makalah kimia pangan
DESCRIPTION
pembuatan Dodol rumput lautTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah
Kimia Pangan I.
Makalah dengan judul “Proses Pencoklatan Pada Pengolahan Dodol Rumput Laut” ini
berisikan penjelasan bagaimana proses pencoklatan pada pengolahan dodol rumput laut.
Produk ini merupakan salah satu program unggulan pemerintah yang terdapat di Provinisi
NTB, khususnya Pulau Lombok.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah dan kepada pihak industri rumah tangga yang memproduksi dodol
rumput laut.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penyusun
secara khusus.
Mataram, Oktober 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan yang sangat luas dan berpotensi besar untuk
pengembangan industri perikanan berbasis rumput laut. Pada saat ini pengembangan
industri rumput laut masih menjadi salah satu program revitalisasi Kementrian Kelautan
dan Perikanan, karena komoditas rumput laut memberikan kontribusi dan penyumbang
devisa negara terbesar setelah komoditas udang dan tuna. Pengembangan industri rumput
laut di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Hal ini disebabkan karena teknik
pembudidayaan rumput laut yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,, sehingga
usaha tersebut dapat dilakukan secara massal. Disamping itu, permintaan terhadap
rumput laut dan produk olahannya baik di pasar domestik maupun internasional selalu
menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.Dalam rangka peningkatan nilai tambah serta
nilai jualnya, maka pengembangan usaha budidaya rumput laut, harus diikuti dengan
pengembangan industri pengolahannya.
Umumnya rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di
wilayah pesisir dan laut. Kondisi perairan yang sangat disukai oleh rumput laut adalah
berpasir, berlumpur, atau campuran antara pasir dan lumpur. Di Nusa Tenggara Barat,
rumput laut adalah salah satu program unggul yang dijalankan pemerintah yaitu pijar
(sapi, jagung, dan rumput laut). Salah satu produk olahan dari rumput laut yang terkenal
adalah dodol rumput laut.
Dodol adalah salah satu jenis makanan ringan yang terbuat dari bahan tepung ketan
atau tepung beras, santan, gula merah atau gula pasir, dan aroma buah-buahan untuk
menambah cita rasa. Makanan ringan yang manis ini banyak terdapat di beberapa
provinsi di Indonesia, salah satunya ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja langkah-langkah dalam pembuatan dodol rumput laut ?
2. Bagaimana proses pencoklatan pada pengolahan dodol rumput laut?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pengolahan dodol rumput laut?
4. Bagaimana perubahan kandungan gizi pada rumput laut setelah terjadi pengolahan
menjadi dodol?
1
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan dodol rumput laut.
2. Mampu memberikan solusi atas kendala yang dihadapi dalam pengolahan dodol
rumput laut.
3. Mengetahui kandungan gizi yang terdapat dalam olahan dodol rumput laut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengolahan Dodol Rumput Laut
Rumput laut yang terkenal kaya akan kandungan nutrisinya yang lengkap dapat
diolah menjadi berbagai macam produk olahan baik panganan maupun kosmetika. Salah
satu produk hasil olahan rumput laut yang terkenal adalah dodol rumput laut.Bahan baku
utama yang dipersiapkan dalam pembuatan dodol rumput laut adalah rumput laut jenis
Eucheuma cottonii. Kelebihan dari Eucheuma cottonii adalah kandungan kappa
karagenannya. Kappa karagenan mempunyai amilopektin yang lebih besar dibanding
Eucheuma spinosum. Eucheuma cottoni mempunyai daya ikat yang lebih kuat, sehingga
rumput laut jenis ini sangat cocok untuk pembuatan dodol rumput laut.Bahan lainnya
adalah tepung ketan, gula pasir atau aren, air, garam, pewarna dan aroma buah-buahan
untuk menambah cita rasa.Cara pengolahan dodol rumput laut adalah sebagai berikut :
a. Pencucian dan Perendaman
Rumput laut kering yang diperoleh dari petani terlebih dahulu harus dicuci
berkali-kali menggunakan air agar komponen lain seperti pasir dapat terpisah dari
rumput laut. Setelah rumput laut bersih, dilakukan perendaman menggunakan air
kapur (CaO) selama 2 hari. Larutan kapur berfungsi sebagai perubah warna menjadi
pucat, pembersih, pengkerasan agar rumput laut tidak lembek, dan sebagai penghilang
bau amis.
