makalah individu kimia analisis lingkungan laut

44
MAKALAH INDIVIDU TUGAS KIMIA ANALISIS LINGKUNGAN LAUT KANDUNGAN SENYAWA BUTILTIN (BT) DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN TELUK BANTEN OLEH: FERAWATI TAMAR JAYA H311 10 005 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: fhera-zahdan

Post on 03-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kimia analisis lingkungan laut

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

MAKALAH INDIVIDUTUGAS KIMIA ANALISIS LINGKUNGAN LAUT

KANDUNGAN SENYAWA BUTILTIN (BT) DALAM AIR LAUT DANSEDIMEN DI PERAIRAN TELUK BANTEN

OLEH:

FERAWATI TAMAR JAYA H311 10 005

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senyawa butiltin biasa digunakan sebagai stabilizers dalam pembuatan plastik PVC

(polyvinyl chloride), biosida dan dalam cat sebagai antifouling yang digunakan dalam galangan

kapal (boat hulls) dan juga banyak dipakai dalam kegiatan akuakultur biota laut. Senyawa

Butiltin terdiri dari metabolitnya yaitu tributiltin (TBT) dibutiltin (DBT) dan monobutiltin

(MBT). TBT banyak digunakan dan mengganggu kehidupan biota.

Penelitian tentang kerusakan yang disebabkan senyawa organik (Butiltin) banyak

difokuskan pada senyawa tributiltin (TBT), karena senyawa ini banyak digunakan sebagai cat

antifouling yang mempunyai efek negatif pada biota perairan yaitu efek racun yang terjadi pada

organisme non target. Selain itu TBT akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk

(malformation) pada oyster (tiram) dan mengganggu kesuburan larva mussel (remis/kepah) serta

terjadinya imposex pada gastropoda, seperti yang dilaporkan beberapa pakar antara lain Fent [1],

Alzieu & Herald [2], Alzieu & Portman [3] dan Beamont & Budd [4]. Begitu pula Kim et al. [5]

melaporkan bahwa TBT dapat terakumulasi dalam mamalia melalui enzim.

Pada permulaan tahun 1980, kira-kira 75% senyawa tributiltin digunakan sebagai

antifouling pada cat.kapal. Di negara-negara seperti Perancis, Inggris, Switzerland dan Japan

penggunaan senyawa ini diawasi dengan ketat oleh pemerintah. Horiguchi et al. [6] mengamati

penggunaan TBT sebagai antifouling yang digunakan hampir 75% untuk kapal dagang yang

berukuran <25m. Sampai saat ini ada beberapa penelitian melaporkan seperti Tong et al. [7] dan

Chiu et al. [8] bahwa kontaminasi butiltin telah terjadi di Asia Pasifik yaitu Malaysia dan

Page 3: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Hongkong, dengan ditemukan kontaminasi TBT dalam sedimen, air laut dan kerang bivalvia.

Begitupula di Indonesia seperti laporan Evans et al. [9] terjadi proses imposex (sterilisasi dari

betina) pada gastropoda, Thais kieneri, T.savignyi and Vasum turbinellus yang ditemukan

diperairan Teluk Ambon. Kepulauan Indonesia yang terdiri dari 75% perairan dimana sebagai

penghubung antar pulau banyak digunakan kapal-kapal sehingga diduga kontaminasi oleh

tributiltin sangat besar sekali. Beberapa penelitian sebelumnya tentang butiltin dalam perairan

Banten laut mengenai kandungannya dalam air, sedimen masih sedikit sekali, dan penggunaan

TBT dalam cat tampaknya belum terkontrol untuk mengetahui seberapa besar tingkat

pencemarannya.. Hal inilah yang melatarbelakangi sehingga makalah ini dibuat.

\

Page 4: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau

batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada

suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta,

estuaria, laut dangkal sampai laut dalam. Sedangkan Menurut Bhatt (1978), sedimen yaitu

lepasnya puing-puing endapan padat pada permukaan bumi yang dapat terkandung di dalam

udara, air, atau es dibawah kondisi normal.

A. Sedimentasi

1 Proses Terjadinya Sedimentasi

Batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin,

dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan halus baik terapung,

melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah. Hembusan angin juga

bisa mengangkat debu, pasir, bahkan bahan material yang lebih besar. Makin kuat hembusan itu,

makin besar pula daya angkutnya. pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga

air atau angin tadi membuat terjadinya sedimentasi.

2. Tempat-tempat Terjadinya Sedimentasi: Sungai, Danau, Darat, Laut

3. Transfor sedimen dapat dilihat melalui :

a. Transfor Sedimen pada Pantai

Pettijohn (1975), Selley (1988) dan Richard (1992) menyatakan bahwa cara transfortasi

sedimen dalam aliran air dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

        Sedimen merayap (bed load) yaitu material yang terangkut secara    menggeser atau

menggelinding di dasar aliran.

Page 5: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

         Sedimen loncat (saltation load) yaitu material yang meloncat-loncat     bertumpu pada dasar

aliran.

         Sedimen layang (suspended load) yaitu material yang terbawa arus dengan cara melayang-

layang dalam air.

b. Transfor Sedimen Sepanjang Pantai

Transfor sedimen sepanjang pantai merupakan gerakan sedimen di daerah pantai yang

disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya (Komar : 1983). Transfor sedimen

ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai akibat sedimen yang dibawanya

(Carter, 1993). Menurut Triatmojo (1999) transfor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua

komponen utama yaitu transfor sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transfor

sedimen sepanjang pantai di surf zone.

