makalah ilmiah bindo

23
MAKALAH ILMIAH “Identitas Nasional (Bahasa Indonesia) dalam Mennghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015” Tujuan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen pengampu : Dra. Ani Rakhmawati, M.A.,Ph.D Disusun oleh: Siti Khoirunika (K2313067) PENDIDIKAN FISIKA 2013 B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Upload: siti-khoirunika

Post on 06-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

makalah ilmiah

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ILMIAH BINDO

MAKALAH ILMIAH

“Identitas Nasional (Bahasa Indonesia) dalam Mennghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”

Tujuan

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : Dra. Ani Rakhmawati, M.A.,Ph.D

Disusun oleh:

Siti Khoirunika (K2313067)

PENDIDIKAN FISIKA 2013 B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: MAKALAH ILMIAH BINDO

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ASEAN merupakan perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara, yang

didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. ASEAN memiliki

10 anggota negara, salah satunya yaitu negara Indonesia. Indonesia

memiliki populasi penduduk terbesar di kawasan ASEAN. Selain itu,

Indonesia termasuk negara yang memiliki sumber daya alam, suku, bahasa,

bahkan adat istiadat yang beragam dan unik yang disatukan dalam

PANCASILA.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Pertumbuhan ekonominya tertinggi di dunia setelah RRT dan

India. Hal Ini akan menjadi modal penting untuk mempersiapkan

masyarakat Indonesia menuju MEA tahun 2015. Saat ini Indonesia masuk

dalam sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia dan bukan tidak mungkin

kelak Indonesia akan menjadi salah satu prioritas investasi internasional.

Dr. Sugiyono, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan,

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan menjelaskan “Untuk mempersiapkan masyarakat

Indonesia menuju MEA selain dalam hal ekonomi, ada empat hal yang

diatur dalam Undang- Undang  Nomor 24 Tahun 2009, yaitu bendera,

bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan. Menggunakan bahasa

Indonesia secara baik dan benar merupakan tugas kita sebagai bangsa

Indonesia. Hal ini dianjurkan supaya bahasa Indonesia dapat menjadi tuan

rumah di negeri sendiri. Setelah menjadi tuan rumah di negeri sendiri, baru

bahasa Indonesia bisa diperkenalkan ke negeri lain, dan kemudian hadir di

forum internasional”. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus siap dengan

identitas yang kuat dan punya daya saing yang tinggi. Salah satu identitas

yang perlu ditingkatkan adalah penggunaan bahasa Indonesia terutama di

bidang ekonomi, keuangan, dan industri. Oleh sebab itu, penulis

Page 3: MAKALAH ILMIAH BINDO

melengkapi makalah ini yang didalamnya berisi pengertian, tantangan,

dampak dan solusi identitas nsional terhadap masyarakat MEA, khususnya

di bidang bahasa, yaitu Bahasa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, dapat

dituliskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,

diantaranya :

1. Apa pengertian masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)?

2. Apa saja tantangan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat MEA?

3. Apa saja dampak bahasa Indonesia dalam menghadapi MEA?

4. Bagaimana solusi / langkah pemertahanan bahasa Indonesia dalam

menghadapi MEA ?

1.3. Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah yang telah diambil, terdapat beberapa tujuan

dari pengkajian masalah yang kami lakukan, yaitu :

1. Mendeskripsikan pengertian masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)

2. Mengidentifikasi tantangan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat

MEA

3. Mendeskripsikan dampak bahasa Indonesia dalam menghadapi MEA

4. Mengidentifikasi solusi / langkah pemertahanan bahasa Indonesia dalam

menghadapi MEA

Page 4: MAKALAH ILMIAH BINDO

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat menjadi MEA

secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang

artinya semua negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN)

menerapkan sistem perdagangan bebas. Indonesia dan seluruh negara-negara

ASEAN lainnya (9 negara lainnya) telah menyepakati perjanjian MEA tersebut

atau yang dalam bahasa Inggrisnya adalah ASEAN Economy Community atau

AEC.

