makalah ikgk 1 skenario 10 - bab ii.docx
TRANSCRIPT
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 1/113
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Etiologi Penyakit Jaringan Periapeks
Iritan yang ada di dalam pulpa dan jaringan periradikular dapat menyebabkan
inflamasi. Iritan utama dari jaringan ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu living
irritant dan nonliving irritant . Living irritant mencakup mikroorganisme dan virus,
sedangkan non living irritant mencakup iritan mekanikal, termal dan chemical .
1) Living iritana. Microbial Irritants
Mikroorganisme yang terdapat pada karies gigi adalah sumber utama
terjadinya iritasi pada jaringan pulpa dan jaringan periradikular. Karies pada
dentin dan email mengandung sejumlah spesies bakteri seperti Streptococcus
mutans, lactobacilli, dan actinomyces. Semakin ke lapisan dalam, jumlah
bakteri semakin berkurang bahkan hingga tidak ada. Mikroorganisme pada
karies akan mengasilkan toksin yang di penetrasikan ke pulpa melalui
tubulus. Hasil dari adanya mikroorganisme tersebut adalah terinfiltrasinya
pulpa secara lokal oleh sel inflamatori kronik seperti makrofag, limfosit, dan
sel plasma. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pada intensitas dan
karakter infiltrasi pulpa.
aringan pulpa terinfiltrasi secara lokal oleh leukosit
polymorphonuclear !"M#$ untuk membentuk area nekrosis cair. Setelah
pulpa terkespos, bakteri berkolonisasi dan bertahan pada tempat nekrosis.
aringan pulpa mungkin dapat bertahan dalam keadaan inflamasi untuk
%aktu yang cukup lama, dan mungkin melanjutkan proses nekrosis hingga
menjadi jaringan nekrosis sebenarnya dengan cepat. Hal ini tergantung
kepada !&$ virulensi bakteri' !2$ kemampuan melepaskan cairan inflamasi
untuk mencegah peningkatan tekanan intrapulpa' !($ resitensi host' !)$
jumlah sirkulasi' dan !*$ saluran limfa. +anyak studi yang mengatakan
bah%a penyakit periapikal tidak akan muncul apabila tidak ada campur
tangan bakteri di dalamnya. Maka bakteri merupakan faktor utama yang
dapat menyebabkan penyakit periapikal.
2) Non-living Irritants
3
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 2/113
a. Mechanical irritants
"rosedur operatif seperti preparasi kavitas yang dalam, orthodontic
movement of teeth, deep scalling, deep periodontal curettage, dan trauma
seperti impact trauma dan occlusal trauma termasuk dalam mechanical
irritants. Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya suplai darah dan
saraf ke jaringan pulpa dan menimbulkan inflamasi. ontohnya saja,
preparasi kavitas atau mahkota terutama yang hampir mencapai pulpa dapat
menyebabkan bertambahnya potensi iritasi pulpa akibat berkurangnya
lapisan dentin yang tersisa. +egitu pula dengan prosedur operatif tanpa ater
spray akan lebih berpotensi menyebabkan iritasi daripada yang menggunakan
ater spray.
b. !hermal irritants-angsangan panas dan dingin merupakan contoh thermal irritants.
Sama halnya dengan mechanical irritants, thermal irritants juga dapat
menyebabkan perubahan vaskular serta meningkatkan permebealitas dan
dilatasi pembuluh darah pada tahap a%al pulpitis.
c. "hemical iritan
+ahan dental cleansing, sterili#ing, desensiti#ing, antibacterial agents
dan bahan irigasi merupakan bahanbahan yang dapat menjadi chemical
irritants bagi pulpa. +ahan antibakteri seperti silver nitrate, phenol dan
eugenol merupakan bahan yang digunakan untuk mensterilisasi dentin
setelah preparasi kavitas. Keefektifan bahanbahan ini masih dipertanyakan,
dan justru toksisitas yang dihasilkan oleh bahanbahan ini dapat
menyebabkan inflamasi pada pulpa. +egitu pula dengan bahanbahan irigasi
yang digunakan untuk cleaning dan shaping saluran akar juga memiliki
potensi untuk mengiritasi jaringan periradikular.
"enyakit periapikal disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana terdapat
perubahan patologis pada tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum. Salah
satu bentuk karakteristiknya adalah tulang apikal yang mulai mengalami resorpsi.
"eriodontitis apikal dapat disebabkan baik oleh faktor eksogen maupun endogen.
/aktor eksogen terdiri dari mikroba beserta toksinnya, agen kimia%i, iritasi
mekanikal, sel asing, dan trauma. Sedangkan faktor endogen antara lain produk
metabolisme host , seperti sitokin, atau mediator inflamasi lainnya yang mengaktifkan
osteoklas.
4
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 3/113
Materi iritan ini akan mengaktifkan jalur nonantigen atau jalur antigen untuk
menginduksi respon imun asli maupun buatan. "enyebab utama periodontitis apikal
adalah infeksi jaringan pulpa oleh karies pada sistem saluran akar. Sehingga bakteri
berperan sebagai faktor etiologi utama pada perkembangan periodontitis apikal.
0oksin bakteri !lipopolisakarida, asam lipoteichoic, dan no$ious metabolic by
product) yang keluar dari sistem saluran akar menuju jaringan periapikal
berkemampuan menginduksi reaksi imun periapikal.
Substansi ini dapat mengaktifkan sistem imun alami melalui reseptor yang
mengenali "1M"s ! stereotypic, pathogen-assiociated molecular patterns$ yang
terdapat di struktur toksin ini. kspresi molekular mikroba lainnya yang oleh reseptor
di sel induk dikenali, seperti fagosit, sel dendrite, dan limfosit +.
Inflamasi pulpa yang menyebabkan perubahan inflamatorik pada ligamen
periodontal bahkan sebelum pulpa menjadi nekrotik seluruhnya.
2.2. Klasiikasi Penyakit Periapeks
!ross"an #eine Tora$ine%a& S' Soerono Ak$ar
&. "enyakit periapeks
akut
- 1bses alveolar akut
- "eriodontitis apikalakut
a. vital
b. non vital
- ksaserbasi akut
2. "enyakit periapeks
kronis
- 1bses alveolar
kronis
- 3ranuloma
- Kista(. "enyakit periapeks
dengan area
kondensasi
- "ondensing osteitis
). -esorpsi akar
eksternal
*. "enyakit jaringan
periapeks non
odontogenik
1. Symptomatic
- "eriodontitis apikal
akut !eksudatif$
- "eriodontitis apikal
akut !supuratif$
a. 1bses periapeks
akut
b. 1bses phoeni$
c. 1bses periapeks
subakut
2. Asymptomatic
- "eriapeks pulpo
sklerosis- "eriodontitis
apikalis kronis
- "eriodontitis
apikalis kronis
lanjut
&. "eriodontitis
apikalis akut
2. "eriodontitis
apikalis kronis%& "ondensing osteitis
). 1bses apikalis akut
*. 1bses apikalis
kronis
1. Nekrosis I:
- "eriodontitis
- 1bses periapeks
2. Nekrosis II:
- 1bses periapeks
- 3ranuloma
- Kista radiks
0abel 2.& Klasifikasi "enyakit "eriapeks
+erikut penjelasan tentang klasifikasi penyakit periapeks menurut 3rossman4
5
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 4/113
1. Penyakit Periapeks Ak(t
a) A$ses Al*eolar Ak(t
3ambar 2.& 1bses 1lveolar 1kut
Sinoni"4 abses akut, abses apikal akut, abses dentoalveolar akut, abses
periapikal akut dan abses radikular akut.
Deinisi4 suatu kumpulan nanah yang terbatas pada tulang alveolar
pada apeks gigi setelah kematian pulpa, dengan perluasan infeksi kedalam jaringan
periradikular melalui foramen apikal. 1bses akut adalah suatu kelanjutan proses
penyakit yang mulai di pulpa dan berkembang ke jaringan periradikular, yang pada
gilirannya bereaksi hebat terhadap infeksi.
Etiologi4 1bses akut dapat disebabkan oleh trauma, iritasi kimia%i,
ataupun invasi bakterial jaringan pulpa yang sudah mati !umumnya Streptoococci dan
Staphylococci$. 0erkadang, tidak ditemui adanya kavitas ataupun restorasi pada gigi
tersebut, tetapi pasien pernah mengalami trauma. Karena jaringan pulpa tertutup rapat,
tidak mungkin ada drainase dan infeksi meluas melalui foramen apikal, sehingga
dapat disimpulkan bah%a abses akut melibatkan ligamen periodontal dan tulang
periradikular.
!e%ala4a. +erkurangnya sensitivitas pada gigi dengan tekanan ringan terusmenerus
terutama pada gigi yang ekstrusi untuk menekan kembali kedalam alveolus.
b. -asa sakit berdenyut yang parah disertai pembengkakan jaringan lunak yang
melapisinya.
c. 3igi merasa lebih sakit, memanjang dan mudah goyang.
d. +ila infeksi berkembang maka pembengkakan akan meluas melebihi tempat
semula.
e. 0erkadang, rasa sakit mereda atau bahkan menghilang, tetapi jaringan di dekatnya
tetap membengkak. Ila dibiarkan tanpa pera%atan dapat berkembang menjadi
6
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 5/113
osteitis, periostitis, selulitis atau osteomielitis.
f. #anah yang terkandung dapat membentuk fistula, biasanya lubang pada mukosa
labial5bukal. #anah dapat pula keluar di mana saja dekat gigi, seperti pada kulit
muka atau leher pasien, atau bahkan pada kavitas nasal.
g. "embengakakan dapar terlihat pada jaringan yang berbatasan dengan gigi yang
terlibat. ontohnya, jika gigi depan rahang atas yang terlibat, pembengkakan bibir
atas dapay meluas ke salah satu atau kedua pelupuk mata, bila gigi belakang
rahang ba%ah yang terlibat, pembengkakan dapat melibatkan bibir ba%ah, dagu,
dan bahkan leher. aringan pada permukaan pembengkakan terlihat tegang dan
meradang, di ba%ahnya mulai terbentuk nanah.
h. "asien terlihat pucat, mudah tersinggung, lemah, baik karena rasa sakit atau
kurang tidur, maupun karena absorpsi produk septik.
i. 6idah tertutup suatu lapusan dan napas berbau busuk. j. "asien demam dan mengeluh sakit kepala.
Diagnosa Klinis+
a. "ada tingkat a%al, tidak ada tanda klinis, hanya sakit yang difus dan
menjengkelkan.
b. 7iagnosis mudah dilakukan bila infeksi telah berkembang ke batas periodontitis
dan gigi yang ekstrusi.
c. "asien merasa demam dan sakit
d. "embengkakan daerah apeks gigi yang diikuti dengan penebalan ligamen
periodontal !pembengkakan mukosa$e. 0idak bereaksi terhadap tes pulpa listrik dan tes termal dingin, tetapi bereaksi
dengan tes termal panas.
f. 3igi sensitif terhadap perkusi, atau pasien menyatakan bah%a gigi terasa sakit bila
digunakan untuk mengunyah.
g. Mukosa apikal sensitif terhadap tes palpasi.
h. 3igi mungkin goyah dan ekstrusi.
, Ra&iogra+ 3ambaran radiograf dapat membantu menentukan gigi yang terlibat
dengan memperlihatkan suatu kavitas, restorasi yang rusak, ruang ligamen periodontal
yang menebal atau bukti kerusakan tulang pada daerah apeks gigi. 1da gambran
radiolusensi disekitar apeks gigi, bentuk bulat dan batasnya tidak jelas. 3ambaran
radiograf tidak menunjukkan adanya kerusakan tulang alveolar karena dibatasi tulang
medulasi.
7
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 6/113
3ambar 2.2 3ambaran -adiograf 1bses 1lveolar 1kut
, -istologi+ 7apat ditemukan sel "M# leukosit. Secara mikroskopis juga dapat terlihat
suatu ruang kosong, dimana terjadi surpurasi, dikelilingi oleh selsel
polimorfonuklear. "ada saluran akar terlihat tidak ada jaringan dan dapat terlihat
gumpalan mikroorganisme dan debris.
, Bakteriologi+ Streptococci dan Staphylococci umumnya ditemukan. 0etapi, bila
bahan purulen dikumpulkan dan dikeluarkan dari saluran akar, mungkin steril karena
terutama terdiri dari leukosit mati dan bakteri mati.
, Diagnosis Ban&ing+ "ulpitis Irreversibel, pulpitis akut supurative, dan abses
periodontal !vital pulp$. 1bses periodontal adalah akumulasi nanah di sekitar
permukaan akar gigi yang berasal dari infeksi struktur penyangga gigi, berhubungan
dengan adanya poket periodontal dan terlihat adanya pembengkakan 8 nyeri ringan.
, Peraatan+
a. 7rainase dan mengontrol reaksi sistemik.$. +ila gejala mereda, lakukan pera%atan endodontik secara konservatif.
/. +ila pada kunjungan pertama gigi telah dibiarkan terbuka, harus hatihati
melakukan debridemen dengan irigasi dan instrumenrasi sebelum mengobati dan
menutup saluran akar.
, Prognosis+
a. +aik, tergantung pada tingkat keterlibatan lokal dan jumlah kerusakan jaringan.
Meskipun gejala parah, rasa nyeri dan pembengkakan umumnya mereda setelah
dilakukan drainase yang memadai. 3igi dapat diselamatkan dengan pera%atan
endodontik.
$. Hatihati, bila bahan purulen telah dikeluarkan melalui sulkus gingival dan
periodonsium telah rusak secara luas.
$) Perio&ontitis Apikal Ak(t
, Deinisi+ Inflamasi periodonsium dengan rasa sakit sebagai akibat trauma, iritasi, atau
infeksi melalui saluran akar, tanpa memperhatikan apakah pulpa vital tau nonvital.
, Etiologi+
a. "ulpa 9ital
8
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 7/113
i. 3igi yang mengalami trauma oklusi yang disebabkan oleh kontak oklusal
yang abnormal.
ii. -estorasi yang melebihi bidang oklusal
iii. "enggunaan tusuk gigi yang berlebihan
iv. Makanan5sepotong isolator karet yang ditinggalkan oleh dokter gigi
v. "ukulan pada gigi.
b. "ulpa #onvital
i. Mediator inflamasi pulpa5masuknya toksin bakteri pulpa nekrotik
ii. Instrumentasi berlebihan yang mendorong bakteri dan debris melalui
foramen apikal, mendorong obatobatan yang merangsang melalui foramen
apikal kemudian mengenai jaringan periapikal.
iii. "engobatan berlebihan
iv. "erforasi lateral.
, !e%ala+
a. 3igi sakit dan sangat sensitif.
$. 3igi sakit hanya bila diperkusi pada arah tertentu.
/. 3igi ekstrusi.
, Diagnosa Klinis+
a. 3igi sensitif terhadap perkusi 5 tekanan ringan
b. Mukosa yang melapisi apeks akar mungkin sensitif5tidak sensitif
terhadap palpasi.
c. -asa sakit menetap 8 ada rasa yang menekan
d. 3igi terasa panjang
e. Sakit bila dipakai mengunyah
f. 3igi utuh namun pulpa sudah nekrosis
, Ra&iogra+ Menunjukkan ligamen periodontal yang menebal5suatu daerah kecil
refraksi bila melibatkan gigi tanpa pulpa, lamina dura diskontinu 8 jaringan apeksmenebal.
, -istologi+
a. 0erjadi reaksi inflamatori pada ligamen periodontal apikal 8 vasodilatasi
pembuluh darah.
b. 7ijumpai sel leukosit "M# dan akumulasi eksudat yang menggelembungkan
ligamen periodontal dan agak memanjangkan gigi.
c. 0erdapat ploriferasi fibroblas dan sel jaringan periodonsium lainnya.
d. +ila berlanjut maka osteoklas dapat aktif dan merusak tulang periapikal.
9
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 8/113
e. 0ingkat selanjutnya abses alveolar dapat terbentuk.
3ambar 2.( Histopatologi "eriodontitis 1pikalis 1kut
, Bakteriologi+ "ulpa dan jaringan periapikal mungkin steril bila periodontitis
disebabkan oleh trauma atau rangsangan kimia%i atau mekanis pada pera%atan
endodontik. +akteri atau produk toksik bakteri yang terdapat di dalam saluran akar
dapat didorong melalui atau melebihi foramen apikal dan dapat merangsang jaringan
periodontal.
, Diagnosis Ban&ing+ 1bses alveolar akut
, Peraatan+
a. 0entukan sebab, kemudian redakan gejalanya "enyesuaian oklusi !jika terjadi
hiperoklusi$, pembuangan iritan5pulpa yang patologis, pembuangan eksudat
periapkes biasanya akan meredakan nyeri.
$. 0entukan apakah periodontitis apikal ada hubungannya dengan gigi vital atau
nonvital.
/. +ila fase akut telah reda, gigi dapat dira%at secara kpnservatif.
, Prognosis + :mumnya baik
/) Eksaser$asi Ak(t S(at( Lesi Kronis
3ambar 2.) 3ambaran Klinis ksaserbasi 1kut
, Sinoni"+ 1bses "hoeni;
, Deinisi+ -eaksi inflamatori akut yang melapisi suatu lesi kronis yang
10
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 9/113
ada, seperti kista atau granuloma.
, Etiologi+
a. 1rea periradikular mungkin beraksi terhadap stimulus berbahaya dari pulpa yang
sakit, yang berhubungan dengan penyakit periradikular kronis.
b. Ketika penyakit kronik periradikular, seperti granuloma dan kista berada pada
keseimbangan, reaksi apikal ini tidak mempunyai gejala !asimptomatik$
c. Karena masuknya produk nekrotik dari pulpa yang sakit, atau karena bakteri dan
toksinnya, lesi yang kelihatan tidak aktif ini dapat bereaksi dan menyebabkan
respon inflamatori akut.
d. "enurunan daya tahan tubuh terhadap kehadiran bakteri dan pelepasan bakteri dari
saluran akar atau iritasi mekanis selama instrumentasi saluran akar dapat
mencetuskan respon inflamatori akut.
e. +ertambahnya jumlah produk radang pulpa.
, !e%ala+
a. "ada mulanya, gigi sensitif terhadap rabaan.
b. +ila inflamasi berkembang, gigi dapat terangkat dari soketnya
dan dapat menjadi sensitif.
c. Mukosa yang melapisi daerah radikular dapat sensitive
terhadap palpasi dan terlihat memerah !dolor$ dan membengkak !tumor$.
d. 0es vitalitas !$
, Diagnosis+
a. ksaserbasi lesi kronik biasa dihubungkan dengan permulaan terapi saluran akar
pada gigi yang sama sekali asimptomatik.
b. "asien mungkin pernah mengalami kecelakaan traumatik yang mengubah gigi
menjadi gelap setelah beberapa lama atau rasa sakit pascabedah pada gigi yang
telah reda.
c. 0idak adanya reaksi terhadap tes vitalitas menunjukkan pada suatu diagnosis pulpa nekrotik, meskipun pada peristi%a yang jarang terjadi, sebuah gigi dapat
bereaksi terhadap tes pulpa listrik karena adanya cairan dalam saluran akar, atau
pada gigi yang berakar banyak.
-istopatologi+ 7alam granuloma atau kista dan jaringan periradikular di dekatnya
terdapat daerah nekrosis mencair dengan neutrofil "M# yang hancur dan debris
selular !nanah.$. 7aerah ini dikelilingi oleh infiltrasi makrofag dan beberapa sel
limfosit serta sel plasma.
, Bakteriologi+ 1bses biasanya terbentu sebagai hasil infeksi mikrobial,
11
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 10/113
meskipun beberapa abses !abses steril$ terbentuk tanpa adanya bakteri. 6esi
periradikular biasanya tidak ada bakteri, kecuali untuk bakteri transien.
, Diagnosis Ban&ing+ 1bses alveolar akut !gejala dan pera%atan sama$,
pulpitis akut irreversibel vital !berbeda pada tes vitalitas pulpa, gigi pulpitis bereaksi
terhadap tes listrik dan tes termal dingin$.
, Ra&iograik+ 3ambaran radiograf menunjukkan lesi periradikular yang
jelas.
, Peraatan+ !hampir sama dengan abses alveolar akut$
a. 7rainase melalui saluran akar5insisi5trefinasi
b. "emberian antibiotik dan analgesik
, Prognosis + +aik apabila gejalanya telah reda atau hilang.
2. Penyakit Perira&ik(lar Kronis &engan Daera0 Rareaksi
a) A$ses Al*eolar Kronis
, Sinoni"+ "eriodontitis apikalis supuratif kronis.
, Deinisi4 Suatu infeksi tulang alveloar periradikular yang berjalan lama
dan bertingkat rendah, serta sumber infeksinya berasal dari dalam saluran akar.
, Etiologi+
a. Sekuela alami matinya pulpa dengan perluasan proses infektif sebelah periapikal.
b. 6anjutan dari nekrosis pulpa.
c. 1bses alveolar akut yang tidak dira%at.d. 7apat disebakan oleh abses akut yang sebelumnya telah ada.
e. Kesalahan pera%atan.
!e%ala+ :mumnya asimptomatik. 0erkadang hanya dapat dideteksi saat pemeriksaan
radiografik rutin atau saat atau karena adanya fistula. /istula biasanya mencegah
eksaserbasi atau pembengkakan dengan mengadakan drainase lesi periradikular yang
terusmenerus. 1pabila dijumpai suatu kavitas terbuka pada gigi, drainase dapat
terjadi melalui saluran akar. 1pabila tidak ada fistula, debris selular dan bakteri
difagositosis oleh makrofag, dan cairan diabsorpsi melalui pembuluh darah dan limfa.
12
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 11/113
3ambar 2.* 1bses 1lveolar Kronis
, Diagnosa klinis +
a. 0idak memberikan rasa sakit atau hanya rasa sakit ringan, terutama saat
mengunyah.
$. Sakit kadang timbul namundapat ditahan dan dapat reda kembali. Sakit tidak
terlalu karena ada drainase melalui jalan masuk sinus.
/. 3usi terkadang membengkak, timbul fistula 5 gum boil.
&. 1da perubahan %arna pada mahkota gigi.
e. 6igamen periodontal menebal.
. "asien pernah mengalami suatu rasa sakit menusuk tibatiba yang cepat mereda
dan tidak timbul lagi, serta adanya pengalaman injuri traumatik.
g. 1danya suatu kavitas, restorasi komposit, akrilik atau metalik, mahkota emas atau
mahkota jaket, yang diba%ahnya, pulpa mungkin mati tanpa menyebabkan gejala.
0. 0idak bereaksi terhadap tes pulpa listrik dan tes termal, tetapi bereaksi terhadap
tes perkusi, palpasi, dan tekanan.
, Ra&iogra +
a. 0erdapat gambaran radiolusensi pada periapeks yang difus
b. "enebalan pada ligament periodontal terutama sekitar apeks
c. 0erjadi diskontinuitas lamina dura, bila ada fistula terlihat garis
radiolusen yang berhubungan dengan pusat radang.
, -istopatologi+
a. 0erdapat sel radang terpusat4 ada sel jaringan mati,
mikroorganisme, sel radang akut "M# dan sel radang kronis di bagian tepi.
b. 7isekitarnya4 jaringan periodontal rusak, jaringan sementum ciderayang dibatasi oleh ploriferasi selsel fibroblast yang membentuk kapsul didaerah
13
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 12/113
perifer.
c. 6imfosit dan sel plasma umumnya ditemukan kearah perifer daerah
yang mengalami abses dengan jumlah leukosit "M# yang bervariasi dipusat.
d. 7itemukan juga sel mononuklear
, Baketriologi+ mikroorganisme yang sering ditemukan pada gigi nonvital dengan
suatu abses kronis adalah alpha-hymolitic Streptococci yang bervirulensi rendah,
tetapi bila media biakan spesial digunakan, umumnya ditemukan anaerob obligat.
, Diagnosis Ban&ing+
a. 3ranuloma4 samasama memiliki area5radiolusensi terbatas
b. Kista4 samasama memiliki outline berupa tulang sklerotik
c& 'eriapical osteofibrosis(cementoma(ossifying fibroma
, Peraatan +a. "engambilan infeksi saluran akar, pengisisan saluran akar, dan perbaikan jaringan
periradikular .
b. +ila derah rarefaksi kecil, pera%atannya sama dengan pera%atan gigi dengan
pulpa nekrotik.
, Prognosis+ 0ergantung pada pembersihan yang tepat, pemberian bentuk dan obturasi
saluran akar, status periodontal, keperluan restoratif, dan potensi fungsional.
$) !ran(lo"a
3ambar 2.< 3ambaran Klinis 3ranuloma
, Deinisi+ Suatu pertumbuhan jaringan granulomatus !jaringan granulasi dan sel
inflamatori kronis yang menginfiltrasi stroma jaringan penghubung fibrusnya$ yang
bersambung dengan ligamen periodontal disebabkan oleh matinya pulpa dan difusi
bakteri serta toksin bakteri dari saluran akar kedalam jaringan periradikular
disekitarnya melalui foramen apikal dan lateral. Suatu granuloma dapat dianggap
sebagai reaksi defensif kronis tingkat rendah terhadap iritasi dari saluran akar.
, Etiologi+ Matinya pulpa yang diikuti oleh suatu infeksi ringan atau iritasi jaringan
periapikal yang merangsang suatu reaksi selular reproduktif. 3ranuloma hanya
berkembang beberapa saat setelah pulpa mati. "ada beberapa kasus, granuloma
didahului oleh suatu abses alveolar kronis.
, !e%ala+ 3ranuloma tidak menghasilkan reaksi subjektif, kecuali pada kasus langka
14
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 13/113
bila runtuh dan mengalami supurasi. +iasanya granuloma adalah asimtomatik.
, Diagnosis Klinis 4
a. +iasanya ditemukan pada pemeriksaan radiofrafik rutin.
b. 0idak peka terhadap perkusi dan tidak goyah.
c. Mukosa di atas apeks akar mungkin peka atau tidak peka terhadap palpasi.
d. 0idak nyeri kecuali bila granuloma terinfeksi.e. 7entin berubah %arna.
f. aringan pulpa sering mengandung nanah.
g. 7apat dijumpai suatu fistula dan gigi tidak bereaksi terhadap tes termal5tes pulpa
listrik .
, Ra&iogra 4 0erlihat adanya daerah rarefaksi yang nyata, dengan tidak adanya
kontinuitas lamina dura. terliat ada gambaran radiolusensi disekitar apeks gigi,
berbatas agak jelas dengan diameter = >.* cm
3ambar 2.? 3ambaran -adiograf 3ranuloma
, -istopatologi4
a. 7apat terlihat adanya makrofag dan sel raksasa benda asing.
b. +ulatan berkapsul dibatasi membran periodntal dan terdiri dari ploriferasi sel
fibroblast 8 pembuluh darah
c. 7imuara apeks gigi terdapat sel radang akut 8 kronis serta ploriferasi sel epitel
d. "otongan melintang granuloma @ terdapat ) lapisan 4 Aona infeksi, Aona
kontaminasi, Aona iritasi dan Aona stimulasi. Keempatnya merupakan reaksi
penyembuhan
, Bakteriologi+ Steril, meskipun mungkin terdapat mikroorganisme di dalam saluran
akar.
