makalah isu strategi dalam mengelola teknologi dan inovasi

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi organisasi sering secara eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu. Isu strategis sangat penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan keputusan politis. Pengambilan keputusan politis selalu beranjak dari isu- isu. Perencanaan strategis dapat meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka selanjutnya disusun kerangka rincinya dalam beberapa subsekuensi, beberapa keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seperti itu, maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan administratif dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat dikaitkan dengan nilai dan dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun legal. Identifikasi isu strategis secara tipikal harus melalui serangkaian proses berjenjang yang harus dilakukan pelaku perencanaan strategis. 1

Upload: anda-sujana

Post on 25-Nov-2015

741 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Makalah

TRANSCRIPT

BAB

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIsu strategis merupakan jantung dari proses perencanaan strategis. Misi organisasi sering secara eksplisit maupun implisit dimaknai sebagai suatu isu.Isu strategis sangat penting, karena mereka berperan sentral dalam pengambilan keputusan politis. Pengambilan keputusan politis selalu beranjak dari isu-isu. Perencanaan strategis dapat meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan dengan cara membingkai isu-isu yang penting dan mengirim isu-isu itu ke pengambil keputusan kunci. Ketika isu strategis berhasil diidentifikasi, maka selanjutnya disusun kerangka rincinya dalam beberapa subsekuensi, beberapa keputusan, dan kerangka aksi. Apabila isu strategis berhasil dirinci seperti itu, maka secara politis akan mudah diterima dan lebih lanjut secara teknis dan administratif dapat lebih mudah dikerjakan. Bahkan, secara filosofis dapat dikaitkan dengan nilai dan dasar organisasi baik ditinjau secara moral etis maupun legal. Identifikasi isu strategis secara tipikal harus melalui serangkaian proses berjenjang yang harus dilakukan pelaku perencanaan strategis.Isu strategis ini diharapkan menghasilkanagenda isu strategis yang melekat pada organisasi. Agenda ini merupakan suatuintermediate outcomeyang dapat berkontribusi pada hasil utama, yaitupertama, tercapainya daftar isu-isu yang dihadapi organisasi. Daftar isu dapat berasal dari beberapa sumber, namun harus disimpulkan hati-hati oleh para palaku perencanaan strategis.Kedua, pemilahan daftar isu-isu ke dalam dua kategori, yaitu kelompokisu strategisdan kelompokisu operasional.Dan ketiga, adanya pengaturan isu strategis secara berurutan berdasarkan prioritas, logika, dan/atau daftar isu sementara.Isu strategis yang baik harus memenuhi persyaratan-persyaratan, adapun yang pertama pertama, frasa isu berupa kalimat pertanyaan tentang apa yang dapat dilakukan oleh organisasi. Uraian atas isu tersebut dapat lebih dari satu jawaban. Jawaban atas isu yang digagas sebaiknya mengikuti rambu-rambu sebagai berikut: (1) jika organisasi tidak melakukan respon apa pun terhadap suatu situasi, maka sesungguhnya tidak ada isu strategis, atau tidak ada isu strategis yang perlu dilakukan oleh organisasi; (2) perencanaan strategis yang efektif mempunyai orientasi aksi. Jika perencanaan strategis tidak menghasilkan suatu keputusan aksi yang berguna, maka perencanaan strategis yang ada kemungkinan tidak berguna dan merupakan pemborosan waktu; (3) pemfokusan sebaiknya pada pada apa yang organisasi dapat lakukan, bukan sebaliknya. Sehingga organisasi dapat melakukan pengendalian atas isu yang ada. Jika fokus bukan pada sesuatu yang organisasi tidak dapat lakukan, maka organisasi hanya memperbesar kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak jelas; (4) organisasi seyogianya memfokuskan pada bagaimana pembuat keputusan kunci melakukan pengambilan keputusan atas isu-isu strategis yang dapat dilakukan. Kedua, isu strategis merupakan hasil diskusi persinggungan faktor-faktor dalam SWOC adan mengandung pula misi, mandat, aspek internal, dan aspek eksternal yang membangun isu strategis. Isu strategis seyogianya mengandung sebuah tantangan yang mempunyai lebih dari satu solusi. Dan, ketiga, apabila sebuah isu yang disampaikan tidak mendapatkan artikulasinya, maka konsekuensi yang akan muncul harus dipertimbangkan juga.Isu strategis dapat muncul dalam tiga bentuk situasi, yaitu sebagai berikut. Pertama, isu strategis dapat muncul ketika terdapat suatu kejadian yang berada di luar kendali organisasi. Hal ini kelak dapat menyebabkan kesulitan atau menyebabkan ketidakmungkinan untuk menyelesaikan tujuan dasar yang diterima dan layak. Situasi dapat dianggap sebagai ancaman atau tantangan (challenges). Kedua, isu strategis dapat muncul ketika teknologi, biaya, staf, manajemen, atau pilihan-pilihan politis untuk mencapai tujuan dasar ternyata berubah atau sering berubah-ubah. Situasi dapat menghadirkan tantangan (challenges) atau peluang (opportunities). Ketiga, isu strategis dapat muncul ketika terjadi perubahan pada misi, mandat, faktor internal, atau faktor eksternal. Hal ini dapat menghadirkan peluang (opportunities) kekinian atau peluang masa depan. Apabila hal ini terjadi maka diperlukan penyesuaian, antara lain: (1) penyempurnaan kuantitas/kualitas produk/pelayanan, (2) pengurangan biaya untuk penyediaan produk/pelayanan, (3) pengenalan produk/pelayanan baru, (4) mengkombinasikan, mengurangi, atau membatasi produk atau pelayanan tertentu, atau (5) menciptakan nilai publik yang baru.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan ulasan diatas maka diperoleh rumusan-rumusan masalah yang akan dikemukakan, adapun rumusan rumusan masalahnya sebagai berikut :1) Menjelaskan Peran strategis teknologi sebagai bagian strategi korporasi 2) Menjelaskan Jenis-jenis Teknologi3) Menjelaskan Penerapan Teknologi dan Inovasi 4) Menjelaskan Peranan Manajemen5) Menjelaskan Kultur entrepreneurship yang inovatif

