makalah kehamilan

43
1 BAB III PEMBAHASAN Abortus Definisi Abortus : Berakhirnya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat ja < 500 gram ( dr bintari,kulpak GS, 2011) Mekanisme Abortus : Akibat perdarahan kecil di dalam desidua → pelepasan embrio secara parsial ata komplit terjadi kegagalan fungsi plasenta kontraksi uterus per abortus. Jika terjadi sebelum minggu ke 8,embrio defektif yang tertutup vili maupun des cenderung dikeluarkan dalam gumpalan,walaupun sedikit produk konsepsi m tertahan di dalam uterus mauoun serviks. (Derek Llewellyin Jones, 2002) Antara minggu ke 8 dan 14,mekanisme di atas dapat terjadi atau membran ketuban dapat ruptur sehingga mengeluarkan janin yang cacat tapi tidak dapat mengeluar plasenta. Plasenta ini dapat menonjol di ostium serviks eksterna atau dapat te melekat pada dinding uterus. ( Derek Llewellyin Jones , 2002) Antara minggu ke 14 dan 22,janin dikeluarkan yang diikuti bersama dengan plase beberapa saat kemudian. Biasanya perdarahan tidak hebat tetapi rasa nyeri dapa hebat. ( Derek Llewellyin Jones , 2002) Etiologi Insiden abortus terjadi 80% pada 12 minggu pertama dan setelah it berkurang. Separuh dari insiden abortus dini terjadi karena kelainan Resiko abortus spontan meningkat seiring dengan paritas dan usia ibu ayah. Insiden juga meningkat pada wanita yang hamil dalam 3 bulan s

Upload: adhiatma-yudhono

Post on 09-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga berguna

TRANSCRIPT

BAB IIIPEMBAHASAN

Abortus

Definisi

Abortus : Berakhirnya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat janin < 500 gram ( dr bintari,kulpak GS, 2011)

Mekanisme Abortus :

Akibat perdarahan kecil di dalam desidua pelepasan embrio secara parsial atau komplit terjadi kegagalan fungsi plasenta kontraksi uterus permulaan abortus.Jika terjadi sebelum minggu ke 8,embrio defektif yang tertutup vili maupun desidua cenderung dikeluarkan dalam gumpalan,walaupun sedikit produk konsepsi masih tertahan di dalam uterus mauoun serviks. (DerekLlewellyin Jones, 2002)Antara minggu ke 8 dan 14,mekanisme di atas dapat terjadi atau membran ketuban dapat ruptur sehingga mengeluarkan janin yang cacat tapi tidak dapat mengeluarkan plasenta. Plasenta ini dapat menonjol di ostium serviks eksterna atau dapat tetap melekat pada dinding uterus. (DerekLlewellyin Jones, 2002)Antara minggu ke 14 dan 22,janin dikeluarkan yang diikuti bersama dengan plasenta beberapa saat kemudian. Biasanya perdarahan tidak hebat tetapi rasa nyeri dapat hebat. (DerekLlewellyin Jones, 2002)

EtiologiInsiden abortus terjadi 80% pada 12 minggu pertama dan setelah itu insiden berkurang. Separuh dari insiden abortus dini terjadi karena kelainan kromosom. Resiko abortus spontan meningkat seiring dengan paritas dan usia ibu maupun ayah. Insiden juga meningkat pada wanita yang hamil dalam 3 bulan setelah melahirkan bayi aterm. (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000).Abortus dapat disebabkan oleh 3 faktor :1. Faktor Janina. Perkembangan Zigot AbnormalTemuan tersering pada abortus spontan adalah kelainan perkembangan zigot, janin bentuk awal, atau kadang plasenta. Terjadinya disorganisasi morfologis pada 40% abortus sebelum minggu ke 20. Jika panjang ubun-ubun bokong 35 tahun. 0,5 % bayi lahir dengan kelainan kromosom dan 2% diserta dengan penyakit akibat mutasi gen (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000).2. Faktor Ibua. Gamet yang menuaTerjadi peningkatan insiden apabila pembuahan terjadi 3-4 hari setelah pergeseran suhu basal (obstetri williams,F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000). b. Cacat UterusLeiomioma dapat menyebabkan abortus lebih berkaitan dengan tempatnya. Sinekie uterus disebabkan oleh destruksi endometrium luas akibat kuretase. Hal ini menyebabkan amenore dan abortus rekurenyang disebabkan kurang memadainya endometrium untuk menunjang implantasi. Diagnosa paling akurat dengan histeroskopi. Insiden perlekatan uterus dapat terjadi pada abortus yang berulang (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000). Defek perkembangan uterus dapat terjadi saat embriogenesis. Cacat didapat akibat kelainan fusi duktus Mlleri atau secara spontan karena pajanan dietilstilbestrol in utero (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000).c. Serviks InkompetenDitandai dengan membukanya serviks tanpa nyeri pada trimester kedua atau mungkin awal trimester ketiga. Disertai prolaps dan menggembungnya selaput ketuban. Penyebabnya belum diketahui. Riwayat trauma serviks tampaknya merupakan faktor pada banyak kasus (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000).d. InfeksiInfeksi bakteri penyebab fluor albus yang parah dapat menyebabkan terjadinya ruptur lapisan korion sehingga menyebabkan terjadinya ketuban pacah dini (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000).e. Kelainan Endokrinf. Pemakaian Obat dan Faktor Lingkungang. Faktor Imunh. Nutrisii. Trombofilia Herediterj. Trauma Fisikk. RokokRokok mengandung nikotin dan karbon monoksida.Nikotin menyebabkan menurunnya aliran darah ke uterus sampai 38 %. Karbon monoksida terikat secara irreversible terhadap hemoglobin janin sehingga menyebabkan penurunan pengangkutan oksigen ke janin dan menyebabkan janin mengalami hipoksia dan kematian janin sehingga menyebabkan terjadinya abortus. (Paul D. Chan, 2008)3. Faktor AyahTidak banyak yang diketahui tentang faktor pada ayah. Yang jelas translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus (F. Gary Cunningham,Norman F. Gant,Kenneth J. Leveno et al, 2000).

Klasifikasi abortus :

1. Abortus spontan : 2. Abortus terinduksi :Abortus legal (Abortus medicinalis)Abortus illegal (Abortus kriminalis)Abortus Spontana. Abortus IminensTerjadi pada paruh awal kehamilanTanda tanda : pendarahan ringan tapi menetap pada awal kehamilan sehingga menimbulkan spotting. Dalam beberapa jam hari terasa nyeri kram perut. Tidak semua kasus yang terjadi disertai nyeri di abdomen bagian bawah. Jaringan konsepsi masih utuh sehingga besar abdomen sesuai dengan usia gestasi. Porsio masih tertutup. (dr bintari,kulpak GS, 2011).Diagnosa Banding : kehamilan ektopikPenatalaksanaan : Pemeriksaan 1. Sonografi vaginaPemeriksaan ini dilakukan pertama sekali untuk melihat apakah porsio sudah terbuka / belum, melihat ada tidaknya kantung gestasi dan memeriksa keadaan janin apakah memungkinkan dilanjutkannya kehamilan atau tidak. (dr bintari,kulpak GS, 2011).2. Pemeriksaan progesteron serumMemiliki kepekaan 88 % untuk menentukan janin intrauterus masih hidup atau tidak dan kehamilan tuba. kadar pada kehamilan intrauterus tidak pernah