, Diagnosis Ban&ing4 0idak dapat dibedakan dari penyakit periradikular lain kecuali
kalau diperiksa secara mikroskopis. 3ranuloma harus dibedakan dengan sementoma
dan kista radikuler.
, Peraatan 4 0erapi saluran cukup untuk mera%at granuloma. "engambilan sebab
inflamasi biasanya diikuti dengan resorpsi jaringan granuloma dan perbaikan dengan
tulang trabekula.
, Prognosis 4 prognosis bagi retensi jangka panjang gigi adalah baik sekali.
&) Kista Ra&ik(lar
, Deinisi+ Suatu kavitas tertutup atau kantung yang bagian dalamnya dilapisi oleh
epitelim, dan pusatnya terisi cairan atau bahan semisolid.
15
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 14/113
a. Kista odontogenik timbul dari epitelium odontogenik
dan diklasifikasikan sebagai folikular, timbul dari sisa sel MalasseA.
$. Kista non odontogenik diklasifikasikan sebagai fisural
!timbul dari bekas epitelial terjebak dalam peleburan prosesus fasial, atau
nasopalatine$ yang timbul dari bekas dukus nasopalatine.
/. Kista semu atau kista nonepitelial adalah kavitas bertulang
yang tidak dilapisi epitelium dan bukan kista sebenarnya. Kista ini dibagi dalam
kista traumatik, kavitas tlang idiopatik, dan kista tulang ancurismal.
Etiologi+ pulpitis kronis berkelanjutan dan faktor pertahanan tubuh @ pulpa nekrosis.
"roduk radang menstimulasi proliferasi sisasisa sel epitel MalasseA di ligament
periodontal yang kemudian menutupi jairngan ikat sehingga abses itu tertutupi epitel.
!e%ala+ tidak ada gejala !asimptomasis$, kecuali yang diikuti oleh perkembangan
nekrosis pulpa. Diagnosis Klinis +
a. 0idak bereaksi dengan stimuli listrik5termal
b. "embengkakan mukosa 5 kista mendesak gigi tetangga sehingga posisinya miring
c. 3igi dapat goyang karena desakan kista
Diagnosis Ban&ing+ 3ranuloma
Ra&iogra +
a. 1danya diskontinuitas dari lamna dura dengan suatu daerah refraksi
b. 7aerah radiolusen biasanya bulat dalam garis bentuknya
c. 7aerah radiolusen lebih besar daripada granuloma dan dapat meliputi lebih dari
satu gigi.
d. 0epi kista dibatasi tulang alveolar yang memadat dengan diameter = . >.* cm
3ambar 2.B 3ambaran -adiograf Kista -adikular
-istopatologi+
16
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 15/113
3ambar 2.C 3ambaran Histopatologi Kista -adikular
a. 6esi granulomatosa yang lumennya dilapisi sel epitel skuamosa bertingkat
b. 0erdapat sel radang akut dan kronis, ploriferasi sel pulpa, ploriferasi system
mikrosirkulasi.
c. 0erdapat kristal kolesterol
d. 0erdapat Dhyalin bodiesD dan bercakbercak putih.
Peraatan+ 0erapi saluran akar diikuti dengan observasi periodik. "era%atan bedah
diindikasikan bila suatu lesi gagal untuk pulih kembali atau timbul gejalagejala, dan bedah endodontik.
Prognosis+ 0ergantung pada gigi khususnya, besarnya kista, perluasan tulang yang
rusak, dan kemudahan dicapainya pera%atan.
. Penyakit Periapeks &engan Area Kon&ensasi
a) Condensing Osteitis
, Deinisi4 -eaksi terhadap suatu inflamasi kronistingkat rendah daerah periradikular
yang disebabkan oleh suatu rangsangan ringan melalui saluran akar.
, Etiologi4 -angsangan ringan dari penyakit pulpa yang menstimulasi aktivitas
osteoblastik pada tulang alveolar.
, !e%ala4 tanpa gejala dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan radiografik rutin.
, Diagnosis+ 7idapatkan dari gambaran radiograf.
, Ra&iogra+
a. 0erlihat sebagai suatu daerah radiopak terlokalisasi yang mengelilingi gigi yang
terpengaruh. Ini merupakan daerah tulang padat dengan pola trabekular yang
17
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 16/113
berkurang.
b. 3igi posterior rahang ba%ah yang sering terlibat.
c. Hasil tes vitalitas dalam kisaran normal.
-istopatologi+ Secara mikroskopik, terlihat sebagai daerah tulang
padat dengan tepi trabekular yang dilapisi osteoblas. Selsel inflamatori kronis, selsel
plasma, dan limfosit terlihat pada sumsum tulang yang sedikit.
Peraatan+ pera%atan endodontik.
Prognosis+ +agi retensi jangkapanjang gigi adalah bagus sekali bila
terapi saluran akar dilakukan dan bila gigi direstorasi secara memuaskan. 6esi osteitis
memadat dapat bertahan setelah pera%atan endodontik.
. Resorpsi Eksternal Akar
3ambar 2.&> 3ambaran Klinis -esorpsi ksternal 1kar
Deinisi+ Suatu prose litik yang terjadi didalam sementum atau sementum
dan dentin akar gigi.
Etiologi+ 0idak diketahui sebab yang pasti, namun resorpsi akar adalah
inflamasi periradikular yang disebabkan oleh trauma, kekuatan berlebihan,
granuloma, kista, tumor rahang sentral, replantasi gigi, bleaching, impaksi gigi, dan
penyakit sistemik. +ila penyebabnya tidak jelas, gangguannya disebut resorpsi
idiopatik.
-istopatologi+ Merupakan hasil aktivitas osteoklastik pada permukaan
akar gigi yang terlibat. Secara mikroskopik, dapat bervariasi dari daerah kecil resoprsi
sementum diganti oleh jaringan penghubung atau diperbaiki oleh sementum baru,
sampai daerah luas resorpsi digantikan oleh jaringan tulang, sampai daerah resorpsi
EtergaliD digantikan oleh jaringan inflamatori atau jaringan neoplastik.
!e%ala+ 1simtomatik, namun gigi dapat menjadi goyah apabila akar sama
sekali telah teresorpsi. +ila resorpsi telah meluas hingga ke mahkota, akan memberi
penampilan Dgigi merah mudaF sebagai yang terlihat pada resorpsi internal. -esorpsi
akar yang disebut resorpsi pengganti atau ankilosis, akarnya berangsurangsur diganti
oleh tulang, membuat gigi tidak goyah.
Diagnosis+ +iasanya didiagnosis dengan radiograf. 7aerah kecil resorpsi permukaan sementum yang tidak dapat dilihat secara radiografis hanya dapat
18
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 17/113
diketahui secara histologis.
Ra&iograik+ 0erlihat sebagai daerah cekung atau tidak rata pada
permukaan akar atau penumpulan apeks. 7aerah resorpsi pengganti atau ankilosis
mempunyai akar yang teresorpsi tanpa ruang ligamen periodontal. 7aerah resorpsi
inflamatori yang disebabkan oleh tekanan suatu granuloma yang tumbuh, kista, atau
tumor mempunyai daerah resorpsi akar dekat dengan daerah radiolusensi.
3ambar 2.&& 3ambaran -adiograf -esorpsi ksternal 1kar
Diagnosis Ban&ing+ -esorpsi 1kar Internal. "ada resorpsi eksternal,
menunjukkan suatu penumpukan apeks, daerah tidak rata, suatu daerah yang DtergaliD
pada sisi akar atau apabila daerahnya terletak di atas saluran akar, saluran akar dengan
jelas melintasi daerah resorpsi. Sedangkan pada resorpsi internal akan terlihat seperti
saluran akar dengan Ddaerah balonD yang membesar dan dibatasi dengan baik.
Peraatan+ -esorpsi internal terhenti jika pulpa diambil atau menjadi
nekrotik. 0erapi saluran akar adalah pera%atan pilihan. Sedangkan untuk resorpsi
eksternal, apabila disebabkan oleh perluasan penyakit pulpa ke jaringan pendukung,
terapi saluran akar dapat menghentikan proses resorptif. :ntuk resorpsi eksternal
akibat kekuaran yang berlebihan dari alat ortodontik, dapat dihentikan dengan
mengurangi kekuatan alat tersebut. :ntuk resoprsi eksternal karena replantasi gigi,
preparasi saluran akar dan obturasi dengan pasta kalsium hidroksida dapatmenghentikan proses resorptif.
Prognosis+ hatihati, bila faktor etiologi diketahui dan diambil, proses
resorptif akan berhenti, tetapi akan meninggalkan sebuah gigi lemah yang tidak
mampu menahan kekuatan fungsional. "ada beberapa kasus, tanpa memperhatikan
pera%atan, gigi dianggap hilang.
. Penyakit Jaringan Periapeks Non,O&ontogenik
6esi periradikular tidak hanya timbul sebagai perluasan penyakit pulpa, tetapi juga
bermula pada sisa epitelium odontogenik. 6esi ini mungkin merupakan manifestasi
19
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 18/113
penyakit sistemik, seperti neurofibromatosis multipel, atau dapat juga disebabkan oleh
penyakit periodontal. +eberapa lesi periapeks secara radiologis dan klinis, menyerupai
lanjutan penyakit pulpa pada daerah periaradikular dan harus dibedakan dari penyakit
tersebut untuk menghidari kesalahan dalam pera%atan.
:ntuk membedakannya, lesi yang berasal dari odontogenik, pulpanya nonvital atau
sakit yang irreversible. Sedangkan pada lesi nonodontogenik pulpanya vital. ontoh dari
lesi nonodontogenik adalah sementoma, sementoblastoma, kista odontogenik, kista
fisrual, granuloma sel raksasa sentral, dan tumor malignan metastatik atau ameloblastoma.
"emeriksaan mikroskopik menunjukkan suatu lesi ikatan kolagen padat atau penyembuhan
oleh jaringan fibrous. 0idak diperlukan suatu tindakan terapeutik.
3ambarannya Mirip dengan gambaran yang odonto genik, namun dapat dibedakan
dengan melakukan tes vitalitas pulpa, anamnesis, dan yang banyak membantu adalah tes
mikroskopik. +iasanya lesi yang odontogemik disertai dengan gigi yang nonvital.
2. Pe"eriksaan Klinis Penyakit Periapeks
2..1 Pe"eriksaan S($%ekti
&. Keluhan utama
Keluhan utama adalah informasi pertama yang diperoleh dan merupakan
gejala atau masalah yang dirasakan oleh pasien sehingga membuat pasien datang
berobat5 mencari pera%atan. Halhal yang harus diperhatikan yaitu4
6okasi nyeri
Karakteristik nyeri !tajam, berdenyutdenyut, dll$
"enyebab timbulnya !mis4 panas, dingin, manis, dll$
Sejak kapan terasa nyeri
"era%atan yang pernah diterima untuk meredakan rasa nyeri tersebut
1pakah pernah terjadi perdarahan pada gusi
1pakah gigi goyang,dll
2. -i%ayat Kesehatan
- 7ata demografis4 mengindikasikan karakteristik pasien
- -i%ayat medis4 diketahui untuk membantu penegakkan diagnosis,
menyediakan informasi mengenai kerentanan dan reaksi pasien terhadap
infeksi, halhal mengenai perdarahan, obatobat yang telah diberikan, danstatus emosionalnya.
20
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 19/113
- -i%ayat dental 4 ringkasan dari penyakit dental yang pernah dan sedang
diderita. Informasi ini dapat menunjukkan sikap pasien terhadap kesehatan
gigi, pemeliharaan, serta pera%atannya.
2..2 Pe"eriksaan O$%ekti
& "emeriksaan kstraoral
"enampilan umum, tonus otot, asimetri fasial, pembengkakan, perubahan
%arna,kemerahan, jaringan parut ekstraoral atau saluran sinus, dan kepekaan
atau nodus jaringan limfe servikal atau fasial yang membesar merupaan
indikator status fisik pasien
2 "emeriksaan Intraoral
- aringan 6unak
Meliputi tes visual dan digital jaringan lunak rongga mulut. +ibir,
mukosa oral, pipi, lidah, palatum, dan otototot serta semua keabnormalan
yang ditemukan diperiksa. "eriksa pula mukosa alveolar dan gingival
cekatnya untuk melihat apakah daerah tersebut mengalami perubahan %arna,
terinflamasi, mengalami ulserasi, atau mempunyai saluran sinus. Suatu stoma
saluran sinus biasanya menandai adanya pulpa nekrosis atau periodontitis
apikalis supurativa atau kadangkadang abses periodontium.
- Kebersihan Mulut
"emeriksaan adanya plak, debri, atau kalkulus. :ntuk pemeriksaan
plak dapat digunakan disclosing solution, sedangkan untuk pemeriksaan
kalkulus dapat menggunakan sonde.
- 3igi
:ntuk mengetahui perubahan %arna, fraktur, abrasi, erosi, karies,
restorasi yang luas, atau abnormalitas yang lain.
- 3ingiva
7iperiksa %arna, bentuk, besar dan konsistensinya.
- "engukuran pocket
"ada pengukuran pocket, digunakan sonde yang cukup kecil dan
berujung tumpul agar dapat masuk ke dalam pocket dan tidak merusak
jaringan. "robing yang normal adalah >2 mm dari .
- 0es "erkusi
21
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 20/113
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 21/113
2.. Pe"eriksaan Ra&iogra
aringan periapikal gigi permanen
0erdapat tiga tanda yang harus diperhatikan pada jaringan periapikal normal
yang merupakan kunci dari interpretasi radiografnya4
- 3aris radiolusen yang menandakan adanya ruang periodontal dan membentuk
garis hitam tipis berkelanjutan disekitar outline akar
- 3aris radiopak yang menandakan lamina dura dari soket bertulang dan
membentuk garis tipis, berkelanjutan dan menyambung dengan garis hitam
- "ola trabekulasi
a. "ada mandibula, trabekula tebal, berdekatan, tersusun secara horiAontal
b. "ada maksila, trabekula lebih halus, lebih berspasi, dan polanya lebih tidak
beraturan
0andatanda tersebut akan bervariasi dari satu pasien ke pasien lain dan akan
bervariasi dari satu area ke area lain. "erbedaan tersebut berupa variasi densitas,
bentuk, dan ketebalan tulang disekitarnya. Selain itu tandatanda tersebut akan sulit
untuk diinterpretasi apabila terjadi kontras dan resolusi yang kurang baik,serta
terjadi superimposisi.
aringan periapikal gigi Sulung
"ada dasarnya sama dengan jaringan periapikal pada gigi permanen namun
untuk melihat gambaran radiograf jaringan periapikal gigi sulung lebih rumit karena4
- Keberadaan gigi permanen diba%ahnya. +ayangan dari gigi permanen ini akan
menutupi apeks akar gigi sulung
- -esorpsi akar gigi sulung
"enampakan radiografis jaringan periapikal yang inflamasi
"ada jaringan periapikal yang terinflamasi akan terbentuk granuloma pada
apeks dan akan terdapat tulang padat mengelilingi area resorpsi. Secara radiograf,
radiolusensi di apikal akan dikelilingi oleh tulang sklerotik padat.
23
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 22/113
3ambar 2.&24 gambaran radiografis inflamasi. 14 #ormal. +4 "erubahan apikal
a%al4 pelebaran ruang ligamen periodontal radiolusen !periodontitis apikal akut$. 4
"erubahan apikal a%al4 hilangnya lamina dura yang radiopak !abses periapikal
a%al$. 74 kerusakan peradangan akut meluas4 daerah yang menyebar pada abses
!abses periapikal$. 4 peradangan kronis tingkat rendah4 daerah radiopak yang
menyebar pada apeks !sclerosing osteitis$. /4 radang kronis yang bertahan4 daerah
radiolusensi yang berbatas jelas dengan tulang sklerotik !periapikal granuloma atau
kista radikuler$
Inflamasi "erubahan 0ampak radiograf
Inflamasi akut inisial
ksudat terakumulasi di
apikal ruang ligamen
periodontal !periodontitis
apikalis akut$
"enebalan garis radiolusen
pada ruang periodontal atau
tidak ada tanda perubahan
"enyebaran inflamasi
inisial
-esorpsi dan destruksi soket
apikal !abses periapikal$
Kehilangan garis radiopak
lamina dura pada bagian
apeks
"enyebaran inflamasi lanjut
-esorpsi lanjutan dan
destruksi tulang alveolar
apikal
Kehilangan tulang di sekitar
apikal
Inflamasi kronis lo%grade
a%al
7estruksi minimal tulang
apikal. 0erdapat sistem
pertahanan tubuh berupa
tulang padat di sekitar
daerah apikal
0idak ada destruksi tulang
namun terdapat tulang
sklerotik padat disekitarr
apeks !sclerosing osteitis$
24
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 23/113
Inflamasi kronis tahap
lanjut
0ulang apikal resorpsi dan
tulang padat mengelilingi
area resorpsi !granuloma
atau kista radikuler$
-adiolusensi dari
kehilangan tulang di apikal
yang dibatasi oleh tulang
sklerotik padat
0abel 2.2 "emeriksaan -adiograf
2.3. Resiko Pen%alaran Pera&angan Pa&a !igi Tetap Di$aa0 !igi S(l(ng
1bses pada gigi sulung dapat menyebabkan sepsis lokal di sekitar suksesor
gigi permanen yang sedang berkembang, sehingga mengganggu perkembangan
normal gigi tersebut dan menyebabkan defek enamel !0urner, &C><$. Karies pada gigi
sulung dapat menyebabkan garis opak pada enamel gigi permanen dan hypoplasia.
Hal tersebut cenderung terisolasi dan terdapat distribusi spora.
1kibat invasi bakteri pada ruang pulpa dan adanya produk metabolisme yang
dihasilkan, seiring dengan terjadinya degradasi pulpa, invasi tersebut dapat
mengganggu benih gigi permanen secara irreversible. Inflamasi jaringan pun terjadi
dan berkembang menjadi abses, granuloma, dan kista, resorpsi inflamasi patologik
internal atau eksternal pada akar gigi sulung dan jaringan perirapikal, dan terjadinya
gangguan pada pembentukan benih gigi permanen.
Selain inflamasi dan infeksi, ekstraksi dini juga dapat menyebabkan perubahan
terhadap perkembangan gigi permanen. kstraksi dini gigi sulung dapat menyebabkan
trauma pada gigi permanen yang sedang berkembang, sehingga merusak matriks
enamel dan menyebabkan adanya defek enamel.
2.. -($(ngan Sakit Kepala Dengan Sakit !igi Ber&eny(t
+agi temanteman yang sudah sering mengalami sakit gigi, jangan pernah
meremehkan sakit gigi. Selain sakit gigi termasuk penyakit yang sulit ditunda, dapat
membuat pusing kepala, sakit gigi juga dapat memicu penyakit lain seperti nyeri mata,
jantung, stroke, diabetes dan kelahiran prematur.
Seperti dikemukakan Ketua :mum "73I, drg mir M Muis, ada banyak
penyakit yang bera%al dari mulut dan gigi. mir mengatakan bah%a menjaga
kesehatan mulut berarti juga menjaga kesehatan seluruh badan, karena mulut adalah
pintu masuk segala macam benda asing ke dalam tubuh. Ia menjelaskan, masalah
utama yang menyebabkan sakit gigi umumnya adalah lubang pada gigi. +ila tidak
sering dibersihkan, gigi yang berlubang itu sangat mudah dimasuki kuman dan
25
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 24/113
bakteri. ang menakutkan, kuman yang bersarang pada gigi berlubang itu dapat
menembus ke pembuluh darah, dan akhirnya mengumpul di jantung.
Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan, bakteri yang terikut aliran darah
dapat memproduksi sejenis enAim yang mempercepat proses pengerasan dinding
pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi tidak elastis !aterosklerosis$.
J+akteri juga dapat menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah.
1kibatnya, plak yang terbentuk menjadi makin tebal. Semua kondisi ini menghambat
aliran darah ke jantung. Hal ini berarti penyaluran sumber makanan dan oksigen ke
jantung juga tersendat. ika berlangsung terus, jantung tak akan mampu berfungsi
secara baik. Maka terjadilah penyakit jantung yang ditakutkan banyak orang,Fujarnya.+erdasarkan sebuah penelitian, ternyata dari sejumlah kasus penyakit jantung,
sebanyak *) persen pasien memiliki ri%ayat penyakit periodontal.
7itambahkan, komplikasi yang relatif banyak terjadi akibat infeksi gigi adalah
gangguan mata. Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri, khususnya pada bagian atas
kelopak mata. Hal itu terjadi karena gigi dan mata memiliki induk syaraf yang sama.
JSemua komponen tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. ika
salah satu gigi dicabut dan tidak segera diganti, maka gigi la%annya tidak
berpasangan. Kondisi seperti ini mengganggu proses pengunyahan. Makan jadi tidak
enak, dan pengunyahan menjadi tidak sempurna. 1kibatnya orang yang sudah lama
hanya mengunyah dengan satu sisi rahang saja akan mengalami keluhan sakit di
bagian belakang kepala,F ujarnya.
0entang penyakit diabetes, mir menjelaskan, pada kerusakan gigi yang parah,
bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel
sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut
cytokines. :nsur itu menyebabkan kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon
yang memicu diabetes. JMungkin di masa depan, faktor penyebab semacam ini harus
mendapat perhatian lebih dari dokter jantung. 7i kartu status pasien perlu
ditambahkan ri%ayat keadaan gigi dan mulut pasien, untuk memudahkan
pengobatan,F katanya.
26
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 25/113
2.*.&. 3igi +erlubang
mir menjelaskan, semua permasalahan yang terjadi saat terkena sakit gigi
dan dampak lanjutannya, bersumber pada gigi berlubang. "adahal, bagi masyarakat
Indonesia yang terkenal malas menggosok gigi minimal dua kali sehari, masalah
gigi berlubang dianggap biasa. Sebagaimana hasil penelitian /akultas Kedokteran
3igi :niversitas Indonesia yang menyebutkan B> persen orang Indonesia
mengidap penyakit gigi berlubang.
2.*.2. Migrain
7alam kasus tertentu, seseorang juga dapat mengalami sakit kepala. Hal itu
terjadi bila ada kelainan pada struktur rongga gigi. Kondisi ini sangat mungkin
terjadi karena sistem pengunyahan terdiri atas empat komponen, yaitu gigi dan
jaringan penyangga, tulang rahang, otototot dan sendi rahang.
Sakit kepala juga dapat dipicu dari beberapa penyakit yang diderita.
+eberapa gejala penyakit tertentu dapat memba%a dampak buruk pada organ
kepala terutama saraf otak di kepala. Seperti sakit gigi. Saraf gigi berhubungan
langsung dengan saraf otak di kepala, ketika gigi mengalami nyeri, kepala atau
otak merespon rasa nyeri tersebut.
Keluhan migrain atau sakit kepala sebelah biasanya disebabkan adanya
masalah pada gigi bungsu !%isdom tooth$. +eberapa orang baikbaik saja dengan
kehadiran gigi bungsu, namun tak sedikit yang bermasalah. 1da beberapa problem
saat gigi bungsu ini tumbuh, tapi yang biasanya menjadi penyebab migrain adalah
ketika gigi tersebut tumbuh miring. Karena posisinya tidak tepat, dia cenderung
mendorong gigi depannya. 1kibatnya, saraf pada gigi terganggu hingga menjalar
ke saraf di kepala. 0idak jarang sakit pada gigi ini menjalar sampai ke pundak.
2.*.(. Sinusitis
7ilihat letaknya, gigi dan salurannya berhubungan dengan 0H0 !telinga
hidung tenggorokan$. Salah satunya adalah gigi atas bagian depan yang berdekatan
dengan rongga sinus. Sinus ini seharusnya adalah sebuah ruang kosong. +ila gigi
di bagian ini mengalami infeksi, maka infeksi yang menjalar ke dalam akan
27
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 26/113
Pengisian Sal. Akar
Pemba!an akses
Pre"arasi salran akar
memba%a bakteri ke rongga sinus. Kuman dapat berkembang dan menyebabkan
infeksi, sehingga terjadilah sinusitis !peradangan, atau pembengkakan jaringan
yang melapisi sinus$.
2.4. Prinsip Peraatan En&o&ontik
1sas pokok yang mendasari pera%atan gigi dengan masalah endodontik yaitu
teknik aseptik, debridement luka, drainase, dan pera%atan lembut jaringan, baik
dengan instrumen maupun dengan obatobatan.-asa sakit harus dikendalikan bila ada.
Selama pera%atan, semua jaringan pulpa harus dikeluarkan, saluran akar dibesarkan
dan diirigasi, permukaan saluran disterilkan sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
pemeriksaan bakteriologik, dan saluran akar diobturasi dengan baik untuk mencegah
kemungkinan infeksi kembali ataupun penyebaran infeksi ke jaringan periapeks.
"era%atan endodontik dilakukan berdasarkan 0riad ndodontik, yaitu
preparasi akses, preparasi saluran akar !cleaning shaping $ dan pengisian saluran
akar.
3ambar 2.&( 0riad ndodontik
1. Penent(an Pan%ang Ker%a
Sebelum memulai pera%atan, terlebih dahulu kita harus menentukan
panjang kerja, agar tidak terjadi over5underinstrumentasi dan pengisian dapat
sesuai.
28
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 27/113
- Deinisi 5 "anjang kerja adalah ukuran panjang yang akan dipakai untuk
praparasi saluran akar yang ditentukan dari tepi insisal untuk gigi anterior, atau
tepi oklusal dari gigi posterior sebagai reference point sampai batas konstriksi
apikal. "anjang optimalnya yaitu &2 mm dari apeks.
- T(%(an :ntuk menentukan panjang !jarak dari apeks$ yang harus
dipreparasi dan diobturasi.
- Instrumentasi dan obturasi tidak boleh mele%ati konstriksi apikal !K1$,
apabila mele%ati K1, panjang kerja akan merusak jaringan periapeks dan K1
yang diperlukan saat obturasi agar tidak berlebihan.
- +ila preparasi tidak mencapai panjang kerja, akan menghasilkan preparasi
yang tidak sempurna, dengan meningggalkan jaringan terinfeksi5nekrotik pada
&5( apikal sehingga menghambat proses penyembuhan.
- -adiografik membantu menentukan lokasi apeks, estimasi panjang kerja dan
perkiraan konstriksi apeks.
2. Titik Reerensi6A/(an
- Deinisi 0itik acuan adalah daerah pada permukaan oklusal atau insisal,
tempat dilakukannya pengukuran selama preparasi dan obturasi saluran.
- Pe"ili0an 3unakan titik acuan yang paling mudah dilihat selama preparasi.
+iasanya titik tertinggi di tepi insisal gigigigi anterior dan ujung tonjol bukal
pada gigigigi posterior. :jung tonjol mesiobukal sering digunakan pada gigi
molar.
- 7aerah tepi kavitas atau dasar kamar pulpa tidak dianjurkan untuk titik
referensi karena sukar terlihat saat preparasi berlangsung.
