kerajaan hindu buddha

56
Kompetensi Dasar Menganalisis kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

Upload: winda-eka

Post on 21-Aug-2015

159 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Kompetensi DasarMenganalisis kehidupan masyarakat, pemerintahan dan

kebudayaan pada masa kerajaan Hindu Budha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku

pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

MAJAPAHIT

SINGASARI

KUTAIKUTAI

MATARAM KUNO

TARUMA

SRIWIJAYA

BALI

HOLING

MEDANG

KERAJAAN KUTAI dan TARUMANEGARA

Tujuan Pembelajaran :-- Degan mengamati gambar hasil budaya kerajaan Kutai dan taruma, peserta didik diharapkan mampu menganalisa peran pemimpin dalam kehidupan masyarakat Kutai dan taruma- melalui diskusi kelompok , peserta didik mendapat wacana kehidupan sosial ekonomi masyarakat- dengan menganalisa perkembangan kerajaan Kutai dan Taruma peserta didik mengetahui masa kejayaan

KERAJAAN KUTAI

Perhatikan terjemahan yupa berikut ini !

“Sang Mulawarman, raja yang mulia, terkenal dan terkemuka, ialah memberi sedekah 20000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api di dalam tanah yang sangat suci waprakeswara. Buat kebaikan budi sang raja itu tugu ini telah dibuat oleh para brahmana. “

Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan

Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana. 

Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.

KERAJAAN TARUMA

Prasasti Tugu "Raja Purnawarman

memerintahkan kepada para brahmana untuk membangun saluran air yang disebut Sungai Gomati yang panjangnya 11 km dikerjakan selama 21 hari. Setelahnya raja memberi hadiah berupa 1.000 ekor sapi."

Prasasti Ciaruteun

“ Ini bekas dua kaki, yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang Purnawarman, raja negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia “

Prasasti Kebon Kopi

Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki…yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan

Muara Cianten Belum dapat

terbaca

Pasir Awi

Prasasti kota kapur

Kutukan terhadap bhumi Jawa yang tidak tunduk pada kekuasaan Sriwijaya

Bhumi Jawa yang dimaksud kemungkinan adalah Taruma

Diskusikan soal berikut ini ! Analisislah kehidupan masyarakat Kutai

berdasarkan Yupa ! ( agama, politik dan ekonomi )

Berikan pendapatmu tentang kepemimpinan raja Purnawarman !

Holing / Kalingga Prasasti Tuk Mas Budha-roda

kehidupan Hindu-Cakra Jadi di Kalingga

ada 2 agama, Hindu dan Budha

Akhir pemerintahan

Kalingga dipecah menjadi 2 Kalingga utara ( Mataram-bercorak Hindu) Kalingga selatan ( Sambhara-bercorak

Budha)

Kerajaan Sriwijaya

Tujuan Pembelajaran :-Menganalisis kehidupan agama, ekonomi dan pemerintahan masyarakat kerajaan Sriwijaya-Menunjukkan bukti peninggalan kebudayaan masyarakat Sriwijaya yang masih ada di masa kini

Lokasi

Faktor pendorong

Perhatikan bangunan di bawah ini !

Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk perdagangan.

Prasasti Karang Berahi

Prasasti berangka tahun 686 M itu ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.

Prasasti Ligor

Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran perdagangan di Selat Malaka

Prasasti Nalanda Prasasti itu menyebutkan

Raja Balaputra Dewa sebagai Raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Kerajaan Syailendra. Di samping itu, prasasti ini juga menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda. 

Prasasti Kota Kapur

Prasasti berangka tahun 686 M itu menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menaklukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di Pulau Bangka.

Praasti Telaga Batu

Prasasti itu menyebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.

