makalah hepatitis c
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
1/18
1
Hepatitis C
Oleh
Anggrainy Treeseptiani Obiraga
10 2009 091
Kelompok B4
Email :[email protected]
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna no. 6, Jakarta Barat
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Hepatitis adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyarakan kondisi organ hati (liver) yang
sedang kena radang atau nekrosis (kematian sebagian atau semua sel dalam suatu organ atau jaringan).
Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan
menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam
beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis
umumnya cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
2/18
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. AnamnesisDi awal anamnesis, informasi yang didapat tidak selalu lengkap, untuk melengkapinya perlu
anamnesis ulang jika ditemukan tanda objektif pada pemeriksaan.
Pada anamnesis penyakit hepatitis, yang perlu kita tanyakan adalah :
Kalau ada demam, perlu ditanyakan tipe demam dan lamanya nyeri perut kanan atas mual, muntah air seni seperti teh mata kuning riwayat kontak penyakit kuning : keluarga, lingkungan, sosial ekonomi riwayat konsumsi obat-obatan riwayat alkoholisme riwayat suntik riwayat transfusi
II. Pemeriksaan Fisik Ikterik Hepatomegali
Deskripsi pemeriksaannya : nyeri tekan, ukuran
tepi tajam --> hepatitis akut,
tepi tak rata --> sirosis, hepatoma,
tepi tumpul --> hepatitis kronis,
permukaan licin --> hepatitis,
permukaan berbenjol --> hepatoma,
konsistensi lunak/kenyal --> akut,
konsistensi keras --> ganas).
III. Pemeriksaan Penunjang1,2A.Tes Serologi
Dilakukan untuk memeriksa kadar antigen dan antibody terhadap virus penyebabnya.
Tujuannya untuk memastikan diagnosis hepatitis dan mengetahui virus penyebabnya. Hal ini
penting karena menyangkut jenis terapi yang akan diberikan kepada pasien, sehingga
dibedakan untuk hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
3/18
3
Kepastian seseorang mengidap VHC ditentukan dengan pemeriksaan molekuler dan menilai
antibodi, sehingga partikel virus dapat terlihat. Sekitar 30% pasien hepatitis C tidak dijumpai
adanya anti-HCV (antibodi terhadap VHC) yang positif pada empat minggu pertama infeksi.
Sementara 60% baru terdeteksi positif anti-HCV setelah 5-8 minggu terinfeksi VHC bahkan
ada yang setelah 12 bulan. Sekitar 80% pasien VHC menjadi kronis dan hasil pemeriksaan
laboratorium ditemukan adanya enzim ALT dan meningkatnya AST.
Pemeriksaan molekuler dimaksudkan untuk mendeteksi RNA VHC. Ada dua jenis yaitu
yang kualitatif dan kuantitatif. Tes kualitatif menggunakan tekhnik PCR (polymerase chain
reaction) yang dapat mendeteksi kurang dari 100 kopi per millimeter darah. Tes kualitatif
juga untuk konfirmasi adanya VHC dalam darah, juga menilai respons terapi. Selain itu tes
ini juga dimanfaatkan untuk pasien yang anti-HCV-nya negative tetapi menampilkan gejala
klinis hepatitis C atau tidak teridentifikasi jenis virusnya.
Tes kuantitatif adalah untuk menilai derajat perkembangan penyakit dan derajat viremia
(adanya VHC dalam darah). Dilakukan biopsy untuk mengetahui derajat dan tipe kerusakan
sel-sel hati.
B.Tes Biokimia HatiPemeriksaan biokimia hati menggunakan beberapa parameter sebagai berikut.
1) Aspartat aminotransferaseTujuan :
Untuk membantu mendeteksi dan mendapatkan diagnosis banding penyakithati akut.
Untuk memantau perkembangan pasien dan prognosis pada penyakit jantungdan hati.
