makalah hnp.docx

48
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Herniasi Nukleus pulposus (HNP)”. Makalah ini dibuat dalam rangka mewujudkan salah satu tugas kelompok sebagai tambahan untuk melengkapi tugas akhir peraktek kerja lapangan (PKL). Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar tepat waktu. Selain itu, tim penulis juga mengucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yth : 1. Karumkit RSAL Mintohardjo 2. Depwat RSAL Mintohardjo 3. Diklat RSAL Mintohardjo 4. Karu RSAL Mintohardjo 5. CI RSAL Mintohardjo 6. Dosen Pembimbing STIKes KESOSI 7. Perawat Ruangan RSAL Mintohardjo 1

Upload: dede-maida

Post on 06-Dec-2014

136 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH HNP.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Herniasi Nukleus pulposus (HNP)”. Makalah ini

dibuat dalam rangka mewujudkan salah satu tugas kelompok sebagai tambahan untuk

melengkapi tugas akhir peraktek kerja lapangan (PKL).

Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik

dan lancar tepat waktu. Selain itu, tim penulis juga mengucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Yth :

1. Karumkit RSAL Mintohardjo

2. Depwat RSAL Mintohardjo

3. Diklat RSAL Mintohardjo

4. Karu RSAL Mintohardjo

5. CI RSAL Mintohardjo

6. Dosen Pembimbing STIKes KESOSI

7. Perawat Ruangan RSAL Mintohardjo

Tiada gading yang tidak retak, begitu juga dengan pembuatan makalah ini masih

sangat banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh sebab itu, kami sangat

membutuhkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.

1

Page 2: MAKALAH HNP.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... 1

DAFTAR ISI.....................................................................................2

PENDAHULUAN.............................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................4

KASUS............................................................................................... 18

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 34

2

Page 3: MAKALAH HNP.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nucleus pulposus yang

terdiri dari serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh annulus

fibrosus yang mengelilingi nucleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.

Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral pada daerah

lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa berhubungan

dengan beberapa luka pada tulang belakang atau oleh tekanan yang berlebihan, biasanya

disebabkan oleh karena mengangkat beban/ mengangkat tekanan yang berlebihan (berat).

Hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada

daerah servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi pada

anak-anak dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun. Menjebolnya (hernia)

nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol

langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya sebagian dari nucleus pulposus ke dalam korpus

vertebra dapat dilihat dari foto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus Schmorl. Robekan

sirkumferensial dan radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan

terbentuknya nodus schomorl merupakan kelainan mendasari “low back pain” sub kronik

atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai

khokalgia atau siatika.

HNP sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5 –S1 kemudian pada C5-C6 dan paling

jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tapi

kejadiannya meningkat dengan umur setelah 20 tahun. Insiden terbanyak adalah pada kasus

Hernia Lumbo Sakral lebih dari 90 %, dan diikuti oleh kasus Hernia Servikal 5-10 % .        

Nyeri penggung bawah dapat mengenai siapa saja, tanpa mengenal jenis umur dan jenis

kelami. Sekitar 60-80 % dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling tidak satu

episode nyeri punggung  bawah selama hidupnya. Kelompok studi  nyeri (pokdi nyeri)

PORDOSSI (Persatuan dokter spesialis saraf Indonesia) melakukan penelitian pada bulan mei

2002 di 14 rumah sakit pendidikan, dengan hasilmenunjukan bahwa kejadian nyeri punggung

bawah meliputi 18,37 % di sluruh kasus nyeri ditangani

3

Page 4: MAKALAH HNP.docx

BAB II

PEMBAHASAN

B.  Konsep teori

1. Definisi

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)adalah

suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis

vertebralis (protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam

kanalis vertebralis (ruptur discus).

Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus pulposus yang terdiri dari

serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang

mengelilingi nukleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.

Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral pada daerah

lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa berhubungan

dengan beberapa luka pada tulang belakang atau oleh tekanan yang berlebihan, biasanya

disebabkan oleh karena mengangkat beban/ mengangkat tekanan yang berlebihan (berat).

Hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada daerah

servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi pada anak-anak

dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun. (Candra, )

Menjebolnya (hernia) nucleus pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau di bawahnya. Bisa

juga menjebol langsung ke kanalis vertbralis. Menjebolnya sebagian dari nucleus pulposus ke

dalam korpus vertebra dapat dilihat dari foto roentgen polos dan dikenal sebagai nodus

Schmorl. Robekan sirkumferensial dan radikal pada nucleus fibrosus diskus intervertebralis

berikut dengan terbentuknya nodus schomorl merupakan kelainan mendasari “low back

pain”sub kronik atau kronik yang kemudian disusun oleh nyeri sepanjang tungkai yang

dikenal sebagai khokalgia atau siatika

 

4

Page 5: MAKALAH HNP.docx

2.  Etiologi

Diskus intervertebralis merupakan jaringan yang terletak antara kedua tulang vertebra,

dilingkari oleh anulus fibrosus yang terdiri atas jaringan konsentrik dan fibrokartilago dimana

di dalamnya terdapat susbtansi setengah cair.Nukleus pulposus terdiri dari jaringan kolagen

yang hiperhidrasi dengan protein polisakarida yang tidak mempunyai saraf sensoris. Herniasi

terjadi oleh karena adanya degenerasi atau trauma pada anulus fibrosus yang menyebabkan

protrusi dari nukleus pulposus. Herniasi terjadi pada daerah kostalateral yang menyebabkan

ligamentum longitudinal posterior tergeser dan menekan akar saraf yang keluar sehingga

menimbulkan gejala skiatika. Herniasi dapat juga terjadi kea rah posterior yang hanya

menyebabkan gejala nyeri punggung bawah. Kelainan ini jarang menyebabkan kompresi.

