makalah kasus bank century kelompok 1 x-7

20
Nama Kelompok 1: 1) Moderator : Pulung Subuh Nur Baity (33) 2) Penyaji materi : Bemby Reksura (10) 3) Notulis : Dimas Ardiansyah (13) Eka Yuli .M (15) Ira Rufaida (20) 4) Anggota :Indra Prasetyo (19) 1

Upload: akbarsujiwa

Post on 15-Sep-2015

387 views

Category:

Documents


55 download

DESCRIPTION

nhfnh

TRANSCRIPT

Nama Kelompok 1:

1) Moderator : Pulung Subuh Nur Baity (33)2) Penyaji materi : Bemby Reksura

(10)

3) Notulis : Dimas Ardiansyah

(13)

Eka Yuli .M

(15)

Ira Rufaida

(20)

4) Anggota:Indra Prasetyo

(19)

Kemal .W

(21) Nona Indira

(31)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena atas berkat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepatwaktu dan maksimal. Karenanya pula kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar,serta dapat melewati berbagai tantangan yang melintang.

Kami ucapkan terima kasih pula kepada ibu Harfiah selaku pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberi kemudahan untuk memecahkan solusi dalam menghadapi berbagai kesulitan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih pula kepada orang orang yang telah mendukung dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Dengan makalah ini, kami berharap dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi para pembaca.

Demikian hasil makalah kami, apabila ada kesalahan kami selaku penyusun makalah Kasus Bank Century engucapkan mohon maaf dan terima kasih atas perhatiannya.

Sidoarjo, 11 Februari 2010

Kelompok 1Daftar Isi

Nama Kelompoki

Kata Pengantarii

Daftar Isi..iii

I. Pendahuluan

1.1Latar Belakang Masalah.............1

1.2Identifikasi Masalah .3

1.3Pembatasan Masalah 3

1.4Perumusan Masalah ..3

1.5Tujuan Pemecahan Masalah...3II.Pembahasan Permasalahan

2.1 Permasalahan 4III.

Penutup

3.1Pendapat ..9

3.2Saran 9

3.3Kesimpulan 9

Daftar Pustaka...iv

Bab I

Pendahuluan

1.1Latar Belakang Masalah

Kasus Bank Century menjadi isu terbesar dalam permasalahan di negeri kita. Kasus ini menggelinding semakin liar setelah terindikasinya keterlibatan pejabat-pejabat negara atas kebijakan untuk menyelamatkan Bank Century. Kasus ini, berawal dari pemilik bank Century itu sendiri yang melakukan perampokan uang nasabah. Pada tahun 2004, dari merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC, maka berdirilah Bank Century. Juni 2005, Budi Sampoerna menjadi salah satu nasabah terbesar Bank Century cabang Kertajaya, Surabaya. Pada tahun 2008,beberapa nasabah besar Bank Century menarik dana yang disimpan di bank besutan Robert Tantular (pemilik Bank Century) itu, sehingga Bank Century mengalami kesulitan likuiditas. Namun, Budi Sampoerna tak dapat menarik uangnya yang mencapai Rp 2 triliun di Bank Century itu. Selain Boedi Sampoerno ada juga beberapa nasabah besar yang menarik uangnya yaitu PT Timah Tbk, dan PT Jamsostek. Kemudian, 13 November 2008 Gubernur Bank Indonesia Boediono membenarkan Bank Century kalah kliring atau tidak bisa membayar dana permintaan dari nasabah sehingga terjadi rush(bangkrut). Melalui data per 31 Oktober 2008, Bank Indonesia mengumumkan bahwa rasio kecukupan modal (kesanggupan mengembalikan modal/uang nasabah) atau CAR Bank Century minus hingga 3,52 persen (hutang). Dengan begitu, diputuskan untuk menaikkan CAR menjadi 8 persen dibutuhkan dana sebesar Rp 632 miliar, guna menambah kebutuhan modal. Selanjutnya, tanggal 23 November 2008, Lembaga Penjamin Langsung (LPS) mengucurkan dana Rp 2,776 triliun kepada Bank Century. Dalam peraturan lembaga penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat menambah modal sehingga CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun. Desember 2008, Lembaga penjamin mengucurkan untuk kedua kalinya sebesar Rp 2,201 triliun. Dana tersebut dikucurkan dengan alasan untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank. Berlanjut, pada tanggal 3 Februari 2009 Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR berdasarkan hasil assessment (penilaian) Bank Indonesia, atas perhitungan direksi Bank Century. Tanggal 21 Juli 2009, Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi kebutuhan CAR Bank Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan hasil assesment (penilaian) Bank Indonesia atas hasil auditro kantor akuntan publik. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun. 27 Agustus 2009 Dewan Perwakilan Rakyat memanggil Menkeu Sri Mulyani, Bank Indonesia dan lembaga penjamin untuk menjelaskan membengkaknya suntikan modal hingga Rp 6,7 triliun. Padahal menurut DPR, awalnya pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century. Dalam rapat tersebut Sri Mulyani kembali menegaskan bahwa jika Bank Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Pada hari yang sama pula, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto menyatakan bhwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan statusnya menjadi penyelidikan. 28 Agustus 2009, Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah pernyataan Sri Mulyani yang menyatakan bahwa dirinya telah diberitahu tentang langkah penyelamatan Bank Century pada tanggal 22 Agustus 2008 --sehari setelah keputusan KKSK. Justru Kalla mengaku dirinya baru tahu tentang itu pada tanggal 25 Agustus 2008. 21 Oktober 2009 Akibat kejanggalan temuan BPK tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung membentuk tim kecil untuk menggulirkan hak angket guna mengkaji kasus Bank Century. Lima hari kemudian, wacana pembentukan Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk mengusut kasus Bank Century menjadi perdebatan di DPR. Pansus Bank Century dibentuk untuk mencari informasi tentang kasus Bank Century tersebut dengan mengundang pihak-pihak yang terlibat atau yang mengetahui kasus tersebut. .1.2Identifikasi Masalah

