makalah agama hindu

34
MAKALAH AGAMA HINDU “ETIKA” Oleh : G. B. SATHYA NARAYANA 1313021002 PUTU SONIA VIRGAWATI PRATIWI 1313021041 Semester/Kelas 2/A JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

Upload: sonia-virgawati-pratiwi

Post on 28-Dec-2015

1.179 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agama Hindu

MAKALAH AGAMA HINDU

“ETIKA”

Oleh :

G. B. SATHYA NARAYANA 1313021002

PUTU SONIA VIRGAWATI PRATIWI 1313021041

Semester/Kelas 2/A

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2014

Page 2: Makalah Agama Hindu

Om awighnam astu namo sidham

Om sidirastu tad astu swaha

Ya Tuhan Semoga atas Berkenanmu, tiada suatu halangan bagi hamba

memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil dengan baik.

i

Page 3: Makalah Agama Hindu

PRAKATA

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat karunia yang telah diberikan,makalah yang berjudul “Etika” dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

mendukung, baik berupa bimbingan, doa maupun materiil yang diberikan guna

membantu penyelesaian makalah ini.Terima kasih kepada rekan-rekan semester 2

kelas A yang telah memberikan banyak dukungan kepada penulis. Tidak lupa

pula, ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan doa dan restu

serta dukungan materiil kepada penulis. Terima kasih pula kepada para penulis

yang tulisannya dikutip sebagai bahan rujukan dalam makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh

karena itu,penulis menerima dengan terbuka saran dan kritik konstruktif untuk

menjadikan makalah ini lebih baik di kemudian hari.Semoga makalah ini

bermanfaat untuk pembaca.

Om Santih,Santih,Santih, Om

Singaraja, April 2014

Penulis

ii

Page 4: Makalah Agama Hindu

DAFTAR ISI

DOA PEMBUKA.................................................................................. i

PRAKATA............................................................................................. ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Tujuan ......................................................................................... 2

1.4 Manfaat ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Makna Etika atau Moralitas........................................................ 3

2.2 Prinsip Dasar Etika dalam Agama Hindu.................................. 4

2.3 Misi untuk Memperbaiki Diri Menuju

Manusia Ideal (Manava Madhava)............................................. 5

2.4 Implementasi Kebenaran, Kebajikan, Kasih

Sayang, Kedamaian dan Tanpa Kekerasan

dalam Kehidupan Bersama Sehari-Hari.................................... 7

2.4.1 Kebenaran ................................................................. 7

2.4.2 Kebajikan .................................................................. 8

2.4.3 Kasih Sayang (Cinta Kasih) ..................................... 9

2.4.4 Kedamaian dan Tanpa Kekerasan ............................ 10

2.4.5 Implikasi Etika dan Moralitas dalam

Kehidupan Sehari-hari .............................................. 11

2.4.6 Ethika dalam Mahabharata ....................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1Simpulan .................................................................................. 14

3.2Saran ........................................................................................ 15

DOA PENUTUP ........................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Makalah Agama Hindu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan ini kita akan senantiasa dihadapkan dengan

berbagai masalah yang akan datang silih berganti. Dalam hal ini kita harus

memiliki kesabaran dalam menghadapinya. Salah satu caranya adalah

meningkatkan iman dan taqwa kita. Agama memiliki peran yang amat penting

dalam meningkatkan hal tersebut . Dengan mempelajari Agama kita mampu

untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Agama dapat dijadikan pemandu

dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan

bermartabat.Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual.Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, dan moral yang sangat penting.

Dalam konsep ajaran Agama Hindu terdapat tiga kerangka dasar

Agama Hindu.Tiga kerangka dasar Agama Hindu tersebut, yaitu: tattwa,

susila, dan upacara.Tattwa merupakan inti ajaran Agama, sedangkan susila

sebagai pelaksana ajaran dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Terkait dengan Susila atau etika, disini diperlukan sifat

pengendalian diri dalam bersikap. Tuntunan dalam bersikap inilah yang

disebut etika atau sering juga disebut Dharmasastra. Dharma artinya

menuntun atau membimbing, juga berarti hukum yang mengatur tentang hak

dan kewajiban manusia. Sedangkan sastra berarti ilmu pengetahuan. Dengan

demikian Dharmasastra atau etika dapat diartikan sebagai pedoman atau

hukum yang menuntun manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan

kehidupan sosial lainnya. Tanpa adanya pedoman yang menuntun, bisa jadi

akan mudah timbul kekacauan.

Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah

yang berjudul Etika sebagai pedoman dasar kita mempelajari Agama Hindu.

1

Page 6: Makalah Agama Hindu

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun rumusan

permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:

a) Apakah makna darietika atau moralitas?

b) Bagaimana prinsip dasar etika dalam Agama Hindu?

c) Bagaimanakahmisi untuk memperbaiki diri menuju manusia ideal

(manava madhava)?

d) Bagaimanakah implementasi kebenaran, kebajikan, kasih sayang,

kedamaian dan tanpa kekerasan dalam kehidupan bersama sehari-hari?

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

a) Dapat menjelaskan makna dari etika atau moralitas.

b) Dapat menjelaskan prinsip dasar etika dalam Agama Hindu.

c) Dapat menjelaskan misi untuk memperbaiki diri menuju manusia ideal

(manava madhava).

d) Dapat menjelaskan implementasi kebenaran, kebajikan, kasih sayang,

kedamaian dan tanpa kekerasan dalam kehidupan bersama sehari-hari.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Bagi Penulis

Pembuatan makalah ini dapat menambah pengalaman penyusun dalam

menyusun makalah beserta presentasinya, serta dapat memperoleh

pengetahuantentang Etika. Selain itu, pembuatan makalah yang akan

dipresentasikan ini dapat meningkatkan mental berbicara dan kepercayaan

diri di depan umum.

2. Bagi Pembaca

Pembaca dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai Etika, yang

nantinya dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan beragama, khususnya

Agam Hindu.

2

Page 7: Makalah Agama Hindu

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Etika atau Moralitas

Secara Etimologis etika berasal dari bahasa Yunani, yaituEthos yang

mempunyai bentuk jamak sebagai etika. Etos merupakan suatu kebiasaan dan

kelakuan yang bersifat nyata dan berasal dari motivasi.Istilah Moral berasal

dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk

jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu

kebiasaan, adat. Etika mempunyai makna sama dengan moral yaitu suatu adat

kebiasaan. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’,

maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang

menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur

tingkah lakunya. Secara sederhana, etika merupakan sebuah kajian tentang

moralitas (the study of morality).

Etika merupakan pengetahuan tentang kesusilaan yang berbentuk

perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengandung suatu nilai serta

menjadi pedoman dalam tingkah laku seseorang. Setiap perbuatan itu

berdasarkan atas kehendak atau buddhi seseorang. Sehingga manusia

dihadapkan pada dua pilihan yaitu baik dan buruk. Moral mengandung makna

yang berkenaan dengan perbuatan yang baik dan buruk. Disamping itu

dikenal juga konsep moralitas, yaitu sistem nilai yang terkandung dalam

petuah, nasihat, perintah atau aturan yang diwariskan secara turun temurun

melalui agama atau kebudayaan dan tentang bagaimana seharusnya manusia

hidup agar menjadi lebih baik. Moralitas memberikan manusia petunjuk dan

aturan tentang bagaimana harus hidup, bertindak yang baik dan menghindari

perilaku yang tidak baik.