Herniasi dapat pula terjadi ke atas ke bawah melalui lempeng tulang rawan korpus vertebra

untuk membentuk nodus Schmorl.

 3. Patofisiologi

Daerah lumbal adalah daerah yang paling sering mengalami hernisasi diskus invertebralis,

kandungan air diskus berkursang bersamaan dengan bertambahnya usia. Selain itu serabut

menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu perubahan yang mengakibatkan

herniasi diskus invertebralis melalui anulus dengan menekan akar – akar syaraf spinal. Pada

umumnya harniassi paling besar kemungkinan terjadi di bagian koluma yang lebih mobil ke

yang kurang mobil (Perbatasan Lumbo Sakralis dan Servikotoralis) (Sylvia,1991, hal.249).

Sebagian besar dari Hernia diskus invertebralis terjadi pada lumbal antara VL 4 sampai L 5,

atau L5 sampai S1. arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf

pada daerah lumbal miring kebawah sewaktu berjalan keluar melalui foramena neuralis,

maka herniasi discus antara L 5 dan S 1.

Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar protein

yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra distal meningkat,

menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil.

Sedang M. Istiadi (1986) mengatakan adanya trauma baik secara langsung atau tidak

langsung pada diskus inter vertebralis akan menyebabkan komprensi hebat dan transaksi

5

Page 6: MAKALAH HNP.docx

nukleus pulposus (HNP). Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar, dan melalui

robekan anulus tebrosus mendorong ligamentum longitudinal terjadilah herniasi.

 

4. Manifestasi klinis

Biasanya keluhan dan gejala herniasi discus intervertebralis tergantung kepada materi discus

yang menonjol keluar atau mengalami herniasi. Herniasi vertebra lumbalis biasanya

menyebabkan nyeri punggung bawah dengan atau tanpa disertai skiatika atau mungkin hanya

berupa nyeri punggung bawah yang bersifat kronis dengan skiatika dimana nyeri menjalar

mulai dari punggung bawah ke bokong sampai ke tungkai bawah. Gejala klinis yang dapat

ditemukan :

1. Nyeri punggung bawah yang hebat, mendadak, menetap beberapa jam sampai

beberapa minggu secara perlahan-lahan.

2. Skiatika berupa rasa nyeri hebat pada satu atau dua tungkai sesuai dengan

distribusiakar saraf dan menjadi hebat bila batuk, bersin atau membungkuk.

3. Parestesia yang hebat dapat disertai dengan skiatika sesuai dengan distribusi saraf dan

mungkin terjadi sesudah gejala nyeri saraf menurun.

4. Deformitas berupa hilangnya lordosis lumbal atau skoliosis oleh karena spasme otot

lumbal yang hebat.

5. Mobilitas gerakan tulang berkurang. Pada stadium akut gerakan pada bagian lumbal

sangat terbatas, kemudian muncul nyeri pada saat ekstensi tulang belakang.

6. Nyeri tekan pada daerah herniasi dan pada daerah paravertebral atau bokong.

7. Uji menurut Lasque-leg Raising (SLR). Tes ini akan menunjukkan derajat terbatasnya

dan besarnya tekanan pada akar saraf.

8. Tes tegangan saraf femoral. Pada herniasi diskus vertebra L-3/4, fleksi pada sendi

lutut secara pasif dalam posisi telungkup akan menyebabkan nyeri pada paha bagian

depan.

9. Gejala neurologis pada tungkai, berupa kelemahan otot, perubahan refleks dan

perubahan sensoris yang mengenai akar saraf.

 

6

Page 7: MAKALAH HNP.docx

5. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan pada penderita dengan kecurigaan adanya herniasi diskus berupa:

1. Pemeriksaan klinik pada punggung, tungkai dan abdomen. Pemeriksaan rektal dan

vaginal untuk menyingkirkan kelainan pada pelvis.

2. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan adalah :

1. Foto polos

Foto polos posisi AP dan lateral dari vertebra lumbal dan panggul (sendi sakroiliaka). Foto

polos bertujuan untuk melihat adanya penyempitan diskus, penyakit degeneratif, kelainan

bawaan dan vertebra yang tdak stabil.(spondililistesis) Pemakaian kontras Foto rontgen

dengan memalai zat kontras terutama pada pemeriksaan miolegrafi radikuografi, diskografi

serta kadang-kadang diperlukan venografi spinal.

1. MRI

Merupakan pemeriksaan non-invasif, dapat memberikan gambaran secara seksional pada

lapisan melintang dan longitudenal.

1. Scanning

Scanning tulang dilakukan dengan mengggunakan bahan radioisotop (SR dan

F)>Pemeriksaan ini terutama untk menyingkirkan kemungkinan penyakit paget.

 

6. Pengobatan

Tindakan pengobatan yang dapat diberikan tergantung dari keadaan, yaitu :

1. Pengobatan konservativ pada lesi diskus akut

Istirahat sempurna ditempat tidur, 1-2 minggu dengan pemberian analgesik yang cukup.

Kadang-kadang diperlukan obat-obatan untukl mencegah spasme, pemanasan lokal atau

anastesia lokal paravertebra. Penderita tidur pada alas yang keras. Pada saat ini idak

7

Page 8: MAKALAH HNP.docx

diperbolehkan latihan sama sejali, bila pendeita dirawat dapat dianjurka untuk mrnggunakan

traksi. Pada fase akut dapat diberikan jaket plaster dari politen selama 2-3 minggu. Injeksi

epidural dengan 0,5 % prokain dalam 50 cc NaCl fisiologis. Dapat dimulai latihan lumbal

secara hati-hati apabila fase akut berakhir setelah 2-3 minggu.

