makalah gastritis

74
Makalah Gastritis KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah Memberikan Rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem Pencernaan. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umatnya. Adapun Tujuan penyusunan makalah ini salah satunya untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Sistem Pencernaan. Dan tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang selalu sabar membimbing kami. Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik kami harapkan untuk meningkatkan bobot makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat. Palopo, Mei 2013 Penyusun Kelompok 2

Upload: rachman-usman

Post on 10-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

MG

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gastritis

Makalah Gastritis

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah Memberikan Rahmatnya

kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem Pencernaan. Shalawat

serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan

kepada kita semua selaku umatnya.

Adapun Tujuan penyusunan makalah ini salah satunya untuk memenuhi Tugas Mata kuliah

Sistem Pencernaan.

Dan tidak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini yang selalu sabar membimbing kami.

Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, maka kami mohon maaf

atas segala kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik kami

harapkan untuk meningkatkan bobot makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini

bermanfaat.

Palopo, Mei 2013

Penyusun

Kelompok 2

Page 2: Makalah Gastritis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

B.         Rumusan Masalah

C.         Tujuan

BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT 2A.        Defenisi 2

B.         Etiologi 3

C.         Patofisiologi 3

D.        Manifestasi Klinik 4

E.         Komplikasi 4

F.          Penatalaksanaan 4

BAB III PENUTUP

A.        Kesimpulan 5

B.         Saran 5

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Makalah Gastritis
Page 4: Makalah Gastritis

BAB IPENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit yang sering

terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh

penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah

penyakit pencernaan pada lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang

berlebihan. Hal ini mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung.

Penderitanya merasa akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini

dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam

beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker

perut.

Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50 peringkat utama

pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (yanmed

DEPKES RI http://bank data depkes.go.id/data).

Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang laki-laki

lebih banyak daripada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan

mengkonsumsi alkohol dan merokok.  Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan sakit maag

antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau

adaptasi yang buruk terhadap stres.

B.       Rumusan Masalah

Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.

1.         Apakah definisi dari gastritis?

2.         Apakah etiologi dari gastritis?

3.         Bagaimana patofisiologi dari gastritis?

4.         Bagaiamana manifestasi klinis pada gastritis?

5.         Apakah komplikasi pada gastritis?

6.         Bagaimana penatalaksanaan pada gastritis?

C.      Tujuan

Page 5: Makalah Gastritis

1.         Tujuan Umum  :  Untuk memahami tentang gastritis

2.         Tujuan Khusus :

           Untuk memahami teori tentang gastritis (definisi,etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,

komplikasi dan penatalaksanaan)

           Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pembimbing

 

Page 6: Makalah Gastritis

BAB IIKONSEP DASAR PENYAKIT

A.      Defenisi

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga

Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi

hal 749)

Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat

bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster

(Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada

mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung

yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau

peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi

yaitu perut terasa perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

1.         Gastritis Akut

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut

paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan

makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk

alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2.         Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun

yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.

Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

B.       Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut

1.         Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:

Page 7: Makalah Gastritis

           Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang bersifat

mengiritasi mukosa lambung.

           Minuman beralkohol

           Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci

           Infeksi virus oleh sitomegalovirus

           Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis

           Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.

           Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan

kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.

2.         Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting

yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).

           Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan

kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

a)        H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari gastritis

kronik (Anderson, 2007).

b)        Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)

c)        Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

d)       Infeksi virus (Wehbi, 2008).

           Gastritis non-infeksi

a)        Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan kontak

dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).

b)        Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu banyak

beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

C.      Patofisiologi

1.         Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika

mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :

a)        Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat

sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga

Page 8: Makalah Gastritis

menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam

lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan

terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b)        Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat

melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya

akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan

terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh

darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2.         Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi

iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna

akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel

pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan

menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh

dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

D.      Manifestasi Klinik

1.         Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada

hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2.         Gastritis Kronik Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh

nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai

kelainan.

E.       Komplikasi

1.         Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

           Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, terkadang perdarahan

yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.

           Ulkus, jika prosesnya hebat

           Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

Page 9: Makalah Gastritis

2.         Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat

kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan

penyempitan daerah antrum pylorus.

F.       Penatalaksanaan

Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang

dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.

Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika

diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya,

cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.

Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum makan dan dua

jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk

menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat

banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena

asam akan terasa perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk

melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan,

asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan

tidak akan melukai dinding lambung.

Obat-obatan yang biasanya digunakan:

1.         Antasida (Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri)

2.         Proton pump inhibitor (Menghentikan produksi asam lambung dan menghambat infeksi bakteri

helicobacter pylori)

3.         Cytoprotective Agent (Melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus)

4.         Obat anti sekretorik (Mampu menekan sekresi asam)

5.         Pankreatin (Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi gangguan sakit

pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan gas)

6.         Ranitidin (Mengobati tukak lambung)

7.         Simetidin (Mengobati dispepsia)

Selain itu penyakit ini dipercaya memiliki beberapa jenis minuman dan makanan yang

kurang baik untuk dikonsumsi yaitu:

Page 10: Makalah Gastritis

1.         Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, anggur putih, sari

buah sitrus, dan susu.

2.         Makanan yang sangat asam atau pedas seperti cuka, cabai, dan merica (makanan yang

merangsang perut dan dapat merusak dinding lambung).

3.         Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini

dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan

asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tar, coklat, dan keju.

4.         Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung

dapat naik ke kerongkongan seperti alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, dan gorengan.

5.         Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan juga yang terlalu banyak serat, antara

lain:

           Sayur-sayuran tertentu seperti sawi dan kol

           Buah-buahan tertentu seperti nangka dan pisang ambon

           Makanan berserat tinggi tertentu seperti kedondong dan buah yang dikeringkan

           Minuman yang mengandung banyak gas (seperti minuman bersoda).

Selain itu, kegiatan yang dapat meningkatkan gas didalam lambung juga harus dihindari,

antara lain makan permen khususnya permen karet serta merokok.

Page 11: Makalah Gastritis

BAB IIIPENUTUP

A.      Kesimpulan

Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau

meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa

lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan

mulas.  Gastritis dibagi menjadi dua yaitu: gastritis akut dan kronis. Gatritis Akut (inflamasi

mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak,

terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi.

Penyebab lain termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Inflamasi lambung

yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri

Helicobacter pylori. Manifestasi klinis gastritis antara lain Anorexia, mual, muntah, nyeri

epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena.

Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang

dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.

Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika

diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya,

cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.

B.       Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan para pembaca

mengenai penyakit gastritis. Kami selaku pembaca pula mengharapkan kritik dan saran bagi para

pembaca untuk kebaikan makalah  kami.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. dan Sari, Kumala. (2011). Gangguan gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika

Page 12: Makalah Gastritis

http://id.wikipedia.org http://made-m-p-fkp11.web.unair.ac.id/artikel_detail-63376-Keperawatan

%20Pencernaan-Asuhan%20Keperawatan%20Gastritis.html

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

Asuhan Keperawatan Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah penyakit yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung. Penderitanya merasa akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati. Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi mukosa lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul (ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut.

Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (yanmed DEPKES RI http://bank data depkes.go.id/data).

Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5-6 tahun terakhir dan menyerang laki-laki lebih banyak daripada wanita. Laki-laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok.  Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan sakit maag antara lain adalah riwayat keluarga yang menderita sakit maag, kurangnya daya mengatasi atau adaptasi yang buruk terhadap stres.

 

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari gastritis?

2. Apakah etiologi dari gastritis?

Page 13: Makalah Gastritis

3. Bagaimana patofisiologi dari gastritis?

4. Bagaiamana manifestasi klinis pada gastritis?

5. Bagaimana penatalaksanaan pada gastritis?

6. Apakah komplikasi pada gastritis?

7. Bagaimana prognosis pada gastritis?

8. Bagaimana asuhan keperawatan pada gastritis?

 

1.3 Tujuan

1. Memahami definisi dari penyakit gastritis.

2. Memahami etiologi dari gatritis.

3. Memahami patofisiologi gastritis.

4. Memahami manifestasi klinis pada gastritis.

5. Memahami penatalaksanaa pada gastritis.

6. Memahami komplikasi dari gastritis.                               

7.  Memahami Asuhan Keperawatan pada gastritis.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1  Definisi 

                 GASTRITIS (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas. Mekanisme kerusakan lambung diakibatkan oleh ketidakseimbangan factor-faktor pencernaan seperti asam lambung dan pepsin dengan produksi mucus bikarbonat aliran darah.

