makalah il cairan

31
BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting dalam proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke

Upload: yusi-yukiss-finie

Post on 03-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah IL Cairan

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior)

dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya.

Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki

dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk

hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya. Pengaturan keseimbangan cairan perlu

memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan

ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan

garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan

cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine

sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam

tersebut.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari

fisiologi homeostatis. Cairan dan elektrolit merupakan bagian dalam tubuh yang berperan dalam

memelihara fungsi dari organ tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting dalam

proses hemostasis baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam proses penyembuhan

penyakit. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai

cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan

intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian

tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika

salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Disamping air dan elektrolit

cairan tubuh juga mengandung asam-basa. Dimana aktivitas sel tubuh memerlukan asam basa

yang dalam keadaan seimbang.

Page 2: Makalah IL Cairan

BAB II

PEMBAHASAN

Kasus:

Seorang balita datang dibawa oleh kedua orang tuanya dengan keluhan diare sejak 12 jam yang

lalu. Selain itu balita tersebut juga mengalami muntah-muntah. Selama diare dan muntah itu

makan dan minumnya pun hanya sedikit karena setiap makan atau minum akan selalu diikuti

oleh diare atau muntah. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, suhu tubuh balita ini 38,50C, matanya

agak cowong dan turgor kulitnya menurun.

Pertanyaan:

1. Menurut pendapat saudara apakah telah terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit

pada balita ini?

Pembahasan:

Ia, pada balita tersebut telah terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Elektrolit

dalam cairan tubuh merupakan zat kimia aktif yang menghasilkan partikel-partikerl

bermuatan listrik yang disebut dengan ion jika berada dalam larutan. Elektrolit terdiri dari

kation (mengandung muatan positif) dan anion (mengandung muatan negatif). Kation utama

dalam cairan tubuh adalah natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Sedangkan, anion-

anion utamanya adalah klorida, bikarbonat, fosfat, sulfat, protainat.

2. Gangguan keseimbangan apa saja yang terjadi serta keluhan yang mana yang menyebabkan

gangguan tersebut?

Pembahasan:

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, balita tersebut telah mengalami gangguan

keseimbangan air dan elektrolit. Keluhan yang menyebabkan gangguan tersebut adalah diare,

muntah, dan minum yang sedikit.

Page 3: Makalah IL Cairan

Diare merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air

besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja. Diare

terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar. Beberapa

penyabab diare dengan sekuele yang penting adalah enteritis, diare psikogenik, dan colitis

ulserativa. Dibandingkan dengan diare psikogenik (disebabkan oleh stimulasi yang

berlebihan dari system saraf parasimpatis, yang secara kuat mencetuskan motilitas maupun

sekresi mukus yang berlebihan pada kolon distal; dua efek yang bergabung bersama ini dapat

menyebabkan diare yang nyata) dan colitis ulserativa (penyakit peradangan dan ulserasi

daerah yang luas dari usus besar), penyebab yang paling mungkin adalah enteritis. Enteritis

berarti peradangan yang biasanya disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus

intestinalis. Pada diare infeksius umum, infeksi paling luas terjadi pada usus besar dan pada

ujung distal ileum. Di mana pun infeksi terjadi, mukosa teriritasi secara luas, dan kecepatan

sekresinya menjadi sangat tinggi. Selain itu, motilitas dinding usus biasanya meningkat

berlipat ganda. Akibatnya, sejumlah besar cairan cukup untuk membuat agen infeksi tersapu

kea rah anus, dan pada saat yang sama gerakan pendorong yang kuat akan mendorong cairan

ini ke depan. Namun, ini merupakan makanisme yang penting untuk membebaskan traktus

intestinalis dari infeksi yang mengganggu. Namun, dalam menentukan penyebab diare, pelru

pengkajian yang lebih mendalam. Perhatikan tabel berikut.

Kondisi Efek FisiologisStres emosional (ansietas) Peningkatan motilitas usus

Infeksi usus (streptokokusInflamasi mukosa usus, peningkatan sekresi lendir

atau stafilokokus snteritis) di kolonAlergi makanan Pengurangan pencernaan elemen makananIntoleransi makanan Peningkatan motilitas usus, peningkatan sekresi  lendir di kolonSelang pemberian makan Hiperosmolalitas beberapa larutan enteral dapat

  menyebabkan diare, karena cairan hiperosmolar

  menarik cairan ke dalam saluran GIObat-obatan zat besi Iritasi mukosa ususAntibiotik Suprainfeksi memungkinkan pertumbuhan  flora normal yang berlebihan, inflamasi, dan   iritasi mukosa

