makalah gastritis
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari beberapa unsur kualitas hidup
yaitu mortalitas, morbilitas dan status gizi. peningkatan derajat kesehatan
masyarakat msaih ditemukan berbagai masalah yang menghambat pembangunan
kesehatan. salah satu masalah dalam mencapai derajat kesehatn tersebut adalah
tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia setiap tahunnya.
dalam tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling kerja sama dalam
mempertahankan kehidupan. sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat penting
dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel ditubuh. dalam
sistem pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah
lambung. di Lambung nanatinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat
dan lapisan mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam
kadar normalnya fungsinya sangat penting.
Lambung (Gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada
dinding lambung (Gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak
normal atau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau
maag.
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di
Klinik penyakit dalam (IPD Jilid II Edisi 3). Gastritis akut merupakan penyakit
yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi
Sylvia dan Wilson) dan + 80 – 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.
perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan
memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastritis ini
cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.
1
1
Menurut data WHO, jumlah penderita gastritis di Dunia pada tahun 2008
mencapai lebih dari 230 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 350
juta jiwa pada tahun 2030. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah
penderita dengan gastritis telah mencapai 366 juta jiwa. 4,6 juta jiwa diataranya
meninggal dunia dan biaya perawatan kesehatan untuk penderita gastritis sendiri
telah mencapai 465 miliar dolar.
Di Indonesia sendiri penderita gastritis terus bertambah, menurut data
Depkes tahun 2008. Prevalensi gastritis di Indonesia adalah 5,7%, namun hanya
1,5 persen saja yang terdiagnosa. jika data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007
menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk indonesia mengalami gastritis, maka
secara epidemiologi diperikirakan pada tahun 2030 prevalensi gastritis di
indonesia mencapai 21,3 juta orang (gastritis care, 2004). Data tersebut juga
menunjukkan indonesia masuk dalam 10 besar negara terbanyak menderita
gastritis, dengan india menempati peringkat pertama, kedua cina dan ketiga
amerika serikat. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 juga menyebutkan bahwa
proporsi penyebab kematian akbat gastritis pada kelompok usia 45 – 54 tahun di
daerah perkotaan menduduki ranking ke 2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan,
gastritis menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.
Data dinas kesehatan provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa jumlah
penderita penyakit gastritis pada tahun 2009 sebanyak 725 orang penderita,
sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 728 penderita dan pada tahun 2011
sebanyak 732 orang penderita.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Palembang diketahui bahwa jumlah
penderita penyakit gastritis pada tahun 2009 sebanyak 429 orang penderita,
sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 425 penderita dan pada tahun 2011
sebanyak 432 orang penderita.
Berdasarkan data dari Medical Record RSUD Palembang BARI jumlah
penderita gastritis pada tahun 2009 terdiri dari 110 orang penderita, pada tahun
2010 terdiri dari 121 orang penderita, dan pada tahun 2011 sampai dengan bulan
oktober terdiri dari 80 orang.
2
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kelompok kami tertarik untuk
mengangkat makalah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. ”A”
dengan gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Ruangan perawatan wanita
RSUD Palembang BARI.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuannya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis yang dirawat
diruang perawatan wanita RSUD Palembang BARI dan untuk memberikan
informasi mengenai gastritis pada para pembaca agar dapat menjadi referensi
untuk pembelajaran dan upaya preventif dalam mencegah penyakit gastritis.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat emlakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan
gastritis.
b. Dapat menganalisa dan merumuskan serta memprioritaskan diagnosa
keperawatan klien gastritis
c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada klien gastritis
d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien gastritis
e. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien gastritis.
1.3 Waktu
Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 pada
pukul 11.00 WIB
1.4 Tempat
Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada Ny. ”A” di Ruang perawatan
Perempuan RSUD Palembang BARI
3
BAB IITINJAUN PUSTAKA
2.1 Profil RSUD Palembang BARI
2.1.1 Selayang Pandang
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsur
penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan yang merupakan
satu-satunya rumah sakit umum milik Pemerintah Kota Palembang. Rumah Sakit
Umum Daerah Palembang BARI terletak di Jalan Panca Usaha NO.1 Kelurahan 5
Ulu Darat Kecamatan Sebrang Ulu, dan berdiri di atas tanah seluas 4,5 H.
Bangunan berada lebih kurang 800 meter dan jalan raya jurusan Kertapati. Sejak
tahun 2001 dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD
Palembang BARI. Saat ini sedang diupayakan pembangunan jalan langsung
menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring.
2.1.2 Visi Misi dan Motto
Visi
Rumah Sakit andalan dan terpercaya di Sumatera Selatan
Misi
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu
2. Melaksanakan manajemen administrasi yang efektif dan efisien
Motto
“Anda sernbuh, Kami Puas”
Anda puas, karni bahagia
2.1.3 Sejarah
1 Sejarah Berdirinya
Pada tahun 1985 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI
merupakan gedung poliklinik / Puskesmas Panca Usaha.
4
4
Pada tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI.
Maka dengan SK Depkes nomor 1326/Menkes/SK1X111997, tanggal 10
November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C.
Kepmenkes RI Nomor : HK.00,06.2.2.4646 tentang pemberian status
Akreditasi penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI, tanggal 7 November 2003
Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/111/334/08 tentang peningkatan kelas
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI menjadi kelas B,tanggal 2
April 2009
Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan
keputusan Walikota Palembang No.915. B tahun 2008 tentang penetapan
RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
1. Tahun 1986 s.d 1995 : dr. Jane Lidya Jilahelu Sebagai kepala
Poliklinik Puskesmas Panca Usaha.
2. Tanggal I Juli 1995 s.d Juni 2000 : dr. Eddy Zarkaty Manasir,
SpOG sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
3. Bulan juli 2000 s.d November 2000 : Pelaksana Tugas dr.H.
Dachlan Abbas S.pB
4. Bulan Desember 2000 s.d Februafi 2001 :Pelaksana tugas dr.
M.Faisal Soleh, Sp.PD
5. Tanggal 14 November 2000 s.d Sekaian dr. Hj. Indah Puspita, H.A,
MARS sebagai Direktur RSUD Pa1embang BARI
2.1.4 Fasi1itas dan Pelayanan
a. Fasilitas
Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam
Farmasi / Apotek 24 jam
Rawat jalan/ poliklinik spesialis
5
Bedah sentral
Central Sterilizied Suplay Departement (CSSD)
Unit Rawat Intensif (ICU, NICU)
Rehabilitasi Medik
Radiologi
Laboratorium klinik
Patologi anatomi
Bank Darah
b. Pelayanan Rawat Jalan
Poliklinik Spesialis Bedah
Poliklinik Spesialis Dalam
Poliklinik Spesialis Kebidanan Dan Penyakit Dalam
Poliklinik Spesialis Anak
Poliklinik Spesialis Mata
Poliklinik Spesialis THT
Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
Polii< link Spesialis Syaraf
Poliklinik Spesialis Jiwa
Poliklinik Spesialis Jantung
Poliklinik Gigi
Poliklinik Rehabilitasi Medik
Poliklinik Psikologi
6
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis adalah Inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi Ketiga Hal 492)
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Edisi Kedelapan Hal 1062).
Gastritis Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofiologi, Sylvia A
Price Hal 422)
Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan
sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan
secara hipatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daearh tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan lambung,
biasanya, peradarangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter Pylori, Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke
dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut.
2.2.2 Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas
tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabun J,
danbila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. kapasitas normal lambung
1 sampai 2 liter. secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum
pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri
bawah lambung terdapat kurvatura mayor. sfingter kedua ujung lambung
mengatur pengeluaran dan pemasukan. sfingter kardia Atau sfingter esofagus
bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah
7
refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. daerah lambung tempat
pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. disaat sfingter
pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkotraksi
sfingkter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi uss halus kedalam lambung.