Untuk membantu diagnosis infark miokard dalam hubungannya dengankadar kreatinin kinase dan laktat dehidrogenase.
Kadar AST berkisar antara 8 sampai 46 U/L pada lelaki dan antara 7 sampai 34 U/L
pada perempuan. Nilai normal pada bayi secara khas kadarnya lebih tinggi.
2) Alanin AminotransferaseTujuan :
Untuk menilai dan mendeteksi pengobatan penyakit hati akut, khususnyahepatitis dan serosis tanpa ikterik.
Untuk membedakan antara kerusakan miokard dan jaringan hati (digunakanbersama-sama dengan aspartat aminotransferase).
Untuk menilai hepatoksisitas dari beberapa macam obat.Kadar ALT serum normal berkisar antara 8 sampai 50 IU / L.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
4/18
4
3) Alkali fosfataseTujuan : menunjukkan
Untuk mendeteksi dan menunjukkan penyakit tulang rangka yang utamanyadicirikan oleh aktivitas osteoblastik.
Untuk mendeteksi lesi local hati yang menyebabkan obstruksi biliar sepertitumor atau abses.
Untuk menilai respons terhadap vitamin D pada terapi riketsia. Untuk memberikan informasi tambahan terhadap pemeriksaan fungsi hati
lainnya dan uji enzim usus.
Kadar ALP total normalnya berkisar antara 30 sampai 85 IU/ml (SI, 42 sampai 128 U/L)
4) Leusin aminopeptidaseTujuan :
Untuk memberikan informasi mengenai penyakit hati, pancreas dan biliaryang dicurigai.
Untuk membedakan penyakit tulang rangka dari penyakit hepatobiliar ataupenyakit pancreas.
Untuk menilai ikterik neonatal.Nilai normal adalah 80 sampai 200 U / mL (SI, 80 sampai 200 kU/L) pada lelaki dan 75
sampai 185 U/ml (SI, 75 sampai 185 kU/L) pada perempuan.
5) Gama glutamil transferaseTujuan :
Untuk memberikan informasi mengenai penyakit hepatobilier, untuk menilaifungsi hati, dan untuk mendeteksi ingesti alcohol.
Untuk membedakan antara penyakit tulang rangka dan penyakit hati bilakadar alkali fosfatase dalam serum tinggi (kadar CGT yang tinggi mengarah
ke dugaan adanya penyakit tulang rangka).
Kadar CGT dalam serum berkisar sebagai berikut :
Lelaki : usia 16 tahun dan lebih tua, 6 sampai 38 U/L (SI, 0,10 sampai 0,46Kat/L)
Perempuan : usia 16 sampai 45 tahun, 4 sampai 27 U/L (SI, 0,08 sampai 0,46Kat/L); usia 45 tahun dan lebih tua, 6 sampai 37 U/L (SI 0,10 sampai 0,63
Kat/L).
Anak-anak : 3 sampai 30 U/L (SI, 0,05 sampai 0,51 Kat/L)
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
5/18
5
IV. Diagnosis Kerja2-5Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses
penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang
menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Dalam perkembangan penyakit
Hepatitis C, hati penderita akan mengalami sirosis (pengerasan hati) yang kemudian akan
berlanjut menjadi kanker hati (hepatoselulerkarsinoma). Penyakit Hepatitis C tahap lanjut,
resiko terjadinya kematian sangat besar.
Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala,
walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar
diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau
mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat
ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita
Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.
Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab
atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat
dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum
suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan
dalam kondisi tidak higienis.
Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke
anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang
yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari.
Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya
sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam
tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
6/18
6
Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik).
Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan
sirosis.
V. Diagnosis Banding5,6Hepatitis biasanya disebutkan menggunakan salah satu dari dua istilah, akut atau kronis.
Penyakit akut mempengaruhi seseorang untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh dalam
beberapa minggu tanpa efek berkelanjutan. Penyakit kronis berlangsung lama, kadang-kadang
seumur hidup seseorang.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa
meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2
minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama
melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang
buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karenaitu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah.
Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan
permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri
perut dan jaundis (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap)
atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.
Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah
infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.
http://lh6.ggpht.com/_nBk0odNYWOs/TNKcb3gkJPI/AAAAAAAABJs/qXvGD2VokOU/hepatitis%20a[2].jpg -
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
7/18
7
Hepatitis B
Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B
(HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), peralatan medis
yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.
Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut
tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis
atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh,
sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV
karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B)
tetapi membawa virus ini.
Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan
adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan jaundis.
Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai
bagian dari program vaksinasi anak.
Hepatitis D
http://lh3.ggpht.com/_nBk0odNYWOs/TNKcl6tZoRI/AAAAAAAABKE/P7E9hPfn8bg/hepatitis%20d[2].jpghttp://lh5.ggpht.com/_nBk0odNYWOs/TNKcfvmQNsI/AAAAAAAABJ0/IQUNT35atSQ/hepatitis%20b[2].jpghttp://lh3.ggpht.com/_nBk0odNYWOs/TNKcl6tZoRI/AAAAAAAABKE/P7E9hPfn8bg/hepatitis%20d[2].jpghttp://lh5.ggpht.com/_nBk0odNYWOs/TNKcfvmQNsI/AAAAAAAABJ0/IQUNT35atSQ/hepatitis%20b[2].jpg -
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
8/18
8
Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan
virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang
terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling
berbahaya dari semua virus hepatitis.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang
di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis
D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis
(superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit
akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkenasuperinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang
berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.
Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka
otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa
HBV.
Hepatitis E
Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui
kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk
yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara
umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian
http://lh3.ggpht.com/_nBk0odNYWOs/TNKcpmwiJyI/AAAAAAAABKM/WpVkBdmaZEw/hepatitis%20e[3].jpg -
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
9/18
9
sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati
akut yang berbahaya.
Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat
mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.
Amebiasis Hati
Amebiasis hati merupakan komplikasi ekstra intestinal dari infeksi oleh entamuba histolitika.
Penyakit ini masih sering dijumpai, terutama di negara tropis. Dulu penyakit ini lebih dikenal
sebagai abses tropik, karena disangka hanya terdapat di daerah tropik atau subtropik saja.
Ternyata sangkaan tersebut tidak benar, karena kemudian ditemukan juga tersebar di seluruh
dunia. Sering kali diagnosis ditegakkan dengan cara Exjuvantibus karena keterbatasan sarana.
Namun dengan cara serologis (Indirect hemaaglutination testuntuk Entamuba histolitika positif
95% dari penderita).
Keluhan yang timbul dapat bermacam-macam. Gejala dapat timbul secara mendadak (bentuk
akut), atau secara perlahanlahan (bentuk kronik). Dapat timbul bersamaan dengan stadium akut
dari amebiasis intestinal, atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah keluhan
intestinal sembuh. Pada bentuk akut, gejalanya lebih nyata dan biasanya timbul dalam masa
kurang dari 3 minggu. Keluhan yang sating diajukan yaitu rasa nyeri di perut kanan atas. Rasa
nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan panas, demikian nyerinya sampai perut dipegang terutama
kalau berjalan sampai membungkuk ke depan kanan. Dapat juga timbul rasa nyeri di dada kanan
bawah, yang mungkin disebabkan karena iritasi pada pleura
diafragmatika. Pada akhirnya dapat timbul tanda-tanda Pleuritis. Rasa nyeri Pleuropulmonal
lebih sering timbul pada abses hepatis jika dibandingkan dengan hepatitis. Rasa nyeri tersebut
dapat menjalar ke punggung atau skapula kanan. Pada saat timbul rasa nyeri di dada dapat timbul
batuk - batuk. Keadaan
serupa ini timbul pada waktu terjadinya perforasi abses hepatis ke paru-paru. Batuk disertai
dengan sputum berwarna coklat susu. Sebagian penderita mengeluh diare. Hal seperti ini
memperkuat diagnosis yang dibuat. Pada pemeriksaan didapatkan penderita tampak kesakitan.
