-sunnahnya, maka mereka sama saja dengan tidak

mentaati perintah Allah SWT. Orang-orang yang semacam

inilah yang disebut dengan orang-orang yang ingkar, durhaka

(fasiq) atau kafir.

Taat kepada Allah SWT berarti harus pula diiringi dengan

ketaatan kepada Rasulullah SAW. Perintah tersebut banyak

sekali terdapat di dalam Al-Qur’an dan senantiasa selalu

berpasangan dan berdampingan.

Page 27: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 26

Jika seseorang tidak mau mentaati perintah dan larangan

Rasul, maka sudah bisa dipastikan bahwasannya ia juga sama

saja dengan tidak mentaati perintah dan larangan Allah SWT.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa setiap muslim

harus taat kepada Rasulullah SAW, bukan hanya kepada

Allah SWT saja :

1. Perintah untuk taat kepada Rasulullah merupakan perintah

dari Allah SWT.

2. Rahmat Allah hanya akan diberikan kepada orang-orang

yang bertaqwa dan beriman kepada Allah dan mentaati

Rasul-Nya.

3. Ketaatan kita kepada Rasulullah SAW merupakan sebuah

jalan untuk mendapatkan Taufiq (pertolongan) dan

Hidayah (petunjuk) dari Allah SWT.

4. Allah SWT akan menimpakan adzab yang sangat pedih

kepada mereka yang menentang atau menyalahi perintah

Allah. Menentang atau menyalahi perintah Rasulullah

merupakan salah satu bentuk pengingkaran terhadap

perintah Allah SWT.

5. Ketaatan dan kepatuhan seseorang terhadap ketetapan

Rasulullah SAW merupakan salah satu syarat syahnya

iman seseorang kepada Allah SWT.

6. Hanya dengan mengikuti atau mentaati Allah SWT dan

Rasul-Nya sajalah maka kita akan memperoleh limpahan

kasih sayang dan ampunan dari Allah SWT.

Page 28: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 27

Demikian di antaranya beberapa alasan mengapa kita selaku

Umat Islam harus juga berlaku taat kepada Rasulullah SAW

karena ketaatan kepada Allah SWT dan ketaatan kepada

Rasulullah SAW adalah bukti Cinta kita kepada Allah SWT

dan Rasul-Nya yang merupakan suatu keharusan bagi setiap

pemeluk Islam (Muslim) yang senantiasa selalu beriringan

dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

Berikut ini adalah beberapa keterangan tambahan lagi dari

Allah SWT yang berkaitan dengan perintah taat dan cinta

kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, yang terdapat di dalam

Al-Qur’anul Karim :

“Patuhilah olehmu Allah dan Rasul agar

supaya kamu diberi rahmat (disayang)”.

(Q.S. Ali Imran : 132)

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah

seruan Allah dan seruan Rasul apabila

Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang

memberikan kehidupan kepada kamu,

ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah

membatasi antara manusia dan hatinya dan

sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan

dikumpulkan”. (Qs. Al Anfaal : 24)

“Barangsiapa yang mentaati Allah dan

Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah

mendapatkan kemenangan yang besar”.

(Q.S. Al-Ahzab : 71)

“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di

dunia ini dan di akhirat, sesungguhnya kami

Page 29: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 28

kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah

berfirman: „Siksa-Ku akan Kutimpahkan

kepada siapa yang Aku kehendaki dan

rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka

akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-

orang yang bertaqwa, yang menunaikan

zakat dan orang-orang yang beriman

kepada ayat-ayat Kami‟".

(Q.S. Al-A’raf : 156)

“Katakanlah : „Hai manusia sesungguhnya

aku adalah utusan Allah kepadamu semua,

yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit

dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak

disembah) selain Dia, Yang menghidupkan

dan mematikan, maka berimanlah kamu

kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang

“ummi” yang beriman kepada Allah dan

kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-

Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu

mendapat petunjuk‟”. (Q.S. Al-A’raf : 158)

“Katakanlah : „Taatlah kepada Allah dan

taatlah kepada Rasul; dan jika kamu

berpaling maka sesungguhnya kewajiban

rasul itu adalah apa yang dibebankan

kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian

adalah semata-mata apa yang dibebankan

kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya,

niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak

lain kewajiban Rasul adalah menyampaikan

(amanat Allah) dengan jelas".

