makalah kerajaan hindu

29
Kata Pengantar Assalamu’alaikkum Wr.Wb Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya. Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran TIK karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telh diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Wassalamu’alaikkum Wr.Wb Penyusun, 1

Upload: namira-ahmed

Post on 26-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Makalah Kerajaan Hindu

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kerajaan Hindu

Kata Pengantar

Assalamu’alaikkum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya.

Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran TIK karena

terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran

dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan bimbingan

yang telh diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca.

Wassalamu’alaikkum Wr.Wb

Penyusun,

1

Page 2: Makalah Kerajaan Hindu

Daftar Isi

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang 3

Perumusan Masalah 3

Bab II Kerangka Teoritis

Munculnya Agama Hindu di Indonesia 4

Pembahasan

a.     Kerajaan Kutai 8

b.    Kerajaan Tarumanegara 9

c.     Kerajaan Mataram Kuno 10

d.    Kerajaan Kediri 12

e.     Kerajaan Singasari 13

f.      Kerajaan Majapahit 14

Bab III Penutup

Kesimpulan 17

Saran 18

Daftar Pustaka 19

2

Page 3: Makalah Kerajaan Hindu

Bab I Pendahuluan

a.     Latar Belakang

Perlu diketahui sejarah dari agama-agama yang ada di Indonesia.

Untuk itu saya membuat makalah ini, agar kita lebih jelas dalam

memahami sejarah adanya Agama Hindu-Budha.

b.    Perumusan Masalah

1.    Bagaimana awal mula munculnya Agama Hindu di Indonesia?

2.    Bagaimana Proses perkembangan Agama tersebut di Indonesia?

3

Page 4: Makalah Kerajaan Hindu

Bab II Kerangka Teoritis

Munculnya agama Hindu di Indonesia

Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai

Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha.

Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (kulit putih, badan tinggi,

hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus) melalui

celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung

pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah

tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang

berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria

bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam.

Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa

Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.

Orang Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan

kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida yang masih

memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama Hindu yang

merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan

bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan

Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu

yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan Hindu

yang selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu adalah di

lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah

milik bangsa Hindu).

Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:

Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.

Wisnu sebagai dewa pemelihara alam

Siwa sebagai dewa perusak

4

Page 5: Makalah Kerajaan Hindu

Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti. Kitab suci agama Hindu disebut Weda

(Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh

golongan pendeta/Brahmana. Mereka mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu,

yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/

pekerjaan mereka.

         Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta. Keberadaan

kasta ini ada pada posisi paling penting dan punya peranan yang sangat besar bagi berjalannya

pemerintahan. Mereka adalah orang yang paling mengerti menegnai seluk beluk agama Hindu,

serta menjadi penasehat raja.

         Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang termasuk

dalam kasta ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat pemerintah. Kasta ini

memiliki kedudukan yang penting dalam pemerintahan, punya banyak hak tetapi tidak memiliki

kewajiban untuk membayar pajak, memberikan persembahan, dsb.

         Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong dalam kasta ini

adalah para pedagang besar (saudagar),para pengusaha. Dalam golongan masyarakat biasa kasta

ini cukup memiliki peran penting.

         Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka adalah para pekerja

kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama wajib kerja tetapi keberadaannya kurang

diperhatikan.

         Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan.

Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga

dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal

dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta

tersebut didasarkan pada keturunan. Dalam konsep Hindu sesorang hanya dapat terlahir sebagai

Hindu bukan menjadi Hindu.

Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam

golongan kaum Pariaseperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan

mayoritas penduduk India.

5

Page 6: Makalah Kerajaan Hindu

Muncul dan berkembangnya Agama Budha

Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Muncul sekitar 525 SM.

Agama Budha muncul dan dikenalkan oleh Sidharta (semua harapan dikabulkan). Agama Budha

muncul disebabkan karena :

Sidharta memandang bahwa adanya sistem kasta dalam agama Hindu dapat memecah belah

masyarakat, bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia

berdasarkan kelahiran. Padahal setiap manusia itu sama kedudukannya.

