makalah islam

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah “Innadina ‘Indallahil Islam” mungkin ayat ini tidak terlalu asing ditelinga kita. Ayat ini selalu mengagungkan tentang agama islam. Agama pembawa rahmat.pembawa kedamaian dan ketenangan bagi penganutnya. Itulah agam islam dimana Rasulallah yang membawa ajaran ini sampai sekarang semakin menunjukkan perkembangannya, baik itu dari kualitasnya maupun kuantitasnya. Agama yang selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist yang mana keduanya menjadi fondasi utama agama ini. Namun seiring berjalannya waktu sebagaimana pepatah mengatakan semakin tinggi derajat seseorang semakin besar pula angin yang menghantamnya begitu pula islam,semakin banyak orang yang menerima islam namun semakin banyak pula orang yang meruntuhkan islam. Bahkan terkenal dengan istilah “ISLAMOPHOBIA” sebuah problematika yang tak kunjung selesai dan akan terus menjadi pembahasan yang menarik, apalagi di zaman globalisasi ini muncul aliran-aliran yang mengatasnamakan islam namun melenceng dari ajaran-ajarannya, sebut saja islam liberal atau bisa disebut Neo-Muktazilah atau ajaran yang selalu

Upload: artis-pontianak

Post on 26-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Islam historis

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Islam

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

“Innadina ‘Indallahil Islam” mungkin ayat ini tidak terlalu asing ditelinga kita.  Ayat ini

selalu mengagungkan tentang agama islam. Agama pembawa rahmat.pembawa kedamaian dan

ketenangan bagi penganutnya.

Itulah agam islam dimana Rasulallah yang membawa ajaran ini sampai sekarang semakin

menunjukkan perkembangannya, baik itu dari kualitasnya maupun kuantitasnya. Agama yang

selalu berpedoman pada Al-Qur’an dan hadist yang mana keduanya menjadi fondasi utama

agama ini.

Namun seiring berjalannya waktu sebagaimana pepatah mengatakan semakin tinggi

derajat seseorang semakin besar pula angin yang menghantamnya begitu pula islam,semakin

banyak orang yang menerima islam namun semakin banyak pula orang yang meruntuhkan islam.

Bahkan terkenal dengan istilah   “ISLAMOPHOBIA”  sebuah problematika yang tak kunjung

selesai dan akan terus menjadi pembahasan yang menarik, apalagi di zaman globalisasi ini

muncul aliran-aliran yang mengatasnamakan islam namun melenceng dari ajaran-ajarannya,

sebut saja islam liberal atau bisa disebut Neo-Muktazilah atau ajaran yang selalu mengagung-

agungkan akal sebagai alat pencari kebenaran dan selalu menolak wahyu.

Dari semua problematika ini, karena kita sebagai Syubaanul yaum Rijalul ghad  atas

penerus titah Rasulullah mempunyai tanggung jawab untuk meluruskan semua ini dan

mengembalikan orang-orang yang tersesat menuju “Shiraathal mustaqim”

Mungkin dengan makalah ini kita dapat membantu meluruskannya, karena apa yang yang

kita bahas nantinya tidak hanya akan membahas islam secara dhahirnya saja akan tetapi islam

secara historis dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.pembahasan yang nantinya akan

menghasilkan jawaban-jawaban yang komprehensif tentang islam.

Page 2: Makalah Islam

B. Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Islam Normatif dan Islam Historis?

2.       Bagaimana pengelompokan Islam Normatif & Historis?

3.      Bagaimana cara membangun Universalisme Islam?

 

C. Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui pengertian Islam Normatif dan Pengertian Islam Historis

2.      Untuk mengetahui tentang pengelompokan-pengelompokan Islam Normatif &

Historis

3.      Untuk mengetahui bagaimana cara menbangun Universalisme Islam

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Islam Normatif dan Islam Historis

Kata Normatif berasal dari bahasa Inggris norm yang berarti norma ajaran, acuan,

ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh

dilakukan.

Page 3: Makalah Islam

Sedangkan menurut istilah, Islam Normatif adalah islam pada dimensi sakral yang di akui

adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan universal melampaui ruang dan waktu atau

sering disebut realitas ke-Tuhan-an.