Transfor sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar perairan

seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis pantai dan sebagainya (Yuwono,

1994). Fenomena ini biasanya merupakan permasalahan terutama pada daerah pelabuhan

sehingga prediksinya sangat diperlukan dalam perencanaan ataupun penentuan metode

penanggulangan. Menurut Triatmojo (1999) beberapa cara yang biasanya digunakan antara lain

adalah :

1. Melakukan pengukuran debit sedimen pada setiap titik yang ditinjau, sehingga secara

berantai akan dapat  diketahui transfor sedimen yang terjadi.

2. Menggunakan peta/ foto udara atau pengukuran yang menunjukan perubahan elevasi

dasar perairan dalam suatu periode tertentu. Cara ini akan memberikan hasil yang baik

jika di daerah pengukuran terdapat bangunan yang mampu menangkap sedimen seperti

training jetty, groin, dan sebagainya.

Page 6: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

3. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang dan sedimen pada daerah yang

di tinjau.

c. Sedimentasi Pada Muara Sungai

         Muara sungai dapat dibedakan dalam tiga kelompok yang tergantung pada faktor domonan

yang mempengaruhi. Yaitu didominasi faktor gelombang, debit sungai atau pasang surut. Pada

kenyataannya ketiga sungai tersebut akan bekerja secra simultan, walaupun salah satunya akan

terlihat lebih dominan pada daerah muara dimana gelombang  lebih dominan biasanya akan

mengakibatkan tertutupnya muara sungai akibat transfor sedimen sepanjang pantai yang

dibawanya masuk ke alur sungai.

4. Bentuk - Bentuk Sedimentasi

o   Sedimentasi sungai

         Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini

biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar sungai.

Bahkan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan

jalan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata pencaharian mencari pasir, kerikil, atau

batu hasil endapan itu untuk dijual.

o   Sedimentasi Danau

         Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk delta,

lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut sedimen limnis.

o   Sedimentasi Darat

Page 7: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

         guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak

memecah di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk timbunan

pasir yang tinggi. Contohnya, guguk pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang menjadi tanggul

laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang menyerupai di Belanda bisa ditemukan di pantai

Parang Tritis Yogyakarta.

o   Sedimentasi Laut

         Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut,

sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut

ini disebut sedimen marin.

5. Jenis Sedimen Laut

o   Sedimen Terigen Pelagis

         Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang

berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama

dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial

yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair.

 o   Sedimen Biogenik Pelagis

         Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai

struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan

zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu

bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air

untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor

lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi,

Page 8: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan

produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.

Angin merupakan alat transportasi penting untuk memindahkan materi langsung ke laut.

Lempung pelagis yang ada di laut dibawa terutama oleh tiupan angin (aeolian). Ukuran lempung

ini.

Komponen utama debu yang terbawa angin adalah kuarsa dan mineral lempung. Pada

skala global, jumlah masuknya materi Vulkanologi ke sedimen laut dalam adalah kecil. Letusan

besar dapat mengeluarkan abu dan debu dalam jumlah yang banyak dengan ketinggian 15-50

km, dan partikel terkecil berukuran 1-(1µm).

Selain pengertian sedimen di atas ada pengertian lain tentang sedimen yaitu batuan

sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh proses sedimentasi. Sedangkan sedimentasi adalah

proses pengendapan sediemen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan

pada kondisi P dan T tertentu.

Dalam batuan sedimen dikenal dengan istillah tekstur dan struktur. Tekstur adalah suatu

kenampakn yang berhubungan erat dengan ukuran, bentuk butir, dan susunan kompone mineral-

mineral penyusunnya. Studi tekstur paling bagus dilakukan pada contoh batuan yang kecil atau

asahan tipis.

Struktur merupakan suatu kenampakan yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan

energi pembentuknya. Pembentukannya dapat pada waktu atau sesaat setelah pengendapan.

Struktur berhubungan dengan kenampakan batuan yang lebih besar, paling bagus diamati di

lapangan misal pada perlapisan batuan.

Page 9: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

6. Sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada :

1.      Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Continental

Shelf) dan lereng benua (Continental Slope).

Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa ‘Continental Shelf’ adalah suatu

daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4% dan berbatasan langsung dengan

daerah daratan, lebar dari pantai 50 – 70 km, kedalaman maksimum dari lautan yang ada di

atasnya di antara 100 – 200 meter. ‘Continental Slope’ adalah daerah yang mempunyai lereng

lebih terjal dari continental shelf, kemiringannya anatara 3 – 6 %.

2.      Daerah perairan dalam, seperti endapan yang terjadi pada laut dalam

7. Jenis-jenis Sedimentasi

o   Lithougenus Sedimen

Sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat

sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus

laut dan akan terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.

o   Biogeneuos Sedimen

Sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota

laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.

 o   Hidreogenous Sedimen

Sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel

yang tidak larut dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan

sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.

Page 10: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

o   Cosmogerous Sedimen

Sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui jalur media udara

atau angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau

berbagai partikel darat yang terbawa angin.

8. Sedimen di laut dalam ideal untuk menyimpan karbon dioksida

Pakar dari Universitas Harvard memaparkan sebuah solusi inovatif untuk menyimpan

karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan manusia --yang kini semakin menumpuk di

atmosfer dan menyebabkan pemanasan global-- di dalam sedimen di dasar lautan. Mereka

menemukan bahwa sedimen di laut dalam dapat menyediakan tempat yang permanen dan tak

terbatas untuk menyimpan gas rumah kaca ini, dan memperkirakan bahwa sedimen lantai

samudera di wilayah Amerika cukup luas untuk menyimpan emisi karbon dioksida nasional

untuk ribuan tahun yang akan datang.