Page 4: Makalah IL Cairan

Laksatif Peningkatan motilitas usus

Penyakit kolonInflamasi dan ulserasi dinding usus, berkurangnya

  absorbsi cairan, meningkatkan motilitas ususPerubahan melalui Hilangnya fungsi reservoar lambung, absorbsi pembedahan gastrektomi yang tidak tepat karena makanan dipindahkan  ke duodenum terlalu cepat

Muntah merupakan suatu cara traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari

isinya. Sinyal sensori yang mencetuskan muntah terutama berasal dari faring, esophagus,

lambung, dan bagian atas usus halus. Impuls saraf kemudian ditransmisikan, baik oleh

serabut saraf aferen vagal maupun oleh saraf simpatis ke berbagai nucleus yang tersebar di

batang otak yang semuanya bersama-sama disebut “pusat muntah.” Dari sini, impuls-impuls

motoric yang menyebabkan muntah sesungguhnya ditransmisikan dari pusat muntah melalui

jalur saraf kranialis V, VII, IX, X, dan XII ke traktus gastrointestinal bagian atas, melalui

saraf vagus dan simpatis ke traktus yang lebih bawah, dan melalui saraf spinalis ke diafragma

dan otot abdomen.

Pada tahap awal dari iritasi atau distensi berlebihan gastrointestinal, antiperistaltik mulai

tejadi, sering beberapa menit sebelum muntah terjadi. Antiperistaltik berarti gerakan

peristaltic kearah atas traktus pencernaan, bukannya kea rah bawah. Hal ini dapat dimulai

sampai sejauh ileum di traktus intestinal, dan gelombang antiperistaltik bergerak mundur

naik ke usus halus dengan kecepatan 2 sampai 3 cm/detik; proses ini benar-benar dapat

mendorong sebagaian besar isi usus halus bagian bawah kembali ke duodenum dan lambung

dalam waktu 3 sampai 5 menit. Kemudian, pada saat bagian atas traktus gastrointestinal,

terutama duodenum menjadi sangat meregang. Peregangan ini menjadi factor pencetus yang

menimbulkan tindakan muntah.

Pada saat terjadinya muntah, kontrakti intrinsic kuat terjadi, baik pada duodenum maupun

pada lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus-lambung,

sehingga membuat muntahan mulai bergerak dari lambung ke dalam esophagus. Di sini,

Tabel 2-5 Penilaian derajat dehidrasi pada dewasa dan anak Dikutip dari Widya W. Hartanto. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Tabel 2-5 Penilaian derajat dehidrasi pada dewasa dan anak Dikutip dari Widya W. Hartanto. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Gambar 2-1 Distribusi cairan tubuh secara normal Dikutip dari Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State University – Center for Veterinary Health

Gambar 2-1 Distribusi cairan tubuh secara normal Dikutip dari Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State University – Center for Veterinary Health

Gambar 2-1 Distribusi cairan tubuh secara normal Dikutip dari Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State University – Center for Veterinary Health

Gambar 2-1 Distribusi cairan tubuh secara normal Dikutip dari Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State University – Center for Veterinary Health

Gambar 2-1 Distribusi cairan tubuh secara normal Dikutip dari Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State University – Center for Veterinary Health

Tabel 2-1 Kondisi yang Menyebabkan DiareDikutip dari Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC.

Page 5: Makalah IL Cairan

kerja muntah sfesifik yang melibatkan otot-otot abdomen mengambil alih dan mendorong

muntahan keluar.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

dan seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian

dari fisiologi homeostasis. Namun, pada kasus di atas, balita yang minum sedikit air bisa

dikatakan akan memperparah kondisinya. Minum air sesungguhnya dapat mengganti cairan

yang hilang pada saat diare, namun balita tersebut tidak memenuhi kebutuhan cairannya

karena hanya dengan minum sedikit air saja langsung bereaksi muntah. Bila terlalu banyak

cairan tubuh yang hilang tanpa tergantikan oleh cairan yang sepadan, maka makanan yang

masuk ke dalam tubuh tidak tercerna dengan baik, sehingga nutrisinya tidak terdistribusi

dengan baik pula. Hal ini berarti, selain menimbulkan kekurangan cairan yang semakin

parah, minum sedikit air akan menyebabkan masalah-masalah gangguan lainnya.

3. Tanda-tanda apa saja yang Saudara lihat pada balita ini sehingga Saudara yakin balita ini

mengalami gangguan keseimbangan air dan elektrolit?

Pembahasan:

Gangguan keseimbangan cairan yang dialami oleh balita tersebut adalah dehidrasi melalui

diare dan muntah.

