makalah fartoks final.docx

24
RANGKUMAN KESIMPULAN FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 2 DISUSUN OLEH DENNY 11.01.034 Diajukan Sebagai Tugas Porto Folio Dalam Rangkaian Mata Kuliah FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 2 Semester Akhir 2012/2013 PROGRAM STUDI S1 FARMASI 1

Upload: denny-deny

Post on 20-Jan-2016

115 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fartoks Final.docx

RANGKUMAN KESIMPULAN

FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 2

DISUSUN OLEH

DENNY

11.01.034

Diajukan Sebagai Tugas Porto Folio

Dalam Rangkaian Mata Kuliah

FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 2

Semester Akhir 2012/2013

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2013

1

Page 2: Makalah Fartoks Final.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya dapat menyelasaikan makalah

tentang Imunologi ini. Adapun makalah ini membahas tentang “RANGKUMAN

KESIMPULAN MATERI FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 2”.

Makalah ini dibuat untuk dengan tujuan mengembangkan pengetahuan dan

wawasan kita serta untuk mengetahui tentang pengertian, jenis, dan fungsi dari ilmu

farmakologi toksikologi, dari jenis penyakitnya, penyebabnya dan pengobatannya

serta mengetahui bagaimana mekanisme kerja dari obat tersebut pada tubuh, selain

itu banyak hal yang kita ketahui dari Materi ini.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman

yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini maupun penyusunan

makalah ini hingga selesai. Sangat disadari bahwa makalah ini tak luput dari

kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat diharapkan dari para pembaca demi perbaikan makalah ini

untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….

Makassar, 2013

Penyusun

2

Page 3: Makalah Fartoks Final.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

A. PENGANTAR FARMAKOLOGI ............................................................................... 4

B. OBAT ANESTETIK (UMUM & LOKAL) ............................................................... 6

C. HISTAMIN DAN ANTIHISTAMIN ......................................................................... 7

D. OBAT-OBAT PSIKOTROPIK DAN ANTIDEPRESAN ...................................... 8

E. ANTIKONVULSI / ANTIEPILEPSI / ANTIKEJANG ........................................ 10

F. SEDATIVA – HIPNOTIKA ......................................................................................... 11

G. ANTIPARKINSON ........................................................................................................ 12

H. ANALGESIK-ANTIPIRETIK DAN AINS ............................................................... 12

I. ANALGESIK OPIOID ................................................................................................... 14

J. INSULIN DAN ANTIDIABETIK ORAL ................................................................. 15

3

Page 4: Makalah Fartoks Final.docx

A. PENGANTAR FARMAKOLOGI

Kata Farmakologi berasal dari bahasa Yunani, Pharmacon yang artinya

Obat, dan Logos artinya ilmu. Jadi dari rangkaian kata berarti farmakologi

adalah ilmu pengetahuan tentang obat atau ilmu tentang khasiat obat.

Pembelajaran tentang bahan-bahan atau zat aktif obat yang berinteraksi

dengan system hidup melalui proses kimia, dari pengikatan molekul regulator

dan aktivasi / inhibisi proses tubuh yang normal. Mempelajari tentang obat

dengan segala aspeknya dalam mekanisme hidup baik dilihat dari struktur

kimia dan fisikanya, aktivitas fisiologi, absorbs / resorbsi dan perjalanannya.

Dalam ruang lingkupnya berkaitan dengan :

1. Farmakognosi

Berkaitan dengan pengetahuan atau pengenalan obat atau zat aktif dari

tumbuhan, hewan dan ataupun dari mineral.

2. Biofarmasi

Mempelajari pengetahuan tentang pengaruh formulasi terhadap efek

terapi, atau mengenai bioavailabilitas.

3. Farmakokinetika

4. Mempelajari perjalanan obat di dalam tubuh sejak saat pemberian hingga

keluar dari tubuh. Atau dalam artian aksi tubuh terhadap obat, baik dari

Absorbsi obat, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi/Eliminasi keluar dari

tubuh.

5. Farmakodinamika

Mempelajarai tentang kegiatan obat terhadap organism hidup, atau dengan

kata lain aksi obat terhadap tubuh. Mempelajari interaksinya dengan

reseptor pada tubuh.

4

Page 5: Makalah Fartoks Final.docx

6. Toksikologi

Mempelajari ilmu tentang racun dan atau keracunan.

7. Farmakoterapi

Mempelajari penggunaan obat untuk mengobati atau pencegahan penyakit

dan atau gejalanya.