Gambar Lambung Manusia
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
2. Lapisan berotot yang terdiri dari atas 3 lapisan
a. Serabut Longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
esophagus.
b. Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta membentuk
otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
c. Serabut Oblik Yang Terutama Dijumpai Pada Fundus Lembuh Dan
Berjalan Dari Orivasium Kardiak, Kemudian Membelok Kebawah Melalui
Kurvatura Minor (Lengkung Berlenjar)
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah
dan saluran limfe
4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak
kerutan/rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi
makanan. ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan
8
menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. kelenjar kardia berada
dekat orifisium kardia. kelenjar ini mensekresi mukus. kelenjar fundus atau
gastric terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus lambung. kelenjar
gastric memiliki tipe-tipe utama sela. sel-sel zimognik atau chief cells
mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasan
asam. sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intriksik.
faktor intriksik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 didalam usus halus.
kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. sel-sel
mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastric. sel-sel
ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak
pad pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk
menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang
disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-
ion natrium, kalium, dan klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk
lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dan abdomen melalui saraf vagus.
Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka.
Pengetahuan tentang anatorni ini sangat penting, karena vagotomi selektif
merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalarn mengobati tukak
duodenum.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia
seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang
oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut - serabut aferen
simpatis mcnghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus
(auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding
lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa)
terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang
mempecabangkan cabang—cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor.
Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan
9
arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berrjalan sepanjang bulbus
posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria
ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dan lambung dan duodenum, serta
berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui
vena porta.
b. Fisiologi
a. Mencerna makanan secara mekanikal.
b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 - 3000 ml.
gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen utamanya yaitu mukus,
HCL (hydrochloric acid). pensinogen. dan air. Hormon gastrik yang disekresi
langsung masuk kedalam aliran darah.
c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah
menjadi polipeptida
d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol,
glukosa, dan beberapa obat.
e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh
HCL.
f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung)
kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan
terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dan fundus ke pylorus.
2.2.3 ETIOLOGI
Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang
kuat.Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena
beberapa penyebab :
1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter
Pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).
Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam
lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam,
10
berbagai bakteri bisa turnbuh di lambung. Bakteri ini bisa rnenyebabkan
gastritis menetap atau gastritis sementara.
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakil berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba -
tiba.
Cederanya sendiri mungkin tidak rnengenai lambung, seperti yang terjadi pada
luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan pendarahan hebat.
3. Gastritis erosifkronis bisa merupakan akibat dan:
- Bahan iritan seperti obat—obatan. terutama aspirin dan
obat anti peradangan non—steroid lainnya
- Penyakit Crohn
- infèksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara
perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau
pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada
alkoholik.
4. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit menahun
atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dan reaksi alergi terhadap
infestasi cacing gelang. eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding
lambung.
6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga
lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh
selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada
usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang
sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrekiomi
parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena
mempengaruhi penyerapan vitamin B 12 dan makanan.
7. Penyakit Meniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar
dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini
menderita kanker lambung.
11
8. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding
lambung dan organ lainnya.Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan
bahan korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi
2.2.4 Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Gastritis akut : Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi
menjadi dua garis besar yaitu
Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar,
seperti bahan kimia misal lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid
mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung)
Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan
badan).
b. Gastritis Kronik lnflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dan lambung, atau oleh bakteri Helicohucier pylory (H..
Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan
tipe B. Dikatakan gastnitis kronik tipe A jika mampu rnenghasilkan imun
sendini. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi.
Anemia pernisiosa berkcmbang pada proses ini. Gastritis kronik tipe 13 lebih
lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobnacter pylon yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung. (sumber : David Ovedorf: 2002)
2.2.5 Patofisiologi
Patofisiologi dan penyakit gastritis sebagai berikut :
a. Gastritis Akut : Pengaruh efek samping obat - obat NSA1Ds atau Non -
Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan
12
gastritis. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin,
ibuprofen dan naproxen dapat mcnyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka
kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya
dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat
menurunkan sekresi bikarbonat dari mukus oleh lambung, sehingga
kemampuan faktor defensif terganggu.Alkohol berlebih, terlalu sering
memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu
asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat
memicu terjadinya gastritis. Karena bahan - bahan tersebut bila terlalu sering
kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih
sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung. Kemudian stress
psikologis maupun fisiologis yang lama dapat rnenyebabkan gastritis. Stress
seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung.
Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa
akibatnya terjadi difusi balik H ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi
menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak.
b. Gastritis Kronis Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe
A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. hal ini dihubungkan
dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dan lambung.Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory)
ini dihubungkan dengan bakteri H. pvlory, faktor diet seperti minum panas
atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok dan refluks isi usus
kedalam lambung.H. Pylon termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun
bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung.
Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut.
Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau
13
tukak. Sistem kekebalan tubuh akan inerespon infeksi bakteri H. Pylon
tersebut dengan mengirimkan butir - butir leukosit, selT - killer, dan pelawan
infèksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H.
Pylon tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga
tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh.
Polyrnorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada
sel lapisan lamhung. Nutrisi ekstra dikirim untuk mcnguraikan sel leukosit,
namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylon. Akhirnya,
keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial
dan bisa menycbabkan hernoragi (pcrdarahan).Dalam beberapa hari gastritis
dan bahkan tukak lambung.
14
15
16
Manifestasi Klinis
a. gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. pada kasus yang sangat berat,
gejala yang sangat mencolok adalah :
1. Hematematis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah.
2. pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati. biasanya ringan
dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
3. Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
4. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu - satunya gejala.
5. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara lisis akan dijumpai tanda tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan
gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat,
keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
b. Gastritis kronis
1. Bervariasi dan tidak jelas
2. Perasaan penuh. anoreksia
3. Distress epigastrik yang tidak nyata
4. Cepat kenyang.
(sumber : Brunner & Suddarth, 200 1)
2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor
utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-
obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:
17
a. EGD (Esofagogastriduodenoscopy) yaitu tes diagnostic kunci untuk
perdarahan Gastrointestinal bagian atas dan dilakukan untuk melihat sisi
perdarahan / derajat ulkus jaringan / jaringan.
b. Minum barium dengan foto rontgen, dilakukan untuk membedakan diagnosa
penyebab / sisi lesi.
c. Analisa gaster, dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidrokiorik dan
penentuan asam nocturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah
normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan
syndrome Zollinger-Ellison.
d. Angiograui, vaskularisasi gastrointestinal dapat dilihat bila endoscopy tidak
dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan, menunjukkan sirkulasi kolatera
dan kemungkinan isi perdarahan.
e. Amilase serum, meningkat bila ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.
(Sumber : Doengoes, 2000, hal: 456)
2.2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkn faktor utama
yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat - obatan.
Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut
a. Gastritis Akut
1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala—gejala menghilang; ubah
menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2. Jika gejala - gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,
antagonis reseptor 112, inhibitor pompa proton. antikolinergik dan sukralfat
(untuk sitoprotcktor)
4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
5. Jika korosi parah. hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
18
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gastritis
2.3.1 Pengkajian
Menurut Priharjo (1996), analisa simptom penguraiannya sebagai berikut:
P : Provokatif atau Paliatif
Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang mengurangi atau
memperberat
Q : Kualitas atau Kuantitas
Bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar? Sejauh mana anda
merasakannya seka
R : Regional atau Area Radiasi
Dimana gejala terasa? Apakah menyebar?
S : Severe (Skala keparahan)
Seberapa keparahan dirasakan dengan skala I sampai 10 (paling parah)
T : Timing (waktu)
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala terasa? Apakah tiba -
tiba atau bertahap?
Berikut ini adaah pengkajian yang dilakukan pada klien Gastritis:
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan
Tanda :Takikardi, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
b) Sirkulasi
Gejala : Hipotensi (termasuk posiurnal), takikardia, disritmia (hipovolemia/
hipoksemia), kelemahan/ nadi perifer lemah. pengisian kapiler lambat/
perlahan (vasokonstriksi), warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada
jumlah kehilangan darah), dan kelemahan kulit/membrane mukosa,
berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik).
19
c) lntegritas Ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, huhungan kerja), perasaan tak
berdaya.
Tanda : Tanda ansietas, misal: gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit,
gemetar, suara gemetar.
d) Eliminasi
Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastromteritis atau masalah yang berhubungan dengan gastrointestinal,
misal: luka peptik/ gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster.
Perubahan pola defekasi/ karakteristik feses.
Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus sering hiperaktif selama
perdarahan dan hipoaktif setelah perdarahan, karakteristik feses : diare,
darah warna gelap, kecoklatan atau kadang—kadang merah cerah, bau
busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi akibat perubahan diet dan
penggunaan antasida, saluaran urin menurun dan pekat.
e) Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), masalah
menelan: cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam.
Tanda : Muntah berwarna kopi gelap atau merah cerah dengan atau tanpa
bekuan darah, membrane mukosa kering, penurunan produksi
mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronik).
f) Neurosensori
Gejala : rasa berdenyut, pusing/ sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dan agak cenderung
tidur, disorientasi/ hingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi/ oksigenasi).
20
g) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri digambarkan sebagai tajam, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-
tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan/disstres samar-
samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
Nyeri epigastrium kini sampai ke tengah/ menyebar ke punggung
terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster).
Nyeri epigastrium menyebar sampai ke punggung terjadi kurang lebih
4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan/
antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal/ gastritis).
Faktor pencetus: makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat—obatan
tertentu (salisilat, resenfin, antibiotik, ibuprofen), stressor psikologis.
Tanda : Wajah berkerut, herhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian penyakit.
h) Kearnanan
Gejala : Alergi terhadap obat / sensitif misal ASA.
Tanda : Peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis atau hipertensi portal).
i) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : Adanya penggunaan chat resep/ dijual bebas yang mengandung ASA,
alcohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal: anemia)/ diagnose yang tak berhubungan
(misal: trauma kepala), flu usus atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal: sirosis alkoholisme, hepatitis, gangguan
makan (sumber : Marilyn Doengoes, 2000).
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Gastritis yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung.
21
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kegagalan fungsi
neuromuskular.
c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah, dan anoreksia.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
(Sumber :Marilyn Doengoes, 2000).
2.3.3 Rencana Keperawatan
DP 1 : Nyeri epigastrium berhubungan denga iritasi pada mukosa lambung
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilang rasa nyeri, dengan kriteria klien
melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri
No Intervensi Rasional
1
2
3
4
5
Kaji tingkat nyeri, beratnya
(skala 0 – 10)
Berikan istirahat dengan posisi
semifowler
Anjurkan klien untuk
menghindari makanan yang
dapat meningkatkan kerja asam
lambung
Anjurkan klien untuk tetap
mengatur waktu makannya.
Observasi TTV tiap 24 jam
Berguna dalam pengawasan
keefektivan obat, kemajuan
penyembuhan
Dengan posisi semi fowler dapat
menghilangkan tegangan abdomen
yang bertambah dengan posisi
terlentang.
Dapat menghilangkan nyeri akut/hebat
dan menurunkan aktivitas peristaltik
Mencegah terjadinya perih pada ulu
hati/epigastrium
Sebagai indikator untuk melanjutkan
intervensi berikutnya
22
6
7
Diskusikan dan ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi dengan pemberian
obat analgesik
Mengurangi rasa nyeri atau dapat
terkontrol
Menghilangkan rasa nyeri dan
mempermudah kerjasam dengan
intervensi terapi lain.
DP 2 : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengna rasa tidak
enak setelah makan, anoreksia.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang
diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman
kebutuhan nutrisi.
No Intervensi Rasional
1
2
3
4
Pantau dan dokumentasikan dan
haluaran tiap jam secara adekuat
Timbang BB Klien
Berikan makanan sedikit tapi
sering
Catat status nutrisi pasien :
Turgor kulit, timbang berat
badan, integritas mukosa mulut,
kemampuan menelan, adanya
bising usus, riwayat
Untuk mengidentifikasikan
indikasi/perkembangan dari hasil yang
diharapkan
Membantu menentukan keseimbangan
cairan yang tepat
Meminimalkan anoreksia, dan
mengurangi iritasi gaster.
Berguna dalam mendefinisikan derajat
masalah dan intervensi yang tepat
23
5
6
mual/muntah atau diare
Kaji pola diet klien yang
disukai/tidak disukai.
Monitor intake dan output secara
periodik
Berguna dalam pengawasan
keefektivan obat, kemajuan
penyembuhan.
Membantu intervensi kebutuhan yang
spesifik, meningkatkan intake diet
klien.
DP 3 : Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah.
Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan perilak yang perlu untuk
memperbaiki defisit cairan, dengan kriteria
mempertahankan/menunjukkan perubahan keseimbangan cairan,
dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
No Intervensi Rasional
1
2
3
Awasi tekanan darah dan nadi,
pengisian kapiler, status
membran mukosa, turgor kulit
Awasi jumlah dan tipe masukan
cairan, ukur haluaran urin
dengan akurat
Diskusikan strategi untuk
menghentikan muntah dan
penggunaan laksatif/diuretik
Indikator keadekuatan volume sirkulasi
perifer dan hidrasi seluler
Klien tidak mengkonsumsi cairan sama
sekali mengakibatkan dehidrasi atau
mengganti cairan untuk masukan kalori
yang berdampak pada keseimbangan
elektrolit
Membantu klien menerima perasaan
bahwa akibat muntah dan atau
penggunaan laksatif/diuretik mencegah
24
4
5
Identifikasi rencana untuk
meningkatkan/mempertahankan
keseimbangan cairan optimal,
misalnya : jadwal masukan
cairan.
Berikan/awasi hiperalimentasi
IV
kehilangan cairan lanjut.
Melibatkan klien dalam rencana untuk
memperbaiki keseimbangan untuk
berhasil
Tindakan darurat untuk memperbaiki
ketidakseimbangan cairan elektrolit
DP 4 : Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan
kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang
penyakitnya.
No Intervensi Rasional
1
2
3
Kaji tingkat kecemasan
Berikan dorongan dan berikan
waktu untuk mengungkapkan
pikiran dan dengarkan semua
keluhannya
Jelaskan semua prosedur dan
pengobatan
Mengetahui sejauh mana tingkat
kecemasan yang dirasakan oleh klien
sehingga memudahkan dalam tindakan
selanjutnya
Klien merasa ada yang memperhatikan
sehingga klien merasa aman dalam
segala hal tindakan yang diberikan
Klien memahami dan mengerti tentang
prosedur sehingga mau bekerja sama
25
4 Berikan dorongan spiritual
dalam perawatannya
Bahwa segala tindakan yang diberikan
untuk proses penyembuhan
penyakitnya, masih ada yang berkuasa
menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang
Maha Esa.
26
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. ”A” DENGAN GANGGUAN DIGESTIF GASTRITIS DI RUANGAN UMUM PEREMPUAN
RSUD PALEMBANG BARI
3.1 Pengkajian
Tanggal MRS : 6 Maret 2012 Jam 11.55 WIB
Pengkajian dilakukan : Tanggal 7 Maret 2012 Jam 11.00 WIB
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. ”A”
Umur : 48 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Dusun 1 Desa tebedak 2 Payaraman, Ogan Ilir
Diagnosa Medis : Gastritis
No. RM : 32.46.37
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. “G”
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Dusun 1 Desa Tebedak 2 Payaraman, Ogan Ilir
Hub dengan Pasien : Suami
27
3.1.2 Pengkajian Pada Klien
1. Alasan Utama Datang Ke Rumah Sakit :
Pada saat pengkajian tanggal 6 Maret 2012, klien datang dengan keluhan
nyeri pada perut.
