makalah pengetahuan lingkungan
DESCRIPTION
1BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupkan suatu masalah penting dengan serius karena dapat menyebabkan yang harus diperhatikandampak yang besar terhadapmasyarakat disekitarnya,serta dapat menimbulkan berbagia macam penyakit, seperti gatal ±gatal, diare dan lain - lain. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menanggulangi sampah tersebut. Tetapi di sisi lain, ternyata sampah juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar misalnya menjadi lahan peTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah merupkan suatu masalah penting yang harus diperhatikan
dengan serius karena dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap
masyarakat disekitarnya,serta dapat menimbulkan berbagia macam penyakit,
seperti gatal –gatal, diare dan lain - lain. Oleh karena itu, pemerintah dan
masyarakat harus bekerja sama dalam menanggulangi sampah tersebut. Tetapi
di sisi lain, ternyata sampah juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar
misalnya menjadi lahan pendapatan bagi pemulung, selain itu juga dapat di daur
ulang seperti gelas plastik dan besi tua dapat diolah kembali menjadi barang baru
yang siap pakai . Tetapi jika ditinjau dari semua aspek sampah lebih banyak
menimbulkan kerugian di bandingkan dengan manfaatnya. Sehingga kami
sebagai generasi penerus bangsa sangat prihatin terhadap kejadian tersebut dan
membuat kami terinspirai untuk menyusun karya tulis ini.
B. Tujuan
Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini yaitu mengharapkan
kepada semua kalangan baik pemerintah ataupun masyarakat sadar dan peduli
terhadap lingkungan sekitarnya, dan penulis juga mengharapkan agar
masyarakat menanamkan budaya hidup bersih dilingkungan tempat tinggalnya.
Pengetahuan lingkungan
2
C. Rumusan masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah kami yaitu:
1. Sampah dalam lingkungan perkotaan tidak ditangani dengan baik.
2. Sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam masyarakat.
3. Sampah dapat menjadi mata pencaharian bagi penduduk sekitar.
Pengetahuan lingkungan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis – Jenis Sampah
Menurut Eddy Sontang (1997, 46), sampah dibedakan menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Jenis sampah juga dapat dikelompokkan menjadi:
1. Limbah Padat (waste)
Secara umum, pengelompokkan sampah yang berupa benda padat dapat
di bagi menjadi enam bagaian yaitu:
a) Sampah yang mudah membusuk (garbage), misalnya sisa makanan.
b) Sampah yang tidak mudah membusuk (rubbish), terdiri dari sampah
yang mudah terbakar, misalnya kertas, dan kayu. Dan sampah yang
tidak mudah terbakar misalnya kaca, kaleng, besi dll.
c) Sampah bangkai binatang (dead animal), terutama binatang besar.
d) Sampah berupa abu hasil pembakaran (ashes), misalnya pembakaran
kayu, batu bara, arang dll.
e) Sampah padat hasil industri (industrial waste), misalnya potongan besi,
kaleng , kaca dll.
f) Sampah padat yang berserakan di jalan – jalan (street swepping), yaitu
sampah yang di buang oleh masyarakat di tempat – tempat keramaian,
seperti di pasar, terminal dll.
Pengetahuan lingkungan
4
2. Limbah Cair atau Air Bekas (sewage)
Secara umum, pengelompokan sampah yang berupa limbah padat dapat
berupa:
a) Limbah yang berasal dari rumah tangga, pekantoran, pasar dan pusat
perdagangan.
b) Limbah yang berasal dari sisa industri dan tambang.
c) Limbah yang berasal dari sisa pertanian dan pariwisata.
Sampah merupakan konsekuwensi dari adanya aktivitas manusia. Sejalan
dengan peningkatan penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume
sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah
sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3
per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai
170 kali besar Candi Borobudur. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup
besar terjadi di Medan, Makassar dan Bandung.1
Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia (di
TPA) merupakan sampah organik sebesar 60-70% yang mudah terurai. Sampah
organik akan terdekomposisi dan dengan adanya limpasan air hujan terbentuk
lindi (air sampah) yang akan mencemari sumber daya air baik air tanah maupun
permukaan sehingga mungkin saja sumur-sumur penduduk di sekitarnya ikut
tercemar. Lindi yang terbentuk dapat mengandung bibit penyakit patogen seperti
1 1 Urip Santoso, Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. (Jakarta: Bhratara Karya Aksara,1987), hal. 23.