Pengobatan konservatif pada fase subakut dan kronik,

Fisioterapi Latihan fleksi dan ekstensi tlang belakang yang mungkin didahului dengan

disterni gelombang pendek. Mobilisasi penderita dapat dilakukan dengan manipulasi

yanghati-hati tanpa anstesia, Instruksi untuk mempergunakan posisi yang benar dan disiplin

terhadap gerakan punggung yaitu membungkuk dan mengangkat barang. Pemakaian alat

bantu lumbosakral Berupa korset dan penyangga. Traksi lumbal yang bersifat intermiten.

1. Tindakan operatif

Tindakan dilakukan pada keadaan-keadaan seperti kelainan pada kauda ekuina disertai

dengan kelemahan hebat, bersifat bilateral, gangguan dan kelemahan pada sfingter usus dan

kandung kemih. Adanya analgesia pelana pada bokong dan daerahj perineal. Kelemahan otot

yang progresif oleh karena tekanan pada saraf atau adanya tanda-tanda atrofi pada otot yag

dipersarafi. Adanya skiatika yang menetap dengan gejala neurologis, tidak menghilang

dengan terapi konservatif dan waktu patokan biaanya 6 minggu. Adanya lesi yang hebat

disertai kelainan bawaan atau spondilitis yang hebat. Cara operasi dapat dilakukan secara

terbuka tapi akhir-akhir ini operasi pada herniasi diskus dilakukan secara tertutup dengan

mempergunakan alat dan teropong.

8

Page 9: MAKALAH HNP.docx

5. ASUHAN KEPERWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian menurut Marillyn E Doenges (1999), Smeltzer (2001).

1.      Aktifitas/Istirahat.

Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat,duduk, mengemudi

dalam waktu lama, membutuhkan papan atau matras yang keras saat tidur, penurunan

rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh, tidak mampu melakukan

aktifitas yang biasa dilakukan.

Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena, gangguan dalam berjalan.

2. Eliminasi.

Gejala : konstipasi, adanya inkontinensia urine.

3. Integritas ego.

Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan.

Tanda : cemas, depresi, menghindar dari keluarga atau orang terdekat.

4. Neurosensori.

Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/ kaki.

Tanda : penurunan refleks tendon dalam, kelemahan otot, nyeri tekan dan spasme

otot.

5. Nyeri/ Kenyamanan.

Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan adanya

batuk, bersin, membengkokkan badan, mengangkat beban, defekasi, mengangkat kaki

atau fleksi pada leher ; nyeri yang tidak ada hentinya, ; nyeri yang menjalar kekaki,

bokong (lumbal), atau bahu/lengan, ; kaku pada leher (servikal), terdengar adanya

suara ”krek” saat nyeri baru timbul/ saat trauma atau merasa ”punggung patah”,

keterbatasan untuk mobilisasi/ membungkuk kedepan.

Tanda : sikap dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena, perubahan cara

berjalan,berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang terangkat pada bagian tubuh

yang terkena, nyeri pada saat palpasi.

9

Page 10: MAKALAH HNP.docx

6. Keamanan.

Gejala : adanya riwayat masalah ”punggung” yang baru saja terjadi.

7. Penyuluhan/ Pembelajaran.

Gejala : gaya hidup yang monoton atau hiperaktif.

B. Diagnosa

1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia

3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,

hilangnya fungsi

4. Perubahan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan

yang tidak adekuat

5. Kurangnya pemenuhan perawatan diri yang berhubungan dengan

hemiparese/hemiplegia

6. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama

C. Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis

Tujuan         : Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi

Kriteria hasil :

- Klien mengatakan tidak terasa nyeri.

- Lokasi nyeri minimal

- Keparahan nyeri berskala 0

- Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)

Intervensi Rasional

Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya

serangan, faktor pencetus / yang

memperberat. Tetapkan skala 0 – 10

Nyeri merupakan pengalaman

subyektif dan harus dijelaskan oleh

pasien. Identifikasi karakteristik nyeri

dan faktor yang berhubungan

merupakan suatu hal yang amat

10

Page 11: MAKALAH HNP.docx

Pertahankan tirah baring, posisi semi

fowler dengan tulang spinal,

pinggang dan lutut dalam keadaan

fleksi, posisi telentang

Gunakan logroll (papan) selama

melakukan perubahan posisi

Batasi aktifitas selama fase akut

sesuai dengan kebutuhan

Berikan relaksan otot yang

diresepkan, analgesik, dan agen

antiinflamasi dan evaluasi keefektifan

Tindakan penghilangan rasa nyeri

noninvasif dan nonfarmakologis

(posisi, balutan (24-48 jam), distraksi

dan relaksas

penting untuk memilih intervensi

yang cocok dan untuk mengevaluasi

keefektifan dari terapi yang

diberikan.

Untuk menghilangkan stres pada

otot-otot punggung

Logroll (Papan) mempermudah

melakukan mobilisasi

Untuk menghindari adanya cidera

Agen-agen ini secara sistematik

menghasilkan relaksasi umum dan

menurunkan inflamasi.

Tindakan ini memungkinkan klien

untuk mendapatkan rasa kontrol

terhadap nyeri.