1.3. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas maka penulisan makalah ini bertujuan untuk bisa :1) Menjelaskan Peran strategis teknologi sebagai bagian strategi korporasi 2) Menjelaskan Jenis-jenis Teknologi3) Menjelaskan Penerapan Teknologi dan Inovasi 4) Menjelaskan Peranan Manajemen5) Menjelaskan Kultur entrepreneurship yang inovatif

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Peran Strategis Teknologi Teknologi menjadi bagian penting yang mendukung keberhasilan strategi suatu perusahaan ataupun organisasi. Karena itu, pihak manajemen tidak segan-segan menginvestasikan sejumlah dana untuk kepentingan teknologi. Teknologi menjadi penentu perusahaan saat berhadapan dengan para pesaingnya. UNDP (2001), melaporkan bahwa bahwa transformasi teknologi dewasa ini berkaitan dengan transformasi lainnya yakni globalisasi; dan bersamaan dengan kegiatan menciptakan jaringan. Selanjutnya dijelaskan kaitan antara kapabilitas masyarakat yang didukung oleh kemajuan penerapan teknologi dalam bidang obat-obatan, komunikasi, pertanian, energi, dan manufaktur telah nyata meningkatkan kapabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, teknologi sendiri ditentukan oleh perkembangan kapasitas dan kesejahteraan daripada masyarakat itu sendiri. Satu hal penting lainnya yang dapat dicatat dari laporannya bahwa perkembangan industri sekarang telah memasuki zaman jaringan dimana teknologi bekerja dalam berbagai bidang, utamanya: Riset dan inovasi Dengan tersedianya teknologi maka kolaborasi antar lembaga dan bisnis dalam satu negara semakin nyata dan tidak dapat dihalangi. Produksi Pusat teknologi bisa saja di negara-negara maju seperti Amerika Utara, Kanada dan Jepang, akan tetapi fasilitas lain dapat berlokasi di negara-negara lain yang telah menjadi jaringan korporasi demikian. E-businessPenggunaan internet dan bentuk lainnya telah memungkinkan kontak bisnis secara langsung yang dikenal dengan business to business, dan sampai sekarang diprediksikan akan naik secara nyata.

