makalah gastritis

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009). Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease. Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi. ii

Upload: septian-muna-barakati

Post on 12-Apr-2017

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh

kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan

oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan

meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk

mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%),

merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%),

sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena,

infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori)

dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi

lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan

lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan

menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan

Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia

(KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah

terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini

mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia

menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut

kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman

di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang

dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa,

dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam

lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa

juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada

tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan

menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic

ulcer.

ii

Page 2: Makalah gastritis

1.2    Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan gastritis ?

2.      Bagaimana penyebab dari gastritis ?

3.      Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?

4.      Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?

5.      Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?

6.      Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif ?

1.3    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)

3.      Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis

4.      Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

5.      Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis

6.      Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.

ii

Page 3: Makalah gastritis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Definisi Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang

berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan

penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh

bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung

yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara

terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Secara histologis dapat dibuktikan dengan  inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut

didasarkan pada manifestasi klinis dapat  dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 :

127).

Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulcer) dan dapat

meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah

penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan.

Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa

penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah.

Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa

dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik

karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.

Jenis-jenis Gastritis

a.       Gastritis  Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang

ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127).

Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit  sembrono (Brunner dan

Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis

superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh

sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan  lokal.

b.      Gastritis Kronik

Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus

benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory.  (Brunner dan

Suddart 2001 : 1062)

ii

Page 4: Makalah gastritis

Sedangkan menurut Hirlan (2001;127), bahwa  Gastritis  kronik apabila infiltrasi sel-sel

radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama terdiri atas sel-sel

radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma.

2.2    Penyebab Gastritis

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat

dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan

dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila

lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika

lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam

usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada

sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan

membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup.

Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di

lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang

sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan

cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan

makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif

sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh

mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate

secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari

sifat korosif asam hidroklorida.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan

rusak dan meradangnya dinding lambung.

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :

a)         Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H.

Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung.

Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun

diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau

minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa

kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.

pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab

tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan

peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung

dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana

kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan

ii

Page 5: Makalah gastritis

bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan

oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung

sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar

orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai

gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian

orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

b)         Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti

inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan

peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi

dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan

terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus

menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

c)          Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis

mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam

lambung walaupun pada kondisi normal.

d)         Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan

dangastritis.

e)          Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau

infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

f)          Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem

kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini

mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung,

menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi

faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12).

Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius

yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune

atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

g)          Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis

pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada

dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's

disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada

gejala-gejalagastritis.

h)         Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi

dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang

menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan

yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan

tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-

kelenjar penghasil asam lambung.

ii

Page 6: Makalah gastritis

i)           Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-

lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan

melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah

ototsphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir

balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan

masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

j)           Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya

seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

2.3    Gejala Gastritis

Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda

penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :

a)         Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik

atau lebih buruk ketika makan

b)         Mual

c)         Muntah

d)         Kehilangan selera

e)         Kembung

f)          Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

g)         Kehilangan berat badan

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut

bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya

mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau

kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi

parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada

lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan

perawatan segera.

Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan dengan gejala

- gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah

dianggap sebagai penyakit lainnya seperti :

a.     Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi

akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah,

juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu

atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.

b.     Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya

terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam

esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat

ii

Page 7: Makalah gastritis

juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah

dicerna kembali ke mulut.

c.     Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah,

maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach

(peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala

yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau

lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang

sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan

begitu juga sebaliknya.

d.     Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit

tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak

mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat

mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.

2.4    Patofisiologi

1.    Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan

alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan

terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi

asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan

menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang

berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu

fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa

lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa

gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus)

dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga

dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan

mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa

eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel

mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan.

Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti

sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah

pendarahan.

ii

Page 8: Makalah gastritis

2.    Gastritis Kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini

(helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan

dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri

Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15

persen individu yang terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau

usus duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada di

lambung.

Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat

cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori

berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau duodenum (lihat

gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara

berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.

Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka

Helicobacter pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi

antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein membran sel-

sel epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka

adalah melalui produksi racun VacA.

Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara,

diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas

parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri

sel).

Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan

hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan lubang-

lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung

dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak

lebih besar di usus duabelas jari.

Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila

kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya

mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung

merupakan kanker penyebab kematian kedua di dunia.

Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa

(lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT (mucosa associated

lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait dengan lendir). Infeksi Helicobacter pylori

berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor. Limfoma-limfoma dapat merosot saat

bakteri-bakteri itu dibasmi dengan antibiotik.