- Sta$ilitas 7aerah stabil artinya kemungkinan tidak akan patah sebelum
pera%atan selesai, sehingga sulit untuk menentukan panjang kerja.
- "ilihlah titik referensi5acuan yang tidak akan berubah selama atau antar
kunjungan.
. 7ara 'enent(kan Pan%ang Ker%a
- "anjang kerja ditentukan sesudah preparasi mahkota dan sebelum
menyelesaikan preparasi akses garis lurus.
29
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 28/113
- "erhitungan dengan menggunakan gambar radiografik dengan alat di
dalamnya
a. Menentukan panjang kerja estimasi
•
:kur jarak dari titik acuan ke apeks dengan penggaris milimeter pada film diagnostik. ika tidak ada radiograf, gunakan panjang ratarata.
• Pan%ang ker%a esti"asi L hasil pengukuran radiograf ( mm
• "osisikan stopper setiap file yang akan dipakai sesuai dengan
panjang kerja estimasi.
• ksplorasi saluran akar dengan file yang semakin lama semakin
besar. ksplorasi dilakukan mencapai ukuran file yang tidak dapat lagi
dimasukkan lebih dalam sepanjang kerja estimasi.
• +uat foto radiograf dengan file di dalamnya. angan gunakan file
no. B atau &> karena tidak akan terlihat dalam radiograf.
b. Menentukan panjang kerja sesungguhnya
• :kur perbedaan antara ujung file dengan apeks radiografis ! c $.
• Sesuaikan file sampai mencapai &2 mm lebih pendek dari apeks
radiografis.
2.8.1 Penent(an Pan%ang Ker%a
0ujuannya adalah untuk menentukan panjang !jarak dari apeks$ dimana
preparasi kanal dan obturasi akan dilakukan.
*eference 'oint
-eference point5titik acuan adalah daerah di permukaan oklusal atau insisal
yang menjadi ujung dari pengukuran. 0itik ini digunakan selama preparasi kanal
dan obturasi. 0itik acuan dipilih yang stabil dan dengan mudah terlihat selama
preparasi. +iasanya merupakan titik tertinggi di tepi insisal pada gigi anterior atau
cusp tip bukal pada gigi posterior.
!e+ni+ 'enentuan 'anang era
Setelah preparasi akses koronal dan stepback pasif, panjang kerja
ditentukan. 0erdapat beberapa teknik berbeda yang telah dipelajari namun yang
30
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 29/113
biasa digunakan adalah penentuan panjang kerja melalui radiograf. +erikut
langkahlangkahnya4
- /ilm diagnostik, yang dibuat dengan teknik paralel, diukur dari titik acuan ke
apeks dengan penggaris milimeter endodontik.
- 7ari pengukuran gigi radiografik, ( mm dikurangi untuk estimasi panjang
kerja. "engurangan ( mm yaitu & mm untuk konstriki apikal dan 2 mm untuk
efek pembesaran radiograf.
- Sesuaikan penanda karet pada file dengan panjang yang telah dihitung.
- Masukkan file yang telah diberi penanda ke dalam saluran akar sampai
penanda menyentuh titik acuan.
/ilefile ini digunakan dalam ukuran besar secara berurutan untuk
mengeksplorasi kanal sampai didapatkan ukuran file yang mengunci pada
perkiraan panjang kerja. ika file no. 2* atau lebih besar, langsung dibuat foto
alat. ika lebih kecil dari 2*, dilakukan stepback pasif. /ile no B atau &>
sebaiknya tidak digunakan untuk foto alat karena hasilnya pada radiograf
akan kabur, begitu juga file no. &* pada gigi molar.
- 7alam gambaran radiograf dapat terlihat tiga kemungkinan yakni instrument
mele%ati apeks, pas, atau kurang.
Misal, jarak file dengan apeks 2 mm. stimasi panjang kerja 2> mm,
maka panjang kerja adalah 2> ditambah 2 dikurangi & mm L 2& mm.
"engurangan & mm karena letak konstriksi apeks yang berjarak kurang lebih
& mm dari ujung akar.
- Sesuaikan penanda karet pada file dengan ukuran baru ini dan siap untuk
preparasi kanal.
2.8.2 Preparasi Akses
"reparasi kamar pulpa !akses$ merupakan tahap permulaan pera%atan
saluran akar dari tiga tahapan penting yang disebut Tria& En&o&ontik . Ketiga
tahapan dari triad endodontik harus dilakukan berurutan dengan baik dan benar,
karena tahap sebelumnya akan mempengaruhi tahap berikutnya.
T(%(an (ta"a &ari pe"$(kaan akses yait(4
&. Memperoleh akses yang lurus tanpa hambatan, tujuannya4
31
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 30/113
- "eningkatan pengendalian instrumen.
a. Makin kurang kelengkungan instrumen, makin sedikit efek pemotongan
lurus kedepannya.
b. 1kses yang lurus memudahkan memasukan instrumen ke dalam saluran
akar.
- Nbturasi yang makin baik.
Makin lurus akses ke daerah apikal !dan makin berbentuk corong
orifisnya$, makin mudah dan efektif obturasinya.
- Mengurangi kesalahan pera%atan, seperti pembentukan ledge, perforasi
apikal ! #ipping $, dan perforasi di furkasi.
- "embuangan struktur gigi.
"embuangan rak dentin atau konstriksi dapat menurunkan
kelengkungan instrumen, membuka daerah saluran akar, dan dan
memungkinkan file mencapai daerah yang lebih banyak.
2. "enghematan struktur gigi, tujuannya 4
- Meminimalkan berkurangnya kekuatan gigi dan mencegah perforasi
dengan mengurangi pembuangan dentin dan email secara berlebihan.
- "embuangan dentin secara berlebihan diba%ah orifis akan meningkatkan peluang fraktur vertikal akar.
(. Membuka atap kamar pulpa agar tanduk pulpa terpajan dan dapat diangkat,
tujuannya 4
- :ntuk mencari orifis dan memungkinkan diperolehnya akses yang cukup.
- Menurunkan insidens diskolorasi gigi anterior 0anduk pulpa berisi
debris dan memerangkap sisasisa semen saluran akar, menyebabkan
diskolorasi.
- Keterlihatan maksimal.
- Kemungkinan dilakukannya preparasi lurus 7aerah atap kamar pulpa
yang menutupi orifis saluran akar merupakan gangguan utama dalam
memperoleh akses yang lurus, daerah ini harus diibuang.
Nleh karena itu, 0asil preparasi akses yang $aik adalah sebagai berikut4
&. :ntuk gigi anterior, pembukaan dari palatal dan hasilnya berbentuk corong
dengan saluran akar yang kelihatan jelas.
32
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 31/113
2. :ntuk gigi posterior, pembukaan dilakukan dari oklusal dan hasilnya terlihat
jelas dasar kamar pulpa dan orifis.
(. +entuk preparasi mempunyai retensi untuk tambalan sementara.
Kesala0an &ala" pe"$(kaan akses &ise$a$kan ole04
&. Kurang pengetahuan dan pemahaman secara tiga dimensi baik bentuk kamar
pulpa maupun saluran akar dan variasinya.
2."erubahan dimensi sehubungan dengan faktor usia dan pengaruh lainnya
seperti faktor luar !karies, abrasi, tumpatan, dan trauma$. Hal ini disebabkan
oleh terbentuknya dentin tertier sebagai reaksi dari jaringan pulpa untuk
melindungi pulpa dari iritasi tersebut, serta pembentukan dentin sekunder
yang terus menerus secara fisiologis yang menyebabkan ruang pulpa menjadi
sempit sehingga menyulitkan pembukaan abses apalagi jika atap pulpa sedah
mendekati dasar kamar pulpa.
(."embuangan kelebihan internal berupa terbuangnya dentin yang terlalu
banyak ketika sedang mencari kamar pulpa atau saluran akar.
). Nrientasi keliru selama preparasi akses molar dan keliru menentukan saluran
akarnya.
Ta0ap preparasi ka"ar p(lpa 9akses)
&. aringan karies, email yang menggaung, dan tambalan yang tidak baik
dibuang.
- aringan karies dan email yang tidak didukung dentin yang sehat harus
dibuang, untuk menjaga sterilisasi yang maksimal dan menghindari
pecahnya gigi sebelum pera%atan selesai.
- 0umpatan lama dan sudah tidak baik, maupun tumpatan sementara harus
dibuang dengan tujuan 4
a. Mencegah terjadinya fraktur yang dapat mengakibatkan hilangnya titik
referensi dan kebocoran tumpatan sehingga terjadi kontaminasi.
b. Meningkatkan keterlihatan, mempermudah pecarian dan preparasi
saluran akar.
c. Mencegah partikelpartikel tambalan menyumbat saluran akar.
- 1kan tetapi, pembuangan total dapat tidak dilakukan. 7ipertahankannya
keutuhan bagian proksimal tambalan kelas II yang meluas ke subgingiva
akan membantu isolasi gigi.
33
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 32/113
2. Menentukan lokasi dan bentuk kamar pulpa
- Keadaan kamar pulpa harus diteliti melalui gambaran radiografik, setelah
itu baru menentukan regangan pembukaan kamar pulpa.
- 3una regangan ini adalah untuk menghindari bur melenceng ke dasar
kamar pulpa dan mengakibatkan perforasi.- "engambilan jaringan tidak boleh terlalu banyak sehingga melemahkan
sisa jaringan yang ditinggalkan tetapi apabila jaringan gigi yang
dipertahankan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan
berikutnya, pembuangan jaringan gigi dapat dibenarkan.
!a"$ar Ragangan Ka*itas
3ambar 2.&) 3ambar -agangan Kavitas
&. 0ahap5teknik preparasi kamar pulpa !akses$
- 1lat bur yang diperlukan4
a. +ur bulat dengan ukuran kecil dan besar, tangkai pendek dan panjang.
b. +ur diamond atau tungsten bentuk fisur.
c. +ur bentuk fisur dengan ujung tumpul.
d. .ates .lidden /rill !337$.
- 0entukan besar dan lokasi kamar pulpa dari gambaran radiografis.
- :kur jarak antara oklusal dengan atap pulpa dan dasar kamar pulpa untuk
menetukan sejauh mana bur dapat masuk ke dalam kamar pulpa.
- Kamar pulpa dibuka dengan menggunakan bur bulat. :ntuk gigi anterior
pembukaan melalui lingual5palatal. :ntuk gigi insisive ba%ah dengan
inklinasi yang terlalu ke lingual, pembukaan kamar pulpa boleh dari
insisal atau bukal untuk menghindari perforasi. :ntuk gigi posterior
pembukaan dilakukan dari oklusal.
- "engeburan diusahakan sejajar dengan sumbu gigi.
34
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 33/113
3ambar 2.&* "engeburan Sejajar dengan Sumbu 3igi
- 1pabila bur sudah mencapai atap pulpa dan masuk ke dalam kamar pulpa,
bur terasa seolah jatuh ke ruang kosong.
- 3unakan bur dengan kecepatan rendah untuk membuang atap pulpa
dengan gerakan dari arah kamar pulpa ke arah permukaan oklusal gigi.
- Setelah itu, gunakan bur fisur untuk membentuk dinding kamar pulpa.
- arilah orifis saluran akar dengan sonde lurus. Konfirmasi saluran akar
dengan memasukkan file kecil.
- +uanglah lereng dentin yang menutupo orifis dengan bur fisur kecil atau
bur bulat kecil dengan tangkai panjang.
- Sebelum meluruskan akses, eksplorasi saluran akar dengan file kecil
untuk mengevaluasi patensi dan apakah saluran akar tersebut cukup besar
untuk 337. ara mengevaluasi saluran akar 4
a. ksplorasi saluran akar mulai dari file terkecil sampai besar
sepanjang kerja estimasi untuk menentukan patensinya. #o. file minimal
no 2* sebelum bur 337 digunakan.
b. Setelah preparasi dengan file no 2* selesai, preparasi dengan 337.
+iasanya ukuran yang dipakai adalah nomor 2,(, dan ). +ur no. 2 dan (
dengan kecepatan sedang dimasukkan beberapa milimeter ke dalam
saluran akar dengan tekanan ringan.
c. :ntuk membuat akses lurus, gunakan 337 no.) secara outstrokes
ke arah lingual pada gigi anterior dan arah perifer pada gigi molar sambil
menghindari Aona berbahaya !daerah furkasi di gigi molar$.
d. "eriksa akses lurus dengan file yang dapat le%at tanpa hambatan ke
dalam saluran akar.
2. +ersihkan isi kamar pulpa
35
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 34/113
- "embersihan dapat dilakukan dengan menggunakan bur bulat atau
ekskavator, kemudian di irigasi oleh larutan #aNl 2,*O.
- Haluskan dinding kavitas dengan bur silindris5fisur yang ujungnya tumpul
sedemikian hingga jarum endodontik dapat masuk ke apeks tanpa
hambatan.
- Masukan jarum ke dalam saluran akar melalui orifis. 1pabila masuknya
jarum melalui orifis terhalang oleh adanya dentin sekunder atau tertier
yang berlebihan, harus dibuang dengan menggunakan .ates .lidden /rill
!337$ tanpa tekanan agar tidak mengakibatkan 337 patah, dan hanya
dilakukan maksimum sebatas daerah &5( tengan saluran akar.
Setelah mendapatkan hasil preparasi yang baik dan benar, jarum endodontik
dapat masuk keluar tanpa hambatan, saluran akar diirigasi dengan #aNl 2.*O
kemudian dilakukan persiapan untuk preparasi.
2.8. Preparasi Sal(ran Akar 9Cleaning & Shaping )
T(%(an+
&. Membersihkan 8 mensterilkan saluran akar
2. Membentuk saluran akar bagi bahan pengisinya
(. 0ujuan akhirnya adalah untuk mengisi ruang pulpa secara hermetis !kedap
udara$
Prinsip Preparasi Sal(ran Akar +
1. Pe"$ersi0an ka*itas
"embersihan saluran akar merupakan lanjutan dari pemberishan kavitas
di kamar pulpa. Irigasi sangat membantu dalam pembersihan saluran akar
dari debris 8 jaringan nekrotik. Nleh karena itu irigasi harus selalu dilakukan
sebelum, setiap, dan sesudah pergantian alat.
2. Bent(k Retensi
7aerah &5( apeks sepanjang 2* mm dari konstriksi apikal harus
dipertahankan bentuknya seperti file utama, agar kon utama dapat mengisi
seluruh daerah ini dengan rapat, sehingga akan diperoleh pengisian yang
hermetis. Kehermetisan ini dapat diketahui dengan adanya retensi pada konutama saat ditarik !tug back$.
36
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 35/113
. Bent(k Resisten
"enyempitan anatomis di apeks yang disebut konstriksi apikal harus
dipertahankan untuk menahan agar bahan pengisi !guttap point$ tidak
terdorong ke daerah periapeks !ada apical stop$.
Instr("en Preparasi Sal(ran Akar+
&. Jar(" "iller 9s"oot0 $roa/0)4 untuk menjajaki saluran akar 8 melepaskan
jaringan pulpa dari dinding saluran akar.
2. Jar(" ekstirpasi4 untuk mengangkat jaringan pulpa dari saluran akar.
(. Jar(" rea"er4 untuk melebarkan dinding saluran akar !sekarang jarang
digunakan$
3ambar 2.&< arum -eamer
). :ile type,K 4 untuk menghaluskan dinding saluran akar 8 melebarkan
saluran akar yang sempit.
3ambar 2.&? /ile typeK
*. :ile type,- 9-e&stro" ile)4 untuk melebarkan saluran akar dengan cepat,
namun meninggalkan dinding yang kasar. rapuh, mudah patah.
3ambar 2.&B /ile typeH
<. !ates !li&&en Drill4 untuk membuka orifis 8 membentuk corong sampai
&5( apeks.
Syarat,syarat preparasi sal(ran akar+
&. "anjang kerja harus ditentukan dahulu sebelum preparasi dan file diberi stop
2. 1latalat preparasi harus bersih, steril, dan disusun secara urut sesuai nomor
(. 3unakan alat secara berurutan mulai dari nomor yang terkecil tanpa paksaan
). 1lat yang tumpul, bengkok tajam, rolledup atau elongasi harus dibuang
*. Selama preparasi, saluran akar harus dalam keadaan tergenang cairan
#aN6 2,* O
<. "enggunaan alat jangan dipaksakan seandainya ditemui hambatan
37
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 36/113
?. 3unakan alat dengan gerakan yang tepat
B. Sebelum, setiap pergantian alat, dan setelah preparasi, saluran akar harus
diirigasi
Langka0,Langka0 Preparasi Sal(ran Akar Ko"$inasi 7ron Don ; Step
Back
3ambar 2.&C 6angkah6angkah "reparasi Saluran 1kar
1. Pe"$ersi0an Ka*itas6 Debridement
- 0ujuan dari langkah ini adalah agar saluran akar bersih dari sisasisa
bahan organik dan dibentuk untuk menerima pengisian tiga dimensi pada
seluruh saluran akar
- Setelah penentuan panjang kerja, jajakin saluran akar dengan jarun miller
atau file nomor &>.
- "ada gigi vital, jarum ini dipakai juga untuk melepaskan perlekatan
jaringan pulpa dari dinding saluran akar agar mempermudah ekstirpasi.
- kstirpasi dilakukan bila atap pulpa sudah terbuka dan seluruh saluran
akar sudah ditemukan.
a. "ilihlah jarum ekstirpasi yang hampir pas dengan saluran akar tetapi
tidak tersangkut.
b. 7imasukkan ke dalam saluran akar sampai 25( saluran akar.
38
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 37/113
c. 0angkainya diputar &B>P kemudian ditarik kelauar.
d. +ila jaringan tidak terangkat, gunakan nomor yang lebih besar.
e. ika saluran akar besar, maka digunakan teknik broach rap, yaitu dua
jarum ekstirpasi kecil dimasukkan ke dalam saluran akar, kemudian
dipuntir satu sama lain beberapa kali.
- +ila pulpa masih vital, panjang kerja diukur setelah jaringan pulpa dalam
saluran akar diangkat dengan jarum ekstirpasi
ara4 masukkan jarum ekstirpasi yang sesuai sampai &5( apeks tanpa
tertahan oleh dinding saluran akar. "utar &B>Q ke kanan, kemudian tarik ke
luar.
- "ada gigi nekrosis, pulpa sudah hancur, sehingga cukup irigasi kemudian
langsung dipreparasi
- Irigasi setiap saluran akar dengan & cc larutan #aNl 2,* O menggunakan
semprit yang jarumnya dibengkokan. 1lirkan cairan rigasi dengan tekanan
ringan. 6arutan yang berlebih ke luar ditampung dengan kapas gulung.
6akukan irigasi sampai cairan yang ditampung terlihat bersih.
- Keterbatasan terjadi bila file yang ada relatif kaku dan saluran akar tidak
rata oleh adanya cekungan, komunikasi antar saluran, saluran buntu, dan
ramifikasi apeks.
2. Preparasi 7ron Don6Oriis
- 6ebarkan setiap orifis dengan gates glidden drill.
- 7imulai dengan ukuran terbesar yang dapat masuk sampai 2 mm.
6anjutkan dengan ukuran yang lebih kecil berturutturut sampai mencapai
25( panjang kerja atau pada akar bengkok sepanjang saluran akar yang
lurus.
- Irigasi setiap pergantian alat dengan #aNl 2,*O.
- +ila teknik cro%n do%n tidak dimungkinkan, preparasi saluran akar hanya
dilakukan dengan teknik stepback.
. Preparasi Apikal
0ujuan preparasi ini adalah preparasi yang adekuat pada daerah apeks
sehingga tercipta konstriksi apeks.
a. Tent(kan :ile Aal 9:A)6 Initial File
39
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 38/113
- aitu file terbesar yang pas dengan saluran akar sampai panjang
kerja estimasi.
- aranya dengan membandingkan file terhadap gambar radiograf
saluran akar di &5( apeks.
$. Beri penan&a karet pa&a %ar(" en&o&ontik ses(ai pan%ang ker%a.
- "ada saluran akar yang bengkok, ujung jarum dilengkungkan
sedikit ! precurve$ untuk mencegah terjadinya ledge !tonjolan$.
ara4 jepit alat di antara ibu jari dan telunjuk menggunakan kain kasa,
alat sedikit demi sedikit dilengkungkan. arum tidak boleh sampai
bengkok mematah.
- membengkokan dengan tang dapat merusak galur, membengkokan
dengan tangan telanjang dapat meninggalkan selsel epitelial yang
mengandung bakteri pada galur.
- saluran yang mengalami dilaserasi dapat diinstrumentasi dengan
terlebih dahulu membesarkan &5( tengah 8 &5( servikal saluran akar.
Kemudian segmen apikal dapat dibersihkan dengan file sesuai panjang
saluran akar.
- Sebuah file type H dimasukkan ke dalam permulaan dilaserasi,
tanpa memaksa kikir ke arah apikal, pengikiran memutar dilakukan
sekali, saluran diirigasi 8 dikikir kembali pada panjang kerja dengan
file no. &>.
- "rosedur diulangi hingga &5( tengah 8 &5( servikal terbuka cukup
lebar sehinnga &5( apikal dapat diinstrumentasi tanpa memaksakan
instrumen.
- 3alurgalur pada bagian luar &5( apikal 8 bagian dalam &5( tengah
instrumen yang dibengkokan ditumpulkan untuk mencegah transportasi
pada daerah dilaserasi.
- "ada saluran akar yang sempit, panjang kerja yang digunakan
adalah sejauh yang dapat dicapai dengan file no. B.
/. Olesi ile aal &engan gel EDTA 9R7,Prep)< lal( "as(kkan sepan%ang
ker%a< preparasi &engan gerakan rea"ing + p(tar 2=> ke kanan ? tarik
ke l(ar 2, "" ? p(tar ke"$ali ke posisi se"(la.
- 6akukan berulang kali hingga file terasa longgar.
40
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 39/113
- Selama preparasi jarum tidak boleh dilepas.
- Irigasi saluran akar dengan #aNl 2,* O.
- "reparasi dilanjutkan dengan file & nomor lebih besar yang telah
diolesi gel 701.- :langi hingga diperoleh file apikal utama !/1:$4 file terbesar
sepanjang kerja setelah preparasi saluran akar yang sesuai dengan kon
utama.
&. Penent(an :A@ +
- :ntuk saluran akar besar, /1: ditentukan setelah diperoleh apical stop.
- :ntuk gigi nekrosis, /1: ditentukan setelah preparasi mencapai dentin
sehat !dikeahui dengan terlihatnya serbuk dentin sehat pada cairan
irigasi yang ditampung pada kapas gulung$, minimal no.(>, dan ada
apical stop.
- :ntuk mengetahui apakah /1: telah sesuai dengan kon utama,
dilakukan pemeriksaan tug back, yaitu kon utama yang sesuai dengan
file utama, bila dimasukkan sepanjang kerja akan tertahan baik %aktu
ditekan, maupun ditarik keluar ? ujungnya telah sesuai dengan
preparasi &5( apikal.
3. Preparasi Step back
- Setelah /1: diperoleh, mulailah preparasi step bac+ .
- aranya dengan memakai file & nomor di atas /1: 8 panjang kerja
dikurangi 2 mm dengan gerakan circumferential filling !keluar masuk,
mengitari saluran akar$.
- 0indakan diulang dengan pengurangan panjang kerja & mm setiap
kenaikan nomor alat, sampai ( nomor lebih besar dari /1: yang disebutfile terbesar !/0$.
- Kenaikan & nomor selalu diikuti dengan rekapitulasi, yaitu kembali ke
/1: setiap kenaikan nomor alat pada preparasi step bac+ .
- -ekapitulasi dilakukan untuk memeriksa panjang kerja agar tidak
berubah, selain itu juga sekaligus membersihkan &5( apeks dari sisa
serbuk dentin.
- Irigasi. "aling tidak gunakan & cc cairan irigasi setiap kali penggantian
alat setelah rekapitulasi.
41
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 40/113
-al,0al yang 0ar(s &iper0atikan &ala" preparasi step-back +
&. "reparasi apeks a%al. Saluran akar dilebarkan &2 mm dengan gerakan
reaming, umumnya hanya satu atau dua nomor lebih besar dari file a%al.
Saluran akar yang lurus atau sedikit melengkung dapat menggunakan
/1: dengan nomor yang lebih besar.
2.+entuk yang menguncup. 0ahap ini dilakukan dengan memperpendek
panjang kerja 2 mm pada kenaikan nomor file pada a%al step-bac+ , dan &
mm pada setiap kali kenaikan nomor alat dengan gerakan circumferential.
ara ini akan menciptakan stepback.
(.-ekapitulasi. Setelah penggunaan setiap file stepback, lakukan
rekapitulasi dengan /1: sampai panjang kerja.
). Irigasi. "aling tidak gunakan & cc cairan irigasi setiap kali penggantian
alat setelah rekapitulasi.
*.#omor alat preparasi. :ntuk preparasi stepback biasanya diperlukan
paling tidak file sampai no <> atau ?>. Hal ini akan menghasilkan
pembersihan yang adekuat dan berbentuk corong yang cukup untuk
penetrasi spreader.
<. "embebasan apeks !apical clearing$. 7iindikasikan hanya jika terdapatapical stop setelah dilakukan evaluasi dan bertujuan untuk membersihkan
serpihan dentin yang terpadatkan di apeks selama pengeringan.
Ba0an Irigasi
/ungsi utama irigasi4 mengalirkan debris dari saluran akar, membersihkan dan
membentuk saluran akar.
Karakteristik irigan ideal4
- "elarut jaringan atau debris khususnya pada daerah yang tidak
terjangkau instrumen
- 0oksisitas rendah
- 0egangan permukaan rendah untuk memungkinkan irigan mengalir ke
daerah tak terjangkau
- "elumas untuk membantu instrumen meluncur dalam saluran akar
- Sterilisasi
42
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 41/113
- 7apat membuang lapisan smear yang terdiri dari kristal mikro dan
partikel debris organik.
- /aktor lain yaitu mudah diperoleh, murah, mudah digunakan, mudah
disimpan dan tahan lama.
+ahan yang direkomendasikan 4 2,<O #aNl yang didapat dari pengenceran
bahan pemutih !*,2*O$ dengan air.
Ba0an Pel(nak Dentin
/ungsi 4 membantu memasukkan isntrumen, melebarkan saluran akar dengan
mengambil komponen mineral dari dentin pada dinding saluran akar, dan
menghilangkan sumbatan.
enisjenis bahan pelunak dentin 4
&. Khelator
7efinisi suatu bahan organik yang dapat mengikat ion logam secara
kimia.
enis asam etilendiamintetraasetat !701$ dan asam sitrat encer
!&>O$.
701 bekerja tidak efektif, sedangkan kombinasi asam sitrat dengan
#aNl sedikit mempersingkat %aktu pelebaran saluran akar. +ahan ini
hanya boleh ditempatkan setelah instrumen mencapai panjang kerja dan
preparasi telah dimulai.