Keruntuhan Champa

Sngasari

Chola

Mataram Kuno

Tujuan Pembelajaran :-Menganalisis kehidupan agama, ekonomi dan pemerintahan masyarakat kerajaan Mataram Kuno-Menunjukkan bukti peninggalan kebudayaan masyarakat Mataram kunoyang masih ada di masa kini

Kerajaan Mataram Kuno Prasasti Canggal Pendirian lingga oleh

Sanjaya ( pendirian kerajaan )

Raja-raja Mataram

Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya

Rakai Panangkaran

Rakai Panunggalan

Rakai Warak

Rakai Garung

Rakai Pikatan

Rakai Kayuwangi

Rakai Balitung

Rakai Watuhumalang

Rakai Daksa

RakaiTuladhong

Rakai Wawa

Bhanu

Indra

Samaratungga

Pramodyawardani Konflik dg Balaputradewa – Balaputradewa kalah- Sriwijaya

Memindahkan pusat emerintahan ke Jatim-dilanjutkan dinasti Isyana

Prambanan dan Borobudur

Candi Gedong Songo dan Plaosan

Candi sewu dan sukuh

Ratu Boko

Keruntuhan Pada masa

pemerintahan Rakai Wawa, diperkirakan ibu kota Mataram dipindahkan ke Jawa Timur ( Periode Jatim )

Kerajaan Medang Kamulan

Kahuripan, Jenggala dan Panjalu ( Kediri )

vs

Kerajaan Kediri

Tujuan Pembelajaran :-Menganalisis kehidupan agama, ekonomi dan pemerintahan masyarakat kerajaan Kediri-Menunjukkan bukti peninggalan kebudayaan masyarakat Kediri yang masih ada di masa kini

Pemerintahan

Raja Jayawarsa

Raja Bameswara

Raja Jayabaya Ahli nujum, raja terbesar Kediri.Kitab Bharatayudha,Arjunawiwaha, Hariwangsa ditulis

Raja Sameswara

Raja Aryeswara

Raja Gandra Nama hewan muncul

Raja Kameswara Kitab Lubdaka dan smaradahana ditulis

Raja Kertajaya Raja terakhir KediriMati di bunuh Ken Arok

Kitab Ling-Wai-Ta-Ta yang ditulis oleh Chou Ku Fei pada tahun 1178 dan kitab Chu-Fan-Chi yang disusun oleh Chu Ju Kua pada tahun 1225. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah :

BudayaKehidupan budaya pada masa Kerajaan Kediri berkembang dengan pesat terutama dalam bidang sastra. Berikut hasil-hasil sastra pada zaman Kerajaan Kediri.

Kresnayana, karya Mpu Triguna

Baratayudha, dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157 pada masa pemerintahan Jayabaya. Kitab ini ditulis atas perintah Jayabaya sebagai peringatan kemenangan Kediri atas Jenggala.

Arjunawiwaha, dikarang oleh Mpu Kanwa. Mengisahkan tentang pernikahan Raja Airlangga dengan putri raja dari Kerajaan Sriwijaya. Dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

Hariwangsa, dikarang oleh Mpu Panuluh pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

Smaradhahana, dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan Raja Kameswara. Kitab ini berupa kakawin, yang berisi pujian kepada raja sebagai seorang titisan dewa Kama. Dalam kitab ini menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah Dhahana.

Wrttasancaya, dikarang oleh Mpu Tanakung. Kitab ini berisi petunjuk tentang cara membuat syair yang baik.

Kitab Lubdaka, dikarang oleh Mpu Tanakung. Kitab ini berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yang harusnya masuk neraka, namun karena pemujaannya yang istimewa , Lubdaka ditolong dewa dan rohnya diangkat ke surga. Kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Kameswara

Kerajaan Singasari

Prasasti Mula Malurung

Tunggul Ametung

Ken Dedes Ken Arok Ken Umang

Anusapati Mahesa Wongatele

ng

Tohjoyo

Wisuwardhana

Mahesa Campaka

Kertanegara Lembu Tal

4 putri Raden Wijaya

Kehidupan Politik

Candi Jago dan Candi Kidal

Kebijakan Kertanegara

keruntuhan

Kerajaan Majapahit

Kehidupan keagamaan

Kehidupan Politik

Trayaratna

Candi Tikus dan Segaran

Situs Trowulan

Bajang Ratu dan Candi Rimbi

Akhir Pemerintahan