minyak jelantah jadi biodiesel

24
Minyak Jelantah Jadi Biodiesel Selama ini kita hanya membuang minyak makan yang sudah digunakan untuk menggoreng. Padahal, minyak jelantah itu dapat dimanfaatkan menjadi biodiesel pengganti solar yang ramah lingkungan. Di Amerika saja semenjak 5-6 tahun lalu sudah digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Menyikapi hal yang masih baru bagi masyarakat di Indonesia, seperti yang akhir-akhir ini sering di tayangkan di Discovery Channel dan juga dilansir koran Kompas (Juli 2008), peneliti dari Energi Gratis (Egra) PT Bumi Energi Equatorial Widodo Banyuaji bersama Gerakan Wakaf Pohon memasyarakatkan pengolahan limbah jelantah menjadi produk yang lebih bermanfaat, yaitu biodiesel. Biaya produksi pengolahan minyak jelantah menjadi Biodiesel ini murah, hanya berkisar Rp 2.500 per liter. Pembuatan biodiesel dari jelantah itu bisa dilakukan masyarakat sendiri tanpa membutuhkan mesin yang canggih. Karena bahan kimia yang dibutuhkan untuk katalisator hanya metanol dan kalium hidroksida (KOH). Dari 100 liter minyak jelantah, dengan proses sederhana, dapat dihasilkan 80 liter biodiesel. Jika dengan mesin yang canggih, produksinya bisa mencapai 95 persen. Biodiesel yang diproduksi, bisa menjadi campuran atau 100 persen digunakan untuk alternatif solar. Apabila harga minyak jelantah itu hanya Rp 2.000 per liter, ditambah biaya produksi maksimal Rp 3.000 per liter, maka masih lebih murah dibandingkan harga

Upload: nrhampieng

Post on 01-Jan-2016

85 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Selama ini kita hanya membuang minyak makan yang sudah digunakan untuk menggoreng. Padahal, minyak jelantah itu dapat dimanfaatkan menjadi biodiesel pengganti solar yang ramah lingkungan. Di Amerika saja semenjak 5-6 tahun lalu sudah digunakan sebagai alternatif bahan bakar.

Menyikapi hal yang masih baru bagi masyarakat di Indonesia, seperti yang akhir-akhir ini sering di tayangkan di Discovery Channel dan juga dilansir koran Kompas (Juli 2008), peneliti dari Energi Gratis (Egra) PT Bumi Energi Equatorial Widodo Banyuaji bersama Gerakan Wakaf Pohon memasyarakatkan pengolahan limbah jelantah menjadi produk yang lebih bermanfaat, yaitu biodiesel.

Biaya produksi pengolahan minyak jelantah menjadi Biodiesel ini murah, hanya berkisar Rp 2.500 per liter. Pembuatan biodiesel dari jelantah itu bisa dilakukan masyarakat sendiri tanpa membutuhkan mesin yang canggih.

Karena bahan kimia yang dibutuhkan untuk katalisator hanya metanol dan kalium hidroksida (KOH). Dari 100 liter minyak jelantah, dengan proses sederhana, dapat dihasilkan 80 liter biodiesel. Jika dengan mesin yang canggih, produksinya bisa mencapai 95 persen.

Biodiesel yang diproduksi, bisa menjadi campuran atau 100 persen digunakan untuk alternatif solar. Apabila harga minyak jelantah itu hanya Rp 2.000 per liter, ditambah biaya produksi maksimal Rp 3.000 per liter, maka masih lebih murah dibandingkan harga pasaran solar di desa. Bahkan, jika dijual ke pelaku industri, yang selama ini mengonsumsi solar non-subsidi, harga jualnya bisa Rp 7.000 per liter.

Sementara itu, pengolahan limbah jelantah menjadi biodiesel ini juga merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang mengarah pada pengentasan kemiskinan. Sebab, menurut data monografi, 20 persen dari 12 juta warga miskin di Jabar, berada di wilayah pedesaan di bagian selatan propinsi yang berpenduduk 42 juta jiwa ini.