Kurang lebih dua dekade yang lalu tepatnya Desember 1997 ketika KTT

ASEAN yang diselenggarakan di Kota Kuala Lumpur, Malaysia disepakati

adanya ASEAN Vision 2020 yang intinya menitikberatkan pada pembentukan

kawasan ASEAN yang stabil, makmur, dan kompetitif dengan pertumbuhan

ekomoni yang adil dan merata serta dapat mengurangi kemiskinan dan

kesenjangan sosial.

Beberapa waktu kemudian tepatnya pada bulan Oktober 2003 ketika KTT

ASEAN di Bali, Indonesia menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional dikawasan Asia Tenggara

yang akan diberlakukan pada tahun 2020. Namun demikian nyatanya kita

mengetahui bahwa tahun 2015 ini merupakan awal tahun diberlakukannya MEA.

Hal tersebut sesuai dengan Deklarasi Cebu yang merupakan salah satu hasil dari

KTT ASEAN yang ke-12 pada Januari 2007. Pada KTT tersebut para pemimpin

ASEAN besepakat untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan

bebas baik barang maupun jasa, investasi, tenaga kerja profesional, dan juga aliran

modal (dana).

2.2. Tantangan Bahasa Indonesia di Kalangan Masyarakat MEA

Page 5: MAKALAH ILMIAH BINDO

Akhir 2015 akan menjadi awal bagi Indonesia memasuki masyarakat

ekonomi ASEAN. Dalam hal ini, akan terjadi 2 tantangan, yaitu :

a. Tantangan yang dihadapi pemerintah

Tantangan terbesar yang dihadapi pemerintah adalah bagaimana agar

bahasa Indonesia mempunyai peluang menjadi bahasa komunikasi regional

bahkan internasional. Karena dalam pasar regional ini terjadi integrasi pasar,

lalu lintas barang dan jasa, juga pertukaran masyarakat.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Mahsun

mengatakan, “secara tidak disadari dengan adanya masyarakat ekonomi

ASEAN terjadi banyak tantangan terhadap bahasa Indonesia. Tantangan

yang akan dihadapi ialah bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia

yang bisa mempertahankan bahasa Indonesia sebagai identitas budaya

masyarakat Indonesia serta menjadikan tugas bersama untuk memartabatkan

bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan di luar negeri dan memiliki

kekuatan di rumahnya sendiri”.

Adapun, Ketua DPD RI, Irman Gusman menyatakan, “Investasi

budaya khususnya bahasa sangat penting membangun identitas bangsa.

Bahasa Indonesia merupakan perekat persatuan bangsa Indonesia, dan

merupakan cikal bakal nasionalisme modern”. Ada tiga pilar kerjasama

regional yang akan terjadi yaitu ekonomi, pertahanan, dan budaya. Untuk

mempertahankan identitas budaya yang salah satunya adalah bahasa, dalam

masyarakat ekonomi ASEAN tentu saja harus menjadi visi dari Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Karena dalam sebuah negara, selain

ekonomi yang harus terus dikembangkan, bahasa dan budaya harus selalu

dibangun.

b. Tantangan yang dihadapi Masyarakat Indonesia (generasi muda)

Dalam era memasuki Masyarakat ASEAN 2015, jati diri bahasa

Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara

Indonesia. Tantangan yang perlu dihadapi adalah apa diperlukan agar

bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang

Page 6: MAKALAH ILMIAH BINDO

jelas tidak sesuai dan tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa

Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini besar kemngkinannya

terjadi pada era modern ini. Bahkan batas antar negara yang sudah tidak

jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih

harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk

jati diri bahasa Indonesia. Hal ini, menyangkut tentang kedisiplinan

berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam

bahasa Indonesia dengan memperhatikan siatuasi dan kondisi

pemakaiannya. Dengan kata lain, pemakai bahasa Indonesia yang

berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua

kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi

dan kondisinya

2.3. Dampak Bahasa Indonesia dalam Menghadapi MEA

Meskipun asas utama MEA adalah ekonomi, sebagai bangsa

Indonesia kita tidak boleh hanya larut dalam penyiapan strategi ekonomi

karena MEA tidak hanya memberikan dampak ekonomi tetapi juga

memberikan dampak lain seperti sosial dan budaya. Dampak ekonomi lebih

mudah diprediksi dan diukur dibandingkan dampak sosial dan budaya.