Menginjeksikan karbon dioksida ke dalam sedimen lantai samudera akan dapat

mengurangi pengaruh buruknya terhadap kerusakan kehidupan di laut dan jelas lebih aman

daripada menyemprotkannya secara langsung pada sebuah jebakan gas di laut. Hal ini juga akan

lebih menjamin bahwa tidak ada gas yang keluar ke atmosfer melalui proses percampuran oleh

arus laut. Pada temperatur dan tekanan di laut dalam yang cukup ekstrim, karbon dioksida

bergerak dalam fasa cairnya untuk membentuk kristal hidrat yang solid dan tak bergerak, dan

mempercepat kestabilan sistem. Para ilmuwan mengatakan bahwa gas tersebut akan cukup aman

dalam tempat penyimpanannya dan tahan terhadap gempa bumi atau proses-proses geomekanik

lainnya.

Page 11: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Beberapa peneliti lain ada yangmengusulkan untuk menyimpan karbon dioksida ini

dalam formasi geologi seperti pada lapangan gas alam, tetapi reservoir di daratan seperti itu

memiliki resiko kebocoran yang tinggi.

Sedimen di laut dalam berperan sangat besar sebagai reservoir penyimpanan, demikian

kata House, mahasiswa pasca sarjana di Harvard's Department of Earth and Planetary Sciences.

Sekitar 22% atau 1,3 juta kilometer persegi lantai samudera di zona ekonomi eksklusif Amerika

Serikat memiliki kedalaman lebih dari 3000 meter. Diperkirakan emisi karbon dioksida tahunan

dapat disimpan di bawah sedimen pada suatu area seluas 80 kilometer persegi saja, sehingga

lantai samudera di wilayah Amerika dapat digunakan untuk menyimpan kelebihan karbon

dioksida untuk waktu ribuan tahun lamanya.

Menurut para peneliti, di luar wilayah 200 mil zona ekonomi Amerika Serikat, kapasitas

total penyimpanansedimen laut dalam adalah tak terbatas.

Para peneliti menyatakan bahwa sedimen yang tipis dan impermeabel (tak kedap) tak

cocok untuk menyimpan karbon dioksida, seperti pada daerah dengan kemiringan yang terjal,

dimana proses longsor (lanslide) dapat menyebabkan gas terlepas dari tempat penyimpanannya.

Mereka mengatakan bahwa pengkajian lebih lanjut dalam hal kelayakan mekanik dalam

membawa karbon dioksida ke lantai samudera, juga studi tentang dampak dari tinggi muka laut.

Page 12: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

B. ORGANIK DALAM AIR LAUT

Bahan organik dalam air laut dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 μm.

Bahan organik tidak terlarut yang berukuran > 0.5 μm.

Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan organik tidak

terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut terdiri dari sel hidup. Semua bahan

organik ini dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan.

Adapun peranan bahan organik di dalam ekologi laut adalah sebagai berikut :

Sumber energi (makanan)

Sumber bahan keperluan bakteri, tumbuhan maupun hewan

Sumber vitamin

Sebagai zat yang dapat mempercepat dan menghambat pertumbuhan sehingga memiliki

peranan penting dalam mengatur kehidupan fitoplankton di laut.

C. BAHAN ORGANIK TERLARUT DALAM AIR LAUT.

- Bahan organik karbon berukuran 0,3 – 3 mgC/ l pada perairan pantai, ditemukan sebagai hasil

peningkatan aktivitas fitoplankton dan polusi dari daratan.

- Metode penentuan karbon organik, ditemukan oleh Menzel dan Vaccaro (1964) dalam Riley

dan Chester (1971) dengan menyaring sampel, dipindahkan ke sebuah ampul dan diacidified

sparging dengan uap udara bersih untuk memisahkan karbondioksida yang bergabung dengan

keseimbangan asam karbonik. Sampel ini dihilangkan dengan Potasium Peroksidisulfat

(K2S2O8) lalu ampul ditutup. Selanjutnya dipanaskan dengan suhu 130°C dalam sebuah

autoclave selama 1 jam. Setelah dingin autoclave dibuka dan karbondioksida terbentuk oleh

oksidasi dari bahan organik yang diubah dengan helium atau nitrogen, lalu diukur dengan alat

ukur yang terbuat dari infra red absorption atau dengan absorption chromatography.

Page 13: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

- Bahan organik nitrogen.

Penentuan bahan organik nitrogen terlarut (5 – 300 μgN/l) dikemukakan oleh Strikland dan

Persons (1968). Bahan organik nitrogen dioksidasi menjadi nitrit+ oleh penyinaran yang

bersumber dari radiasi ultra violet. Nitrat selanjutnya direduksi ke nitrit menggunakan cadmium

reduktor column sehingga total nitrat nitrogen dapat ditentukan.

Bahan organik terlarut dalam air laut berasal dari empat sumber utama yaitu :

A. Daratan

Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin dan sungai. Bahan

organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa mencapai 20 mgC/l, terutama berasal dari

pelepasan humic material dan hasil penguraian dari buah-buahan yang jatuh di tanah.

Penambahan bahan organik secara perantara alami dalam bentuk sewage (kotoran) dan buangan

industri. Sebagian besar sudah siap dioksidasi dan segera membusuk karena bakteri dalam air

laut. Namun dalam batasan badan air, seperti estuarin, kebutuhan oksigen secara biologi

terpenuhi dikarenakan kondisi anoksik tersedia.