Sementara kata Historis, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, historis yaitu

berkenaan dengan sejarah, bertalian atau ada hubunganya dengan masa lampau. Sedangkan

historisitas yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan sejarah, kesejarahan.

Sedangkan menurut istilah, Islam Historis adalah Islam yang tidak bisa dilepaskan dari

kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan waktu.

Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sejarah

Islam adalah peristiwa atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan

dengan ajaran Islam diantara cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses

pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan

dan penyebaran agama Islam tersebut,  sejarah kemajuan dan kemunduran yang di capai umat

Islam dalam berbagai bidang,seperti dalam bidang pengetauan agama dan umum, kebudayaan,

arsitektur, politik, pemerintahan, peperangan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya.

Dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam secara Normativitas adalah

Islam ditinjau dari Wahyu Allah Swt yaitu Al-Quran dan Hadist Nabi, sementara islam secara

historitas adalah islam ditinjau dari segi sejarah, mulai sejak abad Nabi Muhammad SAW

sampai sekarang.[1]

B.     Pengelompokan Islam Normatif dan Islam Historis

Ketika melakukan studi atau penelitian Islam, perlu lebih dahulu ada kejelasan islam

mana yang diteliti; Islam pada level mana. Maka penyebutan Islam normatif dan islam Historis

adalah salahsatu dari penyebutan level tersebut. Istilah yang hampir sama dengan islam Normatif

dan Islam Historis adalah Islam sebagai wahyu dan Islam sebagai produk sejarah.

Adapun Pengelompokkan Islam normatif dan Islam historis menurut Nasr Hamid Abu

Zaid mengelompokkan menjadi tiga wilayah (domain). :

Page 4: Makalah Islam

 

1.    Wilayah teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan sunnah nabi

Muhammad yang otentik

2.    Pemikiran Islam merupakan ragam menafsirkan terhadap teks asli Islam (Al-qur’an

dan sunnah nabi Muhammad SAW). Dapat pula disebut hasil ijtihad terhadap teks asli

Islam, seperti tafsir dan fikih. Secara rasional ijtihad dibenarkan, sebab ketentuan yang

terdapat di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah itu tidak semua terinci, bahkan sebagian

masih bersifat global yang membutuhkan penjabaran lebih lanjut. Di samping

permasalahan kehidupan selalu berkembang terus, sedangkan secara tegas

permasalahan yang timbul itu belum/tidak disinggung. Karena itulah diperbolehkan

berijtihad, meski masih harus tetap bersandar kepada kedua sumber utamanya dan

sejauh dapat memenuhi persyaratan. Dalam kelompok ini dapat di temukan empat

pokok cabang : (1) hukum/fikih, (2) teologi, (3) filsafat,  (4) tasawuf.  Hasil ijtihad

dalam bidang hukum muncul dalam bentuk : (1) fikih, (2) fatwa, (3) yurisprudensi

(kumpulan putusan hakim), (4) kodifikasi/unifikasi, yang muncul dalam bentuk

Undang-Undang dan komplikasi.

3.     Praktek yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam berbagai macam

dan bentuk sesuai dengan latar belakang sosial (konteks). Contohnya : praktek sholat

muslim di Pakistan yang tidak meletakkan tangan di dada. Contohnya lainnya praktek

duduk miring ketika tahiyat akhir bagi muslim Indonesia, sementara muslim di tempat/

negara lain tidak melakukannya.

 

Sementara Abdullah Saeed menyebut tiga tingkatan pula, tetapi dengan formulasi yang

berbeda sebagai berikut :

1.        Nilai pokok/dasar/asas, kepercayaan, ideal dan institusi-institusi.

2.         Penafsiran terhadap nilai dasar tersebut, agar nilai-nilai dasar tersebut dapat

dilaksanakan/dipraktekkan.

3.        Manifestasi atau pratek berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut yang berbeda

antara satu negara dengan negara lain, bahkan antara satu wilayah dengan wilayah

lain. Perbedaan tejadi karena perbedaan penafsiran dan perbedaan konteks dan budaya.