2. "elarut kalsium !decalcifiers$
7efinisi suatu bahan kimia yang melarutkan garam mineral.
enis asam anorganik kuat seperti asam hidroklorat, asam sulfat dan
asam organik seperti asam sitrat (>O *>O. 1sam ini memiliki toksisitas
tinggi dan dekalsifikasi yang terlalu cepat sehingga tidak dianjurkan.
Ba0an Pel("as
/ungsi membantu masuknya alat sampai panjang kerja selama penjajakan
dan pencarian saluran akar sempit.
43
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 42/113
enis 4
&. 3liserin yang merupakan bahan alkohol ringan yang sangat licin, sedikit
larut, steril, ekonomis dan tidak toksik.
2. Sabun cair atau padat(. 1sam 701
Ba0an Pengering
+erupa larutan alkohol !metanol atau etanol$ ?>O C>O. ara pengaplikasian
dengan semprit irigasi sebanyak &2 ml per saluran akar.
. Pe"eriksaan 0asil Preparasi
- Seluruh dinding saluran akar telah halus.- /ile utama telah sesuai dengan kon utama.
- telah terdapat apikal stop dan tug back.
- dengan kon utama, spreader dapat masuk 2 mm lebih pendek dari
panjang kerja.
'asala0 Pelaksanaan 7leaning &an S0aping
1. Perorasi
- "enanganan 4
a. Mengendalikan pendarahan4 irigasi kavitas 8 kamar pulpa dengan air
steril5larutan anastetik memampatkan butiran kapas steril yg basah
8 ditahan dengan tekanan selama 2( menit.
b. Saat pengeluaran kapas, lokasi perforasi terlihat 8 visibilitas untuk
menemukan orifis bertambah baik. +ila pemampatan tidak dapat
menghentikan pendarahan, kain kasa yang dibasahi dengan
vasokonstriktor ditekankan pada daerah perforasi sampai
pendarahannya berhenti.
c. Mencari semua orifis saluran 8 file dimasukkan pada semua saluran
akar untuk mencegah sumbatan orifis saluran bila tumpatan yg
digunakan untuk menutup perforasi dipadatkan ke dalam kamar. Saat
tumpatan mengeras, instrumen diambil agar orifis saluran akar nyata
8 mudah dicapai.
d. 0umpatan yang digunakan merupakan induksi barier kalsifikasi, yag paling sering digunakan4 kalsium hidroksida.
44
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 43/113
e. +ila insersi pasta kalsium hidroksida pada serangkaian kunjungan
untuk beberapa bulantidak dimungkinkan5tidak praktis, suatu perforasi
dengan mudah dan cepat dapat ditutup dalam satu kunjungan4
•
"asta kalsium hidrosida dimampatkan ke dalam perforasi 8dibiarkan mengeras untuk beberapa menit, diikuti oleh amalgam
yang dimampatkan di atas perforasi dengan meggunakan plugger
yg diameternya sedikit lebih lebar daripada diameter perforasi.
• "enutup diusap dengan bulatan kapas untuk menjamin adaptasi
marginal yang memadai agar mencegah kebocoran.
• Setelah pengerasan a%al amalgam, instrumen saluran akar
yang ditempatkan di dalam saluran untuk melindungi jalan masuk diambil.
• 0iap partikel amalgam yang lepas dibersihkan dengan aliran
larutan anestetik steril 8 diaspirasi dengan ujung penyedot yg
diletakkan di samping daerah perforasi.
f. +ila akar gigi anterior mengalami perforasi, dapat digunakan teknik
yang sama, kecuali bila perforasi terdapat pada &5( tengah saluran 8
teknik hidroksida gagal. "ada kasus semacam ini, jalan masuk ke
saluran akar harus diperoleh dulu instrumen5kerucut guta perca
ditinggalkan di dalam saluran flap diangkat jalan masuk diperoleh
melalui tulang untuk menunjukkan perforasi akar perforasi
dimampatkan dengan amalgam flap diatutkan 8 dijahit instrumen
diambil.
g. +ila perforasi di palatal, jalan masuk mudah diperoleh dari bagian
keras langitlangit.
h. +ila &5( apikal akar yang bengkok mengalami perforasi, bila dijumpai
juga daerah rarefraksi periapikal 4 bedah periradikular.
2. O$str(ksi Karena Kalsiikasi Di Dala" Sal(ran Akar
- +ila batu pulpa menghalangi seluruh saluran akar, saluran harus
dieksplorasi menggunakan instrumen kecil, dan dengan gerakan memutar
ke arah apikal guna menghindari obstruksi.
- +ila prosedur di atas berhasil, saluran diperlebar.
45
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 44/113
- +ila suatu batu pulpa yang mulanya bebas di saluran menjadi terkepit 8
tidak dapat dile%ati, harus digunakan instrumen yang digerakkan mesin
!bur bertangkai panjang yang kecil 8 bulat$
- ika ujung apikal saluran akar tampak tertutup 8 merintangi masuknya
instrumen saluran akar yang kecil, harus dicurigai adanya sementum
sekunder.
- +ila dari radiograf tidak ditemukan apaapa 8 giginya asimptomatik,
dapat disimpulkan seperti di atas, dan jangan membuat lubang melalui
foramen apikal.
- #amun bila gigi simptomatik atau terdapat suatu daerah rarefraksi, harus
diperoleh jalan masuk apikal.
. Instr("en Pata0 Dala" sal(ran akar
- 7icegah dengan memeriksa semua instrumen dengan seksama sebelum
dipakai, apakah ada cacat atau rusak.
- +ila instrumen patah dalam saluran akar, cobalah untuk mengambil
patahan segmen dengan melangkauinya !bypassing$ dengan instrumen
yang lebih kecil 8 menariknya keluar.
- +ila instrumen tetap terjepit di saluran, harus diusahakan melangkauinya,
saluran akar dibersihkan, dibentuk, dan menggabungkan segmen ke dalam
obturasi.
- +ila instrumen yang patah di dalam saluran akar tidak dapat dilangkaui,
maka saluran harus dibersihkan 8 dibentuk sebatas instrumen 8 obturasi.
- +ila instrumen menutup saluran dekat dengan apeks akar 8 bila daerah
apikal normal sebelum patahnya instrumen, mungkin akan tetap normal.
#amun bila ada daerah rarefraksi, biasanya daerah rarefraksi tetap
bertahan 8 harus dipertimbangkan bedah periradikular.
3. O$str(ksi ole0 Ba0an O$t(rasi
- !(ta Per/a
3uta perca dan semen dapat dikeluarkan dengan mengenakan
kekuatan mekanis, dalam bentuk instrumentasi, dengan panas untuk
membakar 8 melunakkan guta perca, 8 dengan pelarut seperti ;ylol atau
kloroform
- Ker(/(t Perak
46
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 45/113
a. "ertamatama digunakan ;ylol5kloroform untuk melunakkan semen.
b. "angkal kerucut perak digetarkan dengan skaler ultrasonik untuk
merusak media semen.
c. Kerucut kemudian dipegang dengan sebuah tang berparuh sempit 8
dikeluarkan.
d. +ila kerucut perak hanya sedikit masuk ke dalam kamar pulpa, sering
dapat dikeluarkan dengan digetarkan menggunakan skaler ultrasonik
sampai lepas.
e. +ila sebuah kerucut lerak tertanam seluruhnya dalam saluran akar,
bur bulat yang diputar sepanjang kerucut dapat melepaskannya.
- Pasta
a. :ntuk mengeluarkan pasta saluran akar yang mengandung obat
biasanya diperlukan tekanan mekanis dengan instrumen untu
menembus bahan pengisi.
b. "enetrasi ke dalam pasta dapat dibantu aplikasi ;ylol 5 kloroform
yang banyak.
c. tergantung konsistensi pasta, bahan pengisi dapat mudah atau sukar
dikeluarkan hanya dengan instrumentasi yang berurutan 8
rekapitulasi saja.
5. Pe"$ent(kan Le&ge
- 7apat terjadi karena4
a. "enggunaan instrumen besar di luar urutan
b. Insersi instrumen lebih pendek dari panjang kerja
c. "enggunaan instrumen lurus atau tidak lentur pada saluran akar
bengkok
- 7iketahui bila instrumen tidak dapat masuk kembali pada panjang
kerjanya yang telah dibuat.
- untuk menghilangkannya, temukan posisinya dengan mamasukkan
suatu instrumen sampai terhalang, periksa dalamnya insersi dengan
radiograf.
- setelah ditemukan, irigasi saluran dengan larutan sodium hipoklorit
!untuk melarutkan jaringan organik$ 8 pelarut anorganik !701$.
47
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 46/113
- "eriksa daerah yang menonjol dengan file no.&> atau &*, yang telah
sangat dibengkokkan dari ujung hingga &( mm sampai ke bilah.
- +ila telah mencapai ledge, instrumen agak ditarik kembali 8 diputar
untuk memungkinkan ujung bengkok melangakui ledge.
- +egitu ledge dilangkaui, lakukan instrumentasi di sekeliling saluran,
kikir dindingnya 8 hilangkan ledge.
- :langi prosedur dengan instrumen yang semakin besar, lakukan
rekapitulasi sampai ledge terkikis habis 8 pembesaran yang diinginkan
tercapai.
- +ila legde tidak dapat dilangkaui, bersihkan, bentuk, dan isi saluran
akar sampai permukaan ledge.
- +ila pera%atan endo kurang memuaskan5gagal, pertimbangkan
prosedur pera%atan pengganti, seperti bedah retrograd-amalgam ,
hemiseksi5 radisektomi, replantasi intensional5ekstraksi.
4. Sterilisasi R(ang P(lpa
- Sterilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah
preparasi saluran akar selesai atau setiap antar kunjungan, %alaupun
preparasi saluran akar belum selesai.
- Sebelum sterilisasi dilakukan, saluran akar diirigasi dahulu dengan #aNl2,*O, kemudian dikeringkan dengan kon kertas hisap ! 'aper 'oint $.
- Sterilisasi dilakukan dengan pasta a!NH$2 yang dimasukkan ke dalam
saluran akar dengan jarum lentulo, atau semprti khusus 8 dipadatkan.
- +ila menggunakan hKM, yang diperlukan adalah uap obat agar
berpenetrasi ke dalam tubuli dentin, setelah obat saluran akar siteteskan
pada butiran kapas, kemudian segera jepit dengan kapas gulung steril
!agar obat tidak berlebih 8 mengalir ke periapeks sehingga mengiritasi
daerah tersebut$ 8 diletakkan pada orifis.- Kavitas kemudian ditutup tumpatan sementara.
-asil Pe"$ent(kan Sal(ran Akar
&. "embentukan saluran akar harus dilakukan agar tercapai bentuk konus yang
kontinu dari korona ke apeks
2. Keterbatasan terjadi karena operator tidak mengetahui dimensi asli saluran
akar, bentuk, dan lengkung akar
(. +entuk yang adekuat mencerminkan preparasi yang bagus. :ntuk menguji
hal ini, maka alat obturasi dicobakan pada %aktu pembentukan saluran akar.
48
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 47/113
+ila bentuk penguncupan cukup untuk masuknya spreader sejarak > sampai &
mm dari apical stop, dan masih ada ruang untuk gutaperca maka bentunya
sudah adekuat
). Saluran akar harus memiliki bentuk 4
- +entuk retensi 4 daerah &5( apeks !2* mm dari konstriksi apikal$ harus
dipertahankan bentuknya seperti file utama, agar kon utama dapat mengisi
daerah ini dengan rapat. Sehingga akan diperoleh pengisian yang
hermetis. Kehermetisan ini dapat diketahui dengan adanya retensi pada
kon utama tersebut, yang ketika ditarik ke luar dan didorong ke dalam ada
tahanan yang disebut tug bac+&
- +entuk resistensi 4 konstriksi apeks harus dipertahankan untuk menahan
agar bahan pengisi tidak terdorong ke daerah periapeks !api+al stop)
T("patan Se"entara
&. 0umpatan sementara dilakukan bila pera%atan dilakukan lebih dari &
kali kunjungan.
2. 0umpatan sementara harus memenuhi syarat sbb 4
- Menutup kavitas secara padat 8 tidak bocor dari luar maupun dalam,
sehingga kuman, cairan opral maupun obat saluran akar tidak dapatmelaluinya.
- Mempertahankan struktur gigi sampai dilakukan penumpatan tetap.
- Mudah diletakkan 8 dikeluarkan.
(. Ketebalan minimun tumpatan sementara untuk mendapatkan seal yang baik
adalah ) mm di seluruh tepinya.
). 0umpatan dimasukkan selapis demi selapis dengan penumpat plastis sampai
penuh 8 padat, kecuali pada gigi anterior.
*. +ila dimasukkan sekaligus, tumpatan mungkin tidak dapat padat.
<. Kapas di dalam kavitas tidak boleh terlalu tebal karena dapat terjadi
kebocoran 8 pecahnya tumpatan sementara.
2.8.3 Pengisian Sal(ran Akar 9O$t(rasi)
T(%(an O$t(rasi
&. :ntuk menciptakan penutupan yang rapat sepanjang akar gigi dari bagian
mahkota ke bagian apeks.
49
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 48/113
2. Kerapatan pada mahkota sama pentingnya, atau bahkan lebih penting
daripada kerapatan apeks bagi keberhasilan jangka panjang pera%atan.
(. 7engan tertutup rapatnya bagian mahkota dan apeks dari akar gigi, maka
pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan lesi lanjutan dapat terhambat
dengan baik.
#akt( O$t(rasi
"enentuan kapan %aktu yang tepat serta jumlah kunjungan pasien untuk
melakukan pengisian saluran akar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gejala
pasien, keadaan pulpa dan periapeks, tingkat kesulitan, hasil kultur, dan jumlah
kunjungan. +erikut penjelasannya4
&. 3ejala "asien
- Secara umum, jika pasien mengalami gejala yang buruk dan diikuti
dengan diagnosis berupa abses apikalis akut atau periodontitis apikalis
akut, maka obturasi merupakan sebuah kontraindikasi.
- Hal ini merupakan situasi darurat yang sebaiknya ditangani secara cepat
sebelum dilakukannya pera%atan saluran akar.
- Sedangkan obturasi pada pasien dengan penyakit pulpitis ireversibel yangmenyakitkan dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan setelah pulpa
yang terinflamasi sebagai sumber sakit diangkat dari ruang pulpa.
2. Keadaan "ulpa dan "eriapeks
- "ulpa vital4 "roses pengisian saluran akar pada pulpa vital dapat dilakukan
dalam sekali kunjungan, dan tidak terpengaruh oleh tingkat keparahan
inflamasi pulpa.
- "ulpa nekrosis
a. "ada pasien yang memiliki gejala yang tidak jelas, obturasi dapat
dilakukan langsung setelah preparasi saluran akar.
b. "ulpa yang nekrotik saja, atau yang disertai dengan penyakit
periapeks yang asimtomatik !periodontitis apikalis akut, periodontitis
apikalis suppurativa, atau condensing osteoitis$ tanpa disertai
penyakit yang lain tidak menjadi kontraindikasi bagi pera%atan pada
sekali kunjungan.
50
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 49/113
c. #amun situasi yang kontraindikasi untuk pera%atan pada sekali
kunjungan adalah adanya dan menetapnya eksudasi didalam saluran
akar selama preparasi.
d. "otensi untuk terjadinya eksaserbasi pascapera%atan menjadi
meningkat bila lesi periapeks bersifat aktif dan senantiasa
menghasilkan pus.
e. +ila saluran akar diisi pada keadaan ini, tekanan dan kerusakan
jaringan periapeks dapat berlangsung dengan cepat.
f. :ntuk kasus ini maka setelah preparasi, saluran akar diberi kalsium
hidroksida sebagai antimikroba dan pellet kapas serta diberi tumpatan
sementara.
g. Setelah ini, biasanya eksudat mereda pada kunjungan berikutnya
sehingga obturasi dapat dimulai.
(. 0ingkat Kesulitan
Intinya adalah semakin sulitnya kasus endodontik yang dihadapi, maka
proses pera%atan, termasuk obturasi menjadi lebih rumit dan lebih memakan
%aktu. Kesulitan intinya muncul saat preparasi, jika preparasi tepat, maka
pengisian dapat dilakukan dengan mudah.
'aterial O$t(rasi @ta"a
Material obturasi yang utama biasanya berbentuk padat atau semipadat
!pasta atau berbentuk lunak$. Material utama ini nantinya akan mengisi sebagian
besar saluran akan dengan atau tanpa sealer !semen saluran akar$.
Siat,Siat 'aterial O$t(rasi yang I&eal 'en(r(t !ross"an
1. Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
2. Menutup rapat saluran akar secara lateral maupun apikal
. 0idak mengerut setelah dimasukkan
3. 0ahan terhadap lembab
. +ersifat antibakteri
4. +ersifat radiopak
8. 0idak meninggalkan stain pada gigi
. 0idak mengiritasi jaringan periapikal atau mengganggu struktur gigi
. +ersifat steril atau mudah disterilkan
1=. Mudah dikeluarkan dari saluran akar
51
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 50/113
- Secara umum, material padat bersifat lebih baik dibandingkan material
semipadat.
- 7ari berbagai material padat yang ada, guttapercha merupakan bahan
yang diterima secara luas.
- Salah satu keuntungan guttapercha terhadap bahan semipadat adalah
kemampuannya untuk menyesuaikan dengan panjang kerja dan dengan
bentuk saluran akar sehingga dapat menutup rapat saluran akar dengan
baik.
Teknik O$t(rasi &engan !(tta,Per/0a
&. Kondensasi 6ateral
Indikasi
a. Kondensasi lateral dapat digunakan dihampir setiap kasus. "engecualian
adalah jika saluran akar yang sangat bengkok atau yang berbentuk
abnormal, atau adanya ketidakaturan seperti resorpsi interna.
b. Kondensasi lateral ini dapat dikombinasikan dengan teknik obturasi yang
lain.
Keuntungan
a. 0idak sulit, hanya menggunakan alatalat yang sederhana, dan dapat
mengobturasi sebaik teknik yang lain pada kasus yang biasa.
b. Keuntungan terbesarnya adalah adanya kontrol panjang kerja karena
dengan apical stop serta penggunaan spreader, panjang kon gutap dapat
diatur sedemikian rupa.
c. Selain itu, adaptasi terhadap dinding saluran akar baik, dimensi stabil,
dan dapat dipreparasi untuk pasak.
Kerugian
a. 0idak ada kerugian yang berarti dalam teknik ini, kecuali untuk kasus
yang menjadi kontraindikasi kondensasi lateral, yaitu akar yang
bengkok, yang berbentuk abnormal, atau adanya resorpsi interna.
0eknik
a. 0inger spreader atau plugger lebih baik dibandingkan jenis hand
spreader karena lebih dapat dirasakan, meningkatkan kerapatan
52
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 51/113
penutupan apeks, kontrol instrumen yang lebih baik, dan pengurangan
tekanan pada dentin saat obturasi.
b. Selain itu penggunaan finger spreader atau plugger dapat mengurangi
insidens fraktur akar vertical selama pengisian, serta dapat dimasukkan
lebih kedalam saluran akar.
c. Mencoba kon utama.
- Karena kon utama hanya pas pada bagian apeks yang telah
dipreparasi, kon akan sedikit tertahan ketika akan dicabut. /riksi yang
sedikit ini sudah cukup, sehingga apa yang disebut EtugbackD
sebetulnya tidak begitu diperlukan. #amun Eapical stopD tetap harus
ada saat kon dicobakan. Kon harus masuk hingga &mm dari panjang
kerja.
3ambar 2.2> 0eknik Nbturasi
- Kon yang terlalu kecil akan dapat terlipat atau tertekuk ujungnya.
:ntuk mendapatkan ukuran kon yang sesuai, maka dapat dipilih kon
dengan nomor yang lebih besar, atau dengan memotong ujung kon
utama agar membentuk ujung yang lebih besar. Seringkali kon tidak
masuk sesuai dengan panjang kerja. Hal ini dapat dimaklumi apabila,
a$ 7aerah apeks bebas dari debris dan b$ spreader dapat masuk hingga
satu mm dari panjang kerja. 7aerah apeks yang bersih serta
kemampuan spreader untuk masuk lebih dalam memungkinkan bagi
gutaperca untuk masuk lebih dalam hingga mengisi rongga yang
kosong tadi.
- Kon utama dikeluarkan dengan menjepitnya pada titik pengukuran,
dan panjangnya dicocokkan dengan penggaris. "erbedaan panjangkon selanjutnya dapat dikoreksi.
53
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 52/113
- "anjang kon utama diperiksa dengan radiografi. Kon utama
dipastikan agar setidaknya & mm kurang dari panjang kerja.
- +ila panjang kon utama tidak pada & mm kurang dari panjang kerja
maka, tahap filing diulang dalam keadaan kering hingga yakin tidak
ada debris, atau dicoba dengan kon yang lebih kecil.
- Kon yang terlihat keluar dari foramen apikalis menandakan tidak
adanya apical stop.
d. 0ahap Nbturasi
- Sealer dicampur dan lalu dilapiskan ke saluran akar.
- Kon utama dimasukkan secara perlahan, tetapi tanpa dilapisi sealer.
- Kon aksesori disiapkan dengan pinset pengunci pada panjang yang
telah ditentukan sebelum spreader dimasukkan dan dikeluarkan.
- Spreader tadi dimasukkan, setelah sebelumnya diukur dan ditandai, di
antara kon utama dan dinding saluran akar dengan tekanan seperti
kondensasi amalgam !<? pon$ sampai &2 mm dari panjang kerja.
0ekanan diarahkan hanya ke apikal. 0ekanan ke lateral dapat
menyebabkan spreader bengkok atau patah.
- :ntuk mengeluarkan, spreader diputar bolakbalik sepanjang
sumbunya. Setelah dikeluarkan, kon gutap aksesori yang telah
dipersiapkan tadi segera dimasukkan kedalam saluran akar.
- "rosedur (* diulang hingga spreader tidak dapat lagi masuk orifis.
ang dimasukkan terakhir ke dalam saluran akar adalah kon aksesori,
dan bukan spreader.
- Kelebihan gutap dipotong dengan instrumen yang panas. "emotongan
dilakukan & mm diba%ah sementoenamel junction bagian labial atau
tepi gingiva pada gigi anterior, dan &mm diba%ah orifis pada gigi M
dan ".
54
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 53/113
3ambar 2.2& 0ahap Nbturasi
- 3utap yang telah dipotong tadi dikondensasi secara vertical.
- :ntuk gigi dengan saluran akar lebih dari satu, sebaiknya kondensasiuntuk satu saluran akar diselesaikan dulu secara menyeluruh sebelum
melanjutkan ke saluran akar berikutnya.
e. "enyelesaian
- Kavitas dibersihkan menggunakan kapas pellet yang dibasahi alcohol
atau kloroform. Sealer yang belum mengeras dapat larut dalam
larutan ini.
- Kavitas ditutup dengan restorasi sementara yang sesuai.
- Setelah diberi restorasi sementara, gigi dibuat foto radiograf.
3ambar 2.22 0ahap "enyelesaian
f. "erbaikan Nbturasi.
- Kadangkala panjang obturasi yang kita lakukan tidak sesuai panjang
kerja pada gambaran radiografis. "erbaikan hal ini dilakukan segera
sebelum semen saluran akar atau sealer mengeras.
- "erbaikan dilakukan dengan mengeluarkan sedikit gutap dengan
instrumen yang panas sampai spreader dapat lagi masuk sedikit kedalam orifis.
55
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 54/113
- 6alu campuran sealer dibuat lagi yang baru dan akan dioles ke setiap
kon aksesori yang akan dimasukkan.
- Nbturasi yang berlebihan juga kadangkadang dapat dikoreksi
sebelum sealer mengeras dengan cara mengeluarkan seluruh gutap
dari saluran akar.
- +ila terjadi ektrusi melebihi apeks, hal ini akan susah dikoreksi,
terlebih jika sealer sudah mengeras. Hal ini hanya dapat ditangani
dengan bedah endo.
E*al(asi
valuasi hasil obturasi dapat dilakukan dengan mengamati foto radiograf4
- 1pabila terlihat radiolusensi pada perbatasan antara material obturasi dandinding saluran akar artinya obturasi yang dilakukan tidak sempurna dan seal
tidak baik.
- Material obturasi harus terlihat memiliki densitas yang sama dari bagian
koronal hingga apikal
- Material obturasi harus mencapai panjang kerja
- Material obturasi berbentuk mengikuti bentuk preparasi saluran akar
Kegagalan obturasi dapat terjadi akibat beberapa hal4
- Iritan di saluran akar berupa bakteri, debris jaringan, dan iritan lain yang
tidak dikeluarkan dari saluran akar secara sempurna ketika tahap cleaning
dan shaping
- Iritan dari rongga mulut yang masuk dan mendapatkan akses ke jaringan
periapikal sehingga menyebabkan inflamasi dan kegagalan pera%atan. Iritan
dapat berupa mikroorganisme, makanan, bahan kimia, atau iritan lain. Iritan
dapat masuk apabila terdapat seal yang buruk atau kegagalan restorasi.
- Lateral seal yang buruk menyebabkan masuknya iritan dari saluran akar ke
jaringan periodonsium lateral
- verfill terjadi ketika material obturasi utama maupun sealer terekstrud
sehingga mengakibatkan inflamasi.
56
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 55/113
3ambar 2.2( valuasi dengan -adiograf
- nderfill terjadi ketika material obturasi tidak mencapai ujung panjang kerja.
2.8. Pain anagement
2.8.1. Analgesik
7alam pera%atan endodontik, biasanya diperlukan obat analgesik sebagai
penghilang rasa sakit. Analgesik dapat diklasifikasikan sebagai berikut4
&. #onNpioid
- 1nti Inflamasi #onSteroid !1I#S$ 5 Nonsteroidal anti-inflammatory drug s
3NS4I/s)
- 1cethaminophen
- orticosteroid
2. Npioid
- "ure 1gonist
- ampuran 1gonist dan 1ntagonist
- "ure 1ntagonist
+erikut adalah perbandingan ke dua jenis analgesik tersebut4
OPIOID NON,OPIOID
Mengandung Npium
1nti Inflamasi dengan efek kecil Menyebabkan ketergantungan
Hanya menghilangkan rasa sakit, tidak
meredakan demam
0anpa Npium
1nti Inflamasi dengan efek besar !kecuali 1chetaminophen$
0idak menyebabkan ketergantungan
Menghilangkan rasa sakit dan
meredakan demam !1nti "iretik$
a. Non,
Opioi&
&. 1nti Inflamasi #onSteroid !1I#S$ 5 Nonsteroidal anti-inflammatory drug s
3NS4I/s)
57
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 56/113
Merupakan golongan obat yang secara farmakologi mempunyai
senya%a aktif yang bekerja menghambat produksi prostaglandin. Nbat ini
dipergunakan untuk rasa sakit pada inflamasi akut maupun kronis. Nbat
obatan ini mempunyai karakteristik dapat menghilangkan rasa sakit, demam,
dan inflamasi.