Dengan membuat biodiesel, selain memenuhi kebutuhan energi pada saat krisis energi dan mahalnya bahan energi yang berasal dari minyak bumi, juga bisa dijual sebagai alternatif pendapatan masyarakat desa tsb pada khususnya dan masyarakat Provinsi Jabar pada umumnya.

Page 2: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Hal ini, kalau tidak salah sudah dilakukan di daerah Bogor pada akhir tahun 2007 dan sudah digunakan untuk bahan bakar bis trans pakuan milik Pemda. Hal ini juga menjadi topik pembicaraan saat konferensi Global Warming dan Climate Changes di Bali akhir tahun 2007 lalu. Bagaimana dengan Aceh? Apakah ada yang membuat hal serupa? (Liza)

Kamis, 12 Juli 2007

Potensi Minyak Jelantah Sebagai Bahan Baku Biodiesel

Minyak jelantah (waste cooking oil) merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan.

Salah satu bentuk pemanfaatan minyak jelantah agar dapat bermanfaat dari berbagai macam aspek ialah dengan mengubahnya secara proses kimia menjadi biodiesel. Hal ini dapat dilakukan karena minyak jelantah juga merupakan minyak nabati, turunan dari CPO (crude palm oil). Adapun pembuatan biodiesel dari minyak jelantah ini menggunakan reaksi transesterifikasi seperti pembuatan biodiesel pada umumnya dengan pretreatment untuk menurunkan angka asam pada minyak jelantah.

Page 3: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Hasil ujicoba pada kendaraan Izusu Elf menunjukkan adanya penghematan bahan bakar dari 1 liter untuk 6 kilometer menjadi 1 liter untuk 9 kilometer dengan menggunakan biodiesel dari minyak jelantah, demikian juga BBM perahu nelayan berkurang sekitar 20 persen apabila digunakan oleh para nelayan (Gatra 2006). Bahkan telah diuji coba pada kendaraan bermesin diesel sampai 40% campuran dengan solar selama kurang lebih 3 tahun tanpa masalah sadikit pun.

Tabel berikut adalah perbandingan emisi yang dihasilkan oleh biodiesel dari minyak jelantah (Altfett Methyl Ester/AME) dan Solar :

Dari tabel tersebut terlihat bahwa biodiesel dari minyak jelantah merupakan alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan sebagaimana biodiesel dari minyak nabati lainnya. Hasil uji gas buang menunjukkan keunggulan AME dibanding solar, terutama penurunan partikulat/debu sebanyak 65%. Biodiesel dari minyak jelantah ini juga memenuhi persyaratan SNI untuk Biodiesel. Berikut adalah hasil uji laboratorium perbandingan berbagai macam parameter antara biodiesel minyak jelantah, solar dan persyaratan SNI untuk biodiesel :