PENGGOLONGAN OBAT DALAM TERAPI

1. Obat Farmakodinamika

Obat yang bekerja pada organisme inang (host) dalam tubuh, yang

sasarannya pada sel tubuh organisme. Mempercepat / perlambat proses

fisiologi / fungsi biokimiawi dalam tubuh. Contohnya adalah obat-obat

Hormon, Analgetika, Diuretika.

2. Obat Kemoterapeutika

Obat yang bekerja terhadap parasit / kuman / se lasing dalam tubuh host.

Misalnya obat Antimikroba, dan Antikanker.

3. Obat Diagnostika

Obat yang membantu pengenalan / diagnosis penyakit / gejalanya.

Misalnya senyawa Iod, dan Hippurat.

Dalam aksi sistemik pada darah dan di distribusikan dalam jaringan yang

memerlukan.

Adapun 3 cara obat mempengaruhi fisiologi tubuh :

1. Penggantian

Obat menggantikan fungsi molekul-molekul tubuh. Misalnya penggantian

estrogen.

5

Page 6: Makalah Fartoks Final.docx

2. Interupsi

Obat mengintervensi fisiologi tubuh. Misalnya obat Antihipertensi yang

melebarkan pembuluh darah, tekanan darah turun.

3. Potensisasi

Obat yang menstimulasi proses fisiologi tubuh. Misalnya obat diuretic

menstimulasi ginjal untuk mensekresi urin.

Adapun aksi ganda obat antara lain sebagai berikut ;

1. Efek yang dikehendaki adalah efek terapeutik yang diinginkan atau efek

utama obat.

2. Efek samping (side effects), efek yang tidak dikehendaki, tetapi dapat

berfungsi menunjang terapi, tidak merugikan. Misalnya efek mengantuk

dari obat Antihistamin.

3. Efek merugikan (adverse effects), efek yang tidak dikehendaki, yang dapat

merugikan / membahayakan.

B. OBAT ANESTETIK (UMUM & LOKAL)

Anesthesia umum adalah kondisi reversible dari depresi SSP yang

mengakibatkan hilangnya respond an persepsi terhadap stimulasi eksternal.

Pada pasien yang dioperasi bertujuan untuk sedasi dan mengurangi

ansietas, mengurangi kesadaran dan amnesia, relaksasi otot rangka, menekan

reflex yang tidak dikehendaki, dan efek analgesia.

Golongan Obat Anestetik :

1. Medikasi preanestetik : antacid, antikolinergik, antiemetic, antihistamin,

benzodiazepine, dan opioid.

2. Penghambat neuromuscular : cisatracurium, pancuronium, rocuronium,

succinylcholine, vecuronium.

6

Page 7: Makalah Fartoks Final.docx

3. Anestetik umum (inhalasi) : desflurane, halothane, isoflurane, nitrous

oxide, sevoflurane.

4. Anestetik umum (intravena) : barbiturate, benzodiazepine,

dexmedetomidine, etomidate, ketamine, opioid, propofol.

5. Anestetik local (amida) : bupivacaine, lidocaine, mepivacaine, ropivacaine.

6. Anestetik local (ester) : chloroprocaine, procaine, tetracaine.

C. HISTAMIN DAN ANTI HISTAMIN

Histamine dalam hal ini adalah yang menyangkut dengan autokoid yang

memepengaruhi otot polos. Histamine berhubungan dengan system imun yang

mempengaruhi senyawa normal dalam tubuh. Dalam hal ini berkaitan dengan

reaksi hipersensitivitas tipe 1, atau reaksi alergi.

Histamine secara struktur kimia -aminoetil imidazol, yang mulanyaβ

dideteksi sebagai stimulant uterin dalam ekstrak ergot, dimana ergot ini

biasanya didapat untuk memperlancar persalinan. Histamine secara intensif

merupakan stimulasi otot halus dan memiliki aksi Vasodepressor kuat.

Histamine juga berperan penting dalam patologis fisiologis. Biasanya dalam

reaksi alergi, profilaksis, trauma, dan syok.

Histamine sampai sekarang ini memiliki 3 golongan reseptor spesifik

agonis, yaitu reseptor Histamin H1, H2, dan H3. Pengaruhnya terhadap sel atau

jaringan tergantung fungsinya, dan paling banyak berikatan dengan reseptor H1

dan H2.

Aktivasi histamine 1. Kontraksi otot polos, peningkatan permeabilitas

darah, sekresi mucus, bronkokonstriksi.

Aktivasi histamine 2. Mensekresikan asam lambung, vasodilatasi, dan

bronkorelaksasi.

7

Page 8: Makalah Fartoks Final.docx

Sedangkan aktivasi histamine 3 penghambatan saraf kolinergik dan

nonkolinergik yang merangsang saluran pernapasan.