B. Penguraian organisme mati oleh bakteri

Ada dua mekanisme penguraian organisme mati yaitu secara autolisis dan bakterial. Di

alam kedua mekanisme ini bekerja secara bersamaan. Tingkat penguraiannya tergantung pada

kondisi kematian serta sampai tersedianya enzim dan bakteri yang diperlukan. Dalam proses

autolisis, reaksi penguraian terjadi karena adanya enzim di dalam sel dan hasilnya selanjutnya

akan dilepaskan ke dalam badan perairan. Menurut Johanes (1968) dalam Riley dan Chester

(1971), ekresi dari mikroorganisme seperti protozoa merupakan sumber yang penting dari bahan

organik karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari organisme mati dalam air laut terjadi

dengan cepat. Waksman, et al (1938) dalam Riley dan Chester (1971) telah menemukan bahwa

Page 14: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

setengah dari nitrogen yang ada dalam zooplankton mati, diubah menjadi amonia dalam waktu 2

minggu dan fospat dilepaskan dengan cepat. Skopintsev (1949) dalam Riley dan Chester (1971)

menyatakan bahwa 70 % organic karbon tidak terlarut di dalam kultur alga mati akan dioksidasi

menjadi karbondioksida (CO2) dan setelah enam bulan ditemukan sekitar 5% yang diubah

kedalam bahan organik terlarut.

C. Hasil metabolisme alga terutama fitoplankton.

Hasil fotosintesis alga akan melepaskan sejumlah bahan ke dalam badan perairan.

Produksi ini penting sebagai sumber energi untuk organisme laut lainnya dan juga berperan

dalam kontrol ekologi. Asam amino dan karbohidrat merupakan bahan yang dikeluarkan secara

dominan oleh spesies khusus seperti Olisthodiscus sp (Hellebust, 1965 dalam Riley dan Chester

1971).

D. Eksresi zooplanton dan binatang laut lainnya.

Eksresi zooplankton dan binatang laut lainnya menjadi sumber penting bahan organik

terlarut di laut. Bahan-Bahan yang dikenal secara prinsip adalah Nitrogenous seperti urea,

purines (allantoin dan asam uric), trimethyl amine oxide dan asam amin, trimethyl amine oxide

dan asam amino (glycine, taurine dan alanine).

Sifat Bahan Organik Terlarut dalam Air Laut

Sebagian besar bahan organik terlarut dalam air laut terdiri atas material yang kompleks

dan sangat tahan terhadap penguraian bakteri. Secara lebih jelas contoh konsentrasi representatif

beberapa bahan organik karbon terlarut di permukaan air laut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut

ini.

Page 15: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Tabel 1. Contoh konsentrasi representatif beberapa bahan organik karbon terlarut di permukaan

air laut:

Page 16: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Efek Ekologi Material Organik Terlarut

Kualitas air laut dikatakan baik atau buruk tergantung pada produktivitasnya. Kondisi ini

ditentukan oleh keberadaan mikro nutrien anorganik khususnya nitrogen dan fosfat. Material

organik terlarut tidak hanya sebagai sumber energi tetapi juga sumber senyawa organik esensial

yang tidak dapat disintesa oleh organism tersebut. Banyak zat-zat dikeluarkan oleh kehidupan air

laut sebagai ectocrines yang mempercepat atau memperlambat pertumbuhan. Prakash dan

Rashid (1968) dalam Riley dan Chester (1971) menyatakan bahwa pertumbuhan didukung oleh

banyaknya humic acid yang secara ekologi penting dalam perairan pantai. Penghambat

pertumbuhan dapat ditemukan dalam media kultur antara antibiotik dan racun. Zat racun

dikeluarkan oleh dinoflagellata seperti Gynodinium breze dan Gonyoulax polyhedra yang dapat

menyebabkan “ red tide”. Zat polifenol dihasilkan oleh alga coklat menghambat pertumbuhan

beberapa spesies dari alga unicellular. Zat ini mungkin penting secara ekologi menekan

pertumbuhan epiphytes.

Distribusi Organik Karbon Terlarut dalam Air Laut

Hampir seluruh organik karbon terlarut dalam air laut berasal dari karbondioksida yang

dihasilkan oleh fitoplankton. Konsentrasinya tergantung pada keseimbangan antara rata-rata

organik karbon terlarut yang dibentuk oleh hasil pembusukan, eksresi dan rata-rata hasil

penguraian atau pemanfaatannya. Libes (1971) menyatakan distribusi dissolved organic matter,

particulate organic matter dan organik karbon erat hubungannya dengan produktivitas primer

Produktivitas primer sangat tinggi di daerah pantai dan rendah pada daerah laut terbuka.

Konsentrasi bahan organik berdasarkan variasi musim dan kedalaman adalah sebagai berikut.

1. Variasi Menurut Musim

a) Terjadi hanya pada daerah yang dipengaruhi musim (North sea).

Page 17: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

b) Musim semi dan awal musim panas merupakan konsentrasi tertinggi (Ca1,8 mg/ l).

c) Musim panas konsentrasi menurun.

d) Musim gugur – awal musim semi, konsentrasi sedikit menurun

2. Variasi Menurut Kedalaman

a) Permukaan, konsentrasi bahan organik karbon terlarut dan nitrogen paling tinggi.

b) Bagian bawah zona eufotik, konsentrasi mulai menurun dengan meningkatnya kedalaman dan

terdapat perbedaan antra satu tempat dengan tempat lainnya tergantung pada produktivitas,

ketersediaan heterotrof dan kondisi hidrografik. Pada kedalaman lebih besar dari 100 meter

konsentrasi masih relatif konstan.

c) Pada perairan dalam, kandungan bahan organik karbon terlarut terlihat kecil tetapi signifikan

dan berbeda menurut kedalaman. Perbedaan konsentrasi organic terlarut dengan nitrogen pada

permukaan perairan sekitar 100 : 15 sampai 100 : 25.

D. BAHAN ORGANIK TIDAK TERLARUT DALAM AIR LAUT

Bahan organik tidak terlarut dalam air laut berukuran lebih besar dari 0,5 μm. Pada

lapisan permukaan air laut material organik tak terlarut ini berupa detritus dan fitoplankton. Pada

zona eufotik konsentrasinya lebih tinggi dari lapisan di bawahnya. Bahan organik tak terlarut ini

berfungsi menyediakan makanan untuk organisme pada beberapa tingkatan tropik.