Namun jika dikaji dari sumbernya, etika dan moral itu memiliki

perbedaan yaitu jika moral bersumber dari diri seseorang yaitu hati nuraninya,

sedangkan etika berdasarkan kepada hal-hal diluar dirinya seperti kebiasaan

atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3

Page 8: Makalah Agama Hindu

2.2 Prinsip Dasar Etika dalam Agama Hindu

Sebagaimana kita ketahui bahwa etika merupakan tatanan yang

melandasi tingkah laku manusia, dan dengan etika agar manusia bertingkah

dan bersikap yang lebih baik. Untuk itu etika mempunyai banyak peranan,

sebagaimana juga fungsinya yang menjadi suatu media pembimbing tingkah

laku manusia, agar menjadi orang yang baik. Dalam hal ini etika dapat

dikatakan sebagai pemberi arahan, garis patokan atau pedoman kepada

manusia bagaimana sebaiknya bertingkah laku dalam masyarakat.

Dalam agama Hindu etika dinamakan susila, yang berasal dari dua

suku kata, su yang berarti baik, dan sila berarti kebiasaan atau tingkah laku

perbuatan manusia yang baik. Di dalam kitab Wraspati tattwa, 26 dinyatakan

mengenai arti kata sila dalam kalimat : “Sila ngaranya angraksa acara

rahayu”. Kata susila mengandung pengertian perbuatan baik atau tingkah

laku yang baik. Dalam hal ini maka etika dalam agama Hindu dikatakan

sebagai ilmu yang mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya suatu

perbuatan manusia, mengenai apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus

ditinggalkan, sehingga dengan demikian akan tercipta kehidupan yang rukun

dan damai dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya etika merupakan rasa

cinta kasih, rasa kasih sayang, dimana seseorang yang menjalani dan

melaksanakan etika itu karena ia mencintai dirinya sendiri dan menghargai

orang lain.

Konsep dasar dari tata susila adalah “ sasana manut linggih dan

linggih manut sasana”. Jadi, etika atau susila hendaknya selaras dengan

kedudukan dan kedudukan memerlukan nilai tertentu dari tata susila.

Sehingga tata susila merupakan peraturan tingkah laku yang baik untuk dapat

menyelaraskan hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, hubungan harmonis antar manusia dan peraturan tingkah laku antara

manusia dengan lingkungan. Bagaikan sebuah bangunan yang kuat perlu

didirikan di atas dasar yang kuat, demikian pula dengan tata susila perlu

didirikan di atas dasar yang kuat. Dasar yang kuat itu adalah ajaran-ajaran

agama.

4

Page 9: Makalah Agama Hindu

2.3 Misi untuk Memperbaiki Diri Menuju Manusia Ideal (Manava

Madhava)

Salah satu tugas suci bagi umat beragama Hindu ialah untuk

menata dirinya sendiri, masyarakat, serta umat manusia untuk mengenal jati

dirinya untuk berusaha menjadi manusia yang berperikemanusiaan yang

secara ideal disebut manusia “Dharmika” (Manava Madhava). Ajaran etika di

dalam Weda mencakup bidang yang sangat luas meliputi: kebenaran, kasih,

tanpa kekerasan, kebajikan, ketekunan, kemurahan hati, keluhuran budhi

pekerti, membenci sifat buruk, pantang berjudi, menjalankan kebajikan,

percaya diri, membina hubungan yang serasi, mementingkan persatuan,

kewaspadaan, kesucian hati, kemasyhuran, kemajuan, pergaulan dengan

orang-orang mulia, mengembangkan sifat-sifat ramah dan manis, sejahtera,

damai, bahagia, kegembiraan, moralitas, persahabatan, wiweka (kemampuan

membedakan sifat baik dan buruk), mengendalikan diri dan banyak lagi yang

lainnya tidak dapat disebutkan (Winawan, W., 2002).

Ajaran Etika (Moralitas), Tata Susila, serta pengendalian diri untuk

menjadikan diri serta umat manusia lainnya menjadi manusia yang

berperikemanusiaan, berbudhi pekerti dan berpribadi mulia, manusia Manava

Madhava (Dharmika), berdasarkan ajaran Agama Hindu dimuat dalam Veda,

Itihasa, Purana, Bhagawad Gita, Sara Samuccaya, Slokantara, dan yang

lainnya.

Dalam Kitab Suci Sara Samuccaya: Sloka 4, disebutkan sebagai

berikut:

Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya

demikian karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir

dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikianlah

keuntungannya dapat menjelma sebagai manusia.