b. Pengeringan
Setelah 2 hari perendaman menggunakan air kapur, dilakukan proses
pengeringan dengan cara di oven maupun dijemur selama 2-3 hari. Setelah itu, rumput
laut direndam kembali menggunakan air biasa selama 2 jam.
c. Pengukusan dan Penghalusan
Rumput laut yang telah direndam tersebut di kukus selama 15 menit kemudian
dihaluskan menggunakan blender.
d. Pemasakan
Rumput laut yang telah dihaluskan kemudian dimasak dalam air mendidih
disertai pengadukan. Sepuluh menit sebelum proses pemasakan berakhir, ditambahkan
bahan-bahan lain yaitu larutan gula, santan atau mentega putih, pewarna dan perasa
serta tepung ketan. Dalam hal ini, industri rumahan penghasil dodol rumput laut yang
3
kami datangi tidak menggunakan santan, melainkan mentega putih agar tidak lengket
ketika proses pemanasan. Tepung ketan yang digunakan sebanyak 2 sendok makan.
Perbandingan gula dan rumput lautnya adalah 1:1,5. Pengadukan harus terus
dilakukan agar adonan mengental/tidak lengket bila ditekan dengan jari dan tidak
mengeras.
e. Pencetakan dan Pengemasan
Setelah masak adonan dituangkan ke dalam cetakan/loyang dan dinginkan
sampai menjendal.Potong-potong ukuran 3x2x1 cm atau sesuai selera.Setelah dingin,
dikemas dengan plastik atau kertas minyak.
2.2 Proses Pencoklatan Pada Pengolahan Dodol Rumput Laut
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial, air, asam nukleat, asam
amino, protein, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, C, D, E, dan K. Kandungan
kimia penting lain adalah karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar-agar,
karagenan dan alginate.
Salah satu bahan utama pembuatan dodol rumput laut adalah gula, baik gula pasir
maupun gula aren.Selain itu, di dalam rumput laut sendiri telah terkandung gula. Oleh
sebab itu, ketika dilakukan pemanasan pada pembuatan dodol rumput laut yang
berlangsung selama sekitar satu jam pada suhu sekitar 100oC, gula tersebut akan
mengalami karamelisasi yang mengakibatkan warna coklat. Protein yang terkandung di
dalamnya juga sangat reaktif. Rantai asam-asam amino yang terikat pada protein dapat
bereaksi dengan gula pereduksi sehingga terjadi reaksi pencoklatan non enzimatik.
2.3 Kendala Dalam Pembuatan dodol rumput laut
Kendala yang dihadapi oleh produsen dodol rumput laut yang kami datangi adalah
kendala pada alat pengolahannya.Menurut mereka, alat yang digunakan saat ini masih
kurang dikarenakan harga peralatan yang tinggi. Umumnya peralatan yang digunakan
industri rumah tangga hampir sama dengan peralatan masak sehari-hari meliputi: wajan,
ayakan, baskom, parut kelapa, sendok, periuk, talenan, loyang, oven manual, blender dan
alat penampungan tepung. Namun tentunya dibutuhkan alat berstandar dan otomatis
seperti oven untuk pengeringan agar menghemat waktu, tenaga, dan meminimalisir
kontaminasi.
4
2.4 Kandungan Gizi Pada Dodol Rumput Laut
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum,
mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, khlor. silicon, rubidium,
strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya),
asam nukleat, asam amino, protein, mineral,trace elements, tepung, gula dan vitamin A,
D, C, D E, dan K. serta karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar-agar, karagenan
dan alginate.
