makalah fisiologi manusia sistem digestifus _ dunia reguler 1.b
DESCRIPTION
drfgthyjukTRANSCRIPT
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 1/9
Beranda
MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM
DIGESTIFUS
Dip osk a n ole h Re g u le r B Sa t u d i 2 1 . 0 4
MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM DIGESTIFUS
Alifia Wisday anti P (A.102.08.001)
Ambar Saraswati (A.102.08.002)
Annas Prasety aningrum (A.102.08.003)
Annisa Zaki DL (A.102.08.004)
Apriliani Ay u Budiati (A.102.08.005)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Digestivus atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam mahluk
hidup multisel y ang menerima makanan, mencernany a menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan y ang
lainny a bisa sangat jauh berbeda.
Hello
LCD Tex t Gen er a tor a t Tex tSpa ce.n et
Archives
► ► 2 01 3 (1 )
▼ ▼ 2 01 2 (9 )
► ► Desem ber (4 )
▼ ▼ Nov em ber (5 )
sistem a r espir a tor iu s m a n u sia
MA KA LA H FISIOLOGI MA NUSIA SISTEM
DIGESTIFUS
ORGA NA GENETA LIA FEMININA
Sistem En dokr in
In i Du n ia Ka m i
Search
Cari
Diber da y a ka n oleh Blog g er .
We a r e cim i-cim i r eg u ler 1 .B1 ♥
Clock
Calendar
Dunia Regu ler 1 .B . 1
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 2/9
Pada dasarny a sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3
bagian, y aitu proses penghancuran makanan y ang terjadi dalam mulut hingga
lambung.Selanjutny a adalah proses peny erapan sari - sari makanan y ang terjadi di dalam
usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.
Pencernakan adalah proses perubahan makanan dari bentuk komplek menjadi
bentuk sederhana atau dari bentuk kasar menjadi halus. Tujuan dari pencernakan adalah
agar makanan mudah untuk diserap (absorpsi). Hasil pencernakan karbohidrat adalah
monosakarida, protein adalah asam amino dan lemak adalah asam lemak.
Pencernakan dibedakan 2 macam:
1. Pencernakan Fisika: y aitu pencernakan y ang merupakan makanan dari bentuk
besar menjadi kecil, y ang terjadi hany a perubahan bentuk, tidak terjadi
perubahan zat (tidak terbentuk zat y ang baru), dilakukan oleh gigi.
2. Pencernakan Kimiawi adalah pencernakan makanan dengan menggunakan enzim,
mengubah makanan menjadi zat baru y ang lebih sederhana.
PERUBAHAN BENT UK MAKANAN
Karbohidrat (polisakarida) menjadi disakarida kemudian dipecah lagi menjadi
monosakarida (glucose, fructose dan galaktose), Lemak dipecah menjadi asam lemak,
Protein dipecah menjadi polipeptida, kemudian dipecah lagi menjadi asam amino
MAST IKASI
Mastikasi adalah proses menguny ah makanan, y ang dilakukan oleh gigi menjadi
bagian-bagian y ang halus, kemudian dengan bantuan saliva dijadikan satu menjadi
bulatan y ang disebut bolus.
BAB II
PEMBAHASAN
ST RUKT UR MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIST EM PENCERNAAN
Proses pencernaan melibatkan berbagai organ di dalam tubuh dari mulut sampai
anus. Organ-organ tersebut kemudian membentuk sy stem saluran cerna.
1. Mulut dan Esofagus
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem
pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari
kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isiny a ke
dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, y ang berfungsi untuk merasakan dan
mencampur makanan. Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan
(faring). Pengecapan dirasakan oleh organ perasa y ang terdapat di permukaan
lidah.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman lebih rumit,
terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi
depan(incisivus) dan dikuny ah oleh gigi belakang(molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil y ang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernany a. Pada saat makan, aliran dari ludah
membersihkan bakteri y ang bisa meny ebabkan pembusukan gigi dan kelainan
lainny a. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalny a lisozim), y ang
memecah protein dan meny erang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea)
dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole,
langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.