Sifat fisik Unit HasilASTM Standar

(Minyak Solar)SNI Biodiesel

Flash point C 170 Min.100 Min. 100

Viskositas (40C) cSt. 4,9 1,9-6,5 2,3-6,0

Bilangan setana - 49 Min.40 Min.48

Cloud point C 3,3 - Maks.18

Sulfur content % m/m <<> 0.05 max Maks.0,05

Calorific value kJ/kg 38.542 45.343 --

Density (15°C) Kg/l 0,85 0,84 0,86-0,90

Gliserin bebas Wt.% 0,00 Maks.0,02 Maks 0,02

Hal AME Solar

Emisi NO 1005,8ppm 1070ppm

Emisi CO 209ppm 184ppm

Emisi CH 13,7ppm 18,4ppm

Emisi partikulat/debu 0,5 0,93

Emisi SO2 tidak ada ada

Page 4: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Namun yang menjadi permasalahan utama ialah pengumpulan minyak jelantah yang tidak mudah, selain karena persebarannya cukup luas dan tidak merata, tapi juga tidak sedikitnya pengumpul minyak jelantah dari restoran-restoran yang nantinya akan mereka olah kembali, bisa juga tidak, untuk kemudian dijual ke pedagang kecil maupun untuk keperluan lain. Disatu sisi berdasarkan pengamatan penulis, para pedagang kecil yang menggunakan minyak goreng untuk dagangannya akan membuang minyak jelantah sisa menggoreng ke selokan yang terdekat yang bermuara pada sungai, sehingga dapat menjadi salah satu sumber polusi pada perairan sungai. Untuk itu perlu adanya dukungan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk penanganan limbah minyak jelantah ini menjadi biodiesel, sebagaimana yang telah dilakukan oleh pemerintah kota Guangzhou, China. Guangzhou sebagai kota terbesar ketiga di China telah berhasil mengolah minyak jelantah sebanyak 20.000 ton pertahun untuk diolah menjadi biodiesel karena adanya dukungan dari pemerintah lokal (Y Wang et al, 2006).

Oleh karena itu, pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar motor diesel merupakan suatu cara pembuangan limbah (minyak jelantah) yang menghasilkan nilai ekonomis serta menciptakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar yang bersifat ethis, ekonomis, dan sekaligus ekologis.

Diposkan oleh Dwi ENERGI di 10:15

Konversi minyak jelantah ke Bio diesel

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi tentu dapat menimbulkan dampak yang signifikan pada masyarakat, terutama sektor industri kecil makanan berbasis gorengan seperti pedagang camilan gorengan (tahu,combro,bala-bala,pisang gorenga,dll), Ayam Goreng, ataupun Pecel Lele. Secara kuantitatif jumlah pedagang kecil ini cukup banyak dan tersebar di hampir seluruh penjuru kota. Inti dari proses produksi pedagang kecil ini adalah menggoreng, dimana diperlukan minyak goreng dan kompor berbahan bakar minyak. Dengan adanya kenaikan harga jual BBM maka otomatis biaya produksi juga mengalami peningkatan. Di sisi lain daya beli konsumen melemah akibat terjadinya inflasi. Untuk itu kami mencoba mengembangkan suatu teknologi sederhana untuk menghasilkan sumber energi alternatif, khususnya bagi para pedagang makanan berbasis gorengan. Adapun sumber daya energi yang diperlukan adalah minyak Jelantah atau minyak bekas menggoreng. Tentu para pedagang gorengan ini memiliki “sisa” minyak goreng sehabis berjualan seharian. Minyak-minyak sisa ini dikumpulkan dan diubahsuaikan menjadi biodisel. untuk selanjutnya biodisel ini dapat menjadi BBM bagi kompor pedagang gorengan yang telah disesuaikan. Dapat pula menjadi BBM bagi gerobak jualan yang dilengkapi dengan motor disel (Trasco) yang biasa dipergunakan sebagai catu daya kinetik pemarut kelapa di pasar.Biodiesel dibuat dari minyak jelantah dengan proses konversi trigliserida dalam minyak jelantah tersebut menjadi metil atau etil ester dengan proses yang disebut transesterifikasi. Proses transesterifikasi mereaksikan alkohol dengan minyak untuk memutuskan tiga rantai gugus ester dari setiap cabang trigliserida. Reaksi ini memerlukan panas dan katalis basa untuk mencapai derajat konversi tinggi dari minyak jelantah menjadi produk yang terdiri dari biodiesel dan gliserin. Metoda pembuatan biodisel yang dipergunakan dalam program ini adalah metoda Mike Pelly, dimana secara umum dilakukan proses penambahan katalis basa (NaOH) dan kemudian direaksikan dengan Natrium Metoksida. Sebelum melakukan proses penambahan NaOH dilakukan dulu proses titrasi untuk mencari jumlah NAOH atau katalis basa yang sesuai dengan

Page 5: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

kebutuhan. Sedangkan Natrium Metoksida terdiri dari Natrium Hidroksida yang dilarutkan dalam Metanol. Di penghujung proses ini biodisel yang dihasilkan dipisahkan dari produk antaranya (gliserin) dan dicuci secara asam dengan metoda pencucian gelembung dari Universitas Idaho.

