makalah kimia analisi kelompok 4

Upload: tyo-prasetyo

Post on 04-Mar-2016

33 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas kimia analisis

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam studi energi berkelanjutan biomass adalah seluruh hal yang berkenaan dengan tanaman yang masih hidup termasuk limbah organik yang berasal dari tanaman,manusia, kehidupan laut, dan hewan. Biomassa merupakan istilah yang digunakan sebagai bahan bakar, terlebih kayubakar, arang, kotoranhewan, limbahpertanian,danlimbahpadatyang dapat terbiodegradasi. Perkembangan pemanfaatan dari biomass ini telah diterapkandengan pembentukan bahan bakar hidrogen dalam bentuk gas dengan dari biomassa tersebut.Sejumlah pakar berpendapat, penggunaan biomassa sebagai sumber energi terbarukan merupakan jalan keluar dari ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil. Apa yang sebenarnya dimaksud dengan biomassa? Dalam sektor energi, biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahanbakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi. Biomassa biasanya diukur dengan berat kering. Sumber lain menyebutkan biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, limbah perkotaan, tinja dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihanantara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable).Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian Biomassa ?2. Apa saja kandungan dari biomassa ?3. Bagaimana karekteristik dari biomasa ?4. Apa saja pemanfaatan biomassa dan contoh study analisis biomassa ?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup biomassa2. Mengertahui kandungan dari biomassa 3. Mengetahui karakteristik dan analisis dari biomassa 4. Mengetahui pemanfaatan biomassa dan contoh study analisis biomassa

1.4 Manfaat 1. Berdasarkan artikel- artikel pemanfaatan biomassa yang didapat2. Berdasarkan buku Biomassa dan Pemanfaatan Biomassa yang dibaca3. Internet

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomassa Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi dalam jumlah yang sangat besar. Biomassa juga disebut sebagai fitomassa dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. basis sumber daya ini meliputi ratusan bahkan ribuan spesies tanaman daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan dan limbah residu dari proses industri serta kotoran hewan. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Selain digunakan untuk tujuan primer yaitu serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya. Potensi biomassa di Indonesia yang biasa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberikan tiga keuntungan langsung. pertama, peningkatan efesiensi energi, secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah biasa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan. Salah satu langkah untuk mengurangi emisi karbondioksida ialah melalui pengenalan energi terbarukan dan ramah lingkungan, energi tersebut merupakan energi biomassa. biomassa membentuk bagiannya sendiri melalui proses fotosintesis. Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer tidak akan berubah selama karbondioksida yang dilepaskan oleh pembakaran biomassa setelah pemanfaatan energi dikembalikan seperti semula, seperti proses reforestrasi, ini disebut netralitas karbon biomassa. Energi yang menggantikan bahan bakar fosil dapat diperoleh dari siklus, yaitu pembakaran biomassa, emisi karbondioksida dan refiksasi karbondioksida. oleh karena itu emisi karbondioksida dapat direduksi dengan cara mengganti bahan bakar fosil dengan biomassa.

2.2 Kandungan Biomassa Kandungan yang terdapat didalam biomassa adalah karbon, oksigen dan hidrogen. Hal ini ditunjukan pada tabel 2.1. Pada table tersebut memperlihatkan komposisi dari berbagai biomassa. Rumusan kimia biomassa pada umumnya di wakili oleh , nilai koefisien dari x, y dan z ditentukan oleh masing-masing jenis biomassa tersebut. Untuk menentukan sistem energi biomassa, kandungan energi setiap jenisnya harus ditentukan terlebih dahulu. Nilai kalor seringkali sebagai indikator kandungan 7 energi yang di miliki setiap jenis biomassa. Nilai kalor adalah jumlah panas yang dihasilkan saat bahan menjalani pembakaran sempurna atau dikenal sebagai kalor pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio unsur di dalam biomassa itu sendiri terutama kadar karbon2.3 KarakteristikBiomassaKetika biomassa dijumpai di lapangan, secara umum dapat diidentikasi karakteristiknya seperti jenisdan ukuran yang tidak seragam karena berasal dari berbagai sumber, kadar air yang tinggi, kandunganenergi yang rendah. Kondisi alami ini akan mengakibatkan biaya transportasi biomassa akan lebihtinggi jika dibandingkan dengan batubara, minyak, dan gas.Kendati identikasi karakteristik biomassa secara kasat mata tersebut dapat dilaksanakan denganmudah dan murah namun tidak mampu memberikan informasi kuantitatif yang sangat diperlukandalam strategi dan program kerja teknis dalam pengelolaan biomassa sebagai bahan baku bioenergi.Pengelolaan terpenting adalah melakukan pengubahan energi yang rendah menjadi materi berenergitinggi melalui proses sik, biologi, dan kimia atau kombinasinya serta pemilihan teknologi konversinya. Ada tiga cara pendekatan analisis untuk menentukan karakteristik biomassayaitu(1)analisisproksimat,(2) analisis ultimate; dan (3) analisis elemen biomassa.