DiasporaSebaran daripada ilmu dan teknologi demikian cepat, yang apabila datang dari negara berkembang akan dapat menciptakan nilai kepada negara tersebut dengan memberikan nilai kepada bisnis, hubungan, dan transfer keahlian dari negara basisnya. Advokasi Dengan tersedianya teknologi maka antara pihak yang berkaitan dapat memberikan advokasi satu dengan lainnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi bukan saja berperan untuk kemajuan satu perusahaan, akan tetapi lebih dari itu teknologi menjadi tumpuan satu bangsa untuk mensejahterakan rakyatnya. Teknologi diyakini tergantung pada kesejahteraan dan kapasitas dari bangsa itu sendiri. Salah satu contoh, Trilogi adalah suatu perusahaan yang berhasil memotivasi karyawannya dengan menggunakan teknologi komputer pemakaian internet sehingga membuka kesempatan bagi karyawan untuk melakukan berbagai inovasi. Internet disiapkan untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada pelanggan. Dengan penggunaan teknologi perusahaan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sehingga pelanggan tetap terpuaskan. Bahkan pada perusahaan penerbangan penggunaan Internet menjadi bagian pelayanan utama. Internet dapat memotong berbagai perantara (disintermediation) yang dapat menciptakan efisiensi bagi perusahaan, dan lebih dari itu Internet memanjakan pelanggan. Dengan penggunaan Internet dalam reservasi, maka pelanggan juga menikmati efisiensi yang diciptakan oleh perusahaan. Dan akhirnya, Internet menjadi alat perusahaan untuk memposisikan dirinya terhadap pesaing dalam industri yang digelutinya. Oleh karena itu, harus dicatat sejak dini bahwa peran teknologi berkaitan dengan inovasi yang memungkinkan seluruh jajaran di perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih kepada pelanggan. Peran teknologi haruslah diorientasikan kepada pelayanan, baik terhadap pelanggan internal maupun eksternal. Inovasi dalam hal ini diartikan sebagai pemanfaatan pengetahuan untuk mentransformasikan proses produk dan jasa secara komersil, guna memperoleh keuntungan. Terminologi inovasi yang berasal dari kata novus sesungguhnya berarti memperkenalkan sesuatu yang baru, sehingga pekerjaan inovasi juga terkait dengan masalah manajemen. Dalam kaitan ini maka sumber daripada inovasi adalah teknologi, sehingga dua hal ini berkaitan erat satu dengan lainnya. Walau harus dicatat bahwa teknologi bukanlah sumber satu-satunya. Sesuai dengan itu harus dicatat pula bahwa keberadaan teknologi inovasi dalam satu perusahaan berada dalam satu pengelolaan. Sehingga pengelolaan yang baik akan mendorong penggunaan teknologi dan inovasi yang memungkinkan strategi dapat terlaksana dan tujuan dapat tercapai.

2.2 Jenis-Jenis TeknologiTeknologi tidak harus high-tech, akan tetapi perubahan teknologi akan mengakibatkan perubahan nyata perusahaan. Inovasi kecil akan dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Teknologi dapat dibedakan menjadi: 1) Radical innovation. Teknologi ini demikian besar pengaruhnya terhadap perusahaan sehingga membuat berbagai perubahan yang radikal bahkan revolusiner. Produk yang dihasilkan mungkin mendapatkan hak paten, mungkin memberikan kekuatan nyata kepada perusahaan. Contoh daripada teknologi ini adalah listrik, telepon, dan temuan dalam bidang obat-obatan. 2) Incremental innovations. Merupakan kelanjutan dari praktek perusahaan yang sedang berlangsung. Dampak yang ditimbulkannya bersifat evolusioner. Akan tetapi teknologi demikian bisa menjadi sumber pendapatan baru perusahaan karena dapat memperpanjang produk lini dan perbaikan dalam manufaktur. Contoh daripada teknologi ini adalah penjualan makanan yang dibekukan, minuman sport, ban radial, buku elektronik, dan telepon digital.Satu hal yang harus digarisbawahi bahwa tipe inovasi ini adalah kontinum. Temuan yang pada mulanya bersifat radical kemudian bergerak secara kontinum memberi kontribusi kepada temuan berikutnya sampai kepada incremental innovation.