Kalau jalan membungkuk ke depan kanan sambil memegang perut kanan atas yang sakit, badan
teraba panas hati membesar dan bengkak. Pada tempat abses teraba lembek dan nyeri tekan. Di
bagian yang ditekan dengan satu jari terasa nyeri, berarti tempat tersebutlah tempatnya abses.
Rasa nyeri tekan dengan satu jari mudah diketahui terutama bila letaknya di interkostal bawah
lateral. Ini menunjukkan tanda Ludwig positif dan merupakan tanda khas abses hepatis.
Lokalisasi abses yang terbanyak ialah di lobos kanan, jarang di lobus kiri. Batas paru-paru hati
meninggi. Ikterus jarang sekali ditemukan
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
10/18
10
VI. Patofisiologi7Reaksi cytotoxic T-cell (CTL) spesifik yang kuat diperlukan untuk terjadinya eliminasi
menyeluruh VHC pada infeksi akut. Pada infeksi kronik, reaksi CTL yang relative lemah masih
mampu merusak sel-sel hati dan melibatkan respon inflamasi dalam hati tetapi tidak bisa
menghilangkan virus maupun menekan evolusi genetic VHC sehingga kerusakan sel hati berjalan
terus menerus. Kemampuan CTL tersebut dihubungkan dengan aktivitas limfosit sel T-helper
(Th) spesifik VHC. Adanya pergeseran dominasi aktivitas Th 1 menjadi Th 2 berakibat pada
reaksi toleransi dan melemahnya respons CTL.
Reaksi inflamasi yang dilibatkan melalui sitokin-sitokin pro-inflamasi seperti TNF-, TGF-1,
akan menyebabkan rekrutmen sel-sel inflamasi lainnya dan menyebabkan aktivasi sel-sel stelata
di ruang disse hati. Sel-sel yang khas ini sebelumnya dalam keadaan tenang kemudian
berproliferasi dan menjadi aktif menjadi sel-sel miofibroblas yang dapat menghasilkan matriks
kolagen sehingga terjadi fibrosis dan berperan aktif dalam menghasilkan sitokin-sitokin pro-
inflamasi. Mekanisme ini dapat timbul terus menerus karena reaksi inflamasi yang terjadi tidak
berhenti sehingga fibrosis semakin lama semakin banyak dan sel-sel hati yang ada semakin
sedikit. Proses ini dapat menyebabkan kerusakan hati lanjut dan sirosis hati.
VII. Etiologi8Penyakit hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang sering
menyebabkan pembengkakan hati.
gambar 1. Virus hepatitis C
Virus hepatitis C termasuk dalam family Flaviviridae berbentuk ikosahedral yang mendapatkan
selubungnya dari membrane sel hospes. Virus ini merupakan virus RNA untai tunggal dengan
polaritas positif. Ukuran partikel virus sekitar 30-60 nm, sedangkan panjang genom virus sekitar
9.600 pasang basa, yang mengkode 10 jenis protein viral. Struktur poliprotein virus hepatitis C
terdiri dari protein structural yaitu protein C (core), protein E (envelope) dan protein M
(membrane) serta beberapa protein nonstructural yaitu NS1, NS2, NS3, dan NS4.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
11/18
11
VIII. Epidemiologi5,7Infeksi VHC didapatkan di seluruh dunia. Dilaporkan lebih kurang 170 juta orang di seluruh
dunia terinfeksi virus ini. Prevalensi VHC berbeda-beda di seluruh dunia. Di Indonesia belum
ada data resmi mengenai infeksi VHC tetapi dari laporan pada lembaga transfuse darah
didapatkan lebih kurang 2% positif terinfeksi oleh VHC. Pada studi populasi umum di Jakarta
prevalensi VHC kurang lebih 4%.