2.3.1 Analisis ProksimatAnalisisproksimatemerupakan analisisdilaboratoriumuntuk menentukan kadar air (moisture content), zat terbang (volatile matter), karbon tetap(xed carbon) dan kadar abu (ash) dari biomassa.1. Kadar air (Moisture Content)Kadar air muncul selalu hadir sebagai penciri dalam setiap organisme hidup. Kadar air adalah penciripenting untuk bahan bakar biomassa. Ada berbagai kadar air untuk bahan bakar biomassa, sesuaidengan jenis biomassa, bentuk biomassa, kondisi penyimpanan dan iklim. Peningkatan kadar airakanmengurangi suhu pembakaran maksimum adiabatik dan meningkatkan waktu yang diperlukan untukpembakaran yang sempurna dalam tungku. Kadar air biomassa memiliki kepentingan besar dalam haldaya tahan penyimpanan, nilai kalor bersih, pengapian diri, perancangan pabrik, perhitungan jumlahuntuk konsumsi boiler.2. Zat Terbang (Volatile Matter)Kadar karbon tetap adalah karbon ditemukan dalam bahan yang tersisa setelah bahan yang mudahmenguap didorong off. Hal Zat terbang mengacu pada komponen, kecuali untuk kelembaban, yangdibebaskan pada suhu tinggi tanpa adanya udara. Jumlah zat terbang dalam bahan bakar biomassa3. Karbon Tetap(Fixed Carbon)Kadar karbon tetap adalah karbon ditemukan dalam bahan yang tersisa setelah bahan yang mudahmenguap. Hal ini berbeda dengan kandungan karbon utama biomassa karena beberapa karbon hilangdalam hidrokarbon dengan volatil.4. Kadar Abu(Ash)Kadar abu biomassa adalah residu dari sisa pembakaran yang bersifat tidak mudah terbakar. Inimerupakan mineral massal setelah karbon, oksigen, sulfur dan udarayang telah terjadi selama prosespembakaran. Beberapa elemen yang hadir dalam bentuk biomassa abu setelah pembakaran dikenalsebagai unsur pembentuk abu. Mereka ada dalam bentuk garam, tersimpan dalam struktur karbon(abu melekat) atau setelah diperkenalkan ke bahan bakar saat panen dan transportasi dalam bentukdebu atau tanah liat (ash entrained).Semua jenis biomassa memiliki kandungan abu yang rendah dibandingkan denganbatubara. Namun, komposisi abu biomassa lebih rentan untuk penyumbatan dalam tungkubiomassa.

2.3.2 Analisis UltimateAnalisis ultimat dilakukanuntuk menentukankandungan unsurkimia padabiomassa seperti karbon,hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan, dan jugaunsur mikro.Elemen karbon, hidrogen dan oksigen merupakan komponen utama daribahan bakar biomassa. Nilaiprosentase karbon dan hidrogen nilai kalori yang lebih tinggi (yang merupakan kasus batubara) karenakonsentrasi dari unsur-unsur dalam bahan bakar secara langsung terkait dengan nilai kalor (lihatrumus). Karbon sebagian hadir dalam bentuk teroksidasi yang menjelaskan nilai yang lebih rendahpada. (GCV) untuk biomassa daripada batu bara. Jika kandungan karbon lebih tinggi dalam biomassa hutan maka akan mengarah ke GCV sedikitlebih tinggi dari bahan bakar biomassa herba. Karbon dan hidrogen teroksidasi selama reaksipembakaran untuk membentuk dan O. Sejauh oksigen yang bersangkutan, organik terikat Odilepaskan selama pembakaran dan memberikan bagian dari oksigen keseluruhan diperlukan untukmempertahankan pembakaran yang sempurna.