Itulah fenomena yang ada di lingkungannya sementara itu satu hal yang membuat Sidharta

akhirnya berusaha untuk menentang adat dan tradisi yang ada adalah karena beliau melihat

adanya kenyataan hidup bahwa manusia akan tua, sakit, mati, dan hidup miskin yang intinya

bahwa bagi Sidharta kehidupan adalah suatu “PENDERITAAN”. Oleh karena itu manusia harus

dapat menghindarkan diri dari penderitaan (samsara), dan demi mencari cara atau jalan untuk

membebaskan diri dari penderitaan guna mencapai kesempurnaan maka beliau meninggalkan

istana dengan segala kemewahannya melakukan meditasi tepatnya di bawah pohon Bodhi di

daerah Bodh Gaya. Dalam meditasinya tersebut akhirnya Sidharta memperoleh penerangan

agung dan saat itulah terlahir/ tercipta agama Budha. Agama Budha lahir sebagai upaya

pengolahan pemikiran dan pengolahan  diri Sidharta sehingga menemukan cara yang terbaik bagi

manusia agar dapat terbebas dari penderitaan di dunia sehingga dapat mencapai kesempuirnaan

(nirwana) dan berharap tidak akan terlahir kembali di dunia untuk merasakan penderitaan yang

sama.

Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai oleh setiap orang tanpa harus

melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana berbeda dengan ajaran Hindu dimana hanya pendeta

yang dapat membuat orang mencapai kesempurnaan. Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha

atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan.

Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi. Ajaran agama

Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga

dan pitakaartinya keranjang). Peristiwa kelahiran, menerima penerangan agung dan kematian

Sidharta terjadi pada tanggal yang bersamaan yaitu waktu bulan purnama pada bulan Mei.

Sehingga ketiga peristiwa tersebut dirayakan umat Budha sebagai Triwaisak.

6

Page 7: Makalah Kerajaan Hindu

Dalam agama Budha tidak dikenal adanya sistem kasta sebab sistem ini dipandang akan

membedakan masyarakat atas harkat dan martabatnya. Sehingga dalam Budha laki-laki ataupun

perempuan, miskin atupun kaya sama saja semuanya punya hak yang sama dalam kehidupan ini.

Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia

Terdapat beberapa teori mengenai siapakah yang membawa masuknya agama Hindu di

Indonesia. Teori-teori tersebut antara lain:

1.      Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)

2.      Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ.Krom)

3.      Teori Ksatria (dikemukakan oleh FDK Bosch)

4.      Teori Brahmana (dikemukakan oleh J.C. Van Leur)

5.      Teori Arus Balik (dikemukakan oleh M.Yamin)

Proses masuk dan berkembangnya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia adalah sebagai

berikut.

Agama Budha

Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung dengan adanya

misi Dharmadhuta, kitab suci agama Budha ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam

agama Budha tidak mengenal sistem kasta. Para pendeta Budha masuk ke Indonesia melalui 2

jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan dan lautan. Jalan darat

ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagian Barat disebut Jalur Sutra, sedangkan jika

menempuh jalur laut, persebaran agama Budha sampai ke Cina melalui Asia Tenggara.

Selanjutnya sampai ke Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja dan keluarganya serta

mulai mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat kaum Budha. Bagi

mereka yang telah mengetahui ajaran dari pendeta India tersebut pasti ingin melihat tanah tempat

asal agama tersebut secara langsung yaitu India sehingga mereka pergi ke India dan

sekembalinya ke Indonesia mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya disampaikan

pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara mentah disebarkan tetapi  telah

mengalami proses penggolahan dan penyesuaian. Sehingga ajaran dan budaya Budha yang

berkembang di Indonesia berbeda dengan di India.

Agama Hindu

7

Page 8: Makalah Kerajaan Hindu

Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu dan melalui jalur

perdagangan akhirnya sampai di Indonesia. Selanjutnya mereka akan menemui penguasa lokal

(kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik dengan ajaran Hindu maka para pendeta bisa

langsung mengajarkan dan menyebarkannya. Dalam ajaran agama Hindu konsepnya adalah

seseorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu maka untuk menerima ajaran agama

Hindu orang Indonesia harus di-Hindu-kan melalui upacara Vratyastoma dengan pertimbangan

kedudukan sosial/ derajat yang bersangkutan (memberi kasta). Hubungan India-Indonesia

berlanjut dengan adanya upaya para kepala suku/ raja lokal untuk menyekolahkan anaknya/

utusan khusus ke India guna belajar budaya India lebih dalam lagi. Setelah kembali ke tanah air

mereka kemudian menyebarkan kebudayaan India yang sudah tinggi. Bahkan tak jarang mereka

mendatangkan para Brahmana India untuk melakukan upacara bagi para penguasa di Indonesia,

seperti upacara Abhiseka, merupakan upacara untuk mentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika

di suatu wilayah rajanya beragama Hindu maka akan memperkuat proses penyebaran agama

Hindu bagi rakyat di daerah tersebut. Berikut kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di

Indonesia.