#S1I7 diperkirakan mempunyai efek terapi melalui penghambatan
enAim siklooksigenase yaitu suatu enAim yang mempengaruhi sintesis
prostaglandin dan trombo;san dari asam arakidonat. Sehingga terjaid
penghambatan produksi proinflammatory prostaglandin terutama
prostaglandin 2 !"32$. Saat ini telah ditemukan enAim siklooksigenase 2
!NR2$. Nbat yang hanya menghambat enAim NR2 tanpa menghambat
enAim siklooksigenase & !NR&$ bekerja lebih spesifik, maka efek samping
yang umum dari obat golongan ini yaitu iritasi dan ulserasi lambung dapat
dicegah.
Nbatobatan 1I#S diklasifikasikan sebagai berikut4
a$ 1sam Karboksilat
&$ 1sam 1setat
- 7erivat 1sam /enilasetat 4 7iklofenak, /enklofenak
- 7erivat 1sam 1setatinden5indol 4 Indometasin, Sulindak,
0olmetin
2$ 7erivat 1sam Salisilat 4 Aspirin, +enorilat, 7iflunisal, Salsalat
($ 7erivat 1sam "ropionat 4 1sam tiaprofenat, /enbuten, :enoproen,
/lurbiprofen, I$(proen, Ketoprofen, #aproksen
)$ 7erivat 1sam /enamat 4 Asa" 'eena"at, Maklofenamat
b$ 1sam nolat
&$ 7erivat "iraAolon 4 1AapropaAon, /enilbutaAon,
NksifenbutaAon2$ 7erivat Nksikam 4 "iroksikam, 0enoksikam
+erikut ini penjelasan tentang obatobatan 1I#S yang sering
digunakan dalam kedokteran gigi4
a. Aspirin 9Asa" Asetil Salisilat)
:ar"akokinetik 4
- 4bsorbsi pada pemberian oral, aspirin diserap dengan cepat,
sebagian dari lambung, sebagian dari usus halus bagian atas.
Konsentrasi tertinggi kirakira 2 jam setelah pemberian. Kecepatan
58
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 57/113
absorbsinya tergantung pada beberapa factor, terutama kecepatan
disintegrasi dan disolusi tablet, pH pada permukaan mukosa dan
%aktu pengosongan lambung.
- /istribusi setelah diabsorbsi, aspirin akan menyebar ke seluruh
permukaan tubuh dan cairan antarsel. *>C>O aspirin terikat pada
protein plasma, terutama albumin.
- 5iotransformasi biotransformasi aspirin terjadi dalam banyak
jaringan, terutama dalam system mikrosom dan mitokondria hati.
- kskresi diekskresikan melalui ginjal !paling banyak$ dalam
bentuk metabolit
:ar"ako&ina"ik 4 digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai
sedang, central !bekerja pada hipotalamus$ atau perifer !menghambat
pembentukkan prostaglandin di tempat inflamasi dan mencegah sensitisasi
reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik ataupun kimia%i
Dosis4 (2*<*> mg per oral tiap () jam !de%asa$
Eek sa"ping4 gangguan alat pencernaan berupa dyspepsia, mual dan
muntah. 1lergi aspirin dapat menyebabkan kulit kemerahan, edema laring,
asma, reaksi anafilaktik. fek terhadap SS" berupa pusing, pengelihatan
kabur, banyak keringat,rasa mengantuk, gelisah, vertigo, dll
$. Deri*at P!ra"olon
ang termasuk dalam pyra#olone4 antipirin !fenaAone$, aminopropin
!amidopirin$, fenilbutaAone, serta turunannya.
:ar"ako&ina"ik 4 analgesik, antipiretik dan anti inflamasi !lebih kuat
dari aspirin$. 0idak mengganggu keseimbangan asam basa
:ar"akokinetik 4 antipirin untuk mengukur jumlah air pada tubuh.
1minopirin mengalami metabolisme oleh enAim dalam mikrosom hati.
Hanya (O aminopirin berbentuk asli dikeluarkan melalui urin
Eek sa"ping4 agranulotosis, anemia aplastik dan trombositopenia, obat
ini membentuk nitrosamine yang bersifat karsinogenik
Dosis4>,(& g ( kali sehari
/. :enoproen
:ar"ako&ina"ik 4 antiinflamasi, analgesik, antipiretik
:ar"akokinetik 4 diserap dengan cepat melalui pemberian oral,
konsentrasi tertinggi dalam plasma tercapai dalam %aktu C> menit, terikat
erat dalam protein plasma, diekskresikan melalui urin
59
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 58/113
Eek sa"ping4 gangguan saluran cerna seperti, konstipasi, mual, muntah,
perdarahan lambung.
Dosis4 <>>mg ) kali sehari, setelah memuaskan, dosis disesuaikan
&. I$(proen
Khasiat dan efek samping sama dengan fenoprofen. 7osis )>> mg ) kali
sehari. Kontraindikasi pada ibu hamil dan menyusui
e. Asa" 'eena"at
:ar"ako&ina"ik 4 nyeri akut dan kronik yang sedang, bersifat lebih tosik
Eek sa"ping4 iritasi lambung, kolik usus dan diare.
Kontrain&ikasi4 pasien kelainan tukak lambung, diare, ibu hamil dan
asma
Dosis4 2*> mg setiap < jam selama tidak lebih dari ? hari
"engguanaan untuk oral lebih diutamakan pada nonopioid, beberapa
pasien seperti, anak kecil atau pasien yang mempunyai fiksasi
intermaksilari setelah ma;illofacial surgery atau trauma, tidak dapat
menelan tablet atu kapsul. :ntuk pasien ini, liuid 5 cairan dari
acetaminophen atau ibuprofen dapat dipertimbangkan.
:ntuk kasus yang jarang, seperti pasien yang tidak dapat menerima obat
melalui mulut parenteral !ketorolac$ atau rectal !acetaminophen, aspirin$.
2. 1cethaminophen
1cetaminophen merupakan obat analgesic antipiretik yang secara luar
digunakan sebagai pengganti asprin karena gangguan lambung atau
kontraindikasi lainnya.
In&ikasi+ Memberikan efek analgesic, pada bidang kedokteran gigi banyak
digunakan setelah prosedur operatif dental, juga umumnya digunakan setelah
ekstraksi gigi molar (. Nbat ini juga memberikan efek antiinflamasi,
%alaupun tidak sepoten aspirin. 1cetaminophen memperlihatkan efek
positifnya untuk menahan rasa sakit hingga pemakaina &>>> mg.
:ar"ako&ina"ik 4 serupa dengan aspirin, menghilangkan rasa nyeri ringan
sedang 1cetaminophen memiliki efek analgesik dan antipiretik yang
euivalent dengan aspirin. Sama halnya seperti obatobatan #S1I7 lainnya,
acetaminophen juga bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin.
ang membedakannya hanya spectrum enAim NR yang diinhibit berbeda.
1cetaminophene juga telah terbukti bekerja lebih aktif dibandingkan dengan
60
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 59/113
aspirin di #S, sedangkan di perifer kurang aktif kerjanya. Hanya saja kerja
antiinflamasinya sangat minim, hal ini disebabkan perokside yang
dihasilkan oleh leukosit pada jaringan yang mengalami inflamasi. "erokside
sangat reaktif dengan acetaminophen, sehingga kerja acetaminophenpun akan
berkurang.
:ar"akokinetik+ 7iserap cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tinggi di dalam plasma dicapai dalam %aktu T jam. Mengalami
metabolisme di hati oleh enAin mikrosom dan disekresi melalui ginjal. Nbat
ini dapat dengan mudah diabsorpsi oleh usus halus saat diberikan secara oral.
7idistribusikan dalam tubuh dengan baik melalui jaringan serta cairan
tubuh.sedangkan eliminasinya terjadi melalui ginjal oleh filtrasi glomerulus
dan sekresi di tubula proksimal.
Eek sa"ping4 fek samping yang terjadi akibat obat ini banyak disebabkan
oleh hubungannya dengan alcohol dan overdosis. Keracunan acetaminophen
saat diberikan overdosis akan mengakibatkan kerusakan hati dan ginjal. "ada
beberapa pasien, reaksi alergi juga dapat timbul, seperti skin eruption. Kasus
yang jarang terjadi ialah neutropenia, trombositopenia, dan pansitopenia.
Kombinasi konsumsi obat ini dengan alcohol dapat menimbulkan gangguan
fungsi hati karena berfifat hepatotoksi. fek samping obat ini lebih rendah
dari aspirin, tidak menimbulkan alergi dan iritasi lambung.
Dosis4 (>> mg& g per kali dengan dosis ma; ) g per hari untuk de%asa' &*>
(>> mg5kali dengan dosis ma; &,2 g5hari untuk anak usia <&2 tahun
a& "orticosteroid
3lukokortikosteroid berfungsi menekan rasa sakit karena inflamasi
akut dengan menekan vasodilatasi, migrasi NM# dan fagositosis, serta
menghambat formasi asam arakidonik yang berfungsi dalam mekanisme
nyeri, terutama ketika pulpa terpajan.
"ostoperative pain atau flareup dapat disebabkan oleh inflamasi dan
infeksi yang terjadi pada periapeks, seperti yang telah kita ketahui sebagai
respon terhadap iritasi, mediator inflamasi seperti prostaglandins,
leukotrienes, bradikinin, p1/, substance", dan yang lainlainnya yang
dikeluarkan ke jaringan sekitarnya, yang dapat menyebabkan vasodilatasi
vascular dan peningkatan permeabilitas yang dapat menyebabkan edema.
'ekanis"e ker%a +
61
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 60/113
Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis
protein. Molekul hormone memasuki jaringan melalui membran plasma
secara difusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor
protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk
kompleks reseptorsteroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi,
lalu bergerak menuju nucleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini
menstimulasi transkripsi -#1 dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis
protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid. +eberapa peneliti
menunjukkan bah%a hormone steroid merangsang sintesis protein yang
sifatnya menghambat atau toksik terhadap selsel limfoid, hal inilah mungkin
yang menimbulkan efek katabolic.
$. Opioi&
- Npioid analgesik ditambahkan ke nonopioid untuk mengatur rasasakit dari
sedang ke berat atau tidak merespon terhadap nonopioid.
- +atas dosis yang digunakan berdasarkan efek samping.pertahanan fisik dan
toleransi terhadap tubuh dapat terjadi secara virtual pada seluruh pasien yang
menggunakan analgesik opioid dalam jangka %aktu yang panjang.
- Npioid analgesik termasuk keduanya pure agonist !seperti codeine dan
o$ycodeine$ dan agonist5antagonist !seperti pentaAocine dan butorphanol$
- Sakit yang parah harus dilakukan pengobatan dengan kombinasi nonopioid
dan opioid !seperti morphine atau hydromorphone$
- 1djuvant !bahan yang ditambahkan pada suatu obat untuk menambahkan
daya kerja komponen$ agent !anticonvulsant 4 agent yang menghambat
kejang, atau tricyclic antidepressan$dapat ditambahkan juga sesuai dengan
indikasinya$.
- :ntuk pasien yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul liuid formulation
pada opioid dapat berguna !codeine, hydrocodone, o;ycodone$.
- Npioid dan phenothiaAines !chlorpromaAine$ dikenal untuk memproduksi
#S depression termasuk respiratory depression.
- 1spirin dan #S1I7s digunakan untuk mengurangi rasa sakit untuk proses
patologik !pulpitis, dentoalveolar, abscess$
- Npioid untuk kedokteran gigi 4
1. 'orin &an alkaloi& opi("
:ar"ako&ina"ik 4 bersifat sangat selektif dan tidak disertai oleh
hilangnya fungsi sensorik. Khasiatnya berdasar ( faktor4 meninggikan
ambang nyeri, mempengaruhi emosi, memudahkan tidur !ambang nyeri
62
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 61/113
meningkat$
:ar"akokinetik 4 morfin tidak dapat menembus kulit yang utuh, tetapi
dapat menembus mukosa mulut. fek pemberian oral lebih rendah dari
pemberian parenteral. kskresi morfin melalui ginjal, sebagian kecil
dalam tinja dan keringat.
Eek sa"ping4 kecanduan gelisah, pernafasan cepat, menguap,
anoreksia,dll
2. 'eperi&in
:ar"ako&ina"ik 4sama dengan morfin, lebih cepat dan pendek masa
kerjanya
:ar"akokinetik 4 absorbsi baik, setelah pemberian oral, konsentrasi
plasma maksimal tercapai dalam %aktu &2 jam. Metabolisme dalam hati
Eek sa"ping4 pusing, berkeringat, mulut kering,mual dan perasaan
lemah
Dosis4 *> mg !tablet$ pemberian oral
. 'eta&on
:ar"ako&ina"ik 4 sama seperti morfin
:ar"akokinetik 4 bekerja 2>(> menit pemberian oral. 7iabsorbsi baik
dalam usus. epat keluar dri darah dan mengumpul di paruparu, hati,
ginjal, limpa, serta sebagian kecil masuk ke otak
Dosis4 tablet *, ?.* dan &> mg !oral$
Eek sa"ping4 pusing, ngantuk, berkeringat dan muntah
2.8.2. Anti$iotik
Ketika bakteri mele%ati sistem pertahanan tubuh nonspesifik, maka akan
terjadi infeksi bakteri yang menimbulkan penyakit infeksi dan disertai dengan
tandatanda inflamasi.
7efinisi
Uat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Uat yang bersifat
antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh beberapa he%an dan tanaman tinggi.
Sifat 1ntibiotik
63
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 62/113
&. +akterisidal, yaitu kemampuan membunuh bakteri dengan menghancurkan
dinding sel bakteri tersebut.
2. +akteriostatis, yaitu !&$ bakteri tetap hidup, namun dalam keadaan dorman.
!2$ menghambat pertumbuhan bakteri !sintesis protein$ sehingga sistem
pertahanan tubuh dapat mela%an bakteri tersebut secara alami.
Resistensi Ter0a&ap Anti$iotik
0erkadang, bakteri memliki sifat resisten terhadap antibiotik. Hal ini dapat
disebabkan karena4
&. Karakter metabolisme bakteri yang tidak sensitif terhadap antibiotik atau
disebut juga nat#ral resistenc!, yang tergantung dari luas atau sempitnya
spektrum yang dimilki antibiotik. Sebagai contoh, pensilin tidak aktif
terhadap kebanyakan bakteri gram negatif karena spektrumnya sempit dan
cara kerjanya yang menghambat sintesis dinding sel.
2. 1cuired resistensi !resistensi yang didapat$ biasanya disebabkan karena
adanya perubahan atau mutasi gen bakteri tersebut.
(. "lasmid resistensi, yaitu ketika bakteri yang resisten melakukan konjugasi
atau transduksi 7#1 terhadap bakteri yang nonresisten.
Penggolongan Anti$iotik Ber&asarkan 7ara Ker%a
&. Menghambat sintesis dinding sel
1ntibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bekerja dengan cara
mencegah terjadi deposisi peptidoglikan pada dinding sel bakteri. 1ntibiotik
golongan ini pada umumnya bersifat bakterisidal.
a. "enisilin
Merupakan obat yang tidak mahal dan rendah toksisitasnya namun
sekitar &>O populasi alergi terhadap obat ini.
- +erasal dari kultur jamur "enisilium notatum dan bekerja dengan cara
menghambat enAim transpeptidase.
- 7osis4 dosis mula per oral dari penisilin 9K adalah &>>> mg diikuti
kemudian dengan *>> mg setiap < jam untukselama ? hari.
- fek samping4 Hipersensitivitas, diare, radang kulit hingga anafilaktik
syok, dan neuroto;ic bila digunakan dalam konsentrasi tinggi.
- 6ama kerja4
7apat diperlama dengan cara4 &$ menggunakan dosis yang lebih tinggi,
2$ kombinasi dengan probenecid, ($ dimasukkan secara IM dengan
depot form !ditambahkan procain, antihistamin, dll$
64
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 63/113
- Kekurangan4 inaktif terhadap asam lambung !tidak dapat diberikan
secara oral$, dapat dinonaktifkan dengan enAim betalactamase atau
penisilinase, serta spektrumnya sempit.
- 7apat menembus plasenta tetapi tidak menembus bloodbrain barrier.
+ila dikonsumsi oleh ibu menyusui, penisilin akan ada dalam 1SI
dalam konsentrasi yang rendah.
- +ekerja pada pada bakteri gram positif !streptococci dan staphylococci$
dan sebagian bakteri gram negatif cocci.
- 7erivat4
i. "enisilin 94 0ahan terhadap asam, tidak tahan
terhadap penisilinase, spektrumnya sempit
ii. N;acilin4 0ahan terhadap asam, tahan terhadap
penisilinase, spektrumnya sempitiii. 1mo;icilin4 0ahan terhadap asam, sensitif
terhadap penisilinase, spektrum kerja luas.
7iberikan kepada pasien dengan infeksi parah atau mengalami
gangguan imunologik.
7osis 4 dosis mula per oralnya adalah &>>> mg dan diikuti dengan *>>
mg setiap B jam selama ? hari.
Kombinasi amo;icilin dan klavulanat !augmentin$ diindikasikan jika
dari tes terbukti ada bakteri yang mampu menghasilkan laktamase beta
atau jika infeksinya mengacam kehidupan.
1bsorpsi lebih tinggi dari ampicilin
+erdifusi dengan baik ke cairan organik dan jaringan yang terinfeksi
0idak menembus bloodbrain barrier
+ila dikonsumsi oleh ibu menyusui, amoksisilin akan ada dalam 1SI
dalam konsentrasi yang sangat rendah
nam puluh persen amoksisilin akan dieleminasi melalui urin pada )
jam pertama
+ekerja kurang efektif pada bakteri gram negatif cocci dibandingkan
dengan penisilin 3 tetapi lebih efektif pada bakteri gram negatif cocci
dan bakteri gram negatif bacilli
fek samping4 hipersensitivitas dan diare
3olongan penisilin masih dapat terbagi menjadi beberapa kelompok,
yakni4
• 'enisilin yang rusa+ oleh en#im penisilinase, tetapi spe+trum anti
+uman terhadap .ram positif paling +uat . 0ermasuk di sini adalah
"enisilin 3 !benAil penisilin$ dan derivatnya yakni penisilin prokain
dan penisilin benAatin, dan penisilin 9 !fenoksimetil penisilin$.
65
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 64/113
"enisilin 3 dan penisilin prokain rusak oleh asam lambung sehingga
tidak bisa diberikan secara oral, sedangkan penisilin 9 dapat
diberikan secara oral.
• 'enisilin yang tida+ rusa+ oleh en#ime penisilinase, termasuk di sini
adalah kloksasilin, flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin, nafsilin
dan metisilin, sehingga hanya digunakan untuk kumankuman yang
memproduksi enAim penisilinase.
• 'enisilin dengan spe+trum luas terhadap +uman .ram positif dan
.ram negatif , tetapi rusak oleh enAim penisilinase. 0ermasuk di sini
adalah ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi obat ini dengan bahan
bahan penghambat enAim penisiline, seperti asam klavulanat atau
sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kumankuman
penghasil enAim penisilinase.
• 'enisilin antipseudomonas 3antipseudomonal penisilin). "enisilin
ini termasuk karbenisilin, tikarsilin, meklosilin dan piperasilin
diindikasikan khusus untuk kumankuman "seudomonas aeruginosa
b. Sepalosforin
- +ekerja dengan menghambat enAim transpeptidase
- 0ahan terhadap enAim betalactamase
- fek samping 4 1lergi, kerusakan ginjal, intoleransi
alkohol, dan perdarahan, hemolisis, demam dan gangguan
gastrointestinal
- +isa dipakai sebagai pengganti penisilin
- 0idak dapat dikonsumsi intraoral, hanya bisa
intramuskular dan intravena
- Menembus plasenta tetapi tidak menembus blood brain
barrier
- 1kan diekskresi melalui urin dalam )< jam
- +ekerja pada bakteri gram positif, sebagian gram
negatif dan generasi ketiganya bekerja pada bakteri gram negatif
anaerob
- terbagi menjadi ( kelompok, yakni4
• .enerasi pertama yang paling aktif terhadap kuman 3ram positif
secara in vitro. 0ermasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin,
sefaAolin, sefradin. 3enerasi pertama kurang aktif terhadap kuman
3ram negatif.
66
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 65/113
• .enerasi +edua agak kurang aktif terhadap kuman 3ram positif
tetapi lebih aktif terhadap kuman 3ram negatif, termasuk di sini
misalnya sefamandol dan sefaklor.
• .enerasi +etiga lebih aktif lagi terhadap kuman 3ram negatif,
termasuk nterobacteriaceae dan kadangkadang peudomonas.
0ermasuk di sini adalah sefoksitin !termasuk suatu antibiotika
sefamisin$, sefotaksim dan moksalatam.
c. +acitracin
d. arbacephams
e. Imipenem
f. 9ancomycin
2. Menghambat sintesis tetrahydrofolate
0etrahydrofolate merupakan koenAim dari basa purin dan timidin.
Kekurangan 0H/ akan mencegah terjadinya proliferasi sel.
a. Sulfonamide
- Mempunyai struktur sama dengan "1+1 !para aminobenAoic acid
!"1+1$, yaitu precursor yang dibutuhkan bakteri untuk sintesis asam
folat. Sehingga mereka menghambat secara kompetitif pembentukan
asam dihidropteroik, yaitu precursor asam dihiropteroik dari pteridin
"1+1. Inhibisi ini tidak berefek pada sel mamalia karena kurangnya
mensintesis asam folat dan membutuhkan asam folat bentuk akhir.
1ntibiotic ini aktif mela%an gram positif dan gram negative juga
merupakan obat pilihan untuk mela%an keratitis #ocardia.
- 7iproduksi secara sintesis.
- 7iabsorbsi di plasma dan dieliminasi di ginjal.
- fek samping4 kerusakan kulit yang berat.
b. 1minosalicylic acid
c. Sulfones
d. 0rimethoprim
(. Menghambat fungsi 7#1
ara kerja antibiotik ini adalah dengan menghambat metabolisme sel
dan pembelahan sel karena kesalahan dalam sintesis 7#1
a. /lucytosine
b. /luorouinolones
- Secara bervariasi mela%an aksi 7#1 gyrase bakteri yaitu enAim esensial
untuk sintesis 7#1.
- Nbat ini mempunyai aktivitas mela%an kebanyakan bakteri gram
negative dan beberapa gram positif.
- 0oksisitas lebih rendah.
- "enetrasi yang baik di permukaan mata dan penetrasi lebih lama pada air
mata.
67
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 66/113
c. #alidi;ic acid
d. -ifampin
e. Inhibitor 3yrase
- +ekerja dengan cara membuka, under%inding dan menutup 7#1 double
heli; sehingga tidak bisa berotasi
- +ekerja dengan efek bakterisidal
- fek samping berupa gangguan 3I, alergi, gangguan #S !kebingungan,
halusinasi$
- Kontraindikasi terhadap kehamilan, menyusui dan masa pertumbuhan.
f. MetronidaAole
- +akterisid terhadap anaerob obligat tetapi tidak memiliki efektivitas
terhadap anaerob fakultatif atau aerob.
- "enambahan metronidaAole dalam penisilin diindikasikan jika kondisi
pasien tidak juga membaik dalam ?2 jam.
- Merusak 7#1 dengan pembetukan rantai kompleks atau pemutusan
rantai
- 7osis yang direkomendasikan untuk metronidaAol adalah *>> mg setiap
< jam untuk ? hari.
- "asien yang sedang meminum metronidaAol tidak dapat menoleransi
alkohol.
- Kontraindikasi terhadap kehamilan dan menyusui karena sifatnya yang
karsinogen dan mutasi pada manusia
3ambar 2.2) MetronidaAole
). Menghambat sintesis protein
1ntibiotik golongan ini bekerja dengan menghambat salah satu tahap
dalam sintesis protein, seperti transkripsi dan translasi.
68
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 67/113
a. 1minoglycosides
Mempunyai aktivitas bakteri spectrum luas, terutama kuman batang
gram negative. 1ntibiotic ini mempunyai afinitas pada ribosom (>S dan
*>S bakteri untuk memproduksi komplek ?>S nonfungsional yang dapat
menginhibisi sintesis sel bakteri. 0idak seperti bakteri lain yang
mengganggu sintesis protein, antibiotic ini lebih mempunyai sifat
bakterisid. 1ktivitas klinis mereka terbatas pada kondisi anaerob dan
mempunyai ratio toksisitas rendah.
b. hloramphenicol
+iasanya digunakan pada infeksi yang spesifik disebabkan oleh H
influenAae. "enggunaannya dibatasi karena sifat toksiknya dan juga dapat
mendepresi sumsum tulang.
c. lindamycin- Nbat yang efektif terhadap banyak mikroorganisme gram positif dan
negatif termasuk juga bakteri anaerob yang obligat maupun yang
fakultatif.
- Merupakan alternatif yang baik bagi penisilin dan direkomendasikan
bagi pasien yang alergi terhadap penisilin, hanya harganya lebih mahal.
- Menyebabkan sebagian kasus kolitis pseudomembranosis, begitu pun
dengan ampisilin5amoksisilin dan sefalosporin.
- 7osis4 dosis mula untuk de%asa adalah (>> mg diikuti dengan &*>(>>
mg setiap < jam selama ? hari.
d. 0etracyclin
- Mencegah perlekatan antara t-#1 dan kompleks asam
amino sehingga menyebabkan efek bakteriostatic dan efektif terhadap
spektrum luas.
- fek samping4 3angguan 3I !nausea, diare, dll$,
mencegah pertumbuhan tulang, diare dan tooth staining !pada anakanak
dan pada bayi yang ketika dalam kandungan ibunya mengkonsumsi
tetrasiklin$.
- Kontraindikasi4 kehamilan dan anakanak di ba%ah B
tahun.
- 7i kedokteran gigi digunakan untuk mengobati
periodontitis, 1cute #ecrotiAing :lcerative 3ingivitis !1#:3$ dan
abses periodontal.
- 0ujuh puluh persen diserap ketika dikonsumsi secara
intraoral.
69
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 68/113
- 0etrasiklin terikat pada kalsium sehingga produk susu
dapat menghambat penyerapan.
- 7apat menembus plasenta.
- 1kan diekskresi oleh sistem hati melalui filtrasi
glomerulus.- Merupakan antibiotik spektrum luas yang bekerja pada
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
e. Makrolide
- +erakasi terhadap bakteri gram positif dan menekan
kerja ribosom.
- fek samping 4 gangguan 3I
- +ekerja lambat dan dielimanis secara lamabt di ginjal
sehingga cukup membutuhkan dosis yang rendah
-
7erivat4 Klaritomisin dan 1Aitromisina. 1dalah makrolid seperti eritromisin yang memiliki sedikit kelebihan
dibanding eritromisin.
b. 7apat diberikan pada pasien yang alergi terhadap penisilin dengan
indikasi yang relatif ringan untuk terapi antibiotik sistemik.
c. Nbatobat ini tidak begitu banyak menimbulkan gangguuan
gastrointestinal dan spektrum antimikrobanya meliputi sejumlah
bakteri anaerob yang menyebabkan infeksi endodonsia.
d. Klaritromisin dapat diberikan sebelum atau sesudah makan dengan
dosis 2*>*>> mg setiap &2 jam selama ? hari.
e. 1Aitromisin harus diminum & jam sebelum makan atau & jam sesudah
makan, dengan dosis mula adalah *>> mg diikuti dengan 2*> mg
setiap hari selama *? hari.
f. Nbatobat ini memblok metabolisme %arfarin dan anisindione, yang
dapat mengarah pada perdarahan yang serius jika pasien juga sedang
meminum obat antikoagulan.