Secara ekonomi, dampak pemberlakukan MEA dapat diukur secara

kuantitatif misalnya dengan menghitung nilai investasi, jumlah tenaga kerja,

besarnya ekspor-impor dan berbagai macam variabel lainnya. Namun

dampak budaya MEA sulit diprediksi dan tak bisa dihitung dengan metode

kuantitatif. Bahkan dampak budaya terjadi tanpa disadari, tetapi dapat

dirasakan. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh masyarakat Ekonomi

ASEAN terhadap bahasa Indonesia banyak bersifat negatif, diantaranya

sebagai berikut :

a. Terjadi pelemahan penggunaan bahasa Indonesia yang digantikan oleh

bahasa Inggris.

Penerapan MEA menghasil suasana lebih internasional di

Indonesia karena orang dari berbagai negara akan lebih banyak hadir

Page 7: MAKALAH ILMIAH BINDO

dan berinteraksi di Indonesia. Suasana internasional tentu saja

memerlukan alat komunikasi yang lebih internasional pula sehingga

bahasa Inggris telah disepakati sebagai bahasa resmi MEA. Bahasa

Inggris dianggap lebih praktis digunakan sebagai bahasa resmi karena

secara global bahasa Inggris telah dianggap sebagai bahasa

internasional. Suasana lebih internasional yang dibangun MEA akan

memaksa orang Indonesia untuk lebih sering menggunakan bahasa

Inggris dari pada bahasa Indonesia. Pengguasaan bahasa Inggris

tampaknya “wajib” agar bisa eksis dalam MEA.

Setiap dominasi penggunaan bahasa memberikan dampak

terhadap bahasa lain. Dominasi penggunaan bahasa internasional

seperti bahasa Inggris akan melemahkan panggunaan bahasa

Indonesia. Dominasi penggunaan bahasa nasional pun dapat

melemahkan penggunaan bahasa daerah. Akibatnya, dominasi

penggunaan bahasa Inggris mengakibatkan marginalisasi penggunaan

bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Selain itu, asas ekonomi yang berlaku dalam MEA telah

memaksa masyarakat untuk menggunakan bahasa yang praktis sesuai

dengan semangat kepraktisan dalam dunia ekonomi. Meskipun bahasa

Melayu diklaim digunakan di empat negara yang tergabung dalam

MEA (Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura), bahasa Melayu

tidak dijadikan bahasa resmi MEA. Ini disebabkan tidak semua negara

yang tergabung dalam MEA menggunakan bahasa Melayu. Bahasa

Inggris dianggap lebih praktis digunakan dari pada bahasa Melayu.

Padahal jika merujuk pada makna nusantara di kawasan Asia

Tenggara, bahasa Melayu  lebih tepat. Namun, kepentingan

kepraktisan secara ekonomi jauh lebih penting dari pada membangun

identitas nusantara sehingga memaksa bahasa sebagai komoditas.  

b. Identitas Nasional tersingkirkan menjadi Identitas Internasional

Penggunaan bahasa internasional melahirkan identitas

internasional, sehingga masyarakat akan memandang dirinya sebagai

Page 8: MAKALAH ILMIAH BINDO

orang yang memiliki prestise internasional. Akibatnya, identitas

internasional semakin meminggirkan identitas nasional sebagai bangsa

Indonesia. Semakin terpinggirkannya penggunaan bahasa Indonesia,

maka semakin melemahkan identitas nasional.

Konsep identitas mengalami berubahan. Identitas tidak lagi kaku

tetapi identitas semakin mencair dengan adanya suasana yang lebih

global. Identitas tidak lagi tunggal. Identitas semakin kompleks,

kabur, berubah dan mengalami negosiasi seperti semangat negosiasi

dalam bidang ekonomi. Meskipun, kita bagian dari warga daerah

(lokal) dan nasional tetapi kita juga bagian dari masyarakat global

sehingga kita memiliki identitas lokal, nasional dan internasional.

Persoalannya adalah bagaimana menempatkan diri secara proporsional

dalam kompleksitas masyarakat dunia masa kini. Kita harus masuk

dan menang dalam persaingan masyarakat global tanpa harus

menghilangkan identitas lokal dan nasional.