Sumber Bahan Organik Tidak Terlarut dalam Air Laut

- Di bawah air sungai (4,2 – 109 gC/ l) berukuran lebih kecil dari rata-rata produksi

primer di laut ( 4 – 1016 gC/ l).

- Sebagian besar particulate organic matter dilaut dihasilkan oleh beberapa organisme penghasil

utama seperti fitoplankton, makroalga dan bakteri kemoautotrofik. Produksi utama ini dihasilkan

oleh fotoautotrofik nanoplankton (berdiameter 2,0 – 20 μm).

Page 18: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

- Sekitar 10 % dihasilkan dari tanaman dalam bentuk senyawa, berat molekulnya ringan seperti

asam amino, asam trikarboksilik. Hasil ini dengan cepat dikonsumsi oleh bakteri.

- Hasil agregasi dan pengendapan dissolved organic matter dari laut.

- Pada subsurface dalam waktu tertentu butir-butir fecal zooplankton merupakan komponen yang

terbesar dari bahan organik tak terlarut.

Perbedaan Secara Ekologi dan Sifat Bahan Organik Partikulat.

1. Daerah eufotik.

Bahan organik partikulat di daerah eufotik terdiri dari fitoplankton dan bakteri bersama

dengan detritus. Pertumbuhan lebih baik diperoleh dengan percampuran dari dua atau lebih

spesies dibandingkan satu spesies. Pada kondisi biasa, diatom mungkin dapat digunakan sebagai

makanan pokok kopepoda (Beklemistur, 1954 dalam Riley dan Chester, 1971), tetapi

cocolithophores dan dinoflagellata juga dapat digunakan (Marshall dan Orr, 1952 dalam Riley

dan Chester, 1975).

Pada saat fitoplankton melimpah, zooplankton mengkonsumsi lebih banyak fitoplankton

daripada diassimilasi (Beklemishev, 1962 dalam Riley dan Chester, 1971). Saat fitoplankton

melimpah detritus berfungsi hanya sebagai pelengkap makanan zooplankton. Namun disaat

zooplankton kurang, detritus merupakan bagian terbesar makanan binatang di laut (Harvey,

1950., Fox, 1950., Roley, 1959 dalam Riley dan Chester, 1971). Pada perairan yang dangkal,

banyak detritus sampai ke dasar laut dimana detritus itu dicerna oleh organisme dasar.

Dekomposisi bakteri menjadi mekanisme dasar bagi detritus, bakteri menggunakan bahan

partikulate untuk suplay energi dan material bagi protoplasma. Selama proses respirasi dan

metabolik CO2, amonia dan ion fosfat dilepaskan ke dalam air.

Page 19: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Daerah Perairan Dalam.

Meskipun banyak detritus di daerah eufotik berukuran relatif besar karena diuraikan oleh

bakteri sehingga sangat sedikit yang mencapai kedalaman 200 – 300 meter (Fox, 1950 dalam

Riley dan Chester, 1971). Sebagian besar dikonsumsi oleh filter feeder perairan dalam yang

memiliki nilai gizi (Harvey, 1955 dalam Riley dan Chester, 1971) dan tenggelam sampai dasar

lautan bergabung menjadi sedimen yang rata-rata mengandung Ca 0,3% organik karbon. Oleh

sebab itu perlu mencari alternatif sumber makanan bagi binatang laut tersebut. Sumber makanan

kemungkinan dipenuhi oleh marine aggregates yang kaya protein dan nutrisi. Gordon (1970)

dalam Riley dan Chester (1971) memperlihatkan bahwa organik karbon tak terlarut yang

terdapat di laut dalam di Atlantik dapat dihidrolisis oleh enzim seperti trypsin dan a–amylase

yang terjadi di zooplankton. Bagian tersebut menjadi sumber makanan penting bagi filter feeder

di daerah Batipelagik

E. SENYAWA ORGANOTIN

Pelepasan senyawa TBT dari cat aantifouling menghasilkan konsentrasi yang tinggi di

air, sedimen dan biota di daerah pelabuhan, marina dan estuary, khususnya pada area aktivitas

biota yang tinggi dan pergerakan air terbatas. Peraturan penggunaan TBT yang diterapkan di

banyak Negara pada akhir tahun 1980-an untuk mengurangi lebih lanjut input dari kapal, dan

hasilnya telah sukses menurunkan konsentrasi TBT di kolom air estuary yang didominasi kapal-

kapal berukuran kecil. Meskipun demikian, status kontaminasi masih menyisakan level yang

cukup tinggi di beberapa tempat dan menyebabkan efek kronik pada organisme laut yang

sensitive. Hal ini disebabkan adanya affinity TBT pada sedimen perairan sehingga menjadikan

senyawa ini persisten di sedimen dan sedimen merupakan reservoir dari senyawa ini. Adanya

persistensi TBT di sedimen akan memperpanjang perhatian pada kontaminan ini, dimana

Page 20: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

organism dapat mengakumulasi TBT dan sumber ini, bersama-sama dengan potensi desorpsi di

bawah kondisi tertentu. Jelas sedimen merupakan sumber pencemaran kembali TBT kebadan

perairan.