 

 

11

Page 12: MAKALAH HNP.docx

1.  Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia

Tujuan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya

Kriteria hasil :

- Tidak terjadi kontraktur sendi

- Bertabahnya kekuatan otot

- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Intervensi Rasional

Berikan / bantu pasien untuk

melakukan latihan rentang gerak

pasif dan aktif

Berikan perawatan kulit dengan baik,

masase titik yang tertekan setelah

rehap perubahan posisi. Periksa

keadaan kulit dibawah brace dengan

periode waktu tertentu.

Kolaborasi dalam pemberian

analgetik sesuai progran dan

efektivitasnya

Rujuk pasien untuk konsultasi

psikologis bila kelemahan motorik,

sensorik, dan fungdi seksual terjadi

permanen

Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

untuk latihan fisik klien

Dapat meningkatkan kemampuan

pasien untuk melakukan rentang

gerak pasif dan aktif

Untuk menghindari adanya tekanan

pada area penonjolan tulang

Penggunaan analgetik yang

berlebihan dapat menutupi gejala, dan

ini menyulitykan defisit neurologis

lebih lanjut

Pasien yang mengalami kehilangan

fungsi tubuh permanen akan merasa

sedih. Semakin besar makna

kehilangan, semakin dalam lama

reaksi kesedihan ini dialami.

Menurunkan resiko terjadinnya

iskemia jaringan akibat sirkulasi

darah yang jelek pada daerah yang

tertekan

12

Page 13: MAKALAH HNP.docx

 

3.  Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,

hilangnya fungsi

Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.

Kriteria hasil :

- Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.

- Respon klien tampak tersenyum.

Intervensi Rasional

Berikan lingkungan yang nyaman

Catat derajat ansietas

Libatkan keluarga dalam proses

keperawatan

Diskusikan mengenai kemungkinan

kemajuan dari fungsi gerak untuk

mempertahankan harapan klien dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari

Berikan support sistem (perawat,

keluarga atau teman dekat dan

pendekatan spiritual)

Reinforcement terhadap potensi dan

sumber yang dimiliki berhubungan

dengan penyakit, perawatan dan

tindakan

Menurunkan stimulasi yang

berlebihan dapat mengurangi

kecemasan

Pemahaman bahwa perasaan normal

dapat membantu klien meningkatkan

beberapa perasaan control emosi.

Peran serta keluarga sangat

membantu dalam menentukan koping

Menunjukkan kepada klien bahwa dia

dapat berkomunikasi dengan efektif

tanpa menggunakan alat khusus,

sehingga dapat mengurangi rasa

cemasnya.

Dukungan dari bebarapa orang yang

memiliki pengalaman yang sama

akan sangat membantu klien.

Agar klien menyadari sumber-sumber

apa saja yang ada disekitarnya yang

dapat mendukung dia untuk

berkomunikasi.

13

Page 14: MAKALAH HNP.docx

1.  Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi, nyeri

Tujuan : Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi

Kriteria hasil

- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien

- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan bantuan

sesuai kebutuhan

Intervensi Rasional

Monitor kemampuan dan tingkat

kekurangan dalam melakukan

perawatan diri

Beri motivasi kepada klien untuk tetap

melakukan aktivitas dan beri bantuan

dengan sungguh-sungguh

Hindari melakukan sesuatu untuk klien

yang dapat dilakukan klien sendiri,

tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan

Membantu dalam

mengantisipasi/merencanakan

pemenuhan kebutuhan secara

individual

Meningkatkan harga diri dan

semangat untuk berusaha terus-

menerus

Klien mungkin menjadi sangat

ketakutan dan sangat tergantung

meskipun bantuan yang

diberikan bermanfaat dalam

mencegah frustasi, adalah penting

bagi klien untuk melakukan

sebanyak mungkin untuk diri-

sendiri untuk mepertahankan harga

14

Page 15: MAKALAH HNP.docx

Berikan umpan balik yang positif untuk

setiap usaha yang dilakukannya atau

keberhasilannya

Kolaborasi dengan ahli

fisioterapi/okupasi

diri dan meningkatkan pemulihan

Meningkatkan perasaan makna

diri

dan kemandirian serta mendorong

klien untuk berusaha secara

kontinyu

Memberikan bantuan yang

mantap

untuk mengembangkan rencana

terapi dan mengidentifikasi

kebutuhan alat penyokong khusus

 

5.  Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubngan dengan imobilisasi, intake cairan

yang tidak adekuat

Tujuan : Klien tidak mengalami konstipasi

Kriteria hasil :

-          Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat

-          Konsistensifses lunak

-          Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )

-          Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )

15

Page 16: MAKALAH HNP.docx

Intervensi Rasional

Berikan penjelasan pada klien dan

keluarga

tentang penyebab konstipasi

Auskultasi bising usus

Anjurkan pada klien untuk makan

maknanan yang mengandung serat

Berikan intake cairan yang cukup (2 liter

perhari) jika tidak ada kontraindikasi

Lakukan mobilisasi sesuai dengan

keadaan

Klien

Kolaborasi dengan tim dokter dalam

pemberian pelunak feses (laxatif,

suppositoria, enema)

Klien dan keluarga akan mengerti

tentang penyebab obstipasi

Bising usus menandakan sifat

aktivitas peristaltik

Diit seimbang tinggi kandungan

serat

merangsang peristaltik dan eliminasi

reguler

Masukan cairan adekuat

membantu

mempertahankan konsistensi feses

yang sesuai pada usus dan membantu

eliminasi reguler

Aktivitas fisik reguler membantu

eliminasi dengan memperbaiki tonus

otot abdomen dan merangsang nafsu

makan dan peristaltik

Pelunak feses meningkatkan

efisiensi pembasahan air usus,

yang melunakkan massa feses dan

membantu eliminasi

16

Page 17: MAKALAH HNP.docx

 

1. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama

Tujuan : Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit

Kriteria hasil :

- Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka

- Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka

- Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka

Intervensi Rasional

Anjurkan untuk melakukan latihan ROM

(range of motion) dan mobilisasi jika

mungkin

Rubah posisi tiap 2 jam

 Gunakan bantal air atau pengganjal yang

lunak di bawah daerah-daerah yang

menonjol

Lakukan massage pada daerah yang

menonjol yang baru mengalami tekanan

pada waktu berubah posisi

 Observasi terhadap eritema dan

kepucatan dan palpasi area sekitar

terhadap kehangatan dan pelunakan

jaringan tiap merubah posisi

Jaga kebersihan kulit dan seminimal

mungkin hindari trauma, panas terhadap

kulit

Meningkatkan aliran darah

kesemua daerah

Menghindari tekanan dan

meningkatkan aliran darah

Menghindari tekanan yang

berlebih pada daerah yang

menonjol

Menghindari kerusakan-

kerusakan kapiler-kapiler

Hangat dan pelunakan adalah

tanda kerusakan jaringan

Mempertahankan keutuhan kulit

17

Page 18: MAKALAH HNP.docx

BAB III

KASUS

PENGKAJIAN PRE OPERASI

A. Identitas Klien

Nama ( initial ) : Tn. BUmur : 21 TahunJenis Kelamin : laki – lakiAgama : IslamAlamat : Batalyon 9 Marinir LampungStatus : Belum MenikahPekerjaan : TNIPendidikan : SLTAMasukRumah Sakit : 5 Januari 2013No RM : 08.55.77Ruangan : II ( Pulau Salawati )Tanggal Pengkajian : 5 Januari 2013Diagnosa medik : HNP L2-L3

B. Riwayat Singkat Pasien

Vital Sign waktu masuk :TD : 120 / 70mmHg, Suhu : 36°C, Nafas : 18 x / menit , Nadi : 80 x / menit Keluhan Utama : Nyeri pada pinggang belakang yang memberat sejak 1 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengatakan nyeri tulang belakang sejak 6 bulan SMRS, namun memberat sejak 1 hari SMRS, nyeri menjalar ke kaki kiri sejak 1 hari SMRS, kesemutan , kelemahan tidak ada, pasien sering merasakan nyeri setelah mengalami trauma saat sedang melakukan latihan, pasien terjatuh dengan posisi terduduk, setelah terjatuh pasien masih mampu bangun dan berjalan, pasien sudah berobat ke dokter dan dinyatakan gangguan pada tulang lumbalnya, selama ini pasien rutin melakukan fisioterapi, demam tidak ada, mual tidak ada, BAK dan BAB normal.

18

Page 19: MAKALAH HNP.docx

Riwayat Kesehatan Dahulu :

Riwayat diabetes ( - ), Alergi ( - ), Hipertensi ( - ), Asma ( - ), Typoid ( + )

C. Pola – Pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat kebiasaan merokok (+) 1 hari 1 kotak rokok, penggunaan obat bebas (-), alcohol (-), ketergantungan terhadap bahan kimia (-), konsumsi jamu (-), donor darah (+) 4 kali, olahraga (+) renang

2. Pola nutrisi dan metabolismSMRS :frekuensi : 3X/hari, komposisi : nasi , lauk , sayur keadaan yang mengganggu (-)MRS :frekuensi : 3X/hari, komposisi : nasi , lauk , sayur keadaan yang mengganggu (-)

3. Pola eliminasi

SMRS :BABfrekuensi : 2X/harikonsistensi : padatwarna dan bau : kekuning-kuningan , bau khaskeluhan (-)BAKfrekuensi : 6 – 8X/hariwarna dan bau : kuning muda , bau khaskeluhan (-)

MRS :BABfrekuensi : 1X/harikonsistensi : padatwarna dan bau : kekuning-kuningan , bau khaskeluhan (-)BAKfrekuensi : 500 ml /hariwarna dan bau : kuning muda , bau khaskeluhan (-)

19

Page 20: MAKALAH HNP.docx

4. Pola tidur dan istirahatSMRS : Tidur Frekuensi : 1 x / malamLama : 8 jam Keluhan (-)Istirahat Lama : 1 jam

MRS :Tidur Frekuensi : 1 x / malamLama : 8 jam KeluhaIstirahat Lama : -

5. Pola aktivitasSMRS :Aktivitas sedikit terganggu dikarenakan intensitas nyeri yang semakin memberat.

MRS :Hanya berbaring ditempat tidur, sesekali duduk

6. Pola persepsi dan konsep diri

Body image :

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya, tetapi saat ini merasa sangat terganggu dengan rasanyeri tulang belakangnya.