Jenis dehidrasi ada dua yaitu (Long 1992):

a. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibandingkan kekurangan elektrolit

(dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan ekstraseluler,

sehingga terjadi pemindahan air dari intrasel ke ekstrasel yang menyebabkan terjadi

dehidrasi pada intraseluler. Bila cairan intrasel berkurang lebih dari 20%, maka dapat

menyebabkan kematian pada sel. Contoh dehidrasi jenis ini adalah, misalnya seseorang

yang meminum air laut saat kehausan berat.

b. Dehidrasi di mana kekurangan elektrolit lebih dominan dibandingkan kekurangan air

(dehidrasi hipertonis). Pada dehidrasi jenis ini cairan ekstraseluler bersifat hipotonis,

sehingga terjadi pemindahan air dari ekstrasel ke intrasel yang menyebabkan terjadinya

penumpukan cairan dalam intrasel. . Contoh dehidrasi jenis ini adalah, misalnya orang

Page 6: Makalah IL Cairan

yang kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni tanpa mengandung

elektrolit.

Dehidrasi merupakan kekurangan air dalam satu periode waktu yang dapat diganti melalui

mekanisme regulator normal. Dengan demikian, tubuh berada dalam keseimbangan air yang

negatif. Contoh penyakit atau kejadian yang menyebabkan dehidrasi, misalnya diare seperti

yang dialami oleh balitas tersebut.

Dehidrasi sangat berbahaya terhadap keselamatan hidup manusia. Tingkat keparahan yang

ditimbulkan akibat dehidrasi bergantung pada seberapa besar derajat dehidrasi yang dialami.

Perawat harus mampu untuk mengidentifikasi tingkat dehidrasi yang terjadi pada klien. Untuk

mengetahuinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, tingkat keparahan dehidrasi

dapat dihitung dari penurunan berat badan. Kedua, tingkat dehidrasi dapat dilihat dari tanda dan

gejala yang ada pada klien.

Penurunan Berat Badan Akut Keparahan Defisit Cairan Tubuh2-5% Ringan5-10% Sedang10-15% Berat15-20% Fatal

Penilaian A B CLihat: keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel* Lesu, lunglai, atau tidak sadar*Mata Normal Cekung Sangat cekung dan keringAir mata Ada Tidak ada Tidak adaMulut dan llidah Basah Kering Sangat keringRasa haus Minum biasa, tidak haus Haus, ingin minum banyak* Malas minum atau tidak bisa minum*Periksa: turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat* Kembali sangat lambat*Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda *, ditambah Bila ada 1 tanda *, ditambah 1 atau1 atau lebih tanda lain lebih tanda lain

Aspek yang Dinilai Skor

Tabel 2-2 Penurunan berat badan sebagai indikator dehidrasiDikutip dari Asmadi. 2009. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Depok: Salemba Medika

Tabel 2-3 Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala pada klienDikutip dari Asmadi. 2009. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Depok: Salemba Medika

Page 7: Makalah IL Cairan

1 2 3

Keadaan umum Baik Lesu / haus Gelisah, lemas,

mengantuk, syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung

Mulut Biasa Kering Sangat kering

Pernapasan <30 x/menit 30-40 x/menit >40 x/menit

Turgor Baik Kurang Jelek

Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit

Hasil :

Skor 6 = tanpa dehidrasi

Skor 7-12 = dehidrasi ringan sampai sedang

Skor ≥13 = dehidrasi berat

Dehidrasi Dewasa AnakRingan 4% 4-5%Sedang 6% 5-10%Berat 8% 10-15%Shock 15-20% 15-20%

Jadi, tanda-tanda yang dapat dilihat sehingga kita dapat meyakini balita ini mengalami

gangguan keseimbangan air dan elektrolit adalah saat dilakukan pemeriksaan fisik, suhu

tubuh balita ini 38,50C (suhu tubuh di atas normal), matanya agak cowong dan turgor

kulitnya menurun yang merupakan tanda-tanda dari dehidrasi. Namun, agar mendapatkan

penanganan yang tepat, kita harus dapat menentukan derajat dehidrasi balita tersebut. Oleh

karena itu, tidak cukup dengan suhu tubuh, keadaan mata, dan turgor kulit saja, tetapi perlu

Tabel 2-4 Penilaian derajat dehidrasi menurut WHO

Tabel 2-5 Penilaian derajat dehidrasi pada dewasa dan anak Dikutip dari Widya W. Hartanto. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Page 8: Makalah IL Cairan

dilakukan pengakajian yang lebih menyeluruh (berpedoman pada tabel penilaian derajat

dehidrasi).

4. Apa tindakan yang harus segera dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut?

Pembahasan:

Dalam malakukan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan adalah pengkajian,

kemudian diikuti dengan diagnosa, perencanaan dan intervensi, serta evaluasi.

a. Pengkajian

- Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit.

- Kaji manifestasi klinis melalui timbang berat badan, cek vital sign, dan kaji intake

dan output.

