makalah gastritis

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini Farmakoterapi, Gastritis| 1

Upload: munandar0002

Post on 14-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

farmakokinetik

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini

1.2. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian penyakit gastritis?2. Bagaimanakah epidemologi penyakit gastritis ?3. Bagaimanakah klasifikasi penyakit gastritis ?4. Bagaimanakah etiologi penyakit gastritis ?5. Bagaimanakah patofisiologi penyakit gastritis ?6. Bagaimanakah pathogenesis penyakit gastritis ?7. Apa sajakah faktor resiko penyakit gastritis ?8. Bagaimanakah gejala klinis penyakit gastritis ?9. Bagaimanakah diagnosis penyakit gastritis ?10. Bagaimanakah pencegahan penyakit gastritis ?11. Bagaimanakah pengobatan/penanggulangan penyakit gastritis ?

1.3 Tujuan Pembahasan1. Untuk mengetahui pengertian penyakit gastritis.2. Untuk mengetahui epidemologi penyakit gastritis. 3. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit gastritis.4. Untuk mengetahui etiologi penyakit gastritis. 5. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit gastritis. 6. Untuk mengetahui pathogenesis penyakit gastritis. 7. Untuk mengetahui faktor resiko penyakit gastritis. 8. Untuk mengetahui gejala klinis penyakit gastritis. 9. Untuk mengetahui diagnosis penyakit gastritis. 10. Untuk mengetahui pencegahan penyakit gastritis. 11. Untuk mengetahui pengobatan/penanggulangan penyakit gastritis.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitugastro, yang berarti perut/lambung danitisyang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosive. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samping pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui.Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan khusus yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja.Jenis gastritis yang lainnya yaitu gastritis kronik. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun. Gastritis kronik sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan karsinomalambung, tetapi hubungan sebab akibat antara keduanya belum pernah dapat dibuktikan.

2.2 EpidemiologiAdanya kasus gastritis di masyarakat :1. Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record Rumah Sakit Hospital pada tahun 2010 ditemukan jumlah pasien yang dirawat dengan penyakit infeksi pada saluran pencernaan adalah 55% dengan diare, 34.5% dengan gastritis, 4% dengan infeksi usus, 3.5% dengan peritonitis, dan 3% dengan penyakit infeksi lainnya.2. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia menjaga kesehatan lambungnya, menyebabkan jumlah penderita gastritis mengalami grafik kenaikan. Di penjuru dunia saat ini penderita gastritis mencapai 1.7 miliar. Hasil penelitian riset Brain & Co dengan PT. Kalbe Farma tahun 2010, terhadap 1.645 responden di Medan, Jakarta, Surabaya dan Denpasar mengungkapkan 60% dari jumlah responden menderita gastritis.3. Menurut Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB dari Divisi Gastroenterologi- Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/ RSUPN Cipto Mangunkusumo, dari hasil penelitian yang dilakukan RSCM pada sekitar 100 pasien dengan keluhan dispepsia, didapatkan 20% penderita yang mengalami kelainan organik. Kelainan ini ditemukan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan endoskopi. Suatu penelitian lain dengan junlah pasien yang cukup besar dan melibatkan pusat endoskopi pada beberapa kota di Indonesia juga menunjukkan tingginya penderita gastritis kronis. Dari 7.092 kasus dispepsia yang dilakukan endoskopi, ditemukan 86.41% pemderita mengalami dispepsia fungsional. Data-data penelitian dari luar negeri juga menunjukkan angka yang tidak terlalu berbeda.

2.3 KlasifikasiGastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan.1. Gastritis akutSalah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.2. Gastritis kronisGastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101).Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal : 188).

Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B:I. Dikatakan gastritis kronik tipe A (korpus) jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses ini.II. Gastritis kronik tipe B (antrum) lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

2.4 EtiologiLambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalamesophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antaraesophagusdan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.Gastritisbiasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinyagastritisantara lain :1. Pola Makan Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.

a. Frekuensi Makan Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani, 2011). Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri (Ester, 2001). Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Produksi asam lambung diantaranya dipengaruhi oleh pengaturan sefalik, yaitu pengaturan oleh otak. Adanya makanan dalam mulut secara refleks akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia, melihat dan memikirkan makanan dapat merangsang sekresi asam lambung (Ganong 2001). b. Jenis Makanan. Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang. Menyediakan variasi makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan pedas (Okviani, 2011). Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin berkurang nafsu makannya. Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah yang masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang banyak mengandung krim atau mentega. Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung membutuhkan waktu yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat meneruskannya kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat mengiritasi (Iskandar, 2009).