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan kerajaan hindu tertua di

Indonesia, dengan aliran agama hindu-siwa. Letaknya di Muara Kaman tepatnya pada hulu

sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Keberadaan kerajaan ini ditandai dengan adanya 7 buah prasasti, yang dinamai prasasti yupa.

Dengan palawa sebagai hurufnya,dan sansekerta sebagai bahasanya. Pendirinya adalah Raja

Kudungga. Setelah Raja Kudungga wafat, kerajaan diambil alih oleh putranya, Raja

Aswawarman. Dan setelah Raja Aswawarman wafat, kerajaan diambil alih oleh putra Raja

Aswawarman, yaitu Raja Mulawarman.

Pada sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarman telah

menyumbangkan 20.00 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini menceritakan betapa

dermawannya seorang Raja Mulawarman, oleh karena itu, dari sekian banyak raja yang

memimpin kerajaan Kutai, Raja Mulawarman lah yang paling terkenal. 

Keruntuhan kerajaan Kutai Martadipura disebabkan oleh tewasnya raja terakhir Kutai Martadipura yang kalah memperebutan kekuasaan dari kerajaan Kutai Kartanegara di bawah pimpinan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Awalnya Kutai Kartanegara merupakan bagian

8

Page 9: Makalah Kerajaan Hindu

dari kerajaan Kutai Martadipura, namun karena perbedaan kepercayaan, di mana Kutai Kartanegara menganut kepercayaan agama islam, akhirnya perebutan kekuasaan pun terjadi dan berakhir dengan Kutai Kartanegara sebagai pemenang.

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan dengan nama asli Tarumanagara ini terletak di daerah Bekasi, Jawa Barat bagian utara.

Raja yang paling terkenal adalah raja yang ke-3, yaitu Raja Purnawarman. Keberadaan kerajaan

hindu dengan aliran hindu wisnu ini diketahui dengan ditemukannya beberapa prasasti yang

menceritakan tentang keberhasilan-keberhasilan kerajaan. Prasasti-prasasti tersebut antara lain:

1. Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di kebon kopi milik Jonathan Reck

2. Prasasti Tugu, ditemukan di daerah Bekasi, menceritakan tentang penggalian Sungai

Gomati oleh kerajaan Tarumanagara

3. Prasasti Cidanghiang, ditemukan di daerah Pandeglang

4. Prasasti Ciaruteun, ditemukan di aliran Sungai Ciampea, menggambarkan betapa

perkasanya seorang raja Purnawarman dengan telapak kaki besarnya yang terukir di

prasasti tersebut

5. Prasasti Muara Cianten, ditemukan di daerah Ciampea

6. Prasasti Jambu, ditemukan di daerah Nanggung, Bogor

7. Prasasti Pasir Awi, ditemukan di daerah Cieteureun

             Selain ditemukannya peninggalan-peninggalan berupa prasasti, ternyata ditemukan pula

peninggalan berupa candi yang dikenal dengan sebutan Candi Jiwa, letaknya di daerah

Karawang.

Selain peninggalan sejarah berupa prasasti dan candi, terdapat pula sumber-sumber sejarah lain

mengenai kerajaan ini seperti:

9

Page 10: Makalah Kerajaan Hindu

1. Fa hien, pada kitab Fa Kao Chi dari China

2. Dinasti Sui, tahun 528 dan 535 Masehi

3. Dinasti Tang, tahun 666 dan 669 Masehi

4. Naskah wangsakerta yang menceritakan tentang pendirian kerajaan Tarumanegara

           Akhir dari kerajaan ini disebabkan oleh keinginan Tarusbawa untuk membawa kerajaan

Tarumanagara kembali ke kerajaan Sunda, namun salah satu saudara Tarusbawa yang bernama

Galuh tidak setuju jika kerajaan Taruma kembali ke kerajaan Sunda, akhirnya Galuh pergi dari

kerajaan Taruma, dan kembali datang untuk merebutnya kekuasaan kerajaan Sunda yang

awalnya adalah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, akhirnya kerajaan itu pun diubah menjadi

Kerajaan Sunda Galuh.

Mataram Kuno

Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini  disebabkan oleh 2

alasan, yaitu karena adanya bencana alam letusan Gunung Merapi, dan karena adanya

peperangan dalam perebutan kekuasaan. Awalnya, pada abad ke-8 kerajaan ini terletak di daerah

Jawa Tengah, kemudian setelah Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini

dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok.