70
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 69/113
3ambar 2.2* Makrolide
Anti$iotik Proilaktik
- 7efinisi4 antibiotik yang digunakan bagi pasien yang belum terkena infeksi,
tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya atau bila
terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien.
- "asien yang sedang sakit yang beresiko terkena infeksi sekunder di tempat lain
!metastasis$ setelah terjadinya bakterimia adalah mereka yang mengidap
penyakit jantung rematik atau kongenital, katup jantung buatan, prolapsis
katup mitral dengan regurgitasi, pernah menderita endokarditis infektif,
systemic pulmonary shunts, ind%elling arteri obvenous shunt, diabetes yang
tak terkontrol dan pasien yang mengalami imunologik.
- "enggunaan antibiotik sebagai perlindungan terhadap endokarditis pada
tindakan seperti instrumentasi yang tejadi di luar apeks, bedah endodonsia, dan
anestesi yang dilakukan via ligamen periodontium.
71
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 70/113
- 'asien sehat tanpa tanda dan geala infe+si sistemi+ tetapi dengan pulpitis
simtomatik, periodontitis apikalis simtomatik, saluran sinus atau abses tida+
memerlu+an antibioti+&
- 7alam administrasi suatu antibiotik untuk keperluan profilaksis, konsentrasi
obat dalam plasma harus jauh lebih tinggi dibandingkan jika antibiotik
digunakan untuk tujuan terapeutik. adi, dosis profilaktik yang diberikan
sebelum pembedahan haruslah dua kali lipat dibandingkan dosis terapeutik.
- Indikasi4
a. 1nakanak yang memiliki ri%ayat administrasi obatobatan melalui
intravena, dan anakanak yang menderita sindrom tertentu seperti4 7o%n
syndrome, atau Marfan syndrome.
b. "asien immunocompromise4 pasien semacam ini tidak dapat mentolerir
bakterimia transien setelah pera%atan dental invasif. adi, pasien yang
sedang menjalani kemoterapi, iradiasi, atau transplantasi sumsum tulang
harus dira%at dengan hatihati. Kriteria tersebut juga berlaku pada pasien
yang mengalami kondisi berikut ini4 infeksi virus HI9, defisiensi imun,
neutropenia, imunosupresi, anemia, splenectomy, terbiasa mengkonsumsi
steroid, lupus eritematosus, diabetes, dan transplantasi organ.
c. "asien yang memakai shunt, kateter atau protesa vaskuler4 bakterimia
setelah pera%atan dental invasif akan meningkatkan kolonisasi pada kateter
atau shunt vaskuler. "asien yang menjalani dialisis atau kemoterapi, atau
transfusi darah, juga sangat rentan terhadap gangguan ini.
- :ntuk profilaksis endokarditis, yang berkaitan dengan pera%atan dental,
amoksisilin adalah antibiotik pilihan.
2.8.. Anestesi
1nestesi adalah hilangnya semua bentuk sensasi termasuk sakit, sentuhan,
persepsi temperature dan tekanan dan dapat disertai dengan terganggunya fungsi
motorik. +ila hanya sebagian dari tubuh yang terpengaruh, dapat digunakan
istilah anestesi lokal atau amalgesia lokal. 1nestesi lokal menghambat impuls
konduksi secara reversible sepanjang akson saraf dan membran eksitabel lainnya
yang menggunakan saluran natrium sebagai alat utama pembangkit potensial aksi.
Secara klinik, kerja ini dimanfaatkan untuk menghambat sensasi sakit dari atau
impuls vasokonstriktor simpatis ke bagian tubuh tertentu. Hingga saat ini belum
ada obat anestesi yang ideal, dan pengembangan obat masih terus diteliti. #amun,
%alaupun relative mudah untuk mensintesis suatu Aat kimia yang mempunyai
efek anestesi lokal tetapi sangat sulit mengurangi efek toksik yang lebih kecil dari
72
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 71/113
obat yang ada saat ini. 1lasan utama kesulitan tersebut adalah kenyataan bah%a
toksisitas yang sangat serius dari obat anestesi lokal merupakan perluasan efek
terapinya pada otak dan sistem sirkulasi.
a. Anestesi Lokal
1nestesi lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang sesuai.
Siat @"(" Anestesi Lokal
- +ekerja pada korteks motorik dengan cara menghentikan aliran impuls
ke daerah yang di anestesi
- +ekerja pada korteks sensorik dengan cara menghambat transmisi
impuls sensorik
Siat Anestesi Lokal Cang I&eal
&. 0idak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen
2. Mula kerja sesingkat mungkin
(. Vaktu5masa kerja cukup lama
). 6arut dalam air
*. Stabil dalam larutan
<. 7apat disterilkan tanpa mengalami perubahan
In&ikasi+
&. 0indakan bedah
yang menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan oleh pasien, seperti4
ekstraksi, pulpotomi, pulpektomi, gingivektomi, bedah periodontal,
implant, dsb
2. 6esi yang terjadi pada daerah
superfisialis minor dan permukaan tubuh, seperti ekstraksi gigi tanpa
penyulitKontrain&ikasi+
&. 1da inflamasi5
infeksi akut pada daerah yang akan diinjeksi ataupun infeksi mulut yang
meluas.
2. "enderita penyakit
darah sukar membeku4 hemophilia, "hristmas disease, von illebrand
disease !saat pembedahan sekresi glukosa meningkat, sekresi insulin
menurun kadar glukosa dlm darah meningkat darah sukar beku$.
73
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 72/113
(. 1lergi terhadap obat anestesi.
"enderita penyakit sistemik seperti hipertensi !obat anestesi lokal
mengandung vasokontriktor !fungsi4 menyempitkan pembuluh darah$. ika
diberikan pada penderita hipertensi menimbulkan kenaikan tekanan
darah yang lebih hebat lagi dan dapat menimbulkan kematian$, diabetes
mellitus !yaitu pengaturan abnormal gula darah sehingga gula darah
menjadi tinggi karena resistensi insulinW' dimana selama pembedahan
berlangsung terjadi peningkatan sekresi glukosa dan penurunan sekresi
insulin sehingga dapat memperparah keadaan penderita 7M$ , kelainan hati
dan ginjal
Winsulin4 hormon yang mengatur metabolisme glukosa yang dapat
menurunkan kadar gula darah dengan membantu transport gula darah ke
dalam jaringan
:aktor,:aktor Cang 'e"pengar(0i Anestesi En&o&onsia
&. Kekha%atiran dan kecemasan
-asa kha%atir dan rasa cemas pasien akibat hal yang belum pernah dialami
dan diketahuinya !suatu pera%atan endodontik contohnya$ berperan besar
dalam persepsi serta berpengaruh terhadap reaksi pasien terhadap nyeri.2. Kelelahan
"asien yang mengalami kesakitan akan susah tidur pada malam hari, dan
susah untuk makan sehingga tubuh pasien akan mengalami kelelahan.
Karena kelelahan ini, kemampuan pasien dalam menanggulangi stress
menurun sehingga kurang dapat menoleransi nyeri.
(. Inflamasi jaringan
"ada jaringan yang terinflamasi terjadi penurunan ambang rangsang
persepsi nyeri yang biasa disebut sebagai EhyperalgesiaD. 7imana kondisi
ini menyebabkan pasien dapat bereaksi terhadap stimulus ringan,. aringan
yang terinflamasi ini sukar untuk di anestesi.
). 1nesthesia yang pernah gagal
"asien yang pernah mencoba obat analgesik atau pernah mengalami
anesthesia yang gagal pada peklinik lain, akan mengalami rasa cemas yang
tinggi yang akan menurunkan ambang rangsangnya.
'ana%e"en Aal
&. "endekatan "sikologis7engan teknik )4
74
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 73/113
- "ontrol6 dicapai dengan memperoleh dan mempertahankan kendali.
- "ommunication6 mendengarkan dan menerangkan apa yang dapat
pasien lakukan dan apa yang dapat pasien harapkan.
- "oncern6 menunjukkan kepedulian akan rasa cemas yang dialami
pasien.- "onfidence 6 melalui bahasa tubuh dan secara profesionalisme,
sehingga akan menenangkan pasien dan dapat meningkatkan ambang
rangsang.
2. Injeksi #irnyeri !0anpa #yeri$
- Memperoleh kepercayaan pasien.
- 1nestesi topikal4 untuk mengurangi nyeri saat injeksi. ika
penggunaannya dengan gel, maka letakkan gel di gulungan kapas pada
dan oleskan pada mukosa yang kering, tunggu & hingga 2 menit
sebelum injeksi, agar didapat efek topikal.
- "enghangatan larutan anestetik4 larutan anestetik dihangatkan hingga
suhu tubuh akan meningkatkan keefektifan larutan anestetik, namun
faktanya pasien tidak dapat membedakannya apakah larutan anestesi
tersebut hangat atau dingin.
- Insersi jarum4 masukkan jarum perlahanlahan dan hatihati ke dalam
jaringan mukosa.
- arum ukuran kecil4 untuk jarum yang semakin kecil maka nyeri yang
diakibatkan juga semakin kecil, namun faktanya pasien tidak dapat
membedakan ukuran jarum yang masuk ke dalam mukosa.
- Injeksi perlahanlahan4 akan menurunkan tekanan pada jaringan dan
distribusi larutan anestetik ke jaringan secara berangsurangsur !&
menit untuk & ampul$.
- Injeksi dua tahap4 injeksi a%al gunakan X ampul ke ba%ah
permukaan mukosa, dan biasanya tidak menyebabkan nyeri. Injeksi
berikutnya dilakukan setelah terjadi kebaalan regional dan diberikan
sampai kedalaman penuh pada lokasi target, dan menyebabkan nyeri
minimal saat diinjeksikan !dapat digunakan pada teknik blok
mandibula$.
(. Vaktu Melakukan 1nestesi
1nestesi dilakukan setiap kunjungan pera%atan !misalnya di setiap
kunjungan pera%atan endodontik$. 1nggapan terdahulu yang mengatakan
panjang kerja dapat diketahui melalui reaksi pasien dengan gigi yang tidak
teranestesi, jika pasien mulai merasa nyeri, berarti sudah mencapai apeks,dan itulah panjang kerjanya.#amun ambang rangsang sakit dan persepsi
75
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 74/113
sakit tiap orang berbedabeda. 1da yang sudah merasa sakit bahkan
sebelum apeks dicapai, ada yang tidak merasakan apaapa %alaupun
instrumen sudah mele%ati foramen apikalis sehingga anggapan terdahulu
ini tidak boleh diterapkan lagi.
). 0erapi /armakologi 0ambahan
Sedasi !intravena, oral, inhalasi$ dapat meningkatkan anesthesia lokal,
dapat digunakan pada pasien yang cemas.
Ki"ia Dan Klasiikasi
- 1gen anestesi menurunkan konduksi saraf.
- Sangat sulit untuk mencegah transmisi impuls karena akson yang sudah
kehilangan konten sitoplasmiknya saja masih dapat mentransmisikan
potensial aksi.- 1gen5obat anestesi harus bersifat lipofilik dan hidrofilik.
- Kelarutan lemak esensial bagi obat untuk berpenetrasi ke berbagai barrier
anatomic antara obat dan tempat kerjanya, termasuk membran saraf.
- Kelarutan air dibutuhkan agar obat tidak mengendap didalam cairan
interstisial.
-($(ngan Str(kt(r,Akti*itas
- Molekul anestesi memiliki ( bagian4
&. -esidu aromatik 4 bersifat lipofilik 2. 3rup amino !terminus amino sekunder5tersier$ 4 bersifat hidrofilik
(. Intermediate chain 4 merupakan rantai yang memisahkan lipofilik dan
hidrofilik. Hubungan antara rantai karbohidrat pusat dengan aromatik
yang membentuk menjadi 2 klasifikasi4
a. ester !NN$
b. amida !#HN$
"erbedaan keduanya terletak pada metabolisme dan allerginitasnya.
Modifikasi sedikit saja pada bagian manapun dari molekul dapat
mempengaruhi aksi obat.
Pengar(0 p-
- Kebanyakan anestesi lokal bersifat lemah dengan pka yang berkisar antara
?,* C.
- 1nestesi lokal tersedia dalam bentuk basa bebas, namun basa bebas ini
sukar larut dan tidak stabil dalam larutan, oleh karena itu untuk
penginjeksian, anestesi ini sudah dikemas dalam bentuk garam dengan
menambahkan asam hidroklorik.
76
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 75/113
- 0ujuan menambahkan hcl adalah untuk meningkatkan kelarutan obat
didalam air dan meningkatkan stabilitas obat dalam media air.
- Saat diinjeksikan ke dalam tubuh, larutan anestesi lokal akan secara cepat
dinetralkan oleh buffer cairan jaringan dan fraksi kation diubah ke bentuk
basa tidak terionisasi.
- Karena hanya dalam bentuk basa, obat dapat berdifusi secara cepat ke
saraf. ika semakin tinggi pka suatu anestesi maka akan semakin lama
mula kerjanya.
- "ada jaringan terinflamasi, ph jaringan akan turun dan akan membatasi
pembentukan +1S1 ++1S sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menganestesi jaringan
terinflamasi.
- 1gen topical dikemas dalam bentuk basa karena basa dapat berdifusi
melalui barier pelindung epitel yang cukup impermeable.
- Karbonasi !penambahan karbondioksida$ pada anestetik lokal dapat
meningkatkan mula kerja dan menambah kedalaman anestesi karena asam
hidrokarbonat dapat berpenetrasi ke membran dengan lebih cepat.
Dosis Dan Ko"posisi O$at Anastesi Lokal
1nastesi lokal merupakan obat yang menginterupsi konduksi ketika
diserap ke saraf, efek iritasinya sedikit atau tidak ada ketika diinjeksi ke
jaringan. 1nastesia berarti kurang senasi. Kandungan utama anastesi lokal4
&$ 3rup amino yang membentuk garam dengan asam kuat yang larut air.
2$ 1lkali yang akan menghidrolisis garam menjadi basis alkaloidal bebas
yang larut dalam lemak.
($ 3aram yang merupakan asam dalam reaksi dan relative stabil
)$ Semua kandungannya akan dihidrolisis di plasma di mengalami
biotransformasi di liver.
*$ +ahan yang kompatibel dengan epinephrine.
<$ 7an mampu memproduksi efek to;ic ketika konsenstrasi plasma sangat
tinggi.
0iga grup anastesi lokal yakni ester, amide, dan hydro$l compound.
#amun yang digunakan sebagai anastesi yang diinjeksikan adalah grup ester
dan amide.
77
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 76/113
&$ 3rup ester mengandung grup aromatic !liphopilic$, memiliki rantai
penghubung berupa ester, dan grup amino sekunder5tersier yang hidrofilik
dan membentuk garam larut air ketika digabunggkan.
2$ 3rup amide mengandung grup aromatic !liphopilic$, memiliki rantai
penghubung berupa amide, dan grup amino sekunder5tersier yang
hidrofilik dan membentuk garam larut air ketika digabunggkan.
($ Hydro;yl compound yang mengandung sedikit bagian yang hidrofilik dan
umum digunakan sebagai topical anastesi.
Aksi 'ekanis"e
1nestesi lokal memblok sensasi sakit dengan mengganggu propagasi impuls
saraf perifer.
Eek Per"ea$ilitas Ion
- 1nestesi lokal menghalangi transmisi saraf dengan memblok stimulasi
pada konduktansi #aY yang akan menurunkan derajat depolarisasi dan
konduksi menjadi lambat.
- Ketika depolarisasi ditunda maka proses repolarisasi terjadi sebelum
ambang potensial dicapai sehingga konduksi saraf gagal dicapai.
Te"pat Ker%a
- 1nestesi lokal berinteraksi secara langsung dengan kanal #aY untuk
menghambat konduksi saraf.
3ambar 2.2< 0empat Kerja 1nestesi
- Komponen terbesar dari kanal #aY adalah subunit alfa yang memiliki )
domain homolog ! I, II, III, I9$ dimana setiap domain homolog terdiri dari
78
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 77/113
< segmen helical ! S&, S2, S(, S), S*, S< $ yang melintasi membran
plasma.
- Setiap segmen S) dari setiap domain membentuk a/ti*ation gate yang
merupakan bagian dari protein kanal yang bergerak karena adanya respon
stimulus depolarisasi dan membuka kanal.
- 1nestesi lokal memblok kanal #aY dengan mengurangi pergerakan peptida
yang bertanggung ja%ab pada sistem gerbang tersebut.
- +agian hubungan S)S* domain III dan I9 membentuk E inner "o(t0F
kanal.
- Segmen S< domain I9 membentuk reseptor untuk loop intraceluller antara
domain III dan I9 dan membentuk 0,gate.
- ika hgate berlekatan dengan reseptor !yang artinya terjadi fosforilasi$
maka akan terjadi inakti*asi kanal se/ara la"$at< namun apabila terjadifosforilasi selain di hgate maka hanya akan terjadi peng(rangan akti*asi
kanal.
- 0empat kerja setiap obat anestesi berbedaada, ada yang bekerja di
segmen S) dari suatu domain, ada yang menghambat reseptor pada S<
domain I9, dll.
- ontoh 4 6idocaine menjerat segmen S) domain III dan menunda
pergerakkan segmen S) domain I9.
Eek :ar"akologi
a. Siste" Sara P(sat
- 1nestesi lokal dengan mudah dapat mele%ati sirkulasi perifer menuju
otak.
- fek sistemik yang disebabkan oleh anestesi lokal terjadi pada konsentrasi
plasma !yang terdapat di darah dan bukan di hati saat di metabolisme$.
- Tan&a &an ge%ala aal dari efek toksik 4 sakit kepala ringan dan pusing,
&iik(ti ole0 gangguan penglihatan dan pendengaran, ketakutan,
disorientasi, dan aktivitas otot involunter terlokalisasi.
- Respon &epressant + bicara cadel, ngantuk, dan tidak sadarkan diri.
- ika konsentrasi obat didalam darah tinggi, maka dapat menyebabkan
tremor !konvulsi tonikklonik$.
- Dosis tinggi +dapat terjadi depresi pernafasan yang menyebabkan
kematian asfiksi !kurangnya oksigen, karena tidak dapat bernafas secara
normal$.
$. Siste" Kar&io*ask(ler
1. 'iokar&i("
79
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 78/113
- "ada konsentrasi non toksik, reaksi yang diberika tiap orang berbeda.
+agi orang yang alergi terdapap obat anestesi tertentu akan
menyebabkan efek toksik %alaupun pada dosis yang tidak toksik.
- 6odaicaine4 menurunkan durasi pontensial aksi, menaikkan periode
refraktori di serat "urkinje, sehingga kontrol kardiak menurun.
Kemampuannya dalam memblok kanal aYYdan meningkatkan aY
Yyang dilepaskan dari reticulum sarkoplasma, dan mengurangi
responsivitas myofibrillar terhadap aYYsehingga menurunkan
kontraksi myocardial.
- "ada &osis toksik +terjadi eksitabilitas membran dan penurunan
kecepatan konduksi, bradikardia, kontraksi myocardial yang tidak
normal, dan vasodilatasi sehingga menurunkan kardiak output. 7apatterlihat karena terjadinya hypo;ia !kurangnya suplay oksigen$.
- +upivacaine dan obat yang highlipofilik merupakan cardioto$ic
yang dapat menyebabkan arritmia ventricular dan collapsnya
kardiovaskuler.
2. Gask(larisasi
Perier
- 6arutan encer meningkatkan kontraksi myogenik spontan.
- 1nestesi lokal dapat menurunkan tonus vascular !mengurangi
pelepasan neurotransmitter dan responsivitas otot$.
- Konsentrasi toksik dalam darah dapat menyebabkan dilatasi arteriol
dan terjadi 0ipotensi.
- 1nestesi lokal dengan kemampuan vasodilatasi yang semakin
menurun, dimulai dari4 bupivacaine, procaine, lidocaine,
mepivacaine, dan kokain. Kecuali kokain, semua anestesi lokal
menghambat aktivitas myogenik dan tonus otonomik sehingga terjadi
vasodilatasi.
/. Eek Lain
- 1ktivitas otot polos, antibacterial, antihistamin, efek muskarinik,
mempengaruhi metabolisme adam arakhidonat yang berperan dalam
pembentukan prostaglandin, dan menghambat agregasi platelet.
&. Eek Gasokonstriktor
- 7igunakan epinefrin )2> mikrogram5ml ! &42*>.>>> &4*>.>>>$, juga
digunakan levonodefrin, norepinefrin, dan phenylephrine.
- /ungsinya untuk menurunkan toksisitas sitemik.
80
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 79/113
- 6idocaine Y epinefrin &4&>>.>>> dapat menurunkan resistensi perifer,
meningkatkan kardiak output, meningkatkan detak jantung dan tekanan
darah sistolik, sakit di dada.
- ika kerja jantung meningkta maka dapat terjadi iskemia myocardial dan
arritmia jantung.
Eek Sa"ping
A. Toksisitas Siste"ik
- Konsentrasi obat anestesi berlebih di daerah akibat injeksi intravascular
dapat menyebabkan konvulsi !kondisi dimana otot berkontraksi dan
berelaksasi secara cepat$, terhentinya pernafasan, dan collapsenya
cardiovascular&
- "encegahan4 &. 7osis kecil merupakan anesthesia yang efektif, 2. 0eknik
injeksi yang benar, (.larutan mengandung vasokonstriktor !untuk yang
tidak kontraindikasi$.
- Hipotensi arterial dapat dikontrol oleh cairan intravena dan agen
simptomametik !epinefrin, morepinefrin$.
B. Respon Jaringan Lokal
- Konsentasi anestesi lokal dapat merusak saraf perifer.
- "ada konsentrasi tinggi, anestesi lokal dapat mengakibatkan injuri saraf
yang lama, terpaparnya neuron tidak bermembran pada konsentrasi
anestesi lokal yang tinggi dapat mengakibatkan peningkatan irreversible
caYY intraseluller dan kematian sel nekrotik.
- 1nestesi lokal dapat menyebabkan o/al nekrosis 9area nekrosis dapat
terlihat oleh mata telanjang$ pada jaringan otot rangka di area yang
diinjeksi.
- 1nestesi lokal menghalangi motilitas sel, menekan sintesis kolagen, dan
menunda perbaikan jaringan.
- pinefrin dapat menyebabkan hypo;ia jaringan dengan mengurangi
aliran darah lokal.
- 9asokontriksi pada daerah yang berbahaya seperti ujung jari, hidung
dapat menyebabkan nekrosis jaringan.
7. Reaksi I&iosyn/rati/
- fek yang berkaitang dengan &. Kecemasan, 2. 9asokontriktor, (. Injeksi
intravascular.
- 1nestesi lokal amida aman digunakan, lidocaine dapat digunakan untuk
pera%atan arritmia ventrikular.
D. :eno"ena Alergi
81
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 80/113
- 7isebabkan !seringnya$ oleh derivat ester karena hasil metabolisme dari
derivat ester adalah paminobenAoic !"1+1$ yang merupakan allergen.
- "asien yang alergi sebaiknya diberi antihistamin.
- "asien yang mengalami anafilaktik syok dapat diberikan epinefrin agar
terjadi bronkodilatasi.- "asien asma tidak toleran terhadap sulfit ! bisulfit dan metabisulfit yang
digunakan dengan vasokonstriktor$.
- 7erivat amida jarang bahkan tidak menimbulkan alergi.
E. Pengg(naan Sela"a Ke0a"ilan
- Nbat anestesi aman digunakan jika digunakan pada dosis yang
sesuai5normal.
- 0elah dilakukan penelitian terhadap he%an dan hasil yang didapat adalah
penggunaan bupivacaine menyebabkan kematian pada fetus pada * kali
konsentrasi dosis maksimum manusia.
Ko"plikasi Anestesi
Komplikasi dalam anestesi dapat disebabkan oleh 2 hal 4
1. Ba0an Anestesi Lokal
1pakah bahan5obat yang digunakan mengandung vasokontriktor atau tidak,
harus diperhatikan indikasi dan kontraindikasi pemakaian obat anestesi
pada pasien terutama dengan yang memiliki penyakit sistemik. +ahan
anestesi lokal hanya menyebabkan hilangnya rasa sakit, namun rasa raba
dan rasa tekan masih dapat dirasakan oleh pasien.
2. Teknik Cang Dig(nakan
- 6angsung ke pembuluh darah4 toksisitas meningkat karena dengan cepat
diabsorpsi oleh tubuh.
- 0usukan masuk ke pembuluh darah4 menyebabkan hematom !darah
masuk ke selasela otot$. 0erutama pada %aktu ingin blok tubermaksila,
yang ra%an terjadi hematom karena posisi pangkal saraf yang
berdekatan dengan pleksus venosus pterygoideus.
- 7iinjeksikan perlahanlahan4 jika cepat, pasien akan merasa kesakitan.
ika pasien beraksi saat diinjeksikan maka jarum dapat patah.
- Paralisis ner*(s asialis4 yang terjadi pada motorik. 0erjadi saat akan
melakukan blok mandibula yang sasaran utamanya adalah nervus
alveolaris inferior, namun akibat tidak5kurang mengertinya topografi
saraf sehingga yang teranestesi adalah nervus fasialis yang mempersarafi
otototot %ajah sehingga terjadi paralisis nervus fasialis.
82
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 81/113
- Prolong anestesi 4 jika terjadi trauma pada saraf sensoris, terjadi jika
saat blok mandibula dan insersi jarum yang terlalu dalam sehingga
sarafnya robek. Sehingga terjadi baal yang berkepanjangan. 7okter harus
membantu menyembuhkan pasien dengan memberikan ne#rotropic
agent < contohnya neurobion.
- Jika saat injeksi posisinya terlalu tinggi atau terlalu naik dari posisi
foramen mandibula, maka dapat mengenai musculus pterygoideus
eksternus yang dapat menyebabkan tris"(s.
Penggolongan O$at
&. Senya%a yang mengandung ikatan amida
Senya%a amida !#HN$ 4 6idokain !;ylocaine,lignocaine$,
mepivacaine !carbocaine$, prilokain !citanest$, bupivacain !marcaine$,
etidokain !duranest$, dibukain !nupercaine$, ropikaine !naropine$,
levobupivacaine !chirocaine$
1mida merupakan golongan yang tidak mudah terhidrolisis sehingga
%aktu kerjanya lama.
a. Lignokain 9Li&okain)
- 7iperkenalkan sejak tahun &C)C, dan telah menjadi agen 1nestesi
lokal yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi,
bahkan dapat menggantikan prokain sebagai prototipe 1nestesi lokal
umum
- 6ignokain merupkan derivat amida dari $ylide
- Sifat4
•7apat menimbulkan 1nestesi lebih cepat dibanding prokain
• 7apat tersebar dengan cepat diseluruh jaringan
• 7apat menghasilkan 1nestesi yang lebih dalam dengan durasi
yang cukup lama
• +erbeda dengan prokain, lignokain ini tidak atau hanya sedikit
menimbulkan vasodilatasi, sehingga hanya membutuhkan sediit
penambahan vasokonstriktor
• 6ignokain 2 kali lebih toksik dibanding prokain
83
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 82/113
• 6ignokain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap agen 1nestesi
lokal tipe ester
• +erbeda dengan agen 1nestesi lokal lainnya, bila telah mencapai
tingkat tertentu dalam darah dapat menyebabkan tandatandadepresi saraf pusat, kadang dapat terjadi tremor dan atau konvulsi
- "enambahan vasokonstriktor pada lidokain 2O akan meanambah
durasi 1nestesi pulpa dari *&> menit menjadi &&,* jam 8
menambah durasi 1nestesi jaringan lunak dari &&,* jam menjadi ()
jam.