c. Porsi Makan Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka pada lambung (Baliwati, 2004). 2. KopiMenurut Warianto (2011), kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung. Ada dua unsur yang bisa mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic.Studi yang diterbitkan dalam Gastroenterology menemukan bahwa berbagai faktor seperti keasaman, kafein atau kandungan mineral lain dalam kopi bisa memicu tingginya asam lambung. Sehingga tidak ada komponen tunggal yang harus bertanggung jawab (Anonim, 2011).Kafein dapat menimbulkan perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau mengantuk. Kafein dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat sehingga dapat meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi hormon gastrin pada lambung dan pepsin. Hormon gastrin yang dikeluarkan oleh lambung mempunyai efek sekresi getah lambung yang sangat asam dari bagian fundus lambung. Sekresi asam yang meningkat dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi pada mukosa lambung (Okviani, 2011). Jadi, gangguan pencernaan yang rentan dimiliki oleh orang yang sering minum kopi adalah gastritis (peradangan pada lapisan lambung). Beberapa orang yang memilliki gangguan pencernaan dan ketidaknyamanan di perut atau lambung biasanya disaranakan untuk menghindari atau membatasi minum kopi agar kondisinya tidak bertambah parah (Warianto, 2011).

3. Teh Hasil penelitian Hiromi Shinya, MD., dalam buku The Miracle of Enzyme menemukan bahwa orang-orang Jepang yang meminum teh kaya antioksidan lebih dari dua gelas secara teratur, sering menderita penyakit yang disebut gastritis. Sebagai contoh Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis polifenol yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut tannin. Tannin inilah yang menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-tumbuhan memiliki rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).Tannin merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki afinitas tinggi terhadap protein pada mukosa dan sel epitel mukosa (selaput lendir yang melapisi lambung). Akibatnya terjadi proses dimana membran mukosa akan mengikat lebih kuat dan menjadi kurang permeabel. Proses tersebut menyebabkan peningkatan proteksi mukosa terhadap mikroorganisme dan zat kimia iritan. Dosis tinggi tannin menyebabkan efek tersebut berlebih sehingga dapat mengakibatkan iritasi pada membran mukosa usus (Shinya, 2008). Selain itu apabila Tannin terkena air panas atau udara dapat dengan mudah berubah menjadi asam tanat. Asam tanat ini juga berfungsi membekukan protein mukosa lambung. Asam tanat akan mengiritasi mukosa lambung perlahan-lahan sehingga sel-sel mukosa lambung menjadi atrofi. Hal inilah yang menyebabkan orang tersebut menderita berbagai masalah lambung, seperti gastritis atrofi, ulcus peptic, hingga mengarah pada keganasan lambung 4. Rokok. Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah. Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut, terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya seperti gas karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia, benzene, methanol, perylene, hidrogen sianida, akrolein, asetilen, bensaldehid, arsen, benzopyrene, urethane, coumarine, ortocresol, nitrosamin, nikotin, tar, dan lain-lain. Selain nikotin, peningkatan paparan hidrokarbon, oksigen radikal, dan substansi racun lainnya turut bertanggung jawab pada berbagai dampak rokok terhadap kesehatan (Budiyanto, 2010). Efek rokok pada saluran gastrointdstinal antara lain melemahkan katup esofagus dan pilorus, meningkatkan refluks, mengubah kondisi alami dalam lambung, menghambat sekresi bikarbonat pankreas, mempercepat pengosongan cairan lambung, dan menurunkan pH duodenum. Sekresi asam lambung meningkat sebagai respon atas sekresi gastrin atau asetilkolin. Selain itu, rokok juga mempengaruhi kemampuan cimetidine (obat penghambat asam lambung) dan obat-obatan lainnya dalam menurunkan asam lambung pada malam hari, dimana hal tersebut memegang peranan penting dalam proses timbulnya peradangan pada mukosa lambung. Kebiasaan merokok menambah sekresi asam lambung, yang mengakibatkan bagi perokok menderita penyakit lambung (gastritis) sampai tukak lambung. Penyembuhan berbagai penyakit di saluran cerna juga lebih sulit selama orang tersebut tidak berhenti merokok (Departemen Kesehatan RI, 2001). 5. Obat-Obatan.Obat-obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis erosif adalah aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi non steroid (AINS) (Suyono, 2001). Asam asetil salisilat lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Asam asetil salisilat merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) turunan asam karboksilat derivat asam salisilat yang dapat dipakai secara sistemik. Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam arakhidonat. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukkan prostaglandin dari asam arakhidonat. Prostaglandin mukosa merupakan salah satu faktor defensive mukosa lambung yang amat penting, selain menghambat produksi prostaglandin mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteriod tertentu dapat merusak mukosa secara topikal, kerusakan topikal terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa. Pemberian aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan ulkus peptikum. Pemakaian setiap hari selama minimal 3 bulan dapat menyebabkan gastritis 6. Stress Stress merupakan reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa stress merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.

a. Stress Psikis Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, misalnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara efektif dengan cara diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.b. Stress FisikStress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks empedu atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan pada lambung. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan ulkus peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Anonim, 2010).

Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan gastritis. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis. 7. Alkohol Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu alkohol dianggap toksik atau racun. Alkohol yang terdapat dalam minuman seperti bir, anggur, dan minuman keras lainnya terdapat dalam bentuk etil alkohol atau etanol (Almatsier, 2002). Organ tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol adalah lambung dan hati, oleh karena itu efek dari kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam jangka panjang tidak hanya berupa kerusakan hati atau sirosis, tetapi juga kerusakan lambung. Dalam jumlah sedikit, alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung dan duodenum. Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung, memperburuk gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak peptik. Alkohol mengakibatkan menurunnya kesanggupan mencerna dan menyerap makanan karena ketidakcukupan enzim pankreas dan perubahan morfologi serta fisiologi mukosa gastrointestinal (Beyer 2004). 8. Infeksi Helicobacter pylori Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi Helicobacter pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi Helicobacter pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya ulkus peptikum dan penyebab tersering terjadinya gastritis . 9. Usia. Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis dibandingkan dengan usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya usia mukosa gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi Helicobacter Pylory atau gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda. Sebaliknya, jika mengenai usia muda biasanya lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat. Kejadian gastritis kronik, terutama gastritis kronik antrum meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6 hampir 80% menderita gastritis kronik dan menjadi 100% pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh terhadap patogenesis Gastritis adalah refluks kronik cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin (Suyono, 2001).

2.5 Pathofisiologi1. Gastritis AkutPengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkangastritisdanpeptic ulcer. Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung.Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.2. Gastritis KronisGastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.H. Pyloritermasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteriH. Pyloritersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksiH. Pyloritersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.Polymorphmati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagiH. Pylori.Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk.

2.6 PatogenesisAda beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung, yaitu :1. Kerusakan mukosa barrier sehingga difusibalik ion H meninggi.2. Perfusimukosa lambungyang terganggu.3. Jumlah asam lambung.

Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri. Misalnya stres fisik akan menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infarkkecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga terpacu.Mukosal barrierpada penderita stres fisis biasanya tidak terganggu. Hal inilah yang membedakannya dengan gastritis erosif karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat,mukosal barrierrusak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumenlambung akan mempercepat kerusakanmukosal barrieroleh cairan usus.Pada umumnya patogenesis gastritis kronik belum diketahui. Gastritits kronik sering dijumpai bersama-sama dengan penyakit lain, misalnya anemia, penyakit Addison dan Gondok, anemia kekurangan besi idiopatik. Gastritis kronik antrum-pilorus hampir selalu terdapat bersamaan dengan ulkus lambung kronik. Beberapa peneliti menghubungkan gastritis kronik fundus dengan proses imunologi. Hal ini didasarkan pada kenyataan kira-kira 60% serum penderita gastritis kronik fundus mempunyai antibodi terhadap sel parietalnya. Gastritis kronik antrum-pilorus biasanya dihubungkan dengan refluks usus-lambung.

2.7 Gejala Klinis1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan.2. Mual.3. Muntah.4. Kehilangan selera makan.5. Kembung.6. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.7. Kehilangan berat badan.

Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronik yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok/luka pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera.Sebagian besar penderita gastritis kronik tidak memiliki keluhan. Sebagian kecil saja yang mempunyai keluhan biasanya berupa : nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, nyeri seperti ulkus peptik dan keluhan-keluhan anemia. Pada pemeriksaan fisis sering tidak dapat dijumpai kelainan. Kadang-kadang dapat dijumpai nyeri tekan midepigastrium yang ringan saja. Pemeriksaan laboratorium juga tidak banyak membantu. Kadang-kadang dapat dijumpai anemia makrositik. Uji coba ciling tidak normal. Analisis cairan lambung kadang-kadang terganggu. Dapat terjadi aklorhidria. Kadar gastrin serum meninggi pada penderita gastritis kronik fundus yang berat. Antibodi terhadap sel parietal dapat dijumpai pada sebagian penderita gastritis kronik fundus.

