makalah kelompok 10 kulit pisang sebagai adsorben untuk menjernihkan minyak jelantah

27
KULIT PISANG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENJERNIHKAN MINYAK JELANTAH MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Bahasa Indonesia Keilmuan Yang dibina oleh Bapak Moh. Syahri Oleh 1. Vika Noer Baety (120331402672) 2. Sisca Puspita Wulandari (120331420957) 3. Nur Mu’izzah (120331420991) UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Upload: nur-muizzah

Post on 12-Dec-2015

166 views

Category:

Documents


75 download

DESCRIPTION

Manffat Kulit pisang sebagai adsorben pada minyak jelantah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

KULIT PISANG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK

MENJERNIHKAN MINYAK JELANTAH

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Bahasa Indonesia Keilmuan

Yang dibina oleh Bapak Moh. Syahri

Oleh

1. Vika Noer Baety (120331402672)

2. Sisca Puspita Wulandari (120331420957)

3. Nur Mu’izzah (120331420991)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

APRIL 2013

Page 2: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Makalah yang berjudul “Kulit Pisang Sebagai Adsorben untuk Menjernihkan

Minyak Jelantah” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan

yang dibina oleh Bapak Moh. Syahri. tepat pada waktunya.

Dalam makalah ini dibahas beberapa topik yaitu penyebab kerusakan pada

minyak goreng yang telah digunakan, bahaya penggunaan minyak jelantah, cara

menjernihkan minyak jelantah, kandungan kulit pisang yang bisa dimanfaatkan

sebagai adsorben penjernihan minyak jelantah dan proses penggunaan kulit pisang

sebagai adsorben penjernihan minyak jelantah.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan

bisa dijadikan dasar pemikiran bagi para intelektual untuk dikaji lebih mendalam

di masa mendatang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Malang, 27 April 2013

Penulis

Page 3: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................

Daftar isi ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................

1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Kerusakan pada Minyak Goreng yang Telah

Digunakan……………………………………………………….....

2.2 Bahaya Penggunaan Minyak Jelantah……………………………...

2.4 Cara Menjernihkan Minyak Jelantah……………………………….

2.4 Kandungan Kulit Pisang yang Bisa Dijadikan Adsorben..................

2.5 Proses Penggunaan Kulit Pisang sebagai Adsorben Penjernihan

Minyak Jelantah................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................

3.2 Saran .................................................................................................

Daftar Pustaka ..............................................................................................

i

ii

1

1

2

3

3

Page 4: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sering

digunakan dalam masyarakat, terutama oleh ibu rumah tangga dan penjual

gorengan. Kurang lebih 290 juta ton lemak dan minyak dikonsumsi tiap

tahun untuk kripik kentang saja. Menggoreng bahan pangan banyak

dilakukan di negara kita, yang merupakan suatu metode memasak bahan

pangan.Banyak jumlah permintaan akan bahan pangan digoreng, merupakan

suatu bukti yang nyata mengenai betapa besarnya jumlah bahan pangan

digoreng yang dikonsumsi oleh lapisan masyarakat dari segala tingkat umur.

Dalam penggorengan, minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar

panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan

pangan (Ketaren, 1986:130-131). Penggunaan minyak goreng yang bisa

digunakan secara berulang-ulang menyebabkan minyak goreng menjadi

minyak jelantah. Namun, dalam masyarakat pemahaman tentang bahaya

minyak jelantah ini masih kurang.

Masyarakat terbagi menjadi dua kelompok dalam memahami makna

minyak jelantah. Kelompok pertama adalah mereka yang mengganggap

minyak jelantah sebagai limbah yang sudah tidak terpakai lagi, sehingga

limbah dianggap tidak memiliki fungsi lagi. Sedangkan kelompok kedua

adalah kelompok yang menganggap bahwa minyak jelantah tidaklah

berbahaya, bahkan minyak jelantah dianggap mampu membuat makanan

menjadi terasa lebih sedap. Untuk para penjual gorengan biasanya masih

menggunakan minyak jelantah dengan alasan untuk menghemat biaya

produksi sehingga mereka bisa memperoleh laba dengan sebesar-besarnya.

