makalah ilmu lingkungan

Upload: novianabila

Post on 09-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

MAKALAH ILMU LINGKUNGANHUBUNGAN PETERNAKAN DOMBA DENGAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh :M. Fauzi Al Irsyad200110130053M. Galih Adi S.200110130066Nurul Huda 200110130071Novia Nabila 200110130353Pratiwi Dewi M.200110130353Parisca R. M. S.200110130405

UNIVERSITAS PADJAJARANSUMEDANG2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Lingkungan yang bersih dan sehat bebas dari pencemaran merupakan dambaan setiap masyarakat. Namun, dewasa ini lingkungan yang sehat telah tercemar oleh limbah-limbah industri. Salah satunya adalah sektor industri peternakan. Usaha peternakan dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran khususnya peternakan domba karena menghasilkan limbah feses yang lebih berbau dibanding peternakan lainnya. Banyak masyarakat yang mengeluh akan dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan karena sebagian besar peternak mengabaikan penanganan limbah dari usahanya. Limbah peternakan domba yang dihasilkan oleh aktivitas peternakan seperti feses, urin, sisa pakan, serta air dari pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran yang memicu protes dari warga sekitar. Oleh karena itu, untuk meminimalkan limbah peternakan dan mewujudkan lingk.ungan yang sehat, perlu dilakukan usaha-usaha untuk menanganggulangi masalah lingkungan tersebut. Salah satu upaya yang cukup optimal dan bermanfaat adalah dengan memanfaatkan limbah peternakan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha ternak yang telah dijalani. Seiring bertambahnya penduduk dan minimnya lahan pekerjaan, banyak peternak yang menempatkan lahan pekerjaannya disekitar pemukiman penduduk. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan di paparkan bagaimana peternakan domba berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dan bagaimana mengatasi masalah limbah yang dihasilkan.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap peternakan domba dan dampak peternakan domba terhadap lingkungan. Untuk mengetahui salah satu upaya pengolahan hasil limbah peternakan domba dengan pembuatan kerajinan. Untuk mengetahui bagaimana peternakan domba berpengaruh dalam aspek ekonomi.

1.3 Manfaat Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: Mahasiswa dapat memahami pengaruh lingkungan terhadap peternakan domba dan dampak peternakan domba terhadap lingkungan. Mahasiswa dapat mengetahui salah satu upaya pengolahan hasil limbah peternakan domba dengan pembuatan kerajinan. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peternakan domba berpengaruh dalam aspek ekonomi.

IIIPEMBAHASAN

3.1Pengaruh Lingkungan Terhadap Peternakan Domba dan Dampak Peternakan Domba Terhadap Lingkungan Setiap mahkluk hidup mempunyai lingkungan tersendiri dimana ia hidup. Lingkungan sangat mempengaruhi penampilan setiap mahkluk hidup, misalkan ternak domba. Lingkungan selalu ikut dimana ternak itu berada. Unsur-unsur lingkungan secara umum digambarkan sebagai jari-jari sebuah roda yang saling berinteraksi. Apabila pengaruh dari satu unsur mencapai ekstrim maka satu jari ini akan patah dan keseimbangan antara lingkungan dan ternak akan tergangganggu.