Senyawa organotin adalah senyawa organometalik yang disusun oleh 1 atau lebih ikatan

Sn-karbon (Sn-C). Senyawa ini umumnya original senyawa anthropogenik kecuali methyltin

yang mungkin dihasilkan melalui biometylasi di lingkungan (1) . Senyawa organotin secara

mayoritas mempunyai tin (Sn) dalam kedudukan oksidasi +4. Formulasi umum OTs adalah R n

SnX 4 -n, dimana R adalah sebuah alkyl atau aryl group (seperti butyl, phenyl, octyl, metyl dsb.),

X adalah spesies anionik (seperti Cl, O, OH, dsb.) dan n adalah 1 sampai 4. Sampai sekarang,

senyawa ini telah digunakan dalam berbagai macam aplikasi pemanfaatan, yaitu sebagai biosida

untuk pertanian maupun industri, sebagai bahan aktif pada cat antifouling, stabilisasi panas dan

cahaya pada plastik PVC, katalis pada polyurethane foam dan perlindungan permukaan gelas

dari etching (1) . Pencemaran laut oleh senyawa organotin, khususnya tributyltin (TBT)

umumnya berasal dari cat antifouling yang digunakan pada hull kapal dan jaring ikan aquakultur.

Beberapa pengaruh negatif yang pernah dilaporkan akibat pencemaran senyawa ini adalah

menyebabkan gangguan endokrin seperti imposex di gastropoda (6,7) , anomali cangkang oyster

(7-9) , kematian larva kerang (10) dan gangguan kesetimbangan hormonal pada ikan (11) .

Sintesis dan struktur Tetramethyltin

Tetramethyltin disintesis oleh reaksi dari peReaksi Grignard methylmagnesium iodida,

dengan SnCl4, yang disintesis dengan mereaksikan logam timah dengan gas klor.

4 CH3MgI + SnCl4 (CH3) 4Sn + 4 MgICl

Dalam Tetramethyltin, logam dikelilingi oleh empat kelompok metal dalam sebuah struktur

tetrahedral adalah analog berat neopentane.

Page 21: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Aplikasi & Prekursor untuk senyawa methyltin

Tetramethyltin adalah prekursor trimethyltin klorida (dan terkait methyltin halida), yang

merupakan prekursor untuk senyawa Organotin lain. Ini klorida methyltin dipersiapkan melalui

reaksi redistribusi disebut Kocheshkov. Jadi, SnMe4 dan SnCl4 diperbolehkan untuk bereaksi

pada suhu antara 100 C dan 200 C untuk memberikan Me3SnCl sebagai produk:

SnCl4 + 3 SnMe4 4 Me3SnCl

Sebuah rute kedua untuk klorida trimethyltin memanfaatkan tetramethyltin melibatkan reaksi

merkuri (II) klorida bereaksi dengan SnMe4. Berbagai senyawa methyltin digunakan sebagai

prekursor untuk stabilisator dalam PVC. Di-dan senyawa timah trimercapto digunakan untuk

menghambat dehydrochlorination, yang merupakan jalur untuk degradasi photolytic dan termal

dari PVC.

Permukaan fungsionalisasi

Tetramethyltin terurai dalam fase gas pada sekitar 277 C (550 K) bereaksi dengan uap

Me4Sn silika untuk memberikan Me3Sn-dicangkokkan padat.

Me4Sn + SiOH SiOSnMe3 + Meh

Reaksi ini juga dapat terjadi dengan substituen alkil yang lain. Dalam proses serupa,

tetramethyltin telah digunakan untuk memfungsionalisasikan zeolit tertentu pada temperatur

serendah -90 C.

Aplikasi dalam Sintesis Organik

Dalam sintesis Organik, tetramethyltin mengalami paladium-katalis reaksi kopling

dengan asam klorida metil keton untuk memberikan:

SnMe4 + RCOCl RCOMe + Me3SnCl

Page 22: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di perairan Teluk Banten pada bulan Agustus dan Oktober 2003

(Gambar 1). Lokasi pengambilan contoh terdiri dari 5 stasiun yang posisinya ditentukan

berdasarkan kemungkinan terdapatnya senyawa Butiltin di perairan tersebut. Dan stasiun

ditentukan dengan menggunakan alat Global Positioning System (GPS) agar mudah untuk

mengulangi pada tempat yang sama. Contoh air laut diambil menggunakan water sampler dan

disimpan dalam botol berwarna coklat, sedangkan contoh sedimen diambil dengan alat Grab dan

disimpan dalam botol polietilen. Semua contoh disimpan dalam kotak pendingin yang dilengkapi

dengan dry ice, dibawa ke laboratorium dan siap dianalisa di laboratorium PT ASL (Australian

Service Laboratory) –Bogor.

Page 23: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Prosedur analisa secara umum sebagai berikut: Contoh air laut sebanyak 1 liter

diekstraksi dengan Tropolone-Benzene, kemudian tambahkan Na2SO4 anhidrit untuk

menghilangkan air. Setelah itu dilakukan proses propilasi dengan menambahkan reagen Grignard

(n-Propyl MagnesiumBromide dalam Tetrahydrofuran), kemudian di tambahkan 1 N H2SO4

untuk mentralkan kelebihan Grignard reagen. Setelah itu larutan propilasi di pidahkan ke dalam

larutan Benzene/n. Hexan, lalu proses pemurnian dilakukan dengan melewatkan larutan propilasi

kedalam kolom florisil dengan penambahan n. Hexan. Akhirnya larutan dipekatkan menjadi 1 ml

dengan alat rotary vapor pada temperatur 40 °C dan kadarnya diukur dengan alat GC-FPD. TBT

dalam air dinyatakan dalam ng Sn/l.Contoh sedimen disimpan dalam botol polietilen dan

disimpan dalam kotak pendingin yang dilengkapi dengan dry ice. Analisa kimia yang dilakukan

secara umum sebagai berikut: Sedimen diekstrak dengan 0,1% Tropolone/Aceton yang

sebelumnya ditambahkan larutan HCl. Kemudian ditambahkan internal standard (Hexyl-TBT)

dan larutan dicentrifuge lalu di tambahkan 0,1 % Tropolone-benzene. Hasil ekstrak dikeringkan

dengan melewatkannya kedalam bubuk Na2SO4, kemudian hasil ekstrak dipekatkan dengan

menguapkannya dalam rotary vapour pada temperatur 40 0C menjadi 1 ml. Selanjutnya proses

propilasi dilakukan dengan menambahkan larutan Grignard (n-propyl bromide). Setelah proses

propilasi kemudian larutan dimurnikan lagi dengan melewatkannya kedalam kolom florisil yang

dielusi dengan n. heksan. Pekatkan kembali menjadi 1 ml dan siap diinjeksikan ke alat Gas

kromatografi FPD. Konsentrasinya dinyatakan dalam ng Sn/g.