CH3ONaTrigliseridaMetil esterGliserinH O O H

H C C R1 R1 C OCH3 H C OH

H C C R2 O + H C OH

O R2 C OCH3 H C OHH C C R3 OHH O R3 C OCH3

Skema Reaksi Kimia Ptransesterifikasi pada Minyak Jelantah

Proses kimiawi dalam teknologi sederhana konversi jelantah menjadi biodisel ini dapat dilakukan hanya dengan membangun sarana produksi sederhana. Infrastrukturnya dapat saja dimiliki oleh Koperasi Pedagang Gorengan ataupun Paguyuban Pedagang Gorengan, atau mungkin dibangun oleh para juragan pedagang gorengan. Adapun secara teknis tahapan dan langkah-langkah produksi (resep) adalah sebagai berikut :

1. Penyaringan.Penyaringan dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel berukuran besar atau pengotor yang ada pada minyak. Minyak dipanaskan terlebih dahulu pada suhu sekitar 30-35oC lalu disaring dengan menggunakan saringan kopi atau teh, atau bisa juga menggunakan kain.2. Penghilangan air.Penghilangan air dalam minyak dilakukan dengan memanaskan minyak pada temperatur 120oC sampai tidak ada lagi gelembung. Lalu minyak tersebut didinginkan.3. Pengambilan sampel.Sampel dari bahan baku minyak bekas yang telah mengalami proses penghilangan air, diambil 1 mL untuk titrasi.4. Titrasi.Titrasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah NaOH yang harus ditambahkan. Untuk bahan baku minyak baru, langkah titrasi ini tidak diperlukan. Satu mililiter sampel minyak bekas dilarutkan dalam 10 mL isopropil alkohol, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 %. Larutan ditambahkan dengan indikator fenolftalin beberapa tetes. Volume NaOH yang diperlukan untuk mengubah warna larutan adalah massa NaOH yang diperlukan.5. Pembuatan Natrium Metoksida.Untuk pembuatan natrium metoksida, 3,0-3,5 gram NaOH diperlukan untuk bahan baku yang

Page 6: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

berasal dari minyak baru, dilarutkan dalan gelas kimia yang berisi metanol sebanayak 10% dari volume minyak. Sedangkan untuk minyak bekas, ditambahkan dengan jumlah hasil titrasi. Larutan diaduk dengan bantuan pengaduk magnetik (magnetic stirrer).6. ReaksiReaksi berlangsung selama 50-60 menit pada temperatur konstan dengan tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :a. memanaskan minyak pada temperatur 48-55oC dengan penangas parafin.b. melakukan pengadukan dengan menggunakan motor pengaduk pada kecepatan 500-600 rpm.c. setelah 50-60 menit, pemanasan dihentikan, tetapi pengadukan tetap diteruskan selama beberapa menit.7. Pengendapan.Pengendapan gliserin dilakukan dengan cara membiarkan larutan selama 12-20 jam agar terjadi pemisahan antara gliserin dan produk biodiesel. Pengendapan ini dilakukan dalam ruang pemanas atau inkubator pada temperatur diatas 38oC, untuk menjaga agar gliserin tidak memadat.8. Pemisahan.Pemisahan gliserin dengan biodiesel dilakukan dengan bantuan corong pemisah. Jika sulit untuk dipisahkan, maka semua larutan disertakan untuk reaksi tahap berikutnya.9. PencucianPencucian ini bertujuan untuk membersihkan produk biodiesel dari kandungan gliserin, sabun, dan pengotor-pengotor lainnya. Pencucian dilakukan dengan cara menambahkan asam asetat pekat dan aquades pada biodiesel, serta dilakukan dengan bantuan udara tekan atau aerasi selama 5-6 jam. Asam asetat pekat ditambahkan sedikit demi sedikit sampai pH biodiesel netral., sedangkan aquades yang ditambahkan sebanyak ± 50 % dari volume biodiesel. Metoda pencucian ini mengikuti “IDAHO BUBBLE WASHING METHOD” yang telah dikembangkan di Universitas Idaho. Setalah pencucian selama 5-6 jam, larutan dibiarkan selama 12-24 jam sampai air terpisah dari biodiesel. Kemudian dilakukan pemisahan berdasarkan massa jenis dengan menggunakan corong pemisah.10. PengeringanPengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan air dalm biodiesel. Biodiesel dipanaskan pada suhu 100oC sampai tidak ada lagi gelembung air. Kemudian biodiesel didinginkan.

Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Page 7: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Selama ini kita hanya membuang minyak makan yang sudah digunakan untuk menggoreng. Padahal, minyak jelantah itu dapat dimanfaatkan menjadi biodiesel pengganti solar yang ramah lingkungan. Di Amerika saja semenjak 5-6 tahun lalu sudah digunakan sebagai alternatif bahan bakar.

Menyikapi hal yang masih baru bagi masyarakat di Indonesia, seperti yang akhir-akhir ini sering di tayangkan di Discovery Channel dan juga dilansir koran Kompas (Juli 2008), peneliti dari Energi Gratis (Egra) PT Bumi Energi Equatorial Widodo Banyuaji bersama Gerakan Wakaf Pohon memasyarakatkan pengolahan limbah jelantah menjadi produk yang lebih bermanfaat, yaitu biodiesel.

Biaya produksi pengolahan minyak jelantah menjadi Biodiesel ini murah, hanya berkisar Rp 2.500 per liter. Pembuatan biodiesel dari jelantah itu bisa dilakukan masyarakat sendiri tanpa membutuhkan mesin yang canggih.

Karena bahan kimia yang dibutuhkan untuk katalisator hanya metanol dan kalium hidroksida (KOH). Dari 100 liter minyak jelantah, dengan proses sederhana, dapat dihasilkan 80 liter biodiesel. Jika dengan mesin yang canggih, produksinya bisa mencapai 95 persen.

Biodiesel yang diproduksi, bisa menjadi campuran atau 100 persen digunakan untuk alternatif solar. Apabila harga minyak jelantah itu hanya Rp 2.000 per liter, ditambah biaya produksi maksimal Rp 3.000 per liter, maka masih lebih murah dibandingkan harga pasaran solar di desa. Bahkan, jika dijual ke pelaku industri, yang selama ini mengonsumsi solar non-subsidi, harga jualnya bisa Rp 7.000 per liter.

Sementara itu, pengolahan limbah jelantah menjadi biodiesel ini juga merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang mengarah pada pengentasan kemiskinan. Sebab, menurut data monografi, 20 persen dari 12 juta warga miskin di Jabar, berada di wilayah pedesaan di bagian selatan propinsi yang berpenduduk 42 juta jiwa ini.

Dengan membuat biodiesel, selain memenuhi kebutuhan energi pada saat krisis energi dan mahalnya bahan energi yang berasal dari minyak bumi, juga bisa dijual sebagai alternatif pendapatan masyarakat desa tsb pada khususnya dan masyarakat Provinsi Jabar pada umumnya.

Hal ini, kalau tidak salah sudah dilakukan di daerah Bogor pada akhir tahun 2007 dan sudah digunakan untuk bahan bakar bis trans pakuan milik Pemda. Hal ini juga menjadi topik

Page 8: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

pembicaraan saat konferensi Global Warming dan Climate Changes di Bali akhir tahun 2007 lalu. Bagaimana dengan Aceh? Apakah ada yang membuat hal serupa? (Liza)

USULAN TEKNIS PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

Penulis : Ihwan Ulul Firdaus, Nawapanca Engineering

Perkembangan teknologi sumber daya energi terbaharukan (renewable energy) terus mengalami kemajuan. Salah satu di antaranya adalah pengembangan biodiesel, yaitu bahan bakar untuk mesin diesel yang dihasilkan dari sumber daya hayati yang justru banyak terdapat di daerah tropis seperti Indonesia. Bahan baku (feed stock) biodiesel terus mengalami pengembangan melalui berbagai eksperimen di seluruh dunia. Dari awalnya berbasis tumbuhan kanola (rapeseed) kemudian dikembangkan pembuatan dari kelapa sawit, pohon jarak, sampai minyak jelantah (used vegetable oil).