Selanjutnya dalam Bhagavad Gita yang menjelaskan mengenai

sifat-sifat keraksasaan (Asuri Sampat) sebagai lawan sifat-sifat kedewaan

(Daiwi Sampat) yang terdapat dalam Bhagavad Gita Bab XVI. 11, 12, 14,

17,21.

5

Page 10: Makalah Agama Hindu

Keinginan yang tak habis-habisnya, yang hanya berakhir pada

kematian, dengan menganggap kepuasan nafsu keinginan sebagai tujuan

utama, dengan keyakinan bahwa itulah semuanya (Bhagavad Gita Bab XVI.

11)

Sehingga kecenderungan-kecenderungan sifat manusia dibedakan

menjadi dua bagian yaitu:

1. Daivi Sampat

Daivi Sampat adalah kecenderungan-kecenderungan sifat kedewataan

yang menyebabkan manusia memiliki budi luhur sehingga dapat

menghantarkan seseorang mendapatkan kerahayuan/kebahagiaan.

2. Asuri Sampat

Asuri Sampat adalah kecenderungan-kecenderungan sifat keraksasaan

yang menyebabkan manusia memiliki budi yang rendah sehingga dapat

menyebabkan manusia jatuh ke jurang neraka.

Sifat Daivi Sampat dan Asuri Sampat itu ada pada diri semua orang

dengan kuantitas yang berbeda-beda. Sehingga dalam diri seseorang terdapat

sifat baik (subha karma) dan sifat buruk (asubha karma). Saramuscaya

menyebutkan bahwa hanya manusialah yang dapat mengenal perbuatan yang

salah dan benar, ataupun baik dan buruk. Hanya manusialah yang dapat

menjadikan sesuatu yang tidak baik menjadi baik, karena manusia diberikan

kemampuan yang lebih dari makhluk hidup lainnya yaitu berupa idep

(pikiran).

Demikianlah garis-garis besar tuntunan yang kita dapat dari

pustaka suci Bhagawad Gita. Amanat Sri Krishna untuk menjadi manusia

Manava Madhava (Dharmika).

Selain itu, terdapat pula beberapa pedoman etika dalam Agama

Hindu untuk menuju manusia yang ideal (Manava-Madhava). Salah satunya

adalah Tri Kaya Parisudayang berasal dari kata tri artinya tiga, kaya berarti

tingkah laku dan parisuda mulia atau bersih. Tri Kaya Parisuda dengan

demikian berarti tiga tingkah laku yang mulia (baik).

Adapun tiga tingkah laku yang baik termaksud adalah:

6

Page 11: Makalah Agama Hindu

a. Manacika (berpikir yang baik dan suci). Seseorang dapat dikatakan

manacika apabila ia:

1. Tan egin tan adengkia ri drywaning len. Artinya, tidak

menginginkan sesuatu milik orang lain.

2. Tan kroda ring sarwa satwa. Artinya, tidak berpikir buruk

terhadap semua makhluk

3. Manituhwa ri hananing karma phala. Artinya, yakin dan percaya

terhadap hukum karma.

b. Wacika (berkata yang baik dan benar). Seseorang dapat dinyatakan

sebagai wacika, apabila ia:

1. Tan ujar ahala. Artinya, tidak mencaci maki orang lain.

2. Tan ujar apungas. Artinya, tidak berkata-kata yang kasar.

3. Tan misuna. Artinya, tidak memfitnah atau mengadu domba

4. Tan nitya. Artinya, tidak berbohong/ingkar janji.

c. Kayika (berbuat yang baik dan jujur). Seseorang dapat dikatakan

kayika, apabila ia:

1. Tan amati-mati. Artinya, tidak menyiksa, menyakiti atau

membunuh.

2. Tan angakal-akal. Artinya, tidak berbuat curang, mencuri atau

merampok.