Page 5: Makalah Islam

 

C.     Membangun Universalisme Islam

Universalismeislam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting dan yang

terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Rangkaian ajaran yang meliputi berbagai bidang, seperti

hukum agama (fiqh), keimanan (tauhid), etika (akhlak, yang sering kali disempitkan oleh

masyarakat hinnga menjadi kesusilaan belaka) dan sikap hidup, menampilkan kepedulian yang

sangat besar kepada unsur-unsur utama dari kemanusiaan (Al-Insaniyah).

Salah satu ajaranyang dengan sempurna menampilkan Universalisme Islam adalah lima

buah jaminan dasar yang diberikan agama samawi terakhir ini kepada warga masyarakat baik

secara perorangan maupun sebagai kelompok. Kelima jaminan dasar itu tersebar dalam literature

hukum agama lama, yaitu jaminan dasar akan (1) keselamatan fisik warga masyarakat dari

tindakan badani di luar ketentuan hokum, (2) keselamatan agama masing-masing, tanpa ada

paksaan untuk berpindah agama, (3) keselamatan keluarga dan keturunan, (4) keselamatan harta

benda dan milik pribadi di luar prosedur hokum, dan (5) keselamatan profesi.

Secara keseluruhan, kelima jaminan dasar di atas menampilkan universalitas pandangan

hidup yang utuh dan bulat. Pemerintahan berdasarkan hokum, persamaan derajat dan tenggang

rasa terhadap perbedaan-perbedaan pandangan adalah unsure-unsur utama kemanusiaan, dan

dengan menampilkan universalitas islam. Namun, kesemua jaminan dasar itu hanya menyajikan

kerangka teoritik atau mungkin bahkan hanya moralistic belaka yang tidak berfungsi, juga tidak

didukung oleh kosmopolititanisme peradaban islam. Watak cosmopolitan dari peradaban islam

itu telah tampak sejak awal pemunculannya. Peradaban itu, yang dimulai dengan cara-cara Nabi

Muhammad SAW mengatur pengorganisasian masyarakat madinah hingga munculnya para

ensiklopedis muslim awal pada abad ketiga Hijriah memantulkan proses saling menyerap dengan

peradaban lain disekitar dunia islam waktu itu dari sisa-sisa peradaban yunani kuno yang berupa

Hellenisme hingga peradaban anak benua India. [2]

Ajaran islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau bangsa tertentu, melainkan

sebagai Rahmatal lil-‘alamin, sesuai dengan misi yang diemban oleh Rasulullah SAW. Ajaran

islam diturunkan Allah SWT untuk dijadikan pedoman hidup bagi seluruh manusia dalam

Page 6: Makalah Islam

mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan demikian, hukum islam bersifat universal

untuk seluruh umat manusia di muka bumi, serta dapat diberlakukan di setiap bangsa dan

Negara, sebagaimana Firman Allah yang artinya :

” Tiada kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh

alam.” (Q.S. Al-Anbiya’ <21>: 107)

Seluruh ajaran islam, baik akidah, syariah maupun akhlak, bertujuan membebaskan

manusia dari berbagai belenggu penyakit mental-spiritual dan stagnasi berpikir, serta mengatur

tingkah laku perbuatan manusia secara tertib agar tidak terjerunus ke lembah kehinaan dan

keterbelakangan, sehingga tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun

di akhirat. Sinkronitas dan integritas dari ketiga aspek tersebut, terlihat dalam universalisme dan

universalitas islam dengan misinya sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia.[3]

Atas dasar itulah, muncul dictum islam sebagai agama yang sempurna. Kesempurnaannya

terlihat dalam ajaran-ajarannya yang bersifat universal dam fleksibel serta mengharuskan

terciptanya keseimbangan hidup antara duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani. Sebab,

kehidupan duniawi yang baik harus dijadikan media untuk mencapai kehidupan rohani yang

baik. Sebaliknya, kehidupan rohani yang baik harus dijadikan media untuk memenuhi kehidupan

jasmani yang baik, legal, dan halal serta di bawah Ridha Allah. Oleh karena itu, islam

merupakan kekuatan hidup yang dinamis, juga merupakan suatu kode yang sesuai dan

berdampingan dengan tabiat alam, dan merupakan kode yang meliputi segala aspek kehidupan

insani.[4]

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Page 7: Makalah Islam

Islam Normatif adalah islam pada dimensi sakral yang di akui adanya realitas

transendetal yang bersifat mutlak dan universal melampaui ruang dan waktu atau sering disebut

realitas ke-Tuhan-an.