Karena Hepatitis C menular dari orang ke orang melalui kontak dengan darah yang terinfeksi
virus Hepatitis C, aktivitas yang meningkatkan kontak dengan darah tersebut perlu
dipertimbangkan sebagai faktor resiko.
Faktor resiko yang paling umum adalah pengguna obat bius suntik dan darah serta produk
transfusi darah sebelum tahun 1992
Faktor resiko lain seperti tato dan tindik tubuh. Tinta atau jarum tato yang digunakan untuk
membuat tato atau menindik dapat menjadi pembawa virus Hepatitis C dari satu pelanggan ke
pelanggan lainnya, jika pelaku tidak melakukan sterilasasi pada perlengkapannya.
Faktor resiko lainnya adalah luka tertusuk jarum, terutama pada pekerja kesehatan, hemodialisis
dan transplantasi organ sebelum tahun 1992.
Luka karena jarum suntik, yang seringkali terjadi pada petugas kesehatan, dapat menjadi alat
penularan virus Hepatitis C. Probabilitas penularan virus Hepatitis C melalui jarum suntik lebih
besar dibanding dengan virus HIV.
Sekarang ini, pada penderita HIV ada protokol standar dalam penanganan jarum suntik untuk
mengurangi resiko tertular HIV atau AIDS. Sayangnya, tidak ada protokol yang sama untuk
penanganan pada penderita Hepatitis C untuk menghindari penularan melalui jarum suntik.
Pengguna Obat Bius Suntik
Dua pertiga pengguna obat bius suntik mengidap Hepatitis C.
Orang yang menggunakan obat bius suntik, walaupun sekali, memiliki resiko tinggi tertular
Hepatitis C. Sekarang ini, resiko terinfeksi virus Hepatitis C melalui obat bius suntik lebih tinggi
dibandingkan terinfeksi HIV sekitar 60% hingga 80% yang terinfeksi Hepatitis C sedangkan
yang terinfeksi HIV sekitar 30%.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
12/18
12
Virus Hepatitis C mudah sekali menyebar melalui berbagi jarum, jarum suntik dan perlengkapan
lain pengguna obat bius suntik.
Hubungan Seksual
Meskipun Hepatitis tidak mudah menular melalui hubungan seksual, prilaku seksual yang
beresiko, terutama yang memilki pasangan seksual lebih dari satu, menjadi pemicu meningkatnya
resiko terinfeksi virus Hepatitis C.
Sekitar 15 % infeksi Hepatitis C ditularkan melalui hubungan seksual. Penularan melalui
hubungan seksual pada Hepatitis C tidak setinggi pada Hepatitis B. Walaupun demikian, prilaku
seks yang beresiko tinggi berhubungan dengan peningkatan resiko tertular Hepatitis C. Faktor
resiko dari penularan Hepatitis C melalui hubungan seksual meliputi
Memiliki lebih dari satu pasangan Pengguna jasa PSK Luka karena seks (kurangnya pelicin pada vagina dapat meningkatkan resiko penularan melalui
darah)
Melakukan hubungan seksual sewaktu menstruasi.Pada pasangan yang menikah, resiko penularan meningkat sejalan dengan lamanya perkawinan.
Hal ini berkaitan dengan hubungan seksual dan berbagi perlengkapan (seperti sikat gigi, silet
cukur, gunting kuku dan sebagainya).
Jika anda memiliki hubungan seksual dengan orang yang memiliki faktor resiko terinfeksi
Hepatitis C, anda sebaiknya menjalankan tes untuk Hepatitis C juga.
IX. Komplikasi5Hepatitis C kronis salah satu bentuk penyakit Hepatitis paling berbahaya dan dalam waktu lama
dapat mengalami komplikasi, apalagi bila tidak diobati.