Pengetahuan lingkungan
5
tipus, hepatitis dan lain-lain. Selain itu ada kemungkinan lindi mengandung
logam berat, suatu salah satu bahan beracun. Jika sampah-sampah tersebut tidak
diolah, maka selain menghasilkan tingkat pencemaran yang tinggi juga
memerlukan areal TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang luas.
Untuk mengatasi hal tersebut, sangat membantu jika pengolahan sampah
dilakukan terdesentralisasi. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah
dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengelolaan
persampahan terutama di perkotaan tidak berjalan dengan efisien dan efektif
karena pengelolaan sampah terpusat. Pengolahan sampah terdesentralisasi dapat
dilakukan di setiap RT atau RW, dengan cara mengubah sampah menjadi
kompos. Dengan cara ini volume sampah yang diangkut ke TPA dapat dikurangi.
B. Akibat Sampah yang Bertumpuk
Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan
organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang
timbul di kota.2
1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat
berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan
manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan
demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
2 Ibid., hal. 24.
Pengetahuan lingkungan
6
2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya
bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan
pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.
3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran
drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.
4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas,
tertutup dan jauh dari pemukimant
Berdasarkan uraian tersebut pengelolaan sampah tidak cukup hanya
dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan
Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut
ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah dengan mengolah
sampah untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang berguna perlu dipikirkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolan sampah perkotaan,
antara lain:
1) Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2) Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3) Karakteristik sampah.
4) Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5) Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah
6) Rencana tata ruang dan pengembangan kota.
7) Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
Pengetahuan lingkungan
7
8) Biaya yang tersedia.
9) Peraturan daerah setempat.
C. Paradigma Penanganan Sampah
Penumpukan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah
daerah di Indonesia masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota,
yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA
dengan sistem lahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah
dalam aspek pembiayaan, karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah saatnya pemerintah
daerah mengubah pola pikir yang lebih bernuansa lingkungan. Konsep
pengelolaan sampah yang terpadu sudah saatnya diterapkan, yaitu dengan
meminimisasi sampah serta maksimasi daur ulang dan pengomposan disertai
TPA yang ramah lingkungan. Paradigma baru penanganan sampah lebih
merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Energi baru yang
dihasilkan dari hasil penguraian sampah maupun proses daur ulang dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin (www.google.com//pencemaran sampah/7
Januari 2009 21:45 wita).
Sistem Pengelolaan sampah terpadu tersebut setidaknya
mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang dan
guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir. Pengurangan
sumber sampah untuk industri berarti perlunya teknologi proses yang nirlimbah
Pengetahuan lingkungan
8
serta packing produk yang ringkas atau minim serta ramah lingkungan.
Sedangkan bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros
dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang
dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas,
plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah
organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan.
D. Penanganan Sampah 3-R, 4-R dan 5-R
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem
dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu
dengan sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan
sehingga dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya
industri kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah
setempat (www.google.com//pencemaran sampah/7 Januari 2009 21:45 wita).
Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan
recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah
dengan maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost).
Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :
1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu
2. Teknologi pengomposan
3. Daur ulang sampah plastik dan kertas
4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator
5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak
Pengetahuan lingkungan
9
6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah
8. Pengolahan sampah kota metropolitan
9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.
Pengertian Zero Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai
berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah”
atau diminimalisir terjadinya “sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya
dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang
ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-
produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan
menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka
siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk
juga kegiatan skala rumah tangga.
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penangan sampah misalnya
dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah
konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse
(menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R
ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4
prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali).
Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka
Pengetahuan lingkungan
10
pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga
diharapkan dapat mengrangi biaya pengelolaan sampah.
Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan
minimisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-
barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali
pakai. Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah.
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang
yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Prinsip replace dilakukan dengan cara teliti barang yang kita pakai
sehari-hari. Mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama. Juga teliti agar kita hanya memakai barang-barang
yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, mengganti kantong keresek kita dengan
keranjang bila berbelanja, dan jangan menggunakan styrofoam karena kedua
bahan ini tidak bisa diurai secara alami.