2. Riwayat Penyakit saat ini
Os mengatakan nyeri pada ulu hati, dengan skala nyeri 8 (berat) dan
muntah, frekuensi nyeri hilang dan timbul sejak tanggal 06 Maret 2012
3. Keluhan Utama (saat pengkajian)
Pada saat pengkajian 7 Maret 2012 Klien mengeluh masih terasa nyeri di
Ulu hati, Rasa perih dan panas
4. Riwayat Kesehatan masa lalu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah di Rawat di Rumah Sakit
dengan penyakit yang sama (gastritis), Klien tidak mempunyai penyakit keturunan
(DM, Hipertensi), Maupun penyakit menular.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
penyakit seperti yang diderita klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit
menular atau keturunan (DM, Hipertensi).
6. Riwayat Pengobatan dan Alergi
Klien tidak ada alergi terhadap obat dan makanan
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan Umum
k.u : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Sakit/Nyeri : Berat (8 – 10) Sedang (4 – 7) Ringan (0 – 3)
Status gizi : Normal (BB 60 kg) Gemuk (BB 10% ideal)
Kurus (42 Kg)
Sikap : Tenang Gelisah Menahan Nyeri
28
27
Personal Hygiene : - Mandi : 2x/hari
- Kuku : Hitam Bersih
- Rambut : Kotor Bersih
- Kulit : Kotor Bersih
Masalah Keperawatan : - Nyeri
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Data Sistemik
a. Sistem Persepsi Sensori
Pendengaran : Normal Kerusakan Ka/ki Tuli Ka/ki
Alat Bantu dengar Tinitus
Penglihatan : Normal Kaca Mata Lensa Kontak
Pengecap dan Penghidu : Normal Gangguan Indra Pengecap
gangguan Indra Penghidup
Peraba : Normal Gangguan Indra peraba
Masalah Keperawatan : Tidak ada
b. Sistem Penglihatan :
Nyeri tekan : ada OD/OS Tidak OD/OS
Lapang Pandang : Normal Hemianopa Kuadrantanopa
Kesimetrisan Mata : Simetris tidak simetris eksoftalamus
Kelopak Mata : Normal Ptosisi Kemerahan
Lesi Krusta
Kelopak Mata : tidak ada
c. Sistem Pernapasan
Frekuensi : 20 x / menit
Batuk : tidak
Suara Nafas : Normal Ronchi basah/kering
Bunyi nafas : Vaskuler Onko – vaskuler Bronkeal
Sumbatan Jalan Nafas : Sputum lendir darah tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
29
d. Sistem kardiovaskuler
Tekanan Darah : 180/80 mmHg
Denyut Nadi : 74x/menit Irama : teratur tidak teratur
Bunyi Jantung : Normal tambahan
Kekuatan : Kuat Lemah
Akral : Hangat Dingin
Edema : tidak ada ada di
Masalah Keperawatan : Tidak ada
e. Sistem Syaraf Pusat
Kesadaran : GCS : E M V
Bicara : berbicara spontan aphas lancar
tidak lancer
Masalah Keperawatan : tidak ada
f. Sistem Gastrointestinal
Nafsu Makan : normal meningkat menurun
Diet : Bubur Biasa
Porsi Makan : ½ piring sekali makan
Keluhan : mual muntah tidak ada
Bibir : normal kering pecah-pecah
Mulut dan tenggorokan : normal lesi hematemesis
Kemampuan mengunyal : normal kurang kesulitan
Kemampuan menelan : Normal nyeri telan
BAB : Normal Konstipasi diare
Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
g. Sistem Musculusekletal
Rentang Gerak : Penuh Terbatas
30
Keseimbangan dan cara jalan : tegap tidak tegap
Fraktur : tidak ada ada
Masalah Keperawatan :
h. Sistem Integumen
Warna Kulit : Normal pucat sianosis Ikterik
Tugor : Baik buruk
Luka : tidak ada ada, pada kaki kanan
Memar : tidak ada ada
Kemerahan : tidak ada ada, pada kaki kanan
Masalah Keperawatan : Defisit Volume Cairan
3.1.4 Data Penunjang
No TanggalJenis
PemeriksaanHasil Nilai Normal
1
2
06 Maret
2012
07 Maret
2012
Darah
Hematokrit
Trombosit
Hemoglobin
Leukosit
Hitung Jenis
Basofil
Eosofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
BSS
Glukosa
Sewaktu
45
111.000
11,8
8000
0
2
3
47
44
4
70
P = 37 – 43%
150.000 – 40.000/uL
P = 12 – 14 g/dL
5000 – 10.000/uL
0 – 1 %
1 – 3 %
2 – 6 %
50 – 70 %
20 – 40 %
2 – 8 %
< 180 mg/dt
31
3 09 Maret
2012
SGOT
SGPT
Ureum
Creati
Endoscopy
Esofagus :
Lumen
Mukosa
Erosi
Massa
Variese
Gaster :
Lumen
Mukosa
Erosi
Ulkus
Perdarahan
Massage
Duodenum :
Lumen
Mukosa
61
73
32
0,59
Normal
(-)
(-)
(-)
(-)
Normal
Tampak
Hiperemisis
Dikorfus
Antrum
(+)
Multiplediantrum
(+)
Heling Ulcer
(-)
(-)
Normal
Normal
< 31 u/I
< 31 u/I
20 – 40
0,6 – 1,1
Kesimpulan
Gastritis Cronik
32
Massa (-)
Terapi yang diberikan :
a. IVFD RL, GTT xx/menit
b. Injeksi Ranitidine amp 2 x 1
c. Injeksi ondansentron amp 3 x 1
d. Neurodex tab 1 x 1
e. Infepsya syr 3 x 1 sdm
f. Lanzoprazole tab 1 x 1
g. Diet bubur biasa
3.1.5 Riwayat Psikososial dan Spiritual
1. Riwayat Psikologis
Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah Klien Merasa cemas
dengan penyakit yang dialami.
Cara mengatasi perasaan tersebut dengan memberikan pengetahuan
tentang penyakit yang dialami.
Rencana Klien setelah masalah terselesaikan
2. Riwayat Sosial
Hubungan klien dengan yang lain terjalin cukup baik.