Maka untuk mengantisipasi makin meningkatnya harga serta permintaan akan minyak solar / ADO (Automotive Diesel Oil), penting untuk mengkaji pengembangan biodiesel berbahan baku minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif pengganti solar.

Proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah akan melewati tahap sebagai berikut:

1. Proses pemurnian minyak jelantah dari pengotor dan water content2. Esterifikasi dari asam lemak bebas (free fatty acids) yang terdapat di dalam minyak

jelantah,3. Trans-esterifikasi molekul trigliserida ke dalam bentuk metil ester, dan4. Pemisahan dan pemurnian

Reaksi kimia proses transesterifikasi tri glyceride menjadi methyl ester dengan alkohol sebagai senyawa pengesterifikasi, adalah sebagai berikut:

CH2-O-CO-R’ CH2OH CH3-O-CO-R’

CH-O-CO-R’’ + 3CH3OH CHOH + CH3-O-CO-R’’

katalis

Page 9: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

CH2-O-CO-R’’’ CH2OH CH3-O-CO-R’’’

Pada penelitian ini, pada kondisi variasi 20% volume alkohol (perbandingan mol metanol : minyak jelantah 4,95:1), di dapat konversi reaksi sebesar 93% volume minyak jelantah (kondisi optimal)

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran potensi pengembangan biodiesel di Indonesia, dengan memanfaatkan salah satu jenis bahan bakunya yaitu minyak jelantah. Gambaran potensi tersebut dapat dilihat dari uji performansi dan sifat-sifat fisik biodiesel yang dihasilkan.

Methyl Ester - Bio-dieselMethanol

GlycerolTri glyceride

Page 10: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Analisis Laboratorium Sifat - sifat Biodiesel dariMinyak Jelantah

Sifat fisik Unit Hasil ASTM Standar (Solar)

Flash pointC 170 Min.100

Viskositas (40C) cSt. 4,9 1,9-6,5

Bilangan setana - 49 Min.40

Cloud pointC 3,3 -

Sulfur content % m/m << 0.01 0.05 max

Calorific value kJ/kg 38.542 45.343

Density (15°C) Kg/l 0,93 0,84

Gliserin bebas Wt.% 0,00 Maks.0,02

Secara keseluruhan, parameter fisik yang ditampilkan dari hasil penelitian masih berada dalam batasan standar dari ASTM, kecuali harga Calorific Value yang sedikit lebih kecil dibandingkan harga solar. Saat membandingkan biodiesel dengan solar, hal yang perlu diperhatikan juga adalah pada tingkat emisi bahan baker. Biodiesel menghasilkan tingkat emisi hidrokarbon yang lebih kecil, sekitar 30% dibanding dengan solar; Emisi CO juga lebih rendah, -sekitar 18%-, emisi particulate molecul lebih rendah 17%; sedang untuk emisi NOx

lebih tinggi sekitar 10%; sehingga secara keseluruhan, tingkat emisi biodiesel lebih rendah dibandingkan dengan solar, sehingga lebih ramah lingkungan.

Mari kita tinjau dari sudut pandang ekonomis produksi biodiesel dari minyak jelantah ini. Bahan Baku yang digunakan untuk pembuatan biodiesel dari minyak jelantah adalah:

- Minyak jelantah (bisa di dapat gratis dari restoran-restoran fast food) atau kita hargai dengan Rp 500,00/liter

- Methanol Rp 5000,00/liter- NaOH (s) Rp 12.500,00/kg

Konversi reaksi 93%, berarti setiap 1 liter minyak jelantah akan menghasilkan biodiesel sebesar 930 ml. Methanol yang digunakan setiap 1 liter minyak jelantah adalah 200 ml, sedangkan NaOH yang dipakai sebesar 5 gr setiap 1 liter minyak jelantah.