Salah satu yang melawan aksi histamine adalah antihistamin yang

mempengaruhi proses organ tubuh dan menyebabkan patologik. Epinefrin

merupakan obat antagonis pertama yang ditemukan. Antagonis Histamin 1 dan

2 bekerja secara kompetitif.

Antagonis Histamin 1, menghambat efek histamine pembuluh darah,

bronkus, dan otot polos, dan mengobati reaksi alergi atau reaksi

hipersensitivitas.

Antagonis Histamin 2, berperan dalam efek sekresi cairan lambung.

Contonhya Simetidin, Ranitidin, Famotidin, dan Nizatidin.

D. OBAT-OBAT PSIKOTROPIK DAN ANTI DEPRESAN

Psikotropik (Psychotropic) Yunani, Psyche artinya Jiwa dan Tropos artinya

membalik / mengubah. Yang berarti obat yang mempengaruhi perilaku atau

fungsi psikis, kelakuan. Obat yang bekerja selektif pada susunan saraf pusat dan

mempunyai efek utama terhadap mental dan perilaku.

Penggolongan psikotropik :

1. Antipsikosis / neuroleptik / major tranquilizer.

2. Antiansietas / antineurosis / minor tranquilizer / anxiolotika.

3. Antidepressant.

4. Dan psikotogenik.

Mekanisme kerja obat antipsikotik adalah dengan memblokade dopamine

pada reseptor pasca sinaps neuron di otak, khususnya di system limbic dan

system ekstrapiramidal.

8

Page 9: Makalah Fartoks Final.docx

Efek samping berupa sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik,

gangguan ekstrapiramidal, gangguan endokrin, metabolic, dan hematologic.

Anti-Depresi

Antidepresi atau disebut juga Thymoleptics, Psychic Energizers, dan

Antidepressan. Misalnya obat Amitriptylin.

Depresi merupakan suatu keadaan tingkatan setelah stress dan kemudian

menunjukkan reaksi biokimia yang tidak dapat diatasi. Depresi ada yang

reaktif / sekunder (depresi eksogen), depresi endogen, depresi gangguan

afektif bipolar, dan depresi mayor. Depresi disebabkan oleh kekurangan

neurotransmisi norefinefrin, dopamine, atau serotonin di otak, neurotransmisi

monoamine yang berlebihan menyebabkan Mania.

Penggolongan Antidepressan :

1. Trisiklik : amitriptilin, amoksapin, desipramin, doksepin, imipramin,

maprotilin, trimipramin. Menghambat ambilan neurotransmitter ke

terminal prasinaps, dan hambat reseptor serotonik, -adrenergik,α

histamine dan muskarinik. Sehingga meningkatkan pikiran dan

kewaspadaan mental.

2. Penghambat MAO : isokarboksazid, fenelzin, tranilsipromin. Membentuk

senyawa kompleks yang stabil terhadap enzim MAO dan peningkatan

depot NE, serotonin, dan Dopamin dalam neuron.

3. Penghambat reuptake serotonin selektif : fluoksetin, fluvoksamin,

nefazodon, paroksetin, trazodon, sertralin.

4. Obat mania : garam Litium (Li).

9

Page 10: Makalah Fartoks Final.docx

E. ANTIKONVULSI (ANTIEPILEPSI / ANTIKEJANG)

Antikonvulsi untuk mencegah atau mengobati bangkitan epilepsi. Atau

lebih tepat disebut antiepilepsi. Epilepsy merupakan penyakit SSP yang timbul

secara spontan dengan jangka singkat (bangkitan), gejala utama dimana

kesadaran menurun sampai hilang.

Epilepsy terjadi karena berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi

abnormal atau berlebihan, terjadi pada focus otak (korteks serebri) dimana

neuron epileptic yang sensitive terhadap rangsangan.

Menurut konsep John Hughlings Jackson, epilepsy terjadi pada focus

epilepsy di korteks serebri terjadi letupan yang timbul kadang-kadang, secara

tiba-tiba, berlebihan, dan cepat.

Obat antiepilepsi bekerja mencegah timbulnya letupan depolarisasi

berlebihan pada neuron epileptic dalam focus. Mencegah letupan depolarisasi

pada neuron normal karena pengaruh focus epilepsy.

Penggolongan Obat Antikonvulsi :

1. Golongan hidantoin : fenitoin, mefenitoin, etotoin.

2. Golongan barbiturate : fenobarbital.

3. Golongan oksazolidindion : trimetadion, primidon.

4. Golongan suksinimid : etosuksimid.

5. Karbamazepin.

6. Golongan benzodiazepine : diazepam, konazepam, nitrazepam.

7. Asam valproat

8. Obat lain-lain : fenasemid, penghambat karbonat anhidrase.

10

Page 11: Makalah Fartoks Final.docx

F. SEDATIVA DAN HIPNOTIKA

Sedative dan hipnotik merupakan obat satu golongan yang termasuk dalam

depressan SSP. Sedative merupakan obat yang mengurangi aktivitas,

ketegangan, atau ansiolitika, diberikan pada siang hari dengan dosis rendah

untuk menenangkan. Hipnotika adalah zat dalam dosis terapi meningkatkan

keinginan faali untuk tidur, diberikan pada malam hari.

Penggolongan sedative-hipnotika berdasarkan klasifikasi kiminya :

1. Benzodiazepine : alprazolam, klordiazepoksid, klonazepam, diazepam,

midazolam. Secara kualitatif efek hamper sama dan secara kuantitatif

spectrum yang berbeda. Memiliki efek sedasi, hypnosis, relaksasi otot.

Lama kerjanya :

a. Jangka lama 1-3 hari : korazepat, diazepam, klordiazepoksid.

b. Jangka sedang 10-20 jam : alprazolam, lorazepam, estazolam,

temazepam

c. Jangka pendek 3-8 jam : oksazepam, triazolam

2. Antagonis benzodiazepine : flumazenil.

3. Barbiturate : amobarbital, fenobarbital, pentobarbital, thiopental.

Mengganggu transport Na dan K melalui membrane sel, inhibisi aktivitas

system reticular mesensefalitik, menghambat transmisi polisinaptik SSP,

meningkatkan fungsi GABA, masukkan ion Cl ke dalam neuron, meski obat

tidak terikat dengan reseptor.

Lama kerjanya :

a. Kerja lama 1-2 hari : fenobarbital.

b. Kerja singkat 3-8 jam : pentobarbital, sekobarbital, amobarbital.

c. Kerja sangat singkat 20 menit : thiopental.

11

Page 12: Makalah Fartoks Final.docx

4. Non-barbiturat : antihistamin, klorahidrat, etanol.

G. ANTIPARKINSON

Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang penyebabnya masih belum

jelas, Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegenerative progresif

yang disebabkan karena proses degenerasi spesifik neuron-neuron

dopaminergik ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta yang

disertai inklusi sitoplasmik eosinofilik (badan lewy). yang diketahui ditemukan

toksin yang menimbulkan sindroma secara eksperimental, berhubungan

dengan penurunan aktivitas inhibitor saraf dopaminergik dalam substansia

nigra dan korpus striatum pada system ganglia basalis otak yang berfungsi

mengatur gerakan.

Obat yang biasanya digunakan adalah L-Dopa. Obat parkinsonisme bersifat

simptomatik dan hanya membebaskan dari gejala dan tidak mengadakan

regenerasi neuron. L-Dopa melewati sawar darah otak dan kemudian diubah

menjadi Dopamin.

H. ANALGESIK-ANTIPIRETIK DAN ANTIINFLAMASI NON STEROID

Obat-obat analgesik, antipiretik dan antiinflamasi merupakan sekelompok

obat yang heterogen, Secara kimiawi kadang tidak berkaitan, meskipun

kebanyakan berupa asam organik.

Prototipe aspirin; sehingga disebut kelompok obat mirip aspirin. Kadang

disebut kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (AINS).

Mekanisme kerjanya dengan penghambatan sintesis prostaglandin melalui

jalur penghambatan enzim siklooksigenase, dimana siklooksigenase

bertanggung jawab untuk biosintesis prostaglandin dan senyawa-senyawa

autakoid terkaitnya.

12

Page 13: Makalah Fartoks Final.docx

Prostaglandin merupakan metabolit asam arakidonat yang mengatur

komponene peradangan suhu tubuh, hantaran nyeri, dan agrgasi trombosit.

Prostaglandin tidak tersimpan dalam sel , tapi disintesis sesuai kebutuhan,

dimana degradasinya cepat dalam tubuh.

Enzim siklooksigenase (COX). Terdiri dari Cox 1 dan Cox 2.

Cox 1 terdapat pada sebagian besar jaringan dan melindungi mukosa

lambung, dan terdapat dalam platelet.

Cox 2 diinduksi oleh sitokin pada tempat inflamasi, umumnya terdapat

pada otak dan ginjal. AINS yang paling banyak adalah Cox 1 selektif.

Inflamasi terjadi karena respon protektif normal terhadap kerusakan

jaringan karena trauma fisik, bahan kimia berbahaya, dan bahan mikrobiologis.

