makalah kimia laut termoklin
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
unsur alam yang terdiri dari berbagai macam proses ekologi yang merupakan suatu kesatuan.
Proses-proses tersebut merupakan mata rantai atau siklus penting yang menentukan daya dukung
lingkungan hidup terhadap pembangunan. Lingkungan hidup juga mempunyai fungsi sebagai
penyangga perikehidupan yang sangat penting, oleh karena itu pengelolaan dan
pengembangannya diarahkan untuk mempertahankan keberadaannya dalam keseimbangan yang
dinamis melalui berbagai usaha perlindungan dan rehabilitasi serta usaha pemeliharaan
keseimbangan antara unsur-unsur secara terus menerus. Apabila keseimbangan itu terganggu
maka akan berpengaruh pada ekosistem tersebut, khususnya pada daerah hypolimnium, misalnya
akibat dari pencemaran(pembuangan limbah).
Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi maupun
biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu dari bahan
pencemar itu pembuangan limbah sering ditemui dalam bentuk limbah cair, limbah padat
ataupun limbah gas. Bahkan tidak jarang limbah padat justru berubah atau disatukan menjadi
limbah cair. Persoalan terbanyak dari limbah cair adalah limbah yang terkandung di dalam air,
atau dengan kata lain air limbah. Air limbah dapat berasal dari berbagai macam sumber, mulai
dari air hujan, air buangan rumah tangga, perkantoran sampai industri.
Air limbah ini umumnya dibuang melalui saluran / got menuju sungai ataupun laut.
Terkadang dalam perjalannya menuju laut, air limbah ini dapat mencemari sumber air bersih
yang dipergunakan oleh manusia. Dengan demikian penanganan air limbah perlu mendapat
perhatian serius. Selain dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, air limbah juga dapat
mengganggu lingkungan, hewan, ataupun bagi keindahan.
1.2 Masalah
1. Apa itu limbah?
2. Apa itu daerah hypolimnium?
3. Apa dampak atau resiko dari pembuangan limbah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang limbah
2. Untuk mengetahui tentang daerah hypolimnium
3. Untuk mengetahui tentang dampak atau resiko dari pembuangan limbah
1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya pembuangan limbah
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian
BAB II
ISI
2.1 Limbah
Limbah atau sampah yaitu kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat
kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti
dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga ner menjadi sesuatu yang
berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga ner
berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya
sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan
penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka ner menjadikan sampah ini
menjadi benda ekonomis.
Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat nergy seperti dari kegiatan rumah
tangga, kegiatan nergy. Limbah ini juga ner dengan mudah diuraikan melalui proses yang
alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan,
misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan.
Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap
kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi nergy
yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti
kertas, nergy dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak nergy bekasdan
lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa
obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya
dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung
bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
2. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah nergy atau limbah pertambangan. Limbah anorganik
berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui.
Air limbah nergy dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut
adalah : Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari
kegiatan pertambangan dan nergy. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari
nergy pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil. Adapula limbah anorganik yang
berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol nergy, botol kaca, tas nergy, kaleng dan
aluminium
Jika berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Limbah Pabrik
Limbah ini ner dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini
mempunyai kadar gasyang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-
sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat
mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK(Mandi, Cuci,
Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut
dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga
limbah ini ner berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain-lain
ner juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun
tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
3. Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan
tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik
dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan
pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut
misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia
Cara menangani limbah
1. Cara didaur ulang
Dijual kepasar loak atau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah.
Cara ini ner menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga ner
menjadi barang yang ekonomisdan ner menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada
tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat
dijual antara lain kertas-kertas bekas, nerg bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas,
radio tua, TV tua dan sepeda yang nerg.
2. Cara pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan
usaha keras. Cara ini ner dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya
kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya.
Kelebihan cara membakar ini adalah :
Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil
Dapat digunakan sebagai sumber nergy baik untuk pembangkit uap air panas, listrik
dan pencairan logam.
Dampak Limbah
A. Dampak terhadap kesehatan
Dampaknya yaitu dapat menebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut Penyakit diare dan
tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari sampah dengan
pengelolaan yang tidak tepat. Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.
B. Dampak terhadap lingkungan
Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya
sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga
mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi
atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena
dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari,
air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang
membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada
waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-
rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.
2.2 Daerah Hyplimnion
Perbedaan kepadatan (berat jenis) air yang disebabkan perbedaan suhu dapat menghasilkan
Stratifikasi (lapisan massa air) yang akan mempengaruhi Pola Sirkulasi Air. Stratifikasi
danau/waduk menurut Goldman dan Horne (1983):
Epilimnion. Lapisan air paling atas, lebih panas dan kurang padat.
Metalimnion / Thermoklin. Batas antara Epilimnion dan hipolimnion, sering disebut daerah
termoklin.
Hypolimnion. Lapisan di bawah epilimnion, lebih dingin dan padat, dengan kedalaman lebih
dari 150 meter.
