makalah ekologi tumbuhan
TRANSCRIPT
Dosen Pembimbing
Prima Wahyu Titisari,M.si
MAKALAH
EKOLOGI TUMBUHAN
DEFENISI DAN CIRI KHAS POLULASI,KOMUNITAS DAN EKOSISTEM SERTA
KLIMATOLOGIS DAN EDAPHIS PADA RAWA AIR TAWAR
‘’Julia Nelti’’
(116511894)
6A Biologi
PROGRAM STUDI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan taufiq-
Nyalah sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Salam dan salawat tak pula kita
kirimkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW kepada keluarga, sahabat, dan kaumnya yang
masih mengengam risalah beliau.
Penulis pun jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu tegur sapa dari pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini dapat selesai atas bantuan teman-teman sekalian dan tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen Prima wahyu Titisari,M,si yang telah memberikan kami
tugas dan tanggung jawab sehingga kami bisa mendapatkan ilmu yang tak ternilai harganya.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada kami Allah SWT membalasnya dengan
berlipat ganda. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi
……………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi dan cii khas populasi………………………………..……………………. 3
B. Defenisi dan ciri khas komunitas…………………………………………………….. 4
C. Defenisi dan ciri khas ekosistem…………………………………………………….. 6
D. Klimatologis Ekosistem rawa air tawar……………………………………………….9
E. Edhapis ekosistem rawa air tawar…………………………………………………….21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………27
B. Saran……………………………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya
rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya.Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest
Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai
ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk
pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah
penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan
produktivitas.
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi organisme dengan lingkungannya.
Pengamatan ini bertujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
hubungan timbal balik tersebut.Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara
rnenyeluruh pada komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup
ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air,
kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang
terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa defenisi dari populasi,komunitas dan ekosistem !
2. Bagaimana ciri khas dari populasi,komunitas dan ekosistem !
3. Bagaimana bentuk-bentuk ke 3 terminologi tersebut !
4. Bagaimana klimatologis di ekosistem rawa air tawar !
5. Bagaimana edaphis di ekosistem rawa air tawar !
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defenisi dari populasi,komunitas dan ekosistem
2. Untuk mengetahui ciri khas populasi,komunitas dan ekosistem
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk ke 3 terminologi tersebut
4. Untuk mengetahui bagaimana klimatologis di rawa air tawar tersebut
5. Untuk mengetahui bagaimna edaphis di rawa air tawar tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. POPULASI
1. Defenisi dan ciri khas pada pupulasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang
hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya
semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-
pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan
dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi
lingkungan.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar.
Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang
ideal. Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang
ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya
ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk
hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu
kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih
kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang
buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-
faktor lainnya.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala
disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa
menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi
penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan
populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil
menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan
Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam
dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
Populasi mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak
dimiliki oleh masing-masing individu anggotanya. Karakteristik ini antara lain :
kepadatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian (mortalitas), potensi biotik,
penyebaran umur, dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas merupakan penentu
utama pertumbuhan populasi.
B. KOMUNITAS
1. Defenisi dan ciri khas dari komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara
bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan
pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle
Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di
dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan
bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau
padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit
untuk dipastikan.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah
peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya,
termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang
digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau
kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.
Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies yang
menempati peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai penjelasan
banyak yang diusulkan untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa bahwa hal ini
disebabkan karena kompetisi jika dua spesies mencoba untuk mengisi peran ekologi
"niche" yang sama, selanjutnya kompetisi untuk membatasi berbagai sumber daya akan
menekan salah satu spesies keluar. Ahli lainnya berpendapat bahwa sebuah spesies yang
menempati peran ekology yang tinggi, melakukannya karena tuntutan fisik yang keras
tentang peran tertentu tersebut di dalam komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies
yang menempati peran ekologi "niche" bukan karena memenangkan kompetisi dengan
spesies lainnya, tetapi karena hanya satu-satunya anggota komunitas yang memiliki
kemampuan fisik memainkan peran tersebut.
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi
berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni
dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan
intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah
jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.
Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.
Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia
dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi
yang relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan
bahkan ribuan tahun.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang
sangat luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya ditentukan
oleh iklim. Biome yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan
beberapa tipe biome air.
Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer dan sekunder. Di
dalam suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada
kehidupan seperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi.
Sebagai contoh anak krakatau yang terbentuk sejak 1928 dari kondisi steril, kini telah
dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar
sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran
hutan. Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya
diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan
wilayah tersebut akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali. Dengan
demikian kekuatan-kekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas
klimaks (stabil). Sebagai tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan
gangguan alam besar lainnya sebagai hal yang dapat diterima dan tetap diharapkan.
Salah satu ciri komunitas : adanya keanekaragaman spesies dan pola penyebarannya.
Semakin beraneka ragam spesies penyusun suatu komunitas, semakin tinggi
organisasinya, semakin dewasa komunitas tersebut STABIL.
C. EKOSISTEM
1. Defenisi dan ciri khas dari ekosistem
Ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air,
udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba
menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam
suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan
perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya
menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-data yang
dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang
akan terjadi.
Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang
memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran
energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:
1. Matahari
2. Bahan-bahan anorganik
3. Produsen
4. Konsumen Pertama
5. Konsumen Kedua
6. Pengurai
Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari rgi
yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari
tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses
fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor
untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan
binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau
yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan
bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien
sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh
tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam
bentuk makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang
sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput.
Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri
pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak
termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan
pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang
dinamakan jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di
ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.
Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang
membutuhkan makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda
terutama makan satu jenis tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus dan
makanan utama panda adalah bambu. Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua
binatang tersebut juga ikut mati.
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan
transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang
disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya
konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia
yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika
konsumen kedua makan konsumen pertama.
Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap,
tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor
seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk
mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan
menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang melindungi maka fospor
hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau danau. Hal ini sangat
mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak di dalam endapan lumpur
di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus membeli pupuk
yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam tanah
Ciri-ciri ekosistem adalah sebagai berikut:
Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari atau panas
bumi pada ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.
Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi
organik.
Terdapat daur materi yang berkesinambungan antara populasi dan
lingkungannya.
Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya.
D. KLIMATOLOGIS EKOSISTEM RAWA AIR TAWAR
A. Ciri-ciri Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah
jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat
dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut:
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti
beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan
berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea),
mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat
air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem
air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan
organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang
perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan
lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Karateristik ekosistem air tawar lainnya
seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan
tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan
teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya
memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang
secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis. Ekosistem air
tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik merupakan
perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik memiliki
ciri airnya tidak berarus. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan
sebagai berikut :
1. Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
2. Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
3. Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat
pada permukaan air, misalnya serangga air.
4. Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda
lain, misalnya siput.
5. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem air
tenang meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah sungai.
B. Klasifikasi atau Pembagian Ekosistem Rawa Air Tawar
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah
yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat
daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah
yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Pengukuran faktor abiotik danau
1. Pencuplikan Air
Pengambilan sampel air yang menyangkut pemeriksaan kadar oksigen terlarut dengan
menggunakan water bottle sampler merk La Motte bertujuan agar tidak menimbulkan
gelembung udara. Pencuplikan air digunakan untuk pemeriksaan oksigen terlarut didalam
air.
2. Pengukuran Suhu Air
Tinggi rendahnya nilai temperatur suatu badan perairan sangat mempengaruhi
kehidupan organisme air termasuk plankton. Tingginya nilai temperatur dapat
meningkatkan kebutuhan plankton akan oksigen. Hal ini disebabkan karena temperatur
dapat memicu aktivitas fisiologis plankton sehingga kebutuhan akan oksigen semakin
meningkat. Dalam setiap penelitian dalam ekosistem akuatik, pengukuran temperatur air
merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai gas
di dalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat
dipengaruhi oleh temperatur.
Menurut Hukum Van’t Hoffs bahwa kenaikan temperatur sebesar 10oC (hanya pada
kisaran temperatur yang masih ditolerir) dapat meningkatkan aktivitas fisiologis
(misalnya respirasi) dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola temperatur ekosistem
akuatik juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari,
pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi
(penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi badan perairan. (Brehm &
Maijering, 1990 dalam Barus, 2004).
Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 4 oC, di atas dan di bawah suhu tersebut air akan
menjadi lebih ringan. Sifat unik ini menyebabkan air danau tidak membeku seluruhnya
pada musim dingin. Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di udara, hal ini
merupakan faktor pembatas utama karena organisme akuatik sering kali mempunyai
toleransi yang sempit (Odum, 1994). Temperatur air di suatu ekosistem danau
dipengaruhi terutama oleh intensitas cahaya matahari tahunan, letak geografis serta
ketinggian danau di atas permukaan laut (Barus, 2004).
3. Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Air
Nilai pH yang terlalu asam atau basa berbahaya bagi kelangsungan hidup plankton karena
akan menyebabkan berbagai gangguan metabolisme termasuk respirasi. Organisme air
dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran
toleransi antara asam lemah sampai basa. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme
akuatik pada umumnya berkisar antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang sangat asam
maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisma karena akan
menyebabkan terjadinya berbagai gangguan seperti gangguan metabolisme dan respirasi
(Barus, 2004).
Pengukuran pH air dapat dilakukan dengan cara kolorimetri, dengan kertas Ph,
atau dengan pH meter (Suin, 2002). pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu
larutan dan suasana air juga mempengaruhi beberapa hal lain misalnya kehidupan biologi
dan mikrobiologi. pH-meter adalah sebuah alat elektronik yang digunakan untuk
mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari suatu cairan (meskipun probe khusus
terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). pH-meter yang biasa terdiri
dari pengukuran khusus probe (elektroda gelas) yang terhubung ke meteran elektronik
yang mengukur dan menampilkan pH membaca.
4. Pengkuran Derajat Kecerahan Air
Penetrasi cahaya sangat mempengaruhi keberadaan plankton di suatu badan
perairan, cahaya sangat menentukan proses fotosintesis dan reproduksi yang dilakukan
plankton masih dapat berlangsung. Menurut Nybakken (1992) bahwa kedalaman
penetrasi cahaya yang merupakan kedalaman di mana produksi fitoplankton masih dapat
berlangsung, bergantung pada beberapa faktor, antara lain absorpsi cahaya oleh air,
panjang gelombang cahaya, kecerahan air, pemantulan cahaya oleh permukaan laut,
lintang geografik dan musim. Menurut Barus (2004) bahwa kedalaman penetrasi cahaya
akan berbeda pada setiap ekosistem air yang berbeda. Bagi organisma air, intensitas
cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme
tersebut dalam habitatnya.
Bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan
indikasi jernihan dapat diukur dengan alat yang amat sederhana yang disebut dengan
cakram Secchi (Odum, 1994). Prinsip penentuan kecerahan air dengan keping sechii
adalah berdasarkan batas pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada
dalam air. Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat dengan batas pandangan,
sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping sechii berupa
suatu kepingan yang berwarna hitam putih yang dibenamkan ke dalam air (Suin, 2002).
5. Penentuan Kadar Oksigen Terlarut
Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena
oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan
anorganik. Selain itu, oksigen juga menentukan proses biologis yang dilakukan oleh
organisme aerobik atau anaerobik. Peranan oksigen paada organisme aerobik, adalah
untuk mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien
yang pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Sedangkan dalam kondisi
anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi
lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah
maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban
pencemaran pada perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan
untuk memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan
pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak
beracun. Disamping itu, oksigen jugasangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pernapasan. Organisme tertentu, sepertimikroorganisme, sangat berperan dalam
menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lainyang Iebih sederhana dan
tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air buangan industridan limbah
sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya.
Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan – bahan
organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan
berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang
hidup dalam perairan tersebut.
Plankton merupakan organisme air yang membutuhkan oksigen untuk
melaksanakan aktivitas fisiologis dan biologis. Kandungan oksigen terlarut yang terdapat
di suatu badan perairan tentu saja sangat mempengaruhi keberadaan plankton karena
plankton membutuhkan oksigen untuk dikonsumsi terutama pada saat proses respirasi.