3. Tan paradara. Artinya, tidak berzina atau memperkosa.

2.4 Implementasi Kebenaran, Kebajikan, Kasih Sayang, Kedamaian dan

Tanpa Kekerasan dalam Kehidupan Bersama Sehari-Hari

2.4.1 Kebenaran

Sabda suci weda mengatakan bahwa kebenaran/kejujuran

(satyam) merupakan prinsip dasar hidup dan kehidupan. Bila seseorang

senantiasa mengikuti kebenaran maka hidupnya akan selamat, sejahtera,

terhindar dari bencana, memperoleh kebijaksanaan dan kemuliaaan.

Kebenaran/kejujuran dapat dilaksanakan dengan mudah, bila seseorang

memiliki keyakinan (Sraddha). Dengan keyakinan seseorang akan mantap

bertindak dijalan yang benar menuju kebenaran.

Atharva Veda XIV.1.1

7

Page 12: Makalah Agama Hindu

“Kebenaran, kejujuran menyangga bumi, Matahari menyangga

langit.Hukum-hukum alammenyangga matahari. Tuhan Yang Maha

Esa, meresapi seluruh lapisan udara yang meliputi bumi (atmosfer).

Sara Samuccaya Sloka 128

“Tak berjauhan bisa (racun) itu dengan amrta: disinilah di badan

sendirilah tempatnya: keterangannya, jika orang itu bodoh, dan

senang hatinya kepada Adharma, bisa atau racun didapat olehnya;

sebaliknya kokoh berpegang kepada kebenaran, tidak goyah hatinya

bersandar kepada Dharma, maka amrtalah diperolehnya”.

Sara Samuccaya Sloka 41.42

“Maka yang harus anda perhatikan, jika ada hal yang ditimbulkan

oleh perbuatan, perkataan, dan pikiran yang tidak menyenangkan

dirimu sendiri, malahan menimbulkan duka yang menyebabkan sakit

hati, jangan tidak mengukur baju dibadan sendiri, perilaku anda yang

demikian itulah Dharma namanya: penyelewengan ajaran dharma,

jangan hendaknya dilakukan”.

“Bahwa segala perilaku orang bijaksana, orang yang jujur,

orangsatya wacana, pun orang yang dapat mengalahkan hawa

nafsunya dan tulus ikhlas lahir bathin, pasti berlandaskan dharma

segala lasksana beliau, laksana beliau itulah patut dituruti, jika telah

dapat menurutinya, itulah yang dinamai laksana dharma”.

2.4.2 Kebajikan

Dalam ajaran Hindu kata Dharma mempunyai arti yang luas,

antara lain: kebenaran, bebajikan, pengabdian, tugas suci, budi luhur dan

sebagainya.

Dalam Rgveda VII.32.8

Prnan itprnate mayah

Artinya:

“Tuhan Yang Maha Esa yang pemurah memberkahi orang yang penuh

kebajikan”

Sara Samuccaya Sloka 12.13

8

Page 13: Makalah Agama Hindu

“Pada hakekatnya jika artha dan kama dituntut, maka seharusnya

Dharma hendaknya dilakukan lebih dahulu, tak tersangsikan lagi,

pasti akan diperoleh artha dan kama itu nanti; tidak akan ada artinya,

jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari Dharma”.

“Bagi sang pandita (orang arif bijaksana) tak lain hanya orang

yang bijak yang melaksanakan Dharma, dipuji dan disanjung

olehnya, karena ia telah berhasil mencapai kebahagiaan, beliau

tidak menjunjung orang yang kaya dan orang yang selalu birahi

cinta wanita, sebab orang itu tidak sungguh berbahagia, karena

adanya pikiran angkara dan masih dapat digoda oleh kekayaan

dan hawa nafsu itu.

2.4.3 Kasih Sayang (Cinta Kasih)

Dalam agama Hindu konsep tentang Cinta kasih dan Kasih

sayang dijelaskan sebagai berikut:

a. Cinta Kasih.