Self Esteem

Klien yakin bahwa dirinya cepat sembuh dan dapat mengalahkan penyakitnya

Identitas diffusion ( kekacauan identitas )

Tidak ada masalah

Depersonalisasi

Klien mengatakan bahwa dirinya ingin cepat sembuh dan kembali melakukakan kegiatan seperti biasa tanpa ada hambatan rasa nyeri

Peran

Saat ini sebagai anak

20

Page 21: MAKALAH HNP.docx

D. Pola sensori dan kognitifSensori : penciuman, rasa, raba dan pendengaranTidak terdapat masalah

Kognitif : proses berfikir,isi pikir dan daya ingat baik

E. Penanggulangan stress

PsikologiApabila ada permasalah meminta solusi pada teman yang dipercaya

Social Sering mengikuti kegiatan dimasyarakan dan berkumpul dengan teman sebaya

SpiritualSetiap ada permasalahan yang mengganggu biasanya lebih mendekankan diri pada Tuhan ( sholat )

F. Pemeriksaan fisik 1. Status kesehatan umum

Keadaan umum : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisTD : 110 / 80 mmHg, suhu : 36,2°C nafas : 18 x/menit, nadi : 79 x/menit

2. System IntegumenKulit pucat (-), cyanosis (-),ikterus (-) ,luka (-)

3. KepalaSimetris, penonjolan (-),nyeri kepala (-),trauma kepala (-)

4. MukaSimetris, odema (-), otot muka kuat (-), paralisis (-),otot rahang kuat (+)

5. Mata Pupil bulat isokor (+) 3mm ,konjungtiva tidak anemis,ikterik (-),alis mata (+) simetris, kelopak mata odema (-),pendarahan (-),sclera anemis (-),visus(-)

6. Telinga Secret (-) ,serumen(-), benda asing (-),membrane timpani (+)

7. HidungDeformitasa (-), mukosa hidung (+),secret (-),obstruksi (-)

8. Mulut dan faring Caries gigi (-),stomatitis (-), bibir pecah – pecah, pendarahan (-), lidah parese (-) , tremor (-)

9. LeherSimetris, kaku kuduk (-), pembesaran getah bening (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)

21

Page 22: MAKALAH HNP.docx

10. ThoraksBentuk normal

Paru Inspeksi : bentuk simetris , pecembungan (-) Palpasi : pergerakan simetris (+), tertinggal depan dan belakang (-), fremitus raba kanan = kiri (+) Perkusi : rensonan Auskultasi : wheezing -/-

Jantung Inspeksi : iktus tidak tampak Palpasi : iktus teraba, getaran (-) Perkusi :

Batas kanan jantung 2 jari diatas BPH dari lateral ke medial sejajar dengan sternumbatas kiri jantung iga V – VI di linia medioklavikularis kiri

Auskultasi : BJ : I – II (+), murmur (-), gallop (-) Capillaty refill TIME < 3 detik Nyeri dada (-)

11. Abdomen Inspeksi : datar simetris, penonjolan/massa (-), perubahan warna (-)Auskultasi : Bising Usus (12 x/menit)Perkusi : timpaniPalpasi : nyeri tekan (-)

12. Iguinal-genital-anusKeluhan BAB : (-), BAK (-)Pembesaran kelenjar lemphe (-), tumor (-), abses (-)

13. Ekstremitas Baik

F. Pemeriksan Penunjang

Laboratorium pre operasi

Jenis pemeriksaan Hasil Normal

Pemeriksaan gula

- Glukotest 92 mg / % < 200

22

Page 23: MAKALAH HNP.docx

Pemeriksaan Hematologi- Massa pendarahan /

bleeding time- Massa pembekuan /

clotting timePaket darah lengkap

- Leukosit- Eritrosit- Hemoglobin- Hematokrit- Thrombosit- LED

Hitung jenis leukosit- Eosinofil- Basofil- Batang- Segmen- Limfosit- monosit

2’30’’ menit

10’00’’menit

7700 / mm³5,27 / mm³15,5 g / dl45 %266.000/ mm³25mg /l

1%-%2%66%28%3%

1-6

10-16

5000-10.0004,6- 6,214-1642-48150.000-400.000< 10

2-40-12-650-7020-402-8

Radiologi

Jantung dan paru normal

Bentuk tidak membesar

Corakan bronchovaskular normal

Tidak tampak bercak-bercak kesuraman

Sinus costofrenikus dan diaframa baik

MRI lumbal sacral

Pemeriksaan MRI vertebrae lumbosacral tanpa kontros godolinum PTPA. Pathogen sagital T1 SE / T2 TSE serta MR-myelogram,tampak : kurve vertebra, axral F2 lumbosacral melurus, tidak tampak listhesis.

Tampak pembentukan spur L1-L2,tampak schmort node di vertebra andplateL1-L2 vertebra andplate lumbal regularIntensitas signal bone marrow corporce vertebra lumbosacral normal

Intensitas signal diskus L1-L2 dan L2-L3 hipointens dan tebal diskus L2-L3 memipihTampak penonjolan diskus intervertebralis L1-L2 dan L2-L3 ke posteriorPada potongan axial tampak bulging diskus L1-L2 menekan thecal sac

23

Page 24: MAKALAH HNP.docx

Tidak tampak hipertropi ligamentum flavum maupun fecet jointIntensitas signal medulla spinal sampai cornus medularis setinggi Th 12 - L1 normalTidak tampak lesi patologis intra medulerMR mylogram tampak stenosis canalis spinal L2 – L3

Kesan- straight lumbalis- bulging diskus L1-L2 menekan thecal sac- protusi diskus L2-L3 menekan thecal sac serta neural foramen L3-L4

Rontgen lumbal

- straight lumbalis- bulging diskus L1-L2 menekan thecal sac- protusi diskus L2-L3 menekan thecal sac serta- neural foramen L3-L4

5 februari 2013 : - puasa jam 24.00 sebelum operasi

setelah operasi ke icu

Post operasi

Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Normal6 februari 2013

ElektrolitNaK+Cl

Darah lengkap- leukosit- eritrosit- hemoglobin- hematokrit- thrombosit

136mmol/l3,9mmol/l102mmol/l

17.700/mm³5,19 juta/mm³15,3 g/dl44%219 ribu / mm³

134-1463.4-4,696-108

5000-10.0004,6- 6,214-1642-48150.000-400.000

24

Page 25: MAKALAH HNP.docx

- LED

Hitung jenis leukosit- Eosinofil- Basofil- Batang- Segmen- Limfosit- monosit

7 februari 2013Darah lengkap

- leukosit- hemoglobin- hematokrit- thrombosit

ElektrolitNaK+ClAlbuminUreumcreatinin

8 februari 2013Darah lengkap

- leukosit- eritrosit- hemoglobin- hematokrit- thrombosit

10 februari 2013- leukosit- eritrosit- hemoglobin- hematokrit- thrombosit

5 mg / l

1%-%1%86%7%2%

20.000 / mm³14,0juta / mm³40%230.000 / mm³

135 mmol/l3,8 mmol/l99 mmol/l3,4 g /dl3,11,1

20.300 / mm³4,10 juta / mm³12,3 g /dl35 %218.000 / mm³

16.200 / mm³4,19 juta / mm³12,0 g /dl36 %226.000 / mm³

< 10

2-40-12-650-7020-402-8

5000-10.00014-1642-48150.000-400.000

134-1463.4-4,696-108

5000-10.0004,6- 6,214-1642-48150.000-400.000

5000-10.0004,6- 6,214-1642-48150.000-400.000

Foto lumbal post operasi belum keluar

Pengobatan / terapi

25

Page 26: MAKALAH HNP.docx

- ceftriaxome 2 x 1- ketesse 3 x 1 amp- 1vfdvrl 20 tts / menit- Mo ( icu ) 2cc / jam- Puasa sampai sadar - Fisioterapi- Menggunakan sabuk hnp- Methy prednisolon 3 x 125- Menggunakan alas tidur yang datar dan keras ( membantu menstabilkan daerah

vertebra )

Analisa Data

No Tanggal Data Problem Etiologi 1.

2.

5-2-2013Pre operasi

7-2-2013Post operasi

S :- pasien

mengeluh nyeri tulang belakang ( ngilu ),seperti ditusuk - tusuk

- Pasien mengatakan nyeri menjalar ke kaki kiri dan kesemutan

O ;- Skala nyeri 6- Pasien gelisah- Berbaring

menggunakan papan yang keras

- Wajah menahan nyeri

S:- Pasien

mengatakan nyeri daerah operasi

O:- K/U tampak

lemah

Nyeri

Agen pencedera fisik

Kompresi saraf

Gangguan rasa nyaman ( nyeri )

Insisi bagian lumbal( tindakan operasi )

Kompresi saraf

Agen fisik ( tindakan pembedahan )

26

Page 27: MAKALAH HNP.docx

3. 7-2-2013

- TD:110 / 70mmHg,N :76 x / menitS;36,8°C

- Wajah pasien telihat menahan sakit

- Insisi bagian lumbal 15 cm

- Terpasang selang drainase

S :- Pasien

mengatakan lemas

- Pasien mengatakan belum mampu menggerakkan tubuhnya

- Pasien mengatakan masih nyeri jika bergerak

O :- Pasien kliatan

lemas- Saat diminta

menggeserkan tubuhnya pasien tampak kesusahan

Selang drainase

Gangguan mobilitas fisik

Keterbatasan akibat post operasi

Penurunan kekuatan

Keterbatasan akibat kondisi post operasi ( nyeri )

27

Page 28: MAKALAH HNP.docx

Rencana Keperawatan

No

Diagnose Tujuan dan criteria hasil Intervensi

1. Pre operasi

Nyeri b.d agen pencedera fisik ( kompresi saraf )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 X 24 jam diharapkan nyeri berkurang/terkontrol, mengungkapkan metode yang memberikan penghilang, mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan.Dengan criteria hasil :- pasien mampu istirahat/tidur-pasien mengatakan nyeri berkurang-dapat menggunakan tekhnik non farmakologi untuk menghilangkan nyeri-skala nyeri 0 - 1

Mandiri- Kaji adanya keluhan nyeri,catat

lokasi,lamanya serangan,factor pencetus / yang memperberat.Minta pasien untuk menetapkan pada skala 0 – 10

- Pertahankan tirah baring selama fase akut. Letakkan pasien pada posisi semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10 – 30 ° atau pada posisi lateral

- Gunakan logroll ( papan ) melakukan perubahan posisi

- Bantu pemasangan brace / korset

- Batasi aktivitas selama fase akut sesuai kebutuhan

-

-

-

-

-

28

Page 29: MAKALAH HNP.docx

2. post operasi

Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b.d agen fisik ( tindakan pembedahan )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam diharapkan nyeri berkurang/terkontrol, mengungkapkan metode yang memberikan penghilang, mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan.Dengan kriteria hasil :- Pasien mampu istirahat/tidur- Pasien mengatakan nyeri berkurang

- Letakkan semua kebutuhan, termasukbel panggil dalam bats yang mudah dijangkau pasien

- Instrusikan pasien untuk melakukakan teknik relaksasi

- Instruksikan untuk melakukan mekanika tubuh / gerakan yang tepat

Kolaborasi- Berikan tempat tidur orttopedik /

letakkan papan di bawah kasur / matras

- Berikan obat sesuai kebutuhan

- Pasang ponyokong fisik seperti brace lumbal kolar servikal

- Konsulkan dengan ahli terapi fisik

- Kaji intensiotas nyeri, gambaran dan lokasi / penyebaran nyeri atau adanya perubahan sensasi

- Kaji kembali manifestasi yang timbul /

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29

Page 30: MAKALAH HNP.docx

- Dapat menggunakan tekhnik non farmakologi untuk menghilangkan nyeri- Skala nyeri 0 - 1

perubahan dalam intensitas nyeri

- Izinkan pasien mendapatkan posisi yang nyaman jika diperlukan.Gunakan roll an selama perubahan posisi