Proses kimia dan fisiologi di dalam mulut. Air liur menghaluskan makanan
dan menjadikanny a lebih mudah ditelan. Air liur mengandung enzim, y aitu
ptialin dan amilase liur.Enzim ini menghidrolisiskan kanji menjadimaltosaLidah
membuat gumpalan makanan menjadi bolus dan mendorongny a ke arah faring.
Sewaktu menelan, lidah mendorong makanan ke belakang mulut dan selanjutny a
ke esofagus. Langit-langit(Laring) menghalangi makanan untuk memasuki rongga
nasal Makanan bergerak melalui esofagus secara peristaltik.
2. Esofagus (kerongkongan)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot y ang berdinding
tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan
tenggorokan dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan
November 2013S M T W T F S- - - - - 1 23 4 5 6 7 8 910111213 14 15 1617181920 21 22 2324252627 28 29 30
Fr ee Blog Con ten t
Follow by Email
Entri Populer
FISIOLOGI GINJA L
FISIOLOGI GINJA L Disu su n oleh :
En i Listy ow a ti
(A 1 02 .08 .02 4 ) Er ise
Pu r n a m a w a ti . . .
Fisiolog i Ja n tu n g
FISIOLOGI JA NTUNG MA NUSIA
Disu su n oleh : Dew i Wu la n sa r i
. . .
MA KA LA H FISIOLOGI MA NUSIA
SISTEM DIGESTIFUS
MA KA LA H FISIOLOGI MA NUSIA
SISTEM DIGESTIFUS A lifia
Wisda y a n ti P
(A .1 02 .08 .001 ) A m ba r Sa r a sw a ti
(A .1 . . .
ORGA NA GENETA LIA FEMININA
Or g a n a Gen eta lia Fem in in a ·
Ekter n a · Fem in in a A .
A n a tom i Gen eta lia Ekster n a
Gen ita lia ekster n a l seca r a
kesa tu a n .. .
SHOCK
MA KA LA H PA TOFISIOLOGI
“ SHOCK” Disu su n Oleh : 1 .
Dest ia n a Refn ida P
(A .1 02 .08 .01 5 /1 .B1 ) . . .
Sistem En dokr in
MA KA LA H KELENJA R ENDOKRIN Oleh Ba g a s
Pr a sodjo (A 1 02 .08 .008 ) Da n a r Ru sta m A . U.
(A 1 02 .08 .01 2 ) Dia n Fa isa l A . ( A 1 02 .. . .
Or g a n a Gen eta lia Ma scu lin a
MA KA LA H FISIOLOGI MA NUSIA
“ ORGA NA GENETA LIA
MA SCULINA ”
Disu su n . . .
sistem a r espir a tor iu s m a n u sia
MA KA LA H FISIOLOGI MA NUSIA SISTEMA
RESPIRA TORIUS
. . .
Fisiolog i Ja n tu n g
FISIOLOGI JA NTUNG MA NUSIA Disu su n oleh :
Email address... Submit
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 3/9
oleh gay a tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik
y ang disebut dengan peristaltic.
3. 3. Gaster (lam bung)
Lambung merupakan organ otot berongga y ang besar dan berbentuk
seperti kandang keledai, terdiri dari 4 bagian y aitu kardia, fundus, corpus(badan)
dan pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), y ang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masukny a kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, y ang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel y ang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting : lendir, asam klorida (HCl), prekursor
pepsin (enzim y ang memecahkan protein). Lendir melindungi sel-sel lambung
dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa
meny ebabkan kerusakan y ang mengarah kepada terbentukny a tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana y ang sangat asam, y ang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung y ang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
4. Duodenum , jejunum dan ileum
Dari Gaster makanan disalurkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
y ang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah y ang bisa dicerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan siny al kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari
pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (y ang masuk ke dalam duodenum
melalui lubang y ang disebut sfingter oddi) merupakan bagian y ang penting dari
proses pencernaan dan peny erapan. Gerakan peristaltik juga membantu
pencernaan dan peny erapan dengan cara mengaduk dan mencampurny a dengan
zat y ang dihasilkan oleh usus. Beberapa centi pertama dari lapisan duodenum
adalah licin, tetapi sisany a memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (v ili)
dan tonjolan y ang lebih kecil (mikrov ili).
Vili dan mikrov ili meny ebabkan bertambahny a permukaan dari lapisan
duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi y ang diserap. Sisa dari usus
halus, y ang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian
ini terutama bertanggungjawab atas peny erapan lemak dan zat gizi lainny a.
Peny erapan ini diperbesar oleh permukaanny a y ang luas karena terdiri dari
lipatan-lipatan, v ili dan mikrov ili. Dinding usus terdapat pembuluh darah y ang
mengangkut zat-zat y ang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (y ang melumasi isi usus) dan air (y ang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan y ang dicerna). dinding usus juga melepaskan
sejumlah kecil enzim y ang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan
perjalananny a melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat
dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati
usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air,
lendir dan enzim-enzim pankreatik. Pada usus kecil, menghasilkan enzim:
a. Erepsin (peptidase) y ang menghidrolisis peptida menjadi asid(asam)
amino
b. Maltase y ang menghidrolisis maltosa menjadi glukosa
c. Sukrase y ang menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
d. Laktase y ang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
5. Hepar, Pancreas dan Vesica velea
1) Hepar
Hepar merupakan organ y ang besar dan memiliki berbagai fungsi,
diantarany a berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan
diserap ke dalam dinding usus y ang mempuny ai bany ak pembuluh darah
kecil-kecil(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena y ang
bergabung dengan vena y ang lebih besar dan pada akhirny a masuk ke dalam
hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah
y ang masuk diolah dalam 2 cara: bakteri dan partikel asing lain diserap dari
usus dan dibuang, berbagai zat gizi y ang diserap dari usus selanjutny a
dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Proses tersebut berlangsung
dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkay a dengan zat-zat gizi, darah
dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh dari
seluruh kolesterol dalam tubuh, sisany a berasal dari makanan. Sekitar 80%
Dew i Wu la n sa r i . . .
In i Du n ia Ka m i
Followers
country visitors
Feedjit
Live Traffic Feed
A visitor from Indonesia viewed
"MAKALAH FISIOLOGI
MANUSIA SISTEM
DIGESTIFUS | Dunia Reguler
1.B.1" 17 mins ago
A visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "Fisiologi Jantung |Dunia Reguler 1.B.1" 1 hour 44
mins ago
A visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "Fisiologi Jantung |
Dunia Reguler 1.B.1" 3 hours 42
mins ago
A visitor from Indonesia viewed"FISIOLOGI GINJAL | Dunia
Reguler 1.B.1" 7 hours 43 mins
ago
A visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "Fisiologi Jantung |
Dunia Reguler 1.B.1" 8 hours 18mins ago
A visitor from Indonesia viewed
"MAKALAH FISIOLOGI
MANUSIA SISTEM
DIGESTIFUS | Dunia Reguler
1.B.1" 9 hours 12 mins ago
A visitor from Indonesia viewed"ORGANA GENETALIA
FEMININA | Dunia Reguler1.B.1" 11 hours 55 mins ago
A visitor from Surabaya, Jawa
Timur viewed "MAKALAH
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 4/9
kolesterol y ang dihasilkan di hati. Digunakan untuk membuat empedu. Hati
juga menghasilkan empedu, y ang disimpan di dalam kandung empedu.
2) Vesica velea
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, y ang
selanjutny a bergabung membentuk duktus hepatikus communis.
Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran y ang berasal dari
kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu
umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan
masuk ke dalam duodenum. Sebelum makan, garam-garam empedu
menumpuk di dalam kandung empedu dan hany a sedikit empedu y ang
mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian siny al
hormonal dan siny al saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatny a, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur
dengan makanan. Empedu memiliki 2 fungsi penting: membantu pencernaan
dan peny erapan lemak, serta berperan dalam pembuangan limbah tertentu
dari tubuh, terutama hemoglobin y ang berasal dari penghancuran sel darah
merah dan kelebihan kolesterol. Secara spesifik empedu berperan dalam
berbagai proses berikut:
§ Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan v itamin
y ang larut dalam lemak untuk membantu proses peny erapan.
§ Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk
membantu menggerakkan isiny a.
§ Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai
limbah dari sel darah merah y ang dihancurkan.
§ Obat dan limbah lainny a dibuang dalam empedu dan selanjutny a
dibuang dari tubuh.
§ Berbagai protein y ang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam
empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan
dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi
sebany ak 10-12 kali/hari. dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam
empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di colon, bakteri memecah
garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini
diserap kembali dan sisany a dibuang bersama tinja.
3) Pancreas
Terdiri dari 2 jaringan dasar:
· Asinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
· Pulau Pankreas, menghasilkan hormon. Pakreas melepaskan enzim
pencernaan ke dalm duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah.
Enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai
saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung
dengan saluran empedu pada sfingter oddi, dimana keduany a akan masuk ke
dalam duodenum.
Colon (usus besar) terdiri dari: colon asendens (kanan), colon transversum,
colon desendens (kiri), dan colon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti
tabung y angterletak di colon asendens pada perbatasan colon asendens
dengan usus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi meny erap air dan elektrolit
dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi
ketika mencapai rektum bentukny a menjadi padat. Bany akny a bakteri y ang
terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu peny erapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti v itamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa peny akit serta antibiotik bisa
meny ebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatny a
terjadi iritasi y ang bisa meny ebabkan dikeluarkanny a lendir dan air, dan
terjadilah diare.
6. Rectum dan anus.
Rectum merupakan ruangan y ang berawal dari ujung usus besar (setelah
colon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasany a rectum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat y ang lebih tinggi, y aitu pada colon desendens. Jika colon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk
buang air besar.orang dewasa dan anak y ang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bay i dan anak y ang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot y ang penting untuk menunda buang air besar. Anus
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 5/9
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lainny a dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap
tertutup.
MEKANISME SIST EM PENCERNAAN
Ø Karbohidrat
Sebelum karbohidrat dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka
karbohidrat harus dipecah menjadi perseny awaan y ang lebih sederhana
(monosakarida) untuk dapat melewati dinding usus halus, kemudian masuk ke dalam
sirkulasi darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
· Absorpsi Karbohidrat dalam Usus Halus
Karbohidrat diserap usus halus dalam bentuk monosakarida. Karbohidrat
diserap melalui mekanisme pompa y ang membutuhkan energi (ATP) dan perlu
bantuan carrier ion Na (transporting agent).
· Faktor-faktor y ang m em pengaruhi peny erapan karbohidrat:
1 . Hormon insulin y ang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam
jaringan sel. Berarti juga mempertinggi peny erapan glukosa dalam
jaringan , akibatny a akan mempercepat perubahan glukosa menjadi
glikogen dalam hati.
2. Tiamin (v it B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan
besar dalam peny erapan dan metabolisme karbohidrat.
Ø Protein
Absorbsi protein dalam usus halus sebagan besar protetein diabsorbsi dalam bentuk
asam amino, proses ini terjadi sebagian besar dalam y ey unum. Asam amino
(transport aktif) melewati sel epitel ppaa v ili. Asam amino keluar dari sel epitel
(difusi). Peny erapan sama dengan y ang ditempuh monosakarida. Dalam waktu y ang
bersamaan dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel
epitel (difusi)menuju kapiler darah dalam v ili. Asam amino dari kapiler diangkut
oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatica. Asam amino dibebaskan
oleh hati menuju janung ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Ø Lipid Pencernaan.
Sebagian besar pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus. Langkah pertama,
proses pengolahan asam lemak netral (trigliserida) y ang terdapat meimpah pada
makanan oleh garam-garam empedu. Garam-garam empadu memecah glubola
lemak ke dalam bentuk droplet-droplet y ang berdiameter 1µm. Droplet bercampur
dengan garam empedu membentuk gumpalan y ang disebut micelles.
