makalah filsafat ilmu

15
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dari mana rasa ingin tahu itu? Susah untuk menjelaskannya secara pasti. Barangkali rasa ingin tahu yang ada pada manusia sudah terbangun dalam penciptaan manusia. Jadi, rasa ingin tahu itu adalah takdir. Manusia ingin tahu, lantas ia mencari. Hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah pengetahuan. Sesuatu yang diketahui tanpa usaha juga disebut pengetahuan. Jadi singkatnya, pengetahuan adalah semua yang diketahui. B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa itu tahu. 2. Untuk mengetahui apa itu pengetahuan. 3. Untuk mengetahui apa itu ilmu pengetahuan. C. MANFAAT 1

Upload: nurul-syifaa-annisaa

Post on 29-Jun-2015

139 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Filsafat Ilmu

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dari mana rasa ingin tahu itu? Susah untuk menjelaskannya secara pasti. Barangkali

rasa ingin tahu yang ada pada manusia sudah terbangun dalam penciptaan manusia. Jadi,

rasa ingin tahu itu adalah takdir.

Manusia ingin tahu, lantas ia mencari. Hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah

pengetahuan. Sesuatu yang diketahui tanpa usaha juga disebut pengetahuan. Jadi

singkatnya, pengetahuan adalah semua yang diketahui.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu tahu.

2. Untuk mengetahui apa itu pengetahuan.

3. Untuk mengetahui apa itu ilmu pengetahuan.

C. MANFAAT

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,

khususnya kepada penulis dan umumnya bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan

wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan adanya penulisan makalah

ini diharapkan dapat dijadikan literature dalam pembuatan bahan tulisan selanjutnya.

1

Page 2: Makalah Filsafat Ilmu

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. TAHU

Pengertian Menurut KBBI, Tahu berarti mengerti sesudah melihat (menyaksikan,

mengalami, dsb).

B. PENGETAHUAN

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa saja melalui cara-

cara dan dengan alat-alat yang tertentu. Pengetahuan macam-macam jenis dan sifatnya,

ada yang langsung dan tidak langsung, ada yang bersifat tidak tetap (berubah-ubah),

subjektif dan khusus, da pula yang bersifat tetap, objektif dan umum. Sumber dan cara serta

alat yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan menjadi penentu jenis dan sifat

pengetahuan.

Pengetahuan juga berarti informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh

seseorang. Pengtahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,

teori, prinsip, dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar dan berguna.

2

Page 3: Makalah Filsafat Ilmu

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi

masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa,

dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal

sebagai pengamatan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa

didapatkan dengan melakukan pengamatan atau observasi yang dilakukan secara empiris

dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan

deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat dan gejala

yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui

pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali misalnya, seseorang yang sering

dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan

menajemen organisasi.

Selain pengetahuan empiris, adapula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi

yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan

yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman misalnya pengetahuan tentang

matematika. Dalam matematika, hasil 1+1=2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau

pengamatan empiris melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

3

Page 4: Makalah Filsafat Ilmu

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang

keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak

untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya

atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang

bertindak pasif atau aktif dengan tahap-tahapannya.

2. Objek Pengetahuan

Objek pengetahuan bisa berbentuk apa saja, karena manusia ingin mengetahui apa saja

dan hal-hal yang berupa badan-badan benda, yaitu yang bersifat konkret (berada dalam

batas ruang dan waktu tertentu), kuantitatif (berada dalam jenis-jenis tertentu, berukuran).

Keingintahuan manusia juga menembus sampai taraf kualitatif, yaitu sesuatu yang spiritual,

bersifat tetap dan tidak mengalami perubahan.

Pengetahuan itu ada yang ditujukan untuk kegunaan praktis dan ada yang ditujukan

untuk menyusun suatu konsep teoritis yang secara khusus bermanfaat bagi pembentukan

sikap dan watak sebagai pedoman tingkah laku.

3. Sumber-sumber Pengetahuan

Ada beberapa sumber pengetahuan, antara lain:

a. Kepercayaan yang berdasarkan tradisi; pengetahuan diperoleh dengan cara

mewarisi apa saja yang hidup dan berlaku dalam adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan

dan kehidupan keagamaan, diperoleh dengan cara sederhana tanpa menggunakan

metode-metode atau pendekatan-pendekatan apapun.

4

Page 5: Makalah Filsafat Ilmu

b. Kebiasaan-kebiasaan dan agama; pengetahuan diperoleh secara serta merta, secara

naluriah diterima begitu saja tanpa alasan, pembuktian-pembuktian dan pengujian-

pengujian akan kebenarannya. Pengetahuan ini meskipun sederhana tapi tetap akan

terbawa secara terus menerus sampai ke zaman yang akan datang.

c. Kesaksian orang lain; pengetahuan yang bersumber dari orang-orang tertentu yang

dapat dipercaya, karena dianggap memiliki pengetahuan yang benar, lalu menjadi

panutan bagi orang-orang pada umumnya dalam hal bagimana memandang hidup

ini, cara hidup, bersikap serta bertingkah laku.

d. Panca indera (pengalaman); melihat, mendengar, mngecap, mencium, dan meraba

adalah pengalaman indera yang dapat memberikan pengalaman.

e. Akal pikiran; merupakan sumber pengetahuan yang bersifat spiritual. Akal pikiran

cenderung menangkap pengetahuan umum yang tetap dan tidak berubah-ubah

terhadap suatu barang atau hal-hal yang menggejala dalam jenis, bentuk, dan sifat

yang berubah-ubah dan beraneka ragam.

f. Intuisi; sumber pengetahuan ini sifatnya sangatlah batiniah. Intuisi merupakan gejala

batin yang sangat pribadi, sehingga apa yang diketahui secara intuitif oleh seseorang

belum tentu sama bagi orang lain.