Helicobacter pylori hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di lingkungan

lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi berkembang menjadi penyakit lambung.

ii

Page 9: Makalah gastritis

Bakteri Helicobacter pylori sendiri sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak

hal, seperti perekatan ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan.

Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori tidak identik, dan

selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri terhadap perubahankondisi-kondisi di

lambung.

Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan produksi asam

lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri dan peradangan kronis

lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung

itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung dengan antibiotik.

Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat mengakibatkan masalah serius,

yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik

melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang tidak mengalami tukak lambung dan

usus duabelas jari harus dibatasi.

2.5    Pengobatan Gastritis

Hampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam

banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis. Tapi jika

terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus menerus selama seminggu atau lebih,

segera temui dokter. Dan pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan

terutama bila anda merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau

yang lainnya.

Jika terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam feces, segera temui dokter untuk

menemukan penyebabnya.

Screening dan diagnosa

Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan

tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :

a.     Pemeriksaan darah.

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang

positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam

hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat

juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung

akibat gastritis.

b.     Pemeriksaan pernapasan

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteriH. pylori atau tidak.

ii

Page 10: Makalah gastritis

c.     Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat

mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah

dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.

d.     Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang

mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah

selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus,

lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan

(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman

menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter

akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan

dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30

menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus

menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir

tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada

tenggorokan akibat menelan endoskop.

e.     Rongent saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya

akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini

akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

Komplikasi

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan

pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung,

terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan

pada sel-sel di dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar

dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker

jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated

lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem

kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada

tahap awal.

Terapi

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan

perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk

mengobatinya.

ii

Page 11: Makalah gastritis

Terapi terhadap asam lambung

Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit

dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis,

terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :

a.     Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan

merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir

asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

b.     Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut,

dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau

famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

c.     Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung

adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam.

Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-

pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole

dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

d.     Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-

jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah

sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu

sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan

ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat

aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. Pylori

Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan

adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan

pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat

pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan

meningkatkan efektifitas antibiotik.

Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H.

pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari

tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu

yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya

meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah

terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis

pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori.

Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan

lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang

ii

Page 12: Makalah gastritis

2.6    Pencegahan Gastritis

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat

mengurangi resiko terkena gastritis :

a. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan

yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis

makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan

jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.

b. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan

mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

c. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat

lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam

lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama

terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama

bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu

untuk berhenti merokok.

d. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan

pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu

mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

e. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,

menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress

juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena

stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya

secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan

relaksasi yang cukup.

f. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-

obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan

yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung

acetaminophen.

g. Ikuti rekomendasi dokter.

ii

Page 13: Makalah gastritis

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang

berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan

penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh

bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung

yaitu Helicobacter pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan

rusak dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut

bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya

mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau

kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa

lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter

pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral,

dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

3.2 Saran

1. Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang

masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang

lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka

produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi

asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak

menyepelekan stres tersebut.

2. Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati

terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan

lambung.

ii

Page 14: Makalah gastritis

DAFTAR PUSTAKA

http://healthlink.mcw.edu , Gastritis, David A. Severance, MD

http://en.wikipedia.org , Gastritis

http://www.gicare.com , Gastritis, Jackson Siegelbaum Gastroenterology

http://digestive.niddk.nih.gov , Gastritis, National Digestive Diseases Information

Clearinghouse

http://lecturef.wordpress.com/2011/03/23/gastritis/

Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta:

EGC.Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.

ii

Page 15: Makalah gastritis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna

memenuhi tugas dari dosen.

Makalah ini membahas tentang “GASTRITIS”, semoga dengan makalah yang kami susun

ini kita sebagai mahasiswa Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.

Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari

itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen

pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun

kami dari yang salah menjadi benar.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir

kata kami mengucapkan terima kasih.

Raha, April 2014

Penyusun

ii

Page 16: Makalah gastritis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1

B. Rumusan masalah............................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1    Definisi Gastritis............................................................................................... 3

2.2    Penyebab Gastritis........................................................................................... 4

2.3    Gejala Gastritis............................................................................................... 6

2.4    Patofisiologi............................................................................................... 7

2.5    Pengobatan Gastritis....................................................................................... 9

2.6    Pencegahan Gastritis....................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 13

3.2 Saran................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14

ii

Page 17: Makalah gastritis

GASTRITIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : WA ODE ASMI NIM : 11.11.939

TINGKAT : III.B

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2014

ii