Dalam bahasa Sansekerta, cinta diistilahkan dengan kata Snih

yang artinya cinta bukan harus dimiliki melainkan apa yang sudah ada

patut dipelihara. Sedangkan menurut cendikiawan Hindu abad ke 19

yaitu Svami Vivekanandha menyebutkan bahwa Cinta Kasih adalah

daya penggerak, karena cinta kasih selalu menempatkan dirinya

sebagai pemberi bukan penerima. Jika kita dengan penuh kesadaran

cinta dan kasih kepada Tuhan maka kebenaran yaitu kemahakuasaan

Tuhan akan datang karena daya penggerak atau cinta kasih-Nya. Jadi

dari uraian tersebut maka dapat dipahami bahwa Cinta Kasih adalah

perasaan rindu, sayang yang patut dibina dengan penuh kesadaran

tanpa keterikatan.

Dalam Bhagavad Gita XII.13, disebutkan tentang orang yang

telah memahami dan mengaplikasikan cinta kasih:

Advesta sarva-bhutanam, Maitrah karuna eva ca

Nirmamo niraham karah, Sama dukha-sukhah ksami

Artinya

Dia yang tidak membenci segala makhluk, Bersahabat dan cinta kasih

9

Page 14: Makalah Agama Hindu

Bebas dari keakuan dan keangkuhan, Sama dalam duka dan suka,

pemberi maaf.

b. Kasih sayang

Kasih sayang adalah perasaan yang lahir dari cinta kasih dan

diberikan dengan penuh kesadaran tanpa keterikatan. Ada lima aspek

kepribadian manusia yaitu:

1) Intelek atau kecerdasan, memungkinkan  manusia menganalisa dan

menentukan apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik

dan mana yang buruk, mana yang palsu dan mana yang sejati.

2) Fisik, semua mahluk terbentuk dari unsur fisik yang sama. Fisik

sebagai aspek kepribadian yang dimaksud di sini adalah

pengembangan kebiasaan memimpin dan mengendalikan hasrat.

3) Emosi, tingkat emosi menggambarkan penggunaan panca indera

secara benar. Emosi hendaknya dipahami dan dikendalikan agar

menjadi alat yang berguna bagi kesejahteraan hidup individu dan

masyarakat.

4) Psikis atau kejiwaan adalah aspek kepribadian manusia yang paling

sulit dilukiskan, karena merupakan kualitas diri kita yang menjadi

sumber kasih.

5) Spiritual, dalam spiritualitas seseorang menghayati kesatuan yang

mendasar dan kemanunggalan segala ciptaan.

2.4.4 Kedamaian dan Tanpa Kekerasan

Kedamaian atau ketentraman batin adalah dambaan setiap

makhluk.Kedamaian yang sejati sumbernya adalah bersatunya atman,

sumber hidup setiap makhluk dengan Brahman, Tuhan Yang Maha Esa.

Pada doa puja Trisandhya, bait ke-5 mantra ke-2 menyatakan “Sarvaprani

Hitangkarah” yang artinya semoga semua makhluk sejahtera. Doa ini

merupakan doa yang universal, tidak hanya untuk manusia tetapi semua

makhluk ciptaan-Nya. Berikut kutipan dalam pustaka suci mengenai

kedamaian dan tanpa kekerasan.

Atharva Veda: XIX.9.1

10

Page 15: Makalah Agama Hindu

Semoga langit penuh kedamaian.Semoga bumi bebas dari gangguan-

gangguan.Semoga suasana lapisan udara yang meliputi bumi

(atmosfir) yang luas menjadi tenang.Semoga perairan yang mengalir

menyejukkan dan semoga semua tanaman dan tumbuhan menjadi

bermanfaat untuk kami.

Yayur Veda: XXXVI.17

Semoga ada kedamaian di langit, di udara yang meliputi bumi

(atmosfir) dan atas bumi, semoga air, tumbuh-tumbuhan dan tanam-

tanaman menjadi sumber kedamaian untuk semuanya.Semoga semua

para dewa dan TuhanYang Maha Esa menganugrahkan kedamaian

kepada kami.Semoga terdapat kedamaian (ketentraman) dimana-

mana.Semoga kedamaian itu datang kepada kami.