Terbentuknya masyarakat global yang kemudian menghasilkan

identitas internasional tidak serta merta menghilangkan identitas lokal

dan nasional sebab globalisasi justru memberikan ruang yang sangat

luas bagi perkembangan lokalitas dan nasionalitas dengan syarat kita

memiliki kekuatan untuk bermain dalam persaingan global. Oleh

karena itu, jika bahasa Indonesia dan bahasa daerah ingin tetap terjaga

dalam persaingan masyarakat global, maka Indonesia harus

memperkuat diri baik dalam bidang ekonomi maupun budaya.

Semakin kuat ekonomi Indonesia, maka Indonesia akan semakin

berpengaruh dalam MEA dan bila Indonesia semakin berpengaruh,

maka bahasa Indonesia pun akan semakin berperan lebih kuat.

Sebaliknya, bila ekonomi Indonesia lemah, maka bahasa Indonesia

dan bahasa daerah semakin termarginalkan

2.4. Solusi / Langkah Pemertahanan Bahasa Indonesia dalam Menghadapi

MEA

Page 9: MAKALAH ILMIAH BINDO

Sylado (2008) berpendapat bahwa cara sederhana untuk

mensosialisasikan bahasa adalah melalui musik, film, pers, dan sastra. Para

pemangku kepentingan di empat bidang pekerjaan tersebut sudah

seyogyanya turut berpartisipasi dalam menegakkan tonggak Bahasa

Indonesia sebagai lambang jatidiri bangsa dengan menghindari sebisa

mungkin penggunaan istilah atau ungkapan-ungkapan asing. Sebagaimana

yang pernah dilakukan oleh harian Kompas yang memperkenalkan sebuah

padanan istilah dari Bahasa Inggris di bidang kepemerintahan atau politik

dengan cara menuliskan versi Bahasa Indonesia dari istilah tersebut yang

diikuti dengan istilah aslinya dalam Bahasa Inggris di dalam kurung:

petahana (incumbent).

Secara lebih terinci, Aziz (2014) mengadopsi ide Crystal (2003, dalam

Sofyan, 2012) dengan mengusulkan enam langkah pemertahanan bahasa

Indonesia sebagai berikut.

a. Gengsi

Untuk mendorong masyarakat, misalnya para pelaku bisnis,

menggunakan Bahasa Indonesia di sebagian besar aktivitas

kebahasaan mereka, termasuk dalam pembuatan iklan, gengsi

penggunaan Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan. Salah satu upaya

praktisnya adalah dengan memberi penghargaan kepada mereka yang

setia menjaga penggunaan Bahasa Indonesia dalam aktivitasnya.

Penghargaan tersebut dapat diberikan kepada orang-orang dari

beragam kategori, misalnya kategori seniman atau artis, tokoh politik,

tokoh pemerintahan, sastrawan, pelaku bisnis, dan lain-lain. Dengan

adanya penghargaan ini, diharapkan masyarakat terpacu untuk sebisa

mungkin menggunakan Bahasa Indonesia di segala aktivitas harian

mereka

b. Kesejahteraan

Mirip dengan langkah peningkatan gengsi, langkah

meningkatkan kesejahteraan pengguna Bahasa Indonesia yang baik

dapat diberikan dengan cara memberikan hadiah atau posisi kerja

Page 10: MAKALAH ILMIAH BINDO

yang lebih baik kepada mereka yang memenuhi syarat. Misalnya,

dalam institusi pemerintahan atau perusahaan, pegawai yang memiliki

kecakapan berbahasa Indonesia yang baik dapat diberikan suatu

penghargaan, insentif tambahan, atau posisi kerja yang lebih baik.