Islam Historis adalah Islam yang tidak bisa dilepaskan dari kesejarahan dan kehidupan

manusia yang berada dalam ruang dan waktu.

Pengelompokkan Islam normatif dan Islam historis menurut Nasr Hamid Abu Zaid

mengelompokkan menjadi tiga wilayah (domain). :

 

1.      wilayah teks asli Islam (the original text of Islam), yaitu Al-qur’an dan sunnah nabi

Muhammad yang otentik

2.      Pemikiran Islam merupakan ragam menafsirkan terhadap teks asli Islam (Al-qur’an dan

sunnah nabi Muhammad SAW). Dapat pula disebut hasil ijtihad terhadap teks asli Islam,

seperti tafsir dan fikih. Secara rasional ijtihad dibenarkan, sebab ketentuan yang terdapat

di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah itu tidak semua terinci, bahkan sebagian masih bersifat

global yang membutuhkan penjabaran lebih lanjut.

3.      Praktek yang dilakukan kaum muslim. Praktek ini muncul dalam berbagai macam dan

bentuk sesuai dengan latar belakang sosial (konteks)..

 

Sementara Abdullah Saeed menyebut tiga tingkatan pula, tetapi dengan formulasi yang

berbeda sebagai berikut :

1.      Nilai pokok/dasar/asas, kepercayaan, ideal dan institusi-institusi.

2.       Penafsiran terhadap nilai dasar tersebut, agar nilai-nilai dasar tersebut dapat

dilaksanakan/dipraktekkan.

3.      Manifestasi atau pratek berdasarkan pada nilai-nilai dasar tersebut yang berbeda antara

satu negara dengan negara lain, bahkan antara satu wilayah dengan wilayah lain.

Perbedaan tejadi karena perbedaan penafsiran dan perbedaan konteks dan budaya.

Page 8: Makalah Islam

 

Universalismeislam menampakkan diri dalam berbagai manifestasi penting dan yang

terbaik adalah dalam ajaran-ajarannya. Salah satu ajaran yang dengan sempurna menampilkan

Universalisme Islam adalah lima buah jaminan dasar yang diberikan agama samawi terakhir ini

kepada warga masyarakat baik secara perorangan maupun sebagai kelompok. Kelima jaminan

dasar itu tersebar dalam literature hukum agama lama, yaitu jaminan dasar akan (1) keselamatan

fisik warga masyarakat dari tindakan badani di luar ketentuan hokum, (2) keselamatan agama

masing-masing, tanpa ada paksaan untuk berpindah agama, (3) keselamatan keluarga dan

keturunan, (4) keselamatan harta benda dan milik pribadi di luar prosedur hokum, dan (5)

keselamatan profesi.

 

B.     SARAN

Setelah kita mengetahui tentang perbedaan Islam Normatif & Historis, alangkah

indahnya  jika kita merenungi islam yang sesungguhnya, karena islam adalah agama kedamaian

yang selalu membawa ketenangan bagi pengikutnya. Dan pahala yang besar jika kita

mengaplikasikan studi-studi islam dalam kehidupan sehari-hari serta berharap bisa meneruskan

dakwah Rasulullah. Dan dalam diri kita pasti akan selalu ingat bahwa kita Syubbanul yaum

Rijalul ghad.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anwar, Rosihon  Dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009

Http://gusri.heck.in/universalisme-islam-dan-kosmopolitanisme.xhtml

Page 9: Makalah Islam

http://jawigo.blogspot.com/2010/10/normativitas-dan-historisitas-dalam.html. Makalah-

Ibnu.blogspot.com

 

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2010