2.8 DiagnosisJika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dan gejalanya menetap maka dokter akan menduganya Gastritis. Dan bila seseorang didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabanya. Pemeriksaan tersebut meliputi :1. Pemeriksaan darahTes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibakteriH.pyloridalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.2. Pemeriksaan pernapasanTes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksiH.pyloriatau tidak.3. Pemeriksaan fecesTes ini memeriksa apakah terdapatH.pyloridalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung.4. Endoskopi saluran cerna bagian atasDengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan ondoskop5. Ronsen saluran cerna bagian atasTes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.

2.9 Pencegahan GastritisAgar kita terhindari dari penyakit gastritis, sebaiknya kita mengontrol semua Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya gastritis, dengan melakukan tindakan pencegahan seperti dibawah ini: Makan yang teratur. Hindari alkohol. Makan dalam porsi kecil dan sering. Menghindari stress. Mengunyah 32 kali. Menghindari rokok

Pencegahan Primer 1. Mengenali penyakit maag dengan berbagai factor resikonya.2. Mengatur jadwal makan.3. Olahraga yang teratur.4. Hindari minuman berkafein, alcohol dan kurangi rokok.5. Hindari makanan berlemak tinggi

Pencegahan Tersier 1. Mengikuti diet khusus untuk penderita penyaklit maag.2. Kurangi porsi makan , makalah dalam porsi kecil dalam setiap kalinya.3. Istirahat yang cukup dan tetap melakukan olahraga yang teratur sesuai kemampuan.

2.10 Pengobatan/Penanggulangan1. Cara Perawatan Gastritisa. Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan tidak merangsang asam lambung.b. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung.c. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi, alkohol.d. Makan secara teratur.e. Minum obat secara teratur.f. Hindari stress fisik dan psikologis.

2. Pemberian Obat-obatanPengobatan yang dilakukan terhadap Gastritis bergantung pada penyebabnya. Pada banyak kasus Gastritis, pengurangan asam lambung dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari Gastritis.Kategori obat pada Gastritis adalah :a. Antasid : menetalisir asam lambung dan menghilangkan nyerib. Acid blocker membantu mengurang jumlah asam lambung yang diproduksic. Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori.3. Pengobatan tradisional Banyak cara pengobatan tradisional yang dapat mengobati penyakit maag, salah satunya dengan resep di bawah ini yang penulis dapat berikan:Bahan:Daun jambu biji5 lembarPegagan10 lembarKencur5 bijiKetumbar11 bijiKayu Manis jari tanganCara meramu:Cuci bersih semua bahan, kemudian rebus bahan dengan 4 gelas air hingga tersisa sekitar 3 gelas. Angkat dan saring.Aturan pakai:Minum ramuan setelah makan, dengan dosis sebagai berikut: Anak umur 9-12 tahun, 3 kali sehari, masing-masing 1/3 gelas. Dewasa, 3 kali sehari, masing-masing gelasInsya Allah penyakit maag akan berkurang sakitnya.

2.11 Contoh Kasus

1. IdentitasNama : Ny. WidayatiAlamat : Candirejo, MagelangUmur : 57 tahunAgama : IslamJenis kelamin : PerempuanPekerjaan : PetaniTanggal pemeriksaan: 20 april 2011Puskesmas : Borobudur, MagelangNo. RM :

AnamnesisKeluhan Utama: Nyeri perut atau kembungRiwayat Penyakit Sekarang:1 minggu yang lalu O.S merasakan sakit pada ulu hati dan kembung. Nyerinya seperti di tusuk-tusuk. O.S membaik jika minum obat ranitdin dari puskesmas. Sakit dirasakan memburuk bila pasien mengalami stres. O.S juga merasakan nyeri pada tengkuknya sejak 1 minggu yang lalu.Anamnesis Sistem :Sistem cerebrospinal : pusing(+), sakit tengkuk(+)Sistem kardiovaskuler : d.b.nSistem respirasi : sesak nafas(+), batuk(+), pilek(+)Sistem digestive : Sulit BAB, kembung(+)Sistem uropoetika : d.b.nSistem integumentum : kaki dan punggung nyeri, tangan dinginSistem musculoskeletal: pegel-pegel(+)

Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mondok 1 minggu Gula darah normal Kolesterol lebih dari 30 dari batas normal (normalnya dibawah 200) Hipertensi disangkal Pernah mengalami keluhan serupa 5 tahun yang laluRiwayat Penyakit Keluarga :Suami dulu pernah menderita gastritis tapi sekarang sudah sembuh dan sekarang pada paru-parunya mengalami kebocoran. Anak meninggal karena asma. Diabetes melitus dan hipertensi disangkalRiwayat Lingkungan/Kebiasaan :Makan tidak teratur, lingkungan rumah bersih, memakai air sumur untuk mencuci,mandi dan minum keluarganya.Tidak pernah olahraga dan tidak suka makan jeroan.1. Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Baik dan SadarTanda vital :TD: 140/100 Nadi: 78x/menit Respirasi: 22x/menit Suhu: 34,4 CKepala : Konjungtiva anemis(-), Sklera ikterik(-)Leher : Pembesaran limfonodi(-), d.b.nThorak :Jantung : Batas jantung normal,S1 dan S2 murni, reguler, bising jantung(-)Paru : Simetris, ftremitus paru kanan dan kiri sama, ronkhi(-)Abdomen :Inspeksi : Simetris, dinding abdomen setinggi dinding dada, pulsasi aorta(-)Auskultasi: Peristaltik 15x/menitPerkusi : Timpani pada seluruh area abdomenPalpasi : nyeri tekan pada abdomen(-), nyeri lepas(-)Ekstremitas : NormalPx fisik tambahan :Psoas sign, obturator dan tes acites(-)2. Pemeriksaan PenunjangTidak ada pemeriksaan penunjang yang dilakukan hanya saja dilakukan pemeriksaan darah untuk melihat kolesterol.3. DiagnosisDiagnosis banding : Dispepsia fungsional tipe ulkus, Susp.gastritis kronis, susp.gastritis akut,susp.ulkusgaster dan gastritis et causa stressDiagnosi kerja : Dispepsia fungsional tipe ulkuus, Susp.gastritis kronik4. TerapiFarmakoterapi :Untuk pengobatan dyspepsia fungsional:a. AntacidPaling sering digunakan tapi tidak lebih unggul dari plasebob. Penyekat H2 reseptorSebagian gagal memperlihatkan manfaatnya tapi ada juga yang tidak menunjukkan hasilnya. Diperkirakan hasil yang berhasil adalah 20%.c. Penghambat pompa protonObat ini yang paling bagus dibandingkan dengan placebo pada dyspepsia fungsional.Pengobatan untuk gastritis :a. AntacidDiberikan untuk mengatasi perasaan begah atau penuh dan tidak enak di abdomen dan menetralisir asma lambung dengan meningkatkan pH lambung sekitar 6b. Antagonis H2Seperti ranitidine dan simetidinc. Inhibitor pompa protonSeperti omeprazole untuk menurunkan sekresi asam lambung.d. AntibioticDigunakan bila ada indikasi infeksi helicobacter pylori.

Non farmakoterapi :Rencana TindakanPemeriksaan penunjang untuk dyspepsia fungsional :a. Pemeriksaan laboratoriumDilakukan pemeriksaan gula darah, fungsi tiroid, fungsi pancreas dsb.b. Pemeriksaan radiologiMenggunakan barium meal dan USGc. EndoskopiMerupakan langkah yang penting untuk eksklusi penyebab organic ataupun biokimiawi.Pemeriksaan penunjang untuk gastritis :a. EndoskopiAkan terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem serta ditemukan erosi dan perdarahan aktif.b. Biopsy dan pemeriksaan patologi specimen dapat memastikan diagnosis.c. EdukasiMakan yang tertatur, hindari dari stress, hindari makanan yang pedas,kecut asam dan kopi5. Pembahasan5.1 Interpretasi AnamnesisKeluhan utama : Sakit / nyeri PerutNyeri perut dapat berupa nyeri visceral maupun nyeri somatik, dapat berasal dari berbagai organ di dalam rongga perut atau diluar rongga perut (Sjamsuhidajat, 2010).a. Nyeri visceralTerjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur di dalam rongga perut. Peritoneum visceral dipersyarafi oleh sistem syaraf otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Akan tetapi apabila dilakukan tarikan, regangan, atau kontraksi berlebihan akan menyebabkan ischemia seperti pada kolik dan radang, akan timbul nyeri. Pasien biasanya tidak dapat menunjukan dengan pasti dimana letak nyeri visceral, biasanya pasien akan menggunakan telapak tangannya untuk menunjukan tempat nyeri (Sjamsuhidajat, 2010).Nyeri visceral pada sistem gastrointestinal bersesuaian dengan persyarafan embrional organ yang bersangkutan. Saluran cerna yang berasal dari foregut yaitu lambung, duodenum, hepatobilier, dan pankreas menimbulkan nyeri di ulu hati atau epigastrium (Sjamsuhidajat, 2010). Bagian saluran cerna yang berasal dari midgut yaitu usus halus dan usus besar sampai pertengahan kolon tranversum menimbulkan nyeri disekitar umbilikus. Bagian saluran cerna yang berasal dari hindgut yaitu kolon tranversum sampai dengan kolon sigmoid menimbulkan nyeri perut bagian bawah. Nyeri dari buli-buli menimbulkan nyeri di perut bagian bawah (Sjamsuhidajat, 2010).b. Nyeri SomatikTerjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersyarafi oleh syaraf tepi, misalnya regangan pada peritoneum parietalis dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan pasien dapat menunjukan lokasi nyeri dengan menggunakan jari tangannya (Sjamsuhidajat, 2010).Peradangan pada daerah itu sendiri atau gesekan antara kedua peritoneum dapat menimbulkan nyeri, misalnya pada kasus appendisitis. Setiap gerakan penderita, baik gerakan tubuh maupun gerakan napas yang dalam dapat menambah rasa sakitnya. Oleh karena itu penderita akan berusaha tidak bergerak, bernapas dangkal, dan menahan batuk (Sjamsuhidajat, 2010).c. Nyeri perut sebelah kiri atasNyeri perut sebelah kiri atas atau nyeri bagian epigastrium menandakan adanya masalah pada beberapa organ pada tubuh seseorang. Organ-organ tubuh yang apabila bermasalah menimbulkan manifestasi klinis pada perut kiri atas atau epigastrium adalah : lambung, pankreas, duodenum, paru, kolon, limpa, dan ginjal. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan organ-organ yang telah disebut diatas antara lain adalah : gastritis, ulkus peptikum, tumor jinak lambung, karsinoma lambung, kolesistitis, pankreatitis, dan lain-lain (Sjamsuhidajat, 2010).d. Seperti ditusuk-tusukKualitas nyeri berbeda-beda, misalnya rasa nyeri kolik pada obstruksi intestinal dan bilier, rasa nyeri yang bersifat tumpul pada batu ginjal, rasa nyeri yang seperti ditusuk pada gastritis dan ulkus, rasa diremas seperti pada kolesistitis, rasa panas pada esofagitis (Dharmika, 2007).e. Dengan obat ranitidin keluhan nyeri membaikRanitidin adalah obat yang menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung, sehingga obat ini menghambat sekresi asam lambung. Ranitidin dapat menghambat sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik, stimulasi vagus, atau gastrin, obat ini juga mengganggu volume dan kadar pepsin cairan lambung (Sulistia,2009).Ranitidin diindikasikan untuk penyakit yang berhubungan dengan sekresi asam lambung misalnya tukak duodenum, tukak lambung, gastro esophageal refluks disease, gastritis, dan lain-lain (Sulistia, 2009).f. Sakit dirasakan saat stresKetika seseorang stres, hipotalamus akan memerintahkan kelenjar anak ginjal untuk melepaskan banyak katekolamin dan kortisol kedalam darah. Katekolamin akan membuat jantung berdegup lebih kencang, tekanan darah melonjak, otot-otot menegang, napas memburu, dan asam lambung meningkat.Emosi seperti perasaan sedih dan depresi menimbulkan warna pucat dari mukosa, terjadi penurunan dan kontraksi dari lambung. Penderita akan mual dan tidak nafsu makan. Sebaliknya seseorang yang selalu gelisah, tidak tenang, akan timbul hipersekresi, hipermotilitas, hiperemia dari mukosa lambung sehingga menimbulkan penyakit seperti gastritis hipertrofik.g. Perut dirasakan kembungPerut kembung dapat disebabkan oleh berbagai hal, yang jelas pada perut kembung, perut terisi udara lebih banyak dari keadaan normal. Beberapa hal yang dapat menyebabkan perut kembung antara lain adalah : 1. Menelan udara telalu banyak, hal ini biasa terjadi pada orang yang mengalami kecemasan kronik berlebihan, makan cepat, merokok, makan tidak teratur, dan lain-lain. 2. Kerja bakteri usus memfermentasikan karbohidrat dan protein di dalam lumen intestinal. Gas utama yang dihasilkannya adalah karbondioksida dan hidrogen, disamping sejumlah kecil gas bebau indol, skatol, dan senyawa yang mengandung unsur sulfur yang menghasilkan flatus dengan bau yang khas. 3. Dalam usus halus bagian proksimal, karbondioksida juga dihasilkan apabila asam hidroklorida dari lambung atau asam lemak dinetralisir oleh bikarbonat.h. Stess badan dinginHal ini dikarenakan peredaran darah lebih ditujukan kepada organ-organ tubuh yang sedang mengalami tekanan, peredaran darah yang menuju perifer akan dikurangi untuk mengkompensasi kebutuhan darah tubuh untuk organ-organ penting dalam tubuh.i. Sakit kepala dan tengkuk sakitHal ini lebih dikarenakan tekanan darah yang tinggi pada penderita. Seperti telah kita ketahui bahwa tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan tekanan darah di otak menjadi tinggi sehingga bermanifestasi pada sakit kepala dan tekanan darah yang tinggi pada tengkuk dapat menyebabkan sakit pada tengkuk karena pada tengkuk banyak terdapat persyarafan.5.2 Interpretasi Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: baik dan sadar penuh Vital sign:Tekanan darah : 140/100Suhu : 34,4Nadi : 78 x/menitRespirasi : 22 x/menit Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Leher : tidak ada pembesaran limfonodi, dalam batas normal Thorax:Jantung: batas jantung normal, S1 dan S2 murni, reguler, bising jantung(-)Paru : simetris, fremitus kanan dan kiri sama, ronkhi (-) Abdomen :Inspeksi : simetris, dinding abdomen setinggi dinding dada, tidak ada massa, pulsasi aorta (-)Auskultasi: peristaltik 15 x/menitPerkusi: timpani pada seluruh daerah abdomenPalpasi: tidak ada nyeri tekan pada regio abdomen, tidak ada nyeri lepas. Ekstremitas: normalAnalisis pemeriksaan fisik:Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum masih dalam batas normal. Vital sign ditemukan tekanan darah 140/100 yang interpretasinya adalah hipertensi stage I. Suhu afebris, nadi masih dalam batas normal sedangkan respirasi mengalami takipnea. Pemeriksaan kepala dan leher dalam batas normal, begitu juga dengan pemeriksaan thorax yang meliputi cor dan pulmo juga dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen, inspeksi masih normal, begitu juga dengan auskultasi, perkusi dan palpasi semua masih normal. Ekstremitas tidak ada kelainan.Dari hasil pemeriksaan fisik ini belum dapat untuk mengarahkan ke diagnosis pastinya. Dari hasil anamnesis diagnosis banding pasien ini mengarah ke gastritis akut, gastritis kronis et causa stress dan gastritis kronis karena pola makan. Sampai dengan pemeriksaan fisik diagnosis masih mengarah ke diagnosis banding yang sama. Pemeriksaan fisik tidak dapat secara jelas memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menegakan diagnosis gastritis (Hirlan, 2007)6. Alasan Diagnosis Banding Dan Kerjaa. Gastritis Kronis:Gastritis adalah proses inflamasi yang terjadi pada mukosa dan submukosa lambung. Gejala yang ditimbulkan kadang tidak khas tetapi yang sering muncul adalah nyeri dan rasa panas pada daerah epigastrium, mual, dan kadang munta. Gastritis terbagi menjadi gastritis akut dan kronis. Perbedaannya adalah dari faktor etiologinya, gastritis akut diketahui bahwa proses inflamasinya berkaitan dengan infeksi H.Pylori yang melekat pada epitel lambung hingga menghancurkan lapisan mukosa pelindung lambung. Sedangkan pada gastritis kronis diketahui bahwa proses inflamasi tidak berkaitan dengan infeksi H.Pylori melainkan autoantibodi terhadap sel parietal kelenjer lambung dan tidak terdapatnya sel parietal dan chief cells yang menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Autoantibodi yang terjadi ini berkaitan dengan usia pasien. Dari data anamnesis didapatkan pula bahwa keluhan pasien timbul ketika berada dalam situasi tertekan, hal ini berkaitan dengan peningkatan kadar gastrin yang timbul akibat stres. Kemudian kebiasaan waktu makan yang tidak teratur menjadi resiko peningkatan kadar gastrin yang menyebabkan iritasi pada lambung.b. Tukak Gaster:Tukak gaster adalah erosi yang terjadi pada lapirasn mukosa lambung. Penyebab utama yang menyebabkan hal ini yaitu produksi mukus yang sedikit dan produksi asam yang berlebihan di lambung ( faktor agresif-defensif). Keluhan yang biasa terjadi adalah mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati, dan cepat merasa kenyang. Rasa sakit biasanya timbul setelah makan yang biasanya bermula dari satu titik kemudian dapat menjalar hingga ke punggung.c. Tukak DuodenumTukak duodenum memiliki kesamaan dengan tukak gaster. Usus sangat rentan dengan asam yang dihasilkan oleh lambung (pepsin). Asam lambung yang tinggi pada duodenum dapat menimbulkan gastrik metaplasia yang juga merupakan daerah yang dapat menjadi tempat hidup H. Pylori. Dengan adanya H.Pylori mampu menambah keasaman dala duodenum karena H.Pylori juga dapat memproduksi asam. Keasaman yang tinggi ini akan menurunkan data tahan mukosa hingga mempermudah terbentuknya tukak duodenum. Gejala yang timbul mirip dengan tukak gaster seperti gejala dispepsia. Nyeri yang spesifik pada tukak duodenum adalah nyeri yang timbul pada dini hari atau tengah malam hingga dapat membangunkan pasien. Nyeri pun dapat berkurang sementara setelah setelah makan, minum susu atau antasid. Dapat terjadi melena karena perdarahan tukak.d. Dyspepsia fungsionalDyspepsia merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada seseorang. Secara garis besar penyebab dyspepsia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok penyakit organic (seperti tukak peptic, gastritis, batu empedu dll) dan kelompok sarana penunjang diagnostic yang konvensional atau baku (radiologi,endoskopi,laboratorium).Dalam consensus roma III tahun 2006 yang khusus membicarakan tentang kelainan gastrointestinal fungsional, dyspepsia fungsional di definisikan sebagai:1. Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri ulu hati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium.2. Tidak ada bukti kelainan structural(termasuk di dalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan tersebut.3. Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan.Dalam usaha untuk mencoba kearah praktis pengobatan, dyspepsia fungsional dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:1. Dyspepsia tipe seperti ulkus, dimana yang lebih dominan adalah nyeri epigastrik.2. Dyspepsia tipe seperti dismitilitas, dimana yang lebih dominan adalah keluhan kembung, mual, muntah, rasa penuh, dan cepat kenyang.3. Dyspepsia tipe non spesifik, dimana tidak ada keluhan yang dominan.