Agar dapat hidup, hewan maupun tumbuhan air memerlukan oksigen untuk proses
respirasi. Kadar oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam volume
air tertentu pada suatu suhu dan tekanan atmosfer tertentu. Pada tekanan atmosfer normal
(1 atm) dan suhu 20 oC, kadar maksimum oksigen terlarut dalam air adalah 9 ppm (mg/l).
6. Pengukuran Turbiditas Air
Turbiditas (kekeruhan) merupakan kandungan bahan Organik maupun Anorganik
yang terdapat di peraairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme yang ada
di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air
media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini
disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas
sehingga tumbuhan/ phytoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk
mengasilkan oksigen.
Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan, yang
biasanya dilakukan pengujian adalah pada sampel cairan misalnya air. Salah satu
parameter mutu yang sangat vital adalah kekeruhan yang kadang-kadang diabaikan
karena dianggap sudah cukup dilihat saja atau alat ujinya yang tidak ada padahal hal
tersebut dapat berpengaruh terhadap mutu. Oleh sebab itu untuk mengendalikan mutu
dilakukan uji kekeruhan dengan alat turbidimeter.
7. Pengukuran Salinitas dan Konduktivitas Air
Salinitas merupakan jumlah gram garam yang terlarut dalam satu kilogram air
laut. Konsentrasi garam dikontrol oleh batuan alami yang mengalami pelapukan, tipe
tanah, dan komposisi kimia dasar perairan. Salinitas merupakan indikator utama untuk
mengetahui penyebaran massa air lautan sehingga penyebaran nilai-nilai salinitas secara
langsung menunjukkan penyebaran dan peredaran massa air dari satu tempat ke tempat
lainnya. Penyebaran salinitas secara alamiah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
curah hujan, pengaliran air tawar ke laut secara langsung maupun lewat sungai dan
gletser, penguapan, arus laut, turbulensi percampuran, dan aksi gelombang.
Daya hantar listrik atau konduktivitas perairan dapat diukur dengan konduktivitimer.
Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas
ion-ion tersebut. Satuannya adalah (μmho/cm, 250C). Konduktivitas bertambah dengan
jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, faktor yang lebih
dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah temperatur.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.
Berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak
mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa
arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman
berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame.
Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas
dari pusaran air
C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem Air Tawar
Faktor - faktor yang mempengaruhi ekosistem air tawar adalah :
1. Temperatur
Air mempunyai kemampuan untuk menahan panas dengan baik, sehingga perubahan
temperatur yang terjadi lambat. Perubahan temperatur yang cepat menyebabkan pola sirkulasi air
berubah dan berpengaruh terhadap kehidupan organisme akuatik.
2. Kekeruhan
Penetrasi cahaya sering dihambat oleh zat yang larut di dalam air sehingga membatasi
zona fotosintesis pada kedalaman air. Bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, hal ini
merupakan indikasi produktifitas. Tetapi bisa juga kekeruhan disebabkan oleh lumpur yang
tersuspensi dan terkoloid yang dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme akuatik.
3. Arus
Dengan adanya aliran air penting sekali dalam menentukan gas, garam, dan organisme
kecil dalam proses kehidupan di perairan.
4. Konsentrasi Oksigen
Konsentrasi oksigen yang terlarut merupakan kebutuhan biologis setiap organisme dan
dapat digunakan sebagai indikasi produktifitas. Semakin rendah 02 yang terlarut, diindikasikan
semakin buruk kualitas air tersebut.
5. Konsentrasi garam biogenik
Adanya garam biogenik dalam air dapat mempengaruhi jumlah dan distribusi jenis,
karena setiap jenis organisme memiliki kemampuan menahan tekanan osmose yang berbeda-
beda. Semakin tinggi konsentrasi garam, maka hewan-hewan akan memiliki membran sel yang
relatif tidak permeable.
E. ADAPHIS EKOSISTEM PADA RAWA AIR TAWAR
A. Pengertian edaphis
Edaphis adalah hutan yang terbentuk karena pengaruh tanah. tanah merupakn
suatu benda alam yang tersusun dari padatan, cairan dan gas. tanah sangat vital
pernannya bagi semua kehidupan dibumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan
dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.
Adapun fungsi tanah yaitu:
1. tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yaitu sebagai penyokong dan sebagai
penyerap zat-zat unsur hara.