Pada Musim Panas : Periode Stagnasi Musim Panas. Air di bagian atas menjadi panas dari pada
air di bagian bawah, sehingga air tidak bercampur, sehingga pada lapisan Hipolimnion (danau
bagian bawah bersuhu dingin) berada di bawah jangkauan penetrasi cahaya matahari efektif
(tingkat kompensasi), sehingga pasokan O2 ke hipolimnion terputus karena terhalang oleh
Stratifikasi.
Pada Musim Gugur : Pengembalian ( turn over ) musim gugur. Suhu epilimnion turun sehingga
sama dengan suhu hipolimnion sehingga Terjadi sirkulasi massa air dan O2 dapat mencapai
kedalaman hipolimnion.
2.3 Resiko Pembuangan Limbah
Tindakan pembuangan limbah ke laut lepas harus sesuai dengan prosedurnya. Misalnya
peletakan pipa pembuangan limbah tailing berada di bawah zona termoklin (hypolimnion) yaitu
di bawah kedalaman 150 meter, jika tidak sesuai, Hal ini mengakibatkan timbulnya pencemaran
air bagi biota perairan. Akibat yang dihadapi masyarakat pesisir adalah
1. Terampasnya hak hidup terutama adalah hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang
bersih dan sehat. Masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya alam
yang disediakan di lautan sekitar tempat tinggal mengalami kerugian akibat lingkungan
tempat hidupnya yang tercemar sehingga masyarakat harus menghadapi kondisi makanan
dan minuman yang mereka konsumsi jauh dari standar kelayakan untuk dikonsumsi.
2. Terganggunya mata pencaharian masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan
akibat dari pembuangan limbah tersebut. Pencemaran yang terjadi mengakibatkan
menurunnya hasil tangkapan nelayan dan buruknya kualitas hasil tangkapan ikan yang
diperoleh para nelayan.
Biota Laut perairan yang berubah akibat adanya pembuangan limbah secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada kondisi ekosistem yang ada di sekitar kawasan tersebut.
Dampak yang ditimbulkan akibat pembuangan limbah tersebut antara lain:
(a) pasokan O2 ke daerah hipolimnion menurun akibat terhalangnya sinar matahari
pada stratifikasi(daerah diatas hipolimnion) karena kekeruhan;
(b) Bioakumulasi (penumpukan terus-menerus di dalam tubuh mahkluk hidup) dari
sedimen pada biota laut;
(c) Peningkatan kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik (limbah
organik) yang terdegradasi melalui proses mikrobiologi dengan menghasilkan
mmonia, nitrit, nitrat, dan fosfat. Nutrien ini merangsang tumbuhnya
algae/plankton yang dapat menimbulkan blooming yang membuat air menjadi
lebih keruh, dan meningkatnya kadar logam berat di dasar perairan.
Resiko dari pembuangan limbah ini tidak berdampak positif, oleh sebab itu dibutuhkan Fungsi
penerima limbah. Fungsi penerima limbah dari suatu ekosistem adalah kemampuannya dalam
menyerap limbah dari kegiatan manusia, sehingga menjadi suatu kondisi yang aman.
Pemanfaatan sumber daya alam untuk hal ini misalnya Hutan Mangrove untuk mencegah
limbah dapat sampai masuk ke daerah hipolimniom.
2.4 Studi Kasus
Pada Teluk Buyat misalnya, PT NMR, Dampak yang ditimbulkan akibat pembuangan
limbah tersebut antara lain:
(a) kekeruhan yaitu pada zona euphotic, di mana pada zona tersebutterdapat lingkungan
fitoplankton (produsen) yang butuh sinar matahari sebagai prosesfotosintesis;
(b) Penurunan jumlah dan kualitas keberadaan terumbu karang di Teluk Buyat;
(c) Bioakumulasi (penumpukan terus menerus di dalam tubuh mahkluk hidup)dari sedimen pada
biota laut di daerah euphotic;
(d)Penurunan kandungan bentos dan plankton (fitoplankton dan zooplankton) akibat tingginya
kadar Arsen (As) pada sedimendi Teluk Buyat; dan
(e) Kematian ikan dalam jumlah lebih dari 100 (seratus) ekor disekitar pipa pembuangan tailing
di Teluk Buyat maupun terdampar di pantai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan masalah dan pembahasan yang telah dibuat, maka kesimpulan yang diperoleh yaitu:
Limbah adalah
Daerah hypolimnion adalah daerah yang bersuhu dingin yang berada dibawah lapisan
termoklin dibawah kedalaman 150 meter
Resiko atau dampak dari pembuangan limbah pada daerah hipolimnion tidak memberikan
dampak positif namun negative, dengan bertambahnya kadar logam berat pada dasar
perairan(sedimen) dan meningkatnya tingkat kebutuhan o2 serta terjadinya kekeruhan yang
menghalangi pasokan o2 pada daerah hipolimnion.
3.2 Saran
Untuk penulisan atau penelitian lebih lanjut penelitian mengenai bahaya pembuangan limbah
pada daerah hipolimnion lebih diperdalam.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Bab II. Isi
2.1 Limbah
2.2 Daerah Hypolimnion
2.3 Resiko Pembuangan Limbah
2.4 Studi Kasus
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpilan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Haerunnisa A. Ashillah. 2011. Kasus Lingkungan: Pencemaran Limbah PT. Newmont
Minahasa Raya di Teluk Buyat. Jurusan Fisika Program Studi Geofisika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin