makalah fix menciptakan komunikasi yang efektif dalam pembelajaran

36
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pratikno (1987) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan sipelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentat if dan mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Hal – hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi dalam pembelajaran, antara lain (Wardani, 2005): 1) Hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi (subject = outcome)

Upload: lely-mardiyanti

Post on 18-Jul-2016

53 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

jbjbb

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pratikno (1987) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita

bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan, media,

komunikan, dan efek. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung

amat efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar

sendiri sebab mekanismenya memungkinkan sipelajar terbiasa mengemukakan

pendapat secara argumentat if dan mengkaji dirinya, apakah yang telah

diketahuinya itu benar atau tidak. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka

diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa

itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya

komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu

dilaksanakan).

Hal – hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk

komunikasi dalam pembelajaran, antara lain (Wardani, 2005):

1) Hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada pembiasan isi

(subject = outcome)

2) Hal yang akan disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam

menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah

didapat)

3) Siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan

apa yang mereka dapat sebelumnya dengan hal baru yang akan disampaikan

4) Siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat

dianalisis, umpan balik mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam

usahanya

5) Siswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam

untuk meyakinkan proses retensi dan tranfer yang sedang terjadi.

Page 2: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

2

Perkembangan pesat terjadi di dunia teknologi, bermacam-macam

teknologi telah diciptakan untuk tujuan mempermudah urusan manusia yang

semakin hari semakin komplek saja. Perkembangan seperti ini terutama terjadi

pada dunia teknologi komunikasi. Tanpa disadari bagi mereka yang kurang

tanggap perkembangan ini tak pelak mereka akan ket inggalan semakin jauh saja.

Terlepas dari semua perkembangan teknologi komunikasi yang dari hari ke hari

semakin menggila,tidak salah bila kita berusaha mereview apa hakekat dari

komunikasi. (Sardiman, 2005). Tinjauan ini akan sangat berharga bagi kita untuk

membangun pemahaman yang lebih utuh tentang komunikasi kita semua tentunya

tidak akan bisa membayangkan bagaimana kehidupan ini tanpa adanya

komunikasi. Bagaimana kehidupan ini akan berlangsung dan berkembang tanpa

adanya interaksi dari para penghuninya. Penyusun akan mengulas tentang apa

sebenarnya komunikasi itu, apa saja unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk

terjadinya sebuah komunikasi dan peranannya yang dimiliki oleh komunikasi

terhadap proses pembelajaran manusia terhadap lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

Berikut ini merupakan rumusan masalah makalah ini:

1) Bagaimana definisi dari komunikasi?

2) Bagaimana konsep komunikasi?

3) Bagaimana proses dari komunikasi?

4) Apakah tujuan komunikasi dalam pembelajaran?

5) Bagaimana pembelajaran digunakan sebagai proses komunikasi?

6) Bagaimana komunikasi yang efektif dalam pembelajaran?

7) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam proses

pembelajaran?

1.3. Tujuan

Berikut ini tujuan ditulisnya makalah ini:

1) Mengetahui definisi dari komunikasi.

2) Mengetahui konsep komunikasi.

3) Mengetahui proses dari komunikasi?

Page 3: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

3

4) Mengetahui tujuan komunikasi dalam pembelajaran.

5) Mengetahui makna pembelajaran digunakan sebagai proses komunikasi.

6) Mengetahui komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.

7) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam proses

pembelajaran.

Page 4: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

4

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari

bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

sama (Mulyana, 2005).

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui

media (Effendy, 2005). Pengertian komunikasi memang sangat sederhana dan

mudah dipahami, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi

bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam

komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk

membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan. Pengertian

komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah penyampaian

informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol

kata, angka, grafik dan lain-lain. Sedangkan menurut Onong U. Effendy (1984),

komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia.

Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu

proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi,

keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat

menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media

tertentu. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society dalam Effendy (2005), mengatakan bahwa cara yang

baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut:

Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect?