Padahal minyak jelantah ini memiliki dampak yang sangat membahayakan

bagi kesehatan manusia yaitu bisa menyebabkan pengendapan lemak dalam

pembuluh darah sehingga darah tidak bisa megalir dalam tubuh kita dengan

lancar.

Page 5: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

Perlu diadakan penjernihan minyak jelantah untuk pemanfaatan

minyak jelantah secara maksimal dan pengurangan bahaya dari minyak

jelantah. Penjernihan minyak jelantah ini bisa dilakukan dengan pemanfaatan

beberapa bahan alam yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan

tersebut dimanfaatkan sebagai adsorben untuk penjernihan minyak jelantah.

Proses adsorpsi merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas

minyak goreng bekas yaitu dengan penambahan adsorben, dilanjutkan dengan

pengadukan dan penyaringan ( Ketaren, 1986:208) Contohnya adalah serat

buah nanas, arang kayu aktif, serabut kelapa, dan kulit pisang. Diantara

bahan-bahan tersebut, kulit pisang merupakan bahan yang paling mudah

ditemui dalam masyarakat karena tidak mengenal musim dan masih belum

bisa dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, kami memfokuskan

pemanfaatan kulit pisang sebagai adsorben untuk menjernihkan minyak

jelantah pada karya tulis ini.

1.2 Topik Bahasan

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat ditarik

topik bahasan sebagai berikut :

1. Apa penyebab kerusakan pada minyak goreng yang telah digunakan?

2. Bagaimana bahaya penggunaan minyak jelantah?

3. Bagaimana cara menjernihkan minyak jelantah?

4. Apa kandungan kulit pisang yang bisa dimanfaatkan sebagai

adsorben penjernihan minyak jelantah?

5. Bagaimana proses penggunaan kulit pisang sebagai adsorben

penjernihan minyak jelantah?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas maka, dapat ditarik

tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Penyebab kerusakan pada minyak goreng yang telah digunakan.

Page 6: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

2. Bahaya penggunaan minyak jelantah.

3. Cara menjernihkan minyak jelantah.

4. Kandungan kulit pisang yang bisa dimanfaatkan sebagai adsorben

penjernihan minyak jelantah.

5. Proses penggunaan kulit pisang sebagai adsorben penjernihan minyak

jelantah.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat.

Agar Masyarakat mengetahui dampak dari penggunaan minyak jelantah

dan bisa mengaplikasikan cara menjernihkan minyak jelantah dengan

adsorben kulit pisang yang sering tidak dimanfaatkan.

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan referensi dan media pembelajaran.

3. Bagi Pemerintah

Dengan adanya proses penjernihan minyak jelantah bisa mengurangi

produksi minyak goreng.

Page 7: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Kerusakan pada Minyak Goreng yang Telah Digunakan

Minyak goreng yang belum digunakan tersusun atas asam lemak tidak

jenuh atau asam lemak yang mengandung ikatan rangkap, misalnya asam

oleat (C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH), dan asam

linolenat(C17H29COOH) (Purba,2007,hal.260). Derajat ketidakjenuhan

minyak berkurang seiring bertambahnya suhu bahkan pemanasan dapat

menyebabkan rantai-rantai asam lemak putus menjadi radikal-radikal bebas

yang berbahaya bagi kesehatan.

Kerusakan minyak selama proses menggoreng mempengaruhi mutu

dan nilai gizi dari bahan pangan yang digoreng. Minyak yang rusak akibat

proses oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan bahan dengan rupa yang

kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian

vitamin dan asama lemak esensial yang terdapat dalam minyak

(Ketaren,1986:138).

Kerusakan minyak karena pemanasan pada suhu tinggi , disebabkan

oleh proses: oksidasi dan polimerisasi

Oksidasi

Oksidasi minyak akan menghasilkan senyawa aldehida, keton, hidro

karbon, alcohol, lakton, serta senyawa aromatis yang mempunyai bau tengik

dan rasa getir.

Kerusakan minyak karena proses oksidasi, terdiri dari 6 tahap, sebagai

berikut:

1. Pada permulaan terbentuk volatile decomposition product (VDP)

yang dihasilkan dari pemecahan rantai karbon dan lemak.

Page 8: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

2. Proses oksidasi disusul dengan proses hidrolisa trigliserida karena

adanya air. Hal ini terbukti dari kenaikan jumlah asam lemak

dalam minyak.

3. Oksidasi asam-asam lemak berantai panjang.

4. Degredasi ester oleh panas.

5. Oksidasi asam lemak yang terikat pada posisi ∝ dalam trigliserida

6. Otooksidasi keton dan aldehida menjafi asam karboksilat.

Polimerisasi

Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi

karena reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tidak jenuh. Hal ini terbukti

dengan terbentuknya bahan menyerupai gum (gummy material) yang

mengendap di dasar ketel atau wadah penggoreng.

Proses polimerisasi ini mudah terjadi pada minyak setengah

mengering, karena minyak tersebut mengandung asam-asam lemak tidak

jenuh dalam jumlah besar.

Kerusakan lemak atau minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi

(200-250℃) akan mengakibatkan keracunan dalam tubuh dan berbagai

macam penyakit misalnya diarhea, pengendapan dalam pembuluh darah

(arthero selerosis), kanker dan menurunkan nilai cerna lemak. Bahan

makanan yang mengandung lemak dengan bilangan peroksida tinggi akan

mempercepat ketengikan, dan lemak dengan bilangan peroksida lebih besar

dari 100, dapat meracuni tubuh (Ketaren,1986:138-140).

Berdasarkan uraian diatas, minyak goreng yang telah digunakan

berulang kali untuk menggoreng dapat berbahaya bagi kesehatan karena

senyawa-senyawa penyusun minyak dapat mengalami perubahan fisika dan

perubahan kimia.

Sifat-sifat dan daya tahan minyak terhadap kerusakan sangat

tergantung pada komponen-komponen penyusunnya, terutama kandungan

asam lemaknya. Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh

Page 9: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

cenderung untuk mengalami oksidasi sedangkan yang mengandung lebih

banyak asam lemak jenuh lebih mudah terhidrolisis.

Faktor-faktor yang dapat mempercepat oksidasi pada minyak ada;ah

suhu, cahaya atau penyinaran, tersedianya oksigen dan adanya logam-logam

yang bersifat sebagai katalisator proses oksidasi. Oleh karena itu, minyak

harus disimpan pada kondisi penyimpanan yang sesuai dan bebas dari

pengaruh logam dan harus dilindungi dari kemungkinan serangan oksigen,

cahaya serta temperatuur tinggi. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi

penyimpanan minyak dan lemak, yaitu RH (kelembaban udara)ruang

penyimpanan, suhu (temperature), ventilasi, tekanan dan masalah

pengangkutan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pemanasan pada minyak

selama 30 menit dengan sushu di atas 125°C dapat menyebabkan munculnya

senyawa-senyawa baru yang beracun bagi tubuh dari pemutusan rantai-rantai

asam lemak. Salah satu senyawa yang beracun yaitu trans 2-hidroksil oktenal

(HNE). Senyawa ini sangat berbahaya karena mudah diserap oleh tubuh dan

bersifat racun (toksit) terhadap biomolekul-biomolekul di dalam tubuh seperti

DNA dan protein. Selain itu pemanasan terus menerus terhadap minyak dapat

menghasilkan pula beberapa senyawa lain yang bersifat toksit terhadap tubuh

yankni 4-hifroksihekseksal, 4-hidrksioktenal dan hepta 2,4-dienal.