5

Page 6: Makalah Filsafat Ilmu

C. ILMU PENGETAHUAN

1. Pengertian

Menurut Mohammad Hatta definisi ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi

pengetahuan yang disitematisasikan, suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap

seluruh dunia empiris, dan dapat diamati dengan panca indera manusia.

Menurut Harsojo (Guru Besar Antropolog, Universitas Pajajaran), definisi ilmu

bergantung pada cara kerja indera-indera msaing-masing individu dalam menyerap

pengetahuan dan juga cara berpikir setiap individu dalam memroses pengetahuan yang

diperolehnya. Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan aktifitas yang dilakukan ilmu

itu sendiri.

Secara umum Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai

kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan dan cara

pandang, metode, dan system tertentu.

Ilmu pengetahuan diciptakan oleh manusia karena didukung oleh rasa ingin tahu yang

tidak berkesudahan terhadap objek, pikiran atau akal budi yang menyangsikan kesaksian

indera.

Beberapa jenis ilmu pengetahuan:

a. Ilmu pengetahuan filosofi yang mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu

(pengetahuan universal)

b. Ilmu pengetahuan kausalistik, artinya selalu mencari sebab-musabab keberadaannya

(pengetahuan umum bagi suatu jenis benda)

6

Page 7: Makalah Filsafat Ilmu

c. Ilmu pengetahuan deskriptif-analitik, yaitu mencoba menjelaskan sifat-sifat umum

yang dimiliki oleh suatu jenis objek

d. Ilmu pengetahuan normative, yaitu yang mencoba memahami norma suatu objek

yang dari sana akan tergambar tujuan dan manfaat objek.

2. Objek Ilmu Pengetahuan

a. Objek materi, yaitu sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian

keilmuan. Objeknya bisa berupa benda-benda material maupun nonmaterial, bisa

berupa hal-hal, ide-ide, masalah, konsep-konsep, dan sebagainya. Objeknya tidak

terbatas pada yang ada di dalam realitas konkret tapi juga dalam realitas abstrak.

b. Objek forma (bentuk); ada yang tergolong ilmu pengetahuan fisis (Ilmu Pengetahuan

Alam), karena pendekatan yang dilakukan menurut segi fisis. Ada pula yang

tergolong ilmu pengetahuan nonfisis (Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora).

3. Teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan

Kebenaran ilmu penegtahuan (kebenaran ilmu/kebenaran pengetahuan) adalah

pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek forma (cara

pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh suatu system yang

relevan. Pengetahuan seperti itu telah melewati ujian, baik verivikasi empiris maupun yang

rasional.

Tiga teori pokok tentang kebenaran keilmuan:

7

Page 8: Makalah Filsafat Ilmu

a. Teori hubungan, sering disebut teori konsistensi, karena menyatakan bahwa

kebenaran itu tergantung pada adanya saling hubungan diantara ide-ide secara

tepat, yaitu ide-ide yang sebelumnya diterima sebagai kebenaran. Penganut teori ini

mengatakan bahwa suatu proposisi benar yang lain, atau jika arti yang dikandungnya

koheren dengan pengalaman kita.

b. Teori persesuaian; teori ini mengatakan bahwa seluruh pendapat mengenai suatu

fakta benar jika pendapat itu sendiri disebut fakta yang dimaksud. Artinya,

kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan tentang fakta dan fakta itu sendiri.

c. Teori kegunaan; teori ini memandang bahwa masalah kebenaran sangat tergantung

pada segi kegunaannya.

8

Page 9: Makalah Filsafat Ilmu

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Tahu adalah mengerti karena sudah melihat, menyaksikan, mengalami, dsb.

2. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui

pengamatan inderawi.

3. Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan

meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam kehidupan

manusia.

B. SARAN

1. Sebaiknya dalam menulis makalah digunakan berbagai literature agar bahan tulisan

lebih lengkap.

9

Page 10: Makalah Filsafat Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, M. Isa. Pengantar Filsafat Ilmu.

Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu. 2010. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan

http://umarhapsoro.blogdetik.com/index.php/archives/22

http://artikata.com/arti-352923-tahu.php

10

Page 11: Makalah Filsafat Ilmu

LAMPIRAN

NAMA-NAMA KELOMPOK 1:

1. JUFRIYANTO TAHIR

2. JUHAISA

3. JUICE M. KANDANG

4. JULANDARI

5. JULIANA

6. JUMARDI

7. JUNINGSI EKAWATI BINGKA

8. JUSRANINGSIH

9. JUWIDA

10. JUWILDA BARMAWI

11. JUWITA SIMON

12. KADRIANSYAH

13. KAPRI

14. KARLIN AS

15. KARMILA KAHAR

16. KARTIAH

17. KASMAWATI N

18. KHATARINA HOMI BALA

19. KIKI REZKIANTI

20. KISTAN

11