Jadi biaya produksi total untuk menghasilkan 1 liter biodiesel yaitu:

- Minyak jelantah = 100/93 x 500 = Rp 537,65 - Methanol = 200/1000 x 5000 x 100/93 = Rp 1075,27- NaOH kira - kira kita hargai Rp 100,00 / liter biodiesel- Utilitas (listrik dll) kita hargai Rp 100,00 / liter biodiesel

Page 11: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Jadi total untuk menghasilkan 1 liter biodiesel dibutuhkan biaya produksi = Rp 1812,90 (Harga ini dengan asumsi bahwa harga minyak jelantah Rp 500,00, Kalau ternyata harganya bisa gratis, jadi total biaya produksi biodiesel hanya menjadi Rp 1312,90. Bandingkan dengan harga solar sekarang yang Rp 1.890,00. Cukup prospektif bukan ?)

Tentang Penulis :

Penulis adalah sarjana Teknik Kimia lulusan Institut Teknologi Bandung. Saat ini penulis bekerja sebagai staf PT. Nawapanca Engineering, Bandung.

Membuat Biodiesel Dari Minyak   Jelantah/Bekas

Posted on 10 Juni, 2009 by fansmaniac

Anda sering menggunakan minyak goreng untuk memasak ?  Minyak goreng bekas atau minyak jelantah di rumah jangan dibuang, karena dapat di proses menjadi biodiesel.  Biodiesel ini merupakan bahan bakar alternatif yang didapat dari bahan nabati atau alami sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan.   Berikut bahan dan peralatan yang dibutuhkan dan cara membuatnya :

Alat dan Bahan :

1. Minyak Jelantah bekas menggoreng2. Methanol 99%

3. Soda api (NaOH)

4. Ember plastik

5. Gelas ukur

6. Panci

7. Kompor

8. Sarung tangan karet

9. Timbangan

10. Pompa udara akuarium

11. Kain katun tipis untuk penyaring

Page 12: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

12. Selang.

Langkah-langkah Pengolahan :

1. Bahan pelarut (metoxida) dibuat dengan mencampurkan 900 ml methanol dan 21 gram NaOH hingga larut selama 15 menit

2. Campurkan metoxida ke dalam ember berisi 3 liter minyak jelantah dan aduk memakai sendok plastik selama 30 menit atau campuran sudah rata

3. Biarkan 4-12 jam sampai terjadi pengendapan

4. Pengendapan ditandai dengan dua lapisan berbeda warna dengan lapisan gelap berada di bawah yang disebut crude gliserin, sedangkan lapisan atas berwarna bening, crude BD

5. Pisahkan crude biodisel dari crude gliserin lalu masukkan ke ember untuk dicuci dengan cara mencampurkan air bersih sebanyak dua liter.

6. Pompakan udara melalui pompa udara akuarium dan biarkan beberapa saat sehingga muncul warna putih susu

7. Pisahkan crude biodiesel yang berwarna kuning dengan air warnaputih melalui selang

8. Biodiesel yang telah bening dimasukkan ke panci lalu panaskan hingga 100 derajat beberapa menit agar air dan sisa methanol menguap.

9. Biodiesel yang telah dipanaskan dan didinginkan dapat langsung dipergunakan untuk mobil maupun mesin diesel industri.

Langkah-langkah pengolahan diatas dapat menggunakan peralatan seadanya yang ada di rumah, jika tidak ada dapat disubsitusi dengan peralatan yang sejenis. Pembuatan biodiesel sanagt mudah, sehingga dapat dilakukan juga dirumah. Selamat Mencoba!

Semoga Bermanfaat.