3. Budaya
Budaya yang diikuti : Melayu
Aktifitasnya : Berdagang
4. Riwayat Spiritual
Klien seorang muslim, klien melakukan shalat 5 waktu, tetapi semenjak
klien dirawat di Rumah Sakit, Klien jarang melaksanakan sholat
MK : Ansietas
3.1.6 Prioritas Masalah
1. Rasa tidak nyaman (nyeri)
2. Defisit Volume cairan
33
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3.1.7 Diagnosa Keperawatan
1. Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
2. Defisit Volume cairan berhubungan dengan mual, muntah dan ansietas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
34
ANALISIS DATA
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
No Data Etiologi Masalah
1 DS :
- Klien
mengatakan nyeri pada
ulu hati
- Klien
mengatakan nyeri saat
abdomennya ditekan
DO :
- Klien
tampak kesakitan
- Skala Nyeri
5 (sedang)
- Vital Sign
TD : 110/ 60 mmHg
N : 78 x/menit
T : 38,0 0C
RR : 22 x/menit
Erosi pada lambung
Peningkatan produksi
HCL Lambung
Peradangan dan
Helicobactery
Metaplasia dengan
desquamosa
Elastisitas lambung
turun
Kekakuan
Nyeri Epigastrium
Rasa Nyaman (nyeri)
2 DS :
Klien mengeluh mual dan
muntah + 2x/hari
Stress
Perangsangan saraf
simpatis NV
Defisit volume cairan
berhubungan dengan
perdarahan, mual,
35
DO :
Mukosa Bibir Klien
tampak kering
MEningkatkan HCl
dalam lambung
menimbulkan rasa
mual, muntah dan
anoreksia
Sel epitel kelumer
mengurungi
produksinya
Vasodilatasi sel
mukosa gastier
Mual dan muntah
Defisit volume cairan
muntah dan anoreksia
3 DS :
- Klien
mengatakan tidak nafsu
makan
- Klien
mengeluh mual dan
muntah + 2 kali
DO :
- Mukosa
bibir Klien tampak
kering
- Turgor
BB Sekarang : 42 kg
BB sebelum sakit : 48 kg
Kondisi asam pada
lambung
Rangsangan di
medulla oblongata
Muntah
Intake tidak adekuat
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
36
Klien tampak mual dan
muntah
37
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Rasa tidak nyaman (nyeri)
berhubungan dengan iritasi
pada mukosa lambung
DS :
- Klien
mengatakan nyeri pada ulu
hati
- Klien
mengatakan nyeri saat
abdomennya ditekan
- Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan dalam
waktu 2 x 24 jam
nyeri dapat teratasi
atau hilang
- Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan dalam
waktu 1 x 24 jam
skala nyeri
berkurang
1. Mo
nitor skala nyeri,
intensitas
2. Obs
ervasi TTV
3. Ber
1. Berguna dalam
pengawasan keefektifan obat dan
kemajuan penyembuhannya
2. Peningkatan TTV
mengidentifikasikan adanya
peningkatan nyeri
3. dengan memberikan
kompres hangat terjadi
vasodilatasi darah sebagai nyeri
38
DO :
- Klien tampak
kesakitan
- Skala nyeri 5
(sedang)
ikan kompres hangat
4. Ber
ikan posisi nyaman
5. Anj
urkan klien untuk
menghindari makanan
yang dapat
meningkatkan kerja
asam lambung
dapat berkurang
2 Defisit volume cairan b.d
mual, muntah dan anoreksia
DS :
Klien mengeluh mual, muntah
+ 2x/hari
DO :
Mucosa bibir klien tampak
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
dalam waktu 2 x 24 jam
diharapkan klien dapat
menunjukkan kemajuan
dengan kriteria hasil :
- Klien
1. Awas
i Tanda Vital
1. Perubahan TD dan
nadi dapat digunakan perkiraan
kasar kehilangan darah. Ms ( TD
< 90 mmHg dan nadi > 110
diduga 25% penurunan volume
atau kurang lebih 1000 ml
2. memberikan
39
kering tidak mengalami
mual, muntah dan
anoreksia
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
dalam waktu 1 x 24
jam diharapkan klien
dapat menunjukkan
kemajuan dengan
kriteria hasil :
- Mukusa
Bibir tidak kering
2. Monit
or Intake Dan Ouput
3. Perta
hankan lirah baring
4. tinggi
kan kepala tempat tidur
selama pemberian
antasida
pedoman untuk penggantian
cairan
3. aktivitas/muntah
meningkatkan tekanan intra
abdominal dan dapat
mencetuskan perdarahan lanjut
4. mencegah reflek
gaster pada respirasi antasida
dimana dapat menyebabkan
komplikasi paru serius.
3 Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
DS :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
dalam waktu 2 x 24 jam
diharapkan klien dapat
menunjukkan kemajuan
dengan kriteria hasil :
1. Monitor status
nutrisi
2. Timbang BB klien
- Anjurkan
1. Menunjukkan faktor
yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi
2. Membantu
menentukan keseimbangan
40
- Klien
mengatakan tidak nafsu
makan
- Klien
mengatakan mual dan
muntah
DO :
- Mukosa Bibir
Klien tampak kering
- Makan hanya ¼
porsi (tidak dihabiskan)
BB : 42 kg
- Klien
tidak mengalami
mual, muntah dan
anoreksia
- klien
makan habis 1 porsi
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
dalam waktu 1 x 24
jam diharapkan klien
dapat menunjukkan
kemajuan dengan
kriteria hasil :
- Mukusa
Bibir tidak kering
- Hb
Normal
klien makan makanan
dalam keadaan hangat
3. Berikan makanan
sedikit tapi sering
4. Monitor pola diet
klien
5. Monitor intake
dalam output secara
periodik
cairan yang tepat
3. Meminimalkan
anoreksia, dan mengurangi iritasi
gaster
4. Berguna dalam
pengawasan keefektifan obat,
kemajuan penyembuhan
5. Membantu intervensi
kebutuhan yang spesifik,
meningkatkan intake diet klien.
41
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
Hari / tanggalNo
DpPukul Implementasi Evauasi tindakan Paraf
Selasa / 6 Maret
2012
1 16.00
16.00
Memonitor status nyeri
Mengobservasi TTV
Klien mengatakan nyeri sudah berkurang
Hasil TTV Klien :
TD : 120 / 90 mmHg
42
2
16.15
16.30
11.00
11.00
11.15
11.30
Memberikan posisi nyaman
Memberikan kompres hangat
Memonitor Intake dan Output
Memonitor status nutrisi
Mengobservasi BB klien
Menganjurkan makan sedikit
tapi sering
N : 72 x/menit
R : 18 x/menit
T : 370 C
Klien mengatakan posisinya yang sekarang lebih
nyaman
Klien mengatakan nyerinya berkurang
Klien mengatakan masih mual muntah
Klien mengatakan hanya dapat menghabiskan 4
sendok makan tiap kali makan
BB Klien : 42 Kg
Klien mengatakan apabila tidak mual dan nyeri
akan makan
Rabu / 7 Maret
2012
1 15.00 Memonitor status nyeri Klien mengatakan nyeri abdomen sedikit
berkurang
43
15.00
15.15
15.30
Mengobservasi TTV
Memberikan posisi yang
nyaman
Berkolaborasi dengan tenaga
medis dalam pemberian
analgetik
Hasil TTV Klien :
TD : 110 /70 mmHg
N : 76 x/menit
R : 22 x/menit
T : 36,80 C
Klien mengatakan posisinya yang sekarang lebih
nyaman
Klien mengatakan beberapa menit setelah
pemberian obat, nyeri abdomen berkurang
2 15.00 Memonitor status nutrisi
Mengobservasi BB Klien
Menganjurkan makan sedikit
tapi sering
Klien mengatakan sudah dapat menghabiskan 7
sendok makan tiap kali makan
BB Klien : 42 Kg
Klien Mengatakan tidak mual dan nyeri akan
makan
44
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
Hari / tanggal No DP Pukul Evaluasi/hasil Paraf
Selasa / 6 Maret 2012
1 17.00
S : Klien Mengatakan nyeri sudah berkurang pada abdomen
O : KU Sedang
Skala Nyeri 2 – 3 (sedang)
TD : 120 / 90 mmHg
N : 72 x/menit
45
2
3
T : 37,00C
RR : 18 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi diteruskan (1, 2, 3, 4)
S : klien mengeluh Mual dan muntah + 2x/Hari
O : Mukosa bibir klien tampak sering
BB : 42 Kg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)
S : klien mengatakan hanya dapat menghabiskan makan 4
sendok makan tiap kali makan
O : Mukosa bibir klien tampak sering, dan saat perkusi
dilakukan terdengar abdomen hipertimpani
BB : 62 Kg
A : Masalah belum teratasi
46
P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)
Rabu / 7 Maret 2012
1
2
20.00
S : klien mengatakan nyeri pada abdomen sedikit berkurang
O : KU Sedang
Skala Nyeri 5 (sedang)
TD : 110/70 mmHg
N : 76 x/menit
T : 36,80 C
RR : 22 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : klien mengatakan masih mual dan muntah + 2x/hari
O : Mukosa bibir klien tampak sering,
BB : 42 Kg
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)
S : Klien mengatakan sudah dapat menghabiskan 7 sendok
47
3
makan tiap kali makan
O : klien masih terlihat mual dan muntah
BB : 42 Kg
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 07 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Jam CP Shift Pagi
Nama dan TT perawa
t
Jam CP Shift Sore
Nama
dan TT
perawat
Jam CP Shift
Malam
Nama & TT
Perawat
Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati O : Skala Nyeri 5, klien kelihatan kesakitan (nyeri) A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