- Lakukan pemeriksaan fisik melalui kaji turgor kulit, hidrasi, temperature tubuh, dan

neuromuskuler irritability, kemudian auskultasi bunyi/suara nafas, serta kaji perilaku,

tingkat energy, dan tingkat kesadaran.

- Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, review nilai berat jenis urine, pH

serum, Analisis Gas Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, dan Kreatin Urine.

b. Diagnosa

- Gangguan keseimbangan volume cairan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan diare.

c. Perencanaan dan Intervensi

- Atur intake cairan dan elektrolit.

- Berikan terapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan instruksi dokter, dengan

memperhatikan jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, dan komplikasi dari tindakan.

- Kolaborasi pemberian obat-obatan, seperti deuretik atau kayexalate.

- Provide care, seperti perawatan kulit dan safe environment.

d. Evaluasi

- Intake dan output dalam batas keseimbangan.

- Elektrolit serum dalam batas normal.

- Vital sign dalam batas normal.

Page 9: Makalah IL Cairan

Kasus:

Seorang pelari maraton mengikuti latihan persiapan untuk menghadapi pertandingan. Latihan

tersebut dilakukan selama 1,5 jam dan di bawah terik matahari sehingga banyak keringat yang

dikeluarkan.

Pertanyaan:

1. Menurut pendapat saudara apakah telah terjadi gangguan keseimbangan air dan elektrolit

pada pelari ini?

Pembahasan :

Ia, pelari tersebut telah mengalami gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Air adalah

substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen

yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa

dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur

273.15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki

kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,

beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organic. Air (H20) merupakan komponen

utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia.

2. Gangguan keseimbangan apa yang terjadi dan apakah yang menyebabkan gangguan ini?

Pembahasan:

Gangguan keseimbangan yang terjadi adalah dehidrasi. Pengeluaran cairan dari tubuh dalam

keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine yang jumlahnya kurang lebih 1200

sampai 1500 ml/hari. Namun dalam keadaan-keadaan tertentu, seperti dalam keadaan latihan

yang berat, kehilangan cairan yang terbesar melalui pengeluaran keringat. Sama seperti kasus

di atas, pelari maraton tersebut banyak kehilangan cairan melalui keringan akibat latihan

berat, ditambah lagi berada di bawah terik matahari, sehingga proses penguapan berlangsung

cepat. Normalnya, output dari kulit berkisar 500-600 ml/hari, namun dalam keadaan seperti

pelari di atas, output dari kulit akan lebih besar jumlahnya.

Kehilangan cairan melalui proses difusi melalui kulit dan proses evaporasi melalui saluran

pernafasan biasa disebut juga insensible water loss. Kehilangan cairan melaui proses ini tidak

Page 10: Makalah IL Cairan

dapat dirasakan mekanismenya. Berdifusinya cairan melalui kulit dibatasi oleh adanya

lapisan epithel bertanduk yang banyak mengandung cholesterol.

Pada latihan fisik yang berat kehilangan cairan tubuh melalui dua mekanisme yaitu:

a. Latihan fisik menyebabkan meningkatnya kecepatan ventilasi sehingga jumlah cairan

yang hilang melaui saluran pernafasan akan meningkat.

b. Latihan fisik menyebabkan meningkatnya produksi panas pada tubuh dengan

konsekwensi meningkatnya cairan yang hilang melalui keringat, seperti yang dialami

oleh pelari marathon tersebut.

SELF ASSESSMENT

1. Berapakah jumlah cairan tubuh pada orang dewasa?

Pembahasan:

Jumlah cairan tubuh pada orang dewasa adalah:

a. Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 - 55% Berat Badan

b. Pria dewasa (20-40 tahun): 55 - 60% Berat Badan

c. Usia lanjut : 45-50% Berat Badan

2. Apakah orang dewasa laki-laki dan perempuan memiliki jumlah cairan tubuh yang sama?

Pembahasan:

Jumlah cairan tubuh pada laki-laki dan wanita dewasa adalah berbeda. Secara umum, jumlah

cairan pada laki-laki dewasa lebih banyak daripada wanita dewasa. Hal ini dikarenakan tubuh

wanita dewasa mengandung lebih banyak lemak dibandingkan laki-laki dewasa dengan berat

badan sebanding. Sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan

peningkatan lemak tubuh. Bagian tubuh wanita dewasa yang banyak mengandung lemak

adalah pinggul, paha, perut, dan lengan. Jadi, bila kita membahas kompartemen cairan tubuh

“rata-rata”, kita harus menyadari adanya factor-faktor lain yang menyebabkan perbedaan

mengenai jumlah cairan tubuh manusia, yang sifatnya bervariasi, bergantung pada umur,

jenis kelamin, dan presentase lemak tubuh.