Page 14: Makalah Gastritis

                 Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

2.1.1   Gastritis Akut

        Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Gastritis dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi. 

2.1.2   Gastritis Kronis

        Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat. Gastritis kronis diklasifikasikan sebagai tipe A atau tipe B. Tipe A berkaitan dengan penyakit autoimunmis., anemia pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada  fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. pylori) mengenai antrum dan pylorus. Berkaitan dengan H.pylori. factor diit sepert iminum panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alcohol, merokok, atau refluksisi usus ke dalam lambung.

 

2.2 Etiologi

1. a.      Gastritis adalah peradangan mukosa lambung 2. b.       Gastritis erosif akut : iritasi yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan oleh iritan

(misalnya NSAID, alkohol), stres fisiologik yang berat (misalnya operasi mayor, luka bakar, ventilator), atau trauma lokal (misal pipa NG). 

3. c.        Gastritis kronis tipe A : peradangan lambung bagian proksimal sebagai akibat anemia pernisiosa, gastritis atrofik, aklorhidria, kelainan autoimun, atau radiasi. 

4. d.      Gastritis kronis tipe B : peradangan lambung bagian distal atau antrum sebagai akibat infeksi Helicobacter pylori. 

5. e.       Gastritis refluks : peradangan sebagai akibat adanya getah empedu dan pankreas dalam lambung sekunder sebagai akibat tidak ada pilorus atau pilorus yang nonfungsional (misalnya setelah gastrektomi parsial). 

6. f.       Gastritis hemoragik : gastritis dengan peradangan yang bermakna sebagai reaksi stres yang berat (mosalnya pasien ICU, hipoksia, iskemia, uremia).

2.3 Manifestasi Klinis

1. a.      Nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak yang bertambah berat dengan makan 

2. b.      Dispepsia 3. c.       Anoreksia 4. d.      Nausea / muntah 5. e.       Dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan hematemesis, melena. 

Page 15: Makalah Gastritis

1. A.    Gastritis Akut 1. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.2. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan

anoreksia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.3. Beberapa pasien menujukkan asimptomatik.4. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan

tetapi malah mencapai usus.5. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin

akan hilang selama 2 sampai 3 hari.

B.   Gastritis Kronis

       Gastritis tipe A: pada dasarnya asimptomatik kecuali untuk gejala-gejala defisiensi vitamin B12.

1. Gastritis tipe B: pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam dalam mulut atau mual dan muntah.

2.4 Diagnosa banding

1. a.      penyakit ulkus peptikum 2. b.      GERD (Gastro-Esofageal Refluks Disease) 3. c.       Gastroenteritis 4. d.      Kanker lambung 5. e.       Pankreatitis 6. f.       Penyakit saluran empedu 7. g.      Infark miokardium atau iskemia koronaria

2.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Gastroskopi: adanya perdarahan (hemoragi) pada lambung, erosi atau ulser gaster, perforasi lambung.

1. Ketidakseimbangan elektrolit.1. Pre-syok atau syok.2. Gastroskopi, gastrointestinal bagian atas, serangkaian pemeriksaan sinar-x dan

pemeriksaan histologis.3. Tipe A berkaitan dengan tidak adanya atau rendahnya kadar asam hidroklorida

dengan pemeriksaan kadar gastrin untuk mengesampingkan hipergastrinemia sekunder (gastrin > 1000pg/mL)

4. Tipe B berkaitan dengan hiperklorhidria.5. Pemeriksaan jumlah sel darah lengkap akan memperlihatkan adanya anemia

mikrositik pada kasus yang kronis.1. Endoskopi saluran cerna atas dengan biopsi adalah bersifat diagnostik.2. Pemeriksaan H. Pylori.

 

Page 16: Makalah Gastritis

2.6 Penatalaksanaan

1. a.    Mengurangi paparan obat-obat yang bersifat iritan. 2. b.    Mengurangi produksi asam untuk melindungi mukosa lambung dengan antagonis H2,

inhibitor pompa proton, dan atau sukralfat. 3. c.     Gastritis H. Pylori simtomatik diterapi dengan terapi tripel selama 2 minggu (misalnya

omeprazole, chlarithromyein, dan amoksilin ; bismuth, metronidazole, dan ampisilin/tetrasiklin). 