2.3 Penerapan Teknologi dan Inovasi Di PerusahaanA. Product Innovation Vs. ProcessPada kenyataannya inovasi berkaitan dengan pertimbangan produk dan proses. Dalam kaitan ini product innovation mengacu pada penciptaan desain produk dan aplikasi teknologi yang dimaksudkan untuk mengembangkan produk baru. Inovasi produk berkaitan dengan strategi diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan baik melalui fitur produk ataupun perluasan produk. Sedangkan inovasi proses berkaitan dengan perbaikan proses produksi yang efisien. Dengan adanya teknologi maka perusahaan selalu dapat melakukan perbaikan proses melalui pemanfaatan material, siklus yang lebih pendek, dan strategi untuk menghadapi permintaan.B. Tantangan Inovasi Inovasi tidak selalu berkaitan dengan hal yang besar. Inovasi diakui menjadi bagian perusahaan dalam menentukan daya saingnya, sehingga dikenal ungkapan melakukan inovasi atau mati. Inovasi bagaimanapun sudah dikenal perannya, akan tetapi tidak selalu dapat digunakan dengan baik. Ditemui adanya penolakan resistensi dalam perusahaan. Resistensi yang muncul utamanya berkaitan dengan dampak yang diterima perusahaan. Manakala perusahaan akan menerapkan inovasi, maka resistensi pertama adalah kekuatiran terhadap dampak yang akan diterima, apakah dampaknya nyata atau tidak. Kenyataannya ada lima dilema dalam menerapkan inovasi yaitu: Seeds versus weeds. Setiap perusahaan menghadapi banyak ide tentang pemanfaatan usulan teknologi. Akan tetapi selalu dihadapkan pada pertanyaan apa manfaat dari usulan teknologi ini terhadap perusahaan; jenis mana yang akan digunakan atau mana pula yang akan diabaikan. Experience versus initiative. Blamana telah diterima satu usulan, maka persoalan yang muncul adalah siapa yang akan melaksanakannya. Senior memang berpengalaman akan tetapi cenderung menghindari resiko. Sementara manajer level menengah adalah inovatif akan tetapi mau benar sendiri. Internal versus external staffing. Dalam mengelola usulan teknologi adakalanya dihadapkan pada pilihan penggunaan karyawan internal ataukah eksternal. Karyawan internal memang mempunyai kultur dan rasa memiliki yang tinggi kepada perusahaan, akan tetapi tidak selalu mempunyai kompetensi yang memadai untuk usulan teknologi yang akan digunakan. Sementara sumberdaya eksternal lebih mempunyai spirit untuk melaksanakan usulan teknologi. Building capabilities versus collaborating. Usulan teknologi juga membutuhkan kapabilitas dan kemahiran yang berbeda, bukan hanya membutuhkan biaya. Apabila usulan akan dikerjakan bersama (kolaborasi) nantinya akan menimbulkan ketergantungan kepada orang lain. Dalam hal ini alternatifnya adalah perusahaan dapat mengembangkan sendiri kemampuan karyawan untuk menerapkan usulan teknologi. Incremental versus preemptive launch. Bagaimanapun perusahaan harus mempertimbangkan apakah usulan diterapkan perlahan-lahan, sehingga tidak menimbulkan resiko incremental. Sementara preemptive adalah penerapan yang langsung dilakukan secara besar-besaran akan tetapi dengan resiko yang besar. Bagaimanapun harus ada pertimbangan ketersediaan dana dan ketersediaan umpan balik sebelum menerima usulan teknologi.