sumber http://itgossips.com/cimie/cara-membuat-biodiesel-dari-minyak-jelantah/

Biodiesel dari minyak Jelantah

oleh : WidaWati    

Pengarang : Wida wati

Summary rating: 2 stars (34 Tinjauan) Kunjungan : 2325

Page 14: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

o Wisata dan perjalanan

o Mobile

o Berita

o Portal

o SEO

o Piranti Lunak

o selanjutnya

Film

o Film Laga

o Film Petualangan

o Film Biografi

o Film Komedi

o Film Dokumenter

o Film Drama

o Film Roman

o Film Thriller

o selanjutnya

Sains

o Agronomi - Pertanian

o Arsitektur

o Astronomi

o Biologi

o Rekayasa

o Matematika

o Fisika

o Statistik

o selanjutnya

Page 15: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

Seni & Humaniora

o Sejarah Seni

o Arts

o Kajian Kristen

o Studi Film dan teater

o Sejarah

o Musikologi

o Filsafat

o Kajian Keagamaan - Umum

o selanjutnya

Bisnis & Ekonomi

o Akuntansi

o Usaha Mikro

o Teknologi Informasi

o Bisnis Internasional

o Marketing & Penjualan

o Sumber Daya Manusia

o Manajemen & Kepemimpinan

o Real Estat

o selanjutnya

selanjutnya

.Bahasa English

Español

Português

polski

عربي Български

Page 17: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

ภาษาไทย

繁體中文

Türkçe

Узбек тили

Ti ế ng Vi ệ t

Krisis minyak bumi di dunia memang tidak mungkin diatasi, karena bahan baker fosil itu sudah tidak dapat diproduksi lagi. Tapi kita masih bisa mencari ALTERNATIVE dengan menggunakan biodisel yang masih memungkinkan untuk di kembangkan atau ditanam.

BIODISEL bisa menggunakan Minyak Jarak, Minyak Kelapa Sawit, Minyak Biji Matahari, dan lainnya. Bahkan kita juga bisa menggunakan minyak jelantah (minyak goreng bekas pakai) yang harganya sangat murah. Minyak jelantah bisa didapat dari limbah industri makanan. Meskipun awalnya terlihat tidak menarik karena kotor dan bau tidak enak, tetapi setelah diberikan BLEACHING EARTH minyak jelantah itu akan menjadi lebih jernih karena terpisah dari kotorannya.

Cara pembuatan biodisel dari minyak jelantah sebagai berikut:

Page 18: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

1. Campurkan minyak jelantah dengan asam metoksida (yang merupakan reaksi antara NaOH dengan methanol)

2. Panaskan reaksi diatas dalam suhu 60oC ( jangan melebihi 70oC karena terjadi reaksi penyabunan) selama kurang lebih 1 jam

3. Akan terbentuk 2 lapisan

4. Bagian bawah terbentuk gliserol (bisa digunakan untuk bahan dasar sabun)

5. Bagian atas yang merupakan biodisel dicuci dengan air.

6. Pisahkan dari airnya.

Biodiesel sudah bisa dipakai dengan dicampurkan pada bensin atau solar.Silakan mencoba...

PROSEDUR PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

 

1.Tambahkan bleaching earth ke dalam minyak jelantah sebanyak 5% dari berat minyak, kemudian aduk hingga merata. Tunggu  sekitar 1 jam hingga kotoran minyak jelantah mengendap, kemudian saring minyak jelantah dengan kertas saring. Fungsi darii bleaching earth adalah sebagai koagulan, sehingga kotoran mudah mengendap.

2.Timbang NaOH padat sebanyak 1% dari berat minyak jelantah . NaOH berfungsi sebagai katalis reaksi trans esterifikasi.

3. Ukur volume methanol yang akan digunakan sebesar 30% dari volume minyak jelantah.

Page 19: Minyak Jelantah Jadi Biodiesel

4. Reaksikan methanol dengan NaOH, dan diaduk hingga merata.

5. Reaksikan methanol+NaOH dengan minyak jelantah dan dijaga suhunya sekitar 60-65 C selama 1 jam,aduk secara cepat dengan  menggunakan magnetic stirrer/mixer selama reaksi berlangsung agar reaksinya homogen. Suhu operasi  jangan sampai melebihi 70 C karena reaksi yang terjadi bukan lagi reaksi trans esterifikasi melainkan reaksi penyabunan.

6.Setelah reaksi  terjadi akan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah Fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel, sedangkan lapisan bawah adalah gliserin. Pisahkan kedua lapisan dengan menggunakan corong pemisah.

7. Cuci biodiesel dengan menggunakan air untuk menghilangkan ekses methanol, kemudian pisahkan di dalam corong pemisah.  (prosedur ini berlaku jika biodiesel akan digunakan untuk kendaraan, jika hanya sebagai bahan bakar biasa maka pencucian biodiesel  tidak perlu dilakukan).

 

Selamat mencoba….!!!