2.2 Bahaya Penggunaan Minyak Jelantah

Minyak jelantah mengandung bahan-bahan kimia yang dapat

menyebabkan penyakit kanker (karsinogenik). Bahaya ada minyak jelantah

tersebut dapat dilihat dari angka peroksidanya . semakin tinggi angka

peroksidanya maka bahyanya semakin tinggi pula, dan sebaliknya semakin

rendah angka peroksidanya maka bahayanya rendah pula.

Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan berulang kali

sampai warna minyaknya berubah menjadi hitan. Minyak jelantah sangat

berbahaya sekali bagi kesehatan.

Page 10: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

Menurut dr. Nani Leksokumoro, MS, Sp, GK, dokter ahli klinik dari

Rumah sakit Grha Kedoya, Jakarta, mengatakan penggunaan minyak jelantah

jelas tidak baik untuk kesehatan. Seharusnya minyak goreng yang digunakan

untuk menggoreng ikan atau makanan yang lainnya tidak boleh melebihi

sampai tiga kali penggorengan. Karena setiap minyak akan mengalami

kekurangan mutu dan timbulnya racun dalam minyak.

Timbulnya racun dalam minyak telah banyak dipelajari. Jika minyak

tersebut diinjeksikan ke dalam darah akan timbul gejala diarrhea, kelambatan

pertumbuhan, pembesaran organ, deposit lemak yang tidak normal, kanker,

kontrol tak sempurna pada pusat syaraf dan mempersingkat umur. Di

samping itu juga pemanasan menurunkan nilai cerna minyak, , dan

outokatalisis dari peroksida akan nilai gizi dari bahan pangan digoreng.

Carsinogenic dan Perubahan Morfologi Lainnya

Kemungkinan adanya aksi carsinogenic dalam minyak yang

dipanaskan (pada suhu 300-350℃), dibuktikan dari bahan pangan berlemak

teroksidasi yang daapt mengakibatkan pertumbuhan kanker dalam hati. Di

samping itu telah terbukti pula adanya aktivitas co-carcinogenic dalam

minyak (lemak) yang telah dipanaskan. Lemak yang dipanaskan ini juga

dapat mengakibatkan pembesaran organ (pembengkakan) khususnya

pengbengkakan pada hati dan ginjal.

Asam-asam Hidroksi dan karbonil

Keracunan akibat asam hidroksi dalam minyak telah banyak diteliti.

Jika minyak yang telah dipanaskan dan mengandung asam hidroksi dicampur

pada ransum tikus dewasa, maka minyak dalam bagian karbon mengandung

asam dihidroksi stearat,yang mengakibatkan penyusutan berat badan tikus.

Juga bagian limpa tikus tersebut diberi ransum dicampur minyak yang telah

dipanaskan akan mengandng senyawa karbonil dengan jumlah sekitar 10 kali

lebih beasr daripada tikus yang dijadikan kontrol.

Page 11: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

Peroksida

Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh

panas, sehingga minyak yang telah dipanaskan hanya mengandung sejumlah

kecil peroksida.

Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan

destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak (misalnya

vitamin A, C, D, E, E, K, dan sejumlah kecil vitamin B)

Peroksida juga dapat mempercepat proses timbulnya bau tengaik dan

flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida

dalam bahan pangan (lebih besar dari 100) akan bersifat sangat neracun dan

tidak dapat dimakan, disamping bahan pangan tersebut mempunyai bau yang

tidak enak.

Bergabungnya peroksida dalam sistem peredaran darah,

mangakibatkan kebutuhan vitamin E yang lebih besar. Berdasarkan

percobaan terhadap ayam, kekurangannya vitamin E dalam minyak

mengakibatkan timbulnya gejala enchephalomalacia dan jika hidroperoksida

diinjeksikan ke dalam aliran darah menimbulkan gejala celebellar.

Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida secara non

enzimatis dalam otot usus dan mitochondris. Lipoperoksidadalam aliran darah

mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang mempunyai kerapatan rendah.