Page 11: Makalah IL Cairan

3. Sebutkan kompartmen-kompartmen cairan tubuh!

Pembahasan:

Semua cairan tubuh didistribusikan terutama di antara dua kompartemen, yaitu cairan

ekstraseluler dan intraseluler. Cairan ekstraseluler dibagi dua menjadi cairan interstisial dan

plasma darah.

Ada juga kompartemen cairan lainnya dalam jumlah kecil yang disebut sebagai cairan

transleluler. Kompartemen ini meliputi cairan dalam rongga synovia, peritoneum,

pericardium, dan intraocular, serta cairan serebrospinal; cairan-cairan tersebut biasanya

dianggap jenis cairan ekstrasel khusus, walaupun dalam beberapa kasus, komposisinya dapat

sangat berbeda dengan komposisi plasma atau cairan interstisial. Cairan transelular

seluruhnya berjumlah sekitar 1 sampai 2 liter.

Rata-rata orang memiliki jumlah tubuh 60 persen berat badan. Presentase ini dapat berubah,

tergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas. Seiring dengan pertumbuhan

seseorang, presentase total cairan tubuh terhadap berat badan berangsur-angsur turun. Hal

tersebut adalah sebagian akibat dari penuaan yang biasanya berhubungan dengan

peningkatan presentase lemak tubuh, sehingga mengurangi presentase cairan dalam tubuh.

a. Kompartemen Cairan Intrasel

Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada di dalam 75 triliun sel dan secara keseluruhan

disebut cair intrasel. Jadi, cairan intrasel merupakan 40 persen dari berat badan total pada

orang “rata-rata.” Cairan masing-masing sel mengandung campurannya tersendiri dengan

berbagai zat, namun konsentrasi zat-zat ini mirip dengan satu sel dengan sel lainnya.

Sebenarnya, komposisi cairan sel sangat mirip, bahkan pada hewan yang berbeda, mulai

dari mikroorganisme paling primitive sampai manusia. Oleh sebab itu, cairan intrasel dari

seluruh sel yang berbeda-beda dianggap sabagai satu kompartemen cairan yang besar.

b. Kompartemen Cairan Ekstrasel

Semua cairan di luar sel secara keseluruhan disebut cairan ekstrasel. Cairan ini

merupakan 20 persen dari berat badan, atau sekitar 14 liter pada orang dewasa normal

dengan berat badan 70 kilogram. Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah

Page 12: Makalah IL Cairan

cairan interstisial dan plasma. Plasma adalah bagian darah yang tidak mengandung sel;

plasma terus-menerus menukar zat dengan cairan interstisial melalui pori-pori membran

kapiler. Pori-pori ini bersifat sangat permeable untuk hampir semua zat terlarut dalam

cairan ekstrasel, kecuali protein. Oleh karena itu, cairan ekstrasel secara konstan terus

bercampur, sehingga plasma dan cairan interstisial mempunyai komposisi yang hampir

sama kecuali untuk protein, yang konsentrasinya lebih tinggi di dalam plasma. Sekitar

15% berat tubuh merupakan cairan interstitial. Cairan intravaskuler terdiri dari plasma,

bagian cairan limfe yang mengandung air dan tidak berwarna, dan darah yang

mengandung suspense leukosit, eritrosit dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat

tubuh.

4. Kation apa yang terbanyak terdapat di cairan intrasel, di plasma dan anion apa yang

terbanyak terdapat di plasma?

Pembahasan:

Konstituen penting dalam cairan intasel

Cairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel oleh membrane sel yang sangat permeable

terhadap air, tetapi tidak permeable terhadap sebagian besar elektrolit dalam tubuh. Cairan

Tubuh100%

Tubuh100%

Cairan60% (100)

Cairan60% (100)

Intraseluler40% (60)

Intraseluler40% (60)

Intravaskuler5% (10)

Intravaskuler5% (10)

Ekstraseluler20% (40)

Ekstraseluler20% (40)

Jaringan40%

Jaringan40%

Interstisial15% (30)

Interstisial15% (30)

Gambar 2-1 Distribusi cairan tubuh secara normal Dikutip dari Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State University – Center for Veterinary Health

Page 13: Makalah IL Cairan

intrasel hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida, dan hampir tidak ada ion

kalsium. Malah cairan ini mengandung sejumlah besar ion kalium dan fosfat, ditambah

magnesium dan sulfat dalam jumlah yang sedang, semua ion-ion ini memiliki konsentrasi

yang rendah di cairan ekstrasel. Sel juga mengandung sejumlah besar protein dalam plasma.