Agama di kerajaan ini pun terbagi menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya dan budha pada

Dinasti Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja Sanna kemudian

digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya. Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan

Mataram Kuno diperintah oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram Kuno

setelah Rakai Panangkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak digantikan oleh  Rakai

Garung (Samaratungga). Di tengah-tengah pemerintahan kerajaan Mataram Kuno, Datanglah

keinginan Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal sebagai Dinasti Sanjaya. Persaingan

antara Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai Pikatan dengan Dinasti Syailendra yang dipimpin

Raja Samaratungga, membuat cita-cita Rakai Pikatan untuk menjadi penguasa tunggal di Pulau

Jawa terhalang. Terjadi pertikaian antar kedua dinasti. Akhirnya pada abad ke-9 terjadi

penggabungan kedua dinasti melalui pernikahan politik antara Rakai Pikatan dari Dinasti

Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Dinasti Syailendra. Namun, pernikahan antara Rakai

Pikatan dengan Pramodawardhani ternyata tidak membuahkan kedamaian, malah justru

10

Page 11: Makalah Kerajaan Hindu

membuat pertikaian antara Dinasti Sanjaya dengan Dinasti Syailendra semakin sengit. Akhirnya,

Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil menguasai kerajaan sedangkan Pramodawardhani

bersama anaknya, Balaputradewa melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan untuk kemudian

mereka menjalankan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan Prasasti

Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi

dibantu oleh sebuah dewan penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang

terdiri atas lima patih ini di antaranya adalah:

Ratu, Datu, Sri Maharaja

Rakryan Mahamantri I Hino

Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan

Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang

Rakryan Kanuruhan

Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang, kemudian dilanjutkan oleh Dyah

Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Maha

Dambhu sebagai Raja Mataram Kuno yang sngat terkenal. Raja Balitung berhasil menyatukan

kembali Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman perpecahan. Di masa pemerintahannya, Raja

Balitung menyempurnakan struktur pemerintahan dengan menambah susunan hierarki. Bawahan

Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I Hino sebagai tangan kanan raja

yang didampingi oleh dua pejabat lainnya. Rakryan I Halu,dan Rakryan I Sirikan. Selain struktur

pemerintahan baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang juga dikenal

sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di Kerajaan Mataram Kuno yang memuat

silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno

masih mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pusat kerajaan pindah ke Jawa

Timur. Mpu Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja Balitung menjabat Rakryan i

Hino,melakukan kudeta karena merasa bahwa ia adalah keturunan asli Dinasti Sanjaya,

kemudian Mpu Daksa digantikan oleh menantunya, Sri Maharaja Tulodhong.

Kerajaan Mataram Kuno berakhir dengan sebuah peristiwa yang disebut Peristiwa

Mahapralaya. Saat itu, Raja Teguh Dharmawangsa sedang menikahkan putrinya, dengan Raden

11

Page 12: Makalah Kerajaan Hindu

Wijaya. Di tengah-tengah pesta, datang pasukan kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan kecil

sekutunya, Kerajaan Wurawari. Raja Teguh Dharmawangsa tewas, sedangkan putrinya yang

sedang menikah lolos dan berhasil melarikan diri ke Madura bersama suaminya, Raden Wijaya.

Kerajaan Kediri

Berdirinya Kerajaan Kediri berawal ketika Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan kecil Wurawari

berhasil meruntuhkan kerajaan Mataram Kuno lewat Peristiwa Mahapralaya. Kekuasaan

Kerajaaan Mataram Kuno diambil alih, dan nama Mataram diubah menjadi Kediri. Kerajaan

Kediri merupakan kerajaan turunan Ajiwuwari. Raja pertamanya adalah Raja Sri Jayawarsha.

Kemudian dilanjutkan oleh Raja Bameswara. Dalam kitab Kakawin Smaradahana, karangan

Mpu Dharmaja,  diceritakan bahwa Raja Bameswara adalah keturunan pendiri Dinasti Isyana.

Kemudian Raja Bameswara digantikan oleh mertuanya, Jayabhaya. Pada masa pemerintahan

Jayabhaya, terjadi perang saudara ini diabadikan dalam bentuk Kakawin Bharatayuddha yang

ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Punuluh. Jayabhaya berhasil memenangkan perang saudara

tersebut sehingga wilayah Kediri berhasil disatukan lagi dengan wilayah Jenggala. Peristiwa

kemenangan ini diabadikan dalam Prasasti Ngantang. Kemudian Raja Jayabhaya digantikan oleh

Raja Sarweswara dari Aryyeswara. Kemudian digantikan lagi oleh Raja Gandra. Pada masa

pemerintahannya, Gandra menyempurnakan struktur pemerintahan yang diwariskan Kerajaan

Mataram Kuno. Setelah Raja Gandra, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Kameshwara.