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan
sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-
lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang
Pengetahuan lingkungan
11
diolah dari sampah (www.google.com//pencemaran sampah/7 Januari 2009
21:45 wita).
Tabel 1. Upaya 5-R di Daerah Perumahan dan Fasilitas Sosial
Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya
Reduce- Hindari pemakaian dan pembelian produk yang
menghasilkan sampah dalam jumlah besar.- Gunakan produk yang dapat diisi ulang.- Kurangi penggunaan bahan sekali pakai- Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak
yang memerlukan.
Reuse- Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama
atau fungsi lainnya.- Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-
ulang.- Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.- Kembangkan manfaat lain dari sampah.
Recycle- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan
mudah terurai.- Lakukan penangan untuk sampah organik menjadi kompos
dengan berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.
- Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat.
Replace- Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan
dengan yang ramah lingkungan.- Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih
bersahabat dengan lingkungan.- Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan
bahan/barang yang dibuat dari sampah.
Tabel 2. Upaya 5-R di Daerah Fasilitas Umum
Pengetahuan lingkungan
12
Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya
Reduce- Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.- Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali.- Sediakan jaringan informasi dengan computer.- Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik
yang dapat dihapus dan ditulis kembali.- Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk
sampah medis.- Gunakan produk yang dapat diisi ulang.- Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
Reuse- Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-
ulang.- Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat
dihapus dan ditulis kembali.Recycle - Olah sampah kertas menjadi kertas kembali.
- Olah sampah organic menjadi kompos.
Replace- Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama.
Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.
Tabel 3. Upaya 5-R di Daerah Komersial (Pasar, Pertkoan, Restoran, Hotel)
Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya
Reduce- Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang
mengembalikan kemasan yang dapat digunakan kembali.- Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta
kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya.- Memberikan kemasan/bungkusan hanya pada produk yang
benar-benar memerlukan.- Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan
sampah dalam jumlah besar.- Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastik
belanjaan.- Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang
memerlukannya.
Reuse- Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan
untuk produk lain, seperti pakan ternak.- Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah
sendiri, atau wadah belanjaan yang diproduksi oleh
Pengetahuan lingkungan
13
swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.- Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk
umum isi ulang.
Recycle- Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih
menarik.- Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang
hasil daur ulang sampah.- Oleh kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga
bermanfaat bagi proses lainnya.- Lakukan penanganan sampah organik menjadi kompos atau
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.- Lakukan penanganan sampah anorganik.
Replace- Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan
yang ramah lingkungan.- Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih
bersahabat dengan lingkungan.Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan
bahan/barang yang dibuat dari sampah. E. Pemilahan Sampah
Berdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan
sampah menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan
dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang
mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti
perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-
tempat dimana manusia beraktivitas. Sesungguhnya kunci keberhasilan program
daur ulang adalah di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya untuk
memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis
atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen.
Manajemen pemilahan sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan
Pengetahuan lingkungan
14
sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan,
pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian
pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu, lingkungan bebas sampah.
Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat
sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa
diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik
atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah
untuk botol. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan
tersendiri sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-
sampah elektronik (seperti kulkas, radio, TV), keramik, furniture dll. ditangani
secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur,
misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan sekali.
Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan
model pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah
tangga memiliki tiga keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda.
Satu untuk sampah kering (anorganik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi
untuk sisa-sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga
truk berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan
mengambil jenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah
tidak berhenti pada level rumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai
berikutnya, bahkan sampai pada TPA.
Pengetahuan lingkungan
15
Sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur
ulang menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas
melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas
kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk
memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Swasta dapat memproses
sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka
volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.
F. Manfaat Sampah
Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak
manfaatnya seperti dapat dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk,
dan dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.3
Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat
menghasilkan vitamin B12 yang samajenisnya dengan vitamin B12 yang
dihasilkan oleh hewan. Yang paling aktif dapat memfermentasikan sampah dan
kotoran sungai sehingga dihasilkan vitamin B12 adalah bakteri-bakteri yang
termasuk Streptomyces. Kadar vitamin B12 dalam sampah dan kotoran sungai
berkisar 4,2 – 8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakan dari
26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12.