2.3.3AnalisisElemenBiomassaAnalisiselemenbiomassamerupakananalisaunsurkonstituenorganikutamayangdiperlukanuntuk perancangan bahan biomassa. Dalam analisis ini, ditemukan elemen karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Unsur-unsur tersebut membentuk senyawa makromolekul alami seperti selulosa(C6H12O6), hemiselulosa (C5H8O4), lignin, pati dan protein dari jaringan tumbuhan. Beberapa penelitian lebih lanjut dari unsur-unsur utama termasuk klorin (Cl), alkali danabu membentuk unsur-unsur seperti aluminium (Al), silikon (Si), kalsium (Ca), besi (Fe), kalium (K), magnesium (Mg), natrium (Na) dan fosfor (P). Kekhawatiran lain studi unsur elemen dalam biomassa seperti logamberat: arsen (As), barium (Ba), kadmium (Cd), cobalt (Co), kromium (Cr), tembaga (Cu), mangan (Mn),molibdenum (Mo), nikel (Ni), timbal (Pb), titanium (Ti), vanadium (V), seng (Zn). Relevansi penelitianlogam berat terletak pada prediksi emisi, pemanfaatan abu dan aerosol formation.Both ini penelitianlebih lanjut yang mahal dan tidak penting untuk membuat suatu gambar kasar dari perilaku bahanbakar biomassa selama pembakaran.2.3.4NilaiKaloriNilai kalor mencerminkan kandungan energi dari biomassa dan jugadisebut nilai kalor. Dua nilai kalordapat dibedakan, satu dengan mempertimbangkan kadar air bahan bakar dan satu jika bahan bakarbenar-benar kering. Yang terakhir, nilai kalor bruto (GCV), adalah panas yang dilepaskan selamapembakaran per unitmassa dari bahan bakarsaat air yang terbentukdalam fase cair. Jaring Nilai kalor(NCV) adalah panas yang dilepaskan selama pembakaran per unit massa dari bahan bakar saat airyang terbentuk dalam fase gas. Perbedaan antara GCV dan NCV memperhitungkan entalpi antara airgas dan cairan pada 25 C dan kandungan hidrogen dari bahan bakar.Nilai kalor merupakan factor yang sangat penting untuk desain boiler dan untuk perhitungan konsumsi bahan bakar pembangkit listrik yang menjadi bagian utama dari biaya operasional.

2.4 Produk dan Pemanfaatan Biomassa 2.4.1 Produk Biomassa Ada tiga tipe bahan bakar yang dihasilkan oleh biomassa dan dipergunakan untuk berbagai macam kebutuhan, antara lain : 1. Cairan berupa : ethanol, biodiesel dan methanol 2. Gas berupa : biogas, producer gas (CO, syngas )3. Padat berupa : arang Penggunaan ethanol dan biodiesel sebagai bahan bakar kendaraan transportasi dapat mengurangi emisi gas. Oleh karena itu biomassa bukan hanya energi terbarukan tapi juga bersih atau ramah lingkungan, dan dapat digunakan sebagai sumber energi secara global.

Biomassa merupakan sumber energi tertua yang dikenal oleh manusia, kontribusinya terhadap total pemanfaatan energi di Indonesia masih sangat kecil. Pemahaman keterbatasan dari sumber energi fosil dan kepedulian terhadap kelangsungan penyediaan sumber energi. Akan tetapi harga dan energi yang terus menerus menurun saat ini menyebabkan perkembangan teknologi tidak begitu pesat. Maka pada tahun 1980an kepedulian terhadap emisi yang disebabkan oleh penggunaan energi fosil mengakibatkan dikeluarkannya Kyoto protocol yang membatasi emisi yang diperbolehkan dilepas ke udara bebas.

2.4.2 Pemanfaatan Biomassa Untuk memanfaatkan sumber energi berupa biomassa sebagai bahan bakar maka diperlukan sebuah teknologi untuk mengkonversikannya. Proses pembakaran secara langsung adalah teknologi yang paling sederhana, biomassa dibakar dan akan menghasilkan energi panas yang digunakan misalnya untuk memanaskan tungku atau boiler. Konversi termokimiawi adalah teknologi konversi biomassa yang memerlukan perlakuan panas untuk memicu reaksi kimia, yang akan menghasilkan gas yang memiliki karateristik tertentu sebagai bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi adalah teknologi konversi biomassa yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar, berikut adalah contohnya : 1. Biobriket Briket, adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja yang bias dibuat briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. 2. Pirolisis Pirolisis, adalah penguraian biomassa karena adanya panas pada suhu yang lebih dari 500 C. pirolisis juga diartikan sebagai dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material 11 mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu disebut karbonisasi. Pada pirolisis terdapat beberapa tingkatan proses yaitu pirolisis primer dan pirolisis sekunder. Pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisis sekunder adalah pirolisis yang terjadi atas pertikel dan gas atau uap hasil pirolisis primer. Perlu diingat bahwa pirolisis adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan sangat dihindari pada proses ini karena akan memicu reaksi pembakaran. 3. Liquefaction Liquefaction merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquefaction terjadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan. 4. Biokimia Pemanfatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan an aerobic digestion. an aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi dan gas lain melalui proses biokimia. Selain an aerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol. Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisis) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didestilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99,5 %.Adapun tahapan proses an aerobic digestion diperlihatkan pada gambar 2.3.