- +ila digunakan sebagai agen tunggal, tidak boleh melebihi 2>>mg
dosis totalnya. +ila digunakan dengan penambahan vasokonstriktor
dapat meningkatkan dosis total menjadi (*>gr dan menyebabkan
absorpsi lambat.
- Nbat ini sering digunakan bersama kombinasi dengan adrenalin
!&4B>.>>> atau &4&>>.>>>$.
- Selain untuk 1nestesi infiltrasi,lignokain dapat digunakan sebagai
agen 1nestesi topikal yaitu dalam bentuk agar atau salep atau
semprotan cair.
- Kontraindikasi 4 pasien yang alergi terhadap agen 1nestesi lokal tipe
amida, dan pada penderita penyakit hati yang parah.
$. 'epi*a/ain
- "opuler sejak akhir tahun &C*>an
- Merupakan derivat amida dari $ylide
- 1gen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida 'nama pasarannya4
"arbocaine 8 digunakan untuk 1nestesi infiltrasi
- Mepivacain biasanya digunakan dalam sediaan bentuk larutan dengan
penambahan adrenalin &4B>.>>>.
- 0erkadang ada pula dalam bentuk larutan (O tanpa penambahan
vasokonstriktor untuk pasien dengan kontraindikasi
vasokonstriktor dan untuk memperoleh kedalaman dan durasi
1nestesi pada pasien tersebut. Selain itu dapat menimbulkan 1nestesi
pulpa dengan durasi 2>)> menit 8 1nestesi jaringan lunak 2)jam
- Sifat4
84
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 83/113
• Kecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi dan toksisitasnya
mirip lignokain
• 0idak mempunyai sifat alergenik terhadap agen 1nestesi lokal tipe
ester
• 7apat menimbulkan vasokonstriksi yang lebih ringan dibanding
lignokain
• Kurang efektif bila digunakan untuk 1nestesi topikal
• 0oksisitasnya setara dengan lidokain, namun bila telah mencapai
tingkat tertentu dapat menyebabkan eksitasi sistem saraf senural
bukan depresi yang dapat berakhir menjadi depresi respirasi
- 7osis yang digunakan tidak boleh melebihi *mh5kgbb
- Kontraindikasi 4 pasien yang alergi terhadap 1nestesi lokal tipe
amida, pasien penderita penyakit hati yang parah
/. Prilokain
- "enggunaan di klinik dimulai tahun &C<>
- Merupakan derivat toluidin, golongan amida
- 7ipasarkan dalam bentuk 4 garam hidroklorida, dengan nama dagang
"itanest 8 dapat digunakan untuk 1nestesi infiltrasi- Sifat4
• 0idak dapat memberikan efek pada 1nestesi topikal
• 1ksinya lebih cepat dibanding lignokain
• 1nestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam
• Kurang mempunyai efek vasodilator dibanding lignokain
• +iasanya termetabolisme lebih cepat
• Kurang toksik dibanding lignokain
- 7osis yang digunakan tidak boleh melebihi )>>mg. ika lebih dapat
menyebabkan terjadi nya metahaemoglobin
- "enambahan vasokonstriktor felypressin dengan konsentrasi >.>(
i.u5mlL&42>>.>>> dapat meningkatkan durasi dan kedalaman
1nestesi dan baik untuk pasien penderita kardiovaskular
85
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 84/113
- Kontraindikasi4 bayi, penderita metahaemogobinemia, penyakit hati,
hipoksia, anemia, gagal ginjal dan jantung, %anita hamil dan pasien
dengan ri%ayat 1nestesi tipe amida atau paraben
&. B(pi*akain &an Eti&okain
- 0erdapat dalam sediaan dengan epinefrin &42>>.>>>
- tidokain mulai kerjanya sedikit lebih cepat dibanding bupivakain
- Sifat bupivakain 4
• 7ipasarkan untuk kedokteran gigi tahun &C<(
• Merupakan obat yang sangat lipofilik
•Mula kerjanya lebih lambat dari golongan amida lainnya
• fikasinya sama
• Masa kerjanya lebih lama tepat digunakan pada operasi bedah
mulut
3. Senyaa yang "engan&(ng ikatan
ester 9,7OO7,)
Senya%asther4 kokain, benAokain, prokain, oksibuprokain, dan
tetrakain
3olongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami
metabolisme dibandingkan golongan amida. Sehingga ester adalah
golongan yang mudah terhidrolis sehingga %aktu kerjanya cepat hilang.
a. Kokain
- 1bsorpsinya lambat
- 7osis rendah dapat menurunkan denyut jantung, dosis sedang
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah
- Vaktu paruh 4 & jam setelah pemberian per oral atau nasal- Indikasi klinik 4 1nestesi topikal, terutama hidung dan tenggorokan
- 0oksisitas4 dosis toksik menimbulkan perangsangan SS" seperti
psikosis dan kejang, depresi pernafasan
$. Prokain
/armakodinamik
- 1nalgesia sistemik
- 0oksisitas lbh rendah drpd kokain
/armakokinetik
- 7N1 lambat !(* menit$
- Vaktu pendek karena vasodilatasi tempat injeksi, dihidrolisa oleh pseudocholinesterase
86
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 85/113
- Metabolit4 sering menimbulkan alergi, hambat
- Sulfonamid
Indikasi 4
&. 1nestesi infiltrasi, anestesi block menggunakan larutan 2 O Y
vasokonstriktor
2. Secara topikal tidak efektif, sulit diserap
/. Klorprokain
- Merupakan derivat prokain berhalogen
- "otensi 1nestesi lokal 2 kali lebih kuat dari prokain
- 7imetabolisme lebih cepat dari prokain
- Indikasi klinis4 anestesi infiltrasi, blokade saraf dan 1nestesi
epidural
- 0oksisitas 4 toksisitas sistemik kecil
&. Tetrakain
- Merupakan ester "1+1 !paraaminobenAoic acid$
- 7iabsorpsi cepat dari saluran nafas
- "otensi &> kali lebih kuat dan lebih toksik dari prokain !pemberian
I9$
- Masa kerja lebih panjang dari prokain
- Indikasi klinis 4 1nestesi spinal, penggunaan topikal pada mata dan
nasofaring
- 0oksisitas 4 mirip prokain, memengaruhi sulfonamida
9asokonstriktor
9asokonstriktor merupakan bagian integral dan sangat penting
peranannya di dalam suatu larutan anestesi lokal. "enambahan bahan
vasokonstriktor di dalam larutan anestesi lokal akan dapat mengurangi aliran
darah di daerah injeksi, sehingga dapat menghambat kecepatan absorpsi obat
anestesi lokal ke dalam pembuluh darah.
"emakaian vasokonstriktor memberikan beberapa keuntungan
diantaranya4
a. Membatasi agen 1nestesi hanya pada daerah yang terlokalisir sehingga
dapat meningkatkan kedalaman dan durasi 1nestesi.
b. Mengurangi efek toksik melalui efek penghambat absorpsi konstituen.
c. Menurunkan perdarahan pada tempat injeksi sehingga berguna saat
prosedur pembedahan untuk mengantisipasi perdarahan.
d. Menimbulkan daerah kerja yang kering !bebas bercak darah$ untuk
prosedur operasi.
9asokonstriktor yang biasa dipergunakan adalah 4
87
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 86/113
&. 1drenalin !epinephrine$4 suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan
sekresi medulla adrenalin alami. pinefrin merupakan vasokonstriktor
yang paling poten dan dipergunakan secara luas di kedokteran gigi.
2. /elypresin !octapresin$4 suatu polipeptid sintetik yang mirip dengan
sekresi glanula pituitary posterior manusia. /elypresin mempunyai sifat
vasokonstriktor yang lemah, yang tampaknya dapat diperkuat dengan
tambahan prilokain.
Indikasi4
a. 7igunakan untuk menghindari
bleeding .
b. Menurunkan perfusi.
Kontraindikasi4
a. "ada
pasien dengan kardiovaskular dan penyakit kelainan tiroid.
b. "ada
individu yang sensitif.
c. "ada
individu yang terjadi reaksi obatobatan yang tidak terantisipasi yang
menyebabkan "9 !"rematur 9entricular ontraction$.
1nestesi lokal dapat terjadi melalui terhentinya suplai saraf sensoris
pada daerah anatomi yang berbedabeda. 1nestesi lokal dapat dibagi menjadi
(, yaitu4
&. Anestesi topi/al ata( per"(kaan !agen 1nestesi
diaplikasikan pada membran mukosa$,
(. Anestesi iniltrasi !larutan 1nestesi didepositkan di sekitar filament saraf
untuk menghentikan persepsi rasa sakit$,
). Anestesi regional ata( $lok !daerah tubuh di1nestesi melalui konduksi
blok pada batang saraf yang mensuplai darah tersebut biasa digunkana
oleh ahli neurologi, jarang digunakan pada pera%atan gigi rutin$.
&. Anestesi Topikal ata( per"(kaan
7iperoleh melalui aplikasi agen 1nestesi pada daerah kulit maupun
membran mukosa, intinya daerah dimana agen dapat berpenetrasi dan
membuat ujungujung saraf superfacial jadi baal. +iasanya anestesi ini
paling sering dignakan untuk membaalkan mukosa sebelum penyuntikan.
88
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 87/113
3ambar 2.2? 1nestesi 0opikal
1da beberapa cara untuk melakukan anestesi topical, yaitu4
a. Semprotan
- 7apat digunakan karena larutan lebih mudah didistribusikan, danefeknya lebih luas dari yang kita inginkan
- +ahan aktif yang terkandung4 lignokain hidroklorida &>O dalam basis
air dan dikeluarkan dalam jumlah kecil dari container aerosol.
- 7apat ditambahkan rasa buahbuahan dapat ditolerir anak, tapi
dapat merangsang terjadinya salivasi berlebihan
- ara4
&. Keringkan daerah
yang akan di1nestesi,
*. Semprotkan larutan 1nestesi pada
gulungan kapas kecil, lalu letakkan pada daerah penyuntikan di
sulkus,
<. +iarkan sekitar & menit sebelum jarum
diinsersikan
- Mukosa tidak perlu dipersiapkan terlebih dahulu karena semprotan
1nestesi udah punya efek antiseptic
- Vaktu timbulnya efek 1nestesi4 & menit dengan durasi4 &> menit
b. Salep
- Sangat ampuh jika diaplikasikan pada gingival lunak sebelum
pemberian tumpatan yang dalam
- +ahan aktif yang terkandung4 lignokain hidroklorida *O. 0erkadang
beberapa industri farmasi menambahkan enAim hialuronidase,
89
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 88/113
amethocaine dan ben#ocaine untuk membantu penetrasi agen
1nestesi lokal ke dalam jaringan.
- Vaktu timbulnya efek 1nestesi4 () menit
c. mulsi
- +ahan aktif yang terkandung4 lignokain hidroklorida 2O
- Manfaat4
&. Sangat ampuh kalo ingin digunakan pas
mau nyetak seluruh rongga mulut pasien yang mudah mual
2. Mengurangi rasa nyeri pascaoperatif
!ontoh4 gingivektomi$
(. 0idak berbahaya kalo tertelan
- ara4
&. 3unakan & sendok
teh emulsi untuk kumurkumur di sekitar rongga mulut dan
orofaring
2. +iarkan &2 menit
(. 6udahkan tepat
sebelum pencetakkan
$. Anestesi iniltrasi
0eknik anestesi dilakukan dengan menyuntikan anestesi tepat pada saraf
gigi yang akan dilakukan tindakan. +iasanya teknik ini dilakukan pada maksila
karena lebih tepat sasaran serta tulang pada maksila tidak setebal tulang pada
mandibula.
3ambar 2.2B 1nestesi Infiltrasi
6arutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan
akan terifiltrasi di sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan
90
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 89/113
menimbulkan efek anestesi dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf
tersebut. 0eknik infiltrasi dibagi menjadi4
&. Suntikan submukosa
Istilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat di balik membran
mukosa. Valaupun cenderung tidak menimbulkan anestesi pada pulpa gigi,
suntikan ini sering digunakan baik untuk menganestesi saraf bukal panjang
sebelum pencabutan molar ba%ah atau operasi jaringan lunak.
2. Suntikan supraperiosteal
7engan cara ini, anestesi pulpa gigi dapat diperoleh dengan
penyuntikan di sepanjang apeks gigi. Suntikan ini merupakan suntikan yang
paling sering digunakan dan sering disebut sebagai suntikan infiltrasi.
(. Suntikan subperiosteal
0eknik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan
bidang kortikal. 0eknik ini digunakan apabila tidak ada alternative lain
karena akan terasa sangat sakit. 0eknik ini biasa digunakan pada palatum
dan bermanfaat bila suntikan supraperiosteal gagal untuk memberikan efek
anestesi %alaupun biasanya pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan
intraligamen.
). Suntikan intraoseous
Suntikan ini larutan didepositkan pada tulang medularis. Setelah
suntikan supraperiosteal diberikan dengan cara biasa, dibuat insisi kecil
melalui mukoperiosteum pada daerah suntikan yang sudah ditentukan untuk
mendapat jalan masuk bur dan reamer kecil pada pera%atan endodontic.
7e%asa ini, 0eknik suntikan ini sudah sangat jarang digunakan.
*. Suntikan intraseptal
Merupakan modifikasi dari 0eknik intraoseous yang kadangkadang
digunakan bila anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila dipasang
gigi geligi tiruan imediat serta bila 0eknik supraperiosteal tidak mungkin
digunakan. 0eknik ini hanya dapat digunakan setelah diperoleh anestesisuperficial.
<. Suntikan intraligamen atau ligament periodontal
arum diinsersikan pada sulkus gingival dengen bevel mengarah
menjauhi gigi. arum kemudian didorong ke membran periodontal bersudut
(>Q terhadap sumbu panjang gigi. arum ditahan dengan jari untuk
mencegah pembengkokan dan didorong ke penetrasi maksimal sehingga
terletak antara akarakar gigi dan tulang interkrestal.
Manfaat4
91
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 90/113
- feknya terbatas sehingga memungkinkan dilakukan pera%atan pada satu
gigi dan membantu pera%atan pada kuadran mulut yang berebeda.
- 0idak terlalu sakit.
- Menghindari terjadinya baal pada lidah, pipi, dan jaringan lunak lainnya.
- Mengurangi resiko trauma pada bibir dan lidah yang baal dan tidak
menimbulkan rasa kurang enak bagi pasien sehingga ia dapat makan dan
minum serta bicara normal.
- 7apat digunakan untuk suntikan diagnostic untuk mendiagnosis sumber
sakit.
- 7apat menghindari terjadinya hematoma %alaupun dapat terjadi
pendarahan gingival.
- 7ianjurkan untuk pasien menderita penyakit diatesa perdarahan bila gigi
akan ditumpat.
- 0idak perlu dilakukan aspirasi sebelum penyuntikan karena tidak ada
resiko terjadinya suntikan intravascular pada teknik ini. 1ngka
keberhasilan teknik ini tinggi, anestesi diperoleh oleh lebih dari C>O
pasien.
- Sesuai digunakan bagi pasien anak
- :ntuk prosedur multikuadran dan prosedur pera%atan gigi tunggal
- 0erapi endodontik dan periodontal.
- Merupakan teknik alternatif yang bermanfaat bila anestesi sulit diperoleh
dengan metode yang lebih konvensional atau metode yang kontraindikasi.
Kekurangan4
-asa pahit yang tidak enak !karena bocornya larutan anestesi selama
penyuntikan.
"atridge anestesi yang terbuat dari glass dapat retak selama penyuntikan
karena tekanan yang terlalu besar atau pendepositan yang terlalu cepat.
1vulsi premolar ba%ah dari soketnya juga mempersulit teknik tersebut
0idak dapat digunakan jika terdapat infeksi gingival karena
memungkinkan infeksi tersebar ke membran periodontal atau
menyebabkan bakterimia transien.
:ntuk mengurangi resiko komplikasi tersebut diberikan HR >,2 O "ada
sulkus gingiva untuk hilangkan plak atau kalkulus sebelum penyuntikan
92
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 91/113
+iasanya lebih efektif untuk gigi atas dibandingkan untuk gigi ba%ah.
/. Anestesi regional ata( $lok
0eknik anestesi dilakukan pada saraf pusat yang memiliki banyak cabang
saraf sehingga efek anestesi akan terjadi pada semua daerah yang disuplai oleh
saraf tersebut.
3ambar 2.2C 1nestesi +lok
Teknik Anestesi
"ersiapan Instrument 1nestesi
a Sterilisasi Instrumen
Seperti dalam pemeriksaan dasar, anestesi juga memerlukan persiapan
tertentu. Salah satu instrumen dalam persiapan yang selalu membutuhkan,
yaitu penyterilan syringe. Item lainnya disterilisasi oleh produsen dan
dikemas dalam kondisi steril.
b 1nestesi 0opikal
Item pertama saat persiapan adalah topikal ;ylocaine. 1nestesi ini
diproduksi dalam bentuk jelly atau salep. Hal ini paling sering digunakan
untuk menganestesi daerah tempat suntikan yang sebenarnya harus
dilakukan. 7ua kasa &2 inci atau cotton tip aplicator akan diperlukan bila
menggunakan topikal ;ylocaine. Sejumlah kecil ditempatkan pada aplikator
dan diaplikasikan di atas area yang akan disuntikkan. 0ujuan anestesi topikal
adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada pasien selama injeksi
berlangsung.
c Syringe
Syringe !sisiloading jarum suntik cartridge$ adalah satusatunya item
dalam persiapan yang memerlukan penyterilan setelah digunakan pada setiap
pasien. Syringe ini digunakan untuk mengaplikasikan anestesi lokal. arumsyringe merupakan jenis sekali pakai. "anjang dan jarum gauge yang
93
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 92/113
digunakan akan bervariasi, tergantung kebutuhan operator. Nperator akan
menangani dua jarum yang berbeda4 sebuah infiltrasi dan jarum konduktif.
arum infiltrasi memiliki panjang &(5&< inci dan digunakan untuk injeksi
maksilaris, untuk membius daerah kecil sekitar dua hingga tiga gigi.
Sedangkan, jarum konduktif memiliki panjang & ( 5 B inci panjang. Injeksi
blok dibuat dengan menggunakan jarum tersebut, 1nestesi daerah
menyeluruh.
d 1nestesi 6okal.
Saat ini, dua jenis obat bius lokal yang banyak tersedia, yaitu lidokain
hidroklorida !;ylocaine$ dengan epinefrin !&4*>.>>> hingga &4&>>.>>>$ dan
mepivacaine hidroklorida !carbocaine$ tanpa epinefrin. enis ini dapat
diidentifikasi dengan %arna tutup dan dengan %arna %adah. Sebagai contoh4lidokain hidroklorida dengan epinefrin !&4*>.>>>$, ditandai dengan tutup
hijau dan garis hijau di %adah' lidokain hidroklorida dengan epinephrine
!&4&>>.>>>$ memiliki tutup merah dan bergarisgaris merah' dan hidroklorida
mepivacaine memiliki tutup putih dan %adah cokelat. pinefrin adalah faktor
pengendali untuk berapa lama anestesi akan berlangsung. "enambahan
epinefrin mengakibatkan semakin lama daerah tersebut akan ter1nestesi.
pinefrin adalah vasokonstriktor yang menyebabkan jaringan di sekitar
kapiler membengkak, sehingga akan mengkonstriksi kapiler dan
memperlambat aliran darah. 1liran darah yang menurun menyebabkan
lambatnya difusi 1nestesi di seluruh tubuh, sehingga memperpanjang
aksinya. Hal ini juga dapat membantu dalam mengontrol pendarahan.
e 1spirasi
"erakitan dan penggunaan syringe aspirasi cukup sederhana. Syringe ini
dilengkapi dengan perangkat yang memungkinkan operator untuk
menentukan apakah operator telah menginjeksi ke dalam aliran darah."enginjeksian agen ke dalam sistem peredaran darah dapat menimbulkan
gejala yang tidak diinginkan atau kematian.
Prose&(r
a "engisian 0abung Syringe
Ketika jarum sekali pakai digunakan, hub plastik berulir ke syringe tanpa
merusak segel atau memindahkan silinder plastik pelindung luar. 6angkah
pertama adalah memasukkan jarum yang tepat. 6angkah berikutnya adalahuntuk menarik plunger dari jarum suntik dan masukkan carpuletm !cartridge$
94
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 93/113
dari obat bius. Setelah memasukkan carpuletm, lepaskan plunger dan
amankan pentil pada stopper karet dengan menyolok cincin jempol di telapak
tangan. "elindung silinder dapat dilepas tergantung kebutuhan dan
kenyamanan operator dalam bekerja. Hal ini biasanya akan dilakukan setelah
carpuletm larutan anestesi telah dan disisipkan tepat sebelum injeksi
diberikan. Hub dan jarum dan dibuang setelah digunakan, berikut
pencegahan standar, dan sesuai dengan kebijakan lokal.
b Injeksi
Ketika operator siap menyuntikkan larutan anestesi, daerah injeksi5 kerja
harus dikeringkan dengan kain kasa. Nperator dapat mengaplikasikan
povidone iodine &>O ke daerah tersebut dengan aplikator, sehingga jaringan
tersebut siap untuk di injeksi.1nestesi lokal tidak diragukan lagi adalah obat yang paling sering
digunakan dalam praktek kedokteran gigi. arum anestesi tersedia dalam
ukuran !gauge$ yang berbeda dan panjang. arum dengan ukuran panjang
biasanya digunakan terutama untuk injeksi ZblokZ dan jarum pendek untuk
tipe injeksi infiltrasi. #amun, tidak menutup kemungkinan untuk
menggunakan jarum panjang pada kedua jenis injeksi. 3auge 2* merupakan
jarum panjang yang disediakan dalam bidang gigi.
Anestesi Regional6Blok
6arutan anestesi yang didepositkan di dekat batang saraf akan melalui
pemblokiran semua impuls, menimbulkan anestesi pada daerah yang disuplai oleh
saraf tersebut. 1nestesi ini dikenal sebagai Eanestesi regionalD Eatau anestesi blokD.
Valaupun 0eknik ini dapat digunakan pada rahang atas, 0eknik tersebut
mempunyai manfaat khusus dalam kedokteran gigi yaitu untuk menganestesi
mandibula. "enggunaan 0eknik infiltrasi pada mandibula umumnya tidak dapat
dipertanggungja%abkan karena densitas bidang kortikal luar dari tulang. 7enganmendepositkan larutan anestesi di ruang pterigomandibular di dekat foramen
mandibula anestesi regional pada seluruh distribusi saraf gigi inferior pada sisi
tersebut akan dapat diperoleh.
Teknik Anestesi Iniltrasi &an Blok 9Se/ara @"(")
a. 0enkik
1nestesi Infiltrasi supraperiosteal !infiltrasi$
- 7aerah yang akan di1nestesi diolesi dengan povidone iodine &>O
95
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 94/113
- 0usukkan jarum pada mucobuccal fold pada gigi yang akan di1nestesi
sedalam >,* cm panjang jarum
- 7ilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah depositkan obat 1nestesi &,* cc.
- ika ingin melakukan tindakan pencabutan diperlukan injeksi di bagian
palatal5 lingual yang berjarak >,* cm dari servikal gigi yang akan di1nestesi.- 7ilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah, depositkan obat 1nestesi >,* cc.
b. 0eknik 1nestesi blok !mandibula$
- 7aerah yang akan di1nestesi diolesi dengan povidone iodine &>O.
- -aba dengan jari mucobuccal fold dari gigi premolar ba%ah diarahkan terus
ke posterior sampai terasa terangkat !linea obliue e;terna$.
- ari digerakkan ke posterior dan sedikit ke medial hingga terasa cekungan
!hamular notch$.
- 7igerakkan lagi ke medial sampai teraba linea obliue interna, fiksir jari di
linea obliue interna.- 0usukkan jarum dari arah " Kontra lateral persis pada daerah yang di fiksir.
- -ubah arah jarum searah oklusal menyusuri ramus mandibula sampai tidak
terasa tulang !foramen mandibula$.
- "indah arah jarum arah kontra lateral tusuk jarum sampai terasa tulang
lingula.
- 7ilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah depositkan obat 1nestesi &,* cc
pada saraf alveolar inverior tarik.
- arum ditarik >,* cm dan dilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah
depositkan obat 1nestesi >,2* cc pada saraf lingual.- 0usukkan jarum di mucobuccal fold pada gigi yang akan dicabut.
Teknik pa&a Anestesi Lokal
a Teknik Anestesi Lokal Pa&a Ra0ang Atas
7alam teknik anestesi pada rahang maksila lebih diutamakan
menggunakan teknik infiltrasi, dimana teknik ini menyuntikan obat anestesi
langsung kepada gigi yang akan dilakukan tindakan. 7idalam rahang maksila
dipersarafi dengan ( nerve yaitu 4 alveolaris superior anterior, alveolaris
superior midle dan alveolaris superior posterior. ika melakukan infiltrasi
pada gigi yang akan dilakukan tindakan dapat dilakukan penyuntikan dengan
jarak *?mm dari servikal gigi tersebut dengan pemberikan &,*ml pada
mukosa dan >,*ml pada palatal. 0etapi jika dilakukan "S1 dapat diberikan
2ml langsung pada mukosanya dikarenakan yang dilakukan tindakan hanya
giginya saja tidak melibatkan mukosa . 1da beberapa teknik yang dilakukan
rahang maksila, diantaranya 4
1 Posterior S#perior %leolar 'ere Block Injeksi dilakukan di infratemporal fossa.
96
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 95/113
1rea yang teranestesi4
3ambar 2.(> 0eknik 1nestesi 'osterior Superior 4lveolar Nerve 5loc+
- Seluruh gigi molar rahang atas kecuali akar mesiobuccal gigi
molar & rahang atas.
- 3ingiva buccal gigi molar rahang atas.
0ahaptahap4
- Masukkan jarum ke mukosa pada mucobuccal fold, diatas gigi
molar 2 rahang atas.
- 7engan gerakan tunggal, jarum dimasukkan kurang lebih
&*mm untuk mencapai posterior superior alveolar nerve sepanjang
permukaan posterior maksila.
- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi
lokal.
- "ada injeksi ini terdapat kemungkinan terjadinya hematoma
yang melibatkan pleksus pterygoid.