2.4 Peranan ManajemenKorporasi meyakini peranan teknologi dan inovasi dalam memajukan perusahaan. Forbes menyatakan bahwa peranan teknologi dalam memajukan shareholder adalah sebagai akibat teknologi. Namun, sulit juga menghitung bagaimana return dapat diciptakan oleh bagian Research & Development dalam satu korporasi. Berikut contoh bagaimana perusahaan-perusahaan menyiapkan kebutuhan teknologinya sejak dari misi perusahaan dirumuskan. Rumusan seperti ini diyakini tidak saja mendorong motivasi karyawan untuk bekerja lebih keras, akan tetapi memberikan jaminan kepada stakeholder bahwa mereka memang adalah perusahaan yang mengenali penggunaan teknologi secara baik. Intel : Untuk berhasil kami harus mempertahankan lingkungan inovasi. Kami akan mengembangkan perubahan, tantangan terhadap status quo, mendengarkan kepada seluruh ide dan pandangan, mendorong dan memberi hadiah kepada penangan resiko, dan belajar dari keberhasilan dan kesalahan. Sony : Kunci keberhasilan dalam semua hal adalah sains dan teknologi dimana untuk seluruh pemasar tidak pernah mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh orang lain. Konsep kami selalu adalah memberikan kenyamanan baru, metode baru, keuntungan baru kepada pelanggan dengan teknologi kami. Peranan manajemen dalam hal ini bukan hanya mendorong terciptanya produk baru, akan tetapi juga menciptakan sistem yang menjamin bahwa produk yang dikembangkan akan menggunakan teknologi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Artinya perspektif pengembangan teknologi yang digunakan oleh korporasi tidak saja dari sisi produk, akan tetapi harus mempertimbangkan kenyamanan dan kebutuhan pelanggan.

1. Memantau Lingkungan Perusahaan akan terus-menerus memantau perubahan lingkungan sehingga dapat memantau faktor eksternal dan mengidentifikasi lingkungan dalam memanfaatkan pengembangan produksi perusahaan. a. Pengembangan Teknologi Motorolla menyediakan secara khusus intelijen mereka dalam menyiapkan teknologi yang layak diadopsi; teknologi yang sedang berkembang, dimana Motorolla dapat menyusun technology roadmap (rute perkembangan teknologi) sehingga bisa bekerjasama dengan produk baru mereka. Dalam hitungan ini mereka dapat menghitung berapa biaya yang dikeluarkan, keuntungan yang akan didapat, dan bagian mana dari teknologi yang dikembangkan yang merupakan bagian daripada kompetisi. Salah satu cara yang ditempuh oleh pengusaha besar adalah dengan menyediakan R&D melekat pada korporasinya. b. Dampak Stakeholder Terhadap Inovasi Berbagai stakeholder seperti: konsumen, pemasok, dan distributor adalah sumber daripada segala bentuk perubahan dan perbaikan. Kelompok ini harus mendapat keuntungan maksimal dari teknologi yang sedang dikembangkan. c. Lead UserLead user adalah perusahaan, organisasi atau individu yang berada di gugus depan dan menentukan trend, mereka mempunyai kepentingan dan biasanya berada di atas pemakai rata-rata. Biasanya untuk alat-alat kesehatan, rumah sakit menjadi lead user. Lead team di suatu perusahaan biasanya berjumlah dari 4-6. Proses yang ditempuh biasanya terdiri dari:1. Meletakkan dasar : Mengidentifikasi pasar sasaran dan bentuk inovasi yang diinginkan. 2. Menentukan trend : Mengidentifikasi teknologi yang sedang berkembang dan kemudian menentukan batasan teknologi yang akan digunakan. 3. Mengidentifikasi lead user : Tim menentukan orang atau kelompok yang mengerti akan teknologi yang sedang dikembangkan dan mengerti kebutuhan mereka. 4. Mengembangkan penyelesaian : Tentukan workshop selama 2-3 hari untuk beberapa kelompok orang perihal teknologi yang sedang dikembangkan.

d. Percobaan Produk Baru Perusahaan yang telah mengadopsi teknologi baru pada barang dan jasa tertentu dapat memilih sasaran tertentu pada pasar; kemungkinan mana yang berhasil dan tidak berhasil. Seiko misalnya; melakukan percobaan dengan cara yang sederhana. Seiko menghasilkan beratus model jam tangan yang diperkenalkan kepada pelanggan. Kemudian model yang mengalami pertumbuhan pesat dipilih untuk dikembangkan. Sementara Microsoft dikenal dengan kemampuannya merubah arah pemakaian peralatan dalam komputer. Ketika Microsoft membeli DOS (Disk operating system) kemudian mengintegrasikannya ke dalam program Windows maka terjadi revolusi pemakaian dalam PC. DOS akhirnya hanya digunakan untuk mengaktifkan Windows, dan lebih dari itu Micosoft mengintegrasikan Windows dengan Internet Explorer sehingga terjadi integrasi pemakaian. Dengan cara seperti ini dia dapat bersaing dengan Netscape. Walau harus dicatat bahwa sekarang sedang terjadi peperangan yang kuat antara Windows dengan Linux; antara pemakai yang senang membuat perencanaan kebutuhannya dengan yang disediakan; antara Linux dengan Micosoft.