4. d.   Profilaksis antasid sebaiknya diberikan pada sebagian besar pasien yang sangat kritis. 5. e.    Pedarahan berat pada kasus gastritis stres dapat diterapi melalui endoskopi ; pada kasus

yang jarang, pedarahan yang refrakter kemungkinan memerlukan tindakan gastrektomi. 

 

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1. 1.    Gastritis Akut1. Kurangi minum alkohol dan makan teratur dan sehat sampai gejala-gejala menghilang;

ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam

dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).

4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.

5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan

merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

7. Penghambat   asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

8. 2.      Gastritis Kronis1. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.2. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi

jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.

3. Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara

Page 17: Makalah Gastritis

menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

4. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory.  Terapi terhadap  H. Pylori.  Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang. 

 

2.7 Komplikasi 

1. 1.       Gastritis Akut

            Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

 

1. 2.      Gastritis Kronis

            Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

 

Page 18: Makalah Gastritis

2.8 Prognosis 

1. a.    Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.2. b.   Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis kronis tipe A.3. c.     Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna dan gejala klinis yang

berulang.

2.9 WOC (WEB OF CAUTION)     

 

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

 

3.1 Pengkajian

3.1.1 Anamnesa meliputi:

1. Identitas Pasien

- Nama

- Usia

- Jenis kelamin: tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin

- Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan

- Alamat

- Suku/bangsa

- Agama

- Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

2. Riwayat sakit dan kesehatan:

a. Keluhan utama

Page 19: Makalah Gastritis

b. Riwayat penyakit saat ini

c. Riwayat penyakit dahulu

3.1.2 Pemeriksaan fisik: Review of System

1. B1 (breath) : takhipnea

2. B2 (blood)  : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

3. B3 (brain)    : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

4. B4 (bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.

5. B5 (bowel)  : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.

6. B6 (bone)    :  kelelahan, kelemahan

3.1.3 Pemeriksaan Diagnostik

a) Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.

b) Uji napas urea

Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh ureaseH. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

c) Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

d) Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang

Page 20: Makalah Gastritis

kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

e) Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

f) Analisis Lambung

Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

g) Analisis stimulasi

Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak. 

3.1.4   Psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.

 

3.2 Diagnosa keperawatan

1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah). 

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi. 

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. 

Page 21: Makalah Gastritis

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi. 

 

3.3  Intervensi Keperawatan

1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).

Tujuan: Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.

 

Kriteria Hasil : Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda, input dan output seimbang.

 

Intervensi RasionalPenuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum  ( Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).

Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko dehidrasi pasien.

Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi.

Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.

Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine

Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase segera.

Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan.

Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung

 

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.

Tujuan : Gangguan nutrisi teratasi

Kriteria Hasil:

1. Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.

Page 22: Makalah Gastritis

2. Albumin,hemoglobin normal. 3. Klinis : terlihat segar. 4. Porsi makan habis.

 

Intervensi RasionalReduksi stress dan farmakoterapi seperti cytoprotective agent, penghambat pompa proton, anatasida.

Koloborasi transfusi albumin.

Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori / kebutuhan nutrisi

Tambahan vitamin seperti B12.

Batasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung berlebih, dorong

Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, untuk klien dengan gastritis penggunaan penghambat pompa proton membantu untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup pompa asam dalam sel lambung penghasil asam. Kemudian untuk penggunaan cytoprotective agent membantu untuk melindungi jaringan  yang melapisi lambung  dan usus kecil. pada klien dengan gastritis antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa sakit.

Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam darah kembali normal sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.

Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai perhitungan yang berbeda, perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

Mencegah terjadinya anemia.

Keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut makanan yang menyebabkan terjadinya gejala

Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara , dan memenuhi nutrisi sangat penting dan dibutuhkan

Page 23: Makalah Gastritis

klien untuk menyatakan perasaan masalah tentang makan diet.

Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.

 

1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

Tujuan: Intoleransi aktifitas teratasi

Kriteria Hasil: Klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.

 

Intervensi RasionalTingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan indikasi.

Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

Ajarkan klien metode penghematan energy untuk aktivitas (lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas)

Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.

Lingkungan yang nyaman dan tenang dapat mendukung pola istirahat pasien.

Klien dapat beraktivitas secara bertahap sehingga tidak terjadi kelemahan.

 

1. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Informasi tepat dan efektif.

Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.

 

IntervensiBeri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang

Pengkajian / evaluasi secara periodik meningkatkan pengenalan / pencegahan dini terhadap komplikasi seperti ulkus peptik dan

Page 24: Makalah Gastritis

pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.

Evaluasi tingkat pengetahuan pasien.

pendarahan pada lambung

Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat membuat pilihan informasi tentang kontrol masalah kesehatan. Keterlibatan orang lain yang telah menerima masalah yang sama dapat meningkatkan koping , dapat meningkatkan terapi dan proses penyembuhan.

BAB IV

PENUTUP

 

4.1 Kesimpulan

GASTRITIS (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.  Gastritis dibagi menjadi dua yaitu: gastritis akut dan kronis. Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.

Manifestasi klinis gastritis antara lain nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak yang bertambah berat dengan makan, dispepsia, anoreksia, nausea / muntah, dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan hematemesis, melena. Penatalaksanaan dari penyakit adalah Mengurangi paparan obat-obat yang bersifat iritan. Mengurangi produksi asam untuk melindungi mukosa lambung dengan antagonis H2, inhibitor pompa proton, dan atau sukralfat. Gastritis H. Pylori simtomatik diterapi dengan terapi tripel selama 2 minggu (misalnya omeprazole, chlarithromyein, dan amoksilin; bismuth, metronidazole, dan ampisilin/tetrasiklin). Profilaksis antasid sebaiknya diberikan pada sebagian besar pasien yang sangat kritis. Pedarahan berat pada kasus gastritis stres dapat diterapi melalui endoskopi ; pada kasus yang jarang, pedarahan yang refrakter kemungkinan memerlukan tindakan gastrektomi.

 

4.2 Saran

Page 25: Makalah Gastritis

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan para pembaca mengenai penyakit gastritis. Kami selaku pembaca pula mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk kebaikan makalah  kami.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bakta, I Made, dkk.1999. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.

 

Bruner & Sudart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8. Jakarta : EGC.

 

Diane C. Baughman, 2000, Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

 

Doengoes, Marilyn E. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

 

Grace, Pierce & Borley Neil. 2007. At A Glance : Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

 

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau maag), Infeksi Mycobacteria pada Ulser Gastrointestinal. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

BAB IPENDAHULUAN

Page 26: Makalah Gastritis

1.1    Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009 gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan (hiccups)

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto, 2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008 mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic ulcer.

1.2    Rumusan Masalah1.      Apa yang dimaksud dengan gastritis ?2.      Bagaimana penyebab dari gastritis ?3.      Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?4.      Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?5.      Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?6.      Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif ?

1.3    Tujuan Penulisan1.      Untuk mengetahui definisi dari gastritis2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)3.      Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis 4.      Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

Page 27: Makalah Gastritis

5.      Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis6.      Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1    Definisi Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Secara histologis dapat dibuktikan dengan  inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada manifestasi klinis dapat  dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 127).

Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulcer) dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan.

Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, nausea, muntah.

Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.

Jenis-jenis Gastritisa.       Gastritis  Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127).Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit  sembrono (Brunner dan Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan  lokal.

b.      Gastritis KronikGastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory.  (Brunner dan Suddart 2001 : 1062)Sedangkan menurut Hirlan (2001;127), bahwa  Gastritis  kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma.

Page 28: Makalah Gastritis

2.2    Penyebab GastritisLambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut

tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :

a)         Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

b)         Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah

Page 29: Makalah Gastritis

lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

c)          Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

d)         Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dangastritis.

e)          Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

f)          Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

g)          Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejalagastritis.

h)         Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

i)           Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah ototsphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

j)           Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

2.3    Gejala GastritisWalaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda

penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :a)         Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih

buruk ketika makan

b)         Mual

c)         Muntah

Page 30: Makalah Gastritis

d)         Kehilangan selera

e)         Kembung

f)          Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

g)         Kehilangan berat badan

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera.

Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan dengan gejala - gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah dianggap sebagai penyakit lainnya seperti :

a.     Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.

b.     Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna kembali ke mulut.

c.     Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.

d.     Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.

2.4    Patofisiologi1.    Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.

Page 31: Makalah Gastritis

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan.

Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan.

2.    Gastritis KronikGastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen

ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15 persen individu yang terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau usus duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada di lambung.

Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka

Helicobacter pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA.

Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai cara, diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis (pengaktifan bunuh diri sel).

Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan peradangan hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak lebih besar di usus duabelas jari.

Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung merupakan kanker penyebab kematian kedua di dunia.

Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT (mucosa associated

Page 32: Makalah Gastritis

lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait dengan lendir). Infeksi Helicobacter pylori berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor. Limfoma-limfoma dapat merosot saat bakteri-bakteri itu dibasmi dengan antibiotik.

Helicobacter pylori hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di lingkungan lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi berkembang menjadi penyakit lambung. Bakteri Helicobacter pylori sendiri sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak hal, seperti perekatan ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan.

Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori tidak identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri terhadap perubahankondisi-kondisi di lambung.

Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan produksi asam lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri dan peradangan kronis lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung dengan antibiotik.

Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat mengakibatkan masalah serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang tidak mengalami tukak lambung dan usus duabelas jari harus dibatasi.

2.5    Pengobatan GastritisHampir setiap orang pernah mengalami penyakit pencernaan dan iritasi lambung. Dalam

banyak kasus, terjadi hanya sebentar dan tidak membutuhkan perawatan medis. Tapi jika terdapat gejala-gejala gastritis yang terjadi secara terus menerus selama seminggu atau lebih, segera temui dokter. Dan pastikan untuk menginformasikan semua yang anda rasakan terutama bila anda merasakan sakit setelah meminum obat-obat bebas seperti aspirin atau yang lainnya.

Jika terjadi muntah darah atau terdapat darah dalam feces, segera temui dokter untuk menemukan penyebabnya.

Screening dan diagnosaBila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan

pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi :

a.     Pemeriksaan darah.Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.

b.     Pemeriksaan pernapasanTes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteriH. pylori atau tidak.

c.     Pemeriksaan fecesTes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.

d.     Endoskopi saluran cerna bagian atas

Page 33: Makalah Gastritis

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

e.     Rongent saluran cerna bagian atasTes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

Komplikasi

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.Terapi

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya.

Terapi terhadap asam lambung

Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti :

a.     Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

b.     Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

c.     Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa

Page 34: Makalah Gastritis

proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

d.     Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. Pylori

Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.

Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang

2.6    Pencegahan GastritisWalaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat

mengurangi resiko terkena gastritis :

a. Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.

b. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.

c. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.

d. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

Page 35: Makalah Gastritis

e. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

f. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.

g. Ikuti rekomendasi dokter.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

3.2 Saran  Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh

agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.

  Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung.

Page 36: Makalah Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

http://healthlink.mcw.edu, Gastritis, David A. Severance, MDhttp://en.wikipedia.org, Gastritishttp://www.gicare.com, Gastritis, Jackson Siegelbaum Gastroenterologyhttp://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghousehttp://lecturef.wordpress.com/2011/03/23/gastritis/Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta:EGC.Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.

Jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

ASKEP GASTRITIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan rahmat,hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami,sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Profesional “Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Gastritis”ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu Bu Sri Siswati,SST,S.Pd Yang telah membimbing serta mengajarkan kami,sehinga kami dapat menyelesaikan makalah ASKEP ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ASKEP ini,tentu masih banyak kekurangan,maka dari pada itu,kami sangat mengharapan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami sampaikan,semoga makalah ASKEP ini dapat berguna dan membantu proses pembelajaran khususnya bagi para mahasiswa keperawatan ,terutama bagi kelompok kami sebagai penyusun.

Medan, Oktober 2012 Penyusun,

Page 37: Makalah Gastritis

Kelompok 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi dengan satu hal yaitu radang selaput perut . Peradangan ini  (gastritis) sering kali adalah hasil dari infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan. Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati angka 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia. Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang.

 Namun, banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk terjadinya gastritis.

Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan dari waktu ke waktu (gastritis kronis). Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan bisul ( ulkus )pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut. Bagi kebanyakan orang, gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.