Page 5: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

5

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

1) Komunikator ( communicator, source, sender )

2) Pesan ( message )

3) Media ( channel, media )

4) Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient )

5) Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu.

2.2. Konsep Komunikasi

Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah rancangan,

ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa yang kongkret, yaitu satu

istilah dapat mengandung dua pengertian yang berbeda. Sedangkan komunikasi

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman dan penerimaan pesan

atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga pesan

yang dimaksud dapat dipahami (Jannah, 2013).

Dari pemahaman diatas, maka konsep komunikasi disini adalah sebuah

rancangan dan atau sebuah ide yang disusun agar sebuah proses penyampaian

pesan kepada orang lain dapat terorganisir dan bisa langsung memahami pesan

tersebut serta memberikan feedback yang baik (Jannah, 2013).

Dalam konsep komunikasi, seorang komunikator disini berperan sangat

penting. Karena seorang Komunikator itu harus mempunyai kemampuan

komunikasi yang baik supaya seorang komunikan dapat menangkap pesan secara

cepat dan tepat. Selain itu, seorang komunikator yang handal adalah komunikator

yang mempunyai banyak pengetahuan. Dalam hal ini, adalah pengetahuan tentang

pesan yang ia sampaikan. Disini, bukan berarti seorang komunikator adalah orang

yang harus tau segalanya, tapi mengerti dan faham tentang apa-apa yang sudah ia

sampaikan kepada komunikan (Jannah, 2013).

Pada akhirnya, konsep komunikasi menurut saya adalah suatu proses

perencanaan atau suatu strategi yang dilakukan dalam proses komunikasi. Dalam

Page 6: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

6

hal ini adalah proses penyampaian pesannyadan jenis jenis penyampaian pesan

dalam proses komunikasi itu sendiri.

2.3. Proses Komunikasi

Philip Kot ler dalam bukunya, Market ing Management, berdasarkan

paradigma Harold Lasswell menampilkan model proses komunikasi. Unsur-unsur

dalam proses komunikasi ini meliputi (Lasswell, 1972):

(1) Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.

(2) Encoding: Penyandaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

(3) Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

(4) Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada

komunikan.

(5) Decoding: Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan

makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

(6) Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

(7) Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa

pesan.

(8) Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan

atau disampaikan kepada komunikator.

(9) Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai

akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan

yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam

komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan

dijadikannya sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil

menyandi pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya

mengurai sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media

yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran. Proses komunikasi pada

hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Page 7: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

7

(komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan,

informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa

keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawat iran, kemarahan, keberanian dan

sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain

tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan

perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang

menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu disadari atau tidak disadari.

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan

perasaan yang disadari, sebaiknya komunikasi akan gagal jika sewaktu

menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang

akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture

in our head, dan oleh Walter Hagemann disebut Bewustseinsinhalte. Yang

menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar ”gambaran dalam benak”

dan ”isi kesadaran” pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan

dilakukan oleh komunikan. Mengenai persoalan tersebut dapat dijelaskan dengan

penelaahan terhadap prosesnya. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap,

yakni secara primer dan secara sekunder (Lestari, 2003).

1) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses

komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang

secara langsung mampu ”menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam

komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu ”menerjemahkan”

pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau

opini; baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak; bukan saja tentang

hal atau perist iwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga yang terjadi

pada waktu yang lalu dan masa mendatang. Adalah berkat kemampuan bahasa,

maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh

Aristoteles, Plato dan Sokrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan

Page 8: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

8

berbudaya dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, dekade,

bahkan abad yang akan datang.

2) Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator

menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikan

karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relat if jauh atau

jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan

lainnya adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pada

umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat yang dinakamakan media

komuniksi itu adalah media kedua sebagai diterangkan di atas. Jarang sekali orang

menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa

sebagai lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan

yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message) yang tampak tak dapat

dipisahkan. Tidak sepert i media dalam bentuk surat, telephon, radio dan lainnya

yang jelas tidak selalu digunakan. Tampaknya orang seolah-olah tak mungkin

berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa

surat, telepon, televisi atau lainnya.

2.4. Tujuan Komunikasi dalam Pembelajaran

Menurut Pratikno (1987) tujuan komunikasi dalam pembelajaran adalah

sebagai berikut.

1) Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar

Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang

pengetahuan yang akan diperolehmya atau ketrampilan yang akan dipelajarinya.

Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus

dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran

dan tingkat kesulitan yang diharapkan. Untuk pembelajaran dalam kawasan

perilaku psikomotor atau kognitif, media visual khususnya yang menampilkan

gerak dapat mempertunjukkan kinerja (performance) yang harus dipelajari siswa.

Page 9: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

9

Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat

dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.

2) Memotivasi siswa

Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi

siswa. Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar.

Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan menggambarkan

sejelas mangkin keadaan di masa depan, dimana siswa perlu menggunakan

pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi

pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti

pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan

adalah media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan (tell) hal

aersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama),

pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga seringkali diproduksi

dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.

3) Menyajikan informasi

Dalam sistem pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa

kelompok tantangan kurikulum yang sama, media seperti film dan televisi dapat

digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas bebas dari tugas

mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya

kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa,

mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual. Ada tiga

jenis variasi penyajian informasi:

(1) penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap

materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa

atau review oleh guru kelas.

(2) penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian dasar dilakukan oleh

guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber tambahan ke

dalarn kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara

apapun.

(3) penyajian pengayaan (enrichment), merupakan informasi yang tidak

merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, didiadakan karena memiliki nilai

motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.

Page 10: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

10

4) Merangsang diskusi

Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai

papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada

sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya

menyajikan masalah atau pertanyaan, seringkali melalui drama atau contoh

pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian dibiarkan terbuka (open-end), tidak

ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau

jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan

pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang

pemikiran, membuka masalah, menyajikan latar belakang informasi dan

memberikan fokus diskusi.

5) Mengarahkan kegiatan siswa

Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran

yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application).

Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat

digunakan secara singkat atau sebentar – sebentar untuk mengajak siswa mulai

dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan

siswa dilakukan kegiatan langkah demi langkah (step-by-step). Penyajian

bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti tugas

pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan

laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang

sangat disukai khususnya bagi siswa sekolah menengah, memiliki nilai

motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode

pembelajaran yang lain.

6) Pelaksanakan latihan dan ulangan

Dalam belajar ketrampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor

pengulangan respon-respon dianggap sangat penting untuk kemajuan kecepatan

dan tingkat kemahiran. Istilah “drill” digunakan untuk jenis respon yang lebih

sederhana seperti menterjemahkan kata-kata asing atau mengucapkan kata-kata

asing. “practice” biasanya berhubungan dengan kegiatan yang lebih kompleks

yang membutuhkan koordinasi dari beberapa ketrampilan dan biasanya

merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan olah raga tim atau

Page 11: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

11

individual, memecahkan berbagai bentuk masalah. Penyajian latihan adalah

proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh

media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola komputer. Laboratorium

bahasa juga salah satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan

latihan.

7) Menguatkan belajar

Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam

motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana

cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah laku yang

diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling efektif diberikan

beberapa saat setelah respon diberikan. Karena itu harus terintegrasi dengan

fungsi rnedia yang membangkitkan respon siswa, seperti fungsi 3,4,5,6,8. Jenis

penguatan yang umum digunakan adalah pengetahuan tentang hasil (knowledge of

results). Suatu program media menyajikan pertanyaan kepada siswa, kemudian

siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban.

Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk segera

mengetahui jawaban yang benar. Jika siswa mengetahui bahwa jawabannya benar,

maka ia dikuatkan. Bahkan jika siswa tahu jawabannya salah, namun jika

ditunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, maka hal tersebut

juga merupakan penguatan. Media apapun yang dapat digunakan untuk

menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa

untuk menjawab. Media apapun yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga

dirancang untuk memberikan jawaban benar terhadap pertanyaan kognitif, segera

setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga dimungkinkan untuk

membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera mungkin.

8) Memberikan pengalaman simulasi

Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara

realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi terhadap responnya sendiri,

sehingga dapat melatih perilaku kompleks yang membutuhkan lingkungan

khusus. Contoh yng sering ditemui adalah simulator mobil yang digunakan untuk

latihan mengendarai mobil dan simulator pesawat yang digunakan untuk pelatihan

pilot. Instruktur biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian

Page 12: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

12

segera dan menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan

mengatasi masalah. Media komunikasi seringkali memegang peranan penting

dalam simulasi, mulai dari mengolah respon/informasi yang diberikan siswa,

sampai kepada memberikan informasi tentang pencapaian siswa dalam sistem

simulasi. Pada beberapa kasus pelatihan dengan simulator, seperti peralatan

terbang, informasi/respon yang diberikan siswa dimasukkan dengan gerakan,

tekanan, tombol dan sebagainya. Keluaran dapat berupa pertunjukan dengan alat

tertentu atau sensasi gerakan (kinestetic sensations) berupa gerakan pesawat.

Simulator tidak terbatas pada sistem yang konkrit dan lengkap seperti simulasi

pesawat atau mobil, tetapi dapat diaplikasikan pada sistem yang lebih abstrak

seperti ekonomi nasional dari negara kuno, pembiayaan sistem sekolah atau fungsi

kedutaan dalam membantu negara kecil seperti Afrika. program komputer dapat

memungkinkan simulasi sistem yang kompleks, sipenerima masukan dari siswa,

menghitung hasil dan menginformasikan kepada siswa melalui media komunikasi

tentang perubahan yang dilakukan dalam sistem. Jenis lain dari simulasi adalah

permainan (game), mensimulasikan sistem yang kompetitif dengan dua atau lebih

siswa atau kelompok belajar berinteraksi satu sama lain. Karena sangat mirip

dengan simulator yang dapat merefleksikan kenyataan, permainan dapat

mengembangkan respon yang siap ditransfer ke dunia yang sebenarnya. Bermain

peran (role playing) juga meruapakan bagian dari teknik simulasi yang dapat

digunakan untuk mengajarkan ketrampilan tentang hubungan antar manusia.

Media, biasanya film, video digunakan untuk merekam suatu pertemuan antara

siswa dan seseorang yang mensimulasikan kehidupan nyata, atau orang yang telah

dilatih untuk berinteraksi dengan siswa. Misalnya simulasi perang untuk melatih

teknik interogasi, pelamar pekerjaan, siswa atau pasien psikiatri untuk melatih

teknik interview/wawancara, dan sebagainya.

2.5. Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi

Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi,dimana

guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan.

pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi /materi pelajaran yang dituangkan ke

Page 13: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

13

dalam symbol-simbol komunikasi baik verbal(kata-kata dan tulisan )maupun

nonverbal(gerak tubuh dan isyarat).

Dalam setiap kegiatan komunikasi terdapat dua macam kegiatan yaitu

“encoding” dan “decoding”. Encoding adalah kegiatan yang berkaitan dengan

pemilihan lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan komunikasi

oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Menurut (Sudjana,

2010) terdapat dua persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan kegiatan

“encoding” ini yaitu :

1) dapat mengungkapkan pesan yang akan disampaikan ; dan

2) sesuai dengan medan pengalaman audience atau penerima, sehingga

memudahkan penerima didalam menerima isi pesan yang disampaikan.

Salah satu kemampuan profesional seorang guru adalah kemampuan

melakukan kegiatan “encoding” dengan tepat, sehingga murid-murid memperoleh

kemudahan di dalam menerima dan mengerti materi/bahan pelajaran yang

merupakan pesan pembelajaran yang disampaikan guru kepada murid.

Sedang kegiatan “decoding” adalah kegiatan dalam komunikasi yang

dilaksanakan oleh penerima (audience, murid), dimana penerima berusaha

menangkap makna pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang oleh

sumber melalui kegiatan encoding di atas. Seperti telah dikemukakan di atas

bahwa kagiatan “decoding” ini sangat ditentukan oleh keadaan medan

pengalaman penerima sendiri. Keberhasilan penerima di dalam proses “decoding”

ini sangat ditentukan oleh kepiawaian sumber di dalam proses “encoding” yang

dilakukan, yaitu di dalam memahami latar belakang pengalaman, kemampuan,

kecerdasan, minat dan lain-lain dari penerima. Adalah sama sekali keliru apabila

di dalam proses komunikasi sumber melakukan proses “encoding” berdasarkan

pada kemauan dan pertimbangan pribadi tanpa memperhatikan hal-hal yang

terdapat pada diri penerima seperti yang sudah disebutkan di atas, yang dalam hal

ini terutama adalah medan pengalaman mereka.

Page 14: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

14

2.6. Komunikasi yang Efektif dalam Pembelajaran

Komunikasi dalam pembelajaran dikatakan efektif jika pesan yang dalam

hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan

umpan balik yang positif oleh siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran

harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar

pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara

pengajar dengan peserta belajar.

Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat

tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang

kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang

sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam

mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam

melakukan komunikasi ini (Bahanan, 1979). Untuk menyamakan makna antara

guru/dosen dan siswa ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:

1) Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi

ideal/baik

(1) Pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara

jelas, menarik dan sesuai dengan tingkat intelegensi siswa.

(2) Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang

digunakan, mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan

tanpa pembiasan dan menarik perhatian serta mampu membangkitkan

motivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi komunikasi

(3) Penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya

prasyarat pembelajaran yang baik.

(4) Lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi

misalnya pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.

(5) Materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan

isi/pesan).

(6) Alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual).

Media yang menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa

dalam retensi dan pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.

Page 15: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

15

(7) Teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus

memiliki instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan

2) Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna

3) Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian

baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat

4) Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi

mulai dari proses penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam

software dan hardware (mechanical) dan proses penafsiran penerima

(psychological).

5) Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur

efektifitas dan efisiensi ketercapaian.

6) Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif.

7)  Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan

perbaikan

8) Aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus

dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar

tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran

Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu

syarat pembelajaran dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru

yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki kemampuan kita

berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada setiap pembelajaran yang kita

laksanakan. Ada beberapa komponen dalam komunikasi pembelajaran yang

efektif, yaitu:

1) Penggunaan terminologi yang tepat

2) Presentasi yang sinambung dan runtut

3) Sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan

4) Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran

5) Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku

komunikasi nonverbal (Effendy, 2006).

Menurut Fajar (2009), dalam komunikasi yang efektif, terdapat lima hal yang

perlu diperhatikan:

Page 16: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

16

1) Respect, sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang

kita sampaikan.

Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan

penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Pahami bahwa

seorang pendidik harus bisa menghargai setiap siswa yang dihadapinya. Rasa

hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama

dalam  berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya

manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus

mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap

harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi

dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat

membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan

efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan

sebagai tim.

Menurut Dale Carnegie dalam bukunya “How to Win Friends and

Influence People”, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar

dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan

yang jujur dan tulus. Seorang psikolog yang sangat terkenal William James

juga mengatakan bahwa “Prinsip paling dalam dari sifat dasar manusia adalah

kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan

(bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus

dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak

terperikan dan tak tergoyahkan. Berikan sebuah penghargaan yang tulus

kepada masing–masing siswa. Siswa dapat membedakan antara perlakuan

yang tulus dan tidak tulus. Berikan penghargaan maka Anda sebagai seorang

pendidik akan dihargai oleh siswa. Berikan penghargaan maka proses belajar

mengajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi semua pihak.