Komposisi ion plasma serupa dengan komposisi ion cairan intrestisial

Komposisi ion plasma serupa dengan komposisi cairan interstisial, karena keduanya hanya

dipisahkan oleh membrane kapiler yang sangat permeable. Perbedaan paling utama antara

kedua kompartemen ini adalah konsentrasi protein dalam plasma yang lebih tinggi; karena

kapiler mempunyai permeabililitas yang rendah terhadap protein plasma, hanya sejumlah

protein yang masuk ke dalam ruang intrestisial di kebanyakan jaringan.

Karena efek Donan, konsentrasi ion bermuatan positif (kation) sedikit lebih besar (sekitar 2

persen) dalam plasma daripada cairan interstisial. Protein plasma mempunyai muatan akhir

negative dan, karenanya, cenderung mengikat kation, seperti ion natrium dan kaliu, sehingga

sejumlah besar kation ini tertahan di dalam plasma bersama dengan protein plasma.

Sebaliknya, konsentrasi ion bermuatan negative (anion) dalam cairan interstisial cenderung

lebih tinggi dibandingan dengan plasma, karena muatan negative protein plasma akan

menolak anion yang bermuatan nagatif. Namun, untuk tujuan praktis, konsentrasi ion dalam

cairan interstisial dan plasma dianggap serupa.

Cairan ekstrasel, yang meliputi plasma dan cairan interstisium, mengandung sejumlah besar

ion natrium dan klorida, serta ion bikarbonat dalam jumlah yang cukup besar, namun cairan

ekstrasel hanya sedikit mengandung ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan asam

organic.

Komposisi cairan ekstrasel diatur dengan cermat oleh berbagai mekanisme, khususnya oleh

ginjal. Hal ini memungkinkan sel untuk terus terendam dalam cairan yang mengandung

konsentrasi elektrolit dan zat nutrisi yang sesuai untuk fungsi sel yang optimal.

a. Pengaturan Natrium/sodium (Na+)

Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan

dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat

dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan

ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan,

Page 14: Makalah IL Cairan

saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal,

jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga

konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi

natrium serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air.

Jumlah normal 135-148 mEq/L.

b. Pengaturan kalium.

Kalium merupakan kation intrasel utama, yang mengatur ekstabilitas (rangsangan)

neuromuscular dan kontraksi otot. Sumber kalium terdapat pada gandum utuh, daging,

polong-polongan, buah-buahan, dan sayur-mayur. Kalium dibutuhkan untuk

pembentukan glikogen, sintesis protein, dan upaya memperbaiki keseimbangan asam-

basa. Nilai laboratorium normal kalium serum adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L. Kalium

membantu pengaturan keseimbangan asam-basa karena ion kalium dapat ditukar dengan

ion Hidrogen (H+). Kalium terutama diatur oleh ginjal. Suatu kondisi yang menurunkan

haluaran urine akan menurunkan ekskresi kalium. Seiring dengan peningkatan sekresi

aldosteron, kalium yang disekresikan melalui urine akan lebih banyak sehingga kadar

kalium serum menurun. Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion kalium

dengan ion natrium di tubulus ginjal. Apabila natrium dipertahankan, kalium akan

disekresi.

c. Pengaturan Kalsium (Ca2+)

Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan

fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi

usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan

disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin

yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah

maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada

tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan

untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah normal 4-5mEq/Lt.

d. Pengaturan magnesium.

Magnesium merupakan kation terpenting kedua dalam cairan intrasel dan sangat penting

untuk aktivitas enzim, neurokimia, dan eksibilitas otot. Nilai laboratorium normal

magnesium serum adalah 1,5 sampai 2,5 mEq/L. Magnesium terutama disekresi melalui

Page 15: Makalah IL Cairan

mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium sering dihubungkan dengan penyakit

yang serius dan menghasilkan gejala-gejala yang mencerminkan adanya perubahan

fungsi neuromuscular dan kardiovaskular.

e. Pengaturan Klorida (Cl-)

Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam

pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa,

berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah.

Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon

aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.

f. Pengaturan Bikarbonat

Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam ekstrasel dengan fungsi

utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal.

Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk

menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.

g. Pengaturan Fosfat

Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fosfat dan kalsium

mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi. Fosfat juga meningkatkan kerja

neuromuscular normal, berpartisipasi dalam metabolism karbohidrat, dan membantu

pengaturan asam-basa. Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5

mg/100 ml. Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormone paratiroid, dan vitamin

D teraktivasi. Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal. Kalsium

dan fosfat berbanding terbalik secara proporsional, jika salah satunya meningkat, maka

yang lainnya akan menurun.