 

1.2    Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimana konsep pada Gastritis?

1.2.2        Bagaimana  asuhan keperawatan pada Gastritis? 

1.3              Tujuan :

1.3.1        Tujuan Umum

Page 38: Makalah Gastritis

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada Gastritis .

1.3.2        Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu memperoleh gambaran tentang :

1.  Definis dari Gastritis.2. Klasifikasi dari Gastritis.3. Etiologi dari Gastritis.4. Patifisiologi dari Gastritis.5. Manifestasi klinis dari Gastritis.6. Komplikasi yang terjadi pada Gastritis.7. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada Gastritis.8. Penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis.

1.4    Manfaat

1.4.1        Mahasiswa mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Gastritis sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah pencernaan.

1.4.2        Mahasiswa mwngetahui asuhan keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di rumah sakit.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1  Definisi Gastritis

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung           (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung( Buku Ajar Keperawatan Medikal  Bedah ,Edisi  Kedelapan  hal 1062). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422).

Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada  daerah tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh

Page 39: Makalah Gastritis

bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Peradangan  ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.

2.2  Klasifikasi Gastritis

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :

1. 1.      Gastritis akut

Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu :

1. Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid , mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) ).

2. Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan ).

1. 2.      Gastritis Kronik

        Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory           (H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.  Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

2.3  Etiologi

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup.

Page 40: Makalah Gastritis

Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain :

1.  Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.

pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

1. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

2. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.

3. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis.

4. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.

Page 41: Makalah Gastritis

5. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

1. Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis.

 

2.      Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.

3. Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.

4. Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

2.4   Pathofisiologi

1. 1.     Gastritis Akut

Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat

Page 42: Makalah Gastritis

mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.

Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.

Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.

1.      2.  Gastritis Kronis                             Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.

                             Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

2.5  Manifestasi Klinis

a.       Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :

Page 43: Makalah Gastritis

1)      Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.

2)      Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

3)      Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.

4)      Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.

5)      Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.

6)      Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

 b.      Gastritis kronis

1.      Bervariasi dan tidak jelas

2.      Perasaan penuh, anoreksia

3.      Distress epigastrik yang tidak nyata

4.      Cepat kenyang

2.6  Komplikasi pada Gastritis

1. 1.       Gastritis Akut

            Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

1. 2.      Gastritis Kronis

            Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis Kronis juka dibiarkan dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

Page 44: Makalah Gastritis

2.7  Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1.  Gastritis Akut1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala  menghilang; ubah

menjadi diet yang tidak mengiritasi.2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan

asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).

4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan.

5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau

tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

7. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.

1. Gastritis Kronis1. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.2. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi

jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.

3. Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

Page 45: Makalah Gastritis

4.      H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

2.8  Farmakologi

Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik.

Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor).

Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya (Mayo Clinic,2007) :

1.   Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.  Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll.

2.   Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin.

3.  Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll.

Page 46: Makalah Gastritis

Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari golongan penghambat pompa proton, dikombinasikan dengan antibiotika.

 

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Gastritis

3.1        Pengkajian

3.1.1 Anamnesa meliputi :

1. Identitas Pasien1. Nama2. Usia3. Jenis kelamin  : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin4. Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan5. Alamat 6. Suku/bangsa7. agama        8. Tingkat pendidikan  : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim

mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

9. Riwayat sakit dan kesehatan 1. Keluhan utama2. Riwayat penyakit saat ini3. Riwayat penyakit dahulu

3.1.2   Pemeriksaan fisik : Review of System

1. B 1 (breath)        : takhipnea2. B 2 (blood)        : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer

lambat, warna kulit pucat.3. B 3 (brain)          :sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,

disorientasi, nyeri epigastrum.   4. B 4 (bladder)     : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.

Page 47: Makalah Gastritis

5. B 5 (bowel)        : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.

6. B 6 (bone)          : kelelahan, kelemahan

3.1.2   Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan darah

    Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.

b. Uji napas urea

    Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

c. Pemeriksaan feces

    Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas

    Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

e.  Rontgen saluran cerna bagian atas

    Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

Page 48: Makalah Gastritis

f. Analisis Lambung

    Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

g. Analisis stimulasi

    Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

3.1.3   Psikososial

            Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.