3.1.1Pengaruh Lingkungan Terhadap Peternakan DombaLingkungan fisik ternak meliputi suhu atau temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, radiasi matahari, cahaya dan ketinggian tempat. Pengaruh dari unsur-unsur lingkungan fisik sangat besar pada ternak karena proses fisiologis ternak sangat sensitif terhadapperubahan unsur-unsur lingkungan fisik tersebut, maka perhatian umat manusia adalah pada kerja langsung unsur-unsur tersebut terhadap performans atau penampilan ternaknya. Unsur-unsur lingkungan fisik meliputi suhu udara atau temperatur, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, cahaya dan ketinggian tempat.1. Temperatur (Suhu Udara)Temperatur udara sangat penting sebagai faktor bioklimatik dalam lingkungan fisik ternak. Temperatur udara disekitar ternak sangat penting untuk kenyamanan ternak dan fungsi-fungsi proses fisiologisnya. Secara normal panas tubuh ternak akan dilepas secara konduksi melalui permukaan kulit (panas ternak 330c) ke udara yang lebih dingin disekitarnya. Tetapi temperatur udara yang berada diatas kisaran kenyamanan (130-180c) maka pelepasan panas menurun dan apabila temperatur udara melebihi temperatur kulit maka aliran panas akan terjadi berlawanan arah. 2. Kelembaban UdaraKelembaban udara bersama-sama dengan temperatur udara berpengaruh terhadap fisiologis ternak. Temperatur udara tinggi, kelembaban tinggi maupun temperatur udara rendah dan kelembaban udara rendah tidak baik bagi kehidupan ternak. Temperatur optimal untuk ternak 130c-180c ( McDowell,1977) dan 220c-270c ( Ames dan Ray,1983) dengan kelembaban udara sedang maka akan menghasilkan daerah yang nyaman bagi kehidupan ternak. 3. Energi RadiasiTernak di daerah tropis perlu diadakan pengontrolan keseimbangan panas tubuhnya. Radiasi yang datang bisa berasal dari matahari, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain yang memantulkan sinar. Energi radiasi yang diterima saling di pantulkan, sehingga menyebabkan suhu udara menjadi meningkat.4. Gerakan UdaraPergerakan udara dapat juga disebut angin. Angin bergerak dari daerah padat arah udara renggang. Angin membawa panas tubuh ternak melalui pergerakannya. Laju gerakan udara bergerak di atas permukaan kulit ternak mempengaruhi laju pelepasan panas tubuh. Pelepasan panas tubuh ternak akan sulit dibawa angin apabila bulu tubuh tidak dapat di tembus atau banyak kotoran yang melekat. Pelepasan panas tubuh ternak secara evaporasi sangat bergantung pada cepat atau lambatnya pergerakan udara di sekitar tubuh ternak. Pelepasan panas tubuh ternak akan mudah terjadi jika suhu udara sedang dan kecepatan angin tinggi. Angin akan membawa panas tubuh secara konduksi sepanjang temperatur udara rendah bila dibandingkan temperatur permukaan kulit. Akan tetapi jika pergerakan udara semakin meningkat maka radiasi matahari menjadi bertambah. Angin yang mempunyai kecepatan sekitar 8 km/jam-16 km/jam didaerah panas penting untuk menolong ternak yang tercekam panas. Angin yang berhembus di malam hari dengan kecepatan sekitar 8 km/jam-16 km/jam kurang menguntungkan bagi kehidupan ternak di daerah tropis.5. Curah HujanAkibat curah hujan, kelembaban dalam kandang meningkat yang akan mengganggu kehidupan ternak. Disamping itu selama musim hujan banyak mineral tanah yang tercuci. Akibatnya tidak sedikit hijauan makanan ternak yang kekurangan mineral. Selama terjadi hujan, matahari kurang terang bahkan tidak mengeluarkan atau menghasilkan cahaya ke bumi. Kekurangan sinar matahari menyebabkan sistem lain menjadi terhambat. Pola hujan musiman sangat penting bagi ternak karena; Jumlah pakan yang dapat diproduksi. Panjang waktu hijauan mempertahankan kualitas. Praktek penggembalaan dapat dilakukan. Kebutuhan akan penyiraman dan suplai pakan suplemen. Tipe pengawetan pakan yang paling sesuai.