Penderita Hepatitis kronis beresiko menjadi penyakit hati tahap akhir dan kanker hati. Sedikit
dari penderita Hepatitis kronis, hatinya menjadi rusak dan perlu dilakukan transplantasi hati.
Kenyataannya, penyakit hati terutama Hepatitis C penyebab utama pada transplantasi hati
sekarang ini.
Sekitar sepertiga kanker hati disebabkan oleh Hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker hati
terus meningkat di seluruh dunia karena banyak orang terinfeksi Hepatitis C tiap tahunnya.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
13/18
13
Penderitaan pengidap kanker hati
Walaupun Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, kerusakan hati terus berlanjut dan menjadi
parah seiring waktu.
Saat hati menjadi rusak (sebagai contoh, karena Hepatitis C) hati tersebut akan memperbaiki
sendiri yang membentuk parut. Bentuk parut ini sering disebut fibrosis. Semakin banyak parut
menunjukkan semakin parahnya penyakit. Sehingga, hati bisa menjadi sirosis (penuh dengan
parut).
Struktur sel hati mulai pecah, sehingga hati tidak lagi berfungsi normal. Kerusakan hati yang
disebabkan Hepatitis C biasanya terjadi secara bertahap selama 20 tahun, tetapi beberapa faktor
dapat membuat perkembangan penyakit lebih cepat, seperti alkohol, jenis kelaminnya pria, umur
dan infeksi HIV.
Karena infeksi Hepatitis C dapat menyebabkan kerusakan hati tanpa gejala, sangat penting untuk
melakukan pemeriksaan sedini mungkin dan bicarakan pilihan pengobatan dengan dokter anda.
Penelitian menunjukkan pasien yang diobati sebelum hatinya rusak secara signifikan memiliki
respon yang lebih baik terhadap pengobatan dibandingkan pada pasien yang menunda
pengobatannya.
X. Tatalaksana5,7Pengobatan Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh anda telah
melakukan perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap
diperlukan untuk mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hatimenjadi rusak.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
14/18
14
Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu.
Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk
mencari pengobatan yang tepat dari dokter anda.
Diagnosa dan pengobatan awal sangatlah mendesak dan penting. Persentase yang signifikan dari
orang yang melakukannya dapat sembuh dari Hepatitis C dan menunjukan perbaikan hatinya.
Tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin
untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati.
Kebanyakan bentuk interferon alfa hanya dapat bertahan satu hari tetapi dapat dimodifikasi
melalui proses pegilasi untuk membuatnya bertahan lebih lama. Meskipun interferon alfa dapat
digunakan sebagai obat Hepatitis C tunggal termasuk pegylated interferon, penelitian
menunjukkan lebih efektif bila dikombinasi dengan anti virus ribavirin.
3 senyawa digunakan dalam pengobatan Hepatitis C adalah:
I nterf eron alf aAdalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh manusia untuk meningkatkan sistem
daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk
penyakit Hepatitis C kronis adalah dari inteferon alfa bisa dalam bentuk alami ataupun
sintetisnya.
Pegylated interf eron alfaDibuat dengan menggabungkan molekul yang larut air yang disebut "polyethylene glycol (PEG)"
dengan molekul interferon alfa. Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh, dan
penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan terhadap virus dari pasien
Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa biasa.
RibavirinAdalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa untuk pengobatan Hepatitis C
kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak efektif melawan virus Hepatitis C, tetapi dengan
kombinasi interferon alfa, lebih efektif daripada inteferon alfa sendiri.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
15/18
15
Pengobatan ini telah diterima berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan respon melawan
virus pada penderita penyakit Hepatitis C kronis.
Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika jumlah virus Hepatitis C begitu rendah
sehingga tidak terdeteksi pada tes standar RNA virus Hepatitis C dan jika level tersebut tetap
tidak terdeteksi selama lebih dari 6 bulan setelah pengobatan selesai.