15.00 S : Klien mengatakan nyeri berkurang O : skala nyeri 4. TD : 100/70RR : 24N : 74
21.00 S : klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3TD : 110/70RR : 24N : 80
48
TD : 120/90RR : 23N : 75T : 36,4
T : 36A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
T : 36,5A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan mual dan muntah + 2 kali O : Mukosa bibir klien tampak kering
A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90RR : 23N : 75T : 36,4
16.00 S : Klien mengatakan mual dan muntah sudah berkurang O : mukosa bibir klien masih tampak kering TD : 100/70RR : 24N : 74 T : 36A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
22.00 S : Klien mengatakan masih mual dan muntah O : mukosa bibir tampak kering TD : 110/70RR : 24N : 80 T : 36,5A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan
49
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 08 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Jam CP Shift Pagi
Nama dan TT
perawat
Jam CP Shift Sore
Nama dan TT
perawat
Jam CP Shift
Malam
Nama & TT Peraw
at
Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan masih nyeriO : Skala Nyeri 3, A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90RR : 23N : 75T : 36,4
15.00 S : Klien mengatakan masih nyeri O : skala nyeri 3 TD : 120/80RR : 24N : 80T : 36A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
21.00 S : klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3TD : 100/70RR : 24N : 72 T : 36,4A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan masih mual dan muntahKlien mengatakan tidak nafsu makan O : - Mukosa bibir klien tampak kering - Makan hanya ¼ porsi (tidak
16.00 S : Klien mengatakan masih mual dan muntahO : mukosa bibir klien masih tampak kering Makan hanya ¾ porsi (tidak dihabiskan) TD : 120/80
22.00 S : Klien mengatakan masih mual dan muntah O : mukosa bibir tampak kering Makan hanya ¾ porsi (tidak
50
dihabiskan)TD : 110/60RR : 24N : 80T : 36,1A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
RR : 24N : 80 T : 36A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
dihabiskan) TD : 110/70RR : 24N : 72 T : 36,4A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
51
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 09 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Jam CP Shift Pagi
Nama dan TT
perawat
Jam CP Shift Sore
Nama dan TT
perawat
Jam CP Shift
Malam
Nama & TT Peraw
at
Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan masih nyeriO : Skala Nyeri 3, A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 110/70RR : 24N : 68T : 36,5
15.00 S : Klien mengatakan masih nyeri O : skala nyeri 3 TD : 110/80RR : 24N : 80T : 37A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
21.00 S : klien mengatakan tidak nyeri lagi O : - TD : 110/70RR : 23N : 75 T : 36,3A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan masih mual dan muntahKlien mengatakan nafsu makan berkurang O : - Mukosa bibir klien tampak kering - Makan hanya ¾ porsi (tidak
16.00 S : Klien mengatakan masih mual dan muntahKlien mengatakan nafsu makan berkurangO : mukosa bibir klien masih tampak kering Makan hanya ¾ porsi
22.00 S : Klien mengatakan tidak merasa mual dan muntah lagiO : mukosa bibir tidak tampak kering lagi Makan menghabiskan 1 porsi
52
dihabiskan)TD : 110/70RR : 24N : 68T : 36,1A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan
(tidak dihabiskan) TD : 110/80RR : 24N : 80 T : 37A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan
TD : 100/70RR : 23N : 75 T : 36,3A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi dilanjutkan
53
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn ”A” Diagnosa Medis : Gastritis
Jenis Kelamin : P No. Med Record : 32.46.37
No. Kamar Bedah : PU. Perempuan Hari / Tanggal : 10 Maret 2012
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Jam CP Shift Pagi
Nama dan TT
perawat
Siang
Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
09.00 S : Klien mengatakan tidak nyeri lagi O : -A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan TD : 110/80RR : 24N : 82T : 36,2
PulangKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
10.00 S : klien mengatakan tidak mual dan muntah lagiKlien mengatakan sudah ada nafsu makan O : - Mukosa bibir klien tidak tampak kering - Makan menghabiskan 1 porsiTD : 110/80RR : 24N : 82T : 36,3A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan
54
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah Penulis Mempelajari Teori Tentang Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Digestif : Gastritis dan melakukan secara
langsung asuhan keperawatan pada pasien Ny. ”A” ternyata terdapat kcsenjangan
antara teori dengan penerapan yang dilaksanakan di lapangan praktik RSUD
Palembang BARI ini disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi individu, dan
pemahaman terhadap penyakit keadaaan yang dialami saat ini.
Adapun uraian mengenai kesenjangan yang penulis arnati dan dapatkan
mulai dan pengkajian, diagnosa keperawatan. perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sebagai berikut :
Pengkajian
Pengkajian mcrupakan tahap awal dan proses keperawatan, oleh karena itu
pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara.
observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta di dukung oleh sumber -
sumber seperti catatan medika dan hasil pemeriksaan penunjang. sehingga didapat
data yang benar—benar valid.
Pada tahap pengkajian ini tidak ditemukan hambatan yang berarti. Penulis
mampu bekerja sama dengan kepala ruangan. dokter, perawat jaga serta klien dan
keluarganya yang sangat terbuka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan oleh penulis, sehingga penulis tidak sulit mendapatkan data
subjektif.
Setelah didapat pengkajian, penulis menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kenyataan pada praktik di lapangan. Dalam teori tanda dan gejala
gastritis adalah sebagai berikut : nyeri pada ulu hati, mual, muntah, anorexia,
cepat kenyang, hingga melena, perdarahan saluran cerna, hipotensi pucat, keringat
dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran. Namun pada data yang didapat
pada Ny.”A” tidak terdapat adanya data melena, perdarahan saluran cerna,
hipotensi dan hipotermi.
53
55
Analisa Data
Setelah data pengkajian dikumpulkan, maka penulis menganalisa data
yang ada pada klien Ny.”A” dengan gangguan sistem digestif: gastritis dengan
cara mengelompokkan data-data yang ada sesuai dengan keperawatan yang
muncul.
Masalah keperawatan pertama, yaitu Rasa nyaman : Nyeri Masalah
keperawatan ini ditunjang oleh data subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada
ulu hati dan nyeri pada sáat abdomen ditekan. Data objektif yaitu klien tampak
meringis kesakitan dengan skala nyeri 5 (sedang). Sedangkan kemungkinan
penyebab dan nyeri ini berhubungan dengan mual dan muntah.
Masalah keperawatan kedua, yaltu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Masalah keperawatan ini ditunjang oleh data subjektif yaitu
klien mengatakan tidak nafsu makan dan merasa mual. Data objektif yaitu mukosa
bibir tampak kering dan klien hanya menghabiskan ¼ porsi dari porsi yang
diberikan. Sedangkan kemungkinan penyebab dari ketidakseimbangan nutnisi
kurang dari kebutuhan tubuh ini berhubungan dengan mual, muntah dan anorexia.
Diagnosa Keperawatan
Setelah semua data dianalisa dan dikelompokkan masalah - masalah
keperawatan yang muncul, maka penulis dapat merumuskan diagnosa
keperawatan pada Ny ”A” dengan gangguan sistern digestif gastritis. Dalarn
merumuskan diagnosa keperawatan ini penulis berpedoman pada teori asuhan
keperawatan oleh Doengoes (2000). Namun penulis hanya menemukan dan
mengangkat 2 diagnosa aktual.
1. Diagnosa pertama : Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
iritasi pada mukosa lambung. Diagnosa ini berdasarkan teori Doengoes
(2000), karena berdasarkan data yang didapatkan klien tampak meringis
kesakitan dan skala nyeri klien yaitu 5 (sedang).
2. Diagnosa kedua : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia.
56
Diagnosa ini berdasarkan teori Doengoes (2000), karena berdasarkan data
mukosa bibir klien tampak kering.