5. Kehilangan air melalui kulit dan pernafasan disebut dengan…

Pembahasan:

Kehilangan air melalui kulit dan pernapasan disebut dengan Insensible Water Loss (IWL),

yaitu pengeluaran cairan yang sulit diukur, pengeluaran ini melalui kulit dan

paru-paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1000-1300 ml. Keadaan demam dan aktivitas

meningkatkan metabolisme dan produksi panas, sehingga meningkatkan produksi cairan

pada kulit dan pernapasan

Page 16: Makalah IL Cairan

6. Sebutkan beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi hipernatremik!

Pembahasan:

Hipernatremik adalah suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium lebih tinggi dari

konsentrasi normal di dalam cairan ekstrasel, yang dapat disebabkan oleh kehilangan air

yang ekstrem atau kelebihan natrium total. Apabila penyebab hipernatremia adalah

peningkatan sekresi aldosteron, maka natrium dipertahankan dan kalium disekresi. Ketika

terjadi hipernatremia, tubuh berupaya mempertahankan sebanyak mungkin melalui

reabsorpsi air di ginjal. Tekanan osmotic interstitial meningkat dan cairan berpindah dari sel

ke dalam cairan ekstrasel sehingga menyebabkan sel-sel menyusut dan mengganggu sebagian

besar proses fisiologis selular. Penyebab hipernatremia yaitu :

a. Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat

b. Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic

c. Sekresi aldosteron yang berlebihan

7. Sebutkan beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi hiponatremik!

Pembahasan:

Hiponatremik adalah suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium didalam darah lebih

rendah dari normal, yang dapat terjadi pada saat kehilangan total natrium atau kelebihan total

air. Biasanya hiponatremia menyebabkan penurunan osmolalitas plasma dan cairan ekstrasel.

Hiponatremia yang disebabkan oleh kehilangan natrium, dapat menyebabkan kolaps pada

pembuluh darah dan syok. Hiponatremia berat pada kadar natrium serum 120mEq/L dapat

menyebabkan perubahan neurologis dan pada kadar natrium serum 110 mEq/L akan

menyebabkan perubahan neurologis yang tidak dapat pulih kembali bahkan dapat

menyebabkan kematian. Penyebab hiponatremia yaitu:

a. Penyakit ginjal

b. Insufiensi adrenal

c. Kehilangan melalui gastrointestinal

d. Pengeluaran keringat meningkat

e. Penggunaan diuretic (terutama yang disertai dengan diet rendah natrium)

f. Gangguan pompa natrium-kalium disertai penurunan kalium sel dan natrium serum

Page 17: Makalah IL Cairan

g. Asidosis metabolic, merupakan dimana terjadi peningkatan pH plasma akibat

peningkatan basa bikarbonat atau menurunnya konsentrasi hydrogen. Penyebabnya

adalah penggunaan obat bikarbonat,terapi diuretic,muntah yang berkepanjangan

(keluarnya HCl), penggunaan antacid. Hasil analisa gas darah: pH meningkat,

meningkat, dan normal.

8. Keadaan yang bagaimanakah yang dapat menyebabkan retensi air dan natrium dalam tubuh?

Pembahasan:

a. Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam

berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang

terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan

cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan

retensi natrium dan air.

b. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik koloid plasma intravaskuler.

Keadaan ini menyebabkan terjadi ekstravasasi cairan menembus dinding kapiler dari

ruang intravaskuler ke ruang interstitial yang menyebabkan edema. Penurunan volume

plasma atau volume sirkulasi efektif merupakan stimulasi timbulnya retensi air dan

natrium renal. Retensi natrium dan air ini timbul sebagai usaha kompensasi tubuh untuk

menjaga agar volume dan tekanan intravaskuler tetap normal. Retensi cairan selanjutnya

mengakibatkan pengenceran plasma dan dengan demikian menurunkan tekanan onkotik

plasma yang pada akhirnya mempercepat ekstravasasi cairan ke ruang interstitial.

c. Gagal jantung kronik terjadinya secar perkahan ditandai dengan penyakit jantung

iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadi retensi air dan sodium

pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi dan

hipertrofi.

9. Sebutkan keadaan klinik yang menyebabkan pseudohiponatremia!

Pembahasan:

Bila jumlah enzim dalam tubuh terlalu kecil dan besar maka akan menonaktifkan fungsi

tubuh normal dan tugas sistem. Pseudohyponatremia adalah keadaan dimana konsentrasi

Page 18: Makalah IL Cairan

natrium menjadi tingkat rendah karena beberapa alasan seperti peningkatan lipid plasma dan

lipid protein yang tinggi dalam darah jika tidak ada penurunan Na ekstraseluler yang nyata

yang dihubungkan dengan air. Beberapa studi menunjukkan bahwa pseudohyponatremia

dapat dideteksi dengan mengukur jumlah sodium yang dimiliki dalam tubuh. Faktor lain

yang mempengaruhi yaitu memiliki kadar kolesterol tinggi dalam darah. gejala yang dialami

jika memiliki kadar natrium yang rendah dalam darah yaitu kram otot, kejang otot, sakit

kepala, pusing dan lain-lain.