2) Emphaty, kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang

dihadapi orang lain.

Demikian halnya dengan bentuk komunikasi di dunia pendidikan. Kita

perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan keinginan dari

siswa. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa

Page 17: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

17

respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam

membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar. Jadi

sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu

mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga

nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi

atau penolakan dari penerima.

3) Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik, berarti pesan yang

kita sampaikan bisa diterima dengan baik oleh penerima pesan.

4) Clarity, kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi

interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti

keterbukaan dan transparansi.

Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak

ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa

percaya (trust) dari penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul

sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan

antusiasme siswa dalam proses belajar-mengajar. Perjelas maksud Anda dalam

mengajar sesuatu, sampaikan secara sistematis dan teratur, gunakan alat bantu

peraga jika memang diperlukan. Semakin siswa merasakan mendapat banyak

ilmu dari Anda, maka siswa akan semakin terpacu untuk terus menghadiri dan

memperhatikan pelajaran yang Anda sampaikan. Dengan cara seperti ini siswa

tidak akan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi

akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupannya.

5) Humble, dengan menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik,

tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain.

Menurut Effendy (2006), berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator

dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan,

atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi

dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat, yaitu:

1) menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

2) menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

3) pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak

komunikan

Page 18: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

18

4) pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan

5) pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dalam Proses

Pembelajaran

1) Penguasaan Bahasa

Kita ketahui bersama bahwa bahasa merupakan sarana dasar

komunikasi. Baik komunikator maupun audience (penerima informasi) harus

menguasai bahasa yang digunakan dalam suatu proses komunikasi agar pesan

yang disampaikan bisa dimegerti dan mendapatkan respon sesuai yang

diharapkan.

2) Sarana Komunikasi

Sarana yang dimaksud di sini adalah suatu alat penunjang dalam

berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.

3) Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir (kecerdasan) pelaku komunikasi baik

komunikator maupun audience sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi.

Jika intelektualitas si pemberi pesan lebih tinggi dari pada penerima pesan,

maka si pemberi pesan harus berusaha menjelaskan. Untuk itu diperlukan

kemampuan berpikir yang baik agar proses komunikasi bisa menjadi lebih

baik dan efektif serta mengena pada tujuan yang diharapkan.

4) Lingkungan yang Baik

Lingkungan yang baik juga menjadi salah satu factor penunjang dalam

berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan di suatu lingkungan yang tenang

bisa lebih dipahami dengan baik dibandingkan dengan komunikasi yang

dilakukan di tempat bising/berisik. Komunikasi di lingkungan kampus

Perguruan Tinggi tentu saja berbeda dengan komunikasi yang dilakukan di

pasar.

5) Keadaan fisik baik pemberi informasi maupun si penerima informasi

6) Keadaan psikologi si penerima maupun si pemberi informasi

Salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu agar

penyampaian pesan pembelajaran dilakukan dengan lebih konkrit dan jelas, selain

Page 19: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

19

dengan memilih lambang verbal yang berada di daerah pengalaman murid,

misalnya dengan menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, seperti chart,

diagram, grafik (visual symbols), gambar diam (still pictures), model dan “real

objects”, film , pita/kaset video, VCD, DVD, dan sebagainya (Effendy, 2006).

Page 20: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

20

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berikut merupakan kesimpulan dari penyusunan makalah ini antara lain:

1) Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa

pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol

atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang

dilakukan dengan media-media tertentu.

2) Konsep komunikasi merupakan sebuah rancangan dan atau sebuah ide

yang disusun agar sebuah proses penyampaian pesan kepada orang lain

dapat terorganisir dan bisa langsung memahami pesan tersebut serta

memberikan feedback yang baik.

3) Proses dari komunikasi terdiri atas Encoding, Message, Media, Decoding,

Receiver, Response, Feedback, Noise. Sedangkan adapula yang membagi

proses komunikasi menjadi proses komunikasi primer dan sekunder.