Atharva Veda: XIX.9.2

Santam bhutam ca bhavyam ca,

Sarvam eva sam astu nah.

Artinya:

Semoga masa lalu, masa kini, dan masa akan datang penuh kedamaian

dan amat ramah kepada kami.

2.4.5 Implikasi Etika dan Moralitas dalam Kehidupan Sehari-hari

Salah satu Dharma kita yang sangat mulia adalah hormat kepada

ibu dan bapak. Demikian pula kepada ibu dan bapak guru di sekolah. Ibu

dan bapaklah yang menyebabkan kita ada, yang merawat dan membiayai

hidup kita sejak kecil. Betapa besarnya pengorbanannya kepada anak tak

dapat dihitung dan dibayar. Tiada kasih yang dapat menyamai kasih ibu.

Lalu apakah yang kita pakai untuk membalas jasa ibu? Hanya bakti kita

mempersenang mereka, dan ibu akan memberkati kita. Demikian pula

hormat kepada bapak dan ibu guru di sekolah (Sura, G., 1991).

Jasa orang tua tidak dapat dibalas dengan harta yang

melimpah yang diberikan seorang anak. Banyak hal yang dapat kita

lakukan sebagai seorang anak yang dapat menunjukkan bakti kita kepada

orang tua selain dengan harta. Orang tua yang memiliki anak yang

11

Page 16: Makalah Agama Hindu

sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi bebannya tidaklah ringan.

Orang tua bekerja keras agar dapat membiayai semua kebutuhan

anaknya, baik itu untuk biaya makan, sewa kos, biaya fotocopy buku,

pulsa, bensin, dan lain-lain. Sebagai mahasiswa, kita bisa membuat

mereka bangga dengan cara belajar yang rajin, menggunakan uang yang

diberikan orang tua dengan tepat sasaran, berusaha sebisa mungkin

mendapatkan nilai maksimal dalam ujian, dan bisa wisuda tepat waktu.

Dengan nilai dan prestasi yang bagus, sudah membuat orang tua bangga

dan tidak menyesal menyekolahkan kita.

2.4.6 Ethika dalam Mahabharata

Mahabharata adalah salah satu kitab Itihasa.Mahabharata

mengajarkan agar orang menaruh kasih sayang, rasa bersahabat, simpati

dan beritikad baik terhadap semua makhluk. Ini semuanya akan

mengantarkan orang kepada kedamaian, dan dengan kedamaian orang

akan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup, kebahagiaan hidup,

kebahagiaan hidup sehat lahir batin. Seperti kutipan dalam kitab

Mahabharata (dalam Sura, G., 1991).

Yadanyesain hitam nasyat atmanah karma purusam

Srapatrapeta va yena na tat kuryat katamcana

Artinya :

Perbuatan yang tidak mengantarkan orang kepada

kerahayuan, atau membawa malu kepada kita, janganlah itu dilakukan

kepada siapapun.

Implementasi: Berpacaran tidaklah dilarang, namun bagi orang yang

memiliki pacar, kasihilah dan sayangilah pacar sebagaimana mestinya,

dengan selalu menujukkan rasa bersahabat, simpati, dan itikad baik.

Sekarang ini sering kita temukan kasus remaja yang hamil di luar nikah

karena melakukan sex bebas, padahal remaja tersebut telah mengetahui

bahwa sex bebas itu adalah perbuatan yang tidak mengantarkan orang

pada kerahayuan, bahkan dampaknya bisa membawa malu kita dan

keluarga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Nah, disinilah peran

seorang pacar sangat diperlukan. Seorang pacar hendaknya dapat

12

Page 17: Makalah Agama Hindu

mengendalikan dirinya sendiri bahkan kalau bisa mengendalikan nafsu

pasangannya agar hal-hal demikian tidak terjadi.

13

Page 18: Makalah Agama Hindu

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ,

etika merupakan sebuah kajian tentang moralitas (the study of morality).