2. menyediakan kebutuhan primer dalam melaksanakan aktivitas metabolisme
3. menyediakan kebutuhan sekunder dalam menunjang aktivitas yang berlangsung
secara optimum seperti hormon, antibiotik, dan enzim
4. habitat biota tanah
B. Ekosistem Rawa Air Tawar
Ekosistem air tawar merupakan kosistem dengan habitatnya yang sering
digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak
selalu tetap. Ekosistem rawa air tawar ini ditumbuhi oleh beragam jenisvegetasi. Hal ini
desebabkan oleh terdapatnya beragam jenis tanah pada berbagaiekosistem rawa air
tawar.Di beberapa daerah pada rawa-rawa tersebut ditumbuhi rumput, ada pula yang
hanya ditumbuhi jenis pandan atau palem yang menonjol. Malah ada pula yang
menyerupai hutan-hutan dataran rendah, dengan akar tunjang atau akar napas maupun
seperti penupang pohon.
C. Ciri-Ciri Ekosistem Rawa Air Tawar.
Ekosistem air tawar memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang
perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan
lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Karateristik ekosistem air tawar lainnya
seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan
tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan
teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya
memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap) melalui insang
secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis. Ekosistem air
tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik merupakan
perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik memiliki
ciri airnya tidak berarus. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme air tawar dibedakan
sebagai berikut :
1. Plankton, terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
2. Nekton, hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
3. Neuston, organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
4. Perifiton, merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau
benda lain, misalnya siput.
5. Bentos, hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Ekosistem
air tenang meliputi danau dan rawa, sedangkan ekosistem air mengalir adalah
sungai.
A. Danau
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di
danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin
memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
B. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang
secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang.Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau.
Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton
untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis
dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai
makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan
hilir. Di anak sungai sering dijumpai makhluk air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan
gurami. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai
di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat
bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya
bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
C. Rawa
Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air,yang
penggenangannya dapat bersifat musiman atau pun permanen dan ditumbuhi oleh
tumbuhan (vegetasi). Genangan air dapat berasal dari hujan atau luapan air sungai
pada saat pasang. (Adawiyah, 2010). Pada musim hujan lahan tergenang sampai satu
meter, tetapi pada musim kemarau menjadi kering, bahkan sebagian muka air tanah
turun mencapai jeluk (depth) > 50 cm dari permukaan tanah. (Noor, 2004). Ekosistem
rawa dibagi menjadi tiga yaitu : tawar, asin, dan payau. Rawa air tawar merupakan
ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral
dengan pH sekitar 6. Kondisi air tidak selalu tetap, adakalanya naik atau adakalanya
turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering (Irwan, 2007).
Lahan basah disebut juga wed land, adalah satu daerah yang digenangi oleh air
sehingga kondisinya menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organism akuatik.
Lahan basah bisa dibedakan menjadi rawa (marsh), rawa lumpur (swamp), dan tanah
gambut (bog).
Rawa memiliki cirri yaitu tidak terdapat banyak pohon, airnya mengalir dengan
kecepatan sedang, dan terhubung dengan danau atau aliran sungai. Rawa lumpur memiliki
cirri, yaitu airnya hamper tidak mengalir sama sekali, pH air asam, dan miskin oksigen
dan nitrogen. Rawa dan payau merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran.
Rawa biasanya dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung. Vegetasi
rawa terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang diselingiu oleh
tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil. Terdapat protozoa,
rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan kura-kura. Pada lapisan
dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan yang tidak menyenangkan
penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan (lepidosiner dan ceratodus) mem
bungkus diri dengan lumpur .
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Suhu
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara
mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air
lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat daripada di udara. Sifat yang
terpenting adalah
o Panas jenis yang tinggi
o Panas fusi yang tinggi
o Panas evaporasi yang tinggi
o Kerapatan air tertinggi terjadi pada suhu 4C
2. Kejernihan
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi
zona fotosíntesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama
bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat menngendap, sering kali penting
dianggap sebagai faktor pembatas. Sebaliknya bila kekeruhan disebabkan oleh
organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas.
3. Arus
Air cukup padat, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan,
terutama pada aliran air. Arus juga amat menentukan distribusi gas yang vital, garam, dan
organisme kecil.