Tabel 1. Komposisi Kimiawi Beberapa Jenis Rumput Laut
JenisRumput
Laut
Karbohidrat
(%)
Protein
(%)
Lemak
(%)
Air
(%)
Abu
(%)
Serat
kasar
(%)
E. Cottonii 57,02 3,46 0,93 14,96 16,05 7,08
Sargassum sp 19,06 5,53 0,74 11,71 34,57 28,39
Turbinaria sp 44,90 4,79 1,66 9,73 33, 54 16,38
Glacelaria sp 41,68 6,59 0,68 9,38 32,76 8,92
Zat-zat gizi bahan dodol di atas mengalami penurunan yang sangat bermakna
selama pengolahan dodol. Vitamin A, protein, lemak dan beberapa zat gizi lainnya tidak
tahan panas pada suhu pemanasan yang terlalu tinggi dan waktu pemanasan yang
lama.Suhu pemanasan dodol berkisar 100oC dengan waktu sekitar satu jam.Vitamin A
umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Tetapi mempunyai sifat yang mudah
teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara,
sinar dan lemak yang sudah tengik. Demikian juga dengan protein, pada pemanasan yang
terlalu tinggi protein akan mengalami denaturasi, terjadi kerusakan ikatan sekunder, tertier
dan kuarter.Protein merupakan komponen pangan yang sangat reaktif.Rantai asam-asam
amino yang terikat pada protein dapat bereaksi dengan gula pereduksi (reaksi pencoklatan
non enzimatik).Reaksi antara protein dan gula pereduksi merupakan sumber utama
penurunan nilai gizi protein selama pengolahan dan penyimpanan (reaksi mailard), seperti
pada pemanasan dalam pembuatan dodol ini.Pengolahan dodol menggunakn suhu tinggi
dengan waktu pemanasan lebih dari satu jam.
Kandungan lemak bahan mengalami penurunan akibat terjadinya reaksi hidrolisis,
oksidasi dan polimerisasi. Penurunan kadar lemak dalam pembuatan dodol ini disebabkan
terjadinya reaksi polimerisasi yaitu pelepasan asam-asam lemak dari molekul lemak yang
5
dikuti oleh bergabungnya asam-asam lemak membentuk rantai yang lebih kompleks,
akibat pemanasan suhu tinggi pada saat pembuatan dodol yang terjadi dalam waktu lebih
dari satu jam. Kandungan iodium bahan dasar (rumput laut) maupun produk dodol adalah
0 ug. Hal ini disebabkan karena rumput laut yang digunakan adalah rumput laut kering,
bukan rumput laut segar. Rumput laut sudah dilakukan pengolahan pendahuluan dengan
pengeringan dan pemutihan di tingkat petani.Iodium dalam bahan rumput laut tersebut
diduga rusak oleh pemanasan yang berulang-ulang dan penggunaan bahan-bahan tertentu.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Langkah-langkah dalam pembuatan dodol meliputi: pencucian dan perendaman
menggunakan air kapur, pengeringan, pengukusan dan penghalusan, pemasakan,
serta pencetakan dan pengemasan.
Kendala yang dihadapi produsen berupa kendala alat dapat diselesaikan dengan
mengajukan proposal pengadaan alat terstandar kepada pemerintah agar dapat
menghemat waktu, tenaga dan minimalisasi kontaminasi.
Kandungan gizi pada olahan dodol rumput laut akan mengalami penurunan yang
cukup berarti dibandingkan dengan kandungan yang terdapat pada bahan dasarnya
(rumput laut). Hal ini disebabkan oleh reaksi-reaksi kimia yang terjadi akibat
adanya pemanasan pada proses pengolahan.
3.2 Saran
Pemerintah diharapkan dapat membantu pengadaan alat yang memadai bagi
produsen dodol rumput laut khususnya di Pulau Lombok.
Para produsen harus tetap menjaga kualitas dodol olahan mereka dengan selalu
memperhatikan kebersihan pengolahan dan kelestarian lingkungan serta
menghindari penambahan bahan-bahan non-pangan.
7
DAFTAR PUSTAKA