Pemecahan masalah ini berusaha untuk mencari solusi yang tepat dalam mengungkap dan mendapatkan jalan keluar apa yang harus kita lakukan demi kebaikan bersama baik nasabah bank Century, pengelolaan Uang Negara, dan para petinggi Negara serta sebagai penilaian bagi kita semua, bahwa seberapa tegak keadilan hokum berjalan di Indonesia.1.3Pembatasan Masalah

1)Sejarah atau kronologi terjadinya kasus aliran dana Bank Century.

2)Berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para petinggi Negara Indonesia.

3)Jalan keluar apa yang tepat untuk menangani kasus aliran dana bank Century ini.

1.4Perumusan Masalah

1)Apa latar belakang terjadinya kasus aliran dana bank Century ini?

2)Siapa saja yang terlibat dalam kasus aliran dana bank Century ini?

3)Langkah apa yang tepat untuk mengatasi kasus aliran dana bank Century ini?1.5Tujuan Pemecahan Masalah

1)Dapat mengetahui langkah apa yang tepat untuk menyelesaikan masalah aliran dana Bank Century ini. Apakah Bank Century harus di tutup ataukah tetap dipertahankan?2)Menambah pengetahuan kita, khususnya di bidang perbankan.3)Dapat mengetahui pola dari setiap kebijakan yang di ungkapkan oleh para petinggi Negara. Misalnya, Bapak Susilo Bambang Yudiono, Bapak Boediono, Bapak Jusuf Kalla, Ibu Sri Mulyani, para anggota DPR dan pansus Bank Century.

4)Dapat memetik hikmah dari kasus perbankan ini sehingga kita berusaha agar waspada dan tidak mengulangi kasus seperti ini di masa yang akan datang.Bab II

Pembahasan Permasalahan

2.1 Permasalahan

Kasus Bank Century menjadi isu terbesar dalam permasalahan di negeri kita. Kasus ini menggelinding semakin liar setelah terindikasinya keterlibatan pejabat-pejabat negara atas kebijakan untuk menyelamatkan Bank Century. Membengkaknya suntikan modal dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ke Bank Century hingga Rp 6,7 triliun memaksa keingintahuan Dewan Perwakilan Rakyat. Pada hal awalnya, pemerintah hanya meminta persetujuan Rp 1,3 triliun untuk Bank Century.Berikut adalah perincian pembengkakan aliran dana bank Century :

1) 23 November 2008Lembaga Penjamin Langsung (LPS) mengucurkan dana Rp 2,776 triliun kepada Bank Century. Bank Indonesia menilai CAR sebesar 8 persen dibutuhkan dana sebesar Rp 2,655 triliun. Dalam peraturan lembaga penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat menambah modal sehingga CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun.2) Pada bulan Desember 2008

Lembaga penjamin mengucurkan untuk kedua kalinya sebesar Rp 2,201 triliun. Dana tersebut dikucurkan dengan alasan untuk memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank.3) 3 Februari 2009

Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR berdasarkan hasil assessment (penilaian) Bank Indonesia, atas perhitungan direksi Bank Century.4) 21 Juli 2009

Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk menutupi kebutuhan CAR Bank Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan hasil assesment (penilaian) Bank Indonesia atas hasil auditro kantor akuntan publik. Sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun.Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kepada DPR bahwa jika Bank Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Pada hari yang sama pula, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit Samad Riyanto menyatakan bahwa kasus Bank Century itu sudah ditingkatkan statusnya menjadi penyelidikan.

Berbagai kejanggalan ditemukan dalam kasus tersebut. Bahkan KPK berencana menyergap seorang petinggi kepolisian yang diduga menerima suap dari kasus itu. Kejanggalan semakin menguat ketika Badan Pemeriksa Keuangan laporan awal terhadap Bank Century sebanyak delapan halaman beredar luas di masyarakat.

Laporan tersebut mengungkapkan banyak kelemahan dan kejanggalan serius di balik penyelamatan Bank Century dan ada dugaan pelanggaran kebijakan dalam memberikan bantuan ke Bank Century. Akibat kejanggalan temuan tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung membentuk tim kecil untuk menggulirkan hak angket guna mengkaji kasus Bank Century. Lima hari kemudian, wacana pembentukan Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk mengusut kasus Bank Century menjadi perdebatan di DPR.Kasus ini bermula dari dugaan penyelewengan dana nasabah oleh Antaboga Sekuritas sebagai pemegang 7.52% saham Bank Century dalam permainan instrumen derivatif yang berkembang ke arah miss-management yang dilakukan oleh pengelola DPK (dana pihak ketiga) Bank Century.Mencuatnya kasus Bank Century sering dikaitkan dengan dampak krisis global yang menerpa lembaga keuangan dunia dan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Namun olah data badan penyidik keuangan (BPK) menemukan bahwa kasus Bank Century sudah terendus sebelum krisis global terjadi. Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya pengalihan isu, sehingga para nasabah dan investor menjadi maklum dengan kasus likuiditas akibat efek krisis global yang berdampak pada Bank Century. Hasil penyidikan BPK menyebutkan bahwa Bank Century sudah cacat dari lahir. Pelanggaran yang terjadi berupa tingkat minimum CAR (Rasio kecukupan modal), Batas maksimal pemberian kredit, dan FPJP (Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek). Dari kejadian ini terlihat pihak Bank Century telah melakukan pembodohan publik dengan mengatasnamakan krisis global sebagai alasan untuk menutupi kebobrokan di dalam.

Meskipun Bank Century tergolong kecil, namun kejahatan yang dilakukan orang-orang dalam bank ini termasuk luar biasa. Mereka bisa meyakinkan petinggi Menkeu, BI, LPS, JPSK, bahkan DPR RI, sehingga mengucurlah dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun.

Besarnya dana talangan itu sungguh tidak masuk akal. Sebab, kalaupun Bank Century nanti berhasil diobati dan sehat kembali, paling-paling laku dijual hanya Rp 2 triliun saja. Bayangkan berapa besar kerugian negara untuk bank yang satu ini. Tidak hanya kerugian negara begitu besar, tetapi pembohongan yang dilakukan pihak terkait dalam kasus mengucuran dana talangan Bank Century dinilai luar biasa. Dana talangan mengalir deras, tetapi entah megalir ke mana, di mana diyakini masuk ke kantong pribadi oknum tertentu, terutama deposan besar. Dana talangan yang dikeluarkan kepada Bank Century ternyata juga dibawa lari oleh pemegang sahamnya yang saat ini sudah berada di luar negeri.Dalam kasus ini juga terjadi ketidakadilan. Nasabah-nasabah kecil tidak bisa mendapatkan uangnya kembali, sementara nasabah besar (salah satunya Budi Sampoerna yang konon memiliki dana 1,8 triliun) malah dengan mudah mengambil dananya.Memang, Selama ini kita hanya mendengar dua opsi dalam menyelesaikan kasus Century. Opsi pertama, menutup Bank Century dengan menjual asset-aset yang dimilinya. Opsi ini ditengarai akan menimbulkan dampak sistemik berupa dampak tagihan tidak tertagih bagi bank-bank lain dan pemilik dana dan simpanan yang tidak dijamin bagi nasabah di atas Rp 2 milyar serta hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan yang diikuti tindakan rush. Opsi kedua, Bank Indonesia melalui LPS mem-bailout (dana tanggungan keluar) Bank Century dengan dana mencapai Rp 6,7 trilyun untuk menghindari kasus bila memilih opsi pertama. Kita semua tahu bahwa Gubernur Bank Indonesia dan Menkeu atau Ketua KSSK saat itu akhirnya memilih opsi kedua ini.Namun sesungguhnya ada opsi ketiga, yaitu pengambilalihan Bank Century oleh Bank yang lebih besar sehingga LPS tidak perlu mengeluarkan dana hingga Rp 6,7 trilyun tersebut. Direktur utama Bank Mandiri Agus Martowardoyo sebenarnya sudah menawarkan opsi tersebut pada saat rapat KSSK. Namun, entah dengan pertimbangan apa, Gubernur Bank Indonesia dan Ketua KSSK Sri Mulyani tidak menerima tawaran tersebut. Pada hal jika pihak berwenang saat itu mengambil pilihan ini, kita tidak akan menghadapi kasus bank Century seperti saat ini karena opsi ini sebetulnya sudah pernah diterapkan dan berhasil.Dalam Kasus Century, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono dan sekarang menjadi Wakil Presiden Kita mengatakan hancurnya Bank Century sebagai bank gagal terjadi karena adanya perampokan dari pemilik bank dan juga imbas krisis global.

Saya kira dua-duanya, perampokan dan krisis, kata mantan Gubernur BI Boediono pada panitia angket kasus Bank Century di gedung DPR-RI Senayan,

Sedangkan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut ada perkara kriminal di Bank Century sehingga tidak layak diselamatkan. Menurut mantan Wapres, masalah yang dihadapi Bank Century bukan lantaran krisis global. Melainkan karena pemiliknya yaitu Robert Tantular merampok dana bank sendiri. "Masalah (Bank) Century itu bukan masalah karena krisis, masalah perampokan, kriminal. Karena pengendali bank ini merampok dana bank sendiri dengan segala cara termasuk obligasi bodong," ujar Kalla.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan kepada DPR bahwa jika Bank Century ditutup akan berdampak sistemik pada perbankan Indonesia. Tetapi jika tidak ditutup, maka Bank Indonesia melalui LPS mem-bailout (dana tanggungan keluar) Bank Century dengan dana mencapai Rp 6,7 trilyun agar bank Century tidak ditutup.Beberapa pihak menyebut langkah ini merupakan langkah istimewa dibanding perilaku kepada bank lain yang pernah mengalami kesulitan likuiditas. Akibatnya, langkah pemerintah dan Bank Indonesia tersebut terus mendapat kritikan. Kasus Bank Century menjadi isu terbesar dalam permasalahan di negeri kita. Kasus ini menggelinding semakin liar setelah terindikasinya keterlibatan pejabat-pejabat negara atas kebijakan untuk menyelamatkan Bank Century. Yang menjadi pertanyaan adalah layakkah bank tersebut diselamatkan?Bab III

Penutup3.1Pendapat

1)Kasus Bank Century terlalu rumit.

2)Terlalu banyak pro dan kontra antara bank Century dan pihak pansus.

3)Bank Cenntury terlalu banyak konflik, pansus terlalu banyak rapat dan buang buang waktu tapi tidak ada hasil yang memuaskan.

4)Terlalu banyak yang mengikut campuri kasus bank Century sehingga menjadi lebih rumit.

3.2Saran

1) Sebaiknya bank Century ditutup saja, karena sudah banyak para nasabah yang dirugikan.

2) Sebaiknya uang para nasabah segera diganti dan dikembalikan, karena banyak nasabah yang menderita akibat bank Century.

3) Sebaiknya Robert Tantular dijatuhi hukuman yang setiimpal, karena telah menipu para nasabah dan memakai uang yang telah di berikan pemerintah.

4) Dalam menyelesaikan masalah sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin.3.3 Kesimpulan

Kasus Bank Century disebabkan oleh kelalaian pemilik bank Century yaitu Robert Tantular yang merampok dana dari nasabah bank sendiri. Sehingga melibatkan para petinggi Negara, mulai dari bapak Susilo Bambang Yudiono, Bapak Boediono, Bapak Jusuf Kalla, Sri Mulyani (Menkeu). Kebijakan yang paling tepat untuk mengatasi masalah kasus bank Century untuk keadaan saat ini adalah dengan ditutupnya bank Century. Hal ini disesebabkan oleh bangkrutnya bank Century tidak mamungkinkan untuk dipertahankannya bank ini. Serta pengungkapan atas kasus ini harus cepat diatasi. Daftar Pustaka1) Rihat Hutagalung. 2010. Mengapa Tidak Dipilih Opsi Ketiga? (Online) http://berita. Liputan6.com (diakses Jakarta, Rabu, 27 Januari 2010)

2) Isnain, Kariska. 2000. Laporan Kumpulan Artikel Bahasa AATunhalu. Kendari. Universitas Haluoleo.

3) 2009. Hubungan Sri Mulyani dalam Kasus Bank Century. http://berita Liputan6.com

4) 2010. Skandal Bank Century SRI Mulyani paling Bertanggung Jawab. Suara Karya (diakses Jakarta, Rabu, 27 Januari 2010)

5) Tim Liputan 6 SCTV. 2009. Masalah Bank Century Rongrong APBN. http://berita Liputan6.com (diakses 02/09/09/13:25)

6) 2009. Kronologi Aliran Rp 6,7 Triliun ke Bank Century. http:// www.tempointeraktif. Com. (diakses Jakarta, Sabtu, 14 November 2009/14:42 WIB)ngani tapi, bukan malah ditambah kerumitannya.3