Lipoprotein dalam keadaan normal mempunyai fungsi aktif sebagai alat

transportasi trigelisaerida ; dan jika lipoprotein mengalami denaturasi, akan

mengakibatkan deposisi lemak dalam pembuluh darah (aorta) sehingga

menimbulakan gejala atherosclerosis.

Proses polimerisasi minyak (lemak) terjadi ada suhu sekitar 250℃dan

dalam suasana tanpa oksigen. Senyawa polimer yang terdapat dalam jumlah

kecil dalam lemak pangan (minyak) secara organoleptik masih dapat

dikonsusmsi, karena bau dan flavor bahan tersebut tetap baik (Ketaren,

1986:180-182)

Page 12: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

2.3 Cara Menjernihkan Minyak Jelantah

Cara menjernihkan minyak jelantah yang telah dikenal dalam

masyarakat;

1. Cara yang pertama yaitu mencampurkan minyak goreng yang telah

terpakai dengan arang sekam,celupkan arang sekam sekitar 1% selama 30

menit ke dalam minyak goreng yang telah di panaskan.Kemudian

diamkan hingga arang sekam mengendap,setelah itu saring minyak

goreng yang sudah terpakai tadi.Proses ini akan menjernihkan secara

fisik,kimia,maupun organoleptik mendekati kualitas minyak yang masih

segar.

2. Cara yang kedua hampir sama dengan cara pertama tapi kali ini

menggunakan arang kayu yang di haluskan,kemudian masukkan ke dalam

minyak yang sudah di panaskan,setelah itu diamkan arang kayu hinnga

mengendap,setelah itu baru disaring.

3. Cara yang ketiga yaitu dengan buah mengkudu yang dudah masak mula

mula ditumbuk kemudian di peras dan diambil sarinya.Sari inilah yang

nantinya di campurkan ke dalam minyak goreng yang sudah

terpakai,setelah tercampur biarkan selama 5 menit sampai 10 menit

selanjutnya di endapkan,di panaskan pada suhu 50 derajat celcius,dan

kemudian di saring.Komposisinya satu buah mengkudu dipakai untuk

menjernihkan seperempat liter minyak goreng.

4. Cara yang keempat dengan ampas/sisa parutan kelapa secukupnya kurang

lebih 10% ke dalam minyak yang mendidih,sebelumnya minyak goreng

yang sudah terpakai di endapkan dahulu kemudian buang kotoran yang

sudah mengendap,kemudian panaskan minyak barulah memasukkan

ampas/sisa parutan kelapa,kemudian endapkan lagi buang sisa parutan

kelapa.

5. Cara yang kelima yang lebih sederhana yaitu dengan nasi yang ditaruh

diatas saringan,kemudian saringlah minyak dengan saringan yang sudah

ditaruh nasi diatasnya maka kotoran pada minyak akan menempel pada

nasi tersebut.

Page 13: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

6. Cara yang keenam perendaman ampas tebu dengan minyak jelantah

menjadikan minyak lebih bersih. Warna hitam atau cokelat minyak

jelantah akan berkurang drastis karena kotoran itu diserap oleh ampas

tebu. Metode ini ditemukan oleh Aster Rahayu, mahasiswi semester

delapan Universitas Andalas (UNAND) di Padang, Sumetara Barat.

7. Cara yang ketuju memasukkan kulit pisang setelah menggoreng makanan

sehingga kotoran akan menempel pada kulit pisang. Cara inilah yang akan

dibahas lebih mendalam dalam makalah ini.

2.4. Kandungan Kulit Pisang yang Bisa Dijadikan Adsorben

Adsorbsi adalah proses penyerapan pada benda yang berlangsung

pada permukaan. Adsorbsi adalah suatu peristiwa fisik padat permukaan

suatu bahan, yang tergantung pada specific affinity antara adsorben dan

adsorbat. Adsorbsi akan terjadi karena adanya perbedaan energi potensial

antara permukaan adsorben dan zat yang diserap ( Ketaren, 1986:208).

