makalah g-qfd.docx
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya dan karena kami dapat menyelesaikan makalah tepat
pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Penerapan Green QFD pada produk
SonyEricsson”. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Perancangan Produk II, program studi Teknik Industri, Universitas Hasanuddin.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga kami. Maka apabila terdapat
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Kami dapat menerima saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan di
kemudian nanti jika diperlukan.
Pada, kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan dan dukungan yang kami dapatkan hingga selesainya makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I Teori Green QFD....................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................1
1.2 Life Cycle Assasement (LCA).............................................2
1.3 Life Cycle Cost (LCC).........................................................3
1.4 Green QFD II.....................................................................3
BAB II Pembahasan Produk..............................................................7
1.1 SonyEricsson....................................................................7
1.2 GreenHeartTM......................................................................................................................7
BAB III Kesimpulan...........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
iii
BAB ITEORI GREEN QFD
1.1 Latar Belakang
Upaya perlindungan lingkungan semakin lama semakin berkembang
dengan pesat. Munculnya green consumer pada akhir-akhir ini, mendorong
industri untuk mempertimbangkan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
setiap aktifitasnya. Ulrich (2001) menyatakan bahwa produk yang sukses adalah
produk yang mampu memberi manfaat sesuai dengan yang dipersepsikan oleh
konsumen. Oleh karena itu perlu untuk mempertimbangkan kualitas produk
berdasar kebutuhan dan keinginan konsumen yang sekarang mulai
mengarah pada produk yang ramah lingkungan. Di dalam QFD klasik yang
diciptakan oleh Akao (Akao, 1991) masih belum bisa mengintegrasikan masalah
lingkungan dan biaya ke dalam matriks-matriksnya. Oleh karena itu pada tahun
1996 Cristophari (Zhang, 1999) membuat Green QFD dimana di dalamnya sudah
mempertimbangkan masalah lingkungan. Namun, menurut Zhang (1999) Green
QFD ini masih belum efisien karena masih belum mempertimbangkan biaya di
dalam matriks-matriksnya. Diawali pada tahun 1998, Zhang dkk (1998) mulai
melakukan pengembangan QFD sehingga mampu mengintegrasikan aspek
kualitas, lingkungan, dan biaya ke dalam matriks-matriksnya.
1
1.2 Life Cycle Assessment
Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengevaluasi dampak produk
yang terhadap lingkungan adalah Life Cycle Assessment (LCA). Konsep dasar dari
LCA ini didasarkan pada pemikiran bahwa suatu sistem industri tidak lepas
kaitannya dengan lingkungan tempat industri itu berada.
Dalam suatu sistem industri terdapat input dan output. Input dalam sistem
adalah material material yang diambil dari lingkungan dan outputnya akan
dibuang ke lingkungan kembali. Input dan output dari sistem industri ini tentu
saja akan memberi dampak terhadap lingkungan.
Pengambilan material (input) yang berlebihan akan menyebabkan semakin
berkurangnya persediaan material, sedangkan hasil keluaran dari sistem industri
yang bisa berupa limbah (padat, cair, udara) akan banyak memberi dampak
negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu LCA berusaha untuk melakukan
evaluasi untuk meminimumkan pengambilan material dari lingkungan dan juga
meminimumkan limbah industri. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1 dibawah
ini.
2
1.3 Life Cycle Cost
Life Cycle Costing (LCC), digunakan untuk mengevaluasi biaya yang
diakibatkan oleh produk selama siklus hidupnya sebagai usaha cost reduction
programe dan dikaitkan dengan usaha menciptakan produk yang ramah
lingkungan. Adapun biaya-biaya dalam life cycle costing adalah biaya
manufakturing, biaya pengolahan limbah, biaya distribusi dan service ke
pelanggan, dan biaya bagi pengguna.
1.4 Green QFD II
Zhang (1999) mengembangkan Green QFD-II untuk mengintegrasikan LCA
dan LCC, ke dalam matriks-matriks QFD untuk mendeploy kualitas berdasarkan
keinginan konsumen, lingkungan, dan biaya ke seluruh proses pengembangan
produk. Green QFD-II ini merupakan pengembangan Green QFD (GQFD) yang
digunakan untuk mengevaluasi konsep-konsep produk dengan cara
mengombinasikan life cycle assesment (LCA), life cycle costing (LCC), dan QFD
3
ke dalam matriks-matriks. Tahap-tahap dalam Green QFD II adalah sebagai
berikut:
Tahap I : Mengidentifikasi technical response
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi technical response
kualitas, lingkungan, dan biaya melalui analisis yang didasarkan pada produk,
permintaan-permintaan pada technical response ini kemudian digunakan untuk
mengembangkan konsep produk baru. Pada fase ini dibuat tiga house yaitu :
• House of Quality (HOQ), berisi VOC
• Green House (GH), dari LCA
• Cost House (CH), dari LCC
Fase II: Membangkitkan konsep produk
Tujuan dari fase ini adalah untuk mengembangkan sederetan alternatif
konsep produk untuk memenuhi permintaan yang telah ditentukan dalam fase I.
4
Konsep-konsep tersebut dan garis mendasar konsep produk di evaluasi untuk
memilih konsep rancangan produk melalui Concept Comparison House (CCH).
Struktur CCH hampir mirip dengan HOQ pada QFD klasik. CCH terdiri
dari 8 Ruang. Permintaan kritis dari House of Quality, Green House, dan Cost
House dimasukkan ke ruang 1. Tanda minus menunjukaan garis pemisah menjadi
tiga ruang yaitu Ruang kualitas, Ruang lingkungan, dan Ruang biaya.
Di ruang kualitas disusun daftar permintaan fungsional dan kemampuan
manufakturing yang dapat diperoleh dari House of Quality pada fase I. Pada ruang
2 berisi matriks korelasi antar tiga permintaan (kualitas, lingkungan, dan biaya).
Di ruang 3 berisi daftar alternatif-alternatif konsep produk termasuk garis
5
mendasar produk dan konsep pengembangan produk baru dimasuk-kan ke dalam
ruangan ini. Tingkat kepuasan permintaan tiap konsep produk di ruang 1 dibuat
pada ruang 4. Adapun bobot menyatakan tingkat kepentingan permintaan pada
ruang 1 dibuat pada ruang 5. Pada ruang 6 berisi hitungan tingkat kepuasan total
tiap konsep produk.
6
BAB IIPEMBAHASAN PRODUK
2. 1 Latar Belakang
Di akhir tahun 2009, terdapat sekitar 4,6 milyar pemilik telepon seluler
(International Telecommunications Union, 2010). Lalu di akhir tahun 2010,
jumlahnya terus meningkat lebih dari 5 milyar.
Sebagai timbal balik dari perkembangan tersebut, telepon seluler akan
menjadi ancaman serius bagi keselamatan lingkungan (Ecoble, 2009).
SayImGreen melaporkan bahwa rata-rata pengguna akan menggunakan telepon
seluler selama kurang dari setahun dan hal tersebut akan membuat 140.000.000
juta telepon akan memenuhi daratan (SayImGreen).
Di saat yang sama, kesadaran konsumen akan lingkungan terus meningkat
yang tidak hanya membuat konsumen memakai produk yang ramah lingkungan
tetapi juga bersedia membayar lebih untuk mendapatkan produk ramah
lingkungan tersebut. Hal tersebut menarik minat perusahaan dalam membuat
perubahan besar mengenai inovasi produk. Perusahaan juga melihat bahwa
adanya keharusan untuk menguasai pasar, terkhusus pada green marketing untuk
mengkomunikasikan green efforts yang sudah mereka lakukan (Peattie and
Crane, 2005, p. 358).
Investopedia mendefinisikan bahwa produk green marketing berdasar
kepada faktor kesadaran lingkungan (investopedia, 2011). Namun mereka juga
menambahkan bahwa tidak hanya mengkomunikasikan keinginan perusahaan
untuk sadar lingkungan tetapi juga membuat suatu keputusan yang mempengaruhi
7
keseluruhan proses dari produk perusahaan seperti metode kerja, pengemasan dan
pendistribusian (ibid).
Studi ini akan memberikan penjelasan mengenai produk ramah lingkungan
secara umum sebagaimana produk dari Sony Ericsson. Studi ini akan membahas
apa yang Sony Ericsson lakukan dalam pemasaran produknya berdasarkan
pemanfaatan metode green QFD yang mengarah ke merek produk ramah
lingkungan terbaru dari Sony Ericsson yaitu GreenHeartTM.
2. 2 GreenHeartTM
Merupakan inovasi produk dari Sony Ericsson yang mengedepankan akan
teknologi yang ramah lingkungan yang terintegrasi mulai dari bahan, proses
hingga pengemasan dari produk tersebut.
Terdapat 7 kriteria yang diperhatikan oleh produk ini antara lain
1. Plastik daur ulang (recycled plastics)
Produk ini menggunakan plastik yang dapat didaur ulang untuk menekan
dampak terhadap lingkungan sekaligun meminimalkan biaya produksi.
2. Cat berbahan dasar air (Waterbone Paint)
Produk ini menggunakan cat yang ramah lingkungan. Jenis cat ini memiliki
kadar emisi VOC rendah (Volatile Organic Compound) yang dapat
menyebabkan polusi udara dan gangguan penyakit bagi pekerja.
3. Panduan manual elektrik (E – Manual)
Pada umumnya setiap pembelian barang elektronik memiliki panduan khusus
mengenai cara penggunaan dan regulasi perusahaan penyedia produk yang
8
terbuat dari kertas (skrip manual), namun pada produk ini, panduan tersedia
dalam bentuk data/file yang lebih dikenal dengan sebutan E-Manual yang
sudah ada didalam produknya. Dengan cara ini perusahaan bisa menghemat
penggunaan kertas sebanyak 350 ton yang setara dengan 3500 pohon setiap
sejuta produk.
4. Pengurangan kemasan (Reduced Packaging)
Salah satu hal yang menjadi perhatian perusahaan dalam mengefisiensikan
biaya produksinya adalah dengan mengurangi biaya penanganan material
(material handlings), maka dari itu produk ini menggunakan kemasan dalam
bentuk minimalis untuk mengurangi biaya produksi sekaligus dampak
terhadap lingkungan.
Gambar 1. Kemasan GreenheartTM phone
5. Pengisi daya ramah lingkungan (Green Charger)
Standar pengisi daya pada produk ini tidak mempunyai beban konsumsi energi
yang lebih dari 30mW, dengan kata lain hemat energi. Selain itu bahan dari pengisi
daya produk ini bebas PVC sejak tahun 2009.
9
6. Kontrol Perusahaan (Subtance Control)
Sony Ericsson berkomitmen memimpin pasar dengan menghilangkan
faktor-faktor yang membahayakan lingkungan dari setiap produk yang
mereka hasilkan.
7. Aplikasi software (Software Application)
Merupakan fitur tambahan dari produk dengan memasukkan aplikasi
pendukung kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, seperti
aplikasi penghitung gas karbon yang dihasilkan (Walkmate Eco) dan
aplikasi pemberi saran bagaimana memulai hidup yang sehat (Ecomate).
10
BAB IIIKESIMPULAN
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa SonyEricsson berhasil membuat
suatu produk yang mempertimbangkan aspek green QFD dimana pada green QFD
ini selain mempertimbangkan keinginan konsumen (voice of costumer) juga
memperhitungkan aspek lingkungan (life cycle assasement) dan aspek biaya (life
cycle cost).
Pada aspek lingkungan (LCA) greenheartTM yang merupakan produk dari
sonyericsson menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan tanpa
menghilangkan fungsionalitas dari produk yang mereka jual. Meeka yakin green
product mempunyai pasar tersendiri.
Pada aspek biaya (LCC) perusahaan mengefisiensikan penggunaan sumber
daya, penanganan material (mateial handling) dan biaya lain yang mempengaruhi
produktivitas perusahaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://theselectiontool.blogspot.com/2011/02/corporate-identity-of-green-heart-by.html
http://semcblog.com/2010/06/11/the-new-addition-to-greenheart-line/
http://news.frbiz.com/fashion_body_green_heart_j20-317289.html
http://www.diva-portal.org/smash/get/diva2:514431/FULLTEXT01
http://puslit.petra.ac.id/files/published/journals/IND/IND040602/
IND04060208.pdf
http://blogs.sonymobile.com/tag/greenheart/
http://blogs.sonymobile.com/about-us/sustainability/greenheart/what-makes-a-greenheart/
12