d. Market Research Cara yang paling klasik dan tradisional dalam memahami tuntutan pasar adalah dengan membuat riset pasar. Dalam hal ini harus selalu dibedakan antara teknologi yang diturunkan dari keinginan pelanggan dengan kebutuhan pasar yang sesungguhnya. Artinya bagaimanapun perusahaan harus selalu dapat mengindentifikasi produk baru mana yang dapat menghasilkan pendapatan pada perusahaan. Contoh : Ford kurang percaya adanya pasar karena produk tidak muncul. Industri mobil sangat mempercayai nilai historis bahwa didapat pangsa pasar yang besar untuk industri mobil. Kami tidak dapat membuktikan bahwa ada pasar untuk minivan karena tidak ada catatan sejarah untuk produk seperti itu. Di Detroit, sejumlah dana telah dikeluarkan untuk mengembangkan produk yang telah ada, dan sejumlah dana telah dikeluarkan dalam survei selera konsumen atas produk yang ada. Dalam 10 tahun terakhir tidak satupun dari ibu rumah tangga yang menanyakan produk minivan.

Percaya kepada konsumen memang hal yang baik. Adanya customer driven tentunya mengajarkan perusahaan untuk selalu memasang telinga terhadap kebutuhan pelanggan. Akan tetapi terlalu mempercayai apa yang dibutuhkan pelanggan saja,dapat menghambat berkembangnya teknologi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam kaitan ini dikenal adanya technological discontinuity. Ini menunjukkan bahwa kegagalan perusahaan pemimpin dalam hal mengembangkan teknologi bukan karena mereka tidak menguasai teknologi akan tetapi karena mereka terlalu mendengar apa yang dibutuhkan pelanggan mereka atas produk yang telah ada.

2. Lingkungan Internal Berbagai pertanyaan dapat diajukan sehubungan dengan kondisi internal perusahaan: Apakah perusahaan mengembangkan sumberdaya baru untuk menerapkan ide baru. Apakah manajer memperkenankan percobaan terhadap barang dan jasa baru. Apakah perusahaan mentolerir adanya kesalahan. Apakah pelanggan menginginkan sesuatu yang baru atau sesuai dengan kebutuhan mereka. Apakah mudah membentuk tim proyek.

a. Isu Alokasi Sumber dayaSetiap pengembangan teknologi selalu berkaitan dengan pertanyaan seberapa besar dana yang harus dialokasikan. Biasanya dana yang akan dialokasikan ditentukan terlebih dahulu, biasanya 5 persen dari total penjualan. Di samping isu dana, isu waktu memasarkan juga menjadi permasalahan. Dalam isu ini terkandung persoalan bahwa bagaimanapun teknologi pada akhirnya tidak lepas dari pemasalahan ditiru. Oleh karena itu selalu dipertimbangkan kapan baiknya memperkenalkan ke pasar dan berapa lama rentang waktu yang dibutuhkan untuk tetap menjaga bahwa teknologi tidak dapat ditiru. Kalaupun ditiru sudah dipersiapkan langkah untuk mengantisipasinya. b. Product Versus Process R&DDalam perusahaan mungkin muncul permasalahan apakah mengutamakan perbaikan sarana produksi atau memperkenalkan inovasi pada produk baru. Artinya, memperbaiki fasilitas produksi (fasilitas manufaktur) juga dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan. Dalam hal ini diyakini ada hubungan antara aliran kas masuk dengan inovasi dalam produk. c. Sumber Teknologi Sumber teknologi dapat dibeli maupun dibuat. Dalam mempertimbangkan apakah teknologi dibeli ataukah dibuat harus dipertimbangkan siklus teknologi yang akan digunakan. Dalam hal menghadapi technology discontinuity maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk membeli saja daripada membuatkan. Membeli teknologi, outsourcing technology dapat dilakukan apabila; Teknologi berkontribusi rendah terhadap competitive advantage perusahaan. Pemasok mempunyai teknologi yang tepat. Teknologi pemasok lebih baik dan lebih murah sehingga mudah untuk diintegrasikan dengan sistem yang telah ada. Strategi perusahaan didasarkan kepada sistem rancangan, pemasaran, distribusi, dan pelayanan tidak kepada manufaktur. Proses pengembangan teknologi membutuhkan keahlian khusus Proses pengembangan teknologi membutuhkan orang dan sumberdaya yang baru. Pemakaian suatu paket teknologi tidak lepas dari pertimbangan bagaimana dampaknya terhadap produk maupun penerimaan yang diperoleh. Kaitan ini dapat dilihat pada gambar berikut.