Pemerintahan Kameshwara ditandai dengan pesatnya hasil karya sastra Jawa. Pada masa

pemerintahannya, cerita-cerita panji atau kepehlawanan banyak dihasilkan. Raja kerajaan Kediri

berikutnya adalah Kertajaya atau Srengga. Pada masa pemerintahannya, Kediri mulai mengalami

masalah dan ketidakstabilan. Hal ini karena Kertajaya berusaha membatasi dan mengurangi hak

istimewa para kaum Brahmana, kemudian di daerah Tumapel (sekarang Malang) muncul

kekuatan baru di bawah pimpinan Ken Arok. Perlahan-lahan, terjadi arus pelarian para

Brahmana dari wilayah Kediri menuju Tumampel. Kertajaya menyikapi arus pelarian ini dengan

mengerahkan tentara Kerajaan Kediri untuk menyerbu Tumapel. Perang antara pasukan

Kertajaya dan Ken Arok terjadi di Ganter. Pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan

kekuasaan pasukan Kertajaya. Atas kekalahan ini, Kerajaan Kediri memang seolah-olah telah

runtuh, namun ternyata, secara perlahan kerajaan Kediri masih berdiri dibawah pimpinan Raja

Jayakatwang, meskipun keberadaan mereka di bawah kekuasaan Kerajaan Singasari.

12

Page 13: Makalah Kerajaan Hindu

Kerajaan Singasari

Berdirinya Kerajaan Singasari, saling berkaitan erat dengan Kerajaan Kediri dan Majapahit.

Ketika Ken Arok menjabat sebagai prajurit di Tumapel, di Kerajaan Kediri sedang berlangsung

perselisihan antara Raja Kertajaya dengan para Brahmana. Para Brahmana tersebut melarikan

diri ke Tumapel karena merasa lebih nyaman berada di Tumapel, akhirnya terjadilah

pertempuran antara Kerajaan Kediri dengan paukan akuwu Tumapel. Dalam pertempuran di

Ganter, Kerajaan Kediri mengalami kekalahan dan Raja Kertajaya meninggal. Kemudian, Ken

Arok menyatukan sebagian wilayah Kerajaan Kediri dengan Tumapel, dan mendirikan Kerajaan

Singasari, dengan Tunggul Ametung sebagai rajanya. Ken Arok bergelar Sri Rangga Rajasa

(Rajasawangsa) atau Girindrawangsa di Jawa Timur. Istri pertamanya bernama Ken Umang, Ken

Arok mempunyai empat orang anak, yaitu Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan

Dewi Rambi. Awalnya, Ken Arok hanyalah seorang anak desa yang dilahirkan oleh seorang Ibu

bernama Ken Nduk. Ia dididik oleh para penjahat di lingkungan sekitarnya hingga dewasa,

sehingga ia tumbuh dan berkembang menjadi seorang penjahat yang suka mabuk, mencuri, dan

membunuh. Pada perjalan hidupnya, ia bekerja sebagai seorang prajurit di daerah Tumapel, dan

tertarik pada Ken Dedes, istri komandan Tunggul Ametung. Timbul keinginan Ken Arok untuk

memperistri Ken Dedes. Singkat cerita, Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung dengan

keris yang dibuat Mpu Gandring, kemudian ia pun segera memperistri Ken Dedes. Setelah

sekian lama, Ken Dedes akhirnya menceritakan peristiwa pebunuhan suaminya tersebut kepada

anaknya dari Tunggu Ametung, Anusapati. Anusapati marah, dan berniat balas dendam,

akhirnya Anusapati berhasil membunuh Ken Arok dengan keris buatan Mpu Gandring yang telah

digunakan Ken Arok untuk membunuh ayah kandungnya. Panji Tohjaya, anak kandung Ken

Arok dengan Ken Umang mengetahui peristiwa pembunuhan ayahnya yang dilakukan Tohjaya.

Akhirnya dengan keris yang sama, Tohjaya berhasil membunuh Anusapati. Ranggawuni, yang

merupakan saudara dari Anusapati, mengetahui pembunuhan yang dilakukan Tohjaya, akhirnya

dengan keris yang sama, Ranggawuni membunuh Tohjaya.Setelah kejadian bunuh membunuh

berantai ini, akhirnya naik tahta lah Raja Kertanegara sebagai raja yang terkenal dan terbesar dari

kerajaan Singasari. Ia mempunyai semangat Ekspansionis. Kertanegara bercita-cita memperluas

Kerajaan Singasari hingga keluar Pulau Jawa yang disebut dengan istilah Cakrawala Mandala.