Page 24: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi BT (butiltin) dalam air di perairan Teluk Banten (Tabel 1) bervariasi

tergantung dari lokasi. Pada bulan Agustus 2003 ditemukan TBT, DBT dan MBT masing-masing

berkisar antara ttd- <2 ng Sn/l, <2-9 ng Sn/l dan <5-17 ng Sn/l. Pada bulan Oktober 2003

kadarnya ditemukan masing-masing sebesar ttd-<2 ng Sn/l, <5-6 ng Sn/l, <5-6 ng Sn/l. Kadarnya

pada bulan Agustus 2003 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Oktober 2003. Kandungan

TBT dalam air umumnya sama pada semua stasiun pengamatan yaitu <2 ng Sn/l. Kadar total

butiltin (TBT+DBT+MBT) tertinggi ditemukan di St 4, yaitu sebesar 24 ng Sn/l dengan masing-

masing kadar TBT=<2 ng Sn/l, DBT <5 ng Sn/l dan MBT=17 ng Sn/l. Di St 4 pada bulan

Agustus 03 kadar MBT<DBT<TBT. Pada St 5 sama halnya dengan St 4 ditemukan kadar MBT

(11ng Sn/l) > DBT (<2ng Sn/l) dan kadar TBT sama untuk semua stasiun (<2 ng Sn/l). Menurut

laporan Quevauviller et al. [10] bahwa MBT dan DBT selain sebagai metabolit dari TBT juga

banyak digunakan sebagai stabilizer dalam pembuatan polyvinyl chloride (PVC) atau sebagai

katalis dalam industri plastik.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari contoh air, St 4 mengandung total Butiltin tertinggi lalu

diikuti stasiun 3 dan 5. Stasiun 4 berada di pelabuhan Cigading terdapat aktifitas kapal dan juga

Page 25: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

tempat berlabuh kapal-kapal dan galangan kapal serta menampung sebagian kapal pengangkut

dari dermaga PT. Krakatau Steel. Dilihat secara fisik air yang terdapat di dermaga PT. Krakatau

Steel lebih kotor dan keruh serta banyak minyak. Sedangkan stasiun 5 yang terletak agak jauh

ternyata dalam airnya mengandung kadar total Butiltin yang hampir sama dibandingkan St 1

(pada musim kering, Agustus 2003) yang merupakan pelabuhan penyeberangan ke Bakauheni.

Hal ini diduga oleh adanya arus atau gelombang pada saat itu yang membawa Butiltin ke lokasi

yang tidak ada aktifitas kapal. Pada bulan Oktober kandungan TBT dalam air sama halnya

dengan bulan Agustus 2003, dimana kadar TBT adalah <2 ng Sn/l untuk semua stasiun., kecuali

pada St 5 ditemukan tidak terdeteksi. Kadar total Butiltin ditemukan lebih tinggi pada bulan

Agustus 03 dibandingkan bulan Oktober 03, karena pada bulan Agustus itu musim kering

sehingga terjadi pemekatan kandungan senyawa ini dalam air, sedangkan pada bulan Oktober

sudah mulai musim hujan. Menurut Kan-atireklap et al. [11] kadar total Butiltin juga tinggi

ditemukan dilokasi tempat pemancingan ikan dan galangan kapal. Akan tetapi harus diwaspadai

bahwa menurut penelitian Gibbs et al., [12] imposex terjadi di Blackwater, Essex, UK dengan

kandungan TBT sebesar 1 ng Sn/l dalam air. Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran Butiltin

(BT) dalam sedimen. Konsentrasi dalam sedimen pada bulan Agustus 2003 ditemukan kisaran

TBT, DBT dan MBT masing-masing <0,5 -12 ng Sn/g, <0,5-2,7 ng Sn/g dan <0,5-2,2 ng Sn/g.

Pada bulan Oktober ditemukan kisaran kadar TBT, DBT daan MBT masing-masing <0,5-4,2 ng

Sn/g, <0,5-<1,0 ng Sn/g dan <0,5-1 ng Sn/g. Pada bulan Agustus 2003 kadar TBT tertinggi

ditemukan di St 4 (12 ngSn/g) lalu diikuti St 1 (3,6 ng Sn/g).

Page 26: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Dari hasil pengukuran BT dalam sedimen terlihat bahwa kadar TBT>DBT>MBT. Disini

terlihat senyawa yang berbahaya pada butiltin yaitu TBT (tributiltin) ditemukan kadarnya lebih

tinggi dalam sedimen, sedangkan dalam contoh air kandungan MBT nya yang tinggi sedangkan

kadar TBT rendah. Kan-atireklap et al. [11], Grovhoug et al. [13] dan Page et al. [14]

melaporkan bahwa kadar TBT yang tinggi ditemukan juga di estuarin karena terjadinya

peningkatan aktifitas kapal di pantai atau dapat juga berasal dari kapal perdagangan yang

berlabuh disana. Hal ini karena TBT merupakan bahan dasar yang digunakan dalam cat sebagi

zat antifouling yang banyak digunakan pada kapal yang ditemukan di marina, pelabuhan kapal-

kapal kecil dan di lokasi tempat perbaikan kapal ini juga aktifitas pencucian kapal. Semua

konsentrasi dihitung sebagai Sn yang diubah menjadi MBT, DBT dan TBT dengan faktor

perkalian 1,48, 1,96 dan 2,44. Stasiun 4 dan merupakan lokasi yang banyak menerima limbah

BT kemudian diukuti St 1,St 2 dan St 3.