Sehingga etika merupakan pengetahuan tentang kesusilaan yang berbentuk

perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengandung suatu nilai serta

menjadi pedoman dalam tingkah laku seseorang . Setiap perbuatan itu

berdasarkan atas kehendak atau buddhi seseorang. Sehingga manusia

dihadapkan pada dua pilihan yaitu baik dan buruk.

Dalam agama Hindu etika dinamakan susila, yang berasal dari dua

suku kata, su yang berarti baik, dan sila berarti kebiasaan atau tingkah laku

perbuatan manusia yang baik.Etika atau susila hendaknya selaras dengan

kedudukan dan kedudukan memerlukan nilai tertentu dari tata susila.

Sehingga tata susila merupakan peraturan tingkah laku yang baik untuk dapat

menyelaraskan hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, hubungan harmonis antar manusia dan peraturan tingkah laku antara

manusia dengan lingkungan. Tata susila perlu didirikan di atas dasar yang

kuat. Dasar yang kuat itu adalah ajaran-ajaran agama.

Ajaran Etika (Moralitas), Tata Susila, serta pengendalian diri untuk

menjadikan diri serta umat manusia lainnya menjadi manusia yang

berperikemanusiaan, berbudhi pekerti dan berpribadi mulia, manusia Manava

Madhava (Dharmika), berdasarkan ajaran Agama Hindu dimuat dalam Veda,

Itihasa, Purana, Bhagawad Gita, Sara Samuccaya, Slokantara dan yang

lainnya. Kecenderungan sifat Daivi Sampat dan Asuri Sampat ada pada diri

semua orang dengan kuantitas yang berbeda-beda. Sehingga dalam diri

seseorang terdapat sifat baik (subha karma) dan sifat buruk (asubha karma).

Saramuscaya menyebutkan bahwa hanya manusialah yang dapat mengenal

perbuatan yang salah dan benar, ataupun baik dan buruk. Hanya manusialah

yang dapat menjadikan sesuatu yang tidak baik menjadi baik, karena manusia

14

Page 19: Makalah Agama Hindu

diberikan kemampuan yang lebih dari makhluk hidup lainnya yaitu berupa

idep (pikiran).

Ajaran etika hendak diimplementasikan dengan kebenaran,

kebajikan, kasih sayang, kedamaian dan tanpa kekerasan dalam kehidupan

bersama sehari-hari. Komponen-komponen tersebut akan membentuk suatu

keharmonisan yang mendasari kerukunan hidup menuju manusia yang

manava madhava sehingga segala apapun halangan serta rintangan yang

dihadapi, akan bisa dilewati dengan baik. Implementasi ajaran etika juga

terdapat dalam kisah mahabaratha yang sudah tak asing lagi untuk umat

Hindu. Nilai-nilai etika banyaktersurat dan tersirat dalam cerita tersebut yang

menggugah hati manusia untuk selalu berpegang teguh kepada ajaran dharma.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu, seseorang hendaknya

selalu bertindak dengan berpegangan teguh pada ajaran agamanya,

memahami serta mengerti segala sesuatu yang dilarang maupun yang patut

dilaksanakan sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari

yang akan mewujudkan kehidupan yang harmonis antara semua makhluk

ciptaan Tuhan.

15

Page 20: Makalah Agama Hindu

Om dewa suksma parama acintya ya namah swaha, sarwa karya

prasidhantam

Ya Tuhan dalam wujud parama acintya

yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahmulah maka pekerjaan

ini berhasil dengan baik

16

Page 21: Makalah Agama Hindu

DAFTAR PUSTAKA

Ita. 2010. ”Hakekat Manusia Hindu”. Dalam

http://itahasri.blogspot.com/2010/12/manusia-hindu.html. Diakses 14 April

2014

Nurkancana, Wayan. 2011. Pokok-pokok Ajaran Agama Hindu. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Winawan, W. 2003.Materi Substansi Kajian Matakuliah Pengembangan

Kepribadian Pendidikan Agama Hindu. Jakarta: Trisakti.

17