Langkah kedua, enzim y ang disekresi oleh getah pankreas y aitu pancreatic lipase
menghidrolisis setiap molekul lemak menjadi asam lemak dan monogliserida y ang
merupakan produk akhir pencernaan lemak. Absorpsi LipidsdalamUsus Halus
Absorpsi lipids terutama terjadi dalam jejenum (bagiantengahusushalus).
Ø Gangguan Sistem Digestivus
Bany ak faktor peny ebab gangguan pada istem pencernaan, antara lain pola makanan
y ang salah, infeksi bakteri, atau karena adany a kelainan pada alat pencernaan
makanan.Beberapa gangguan tersebut antara lain sbb.
1) Karies
Terjadi dalam ringga mulut pada gigi y ang tidak terawat. Karies terjadi karena
adany a penumpukan sisa makanan pada gigi y ngg difermentasikan oleh bakteri
meny ebabkan lubang pada gigi.
2) Sariawan
Diawali dengan timbulny a luka kecil dalam rongga mulut. Bil tidak segera
disembuhkan, sariawan dapat mengganggu pencernaan makanan di dalam mulut.
Pencegahanny a dilakuakan dengan mengkonsumsi v itamin C dalam jumlah y ang
cukup.
3) Apendisitis
Y aitu terjadi peradangan bagian apendiks ( umbai cacing ) karena infeksi bakteri.
4) Diare
Disebabkan oleh protozoa atau bakteri, sehingga terjadi gangguan peny erapan air
di usus besar. Akibatny a, ampas makanan y ang dikeluarkan berwujud cair.
5) Enteritis
Peradangan pada usus halus atau usus atau usus besar karena infeksi oleh bakteri.
6) Konstipasi atau sem belit
Gejalany a sulit buang air besar karena peny erapan air di kolon terlalu bany ak
7 ) Ulkus ( radang lam bung )
Peradangan pada dinding lambung akibat produksi asam lambung lebih bany ak
dari jumlah makanan y ang masuk atau karena infeksi oleh bakteri.
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 6/9
8) Parotitis ( gondong )
Peradangan pada kelenjar parotis karena infeksi v irus.
9) Kanker lam bung
Peny akit ini disebabkan oleh konsumsi alcohol y ang berlebihan, merokok, dan
sering mengkonsumsi makanan berbahan pengawet.
10) Kolitis ( radang usus besar )
Gejalany a berupa diare, kram perut, atau konstipasi, bahkan dapat terjadi luka
atau pendarahan di usus.
Ø Pem eriksaan
a. Fisik
Pemeriksaan fisik mempuny ai 4 tahap pemeriksaan, y aitu inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi.Inspeksi. Pada pemeriksaan ini hany a untuk melihat
kulit (warna, lesi, dan sikatrik), bentuk abdomen (cembung, cekung, rata)
dsb.
Palpasi. Pada pemeriksaan ini, pasien diminta untuk menekuk lutut
membentuk sudut 45-60 derajat agar otot abdomen teregang sehingga
memudahkan pemeriksaan. Selanjutny a, dilakukan palpasi hepar, lien, ginjal
dan pemeriksaan asites untuk mengetahui apakah ada kelainan dan rasa
ny eri pada abdomen.
Perkusi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan batas-batas hepar,
lien, dan organ abdomen lainny a agar dapat mengetahui apakah ada
perbesaran organ atau tidak.Auskultasi. Dalam pemeriksaan ini, kita dapat
mendengar buny i pada abdomen pasien, seperti normoperistaltik,
hipoperistaltik, dan hiperperistaltik.
PERGERAKAN USUS BESAR DAN REFLEKS DEFEKASI
Dalam keadaan normal kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus
setiap hari. Karena sebagian besar pencernaan dan peny erapan telah selesai di usus
halus, isi usus y ang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan y ang tidak dapat
dicerna (misalny a selulosa), komponen empedu y ang tidak diserap, dan sisa cairan.