6. CahayaPeriode cahaya dalam satu hari dinamakan foto periode dan didefenisikan sebagai waktu matahari terbit dan terbenam. Cahaya sinar matahari secara fisiologis mempengaruhi tubuh ternak, cahaya yang diterima oleh mata ternak disalurkan ke hipotalamus yang dapat mensekresi hormon yang dapat berfungsi untuk melestarikan hormon-hormon lain yang di keluarkan oleh target organ. 7. Tekanan UdaraDi daerah tropis tekanan udara tergantung pada letak daerah. Daerah ditepi pantai tekanan udaranya lain dengan yang berada di pegunungan. Menurunnya tekanan atmosfir akan merangsang jumlah konsumsi, tetapi jika tekanan tinggi sebagian makanan yang normal diberikan tidak akan dimakan ternak.3.1.2Dampak Peternakan Domba Terhadap LingkunganKEHILANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI1. Kerusakan yang disebabkan oleh produksi peternakan mengancam flora dan fauna di seluruh dunia. Gaya hidup nabati di seluruh dunia diperhitungkan dapat mencegah lebih dari 60% kehilangan keragaman hayati. Contoh: Di Mongolia, 82% dari keseluruhan area tanah ditujukan sebagai padang rumput permanen bagi hewan ternak untuk merumput, yang merupakan ancaman tunggal terbesar bagi kehilangan keragaman hayati di Mongolia dan seluruh Asia Tengah.PENGGUNDULAN HUTAN1. Sejak 1990-an sekitar 90% penggundulan hutan Amazon dikarenakan pembersihan lahan untuk tempat merumput sapi atau menanam makanan untuk peternakan.PENGGURUNAN1. Penggurunan disebabkan oleh penggembalaan ternak yang berlebihan dan perluasan dari area menanam sumber makanan bagi peternakan.Lebih dari 50% erosi tanah di Amerika Serikat disebabkan oleh peternakan, yang menyebabkan penggurunan.1. Pada 2010, Irak, China, Chad, Australia dan Mongolia, di antara negara lainnya, dilaporkan mengalami kekeringan yang parah, dengan penggembalaan peternakan membuat kondisi semakin parah.