Tindakan ini akan memicu pegawai yang lain untuk selalu berusaha

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, para

pemberi kerja hendaknya mengubah pola pikir mereka dengan cara

memberlakukan syarat tes kecakapan Bahasa Indonesia bagi para

pelamar kerja dan meninggalkan tes kecakapan Bahasa Inggris,

kecuali bila memang posisi kerja yang ditawarkan adalah posisi yang

berhubungan dengan komunikasi dengan dunia internasional.

c. Baca Tulis

Melalui langkah ini, kita dapat memotivasi penggunaan bahasa

tulis yang sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di

media cetak maupun elektronik dengan memberikan penghargaan

kepada penulisnya. Selain itu, karya tulis oleh sang penulis tersebut

dapat direkomendasikan secara luas agar ia tetap termotivasi untuk

menjaga kebiasaan penggunaan bahasa yang baik tersebut.

d. Pendidikan

Langkah praktis dalam pendidikan adalah dengan mengubah

kebijakan-kebijakan yang sebelumnya mensyaratkan siswa atau

mahasiswa untuk memiliki nilai TOEFL atau sejenisnya sebelum

mendapatkan haknya untuk bersekolah, berkuliah, maupun wisuda.

Seharusnya, setiap siswa dan mahasiswa diberikan UKBI untuk

mengukur seberapa jauh penguasaannya terhadap Bahasa Indonesia.

Misalnya, di perguruan tinggi, mahasiswa diberikan dua kali UKBI,

yakni pada saat masuk kuliah pertama kali dan saat akan lulus.

Dengan begitu, perguruan tinggi dapat memantau pergerakan nilai

UKBI mahasiswa sembari menugaskan kepada setiap dosen untuk

turut serta memerhatikan kecakapan berbahasa mahasiswa dalam

penyelesaian tugas-tugas. Dosen harus ikut memberi masukan tentang

Page 11: MAKALAH ILMIAH BINDO

kecakapan berbahasa mahasiswa dalam tugas menulis maupun tugas

lisan (presentasi).

e. Kekuasaan

Dalam struktur pemerintahan Indonesia, harus ada badan yang

memiliki kewenangan untuk mengawasi dan memberi penghargaan

sekaligus sanksi kepada lembaga milik negara maupun swasta yang

tidak mengindahkan aturan mendahulukan Bahasa Indonesia daripada

bahasa asing. Saya masih teringat pada era 1990an yang lalu,

pemerintah bersikap tegas untuk meminta pelaku bisnis mengubah

nama usahanya yang berbau bahasa asing menjadi Bahasa Indonesia.

Di Kota Malang, hotel yang semula bernama “Kartika Prince” kini

berubah menjadi “Kartika Graha”, dan yang semula bernama

“Regent’s Park” kini berubah menjadi “Taman Regents”. Di masa

kekinian, badan tersebut telah terbentuk, yakni Badan Pengembangan

dan Pembinaan Bahasa, yang dapat memberikan teguran hingga

sanksi kepada pelaku bisnis yang berlebihan dalam mengiklankan

usahanya dari segi penggunaan bahasa asing. Dengan cara ini, upaya

menjaga kedaulatan bahasa Indonesia pun dapat terlaksana. Dalam

proses eksekusi wewenang tersebut di lapangan, Badan

Pengembangan dan Pengawasan Bahasa yang bertugas dapat

mewakilkan pekerjaan kepada para Duta Bahasa yang rutin dipilih

setiap tahun. Hendaknya pemerintah membantu membentuk Lembaga

Duta Bahasa yang rata-rata diisi oleh anak-anak muda (mahasiswa)

yang akan aktif bergerak mengawasi dan memberi teguran kepada

pelaku usaha yang berlebihan dalam penggunaan bahasa asing dalam

iklannya.

Contoh lainnya, pemerintah mengadakan konsep hambatan non

tarif dalam bentuk bahasa (non tarif barriers language) artinya

pemerintah tidak akan memungut biaya apapun bagi warga negara

asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia tetapi penggunaan

bahasa Indonesia diwajibkan jika warga negara asing tersebut ingin

Page 12: MAKALAH ILMIAH BINDO

bekerja dan berkarir di Indonesia. Peraturan yang mengatur agar

pekerja asing harus berbahasa indonesia saat MEA sudah

diberlakukan. Untuk itu setiap orang asing yang akan bekerja di

Indonesia harus mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

(UKBI). Diadakannya UKBI juga untuk melindungi para pekerja

Indonesia sendiri, dengan begitu pekerja Indonesia juga mendapat

kesempatan untuk bekerja. Sama halnya dengan bahasa yang

digunakan untuk iklan lowongan pekerjaan yang ada di media massa,

hampir semuanya menggunakan bahasa asing. Hal ini sudah

merupakan kesalahan karena tidak menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa yang resmi terutama di negara sendiri.

f. Keteladanan

Yang terakhir adalah perlunya keteladanan dari pemimpin

bangsa, tokoh-tokoh masyarakat dan politik, untuk selalu

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar pada momentum

mereka berbicara kepada rakyat Indonesia. Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono pernah mengemban amanah tersebut beberapa tahun yang

lalu, yang berbuah penghargaan sebagai tokoh berbahasa terbaik.