Inflamasi juga merupakan usaha tubuh untuk menginaktivasi /merusak

organisme penyerang, menghilangkan zat iritan, menyusun tahap perbaikan

jaringan. Bila penyembuhan berhasil, proses inflamasi biasanya menyusut.

Aktivasi yang tidak memadai atas sistem imum dapat mengakibatkan inflamasi,

menghasilkan penyakit yang diperantarai sistem imum, misalnya rheumatoid

arthritis (RA)

Penggolongan Obat AINS :

1. Asam Karboksilat

a. Derivate asam salisilat : aspirin, benorilat, diflunisal, salsalat.

b. Derivate asam propionate : asam tiaprofenat, fenbufen, ibuprofen,

fenoprofen, naproksen, flurbiprofen, ketoprofen.

c. Derivate asam fenamat : asam mefenamat, dan meklofenamat.

d. Derivate asam asetat

Derivate asam fenilasetat : diklofenak, dan fenklofenak.

13

Page 14: Makalah Fartoks Final.docx

Derivate asam asetat inden/indol : indometasin, sulindak, dan

tolmetin.

2. Asam Enolat

a. Derivate pirazolon : azapropazon, dan fenilbutazon.

b. Derivate oksikam : piroksikam, dan tenoksikam.

3. P-Aminofenol : parasetamol dan fenasetin.

I. ANALGESIK OPIOID

Opioid merupakan senyawa agonis dan antagonis dengan aktivitas mirip

morfin. Sedangkan opiat merupakan obat-obat turunan opium seperti morpine,

codein, dan turunan sintetiknya. Opium mengandung lebih dari 20 macam

alkaloid.

Penggolongan kerja obat opioid :

1. Agonis ; morfin dan agonis opioid yang sehubungan.

2. opioid dengan kerja campuran : nalorfin dan pentazosin, yang agonis pada

sebagian reseptor tapi antagonis atau agonis parsial yang sangat lemah

pada reseptor lain.

3. Antagonis opioid : naloxon.

Efek farmakologi obat opioid adalah efek terhadap SSP dan usus melalui

reseptor µ, juga berinteraksi dengan reseptor yang lain, pemberian pada dosis

tinggi. Efek analgesia, kantuk, depresi pernapasan, penurunan motilitas sel

cerna, mual, muntah, perubahan system endokrin dan SSO.

14

Page 15: Makalah Fartoks Final.docx

J. INSULIN DAN ANTIDIABETIK ORAL

Pankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon

peptide insulin, glukagon dan somatostatin. Hormon-hormon ini memegang

peranan penting dalam pengaturan aktivitas metabolik tubuh  dan dengan

demikian membantu memelihara homeostatis glukosa darah.

Diabetes mellitus terjadi karena sindroma heterogenm baik karena

defisiensi insulin atau kurangnya sekresi insulin yang dikeluarkan oleh

pancreas maupun karena peningkatan glucagon yang meningkatkan kadar

glukosa darah meningkat dari batas normal, dan memicu berbagai DM tipe I-IV

Diabetes mellitus tipe 1 terjadi karena kerusakan pada sel B disebabkan

atas imun dan sebab idiopatik yang melibatkan faktor genetik multifactor, yang

terjadi kebanyakan pada pasien berumur di bawah 30 tahun. Pengobatan utama

pada pemberian insulin.

Diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena resistensi jaringan terhadap kerja

insulin. Dapat menaikkan kadar trigliserida dan turunkan kadar HDL.

Sedangkan tipe 3 terjadi berbagai sebab spesifik yang lain dan menyebabkan

kadar glukosa darah meningkat. Penyakit ini tidak ada pengaruh dari pancreas.

Diabetes mellitus tipe 4 disebut juga GDM (gestational diabetes)

merupakan diabetes yang kadar glukosa darah pada masa awal kehamilan tidak

normal. Yang terjadi resistensi insulin dari plasenta dan hormone-hormon

plasenta.

Penggolongan obat Hipoglikemik oral :

1. Derivate sulfonylurea

Merangsang sekresi insulin di pancreas, efektif pada penderita yang

pankreasnya masih mampu produksi insulin. Contoh obatnya tolbutamid,

15

Page 16: Makalah Fartoks Final.docx

asetoheksamid, tolazamid, klorpropamid, glipizid, dan gliburid

(glibenklamid)

2. Derivate biguanid

Kerjanya tidak bergantung pada fungsi pancreas. Contohnya fenformin,

buformin, metformin. Pemberiannya tidak menurunkan kadar glukosa

darah.

16