4) Tujuan komunikasi dalam pembelajaran yaitu memberikan pengetahuan

tentang tujuan belajar, memotivasi siswa, menyajikan informasi,

merancang diskusi, mengarahkan kegiatan siswa, pelaksanaan latihan dan

ulangan, dan menguatkan belajar.

5) Pembelajaran hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan

sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan.

6) Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran terjadi jika pesan yang

dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta

menimbulkan umpan balik yang positif oleh siswa. Komunikasi efektif

dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi

antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru.

7) Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam proses pembelajaran

adalah Penguasaan Bahasa, Sarana Komunikasi, Kemampuan Berpikir,

Lingkungan yang Baik, Keadaan fisik baik pemberi informasi maupun si

penerima informasi dan Keadaan psikologi si penerima maupun si pemberi

informasi.

Page 21: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

21

3.2. Saran

Berikut merupakan saran dari penyusunan makalah ini:

1) Bagi penyusun : Penyusun dapat menjadikan makalah ini sebagai jem-batan

untuk mengembangkan lagi pokok bahasan komunikasi di kemudian hari.

2) Bagi Guru : Guru dapat membangun komunikasi dengan cara-cara yang

menarik dan membantu melancarkan pembelajaran.

3) Bagi Siswa : Siswa dapat membuat komunikasi yang efektif dalam

pembelajaran sehari-hari.

Page 22: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

22

DAFTAR RUJUKAN

Bahanan, Hasan. 1979. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus.

Effendy.  2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Effendy. Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya.

Efendy. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya: Bandung.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta: Graha Ilmu.

Jannah, Laila Nuril. 2013. Artikel Teori Komunikasi tentang Konsep Komunikasi.

(online) (http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/23/konsep-komunikasi-

648875.html) diakses tanggal 3 November 2014

Lasswell, Harold D. 1972.The structure and function of communication in society

dalam Wilbur Schramm, ed. Mass communication. Urbana Chicago:

University of Illinois Press.

Lestari G, Endang dan Maliki, MA. 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara.

Mulyana, Deddy, 2000. Ilnu komunikasi (Suatu Pengantar), Jakarta : Rosdakarya.

Pratikno, R. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.

Sardiman AM. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Press.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo

Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar Dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Prospect

Wardani, IGAK. 2005. Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar

Mengajar. Jakarta: Pau-Dikti Diknas.

Page 23: Makalah Fix Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Dalam Pembelajaran

23

KRITERIA PENILAIAN MAKALAHMATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

SEMESTER GASAL 2014-2015

No. Elemen SkorMaks

Penilaian

I. Identitas Makalah1 Judul makalah 42 Keperluan ditulisnya makalah 23 Nama penulis makalah 24 Tempat dan waktu penulisan makalah 2

II. Sistematika Makalah5 Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap:

Ada Kata Pengantar dan Daftar Isi/Tabel/Gambar 5 Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, masalah 5 beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5 Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran 5 Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran (jika ada) 5

III. Bagian Teks Utama Makalah6 Latar Belakang memaparkan::

Hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah (secara teoritis maupun praktis), 10

Masalah yang memerlukan pemecahan/penjelasan/pendeskrip- sian /penegasan, 5 Tujuan penulisan makalah 5

7 Topik-topik Bahasan pada bagian inti: Relevan dengan masalah yang dipaparkan pada bagian penda- huluan (isi dan kuantitas) 10 Beragam konsep dieksplor dari banyak sumber (> 5 sumber bu- ku atau artikel) 10 Gambar/diagram/foto yang disertakan sesuai dengan pembahasan 5

8 Penutup memaparkan: Kesimpulan atau penegasan atau ringkasan pembahasan 10 Saran/rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas 5

IV. Lain-Lain9 Ketepatan waktu mengumpulkan makalah 5

J u m l a h S k o r M a k s i m a l 100

Instrumen penilaian dikembangkan oleh Indriwati, S.E. (2003)