PENYAKIT1. Lebih dari 65% penyakit menular manusia diketahui ditularkan melalui hewan.10Kondisi yang kotor dan tidak manusiawi dari pabrik peternakan menjadi pusat bakteri dan virus yang mematikan seperti flu burung dan flu babi.1. Penyakit lainnya yang berhubungan dengan memakan daging: TBC, listeria, penyakit Crohn, penyakit sapi gila, campylobacter, Staphylococcus aureus, penyakit makanan-dan-mulut, HIV, wabah radang paru-paru 2009 yang berjangkit di China.1. Antibiotik yang dipakai teratur dalam peternakan menyebabkan bakteri bermutasi, menjadi penyakit yang kebal obat.EMISI GAS RUMAH KACA1. Peternakan dan produknya bertanggung jawab atas setidaknya51% seluruh emisi gas rumah kaca1. Aerosol, atau partikel yang dilepaskan bersamaan dengan CO2 dari bahan bakar fosil meskipun mengganggu aspek kesehatan, tetapi memiliki efek mendinginkan yang menyeimbangkan efek pemanasan CO2. Oleh karena itu, emisi peternakan telah memainkan peran yang lebih besar dalam pemanasan global selama ini. 1. METANAMetana yang hampir 100 kali lebih berdaya daripada CO2 selama periode 5 tahun,17 namun menghilang dari atmosfer jauh lebih cepat dibandingkan dengan CO2 yang butuh waktu berabad-abad atau ribuan tahun.Sumber metana terbesar yang disebabkan oleh manusia adalah peternakan.181. OZON DI PERMUKAAN TANAH (TROFOSFER)adalah gas rumah kaca yang paling umum ketiga setelah karbon dioksida dan metana. Makanan hewan yang difermentasikan menghasilkan gas ozon yang berbahaya, dan pada tingkat regional lebih tinggi dari tingkat yang dipancarkan oleh mobil.1. KARBON HITAM, (4.470 kali lebih berdaya daripada CO2), terutama dihasilkan dari hutan dan padang rumput yang dibakar demi peternakan, bertanggung jawab atas 50% peningkatan total temperatur di Arktik dan percepatan terhadap mencairnya lapisan es di penjuru dunia. Karbon hitam tertinggal di atmosfer hanya selama beberapa hari atau minggu, jadi mengurangi emisi ini dapat menjadi jawaban cepat yang efektif untuk memperlambat pemanasan dalam waktu dekat ini.26(Nature Geoscience)1. DINITROGEN OKSIDAadalah gas rumah kaca dengan potensi sekitar 300 kali lebih panas daripada CO2. Enam puluh lima persen dari emisi dinitrogen oksida di dunia berasal dari industri peternakan.PENGGUNAAN TANAH1. Produksi peternakan menggunakan 70% dari seluruh tanah pertanian dan 30% permukaan tanah tanpa-es di planet ini.POLUSI1. Dari semua sektor, industri daging adalah sumber polusi air terbesar. Limbah ternak yang berlebihan dan tidak diatur, pupuk kimia, pestisida, antibiotik, dan zat pencemar terkait ternak meracuni saluran air.35PEMAKAIAN SUMBER DAYA BERLEBIHAN1. Emisi.Emisi pola makan daging setara dengan mengendarai mobil sejauh 4.758 kilometer 17 kali dari emisi pola makan vegan organik, yang hanya setara dengan 281 kilometer berkendara. Dengan kata lain, pola makan vegan organik menghasilkan 94% lebih sedikit polusi dibanding pola makan daging.1. Tanah.Satu orang pemakan daging memerlukan dua hektar (10 km persegi) yaitu empat ekar tanah untuk mendukungnya. Tapi dua hektar yang sama, atau empat ekar tanah, bisa mendukung gaya hidup sehat dari 80 orang vegan.1. Air.Satu orang menggunakan lebih dari 15.000 liter air perharinya untuk pola makan daging, ini 15 kali lebih banyak dibanding pemakaian air vegan.KEKURANGAN AIR1. Menurut Stockholm International Water Institute, pertanian bertanggung jawab terhadap 70% dari semua pemakaian air, sebagian besar untuk produksi daging.1. Memerlukan lebih dari 200.000 liter air untuk memproduksi 1 kilogram daging sapi, tapi hanya perlu 2.000 liter untuk memproduksi 1 kilogram kedelai, 900 liter untuk menghasilkan gandum, dan 650 liter untuk menghasilkan jagung. 3.2 Pengolahan Limbah Bulu Domba dengan Pembuatan Kerajinan Limbah bulu domba di Kabupaten Bogor yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal sesungguhnyamempunyai potensi yang ekonomis. Pengolahan bulu domba untuk kerajinan hiasan dinding merupakan altemarif bagi pemanfaatan limbah tersebut. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh bangsa domba yang ada di Kabupaten Bogor (lokal dan persilangan) terhadap produksi bulu segar, berat kering serta persentase penyisiran dan pemintalan. Sedangkan pelatihan bertujuan untuk melatih peserta agar dapat melakukan keseluruhan proses produksi hiasan dinding dan keset sehingga dapat mengembangkan Wirausaha tersebut.Bahan penelitian berupa bulu domba diambil di Kecamatan Ciomas dan Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Sedangkan khalayak sasaran yang dipilih adalah Kelompok peternak domba Graha Widya di Ciampea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi yang dihasilkan oleh domba persilangan lebih tinggi dari pada domba lokal sedangkan persentase bahan kering hasil carding dan hasil pintal tidak berbeda nyata. Sementara itu Pelatihan menghasilkan pembentukan kelompok pengrajin bulu domba di Kabupaten Bogor. Tampak pada gambar berikut adalah Proses Pengolahan Bulu Domba menjadi Kerajinan Hiasan Dinding dan Keset. Kemudian Domba Komposit yang ada di lahan peternakan Villa Domba.

Hasil perkawinan antara Domba Garut dengan Domba Merino kemudian Domba Garut dengan Domba Suffolk. Kegiatan Pencukuran Bulu Domba di lahan peternakan Villa Domba :

Di lahan peternakan Villa Domba sendiri di mana bulu domba hasil kegiatan pencukuran masih belum digunakan sebagai bahan baku pembuatan Kerajinan Hias ataupun Keset seperti di atas, Bulu Domba masih digunakan sebagai mulsa bagi tanaman Vanili Organik yang ada di mana dapat terurai dengan tanah.

3.3Peternakan Domba dalam PerekonomianTernak domba di Indonesia kebanyakan di usahakan oleh petani ternak di daerah pedesaan. Domba yang diusahakan umumnya dalam jumlah kecil, 3-5 ekor per keluarga, dipelihara secara tradisional dan merupakan bagian dari usaha tani sehingga tingkat pendapatan yang diperoleh pun sangat kecil. Kebanyakan petani ternak memelihara domba dengan sistem sederhana, perkandangan sederhana, penyediaan pakan terbatas yang mengandalkan alam sekitar atau setengah digembalakan, dan tanpa ada pemilihan bibit secara terarah. Menurut hasil penelitian, dengan pemeliharaan yang sederhana hanya dapat memberikan pertambahan berat badan rataan 20-30 g/hari. Namun, dengan pemeliharaan secara intensif ternak domba tersebut akan dapat memberikan bobot badan rataan 50-150 g/hari. Hal ini membuktikan bahwa sistem pemeliharaan berpengaruh besar terhadap produktivitas dan pengembangan usaha ternak.Walaupun negara-negara maju, seperti australia dan eropa, ternak domba itu memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi karena domba menghasilkan wol dan daging, tetaoi domba di indonesia lazimmnya diusahakan sebagain pengahasil daging semata.