Seperti di dalam air ditemukan kandungan total BT yang tinggi pada St 4 begitupula

dalam sedimennya. Hal ini diduga aktifitas pelabuhan Cigading ini banyak menggunakan cat

kapal yang mengandung TBT yang membahayakan kehidupan biota laut. Aktifitas yang ada

pada stasiun 1 adalah pelabuhan penyeberangan yang cukup padat. Dan kemungkinan banyak

kapal kapal tersebut menggunakan TBT sebagai antifouling dalam cat kapal. Begitupula stasiun

3 yang berada di dermaga PT.Krakatau Steel yang merupakan pelabuhan bongkar muat yang

banyak disandari kapal–kapal besar yang mengangkut produk PT. Krakatau Steel dan juga

tempat perbaikan (docking) kapal milik PT Krakatau Steel. Lokasi lainnya seperti stasiun 2 yang

merupakan pelabuhan depot Pertamina juga banyak aktifitas kapal sebagai alat pengangkut

minyak ke tempaat lainnya, sehingga senyawa BT terutama TBT ditemukan di lokasi ini.

Page 27: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Dari hasil pengamatan ditemukan kandungan BT dalam sedimen lebih tinggi

dibandingkan dengan dalam air. Matsunaga et al. [15] dan Laughin et al. [16] mengamati bahwa

sedimen organik berasal dari partikel tersuspensi yang ada pada kolom air, termasuk

didaalamnya phytoplankton dan bakteria. TBT banyak diadsorbsi dalam partikulat tersuspensi

Koeffisien partisi TBT dalam algae ditemukan sebesar 5 x 103 dan dalam bakteri sebesar 3 x

104. Adanya korelasi yang baik antara konsentrasi Butiltin dan sedimen organik. diduga karena

adanya pengendapan dari partikel tersuspensi yang mengabsorbsi TBT, lalu dibawa ke dasar

sehingga merupakan sumber senyawa Butiltin dalam sedimen. Penggunaan Butiltin di Indonesia

masih belum jelas seberapa jumlahnya. Apabila hasil pengukuran sedimen dalam penelitian ini

dibandingkan dengan hasil pengukuran dari negara lain (Tabel 3) maka kandungan BT di Teluk

Banten masih jauh lebih rendah.

BAB IV

Page 28: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

KESIMPULAN

Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan organik

tidak terlarut. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organism hidup melalui proses

metabolisme dan hasil pembusukan. Ekresi dari mikroorganisme seperti protozoa merupakan

sumber yang penting dari bahan organik karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari

organism mati dalam air laut terjadi dengan cepat. Hampir seluruh organik karbon terlarut dalam

air laut berasal dari karbondioksida yang dihasilkan oleh fitoplankton. Konsentrasinya

tergantung pada keseimbangan antara rata-rata organik karbon terlarut yang dibentuk oleh hasil

pembusukan, eksresi dan rata-rata hasil penguraian atau pemanfaatannya. Bahan organik tidak

terlarut dalam air laut berukuran lebih besar dari 0,5 μm. Pada lapisan permukaan air laut

material organik tak terlarut ini berupa detritus dan fitoplankton. Pada zona eufotik

konsentrasinya lebih tinggi dari lapoisan di bawahnya. Bahan organik tak terlarut ini berfungsi

menyediakan makanan untuk organisme pada beberapa tingkatan tropik. Organik karbon tak

terlarut yang terdapat di laut dalam di Atlantik dapat dihidrolisis oleh enzim seperti trypsin dan

a–amylase yang terjadi di zooplankton. Bagian tersebut menjadi sumber makanan penting bagi

filter feeder di daerah Batipelagik.

Adapun kandungan Butiltin terutama TBT dalam air di Teluk Banten dapat dikatakan

masih rendah dan perairannya masih bersih. Kandungannya dalam sedimen masih lebih rendah

dibandingkan kadarnya yang ditemukan dari beberapa negara seperti Hongkong, Auckland.

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Makalah Individu Kimia Analisis Lingkungan Laut

Environments. Marine Pollution Bulkletin, Volume 26 No. 11, Pergamon Press Ltd.

Libes, S.M. 1971. An Introduction to Marine Biogeochemistry. Department of Marine Science.

University of South Carolina-Coastal Carolina College Conway. Jhon Wiley & Sons, Inc.

Lonawarta (Majalah Semi Ilmiah). Mengenal Sedimen Laut. 1996. Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia. Puslitbang Oseanologi. Balitbang Sumberdaya Laut Ambon.

Riley, J.P and Chester, R. 1971. Introduction to Marine Chemistry. Department of Oceanography

the University of Liverpool, England. Academic Press, London and New York.

Riley, J.P and Chester, 1975. Chemmical Oceanographyestry. Academic Press, London and San

Francisco.

Sugeng widada, 2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro : Semarang

Sulaiman, A. dan I. Soehardi. 2008. Pendahuluan Geomorfologi Pantai Kualitatif. BPPT. Jakarta.

Triatmojo, B. 1999.  Teknik Pantai Edisi Kedua. Beta Offset. Yogyakarta.

Umi Muawanah dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar Laut. Badan

Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.

Wassman, P. 1993. Regulation of Vertical Export of Particulate Organic Matter from the

Euphotic Zone by Planktonic Heterothrophs in Eutrophicated Aquatic

www. http://rageagainst.multiply.com/journal/item/33.