Pada tahun 1275, ia mengirim pasukan ke Sumatra untuk menguasai Kerajaan Melayu yang

13

Page 14: Makalah Kerajaan Hindu

disebut sebagai Ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi tersebut, Kerajaan Melayu berhasil di

taklukan. Peristiwa ini diabadikan pada alas patung Amoghapasha di Padangroco (Sungai

Langsat).

Seorang utusan Cina bernama Meng K’i pulang ke Cina, dan menceritakan pada kaisar

Kubilai Khan bahwa Kerajaan Melayu yang awalnya menjadi incarannya telah dikuasai dan

ditaklukan oleh Kerajaan Singasari. Kaisar Kubilai Khan begitu marah, ia segera mengirim

pasukan untuk menyerang Kerajaan Singasari. Mendengar wilayah kekuasaannya di bagian

Sumatra akan diserang, pasukan-pasukan Kerajaan Singasari segera dikirim ke Sumatra untuk

menghadapi serangan pasukan Cina. Sementara itu, Raja Jayakatwang dari Kerajaan Kediri

(kerajaan yang pernah dikalahkan Kerajaan Singasari) melihat kesempatan baik untuk merebut

kembali kekuasaan selagi pasukan-pasukan Kerajaan Singasari dikirim ke Sumatra. Pada tahun

1292, Raja Jayakatwang dengan pasukan Kerajaan Kediri langsung menyerang Ibu kota

Kerajaan Singasari.

Menurut cerita, pada saat serangan musuh datang, Raja Kertanegara beserta para pejabat dan

pendeta sedang melakukan upacara Tantrayana, sehingga dapat dengan mudah mereka semua

dibunuh oleh musuh. Kerajaan Singasari akhirnya berhasil direbut kembali oleh Jayakatwang,

Raja dari Kerajaan Kediri.

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan hindu terakhir dan terbesar di Indonesia. Letaknya di

Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya, menantu dari Raja Teguh Dharmawangsa

(Kerajaan Mataram Kuno) yang sempat melarikan diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi

Peristiwa Mahapralaya.

Kerajaan Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil bernama Desa Tarik.Desa itu

merupakan pemberian dari Raja Jayakatwang dari Kediri atas kembalinya menantu Raja Teguh

Dharmawangsa (Raden Wijaya) dari Kerajaan Mataram Kuno yang telah lama dikuasai Kerajaan

Kediri. Raden Wijaya telah dimaafkan dan dipercaya tidak bersalah atas kesalahan generasi

atasnya.

Singkat cerita, pada tahun 1292, armada Cina yang terdiri dari 1.000 buah kapal dengan 20.000

orang prajurit tiba di Tuban, Jawa Timur dengan tujuan untuk menyerang Raja Kertanegara yang

telah merebut Kerajaan Melayu dan menyatakan tidak mau tunduk pada Kaisar Kubilai Khan.

14

Page 15: Makalah Kerajaan Hindu

Mereka tidak tau bahwa Raja Kertanegara beserta Kerajaan Singasari itu telah meninggal dan

hancur dikalahkan oleh Raja Jayakatwang dari Kediri.

Mengetahui rencana penyerangan dari Cina ini, Raden Wijaya mengambil kesempatan untuk

merebut kembali Kerajaan Singasari. Ia menggabungkan diri dengan pasukan cina dan

menyerang Raja Jayakatwang di Kediri. Kerajaan Kediri tidak mampu menghadapi serangan,

sehingga Raja Jayakatwang berhasil dikalahkan. Kemenangan itu membuat pasukan Cina

bergembira dan berpesta pora. Mereka tidak menyangka ketika sedang berpesta pora, pasukan

Majapahit balik menyerang mereka. Akhirnya pasukan armada Cina kalah, dan mereka segera

kembali ketanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan Majaphit mulai berkuasa. Pada tahun 1295,

berturut-turut pecah pembrontakan yang dipimpin oleh Rangga lawe dan disusul oleh Saro serta

Nambi. Pembrontakan-pembrontakan itu bisa dipadamkan. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309

dan mendapat penghormatan di dua tempat, yaitu Candi Simping (Sumberjati) dan Candi

Artahpura.  