Kolon mengekstrasi H20 dan garam dari isi lumenny a.
Fungsi utama kolon adalah (1) absorpsi air dan elektrolit dari kimus untuk
membentuk feses y ang padat dan(2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan.
Setengah bagian proksimal kolon terutama berhubungan dengan absorpsi, dan setengah
bagian distal berhubungan dengan peny impanan. Karena tidak diperlukan pergerakan
kuat dari dinding kolon untuk fungsi-fungsi ini, maka pergerakan kolon secara normal
berlangsung lambat. Meskipun lambat, pergerakanny a masih mempuny ai karakteristik
y ang serupa dengan pergerakan usus halus dan sekali lagi dapat dibagi menjadi gerakan
mencampur dan gerakan mendorong.
1. Gerakan Mencam pur – Haustra
Melalui cara y ang sama dengan terjadiny a gerak segmentasi dalam usus
halus, konstriksi-konstriksi sirkular y ang besar terjadi dalam usus besar. Pada
setiap kontriksi ini, kira-kira 2,5 cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang
meny empitkan lumen kolon sampai hampir tersumbat. Pada saat y ang sama, otot
longitudinal kolon y ang terkumpul menjadi tiga pita longitudinal y ang disebut
taenia coli, akan berkontraksi. Kontraksi gabungan dari pita otot sirkular dan
longitudinal meny ebabkan bagian usus besar y ang tidak terangsang menonjol ke
luar memberikan bentuk serupa-kantung y ang disebut haustra.
Setiap haustra biasany a mencapai intensitas puncak dalam waktu sekitar
30 detik dan kemudian menghilang selama 60 detik berikutny a. Kadang-kadang
kontraksi juga bergerak lambat menuju ke anus selama masa kontraksiny a,
terutama pada sekum dan kolon asenden, dan karena itu meny ebabkan sejumlah
kecil dorongan isi kolon ke depan. Beberapa menit kemudian, timbul kontraksi
haustra y ang baru pada daerah lain y ang berdekatan. Oleh karena itu, bahan feses
dalam usus besar secara lambat diaduk dan diputar seperti seseorang sedang
mencampurkan bahan bangunan. Dengan cara ini, semua bahan feses bertahap
bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar, dan cairan-cairan zat
terlarut secara progresif diabsorpsi hingga hany a terdapat 80 sampai 200
mililiter feses y ang dikeluarkan setiap hari.
Karena gerakan kolon lambat, bakteri memiliki cukup waktu untuk
tumbuh dan menumpuk di usus besar. Sebalikny a, di usus halus isi lumen
biasany a bergerak cukup cepat, sehingga bakteri sulit tumbuh. Tidak semua
bakteri y ang termakan dapat dihancurkan oleh lisozim liur dan HCL lambung,
sehingga bakteri y ang dapat bertahan hidup dapat tumbuh subur di usus besar.
Sebagian besar mikro-organisme di kolon tidak berbahay a apabila berada
dilokasi ini.
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 7/9
2. Gerakan Mendorong – Pergerakan Massa
Tiga sampai empat kali sehari, umumny a setelah makan, terjadi
peningkatan ny ata motilitas, y aitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen
besar di kolon asendens dan transverse, sehingga dalam beberapa detik feses
terdorong sepertiga sampai tiga perempat dari panjang kolon. Kontraksi-
kontraksi masif y ang diberi nama gerakan massa ( mass movement) ini,
mendorong isi kolon kebagian distal usus besar, tempat isi tersebut disimpan
sampai terjadi defekasi.