Terdapat keuntungan yang dapat diraih dengan beternak domba. 1. Mudah Beradaptasi Di Indonesia yang terletak di daerah tropis pun ternak domba tidak mengalami kesulitan karena karena domba adalah hewan tahan haus. Tubuh domba yang seluruhnya tertutup bulu akan menahan penguapan lewat permukaan kulit sehingga mereka tidak perlu banyak memerlukan air minum. Keperluan air minum cukup dipenuhi dari kandungan air dalam hijauan rumput. 1. Lapangan Pekerjaan Memelihara domba menimbulkan lapangan pekerjaan termasuk pemanfaatan efektif dari tenaga kerja keluarga. 1. Cepat Berkembang Biak Cepat berkembang biak karena memiliki sifat prolifik dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali. 4. Merupakan alternatif sumber protein hewani 5. Adanya Naluri FlockingNaluri ini memudahkan pengembalaan karena domba tidak akan salingberpisah dari kelompoknya 6. Modal Awal Realtif Kecil Domba dapat dipelihara dengan kandang yang sangat sederhana. Domba dapat memanfaatkan limbah pertanian dan industri hasil pertanian sebagai pakannya dan mengubahnya menjadi bahan hewani (daging, susu, kulit, bulu) yang sangat berguna. 7. Alternatif Tabungan Di musim panen, para petani membeli domba dengan jumlah yang sangat besar dan pada masa paceklik domba tersebut dengan mudah bisa dijual di pasar sehingga menciptakan rasa tenang dan aman dari sudut keuangan.

IVKESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat di simpulkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :1. Pengaruh lingkungan terhadap peternakan domba meliputi unsur-unsur lingkungan fisik yang terdiri dari suhu udara atau temperatur, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, radiasi matahari, cahaya dan ketinggian tempat.2. Dampak negatif peternakan domba terhadap lingkungan berupa kehilangan keanekaragaman hayati, penggundulan hutan, penggurunan, penyakit, emisi gas rumah kaca, penggunaan tanah, polusi, pemakaian sumber daya berlebihan dan kekurangan air.3. Pencegahan pemcemaran lingkungan yang terjadi akibat peternakan domba dapat dilakukan dengan mengolah limbah bulu domba sebagai kerajinan hiasan dinding dan sebagainya.4. Peternakan domba dapat menghasilkan keuntungan dibidang ekonomi dengan terlihatnya aspek-aspek berikut; mudah beradaptasi, lapangan pekerjaan yang efektif,ternak yang cepat berkembang biak, adanya naluri flocking, modal awal realtif kecil, dan dapat menjadi alternatif tabungan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010.http://www.pemanasanglobal.net/climatekit/Dampak-Lingkungan-dari-Industri-Peternakan.html di akses pada 1 oktober 2014 pukul 22.30.Anonim, 2009.http://bannysyaibah.blogspot.com/2013/02/pengaruh-unsur-unsur-fisik-lingkungan.html di akses 1 oktober 2014 pukul 22.00.Bambang Sugeng, 2010.http://books.google.co.id/books?id=AjSle8kEfXMC&pg=PA2&lpg=PA2&dq=nilai+ekonomis+ternak+domba&source=bl&ots=D4hgN5KNNV&sig=r9ERUSzYnT8prsr11qvBBAVXGIk&hl=id&sa=X&ei=Mu0rVOLLO5KwuASA2III&ved=0CDYQ6AEwBQ#v=onepage&q=nilai%20ekonomis%20ternak%20domba&f=false di akses 1 oktober 2014 pukul 19.45.