Setelah Raden Wijaya wafat, putera permaisuri Tribuwaneswari yang bernama Jayanegara

menggantikannya sebagai Raja Majapahit. Pada awal pemerintahannya Jayanegara harus

menghadapi sisa pemberontakan yang meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain

pembrontakan Kuti dan Sumi, Raja Jayanegara diselamatkan oleh pasukan pengawal

(Bhayangkari) yang dipimpin oleh Gajah Mada ia kemudian diungsikan ke Desa Bedager. Raja

Jayanegara wafat tahun1328 karena dibunuh oleh salah seorang anggota dharmaoutra yang

bernama Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia kemudian digantikan oleh adik

perempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuanatunggadewi Jayawishnuwardhani.

Suaminya bernama Cakradhara yang berkuasa di Singasari dengan gelar Kertawerdhana.

Dari kitab Negarakertagama, digambarkan adanya beberapa pemberontakan di masa

pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi. Pembrontakan yang paling berbahaya adalah

pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Namun pemberontakan itu dapat

dipadamkan oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah Mada bersumpah di hadapan Raja dan para

pembesar kerajaan bahwa ia tidak akan amukti palapa (memakan buah palapa), sebelum ia dapat

menundukan seluruh Nusantara di bawah naungan Majapahit. Pada tahun 1334, lahirlah putra

mahkota Kerajaan Majapahit yang diberi nama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350, Ratu

Tribuanatunggadewi mengundurkan diri setelah berkuasa 22 tahun. Ia wafat pada tahun 1372.

Pada tahun 1350, Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri

15

Page 16: Makalah Kerajaan Hindu

Rajasanagara dan Gajah Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi. Dibawah pemerintahan

Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan

Majapahit menguasai wilayah yang sangat luas. Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada

Majapahit, namun ada satu kerajaan kecil yang belum berhasil dikuasai kerajaan Majapahit, yaitu

Kerajaan Sunda Galuh. Raja Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada berusaha untuk

menaklukan kerajaan tersebut, namun ketika itu Raja Hayam Wuruk terlanjur jatuh cinta pada

putri dari Kerajaan Sunda Galuh yang bernama Dyah Pitaloka. Raja Hayam Wuruk bermaksud

untuk menikahi Dyah Pitaloka. Ia mengundang keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh datang ke

Kerajaan Majapahit untuk menikah dengan Dyah Pitaloka. Ketika keluarga besar dari kerajaan

Sunda Galuh tiba di Kerajaan Majapahit, terjadi kesalahpahaman. Patih Gajah Mada mengira

bahwa keluarga besar Kerajaan Sunda Galuh ingin menyerang Kerajaan Majapahit, akhirnya

Patih Gajah Mada segera mengeluarkan pasukan dan membunuh semua anggota keluarga

Kerajaan Sunda Galuh. Hanya Dyah Pitaloka yang tidak dibunuh. Melihat seluruh keluarganya

tewas, Dyah Pitaloka pun akhirnya melakukan belapati (bunuh diri) pada dirinya sendiri. Raja

Hayam wuruk yang mengetahui peristiwa kesalah pahaman tersebut menjadi marah, terlebih

ketika melihat calon istrinya mati karena bunuh diri atas kesalah pahaman patihnya. Akhirnya,

Raja Hayam Wuruk pun sakit, dan meninggal karena sakit hati. Sejak kematian Raja Hayam

Wuruk, maka Kerajaan Majapahit mencapai masa kemunduran, perlahan-lahan kekuasaan

Majapahit pun runtuh. Pada salah satu versi cerita, dikisahkan Sang Patih, Gajah Mada pergi ke

sebuah gunung untuk berdiam diri dan menjadi pertapa karena merasa bersalah pada rajanya.

16

Page 17: Makalah Kerajaan Hindu

KESIMPULAN

Agama hindu-budha datang ke Indonesia melalui para pedagang yang hendak pergi ke

China. Para pedagang tersebut singgah cukup lama di Indonesia untuk menunggu angin

ke arah utara

Selama mereka singgah di Indonesia mereka mengajarka agama Hindu

Lama kelamaan munculah berbagai kerajaan Hindu di Indonesia, seperti Kerajaan

Kutai, Tarumanagara, Mataram Kuno, Kediri, Singasari, dan Majapahit.