2.4.3 Komposisi Bahan Baku Adapun komposisi penggunaan bahan baku yang biasa digunakan dalam penelitian proses Gasifikasi yaitu :a) Sekam padi Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada prosespenggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% dari data bobot awal gabah. Dari analisis ultimate dan analisis proximate pada sekam padi terlihat bahwa sebagian besar sekam padi terdiri dari volatil. dengan kadar volatil yang tinggi diharapkan dapat diperoleh gas dan cairan dariproses pirolisis dalam jumlah yang banyak. Kadar karbon dan kadar oksigen dalam sekam padi juga hampir berimbang sekitar 35-38%. Ini menunjukkan bahwa dalam minyak pirolisis nantinya akan mempunyai kadar oksigen dalam jumlah yang banyak.. Nilai kalor dari sekam padi adalah sekitar 14,8 MJ/kg dan sedikit dibawah nilai kalor kayu (~ 17-20 MJ/kg).Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting sebagai yang tercantum pada tabel 2.3.

Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1125 kg/m3, dengan nilai kalori 1kg sekam sebesar 3300 kkalori, serta memiliki bulk density 0,100 g/ ml, nilai kalori antara 3300-3600 kkalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU (Houston, 1972). Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan bahan bakar ataupun sebagai adsorpsi pada logam-logam berat. Sekam tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras. Pada keadaan normal, sekam berperan penting melindungi biji beras dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan jamur, dapat mencegah reaksi ketengikan karena dapat melindungi lapisan tipis yang kaya minyak terhadap kerusakan mekanis selama pemanenan, penggilingan dan pengangkutan (Haryadi. 2006). Adapun pemanfaatan sekam padi di bidang industri adalah : 1. Sumber Silika Sekitar 20% 2. Pemurnian Air 3. Bahan Bakar 4. Bahan Bangunan b) Batu bara Batubara Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah. Batubara merupakan salah satu komoditi sumber daya alam yang dihasilkan dari aktifitas pertambangan di Indonesia. pada tahun 2010 produksi batubara Indonesia mencapai 325 ton. Batubara merupakan bahan tambang srategis dalam penyediaan sumber energi suatu negara dikarenakan harga minyak dunia yang semakin tinggi. Terdapat dua metode untuk menganalisis batubara. Analisis ultimate dan analisis proximate. analisis ultimate menganalisis seluruh elemen komponen batubara, padat atau gas. Analisis ultimate Analisis ultimate menentukan berbagai macam kandungan kimia unsur-unsur seperi karbon, hidrogen, oksigen, sulfur dll. Analisa ini berguna dalam penentuan jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran dan volume serta komposisi gas pembakaran. Informasi ini diperlukan untuk perhitungan suhu nyala dan perancangan saluran gas buang. Analisis ultimate untuk berbagai jenis batubara dalam tabel di bawah.

dan analisis proximate menganalisis hanya fixed carbon, bahan yang mudah menguap, kadar air dan persen abu. Analisis ultimate harus dilakukan oleh labolatorium dengan peralatan yang lengkap oleh ahli kimia yang terampil, sedangkan analisis proximate dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana. - Analisis proximate Analisis proximate menunjukan persen berat dari fixed carbon, bahan mudah menguap, abu, dan kadar air dalam batubara. Analisis proximate untuk berbagai jenis batubara tersebut antara lain dijelaskan dan digambarkan dalam tabel 2.4. Tabel 2.4 Analisis Proximate untuk berbagai jenis Batubara