7. Alasan Dan Tujuan Terapia. AntacidAntacid adalah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri. Antacid merupakan basah lemah. Antacid ada 2 yaitu antacid sistemik dan antacid non sistemik. Antacid sistemik cepat menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi. Sedangkan antacid non sistemik daya menetralkan asam lambungnya sangat lambat.b. Antagonis H2Seperti ranitidinc. Inhibitor pompa protonDosis untuk PPI : omeprazol 20 mg 1xsehari, esomeprazol 20-40 mg 1xsehari,lanzoprazol 30 mg 1xsehari.Penggunaan PPI lebih baik daripada obat yang lainnya karena obat ini bekerja diproses terakhir produksi asam lambung.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Gastritis atau yang lebih dikenal maag adalah penyakit tidak menular yang disebabkan imflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung.2. Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan.3. Ada banyak factor risiko yang dapat menyebabkan maag antara lain, pola makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dapat memicu asam lambung kopi, teh, rokok, alcohol, stress, obat-obatan, dan usia.4. Gejala gastritis bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya. Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas.5. Pencegahan dari penyakit ini yaitu dengan menghindari semua factor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit gastritis.6. Pengobatan dengan memberikan obat yang dapat menetralisir asam lambung seperti antasida, selain itu selalu perhatikan pola konsumsi makanan, hindari makanan yang dapat memicu naiknya asam lambung.

DAFTAR PUSTAKANovrian S, Akmal, 2013. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Gastritis.http://akmal-rsfr.blogspot.com/2013/01/makalah-gastritis.htmlhttp://drsuparyanto.blogspot.com/2012/02/etiologi-dan-penanganan-gastritis.htmlAlmatsier. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Anonimous, 2010.http://en.wikipedia.org, Gastritis2014/04/gastritis.maag.htmlhttps://banunendro.wordpress.com/2011/12/05/laporan-kasus/Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Farmakoterapi, Gastritis| 34