Kerajaan Kutai, adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang letaknya di Kalimantan

Timur dengan Raja Kudungga sebagai pendirinya, dan Raja Mulawarman sebagai Raja

yang paling terkenalnya. Peninggalannya berupa Prasasti Yupa

Kerajaan Tarumanegara, adalah kerajaan hindu yang terletak di Bekasi dengan

Raja Purnawarman sebagai rajanya yang paling terkenal. Prasasti yang paling terkenalnya

adalah Prasasti Ciaruteun dengan terukirnya telapak kaki Raja Purnawarman yang begitu

besar

Kerajaan Mataram Kuno, adalah kerajaan yang letaknya di Jawa Tengah dan

sempat dipindahkan ke Jawa Timur, alasan perpindahannya telah dijelaskan pada Teori

Van Bamellen. Pernah terjadi pertikaian antara Dinasti Sanjaya (Samaratungga) dengan

Dinasti Syailendra (Pramodhawardani) yang akhirnya membuat Pramodhawardani

melarikan diri ke Sumatra. Terdapat peristiwa bersejarah yang disebut Peristiwa

Mahapralaya di mana Kerajaan ini hancur diserang Kerajaan Sriwijaya dengan

Kerajaan Wurawari ketika sedang diadakan pesta pernikahan

Kerajaan Kediri, adalah kerajaan yang telah berhasil merebut kekuasaan Kerajaan

Mataram Kuno. Pernah terjadi pelarian kaum Brahmana ke wilayah Tumapel karena

mereka tidak dihargai di Kerajaan Kediri. Pelarian Brahmana tersebut membuat Kerajaan

Kediri mencetuskan peperangan dengan pasukan Tumapel dan menuai kekalahan

Kerajaan Singasari, adalah kerajaan yang awalnya adalah daerah Tumapel yang

kemudian berhasil membuat Kerajaan Kediri tunduk, dan dikuasai. Kerajaan ini terkenal

dengan kasus  bunuh membunuh antarkeluarga, yang dipicu oleh keinginan Ken Arok

untuk memperistri Ken Dedes. Kerajaan ini akhirnya dapat direbut kembali oleh Kerajaan

Kediri yang memanfaatkan kasus penyerangan pasukan Kubilaikhan ke Kerajaan ini.

17

Page 18: Makalah Kerajaan Hindu

Kerajaan Majapahit, adalah Kerajaan Hindu terbesar dan terakhir di Indonesia. Dengan

Raden Wijaya sebagai pendirinya. Awalnya kerajaan ini hanya sebuah desa kecil

pemberian Jayakatwang, dari Kerajaan Kediri yang telah berhasil merebut kekuasaan

Kerajaan Singasari. Namun, berkat kecerdikan Raden Wijaya, akhirnya Kerajaan Kediri

dapat dikalahkan Majapahit dengan siasat bekerjasama dengan pasukan Kubilaikhan dari

Cina. Raja Majapahit yang paling terkenal adalah Raja Hayam Wuruk bersama patihnya,

Gajah Mada. Dengan sumpah palapa, Gajah Mada beserta rajanya, Hayam Wuruk

berhasil menyatukan nusantara, kecuali untuk sebuah kerajaan kecil, yaitu kerajaan

Sunda. Berakhirnya Kerajaan Majapahit, adalah dengan meninggalnya Raja Hayam

Wuruk karena patah hati tidak bisa menikahi putri cantik dari kerajaan Sunda, Dyah

Pitaloka. Dyah Pitaloka bunuh diri karena keluarganya mati dibunuh pasukan Majapahit

yang diperintahkan Gajah mada atas sebuah kesalahpahaman.

Dengan berakhirnya kekuasaan Majapahit, maka berakhir pula kekuasaan kerajaan hindu

di Indonesia. Maka mulai bermunculanlah Kerajaan Islam

Saran

Kita harus menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.

18

Page 19: Makalah Kerajaan Hindu

Daftar Pustaka

mustaqimzone.wordpress.com/2011/07/20/perkembangan-kerajaan-hindu-budha-di-

indonesia/

www.google.co.id/#q=masuknya+kerajaan+hindu+budha+di+indonesia+kelas+SMA&hl=id&prmd=imvns&ei=kz8ZT7mGBNDqrQep8oCtDA&sqi=2&start=10&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=76417af358131f0a&biw=1366&bih=588

www.google.co.id/imgresimgurl=http://sugionosejarah.files.wordpress.com/2011/10/blitar2.jpg&imgrefurl=http://sugionosejarah.wordpress.com/2011/10/15/kerajaan-majapahit/&usg=__KByF88idkxbgY3wf0rQmXMukMn8=&h=350&w=336&sz=43&hl=id&start=11&zoom=1&tbnid=FxdKvL4ZBlPk4M:&tbnh=120&tbnw=115&ei=jfobT8yvC4jPrQfugo3nDQ&prev=/search%3Fq%3Dpeninggalan%2Bkerajaan%2Bmajapahit%26hl%3Did%26sa%3DX%26biw%3D1366%26bih%3D631%26tbm%3Disch%26prmd%3Dimvns&itbs=1

 

19