Rencana Keperawatan
Perencanaan merupakan mata rantai antara penerapan kebutuhan pasien
dengan melaksanakan tindakan keperawatan. Perencanaan keperawatan disusun
berdasarkan teori yang disesuaikan dengan kondisi pasien saat dikaji. Dalam
membuat perencanaan, penulis membuat perioritas masalah sesuai dengan
kebutuhan Maslow yaitu mengutamakan kebutuhan dasar biologis kemudian
menyusul kebutuhan yang lain. Pada prinsipnya perencanaan ini disusun dalam
rangka mengurangi dan mengatasi serta mencegah masalah kesehatan yang
mungkin pada pasien. Dalam membuat perencanaan diperlukan kolaborasi dengan
tim kesehatan yang lain seperti petugas lab, radiologi, dokter dan petugas
kesehalan lainnya. Pada prinsipnya perencanaan disusun dalam rangka
mengurangi dan mengatasi masalah pasien sehingga tindakan yang dilakukan
tidak menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Pelaksanaan dan evaluasi keperawatan
Adapun diagnosa. tujuan, kriteria hasil, implementasi dan evaluasi dari
tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain,
Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
Tujuan Jangka panjang yaitu rasa nyeri berkurang/hilang, intervensi yang
dibuat adalah kaji status nyeri, oberservasi TTV, berikan kompres hangat, berikan
posisi nyaman dan kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat
analgetik.
Pada tahap implementasi yaitu mengkaji status nyeri, mengobservasi TTV,
memberikan kompres hangat, memberikan posisi nyaman dan berkolaborasi
dengan tenaga medis untuk memberikan obat analgetik
57
Pada tahap evaluasi tanggal 9 Maret 2012 pukul 20.00, klien mengatakan
nyeri pada abdomen berkurang. masalah nyeri akut belum teratasi dan intervensi
dilanjutkan.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
intake yang tidak adekuat.
Tujuan jangka panjang yaitu intake nutrisi tercukupi, Intervensi yang
penulis buat adalah kaji status nutrisi, Timbang BB klien, berikan makanan sedikit
tapi sering, kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai dan monitor intake dan
output secara periodik.
Pada tahap implementasi yaitu mengkaji status nutrisi, menimbang BB
Klien, memberikan makanan sedikit tapi sering, mengkaji pola diet klien yang
disukai/tidak disukai dan memonitor intake dan output secara periodik.
Pada Tahap evaluasi tanggal 6 Maret 2012 Pukul 20.00 WIB, klien
mengatakan klien menghabiskan porsi makan yang telah diberikan. masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi dan
intervensi dilanjutkan.
58
BAB V PENUTUP
5.1 KesimpulanSetelah melakukan asuhan keperawatan pada gangguan sistem digestif :
gastritis khususnya pada pasien Ny. ”A” yang dirawat di ruang perawatan wanita
RSUD Palembang BARI, penulis melakukan pengkajian pada tanggal 6 Maret
2012, Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada saat pengkajian terjadi kerja sama antara pasien dengan penulis
sehingga mampu mengumpulkan data dan menemukan masalah
keperawatan juga data diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara
langsung kepada pasien, tetapi tidak semua masalah keperawatan yang ada
dalam teori ditemukan pada pasien dengan penyakit yang sama.
2. Dari hasil pengkajian akhirnya dapat dirumuskan diagnosa keperawatan.
Diagnosa Keperawatan yang diangkat oleh penulis untuk pasien dengan
Gangguan Sistem Digestif Gastritis antara lain
a) Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa
lambung.
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
3. Perencanaan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah pasien
berdasarkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien,
kemampuan penulis dan fasilitas RSUD Palembang Bari, pelaksanaan
tindakan dan evaluasi dapat dilakukan karena adanya kerja sama antara
pasien dengan perawat, dokter dan keluarga.
4. Pelaksanaan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai dengan
keperawatan yang timbul, tetapi tidak semua diagnosa keperawatan secara
teoritis dilakukan implementasi.
5. Evaluasi keperawatan dilakukan pada keesokan harinya setelah pengkajian
yaitu pada tanggal 8 Maret 2012. Bila masalah belum teratasi maka
rencana dilanjutkan kembali. Evaluasi masalah yang dilakukan pada
57
59
pasien Ny.”A”belum teratasi seperti masih mual, dan abdomen masih
terasa sakit.
5.2 Saran
Adapun saran dari penulis yaitu
5. Bagi Pendidikan
Agar pendidikan dapat memberikan fasilitas demi kelancaran proses
praktek untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan medikal
bedah.
6. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dan
mengikuti proses pelaksanaan praktek lapangan biasa diikuti dengan baik, dengan
arahan atau bimbingan lapangan praktek dengan keperawatan medikal bedah.
7. Bagi RSUD Palembang BARI
Khususnya untuk ruang Perawatan Umum Perempuan agar selalu
mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan serta sarana dan prasarana dalam
memberikan asuhan keperawatan.