3ambar 2.(& 7aerah yang 0eranestesi 'osterior Superior 4lveolar Nerve 5loc+
97
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 96/113
2 Nasopalatine Ner*e Blo/k
3ambar 2.(2 0eknik 1nestesi Nasopalatine Nerve 5loc+
Merupakan injeksi dental yang paling nyeri karena areanya yang
sensitive, anestesi tekanan !misalkan menggunakan applicator cotton
s%ab$ berguna pada area tersebut.1rea yang teranestesi4
- 1rea palatal gingiva dan mukosa dari gigi kanan rahang atas
sampai kiri rahang atas.
0ahaptahap4
- 3unakan cotton s%ab applicator untuk member tekanan ke area
injeksi.
- Masukkan jarum ke mukosa palatal, tepatnya & cm di ba%ah marginal
gingival diantara I& kanan dan I& kiri, diba%ah incisve papilla di
rugae kedua.
- Masukkan sampai berkontak dengan palatum keras.
- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.
3ambar 2.(( 7aerah yang 0eranestesi Nasopalatine Nerve 5loc+
!reater Palatine Ner*e Blo/k
98
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 97/113
Injeksi ini tidak menghasilkan trauma sebesar nasopalatine nerve block.
1rea yang teranestesi4
- 1rea palatal gingiva dan mukosa dari gigi "& sampai bagian posterior
palatum keras sampai ke midline.
0ahaptahap4
- ari lokasi greater palatine foramen menggunakan cotton s%ab
applicator untuk menekan pada region M& rahang atas, bergerak
kearah posterior sampai s%ab turun ke jaringan !biasanya di posterior
gigi M2 rahang atas$.
- 3unakan cotton s%ab applicator untuk memberikan tekanan ke area
injeksi.
- Masukkan jarum dan depositkan sejumlah kecil anestesi untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien.
- Masukkan lebih dalam sampai berkontak dengan palatum keras.
- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.
3ambar 2.() 0eknik 1nestesi .reater 'alatine Nerve 5loc+
3 'i&&le S(perior Al*eolar Ner*e Blo/k
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gigi " rahang atas dan akar mesiobuccal gigi M& rahang atas.
- 3ingiva buccal dari gigi tersebut.
0ahaptahap4
- Masukkan jarum ke mukosa pada mucobuccal fold, diatas gigi
premolar 2 rahang atas.
- 7orong jarum sampai ujungnya berada di superior apeks gigi
premolar2 rahang atas.
- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.
99
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 98/113
3ambar 2.(* 7aerah yang 0eranestesi Middle Superior 4lveolar Nerve
5loc+
3ambar 2.(< 0eknik 1nestesi Middle Superior 4lveolar Nerve 5loc+
Inraor$ital6Anterior S(perior Al*eolar Ner*e Blo/k
Injeksi ini jarang dilakukan karena risiko melukai mata pasien.
Saraf yang teranestesi4
- 4nterior superior alveolar nerve
- Middle superior alveolar nerve
- Infraorbital nerve
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gigi maksila dari central incisor sampai premolar dan akar
mesiobuccal gigi M&.
- .ingiva buccal dari gigi tersebut.
- 1spek lateral hidung, bibir bagian atas, kelopak mata ba%ah
0ahaptahap4
- ari foramen infraorbital melalui palpasi.
- Masukkan jarum ke mukosa pada mucobuccal fold , diatas gigi
premolar & rahang atas.
100
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 99/113
- 7orong jarum sejajar dengan sumbu gigi sampai berkontak dengan
tulang dari foramen infraorbital.
- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.
Injeksi ini berguna jika anestesi pulpa tidak dapat dihasilkan oleh
infiltrasi lokal karena tulang yang keras atau ketika anestesi dibutuhkan di
beberapa gigi yang membutuhkan injeksi lebih dari satu.
3ambar 2.(? 0eknik 1nestesi 4nterior Superior 4lveolar Nerve 5loc+
4 'aHillary Di*ision Blo/k
Injeksi ini menganestesi semua cabang dari nervus maksilaris.
Saraf yang teranestesi4
- "osterior superior alveolar nerve
- 1nterior superior alveolar nerve
-
Middle superior alveolar nerve- #asopalatine nerve
- Infraorbital nerve
- 3reater palatine nerve
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gigi maksila
- Seluruh gingiva buccal
- Seluruh mukosa dan gingiva palatal
- 1spek lateral hidung, bibir bagian atas, kelopak mata ba%ah.
0ahaptahap4
101
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 100/113
- ari lokasi greater palatine foramen menggunakan cotton s%ab
applicator untuk menekan pada region M& rahang atas, bergerak
kearah posterior sampai s%ab turun ke jaringan !biasanya di posterior
gigi M2 rahang atas$.
- 3unakan cotton s%ab applicator untuk memberikan tekanan ke area
injeksi.
- Masukkan jarum ke mukosa dan depositkan sejumlah kecil anestesi
untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien.
- Masukkan jarum lebih jauh dan lokasikan ke greater palatine
foramen.
- Sesudah sampai di foramen, dorong sejauh 2B(>mm' pada lokasi ini
jarum seharusnya berada di pterygopalatine fossa.
-
ika menemukan resistansi tulang, jarum diputar untuk membantu
insersi !jarum tidak boleh ditekan atau dipaksakan masuk$.
- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.
Karena orbit berada di superior pterygopalatine fossa, jika jarum
didorong terlalu ke superior, larutan anestesi dapat terdepositkan ke area
ini sehingga dapat mempengaruhi mata.
3ambar 2.(B 0eknik 1nestesi Ma$illary /ivision 5loc+
$ Teknik Anestesi Lokal Pa&a Ra0ang Baa0
102
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 101/113
7alam teknik anestesi pada rahang mandibula lebih digunakan cara
blok dibandingkan dengan cara infiltrasi dikarenakan tulang pada rahang
mandibula lebih tebal dibandingkan rahang maksila. "ada rahang mandibula
dipersarafi oleh alveolaris inferior. 7osis penyuntikan ini sama dilakukannya
seperti dengan maksila yaitu &,*ml pada mukosa labial5bukal dan >,*ml pada
lingual, tetapi jika hanya dilakukan "S1 dapet menyuntikan sebanyak 2ml
sekaligus tanpa dilakukan penyuntikan di lingualnya. +eberapa cara
blok5teknik yang dilakukan pada rahang mandibula yaitu 4
1 Inerior Al*eolar Ner*e Blo/k
1nestesi mandibula merupakan anestesi yang lebih sulit dicapai
daripada anestesi maksila karena pada mandibula terdapat tulang kortikal
yang tebal. 7eposisi anestesi ditempatkan dalam pterygomandibular spaca pada daerah foramen mandibularis, lateral terhadap sphenomandibular
ligament. 1nestesi ini membutuhkan penetrasi jarum yang akurat dan
angulasi jarum yang tepat pada pterygomandibular space agar dapat
menganestesi dua saraf, yaitu saraf inferior alveolar !dan percabangannya$
dan saraf lingual.
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gigi mandibular
- pitel 25( anterior lidah
- Seluruh daerah gingiva lingual dan mukosa lingual
- 7aerah gingiva bukal dan mukosa bukal dari premolar kedua sampai
midline
- Kulit bibir ba%ah
6angkah4
&. Masukkan jarum ke dalam mukosa di antara bagian terdalam dari
coronoid notch !yang merepresentasikan ketinggian vertical dari
foramen mandibularis$, lateral terhadap pterygomandibular raphe.2. Nrientasikan jarum mulai dari arah kontralateral pada premolar lalu
teruskan mengikuti bidang oklusal mandibula.
(. arum akan berkontak dengan tulang mandibula setelah masuk sejauh
kirakira 2>2* mm !jika jarum segera berkontak sesaat setelah
penetrasi, artinya jarum telah mengenai temporal crest, maka jarum
harus diorientasikan kembali untuk mendapatkan insersi ke
kedalaman yang tepat$.
). 0arik jarum sedikit dan lakukan aspirasi untuk menentukan apakah jarum mengenai pembuluh darah.
103
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 102/113
*. ika hasil aspirasi negatif !tidak terdapat darah dalam syringe$,
injeksikan bahan anestesi perlahanlahan ke dalam pterygomandibular
space.
<. ika hasil aspirasi positif, atur kembali posisi jarum dan ulangi lagi
aspirasi sebelum menginjeksikan bahan anestesi.
"ertimbangan4
- "ada anakanak lokasi foramen mandibularis lebih dekat ke batas
posterior dari mandibula hingga tulang bertambah seiring
pertambahan usia.
- "ada pasien edentulous !kehilangan gigi$, tidak terdapat tulang
alveolar' maka bagian terdalam dari coronoid notch akan lebih rendah
daripada biasanya, sehingga klinisi harus memposisikan jarum lebih
rendah.
- "ada maloklusi kelas II, ketika kondisi mandibulanya hypoplastic,
lokasi foramen mandibular dapat lebih inferior dari yang
diperkirakan.
- "ada maloklusi kelas III, ketika kondisi mandibulanya hyperplastic,
lokasi foramen mandibular dapat lebih superior dari yang
diperkirakan.
3ambar 2.(C 7aerah yang 0eranestesi Inferior 4lveolar Nerve 5loc+
2 Long B(//al Ner*e Blo/k
Saraf bukalis longus merupakan percabangan saraf trigeminus divisi
mandibula.1nestesi blok ini akan menganestsi selirih gingiva bukal
sepanjang molar madibula dan retromolar trigone.
6angkah4
1. Masukkan jarum sejauh 2 mm ke mukosa bukal, posterior terhadap
molar terakhir pada lengkung mandibula.
2. 6akukan aspirasi' setelah hasilnya negatif, injeksikan bahan anestesi. 'ental Ner*e Blo/k
104
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 103/113
Saraf mentalis merupakan percabangan dari saraf inferior alveolar
yang terdapat dalam kanalis mandibularis.
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gingiva bukal dan mukosa bukal dari premolar kedua sampai
midline- Kulit bibir ba%ah
6angkah4
&. 0entukan letak foramen mentalis dengan cara palpasi. 6etak foramen
mentalis dapat diketahui dengan bantuan foto ;ray jika sulit didapat
dengan palpasi.
2. Masukkan jarum ke mukosa pada muccobuccal fold di lokasi foramen
mentalis ditemukan !biasanya di sekirar premolar kedua mandibula$.
arum hanya dimasukkan sedikit dan ke arah foramen mentalis.
(. 6akukan aspirasi' setelah hasilnya negatif, injeksikan bahan anestesi
secara perlahan.
3ambar 2.)> 0eknik 1nestesi Mental Nerve 5loc+
3 !o,!ates Blo/k
1nestesi ini merupakan variasi dari inferior alveolar nerve block
!dengan long buccal nerve block$, yang akan menganestesi sarafsaraf4- Saraf inferior alveolar !dan percabangannya$
- Saraf mylohyoid
- Saraf lingual
- Saraf bukalis longus
- Saraf aurikulotemporal
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gigi mandibular
- pitel 25( anterior lidah
- Seluruh daerah ingival lingual dan mukosa lingual
- Seluruh daerah ingival bukal dan mukosa bukal
105
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 104/113
- Kulit bibir ba%ah
- Kulit di sepanjang pelipis !anterior terhadap telinga$ dan sebelah
posterior dari pipi
6angkah4
&. Mulut pasien dibuka selebar mungkin.
2. Masukkan jarum pada mukosa bagian atas, dekat dengan molar kedua
maksila, pada sebelah distal dari cusp mesiolingual.
(. 3unakan intertragic notch sebagai penanda ekstraoral untuk
membantu mencapai leher dari kondilaris mandibularis.
). 0eruskan jarum dari pojok muut ingiva intertragic botch dari arah
kontralateral premolar hingga berkontak dengan condylar neck.
*. 0arik jarum sedikit dan lakukan aspirasi untuk melihat apakah jarum
terdapat di pembuluh darah.
<. Setelah hasil dari aspirasi negatif, injeksikan bahan anestesi secara
perlahan.
?. Minta pasien untuk tetap membuka mulut selama beberapa menit
setelah injeksi, agat bahan anestesi dapat berdifusi ke sarafsaraf.
3ambar 2.)& 0eknik 1nestesi .o-.ates 5loc+
Akinosi Blo/k
1nestesi ini digunakan pada pasien yang depresi mandibulanya
terbatas, seperti trismus, sehingga dilakukan dengan keadaan mulut
tertutup. 1nestesi ini juga cocok digunakan pada pasien dengan gag refle;
yang kuat dan makroglosia. 7ikenal sebagai JblindF injection.
1rea yang teranestesi4
- Seluruh gigi mandibular
- pitel 25( anterior lidah
- Seluruh daerah gingival lingual dan mukosa lingual
- 7aerah ingival bukal dan mukosa bukal dari premolar kedua sampai
midline
106
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 105/113
- Kulit bibir ba%ah
6angkah4
1. +iarkan pasien menutup mulutnya.
2. Masukkan jarum ke mukosa diantara medial border dari ramusmandibula dan tuberoksitas maksilaris pada cervical margin dari
molar maksila.
. 0erus masukkan jarum, parallel terhadap bidang oklusal maksila.
3. Ketika jarum telah masuk kirakira 2(2* mm, jarum akan berada di
tengah pterygomandibular space dekat saraf inferior alveolar dan
saraf lingual !catatan4 tidak ada kontak sama sekali dengan tulang$.
. Setelah hasil aspirasi negatif, injeksikan bahan anestesi perlahan
lahan.
3ambar 2.)2 0eknik 1nestesi 4+inosi 5loc+
4. Teknik Anestesi Lokal Ta"$a0an
0eknik ini dapat dilakukan apabila teknik blok tidak dapat berkerja
dengan baik, ini merupakan teknik tambahan yang dapat digunakan5tidak
digunakan dalam anestesi. +eberapa teknik tambahan yaitu4
a. 0eknik Infiltrasi Intraligamen
1nestesi ini dilakukan dengan cara jarum dimasukan kedalam
sulkus gingiva mesial dengan sudut (> derajat terhadap sumbu
panjang gigi, dalam pendepositan anestesi dilakukan secara perlahan
lahan hingga terasa adanya tekanan balik.
107
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 106/113
3ambar 2.)( 0eknik Infiltrasi Intraligamen
b. 0eknik Infiltrasi Intrapulpa
1nestesi ini diinserikan langsung kejaringan pulpa yang masih
vital dan sangat sensitif. 7urasi yang dihasilkan dengan cara ini hanya
&*2>menit jadi harus dilakukan secara cepat.
c. 0eknik Infiltrasi Intraoseus7aerah penyuntikan berada pada garis horiAontal dari tepi
gingiva bukal gigi tetangga dan garis vertikal yang mele%ati papila
interdental disebalah distal gigi yang akan diinjeksi. "enyuntikan ini
dilakukan langsung pada tulang.
d. 0eknik infiltrasi supraperiosteal
0eknik ini dilakukan dengan cara penyuntikan diatas tulang
periosteum
e. 0eknik infiltasi subperiosteal
0eknik ini dilakukan dengan cara penyuntikan diba%ah tulang
periosteum
Anastesi Lokal pa&a Anak
:ntuk menganastesi gigi anak, dokter gigi harus memberi kesan yang tidak
menyeramkan seperti tidak melakukan percakapan nondental saat pertama kali
berjumpa. 1nak kemudian diberitahu bah%a gigi tersebut akan dibuat tidur
sehingga terasa baal atau seperti karet. 1nastesi lokal dapat diberikan pada
kunjungan kedua dan ketiga. Ketika melakukan anastesi, hendaknya syringe
diletakkan di luar pandang anak sehingga anak tidak merasa takut. 1gen anastesi
lokal umumnya terasa pahit sehingga penggunaannya harus dibatasi. 1dapun
dosis maksimal yang diperbolehkan untuk anastesi lokal pada anak dapat dilihat
di tabel.
108
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 107/113
3ambar 2.)) 0abel 7osis Maksimal 1nestesi 6okal pada 1nak
"ada pasien anak umumnya terlihat banyak pembuluh vaskular yang
memperforasi bidang alveolar labiobukal. Nleh karena itu teknik infiltrasi dapat
digunakan dan sangat efektif. #amun anastesi regional juga bermanfaat untuk
situasi ini sebab hanya memerlukan satu tusukan jarum saja. 1nastesi dari saraf
lingual dapat diperoleh menggunakan menggunakan suntikan interpapila atau
intraligamental.
0andatanda keberhasilan atau kegagalan anestesi setelah penginjeksian &
kartrid larutan anestesi adalah 4
&. Keke$alan $i$ir + kekebalan bibir biasanya muncul dalam beberapa menit.
2. Per"(laan anestesi p(lpa + 1nestesi pulpa biasanya muncul setelah (*
menit. +iasanya permulaan ini akan lebih lambat pada molar &.(. D(rasi + Masalah pada infiltrasi maksila adalah durasi. "ada beberapa
pasien, pada gigi anterior, anestesi pulpa ini akan menghilang setelah (>
menit. "ada premolar dan molar, anestesi pulpa akan hilang setelah )* menit.
+iasanya tambahan lokal anestesi dibutuhkan tergantung pada prosedur
perea%atan yang akan dilakukan.
-($(ngan Penyakit Siste"ik &engan Anastesi Lokal
Hubungan erat antara adanya suatu penyakit sistemik dengan pemberian
anastesi lokal adalah terkandungnya bahan vasokonstriktor didalam larutan
anastesi. 1gen vasokonstriktor berguna untuk menghambat absorpsi sistemik dari
agen anastesi dengan cara meningkatkan durasi %aktu, kedalaman anastesi serta
menurunkan kemungkinan toksisitas. 1pabila agen vasokonstriktor digunakan
pada pasien dengan penyakit sistemik seperti hipertensi dapat menngkatkan
tekanan darah sehingga dapat menyebabkan aritmia !detak jamLntuk yang
aritmik$.
2.. -($(ngan Penyakit Periapeks &engan Jaringan Perio&onti("
109
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 108/113
alur teoritis pembentukan lesi osseous 4
&. 6esi ndodontic "rimer
3ambar 2.)* Hubungan ndodontik dengan aringan "eriodontium
"enyakit pulpa yang melibatkan perubahan inflamasi. Karies, prosedur
restorasi, dan trauma injuri merupakan penyebab yang sering terjadi. 6esi
endodontik meresorbsi tulang apikal dan lateral dan merusak perlekatan pada gigi
nonvital. 6esi endodontic primer biasanya menghasilkan pembukaan sempit sinus
tract ke sulkus gingiva dan poket mudah dijajagi dengan gutta percha. 0es
endodonyik menunjukkan pulpa nekrotik. "era%atan yang dilakukan adalah
pera%atan endodontik.
2. 6esi ndodontik "rimer dengan Keterlibatan 6esi "eriodontal Sekunder
3ambar 2.)< 6esi ndodontik "rimer dengan Keterlibatan 6esi "eriodontal
Sekunder
Ketika lesi endodontik tidak dira%at, pathosis akan berlanjut, menyebabkan
destruksi tulang alveolar periapikal dan progres ke area interadikular,
menyebabkan kerusakan jaringan keras dan lunak sekitar. 7rainase melalui sulkus
gingiva, akumulasi plak dan kalkulus pada poket purulen dapat menyebabkan
110
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 109/113
penyakit periodontal dan migrasi perlekatan keapikal. "era%atan yang dilakukan
adalah pera%atan endodontik yang diikuti dengan pera%atan periodontal.
(. 6esi "eriodontal "rimer
3ambar 2.)? 6esi "eriodontal "rimer
"enyakit periodontal bermula disulkus dan migrasi ke apeks karena deposit
plak dan kalkulus menghasilkan inflamasi menyebabkan kehilangan tulang
alveolar sekitar dan jaringan lunak periodontal. Ini menghasilkan kehilangan
perlekatan dan pembentukan abses periodontal selama fase akut destruksi. 3igi
yang terlibat merespon positif terhadap tes pulpa. -pognosis gigi yang terlibat
memburuk selagi proses penyakit dan destruksi periodontal berlanjut.
). 6esi "eriodontal "rimer 7engan Keterlibatan 6esi ndodontik Sekunder
3ambar 2.)B 6esi "eriodontal "rimer dengan Keterlibatan 6esi ndodontik
Sekunder
"enyakit periodontal dapat berpengaruh terhadap pulpa melalui tubulus
dentin, kanal lateral, atau keduanya. 3igi yang mengalami lesi ini menunjukkan
poket yang dalam dengan sejarah penyakit periodontal ekstensif dan pernah
dira%at. Ketika pulpa terlibat pasien mengeluh nyeri ditekan.
7& !rue "ombined Lesion
111
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 110/113
3ambar 2.)C !rue "ombined Lesion
7apat terjadi sendirisendiri atau beriringan di5sekitar gigi yang sama. ika
lesi endodontik dan periodontal bergabung mereka sulit dibedakan. 6esi ini
terbentuk dari lesi endodontik yang meluas kekoronal dan infeksi periodontal
poket yang progres ke apikal.
8& "oncomitant 'ulpal and 'eriodontal Lesion
Klasifikasi tambahan yang mencerminkan adanya 2 perbedaan dan penyakit
periodontal dan endodontik. Kedua penyakit terjadi pada %aktu yang sama
namun tidak ada hubungan diantara keduanya. "enyebab atau etiologi dari
masingmasing penyakit berbeda dan tidak saling mempengaruhi.
0ahap Inflamasi "erubahan inflamasi 0ampilan radiograf
Inflamasi akut a%al
1kumulasi eksudat inflamasi pada
apikal periodontal ligamen space
periodontitis apikal akut
"elebaran garis radiolusen "76
space atau tidak ada perubahan
1%al penyebaran
inflamasi
-esorpsi dan kerusakan soket
tulangperiapikal abses
Kehilangan garis radiopak pada
lamina dura apeks
"enyebaran
inflamasi lebih jauh
7estruksi dan resorpsi lebih lanjut
dari tulang alveolar apikal
1rea kehilangan tulang pada apeks
gigi
Inflamasi kronik
a%al
7estruksi minimal tulang apikal.
Sistem pertahanan tubuh melapisi
tulang padat pada daeral apikal
0idak ada destruksi tulang namun
tulang padat sklerotik ditemukan
pada apeks tulang
0ahap lanjut
inflamasi kronik
0ulang apikal resorpsi dan hancur
dan tulang padat melapisi sekitar
area resorpsi periapikal
granuloma5kista radikuler
-adiolusensi melingkar, %ell
defined dari kehilangan tulang
diapeks, dikelilingi tulang padat
sklerotik.
0abel 2.2 "oncomitant 'ulpal and 'eriodontal Lesion
Penye$aran Ineksi Oral
112
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 111/113
Infeksi oral dapat berasal dari pulpa dan meluas melalui saluran akar menuju
jaringan periapikal atau dari permukaan jaringan periodontal meluas mele%ati tulang
spongiosa, lalu berperforasi ke tulang kortikal luas dan menyebar ke berbagai rongga
jaringan atau ke membrane mukosa bebas atau permukaann kulit.
0ingkat penyebarab infeksi dipengaruhi oleh jenis organisme dan kesehatan
fisik pasien. Sedangkan arah penyebaran infeksi dipengaruhi oleh jalur drainase yaitu
dengan cara perforasi melalui plat tulang terjadi pada bagian korteks
Macammacam bentuk penyebaran infeksi orofasial yang penyebabnya
odonogenik4
&. "ellulitis ! 'hlegmon$
"ellulitis adalah penyebaran inflamasi ke jaringan lunak yang menyebar
mele%ati rongga jaringan dan sepanjang bidang fasial serta tidak terbatas pada
satu area tertentu yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme !Streptococci
dan Staphylococci$ yang menghasilkan hialuronidse dan fibrinolisin yang akan
menghancurkan asam hialuronat sebagai substansi interseluler pada jaringan dan
fibrin.
Selulitis yang terjado ada %ajah dan keher biasanya disebabkan oleh infeksi
dental yaitu sebagai lanjutan dari abses apikla, osteomyelitis, atau infeksi
periodontal.
3ambaran klinis
"asien akan merasa nyeri yang moderate, temperaturnya naik dan terjadi
leukositosis. Selain itu terjadi pembengkakan yang sakit pada jaringan lunak di
area yang terkena dan tersa keras serta kasar.
3ambaran histologis
0erdapat eksudai yang menyebar dari "M# leukosit, ditambah dengan
adanya cairan serosa dan fibrin yang meningkat maka akan terjadi separasi pada
jaringan ikat atau seratserat otot
"era%atan dan prognosis
7engan pemberian antibiotik dan pembuangan penyebab infeksi
113
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 112/113
2. Infeksi pada rongga fasia otot
1pabila bakteri dari jaringan pulpa yang terinfeksi dapat masuk ke jaringan
periradikuler dan disertai dengan system imun pasien yan gtidak dapt menekan
infeksi tersebut, maka akan terdapat gejalagejala abses periradikular akut,
selulitis atau keduanya. Secara klinis pasien akan mengalami pembengkakan dan
nyeri yang mild sampai severe, dapat juga timbul manifestasi sistemik seperti
demam, kedingina, limfadenopati, pusing, atau mual.
2.. Per$e&aan Rasa Sakit Penyakit Perio&ontal &an !igi
Nyeri S(perisial Gers(s Nyeri Dala"
9isera !dalam$ merupakan jaringan yang tidak sensitif terhadap prosedur
pemotongan dan pembakaran tetapi sangat sensitif terhadap tekanan, tegangan, dan
inflamasi. #yeri dari jaringan yang dalam merupakan nyeri yang sukar ditentukan
tempatnya. Sebaliknya, di permukaan terdapat serabut saraf yang lebih besar dan lebih
cepat serta konvergensi sentralnya tidak begitu banyak sehingga nyeri superfisial
menjadi lebih mudah terdeteksi.
a. Nyeri perio&onti("
Menyebarknya penyakit periodontium terutama disebabkan karena hampir
semua penyakit ini tidak menimbulkan nyeri %alau adakalanya bermanifestasi
menjadi menjadi nyeri akut seperti yang terjadi pada abses periodontium
lateral.#yeri periradikuerl adalah nyeri superfisial !perifer$.Menentukan tempat
gigi dengan nyeri periodontium biasanya mudah sekali karena adanya
proprioseptor sehingga posisi sistem sarafnya dapat diidentifikasi.
$. Nyeri p(lpa
Inflamasi pulpa sering tidak menimbulkan nyeri.ika nyeri yang timbulnya
dirangsanga dan tidak hilang stelah stimulus hilang, pulpitisnya disebut pulpitis
irreversibel.ika nyerinya cepat hilang, dikatakan sebagai pulpitis yang
reversibel.#yeri pulpa cenderung bersifat menyebar dan dialihkan.ika inflamasi
meluas ke dalam jaringan periradikuler, penentuan tempat nyeri biasanya menjadi
lebih gampang, mungkin akibat proprioseptor.#yeri pulpa merupakan nyeri
dalam !nyeri visera$."erluasan inflamasi dari tempat yang dalam !pulpa$ ke
114
7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 113/113
tempat di permukaan !jaringan periradikuler$ sering memungkinkan
ditemukannya gigi penyebab nyeri.