3. Pentingnya Kompetensi Teknologi Perusahaan yang melakukan akuisisi biasanya mengalami kendala ketika mereka tidak mempunyai kemampuan dalam pengembangan teknologi yang akan digunakan dalam proses produksi. Perusahaan seperti ini harus mempunyai kemampuan absorpsi (absorptive capacity); kemampuan perusahaan untuk menilai, mengasimilasi dan menggunakan pengetahuan luar yang baru agar perusahaan dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitasnya. Sementara itu perusahaan yang membeli teknologi harus mempunyai kemampuan untuk menggunakannya (technological competence) agar dapat dipergunakan. a. Implementasi Strategi Perusahaan yang berencana menerapkan suatu teknologi harus memastikan bahwa sistem dan budaya perusahaan sesuai dengan teknologi tersebut. Dana yang tersedia harus menjamin pemakaian teknologi dimaksud, sementara proses yang ada juga harus diperbaiki, dan inovasi yang akan dilakukan harus berinteraksi dengan perusahaan secara keseluruhan. Ada 6 tahapan yang harus dilalui:1. Penciptaan ide. Konsep produk baru harus terdefenisikan secara jelas. 2. Konsep skrining. Teknik skrining jelas harus dilakukan untuk menguji validitas dan kesempatan pasar dari pemakaian teknologi baru. Studi pendahuluan dilakukan guna mengidentifikasi kesempatan yang akan diperoleh. 3. Rancangan awal. Rancangan awal produk yang akan diperkenalkan harus mendapat spesifikasi yang jelas. 4. Membangun prototipe dan pengujian. Keberfungsian produk harus dihasilkan untuk berbagai pengujian yang akan dilakukan. 5. Rancangan final dan percontohan produk. Rancangan awal dan produk akhir dalam jumlah terbatas dihasilkan guna melakukan uji pasar yang akan dilakukan oleh para pemasar. 6. Pengembangan bisnis baru. Seluruh komponen perusahaan harus terdorong untuk memperkenalkan produk baru ke pasar.

2.5 Mengembangkan Kultur Entrepreneur Yang InovatifManajemen harus mampu mengembangkan kultur yang dapat mendorong terciptanya inovasi dalam perusahaan. Roger mengungkapkan ciri-ciri organisasi yang mempunyai kultur inovatif: Sikap positif terhadap perubahan Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi Kompleksitas Stuktur informal Keterhubungan Organizational slack (sumberdaya yang tidak digunakan) Ukuran yang besar Sistem yang terbuka.

Perusahaan yang banyak dikenal berhasil menggunakan teknologi seperti 3M dan Texa Instrument, diakui mempunyai kultur yang berbeda. Untuk perusahaan-perusahaan ini didapat tahapan sebagai berikut: Pertama. Karyawan lebih didedikasikan kepada satu proyek khusus daripada perkembangan teknologi secara umum. Kedua. Seluruh karyawan lebih terfokus bertanggung-jawab terhadap proses penemuan teknologi secara keseluruhan. Ketiga. Kelompok merupakan bagian yang terpisah dari perusahaan secara keseluruhan, sehingga lebih independen, bebas dari tekanan jangka pendek, diberi imbalan yang berbeda, kelayakannya berbeda, dan mempunyai akses kepada pengambil keputusan.