XI. PencegahanKita dapat mencegah penularan Hepatitis C. Cara penyebaran yang paling efesien Hepatitis C
adalah melalui suntikan yang terkontaminasi oleh darah, misalnya di saat memakai obat suntik.
Jarum suntik dan alat suntik sebelum digunakan harus steril dengan demikian menghentikan
penyebaran penyakit Hepatitis C di antara pengguna obat suntik.
Meskipun resiko penularan melalui hubungan seksual kecil, anda seharusnya menjalankan
kehidupan seks yang aman. Penderita Hepatitis C yang memiliki lebih dari satu pasangan atau
berhubungan dengan orang banyak harus memproteksi diri (misalnya dengan kondom) untuk
mencegah penyebaran Hepatitis C.
Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting kuku, dimana dapat
menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C. Bila melakukan manicure, tato dan tindik
tubuh pastikan alat yang dipakai steril dan tempat usahanya resmi.
Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan, teknisi laboratorium,
dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang emergensi, polisi, pemadam kebakaran,
paramedis, tentara atau siapapun yang hidup dengan orang yang terinfeksi, seharusnya sangat
berhati-hati agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi.
Juga termasuk menggunakan peralatan tajam dan jarum dengan
benar, mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung
tangan dalam pekerjaannya. Jika anda pernah mengalami luka
karena jarum suntik, anda harus melakukan tes ELISA atau
RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka untuk memastikan
tidak terinfeksi penyakit Hepatitis C.
Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah
penularan penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita
penyakit Hepatitis C dan juga menderita penyakit Hepatitis A
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
16/18
16
memilki resiko tinggi terkena penyakit hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan
dan perkembangannya sangat cepat.
Dengan demikian, ahli kesehatan sangat merekomendasikan penderita penyakit Hepatitis C juga
melakukan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B.
XII. PrognosisPrognosis baik apabila hepatitis C cepat ditangani dan tidak menjadi kronik.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
17/18
17
BAB III
PENUTUP
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses
penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti
penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Dalam perkembangan penyakit Hepatitis C, hati
penderita akan mengalami sirosis (pengerasan hati) yang kemudian akan berlanjut menjadi kanker hati
(hepatoselulerkarsinoma). Penyakit Hepatitis C tahap lanjut, resiko terjadinya kematian sangat besar.
Oleh karena itu pengobatan secara tepat dan tepat terhadap penyakit ini dapat mencegah penyebaran
virus yang akan menyebabkan hepatitis C menjadi kronik.
-
7/28/2019 Makalah Hepatitis C
18/18
18
DAFTAR PUSTAKA
1) Williams L, Wilkins. Enzim-enzim dan protein hati. Buku pegangan uji diagnostic. Ed. III. PenerbitBuku Kedokteran EGC. Jakarta. 2003.
2) Budhi MP, dr. 100 Questions and Answer Hepatitis. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 2011.3) Robbins, Cotran. Hepatitis C. Buku saku dasar patologi penyakit. Ed. V. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. 2001.
4) Penyakit Hepatitis. Dunduh dariwww.infopenyakit.com, tanggal 17 Juni 2011.5) Hepatitis C. Diunduh dariwww.medicastore.com, tanggal 17 Juni 2011.6) Amebiasis hati. Diunduh dariwww.kalbe.co.id, tanggal 17 Juni 2011.7) Rino A. Gani. Hepatitis C. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. V. Interna Publishing. Jakarta. 2009.8) Radji M. Infeksi virus pada hati. Imunologi dan Virologi. PT. ISFI Penerbitan. Jakarta. 2010.
http://www.infopenyakit.com/http://www.infopenyakit.com/http://www.infopenyakit.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.kalbe.co.id/http://www.kalbe.co.id/http://www.kalbe.co.id/http://www.kalbe.co.id/http://www.medicastore.com/http://www.infopenyakit.com/