Pemberian sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu
meningkatkan berat badan ternak. Sampah dan kotoran sungai mengandung 3 Otto Soemarwoto, Ekolog Lingkungan Hidup dan Pembangunan.( Jakarta:
Djambatan, 1989), hal.46.
Pengetahuan lingkungan
16
senyawa organik 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan
kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, kertas, kotoran
ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organik semuanya
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan pengolahan sampah menjadi
bahan-bahan yang berguna akan memberikan keuntungan selain meningkatkan
efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat
mengurangi biaya pengangkutkan ke pembungan akhir (TPA) dan mengurangi
biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, menghemat energi,
mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih,
sehat, nyaman) ( Soemarwoto1989: 47).
G. Pemanfaatan Sampah
Teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas
diterapkan khususnya di negara industri antara lain adalah:
1. Pemilahan sampah, baik secara manual maupun secara mekanis berdasarkan
jenisnya.
2. Pemadatan sampah (baling).
3. Pemotongan sampah.
4. Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan
rekayasa.
5. Pemrosesan sampah sebagai sumber biogas.
6. Pembakaran dalam Insenerator dengan pilihan pemanfaatan energi panas.
7. Daur ulang.
Pengetahuan lingkungan
17
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang antara lain
botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer, kertas, aluminium bekas wadah
minuman ringan, bekas kemasan kue, besi bekas, plastik bekas wadah shampo,
air mineral, jerigen, ember, sampah basah dapat diolah menjadi kompos. Daur
ulang bisa menggunakan prinsip 2 R yaitu reuse dan recycle. Menggunakan
kembali barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknya
dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaur-
ulang sampah didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam proses
produksi. Dalam proses ini, sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk
maupun fungsinya (www.google.com//pencemaran sampah/7 Januari 2009
21:45 wita).
Sampah organik dapat didaur ulang menjadi produk-produk berguna
seperti kompos, pupuk kandang, briket dan biogas. Secara teoritis apabila
program daur ulang sampah dengan sistem terpadu dapat dilakukan, maka
sampah yang tersisa hanya tinggal 15 – 20% saja, sehingga akan mengurangi
ritasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan umur TPA
akan semakin panjang.
Pengetahuan lingkungan
18
Pada akhirnya aspek peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat
penting dalam pengelolaan persampahan. Dalam strategi jangka panjang peran
aktif masyarakat menjadi tumpuan bagi suksesnya pengelolaan sampah kota, dan
dalam program jangka panjang setiap rumah tangga disarankan mengelola sendiri
sampahnya melalui program 3 R (Reduce, reuse dan recycle).
Tabel 4. Beberapa sampah yang dapat dijual
No. Jenis barang Harga/kg12345678910111213141516171819202122
Gelas aquaKaleng oliEmber biasaKaset, botol yakult, botol kecapEmber hitam (anti pecah)Botol aquaPutian (botol bayclin, infuse)KardusKertas putihMajalahKoranDuplek (kardus tipis)Pembungkus semenBesi betonBesi superBesi pipaTembaga superTembaga bakerAluinium tebalAluminium tipisBotol air besarBotol bir kecil, sprite, fanta
16001500110015080070016005007003505001504007004502508000700060004000400200
H. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Pengetahuan lingkungan
19
TPA tipe open dumping sudah tidak tepat untuk menuju Indonesia
sehat. Oleh sebab itu, secara bertahap semua Kota dan Kabupaten harus segera
mengubah TPA tipe open dumping menjadi sanitary landfill. Dianjurkan untuk
membuat TPA yang memenuhi kriteria minimum, seperti adanya zona, blok dan
sel, alat berat yang cukup, garasi alat berat, tempat pencucian alat berat, penjaga,
truk, pengolahan sampah, dan persyaratan lainnya.
BAB III
Pengetahuan lingkungan
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena, kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,
diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan
cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri).
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah disarankan
para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah
ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian
tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan lingkungan
21
Sontang manik, Eddy.2003.Pengelolaan Lingkngan Hidup. Jakarta: Djambatan
Santoso, Urip. 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Soemarwoto, Otto. 1989. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta: Djambatan.
www. google//penanganan sampah menuju kota bersih dan sehat.com/
7 januari 2010/21:43 wita
Pengetahuan lingkungan