Adsorbsi dibagi menjadi dua, yaitu;

1. Adsorbsi Fisika.

Proses adsorbsi ini terjadi apabila gaya intermolekular lebih besar

dari gaya tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang relatif

lemah antara adsorbat dengan adsorben. Gaya ini disebut dengan

gaya Van der Waals sehingga adsorbat dapat bergerak dari satu

bagian permukaan ke bagian permukaan lain dari adsorben. Gaya

antar molekul adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul

fluida itu sendiri. Adsorbsi ini berlangsung cepat, dapat

membentuk lapisan multilayer dan dapat bereaksi balik

(reversible), karena energi yang dibutuhkan relatif rendah.

2. Adsorbsi Kimia.

Proses adsorbsi ini terjadi karena adanya reaksi antara molekul-

molekul adsorbat dengan adsorben dimana terbentuk ikatan

kovalen dengan ion. Gaya ikat adsorbsi ini bervariasi tergantung

pada zat yang bereaksi. Adsorbsi ini terjadi pada temperatur tinggi

Page 14: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

diatas temperatur kritis adsorbat, sehingga panas adsorbsi yang

dilepaskan juga tinggi.

Kandungan pada kulit pisang

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna

raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenis (Musa

acuminate, M. balbisiana dan M.xparadisiaca) menghasilkan buah komsumsi

yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-

kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang

memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang

berwarna jingga, merah, ungu atau bahkan hampir hitam.Buah Pisang sebagai

bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama

kalium.

Klasifikasi botani tanaman pisang

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledon

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa Spp

Kulit pisang merupakan bahan buangan ( limbah buah pisang) yang

cukup banyak jumlahnya. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan

secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan

sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah kulit

pisang yang cukup banyak jika diolah kebentuk lain atau dimanfaatkan

dengan cara yang lebih baik akan memberikan nilai keuntungan yang lebih

besar.

Page 15: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

Jumlah dari kulit pisang cukup banyak, yaitu kira-kira 1/3 dari buah

pisang yang belum dikupas. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup

lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin

B, vitamin C, dan air.

Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun

kulitnya. Pisang mempunyai kandungan khrom yang berfungsi dalam

metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama dengan insulin

memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam

tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat

hanya memakan buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di

dalam kulit pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium,

protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa

komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat

sebesar 18,50 %.

Menurut sebuah penelitian di jurnal Industrial & Engineering

Chemistry Research, kulit pisang bisa menyaring logam berat terutama timbal

(Pb) dan tembaga (Cu).

Logam berat (seperti: timbal dan tembaga) adalah unsur yang sangat

berbahaya bagi tubuh manusia. Jika terserap tubuh, timbal dapat menghambat

proses sintesis pada sel darah merah yang menyebabkan gangguan pada

fungsi saraf dan organ lainnya. Pada anak-anak, timbal dapat menghambat

perkembangan pada sel-sel otak. Hal ini akan membuat mereka mempunyai

intelegensi yang rendah saat dewasa nanti.

Sementara untuk tembaga, jika terakumulasi terlalu banyak dalam

tubuh, ini akan menyebabkan terjadinya sirosis (pengerasan hati) dan

kerusakan pada ginjal. Dan tidak hanya itu, logam berat tembaga juga dapat

menumpuk pada jaringan saraf mata, ini akan membuat anda mengalami

masalah penglihatan yang cukup serius.

Sebenarnya alat pemurni air dari logam berat ini sudah ada, namun

harganya tidak bisa dibilang murah. Dan berdasarkan penelitian, ternyata

Page 16: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

kulit buah pisang sangat ampuh untuk dijadikan sarana pemurni air selain

sabut kelapa dan kulit kacang.