Sayangnya, jelang masa pergantian kepemimpinan ini, beliau menjadi

lebih banyak menggunakan katakata asing (Bahasa Inggris) dalam

pidato-pidatonya. Hal ini berpotensi berpengaruh di lingkup

masyarakat luas karena apa yang dilakukan seorang pemimpin dapat

serta merta ditirukan oleh rakyat yang dipimpinnya.

Page 13: MAKALAH ILMIAH BINDO

BAB III

KESIMPULAN

1. Pengertian masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi

ekonomi ASEAN yang artinya semua negara-negara yang berada dikawasan

Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan sistem perdagangan bebas

2. Tantangan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat MEA, meliputi

Tantangan yang dihadapi pemerintah : bagaimana agar bahasa Indonesia

mempunyai peluang menjadi bahasa komunikasi regional bahkan

internasional

Tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia (generasi muda) : Apa

diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan

budaya asing yang jelas tidak sesuai dan tidak cocok dengan bahasa dan

budaya bangsa Indonesia

3. Dampak bahasa Indonesia dalam menghadapi MEA, meliputi :

Terjadi pelemahan penggunaan bahasa Indonesia yang digantikan oleh

bahasa Inggris.

Identitas Nasional tersingkirkan menjadi Identitas Internasional

4. Solusi / langkah pemertahanan bahasa Indonesia dalam menghadapi MEA,

sebagai berikut :

Syaldo : melalui musik, film, pers, dan sastra

Page 14: MAKALAH ILMIAH BINDO

Aziz (mengusulkan enam langkah pemertahanan bahasa Indonesia) :

Gengsi, Kesejahteraan, Baca Tulis, Pendidikan, Kekuasaan, dan

Keteladanan

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Aulia Luqman. 2014. Penguatan Identitas Bahasa Indonesia sebagai

Lambang Identitas Nasional dan Bahasa Persatuan Jelang Penerapan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jurnal Studi Sosial. Vol.01 :14-

20 diakses dari http://lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/31.pdf

(Tanggal akses 6 Oktober 2015)

Aline Rogeleonick.2014 .Penguatan Bahasa Indonesia Menyongsong Masyarakat

Ekonomi ASEAN. Diakses dari http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/

lamanbahasa/berita/1462/Penguatan%20Bahasa%20Indonesia

%20Menyongsong%20Masyarakat%20Ekonomi%20ASEAN (Tanggal

akses 4 Oktober 2015)

Junaidi.2015.Bahasa, Identitas atau Akomoditas?. Diakses dari

http://www.riaupos.co/4042-opini-bahasa,-identitas-atau-komoditas. html#.

VhRgkuyqqko (Tanggal akses 4 Oktober 2015)

Nandia Oktaviani.2014. Yuks Bahasa Indonesia Ngeksis di MEA. Diakses dari

http://nandia-oktaviani-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-112794-Bahasa

%20Indonesia-yuk%20bahasa%20Indonesia%20ngeksis% 20di%20MEA

%20:D.html (Tanggal akses 4 Oktober 2015)

Page 15: MAKALAH ILMIAH BINDO

_____. 2015. Bahasa Inggris jadi Bahasa Utama Masyarakat Ekonomi ASEAN

2015. Diakses dari https://ivyleagueindonesia.wordpress.com/2015/06/29/

bahasa-inggris-jadi-bahasa-utama-masyarakat- ekonomi-asean-2015/

(Tanggal 6 Oktober 2015)

_____.2015. Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN serta Pembahasannya.

Diakses dari http://sukasosial.blogspot.com/2015/08/masyarakat-ekonomi-

asean.html (Tanggal 6 Oktober 2015)