(Q.S. An-Nur : 54)

Page 30: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 29

”Janganlah kamu jadikan sebutan kepada

Rasul diantara kamu seperti sebutan

sebagian kamu kepada sebagian (yang lain).

Sesungguhnya Allah telah mengetahui

orang-orang yang berangsur- angsur pergi

di antara kamu dengan berlindung (kepada

kawannya), maka hendaklah orang-orang

yang melanggar perintah-Nya takut akan

ditimpah cobaan atau ditimpah adzab yang

amat pedih”. (Q.S. An-Nur : 63)

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada

hakikatnya) tidak beriman hingga mereka

menjadikan kamu hakim dalam perkara

yang mereka perselisihkan, kemudian

mereka tidak merasa keberatan sama sekali

dalam hati mereka terhadap keputusan yang

kamu berikan, dan mereka menerima

dengan sepenuh hati”. (Q.S. An-Nisa’ : 65)

“Katakanlah : „Jika kamu (benar-benar)

mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah

mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu‟;

Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang”. (Q.S. Ali Imran : 31)

Adapun Dalil (Nash) yang memerintahkan taat kepada Para

Pemimpin di antara manusia, adalah sebagai berikut :

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah

Allah dan taati pula Rasul, serta Para

Pemimpin di antara kalian”.

(Q.S. An-Nisa’ : 59)

Page 31: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 30

“Patuhilah olehmu, walaupun yang

memimpin di antara kalian adalah seorang

budak Ethiopia yang bentuk kepalanya

seperti biji kurma”. (H.R. Bukhari)

Lalu, bagaimana bila seandainya ada perintah dari para

pemimpin (atasan) kita yang tidak sesuai atau bahkan

melanggar sama sekali Perintah Allah dan Rasul-Nya ?

Bila hal itu terjadi, berarti perintah pemimpin tersebut

mempunyai status sebagai yang : “Important BUT NOT

Urgent!” (Penting tetapi Sangat Tidak Utama/Mendesak) dan

perintah tersebut hanya memiliki Jenjang Tingkatan Perintah

(Hierarchy of Command) yang “Paling Bawah” (prioritas

terakhir) dalam Skala Urutan Prioritas Perintah yang telah

dicanangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat An-

Nisa’ ayat 59. Jadi dalam hal ini perintah pemimpin (atasan)

tersebut haruslah dikaji ulang dengan lebih seksama lewat

pertimbangan Hati Nurani kita yang mendalam. Bila memang

perintah tersebut sangat melanggar Perintah Allah dan Rasul-

Nya maka perintah pemimpin (atasan) tersebut HARUS

“diabaikan” dan “tidak boleh sama sekali kita patuhi”.

Adapun Kedudukan Hukumnya sangat lengkap sekali, yakni

terdapat di dalam Al-Qur’anul Karim dan juga di dalam Al-

Hadits Rasulullah SAW, di antaranya sebagai berikut :

“Katakanlah : „Sesungguhnya aku hanya

diperintahkan untuk berbakti kepada Allah

dengan Ikhlas”. (Q.S. Az-Zumar : 11)

“Janganlah kalian mematuhi perintah

orang-orang yang melampaui batas. Yaitu

Page 32: Kecerdasan nurani dan spiritual

Kecerdasan Nurani dan Spiritual

Muhammad Shobrie Hardhi Wibawa, SE, CPHR, CPTr. Page 31

orang-orang yang berbuat kerusakan di

muka bumi”. (Q.S. Asy-Syu’ara : 151-152)

“Mendengarkan serta patuh kepada

pemimpin adalah wajib selama tidak

diperintah untuk berbuat maksiat. Bila

pemimpin menyuruh berbuat maksiat maka

janganlah kamu patuhi”. (H.R. Bukhari)

“Tak ada kewajiban mengikuti suatu

perintah yang dalam perintah itu berisikan

kemaksiatan/kedurhakaan kepada Allah”.

(H.R. Bukhari)

Demikianlah Allah SWT telah memberikan bimbingannya

yang jelas kepada kita selaku umat manusia khususnya Umat

Islam untuk senantiasa taat kepada-Nya dan juga taat kepada

Rasulullah karena taat kepada Allah SWT dan juga taat

kepada Rasulullah SAW merupakan perintah yang harus

dilaksanakan secara “kaffah” (menyeluruh).