a. Organisasi Untuk Inovasi: Entrepreneur Korporasi Suatu organisasi selayaknyalah mampu melahirkan inovasi. Guth dan Ginsburg menamai inovasi ini sebagai kelahiran bisnis baru dalam organisasi yang telah ada yaitu inovasi internal; dan transformasi organisasi melalui pembaharuan ide kunci yang dibangun yaitu pembaharuan strategis. Perusahaan yang ingin membangun inovasi dan kreatifitas haruslah melakukan perubahan terhadap organisasinya. Burgelman menunjukkan adanya dua hal yang dipertimbangkan dalam penggunaan strategi;1)Kepentingan strategis bisnis baru terhadap korporasi ataupun perusahaan 2)Keterhubungan unit-unit organisasi kepda perusahaan. Bila suatu korporasi mempertimbangkan membuka perusahaan (venture) atau entrepreneurship yang baru, terdapat berbagai pilihan dengan mempertimbangkan keterkaitan operasional dan pentingnya strategi. Kombinasi kedua faktor tersebut dapat berada dalam tiga kondisi yaitu; berhubungan kuat sebagian berhubungan tidak berhubunganDengan mempertimbangkan hal ini maka didapat berbagai kemungkinan yang akan dilakukan oleh perusahaan: 1) Direct Integration. Perusahaan baru yang mempunyai keterkaitan erat dengan perusahaan lain harus menjadi bagian daripada perusahaan yang lebih besar. Artinya, integrasi menjadi pilihan perusahaan yang demikian, sehingga pilihan menjadi bagian langsung (direct integration) penting. 2) New Product Business Department. Perusahaan sangat membutuhkan kebutuhan strategi, akan tetapi operasi perusahaan mempunyai keterkaitan parsial. Oleh karena itu perusahaan dapat berbagi keahlian dan kapabilitas dalam mengembangkan produk baru. 3) Special Business Units. Perusahaan tidak mempunyai keterkaitan operasional, sementara di sisi lain perusahaan mempertimbangkan pentingnya strategi, oleh karena itu perusahaan mempunyai pilihan mendirikan special business unit.4) Micro New Venture Department. Korporasi dalam hal ini mempertimbangkan bahwa barang dan jasa yang dihasilkan berkaitan erat, namun belum ditemui apakah ada kaitan pentingnya dengan strategi. Oleh karena itu korporasi biasanya membentuk devisi kecil, digunakan untuk menggodok berbagai kepentingan penemuan ide.5) New Venture Division. Perusahaan hanya berkaitan sebahagian dengan korporasi sedangkan kepentingan strategi tidak jelas maka pilihannya adalah membentuk devisi baru. 6) Independent Business Unit. Sama sekali kegiatan operasional perusahaan tidak terkait dengan korporasi, sementara pentingnya strategi tidak penting. Maka pilihan korporasi adalah menjadikan perusahaan baru menjadi independent business unit. 7) Nurturing and Contracting. Perusahaan mempunyai keterkaitan dengan korporasi, akan tetapi secara strategi tidak mempunyai kaitan maka pilihannya dapat berupa memisahkan perusahaan dari korporasi, akan tetapi korporasi tetap memberikan dukungan kepada perusahaan baru tersebut. 8) Contracting. Keterkaitan operasional perusahaan dengan korporasi kecil, maka pilihannya dapat menjadikan perusahaan baru menjadi kontraktor. Akan tetapi dengan satu catatan bahwa perusahaan baru tetap memberikan nilai tambah kepada korporasi secara keseluruhan. 9) Complete Spin-Off. Keterkaitan operasional perusahaan tidak ada sama sekali dengan korporasi, sementara kepentingan strategi juga tidak penting, maka perusahaan baru yang seperti ini lebih baik berada di luar korporasi sama sekali.

BAB IIIPENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Terima Kasih pada Bapak Prof. Dr. H.JS Husdarta, M.Pd dan H. Awang Kustiawan, Drs.MM selaku Dosen Manajemen Strategik dalam Pendidikan serta Teman-teman, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini juga sumber-sumber yang telah membantu kami dalam melengkapi materi makalah ini.Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

1