Sewaktu makanan masuk kelambung, terjadi gerakan massa di kolon y ang
terutama disebabkan oleh refleks gastrokolik, y ang diperantai oleh gastrin dari
lambung ke kolon dan oleh saraf otonom ekstrinsik. Pada bany ak orang , refleks
ini paling jelas setelah makanan pertama (pagi hari) dan sering diikuti oleh
keinginan kuat untuk segera buang air besar. Dengan demikian, makanan baru
memasuki saluran pencernaan, akan terpicu oleh refleks-refleks untuk
memindahkan isi y ang sudah ada ke bagian saluran cerna y ang lebih distal dan
member jalan bagi makanan baru tersebut. Refleks gastroileum memindahkan isi
usus halus y ang tersisa ke dalam usus besar, dan refleks gastrokolik mendorong
isi kolon ke dalam rectum y ang memicu refleks defekasi.
3. Refleks Defekasi
Sewaktu gerakan massa kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum,
terjadi peregangan rektum y ang kemudian merangsang reseptor regang di
dinding rectum dan memicu refleks defekasi.1 Satu dari refleks-refleks ini adalah
refleks intrinsik y ang diperantarai oleh sistem saraf enterik setempat di dalam
rektum. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut : Bila feses memasuki rektum,
distensi dinding rektum menimbulkan siny al-siny al aferen y ang meny ebar
melalui pleksus mienterikus untuk menibulkan gelombang peristaltik di dalam
kolon desenden, sigmoid, dan rektum, mendorong feses ke arah anus. Sewaktu
gelombang peristaltik mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh
siny al-siny al penghambat dari pleksus mienterikus. Jika sfingter ani eksternus
juga dalam keadaan sadar, dan berelaksasi secara volunter pada waktu y ang
bersamaan, terjadilah defekasi. Peregangan awal dinding rektum menimbulkan
perasaan ingin buang air besar.
Apabila defekasi ditunda, dinding rektum y ang semula teregang akan
perlahan-lahan melemas dan keinginan untuk buang air besar mereda samapi
gerakan massa berikutny a mendorong lebih bany ak feses ke dalam rektum, y ang
kembali meregangkan rektum dan memicu refleks defekasi. Selama periode non-
aktif, kedua sfingter anus tetap berkontraksi untuk memastikan tidak terjadi
pengeluaran feses.
Refleks defekasi mienterik intrinsic y ang berfungsi dengan sendiriny a
secara normal bersifat relatif lemah. Agar menjadi efektif dalam menimbulkan
defekasi, refleks biasany a harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, suatu
refleks defekasi parasimpatis y ang melibatkan segmen sakral medulla spinalis.
Bila ujung-ujung saraf dalam rektum dirangsang, siny al-siny al dihantarkan
pertama ke dalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks kembali kekolon
desenden, sigmoid, rektum, dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis
dalam nervus pelv ikus. Siny al-siny al parasimpatis ini sangat memperkuat
gelombang peristaltic dan juga merelaksasikan sfingter ani internus, dengan
demikian mengubah refleks defekasi mienterik instrinsik dari suatu usaha y ang
lemah menjadi suatu proses defekasi y ang kuat, y ang kadang efektif dalam
mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari fleksura splenikus kolon sampai ke
anus.
FISIOLOGI DEFEKASI
Dalam defekasi ada dua refleksy aitu :
1 . Refleks defekasi intrinsik
2. Refleks defekasi Parasimpatis
1. Refleks defekasi intrinsik
Refleks ini berawal dari feses y ang masuk rektum y ang kemudian
meny ebabkanrangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerak
peristaltik.Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi
maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasim patis
Feses y ang masuk ke rektum akan merangsangsaraf rektum y ang kemudian
diteruskan kespinal coral, dan dari sini kemudian, ,dan rectum y ang
meny ebabkan intensifny aperistaltik.Relaksasi spingter maka terjadilah defekasi.
PRODUK DEFEKASI
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 8/9
· Produk dari defekasi ialah feses
· Feses terdiri atas 7 5 % air dan 25% materi padat
· Feses normal berwarna coklat
· Bauny a Khas
· Konsistensi : lembek namun berbentuk
· Defekasi disertai dengan pengeluaran gas
· Gas terdiri dari CO2, metana, H2S, O2, N2
Faktor y ang mempengaruhi defekasi:
1 . Umur
2. Diet
3. Cairan
4. Faktor psikologi
5. Gay a hidup
6. Obat-obatan
7 . Prosedur diagnostik
8. Anastesi dan pembedahan
9. Ny eri
10. Iritan
11 . Gangguan saraf sensorik dan motorik
12. Posisi saat defekasi
13. Kehamilan
DIARE
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris =
diarrhea) adalah sebuah peny akit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau
cair y ang biasany a terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang,
diare adalah peny ebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih
dari 2,6 juta orang setiap tahunny a
· Peny ebab
Sebuah mikrograf elektron dari rotav irus, peny ebab hampir 40% dari
diare pada anak di bawah umur 5 tahun.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, peny akit, alergi (fructose,
lactose), kelebihan v itamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasany a
disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain
y ang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare
adalah defekasi y ang melebihi 200 gram per hari.
Memakan makanan y ang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara
berlebihan dapat meny ebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan y ang tidak mencukupi diserap oleh usus
besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan,
makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan y ang
dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar meny erap
air, meninggalkan material y ang lain sebagai kotoran y ang setengah padat. Bila
usus besar rusak / radang, peny erapan tidak terjadi dan hasilny a adalah kotoran
y ang berair.
Diare kebany akan disebabkan oleh beberapa infeksi v irus tetapi juga
seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup y ang bersih dan
dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien y ang sehat biasany a sembuh
dari infeksi v irus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu.
Namun untuk indiv idu y ang sakit atau kurang gizi, diare dapat meny ebabkan
dehidrasi y ang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala peny akit y ang lebih serius, seperti disentri,
kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti
peny akit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumny a tidak mengalami
diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol y ang berlebihan,
terutama dalam seseorang y ang tidak cukup makan. jadi apabila mau
mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
· Gejala
Gejala y ang biasany a ditemukan adalah buang air besar terus menerus
disertai dengan rasa mulas y ang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah.
Tetapi gejala lainny a y ang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan
perut sering berbuny i.
11/28/13 MAKALAH FISIOLOGI MANUSIA SISTEM DIGESTIFUS | Dunia Reguler 1.B.1
redcrossarena.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-manusia-sistem.html 9/9
Posting Lebih Baru Posting Lama
DAFT AR PUST AKA
1 . Sherwood, Laura. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Buku EGC 2001:537 -
087 .
2. Lee, JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 6nd Ed. Buku EGC
2008.
3. Medicastore. Biologi Sistem Pencernaan. Diunduh dari
http://www.medicastore.com, 21 juni 2008.
4. Nurman, A. Penatalaksanaan Pankreatitis Akut. 2000. Diunduh dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files_12/Penatalaksanaan_Pankreatitis_Akut_128/.pdf/12/Penatalaksanaan_Pankreatitis_Akut_128.html,
21 juni 2008.
5. Farid, F. Hepar. November 2007 . Diunduh dari
http://fadly ansy ah.blogspot.com/2007 /11/pendahuluan-hepar-merupakan-
kelenjar.html, 21 juni 2008.
6. Medicastore. Pankreatitis akut. Juni 2008. Diunduh dari
http://www.medicastore.com, 22 juni 2008.
7 . Medicastore. Fisiologi Saluran Cerna. Diunduh dari http://www.medicastore.com,
22 juni 2008.
8. Medicastore. Beberapa Gangguan Saluran Cerna. Diunduh dari
http://www.medicastore.com, 22 juni 2008.
9. Erawati. Ny eri Ulu hati. 2001. Diunduh dari http://www.sinarharapan.com, 22 juni
2008
10. Watson, R., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, edisi 10, EGC, Jakarta
11 . Kahle, W., et all, 1991, Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia, EGC, Jakarta
0 komentar:
Poskan Komentar
Masukkan komentar Anda...
Beri komentar sebagai: Google Account
Publikasikan
Pratinjau
Beranda
Du n ia Reg u ler 1 .B.1 Copy r ig h t © 2 01 1 Desig n by Ipietoon Blog g er Tem pla te | w eb h ost in g