10. Sebutkan beberapa keadaan yang menyebabkan terjadinya retensi kalium dalam tubuh!

Pembahasan:

a. Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga

perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan

dengan hati-hati.

b. Penurunan hormon aldosteron menyebabkan pengeluaran natrium, klorida dan air serta

retensi kalium. Sebagai akibat dari gangguan elektrolit ini terjadi dehidrasi,

hemokonsentrasi dan asidosis.

11. Sebutkan beberapa keadaan yang menyebabkan terjadinya kekurangan kalium dalam tubuh!

Pembahasan:

Hipokalemia, merupakan suatu kondisi ketika jumlah kalium yang bersikulasi di dalam

cairan ekstrasel tidak adekuat. Apabila parah, hipokalemia dapat mempengaruhi konduksi

jantung dengan menyebabkan ketidakteraturan yang berbahaya bagi jantung. Karena rentang

normal kalium terlalu pendek, maka toleransi terhadap terjadinya fluktuasi dalam kadar

kalium serum juga kecil. Hipokalemia dapat diakobatkan dari beberapa kondisi yaitu:

a. Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium

b. Diare, muntah, atau kehilangan cairan lain melalui saluran gastrointestinal

c. Alkalosis

d. Sindrom Cushing atau tumor yang dapat memproduksi hormone adrenal

e. Poliuria

f. Pengeluaran keringat yang berlebihan

Page 19: Makalah IL Cairan

g. Penggunaan cairan IV-bebas kalium secara berlebihan.

BAB III

KESIMPULAN

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.

Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal

antara lain: umur, kondisi lemak tubuh, dan jenis kelamin. Cairan tubuh terbagi atas 2

kompartemen yaitu: Cairan Intraseluler dan Cairan Ekstraseluler. Elektrolit adalah substansi ion-

ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Ion-ion positif disebut kation dan ion-ion

negatif disebut anion. Contoh kation antara lain natrium, kalium, kalsium, dan magnesium.

Contoh anion antara lain klorida, bikarbonat, dan fosfat.

Setelah membahas semua yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit, maka kita dapat

menyimpulkan bahwa betapa pentingnya cairan dan elektrolit untuk tubuh kita. Pengaturan

keseimbangan cairan perlu memperhatikan beberapa hal yaitu volume cairan ekstrasel dan

osmolaritas dari cairan tersebut.

Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan

mengontrol osmolalitas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan caiaran. Dalam hal ini

ginjal merupakan osmoreseptor yang selalu memantau osmolalitas dan mengaktifkan

osmoreseptor yang ada pada hipotalamus yang akan dilanjutkan penghantaran rangsangan ini ke

neuron hypothalamus yang mensintesis vasopressin yang akan dilepaskan oleh hipofisis posterior

kedalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya didalam duktus koligen. Ginjal

mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai

dengan kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam

tersebut. Ginjal juga berperan dalam mempertahan kan keseimbangan asam basa dengan megatur

Page 20: Makalah IL Cairan

keluaran ion hydrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan.Selain ginjal yang turut

berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru-paru.

Dalam tubuh, sering terjadi gangguan akibat kekurangan cairan dan elektrolit yang terjadi secara

bersamaan namun dapat juga terjadi gangguan akibat kekurangan atau ketidak seimbangan dari

salah satunya ataupun kekurangan air murni meskipun jarang terjadi. Tubuh dapat kehilangan

cairan bukan hanya dalam keadaan sakit tetapi bisa kehilangan cairan dalam keadaan tubuh

sehat, namun kehilangan cairan ini dalam batas-batas normal dan masih dapat ditoleransi serta

sesuai dengan jumlah cairan yang masuk,cairan yang dibutuhkan dan cairan yang dikeluarkan

oleh tubuh.

Kehilangan caiaran yang mengakibatkan kekurangan air dan elektrolit yang biasa disebut dengan

dehidrasi tidak sama dengan hipovolemi yang berarti berkurangnya cairan intravaskuler.Namun

dehidrasi merupakan salah satu akibat lanjutan dari hipovolemi.

Page 21: Makalah IL Cairan

DAFTAR PUSTAKA

Aris, Setiawan dkk. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: TIM

Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC.

Asmadi. 2009. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Depok: Salemba Medika

Taylor, C.M., dan Ralph, S.S. 2010. Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2007. Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Widya W. Hartanto. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi

Klinik dan Terapeutik. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Lyon Lee. 2006. Fluid & Electrolyte Terapi. Veterinary Surgery I, VMED 7412. Oklahoma State

University – Center for Veterinary Health