- Berikan massase / gosokan punggung dengan menjauhi daerah operasi

- Demonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi : nafas dalam / visualisasi

- Berikan diet makanan lunak, pelembab ruangan, anjurkan untuk tidak berbicara setelah dilakukan laminektomi servikal

- Teliti keluhan pasien mengenai munculnya kembali nyeri radikular

-

-

-

-

-

30

Page 31: MAKALAH HNP.docx

Kolaborasi- Berikan obat analgetik, sesuai kebutuhan

-

3 Gangguan mobilitas

fisik berhubungan

dengan keterbatasan

akibat kondisi (nyeri)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan tidak terjadi penuruna kekuatan/kontrol otot.

Dengan kriteria hasil :- pasien dapat mendemontrasikan/ meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh- pasien dapat mengungkapkan pemahaman tentang situasi, aturan tindakan dan tindakan keamanan- pasien dapat mendemostrasikan tekhnik / memungkinkan melakukan kembali aktifitas

Mandiri- jadwalkan aktivitas/tindakan dengan

periode waktu istirahat. Anjurkan pasien untuk dapat berperan serta dalam kegiatan sehari-hari dangan keterbatasan yang dialaminya.

- Berikan/bantu untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif yang disesuaikan dengan prosedur pembedahan

- Bantu untuk melakukan aktifitas/ambulasi

-

-

-

31

Page 32: MAKALAH HNP.docx

Catatan Perekembangan

No.Diagnosa / Tanggal

Implementasi Evaluasi

1.5-2 -2013

27-2-2013

19.30

- Melakukan penilaian tentang nyeri, lolasi, karakteristik dan faktor – faktor yang dapat menambah nyeri

- Mengamati isyarat non verbal tentang nyeri

- Memberikan massase / gosokan punggung

- Menfasilitasi lingkungan yang nyaman

- Mengajarkan teknik relaksasi

- Berkolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri

- Evaluasi skala nyeri

- Melakukan penilaian tentang nyeri, lolasi, karakteristik dan faktor – faktor yang dapat menambah nyeri [ost operasi

- Mengamati isyarat non verbal tentang nyeri

- Memberikan massase / gosokan punggung menjauhi daerah operasi

- Menfasilitasi lingkungan yang nyaman

- Mengajarkan teknik relaksasi

- Berkolaborasi dalam pemberian obat anti nyeri ( ketesse, ketorolac )

- Memberikan diit makanan lunak

- Memberikan posisi yang nyaman sesuai indikasi

- Evaluasi skala nyeri

S :- Pasien mengatakan nyeri

masih dapat dikontrol- Pasien mengatakan nyeri

hilang timbulO :

- Skala nyeri 5- Wajah sedikit rebih rileks.

Tidak menunjukan menahan sakit hebat

- TD = 120 / 70 mmHg , Nadi = 79 x / menit , suhu = 36° C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensl

S :- Pasien mengatakan nyerinya

sangat berat

O :- Skala nyeri 7- Wajah menunjukan

menahan sakit hebat- TD = 110/70 mmHg , Nadi =

88 x / menit , suhu = 37° C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensl

32

Page 33: MAKALAH HNP.docx

8-2-201307.00

7-2-20133.

- Mengajurkan aktivitas / tindakan dengan kegiatan sehari – hari yang dialami

- Memberikan / bantu untuk latihan rentang gerak pasif dan aktif yang disesuakan dengan prosedur pembedahan

- Bantu untuk melakukan aktivitas / ambulasi

S :- Pasien mengatakan nyerinya

sangat berat

O :- Skala nyeri 7- Wajah menunjukan

menahan sakit hebat- TD = 100/70 mmHg , Nadi =

79 x / menit , suhu = 37° C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensl

S :- Pasien belum mampu

menggeserkan tubuhnya, tetapi pasien mengatakan sudah dapat menggerakan jari – jari tangan dan kakinya

O :- Ambulasi masih dibantu- TD = 100/70 mmHg , Nadi =

79 x / menit , suhu = 37° C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensl

33

Page 34: MAKALAH HNP.docx

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hernia Nukleus pulposus (HNP) atau potrusi Diskus Intervertebralis (PDI)adalah suatu

keadaan dimana terjadi penonjolan pada diskus intervertebralis ke dalam kanalis vertebralis

(protrusi diskus ) atau nucleus pulposus yang terlepas sebagian tersendiri di dalam kanalis

vertebralis (ruptur discus).

Diskus intervertebral dibentuk oleh dua komponen yaitu; nukleus pulposus yang terdiri dari

serabut halus dan longgar, berisi sel-sel fibroblast dan dibentuk oleh anulus fibrosus yang

mengelilingi nukleus pulposus yang terdiri dari jaringan pengikat yang kuat.

Nyeri tulang belakang dapat dilihat pada hernia diskus intervertebral pada daerah

lumbosakral, hal ini biasa ditemukan dalam praktek neurologi. Hal ini biasa berhubungan

dengan beberapa luka pada tulang belakang atau oleh tekanan yang berlebihan, biasanya

disebabkan oleh karena mengangkat beban/ mengangkat tekanan yang berlebihan (berat).

Hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, juga dapat terjadi pada daerah

servikal dan thorakal tapi kasusnya jarang terjadi. HNP sangat jarang terjadi pada anak-anak

dan remaja, tetapi terjadi dengan umur setelah 20 tahun. (Candra, )

34