2.5 Proses Penggunaan Kulit Pisang sebagai Adsorben Penjernihan Minyak Jelantah

Proses penggunaan kulit pisang sebagai adsorben penjernihan minyak

jelantah adalah :

1. Setelah minyak jelantah digunakan (ketika minyak jelantah masih dalam

keadaan panas) masukkan kulit pisang kedalam minyak jelantah. Kulit

pisang yang digunakan bisa semua jenis kulit pisang. Kulit pisang ini

berfungsi untuk mengurangi kadar asam lemak jenuh yang membahayakan

kesehatan dan untuk meningkatkan kualitas minyak goreng.

2. Tunggu hingga sekitar 10 menit hingga warna minyak goreng berubah

menjadi bening dan tidak berbau yang menyengat lagi.

3. Ambil kembali kulit pisang ketika minyak goreng sudah berubah menjadi

bening dan tidak berbau lagi.

4. Minyak goreng jelantah hasil penjernihan siap digunakan kembali.

Page 17: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Minyak jelantah adalah minyak yang mengalami perubahan warna

dan bau setelah pemakaian berulang. Pemakaian yang berulang pada minyak

ini menyebakan minyak goreng menjadi minyak jelantah karena saat

penggorengan dilakukan dengan suhu yang tinggi akan menyebabkan ikatan

rangkap yang terdapat pada asam lemak tak jenuh menjadi putus dan

membentuk asam lemak jenuh. Minyak jelantah yang mengandung asam

lemak jenuh ini berdampak tidak baik bagi kesehatan diantaranya yaitu bisa

menyebakan penyumbatan pembuluh darah, pembesaran organ, bahkan bisa

juga menyebabkan kanker. Oleh karena itu, dengan melakukan penjernihan

kembali bisa meningkatkan kualitas minyak dan minyak jelantah bisa

digunakan kembali.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan penjernihan pada

minyak jelantah, salah satunya yaitu menggunakan kulit pisang. Proses yang

digunakan dalam penjernihan dengan cara ini adalah proses adsorbsi, dimana

ada proses penyerapan antara adsorben dan adsorbat yang tergantung pada

specific affinity yang tejadi pada permukaan. Pada hal ini yang menjadi

adsorben adalah kulit pisang dan yang menjadi adsorbat adalah minyak

goreng jelantah.

3.2 Saran

1. Berhati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi makanan yang dalam

pengolahannya menggunakan minyak jelantah karena bisa menyebabkan

gangguan kesehatan.

2. Jangan menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang karena akan

menjadikan minyak goreng menjadi jelantah.

Page 18: Makalah Kelompok 10 Kulit Pisang Sebagai Adsorben Untuk Menjernihkan Minyak Jelantah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Cara Menjernihkan Minyak Goreng. (Online). dalam

danoeshare(http//:danoeshare.blogspot.com/2012/07/cara-menjernihkan-

minyak-goreng.html?m=1). Diakses 26 April 2013

Anonim. 2012. Penyebab Ketengikan Dalam Minyak. (Online). dalam

Acehblog (http://semuaoke2.blogspot.com/2012/09/kesehatan.html).

Diakses 27 April 2013

Ketaren,S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta. UI Press

Kurniawan, adi dan Murdiono. 2011. Penjernihan Minyak Goreng dengan

Proses Adsorbsi Menggunakan Arang Biji Salak. Skripsi tidak diterbitkan.

Semarang; Universitas Diponegoro.(e-journal)

Rusman, Banu. 2012. Efektivitas Penggunaan Adsorben Kulit Pisang Kepok

dalam Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas. (Online).

(http/industri12tubagusbanurusman.blogmercubuana.ac.id)

Wiyaningsih, fajar. 2010. Perubahan Angka Peroksida dan Asam Lemak

Bebas (FFA) pada Proses Bleaching Minyak Goreng Bekas. Skripsi tidak

diterbitkan. Malang; UIN Maulana Malik Ibrahim. (http:lib.uin-

malang.ac.id/thesis/fullchapter) diakses 26 April 2013.