Berikut analisis proksimate pada batu bara :1. fixed carbon Merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam tungku setelah bahan yang mudah menguap didistilasi. Kandungan utamanya adalah karbon tetapi juga mengandung hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen yang tidak terbawa gas. fixed carbon memberikan perkiraan kasar terhadap nilai panas batubara. Persentase fixed carbon dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :% fixed carbon = +100 % - (% Moisture + % ash + % Volatile)2. Bahan yang mudah menguap (volatire matter) Bahan yang mudah menguap dalam batubara adalah metan, hidrokarbon, hidrogen. Karbon monoksida dan gas-gas yang tidak mudah terbakar seperti karbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang mudah menguap merupakan indeks dari kandungan bahan bakar bentuk gas di dalam batubara. Kandungan bahan yang mudah menguap berkisar antara 20 hingga 35 %. Bahan yang mudah menguap :1. Berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api dan membantu dalam memudahkan penyalaan batubara.2. Mengatur batas minimum pada tinggi dan volume tungku.3. Mempengaruhi kebutuhan udara sekunder dan aspek-aspek distribusi.4. Mempengaruhi kebutuhan minyak sekunder. Untuk mencari kandungan volatile matter dilakukan dengan memanaskan sampel bahan bakar pada temperature 950 C 20 C selam 12 menit. 3. Kadar abuAbu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungannya berkisar antara 5% hingga 40%. efek dari abu adalah : - Mengurangi kapasitas handling dan pembakaran. - Meningkatkan biaya handling. - Mempengaruhi efisiensi pembakaran dan efisiensi boiler. - Menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan. Sampel bahan bakar dari pengujian moisture dipanaskan kembali pada temperature 700-750 C selama 1,5 jam untuk mendapatkan nilai kandungan abu/ash. 4. Kadar airKadar air (moisture) adalah kandungan air pada bahan bakar padat. Semakin besar kandungan air yang terdapat pada bahan bakar padat, maka nilai kalornya semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Kadar air akan menurunkan kandungan panas per kg batubara dan kandungannya berkisar antara 0,5 hingga 10 %. Kadar air menyebabkan : 1. Meningkatkan kehilangan panas karena penguapan dan pemanasan berlebih dari uap.2. Membantu pengikatan partikel halus pada tingkatan tertentu.3. Membantu radiasi transfer panas. Cara pengujian kadar air adalah dengan cara memanaskan sampel bahan bakar pada temperature 105-110 C selama 1 jam.5. Kadar Sulfur Pada umumnya berkisar pada 0,5 hingga 0,8% Efek dari kadar sulfur antara lain : 1. Mempengaruhi kencenderungan terjadinya penggumpalan dan penyumbatan. 2. Mengakibatkan korosi pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara dan economizers.3. Membatasi suhu gas buang yang keluar. Sedangkan pada Analisis ultimate adalah menganalisis berbagai macam kandungan kimia unsur-unsur seperi karbon, hidrogen, oksigen, sulfur dll. Analisa ini berguna dalam penentuan jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran dan volume serta komposisi gas pembakaran. Informasi ini diperlukan untuk perhitungan suhu nyala dan perancangan saluran gas buang. Analisis ultimate untuk berbagai jenis batubara dalam tabel di bawah.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan 1. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Potensi biomassa di Indonesia yang biasa digunakan sebagai sumber energy adalah berupa limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. 2. Sistem energi biomassa dan kandungan energi setiap jenisnya dapat ditentukan dengan nilai kalor. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio unsur di dalam biomassa itu sendiri terutama kadar karbon3. Ada tiga cara pendekatan analisis untuk menentukan karakteristik biomassayaituanalisisproksimat, analisis ultimate, dan analisis elemen biomassa.4. Pemanfaatan sumber energi berupa biomassa sebagai bahan dapat dilakukan dengan dengan proses pembakaran, dan dengan teknologi pengkonversian terkomikiawi, dan teknologi pengkonversian biokimiawi. Pada proses pembakaran secara langsung, biomassa dibakar dan akan menghasilkan energi panas yang digunakan misalnya untuk memanaskan tungku atau boiler. Pada konversi termokimiawi, untuk memicu reaksi kimia dilakukan perlakuan panas terhadap bahan sehingga menghasilkan gas yang memiliki karateristik tertentu sebagai bahan bakar. Sedangkan konversi biokimiawi adalah teknologi konversi biomassa yang menggunakan bantuan mikroba dalam menghasilkan bahan bakar.

DAFTAR PUSTAKA.http:// www.kamase.org/biomassa-sebagai-pilihan-sumber-energi-terbarukan/http:// id.wikipedia.org/wiki/Biomassahttp://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20III%20BIOMASSA/pendahuluan.htmhttp:// moechah.wordpress.com/2008/09/17/energi-alternatif-itu-bernama-biomassa/http:// www.dw-world.de/dw/article/0,,3057079,00.htmlhttp:// www.dw-world.de/dw/article/0,,3057079_page_2,00.htmlhttp:// beyoureself.blogspot.com/2008/09/pengembangan-energi-terbarukan-di.html

25Analisis Kimia Produk dalam Industri Biomassa