60
PERALATAN
3. Standar Infus
4. Perangkat infus
5. cairan infus sesuai kebutuhan
6. jarum infus/abocath no. 20 G
7. Pengalas
8. Tourniquet
9. Kapas Alcohol 70%
10. Plester
11. Gunting
12. Nierbekken
13. Kasa Steril
14. Betadine
15. Sarung Tangan
16. Waskom Berisi larutan klorin 0,5%
BAHAN
Phantom Tangan
PERLENGKAPAN
1. Wastafel
2. Tempat Tidur
3. Alat Tulis
4. Jam Tangan
Perkerjaan Laboratorium
61
No Langkah Kerja
1 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Key Point
Susun Alat dan bahan secara ergonomi
2 Beritahun klien tindakan yang akan dilakukan
Key Point
Lakukan informasi consent
3 Cuci tangan dibawah air mengalir
Key Point
4. Pastikan semua perhiasan dilepas
5. lakukan dengan tujuh langkah
6. Gunakan sabun
4 Atur peralatan dan buka keamanan steril
Key Point
Gunakan teknik aseptik
5 Tusukkan infus set kedalam cairan infus
Key Point
Lepaskan penutup pelindung tanpa menyentuh lubangnya
6 Isi cairan kedalam tabung infus set
Key Point
7. Buka klem roll
8. Pastikan selang infus tidak ada gelembung udara
7 Gunakan sarung tangan
62
Key Point
Tidak harus dengan sarung tangan steril
8 Pasang Pengalas Dan Pilih Vena Yang Akan Ditusuk
Key Point
9. Minta Klien Untuk Mengepalkan Tangannya
10. Pilih vena yang besar dan jelas terlihat
9 Pasang tourniquet 10 -12 cm diatas tempat yang akan ditusuk.
Key Point
Tourniquet harus menyumbat aliran vena bukan arteri
10 Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
Key point
11. Lakukan secara sirkuler
12. Gunakan kapas alcohol 70%
13. Biarkan mengering + 30 detik
11 Lakukan Penusukan pada vena
Key Point
Arah jarum abocath menghadap keatas
12 Periksa apakah jarum sudah benar masuk ke vena
Key Point
Lihat apakah ada darah keluar melalui abocath
13 Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
Key Point
14. Lepaskan tourniquet dan genggaman tangan klien
15. buka klem roll dan perhatikan tetesan infus
14 Lakukan desinfeksi dan tutup dengan kasa steril
63
Key Point
16. Desinfeksi dengan betadine, tutup dengan kasa steril
17. Fiksasi tempat pemasangan infuse dengan plester
15 Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
Key Point
Atur jumla tetesa dalam satu menit sesuai dengan kebutuhan
16 Bereskan peralatan yang sudah digunakan
Key point
Pisahkan sampah kering dan basah
17 Lepaskan sarung tangan
Key Point
18. Lepaskan secara terbalik
19. Rendam sarung tangan dalam wadah larutan klorin 0,5%
18 Cuci tangan di bawah air mengalir
Key Point
20. Lakukan dengan tujuh langkah
21. gunakan sabun
19 Catat respon yang terjadi
Key Point
22. Catat Jenis cairan, waktu pemasangan dan jumlah
tetesan/menit
23. Bubuhi tanda tangan
64
1. Persiapan alat dilakukan dengan benar
2. Seluruh langkah kerja dilakukan dengan benar dan
berurutan
3. Aturan keselamatan kerja diperhatikan saat melakukan
tindakan
4. Pemasangan infus dilakukan sesuai dengan standar
5. Mahasiswa melaksanakan setiap langkah tindakan dengan
benar
EVALUASI
65
DAFTAR TILIK
TEHNIK PEMASANGAN INFUS
TANGGAL PENILAIAN :
NAMA MAHASISWA :
NAMA DOSEN PENILAI :
PETUNJUK PENILAIAN :
Beri tanda ( ) dalam kolom yang tersedia di sebelah kanan sesuai dengan
tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa
NO KEGIATAN SKALA
1 2 3
1 Siapkan alan dan bahan yang akan digunakan
Susun alat dan bahan secara ergonomis 2 Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan
Lakukan informed Concent
Nilailah setiap langkah yang dimati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu Perbaikan : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu : Langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya danwaktu kerja yang sangat efisien
66
3 Cuci Tangan Dibawah Air Mengalir
24. Pastikan Semua Perhiasan Dilepas 25. Lakukan dengan tujuh langkah 26. Gunakan sabun
4 Atur Peralatan dan buka kemasan steril
Gunakan teknik, aseptik5 Tusukkan infus set kedalam cairan infus
Lepaskan penutup pelindung tanpa menyentuh lubangnya
6 Isi cairan kedalam tabung infus set
27. Buka Klem Roll28. Pastikan selang infus tidak ada
gelembung udara7 Gunakan sarung tangan
Tidak harus dengan sarung tangan steril
8 Pasang pengalas dan pilih vena yang akan ditusuk
29. Minta klien untuk mengepalkan tangannya
30. Pilih vena yang benar dan jelas terlihat 9 Pasang tourniquet 10 – 12 cm diatas tempat yang akan
ditusuk
Tourniquet harus menyumbat aliran vena bukan arteri 10 Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
31. Lakukan secara sirkuler 32. gunakan kapas alcohol 70%33. Biarkan mengering+ 30 detik
11 Lakukan penusukan pada vena
Arah Jarum abocath menghadap keatas 12 Periksa apakah jarum sudah benar masuk ke vena
Lihat apakah ada darah keluar melalui abocath13 Tarik Jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
34. Lepaskan tourniquet dan genggaman tangan klien
35. buka klem roll dan perhatikan tetesan infus
67
14 Lakukan desinfeksi dan tutup dengan kasa steril
36. Desinfeksi dengan betadine, tutup dengan kasa steril
37. fiksasi tempat pemasangan infus dengan plester
15 Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester
Atur jumlah tetesan dalam satu menit sesuai dengan kebutuhan
16 Bereskan peralatan yang sudah digunakan
Pisahkan sampah kering dan basah 17 Lepaskan sarung tangan
68
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Dasar Manusia, Aplikasi, konsep dan proses keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
BARI, RSUD, 2002. Profil RSUD Palembang BARI, Palembang : RSUD Palembang BARI
Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Soegeng Soegiyanto, 2007. Asuhan Keperawatan pada gastritis (http://infokesehatanplg.com/kasus-gastritis)
http://perawatanpsikiatri.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-02.html, diakses pada tanggal 08 Maret 2012
http://nursingbegin.com/askep-gastritis/2011/09 diakses pada tanggal 08 Maret 2012
http://www.who.int/topics/gatritis/fever/en/2008/11 diakses pada tanggal 09 Maret 2012
69
KATA PENGANTAR
Puji dan syukut atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karuniaNya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah di RSUD
Palembang BARI yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. “A” Dengan
Gangguan Digestif : Gastritis di Ruangan Umum Perempuan RSUD Palembang
BARI.
Dalam Penulisan Laporan ini Kami mendapatkan Bantuan dan Bimbingan
dari berbagai Pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan sebelumnya. kami selaku penulis laporan ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan ini, Kepada yang terhormat :
1. dr. H. Makiani H. A, MARS Selaku Direktur
RSUD Palembang BARI
2. dr. H. Chairil Zaman, M.Sc, Selaku Ketua STIK
Bina Husada
3. dr. Hj. Nitra Dewi Selaku Wakil direktur
Pelayanan RSUD Palembang BARI
4. dr. Hadi Asyik, Sp.A Selaku Ketua Komite Medik
RSUD Palembang BARI
5. dr. Masriani Selaku Kepala Bidang Kepegawaian
RSUD Palembang BARI
6. Erni Endriani, S.Kp, MM, Sebagai Ketua Komite
Keperawatan RSUD Palembang BARI
7. dr. Kristinawati Selaku kepala Instalasi Rawat
Inap RSUD Palembang BARI
8. Hj. Yulia Surie, S.Pd, M.Kes Selaku Kabid
Penunjang Medis dan Pendidikan RSUD Palembang BARI
9. Hj. Lilis Suryani, S.Pd, M.Kes Selaku Seksi
Diklat dan Litbang RSUD Palembang BARI
70
10. Fadlun, SST selaku Koordinator Pembimbing
Diklat dan Litbang RSUD Palembang BARI
11. Abu Bakar Sidik, S.Kp, M.Kes Selaku Ketua
Program Studi Ilmu Keperawatan dari Pembimbing KMB STIK Bina
Husada Palembang
12. Titin Mulyana, AM.Kp sebagai Kepala Ruangan
di Perawatan Umum Perempuan RSUD Palembang BARI
13. Kurnia Sari, S.Kep, Selaku Pembimbing
Lapangan di Ruang Perawatan Perempuan RSUD Palembang BARI
14. Ns. Asnilawati, S.Kep Selaku Pembimbing
Akademi yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
15. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf STIK Bina
Husada Palembang
16. Semua Pihak Yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada kami.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari
kesempurnaan. oleh karen itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada pembaca, Agar laporan ini dapt lebih baik kedepannya.
Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pembaca, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, amiin.
Palembang, Maret 2012
Penulis
iii
71
iv
72
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................3
1.3 Waktu .......................................................................................................3
1.4 Tempat ......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN KASUS
2.1 Profil RSUD Palembang BARI.................................................................4
2.1.1 Selayang Pandang .........................................................................4
2.1.2 Visi, Misi dan Motto .....................................................................4
2.1.3 Sejarah ..........................................................................................4
2.1.4 Fasilitas dan Pelayanan..................................................................5
2.2 Tinjauan Teori ..........................................................................................7
2.2.1 Definisi .........................................................................................7
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi ..................................................................7
2.2.3 Etiologi .........................................................................................10
2.2.4 Klasifikasi......................................................................................12
2.2.5 Patofisiologi ..................................................................................12
Patoflow.........................................................................................15
2.2.6 Manifestasi Klinis .........................................................................17
2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................17
2.2.8 Penatalaksanaan.............................................................................18
2.3 Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gastritis....................................19
2.3.1 Pengkajian.....................................................................................19
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................21
2.3.3 Intervensi.......................................................................................22
v
73
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ................................................................................................27
3.2 Analisa Data .............................................................................................36
3.3 Rencana Keperawatan ..............................................................................38
3.4 Tindakan Keperawatan .............................................................................39
3.5 Implementasi Keperawatan.......................................................................41
3.6 Evaluasi Keperawatan ..............................................................................44
3.7 Catatan Perkembangan .............................................................................47
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................58
B. Saran .........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
vi
vi
74
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. ”A” DENGAN GANGGUAN DIGESTIF GASTRITIS DI RUANGAN UMUM PEREMPUAN
RSUD PALEMBANG BARITAHUN 2012
Oleh
KELOMPOK IV
1. PURWANTO (09.14201.31.32)
2. MUTIA RAMADHANI (09.14201.32.32)
3. RACHMIATY MEIDIANA (09.14201.30.34)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2012
75