4. Konsentrasi Gas Pernafasan
Berbeda dengan lingkungan laut, konsentrasi oksigen dan karbón dioksida sering
kali terbatas pada air tawar selama beberapa bulan.
E. ADAPTASI HEWAN DAN TUMBUHAN
Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya
tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang
hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut :
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya
kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan
tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan
osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
F. Klasifikasi Ekologis Organisme Air Tawar
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan
hidup.
1. Berdasarkan aliran energi
Organisme dibagi menjadi 3 yaitu :
Autotroph (produsen), tanaman hijau dan mikroorganisme kemosintetik.
Phagotroph (konsumen makro), herbivora, predator, parasit.
Saprotroph (konsumen mikro atau pengurai), diklasifikasikan sesuai dengan
bahan organik yang diuraikan .
2. Berdasarkan kebiasaan hidup
Organisme dibedakan sebagai berikut yaitu:
A. Plankton
Terdiri alas fitoplankton dan zooplankton, organisme mengapung yang arah
pergerakannya kira-kira tergantung arus. Walaupun beberapa zooplankton
menunjukkan gerakan berenang yang aktif yang membantu mempertahankan
posisi vertical, plankton secara keseluruhan tidak dapat bergerak melawan arus.
B. Nekton
Organisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri, misalnya
ikan, amfibi, serangga air besar.
c.Neuston
Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton
Merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos
Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa:
· Populasi adalah semua individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu.
Suatu organisme disebut sejenis bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Menempati daerah atau habitat yang sama
Mempunyai persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas
Mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu berkembang
biak.
· Komunitas adalah sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang sama. Di
daerah tersebut, antar jenis makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi
interaksi. Kemudian interaksi itu membentuk suatu kumpulan, di mana di dalamnya
setiap individu menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem
terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air,
udara, nutrien dan energi.
Ekosistem rawa memiliki ciri-ciri antara lain suhu rendah, kadar garam rendah,
penetrasi cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar, dan memiliki
tumbuhan seperti jamur, gulma, alga yang berfungsi sebagai produsen, serta memiliki
ikan air tawar yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan protein hewani. Rawa pening
dan lebak tergolong ekosistem air tenang (letik) dan sumber airnya berasal dari air hujan
dan air sungai.
Komponen pembentuk ekosistem rawa terdiri dari abiotik dan biotik. Komponen
abiotik dapat berupa suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah dan batu, serta iklim.
Komponen biotik seperti gulma, eceng gondok, mikroorganisme pengurai, udang dan
ikan nila. Setiap komponen tersebut membentuk suatu rantai makanan.
Ekosistem rawa memiliki ciri-ciri antara lain suhu rendah, kadar garam rendah,
penetrasi cahaya yang kurang, dipengaruhi iklim dan cuaca di sekitar, dan memiliki
tumbuhan seperti jamur, gulma, alga yang berfungsi sebagai produsen, serta memiliki
ikan air tawar yang dapat dijadikan sebagai sumber pangan protein hewani. Rawa pening
dan lebak tergolong ekosistem air tenang (letik) dan sumber airnya berasal dari air hujan
dan air sungai. Rawa penting sebagai kawasan penyangga untuk menampung air dalam
jumlah besar yang berasal dari curahan hujan lebat dan sebagai regulator aliran air tetapi
daya tampung rawa jauh lebih besar. Fungsi regulator untuk kontuinitas aliran air,
sehingga sangat penting bagi makhluk hidup termasuk manusia yang berdiam di hilir
rawa. Peningkatan jumlah gulma menyebabkan penurunan jumlah ikan air tawar. Akan
tetapi, Gulma air secara ekologis berperan mengurangi bahan pencemar.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis berharap adanya masukan serta kritik dan
saran dari kawan- kawan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://syahid-mujibur.blogspot.com/2011/12/ekosistempopulasikomunitas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/ekologi-populasi-dan-ekosistem.html
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-populasi-dan-
komunitas.html
http://belajarbuatapasaja.blogspot.com/2013/05/macam-macam-ekosistem.html
http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2013/04/makalah-ekosistem-rawa.html
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pengelolaan-lahan-rawa/