3.2      Diagnosa keperawatan

1. Defisit  volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair  yang berlebih ( mual dan muntah).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.5. nyeri berhungangan dengan stress asam lambung.

3.3 Intervensi Keperawatan

1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan muntah ).

-        Tujuan :Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.

Page 49: Makalah Gastritis

Kriteria Hasil : Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda, input dan output seimbang.

Intervensi :

Intervensi Rasional

1.  Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum  ( Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).

1. Berikan cairan tambahan IV sesuai indikasi.

1. Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan membran mukosa.

1. Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine

1. Intake cairan yang adekuat akan mengurangi resiko dehidrasi pasien.

1.  Mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan dalam fase segera.

1. Menunjukkan status dehidrasi atau kemungkinan kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan.

2. Cimetidine dan ranitidine berfungsi untuk menghambat sekresi asam lambung

Page 50: Makalah Gastritis

1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.Tujuan :

Gangguan nutrisi teratasi

Kriteria Hasil :

1. Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.2. Albumin,hemoglobin normal.3. Klinis : terlihat segar.4. Porsi makan habis.

Intervensi :

Page 51: Makalah Gastritis

17

1.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemaha fisik.

Tujuan :Intoleransi aktifitas teratasi.

Kriteria

Intervensi Rasional

1.  Reduksi stress dan farmakoterapi seperti cytoprotective agent, penghambat pompa proton, anatasida.

    Koloborasi transfusi albumin.

1. Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori / kebutuhan nutrisi .

1. Tambahan vitamin seperti B12.

2. Batasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung berlebih, dorong klien untuk menyatakan perasaan masalah tentang makan diet.

3. Berikan nutrisi melalui IV sesuai indikasi.

1.  Stress menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, untuk klien dengan gastritis penggunaan penghambat pompa proton membantu untuk mengurangi asam lambung dengan cara menutup pompa asam dalam sel lambung penghasil asam. Kemudian untuk penggunaan cytoprotective agent membantu untuk melindungi jaringan  yang melapisi lambung  dan usus kecil. pada klien dengan gastritis antasida berfungsi untuk menetralisir asam lambung dan dapat mengurangi rasa sakit.

2. Dengan tranfusi albumin diharapkan kadar albumin dalam darah kembali normal sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.

3. Pemasukan individu dapat dikalkulasikan dengan berbagai perhitungan yang berbeda, perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

4. Mencegah terjadinya anemia.5. Keragu-raguan untuk makan

mungkin diakibatkan oleh takut makanan yang menyebabkan terjadinya gejala.

1. Program ini mengistirahatkan saluran pencernaan sementara , dan memenuhi nutrisi sangat penting dan dibutuhkan.

Page 52: Makalah Gastritis

Hasil :Klien tidak dibantu oleh keluarga dalam beraktifitas.

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan indikasi.

1. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.

1. Ajarkan klien metode penghematan energy untuk aktivitas (lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas)

1.  Tirah baring dapat meningkatkan stamina tubuh pasien sehinggga pasien dapat beraktivitas kembali.

2.  Lingkungan yang nyaman dan tenang dapat mendukung pola istirahat pasien.

3. Klien dapat beraktivitas secara bertahap sehingga tidak terjadi kelemahan.

1.      Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.Tujuan :Informasi tepat dan efektif.

KriteriaHasil :Klien dapat menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan dan pengobatan.

Intervensi Rasional

Page 53: Makalah Gastritis

1. Beri pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang penyakit, beri kesempatan klien atau keluarga untuk bertanya, beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien.

1. Evaluasi tingkat pengetahuan pasien.

2. Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat membuat pilihan informasi tentang kontrol masalah kesehatan. Keterlibatan orang lain yang telah menerima masalah yang sama dapat meningkatkan koping , dapat meningkatkan terapi dan proses penyembuhan.

1. Pengkajian / evaluasi secara periodik meningkatkan pengenalan / pencegahan dini terhadap komplikasi seperti ulkus peptik dan pendarahan pada lambung

BAB IV

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada  daerah tersebut. 

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan

Page 54: Makalah Gastritis

borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.

4.2 Kritik dan Saran

  Guna penyempurnaan makalah ini,kami dari kelompok 2 sangat mengharapkan kritik dan serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta

Jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj