makalah drainase ok

33
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pembangunan perkotaan dengan berbagai permasalahan dewasa ini secara terus menerus mengalami perbaikan tidak saja dalam konsep penataan ruang juga yang paling penting adalah menyangkut pembangunan sarana dan prasarana atau infrastrukur. Walaupun disadari bahwa pembangunan yang dilakukan tetap terlambat dibanding dengan kecepatan permasalahan perkotaan yang timbul baik itu sebagai konsekuensi kemampuan finansial pembangunan perkotaan maupun semakin cepatnya permasalahan sosial yang timbul sebagai problem perkotaan secara menyeluruh. Drainase perkotaan menjadi tema yang mendesak untuk dibicarakan karena memegang fungsi sentral dalam hal pengendalian air. Sistem Drainase berarti sistem pengaturan atau pengeringan kawasan atas air hujan yang menggenang. Sistem drainase harus dikembangkan salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit sampai dengan meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara di laut. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Sistem drainase merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan bangunan konstruksi sipil. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan sistem drainase, antara lain jenis bangunan, intensitas curah hujan, topografi dan lain-lain. Perencanaan drainase merupakan faktor yang harus dipertimbangkan

Upload: anonymous-esm09o2sp

Post on 10-Jul-2016

88 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Drainase Ok

BAB IPENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Pembangunan perkotaan dengan berbagai permasalahan dewasa ini secara terus menerus mengalami perbaikan tidak saja dalam konsep penataan ruang juga yang paling penting adalah menyangkut pembangunan sarana dan prasarana atau infrastrukur. Walaupun disadari bahwa pembangunan yang dilakukan tetap terlambat dibanding dengan kecepatan permasalahan perkotaan yang timbul baik itu sebagai konsekuensi kemampuan finansial pembangunan perkotaan maupun semakin cepatnya permasalahan sosial yang timbul sebagai problem perkotaan secara menyeluruh.

Drainase perkotaan menjadi tema yang mendesak untuk dibicarakan karena memegang fungsi sentral dalam hal pengendalian air. Sistem Drainase berarti sistem pengaturan atau pengeringan kawasan atas air hujan yang menggenang. Sistem drainase harus dikembangkan salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit sampai dengan meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara di laut.

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.

Sistem drainase merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan bangunan konstruksi sipil. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan sistem drainase, antara lain jenis bangunan, intensitas curah hujan, topografi dan lain-lain. Perencanaan drainase merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan suatu perumahan disamping merencanakan struktur bangunannya. Drainase merupakan prasarana yang intinya berfungsi untuk mengendalikan limpasan air hujan yang berlebihan.

Di kota yang memiliki jumlah kepadatan penduduk tinggi tentunya membutuhkan suatu hunian yang aman dan nyaman, salah satunya adalah dengan didirikanya suatu kawasan pemukiman. Dalam pembangunan suatu kawasan pemukiman kita harus memperhatikan pentingnya saluran drainase, saluran drainase yang dibuat juga harus disesuaikan dengan saluran yang ada dan menjadi suatu sistem jaringan drainase yang seimbang. Sistem ini dihubungkan dengan saluran rumah tangga, saluran air limbah dan dialirkan ke suatu sistem yang lebih besar. Ukuran kapasitas drainase semakin hilir semakin besar karena semakin luas daerah alirannya.

Permasalahan drainase yang terjadi adalah adanya sumbatan sampah pada saluran, tidak lancarnya aliran air yang masuk ke saluran karena ditumbuhi rumput diatas saluran tersebut. Oleh karena itu diperlukan evaluasi, perencanaan, perbikan serta pembangunan drainase yang lebih baik sebagai solusi untuk menanggulangi permasalahan limpasan hujan

Page 2: Makalah Drainase Ok

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada,

yaitu :

1) Membahas tentang kondisi sistem drainase

2) Kegunaan dan fungsi drainase

3) Jenis-jenis drainase

4) Dampak dan penyebab ketidakberjalanan pengelolaan sistem drainase

Page 3: Makalah Drainase Ok

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.Sistem Drainase

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :

a) Sistem Drainase MayorSistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan

mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

b) Sistem Drainase MikroSistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang

menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro

Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :

a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.

b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.

c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.

d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.

e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya

f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.

Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :

1. Sistem Drainase Utama Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota.2. Sistem Drainase Lokal Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.3. Sistem Drainase Terpisah Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air permukaan atau air limpasan.

Page 4: Makalah Drainase Ok

4. Sistem Gabungan Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.

Macam saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi :

1. Saluran Air Tertutup

a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.

b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.

2. Saluran Air TerbukaMerupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :

a. Saluran Alam ,meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran

terbuka alamiah.

b. Saluran Buatan ,seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :

Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.

Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.

Got miring (chute) : selokan yang curam. Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam

jangka pendek. Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air

melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya. Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup

panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit/gundukan tanah.

Page 5: Makalah Drainase Ok

2.2. Fungsi Drainase

Secara umum, fugsi-fungsi drainase yaitu :

Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir.

Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.

Kegunaan saluran drainase antara lain :

Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada air tanah.

Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana

banjir.

2.3. Macam-macam Drainase

a. Menurut Sejarah Terbentuknya1). Drainase Alamiah ( Natural Drainase ) Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

2). Drainase Buatan ( Arficial Drainage ) Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.

Page 6: Makalah Drainase Ok

gambar 1. Dranaise Buatan

b. Menurut Letak Bangunan

1). Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage) Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.

2). Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage ) Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.

c. Menurut Fungsi

1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain–lain.

2). Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

d. Menurut Konstruksi

1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/mengganggu lingkungan.

2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air

yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di kota/permukiman.

2.4. Pola Jaringan Drainase

Page 7: Makalah Drainase Ok

a. Siku Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

Gambar 2. Pola Jaringan Drainase Siku

b. Pararel Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Gambar 3 Pola Jaringan Drainase Pararel

c. Grid Iron Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

Page 8: Makalah Drainase Ok

Gambar 4. Pola Jaringan Drainase Grid Iron

d. Alamiah Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar

Gambar 5. Pola Jaringan Drainase Alamiah

e. Radial Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

2.5. Susunan dan Fungsi Saluran dalam Jaringan Drainase

Sesuai dengan fungsi dan sistem kerjanya, jenis saluran dapat dibedakan menjadi:

1. Interceptor drain

Page 9: Makalah Drainase Ok

Saluran interceptor adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya

pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain dibawahnya. Saluran ini biasa

dibangun dan diletakkan pada bagian yang relative sejajar dengan garis kontur. Outlet dari

saluran ini biasanya terdapat di saluran collector atau conveyor, atau langsung di natural

drainage (drainase alam).

2. Collector drain

Saluran collector adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit yang

diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan dibuang ke saluran

conveyor (pembawa).

3. Conveyor drain

Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air buangan dari

suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus membahayakan daerah yang dilalui. Letak

saluran ini di bagian terendah lembah dari suatu daerah sehingga secara efektif dapat

berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang saluran yang ada.

2.6. Permasalahan Dan Penanganan drainase:

a. Permasalahan drainase

Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :

1. Peningkatan debit manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.

2. Peningkatan jumlah penduduk meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.

3. Amblesan tanah disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.

Page 10: Makalah Drainase Ok

4. Penyempitan dan pendangkalan saluran

5. Reklamasi

6. Limbah sampah dan pasang surut

b. Penanganan drainase perkotaan :

1. Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah2. Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang

dengan cepat agar tidak mengendap3. Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.4. Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungan.5. Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.

 

2.7 Faktor-faktor penyebab ketidakberjalanan pengelolaan sistem drainase.

Melihat kondisi buruk yang nampak saat ini yaitu banjir rutinan, banyak hal yang

menjadi faktor-faktor penyebab hal tersebut. Jika dikatakan intensitas dan debit air hujan

sangat tinggi, hal ini memang benar. Akan tetapi hal ini bukanlah faktor utama dari sekian

banyak faktor yang berasal dari komponen lingkungan itu sendiri.

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil obervasi lapangan yang diperoleh, terdapat

beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya banjir rutinan yaitu sebagai berikut.

a. Peningkatan jumlah penduduk disuatu daerah dan tidak adanya pengaturan yang tertata oleh lembaga pemerintah.

b. Pengambilan air tanah yang berlebihan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.c. Penyempitan dan pendangkalan saluran air.d. Pembuatan sistem drainase yang belum efektif dalam konteks pengelolaan di lapangan

sehingga masih memungkinkan terjadinya banjir.e. Oknum masyarakat dan pengguna lembaga vital yang masih kurang memperhatikan

lingkungan sekitar, misalnya masyarakat yang membuang samapah sembarangan dan lembaga vital yang membuang limbahnya secara berlebihan sehingga mengganagu sistem drainase.

f. Oknum masyarakat yang merusak saluran air, sehingga merusak sistem draianse yang ada.

Page 11: Makalah Drainase Ok

g. Kurangnya perhatian lembaga vital tentang pentingnya drainase bagi masyarakat sekitar, sehingga sistem drainase yang ada di lembaga vital tetap berjalan dengan baik namun di lingkungan masayarakat sekitarnya masih sangat mengkhawatirkan.

BAB IIIMETODE

3.1.PEKERJAAN PERSIAPAN

1. MobilisasiMobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 15 (lima

belas) hari sejak diterbitkan SPMK yang meliputi ;- Mendatangkan peralatn-peralatn terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.- Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya- Mendatangkan personil-personil- Mobilisasi peralatn terkait dan personil Penyedia Jasa dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

2. Pembersihan LapanganPenyedia jasa harus membersihkan lapangan kerja sebelum pekerjaan di mulai dari

semua tumbuhan,termasuk pohon-pohon, akar-akaran dan lain-lain pada daerah tertentu ditempat pekerjaan. Semua hasil pembongkaran / pembersihan tersebut dibuang ketempat yang telah ditunjuk oleh pengawas lapangan. Ukuran - ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar-gambar rencana atau ditentukan oleh PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan sebelum pelaksanaan pekerjaan.

3. Pekerjaan Pengukuran 1). Titik Tetap (Bench Mark)

Sebelum pekerjaan dimulai Pengawas Lapangan menentukan titik tetap lapangan yang ketinggiannya akan diberikan secara tertulis pada pihak Penyedia jasa. Titik tetap ini akan merupakan titik utama dalam melaksanakan pekerjaan dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga ( peil - peil ) pada sumbu tanggul dan bangunan-bangunan lainnya. Selama pelaksanaan, Penyedia jasa diwajibkan untuk menjaga dan mencegah kemungkinan-kemungkinan rusak dan berubahnya titik tetap. Jika merasa perlu Pengawas Lapangan dapat memerintahkan kepada pemborong untuk mengadakan pengecekan peil titik tetap lainnya.

Page 12: Makalah Drainase Ok

2). Pengukuran Mutual CheckUntuk menerapkan gambar rencana yang ada terhadap kondisi lapangan, maka

Pengawas Lapangan bersama-sama dengan Pihak Penyedia jasa melaksanakan pengukuran Mutual Check untuk menentukan duga (peil) terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pengukuran dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada pada gambar rencana. Apabila terdapat elevasi pada gambar yang tidak sesuai, agar tidak mengganggu lancarnya pelaksanaan pekerjaan, gambar akan disesuaikan dengan keadaan lapangan. Pengukuran terakhir dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, yakni pada saat pekerjaan akan diserah terimahkan. Pengukuran meliputi : Pengukuran elevasi, panjang dan lebar bangunan.

3). Pekerjaan Uitzet dan Pemasangan ProfilDalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus

melakukan pekerjaan uitzet yang meliputi penentuan elevasi dan (poros) bangunan yang dikerjakan, dengan melakukan pemasangan profil dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan dengan menggunakan Bench Mark (BM) atau titik referensi yang disetujui Pengawas Lapangan. Pada pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik dengan ukuran 4 cm x 6 cm atau papan dengan ukuran ± 2,5 cm x 25 cm, sedemikian rupa sehingga membentuk profil yang sesuai dengan bentuk bangunan yang akan dikerjakan. Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi tanda untuk mendapatkan batas batas peil pekerjaan yang dipakai sebagai pengontrol untuk menentukan posisi bangunan yang akan dibuat. Profil untuk tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak maksimum 50 m.

4). Jalan Logistik/Jalan Sementara.Penyedia jasa harus membuat jalan logistik /jalan sementara menuju lokasi

pekerjaan, termasuk jembatan sementara bila diperlukan untuk mengangkut bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan jalan sementara tersebut harus bebas dari segala hambatan yang mungkin dapat mengganggu kelancaran pekerjaan dan harus tetap terpelihara baik, sampai seluruh kegiatan pekerjaan selesai. Penyedia jasa harus menjaga/bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada jalan sementara yang dibuat selama pekerjaan berlangsung. Jalan sementara yang dibuat harus memiliki jarak terpendek dari jalan umum yang ada menuju lokasi pekerjaan. Pengawas Lapangan akan memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oleh Penyedia jasa sehubungan dengan pembuatan jalan sementara tersebut. Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut. Pemberi tugas bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan logistik jalan sementara yang digunakan oleh Pemborong selama Pelaksanaan Pekerjaan.

5. Direksi Keet (Kantor Lapangan)Penyedia jasa harus menyediakan/membuat kantor sementara dilapangan (Direksi

Keet) untuk tempat kegiatan administrasi lapangan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan guna effisiensi dan kelancaran kerja.

Page 13: Makalah Drainase Ok

a. Direksi Keet harus dibuat memenuhi syarat kesehatan dengan ventilasi yang cukup dan dilengkapi lampu penerangan pada waktu malam hari.b. Direksi Keet harus dilengkapi dengan keperluan Pengawas Lapangan sebagai berikut :- 1 Stel meja kursi tamu- 1 Stel Meja tulis dengan dua kursi- 1 Almari kantor- 1 Kotak PPPK lengkap dengan isinya- White board, alat tulis, penghapus- ATK- dll.

Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Direksi Keet ini menjadi beban Penyedia jasa dan sudah termasuk dalam harga penawaran.

6. GudangPenyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan bahan-bahan dan

peralatan kerja. Bilamana gudang ditempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat gudang harus dipilih yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan mendapat persetujuan dari PPK Satker PPLP Provinsi Sulawesi Selatan. Biaya yang timbul akibat hal ini menjadi tanggungan Pemborong.

7. Papan Nama Pelaksana KegiatanPenyedia jasa harus membuat papan nama Pelaksana Kegiatan. Bentuk, ukuran dan

warna akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan dipasang ditepi jalan masuk lokasi pekerjaan sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan. Papan nama Pelaksana Kegiatan harus sudah terpasang pada saat memulai pekerjaan.

3.2.Pekerjaan Saluran

1. Galian tanah berbatu degan alat berat 1 X Pindah Untuk pekerjaan galian Tanah Biasa dengan alat berat 1x pindah disini kami lakukan dengan memakai excavator yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali.

2. Galian tanah berbatu dgn tenaga manusia Untuk pekerjaan galian Tanah berbatu lakukan dengan memakai tenaga manusia (manual) yaitu menggali kedudukan Pasangan.

3. Pasangan batu kali SP 1 : 4 Pasangan batu kali disini adalah untuk membuat Saluran dan Bangunan Air, adapunketentuan yang akan di ikuti disini secara garis besar saja diantaranya :

a. Adukan untuk spesi digunakan campuran 1 PC berbanding 4 Pasir jadi didalam pengadukan harus benar-benar merata aduknya sehingga tidak terjadi kelemahan disuasi sisi spesi nantinya. Adukan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan Direksi dan dibuatkan bak takaran agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.

Page 14: Makalah Drainase Ok

b. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang merusak

ikatan semen.

c. Adukan harus diaduk sebanyak yang diperlukan sehingga tidak terjadi adukan terletak selama + 30 menit (adukan yang sudah terletak + 30 menit tidak dibenarkan

memakainya). Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan merusak konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling tersebut. Suling-suling dibuat dari pipa PVC ø 2 “ dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil. Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari Direksi nantinya. Pertama sekali setelah pekerjaan galian dilakukan oleh si penggali lalu kami persiapkan peralatan tukang yang termasuk kotak adukan dan kotak takaran yang diminta kepada direksi lalu kami membuatkan request atau izin untuk melaksanakan pekerjaan pasangan yang kami ajukan kepada pengawas lapangan dan setelah dimensi galian oke oleh direksi dan izin pekerjaan pasangan ditanda tangani kami langsung melaksanakan pekerjaan pasangan batu kali dengan spesifikasi yang telah ditentukan

4. Plesteran Camp. 1:3 Plesteran dalam hal ini adalah pekerjaan yang merupakan estetikanya bangunan sehingga pada waktu pelaksanaannya harus dikerjakan sedemikian rupa dan sesuai dengan campuran yang telah ditentukan dalam Spesifikasi Teknisnya dan harus terdapat kekentalan yang dimaksud.

5. Cor beton campuran 1:2:3 Persyaratan kualitas untuk semen, pasir, kerikil dan air pemeriksaan secara visual sebagai berikut :

a. Semen

- Kantong dalam keadaan utuh, tertutup dan baik.

- Waktu dibuka untuk diaduk harus dalam keadaan baik tidak ada yang membatu.

b. Agregat Agregat adalah bahan yang keras, tahan lama, bebas dari mineral-mineral, diproduksi secara alami atau dengan mesin dan tidak boleh berisi zat-zat yang dapat melemahkan kualitas beton dan tulangannya.

6. Besi Tulangan Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya tergantung yang ditentukan. Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971). Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan direksi pengawas lapangan.

Page 15: Makalah Drainase Ok

7. Bekisting Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap.

3.3.PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN

1. Galian tanah berbatu dgn tenaga manusia

Untuk pekerjaan galian Tanah berbatu lakukan dengan memakai tenaga manusia

(manual) yaitu menggali kedudukan Pasangan.

2. Pasangan batu kali SP 1 : 4

Pasangan batu kali disini adalah untuk membuat Saluran dan Bangunan Air

4. Plesteran Camp. 1:3

Plesteran dalam hal ini adalah pekerjaan yang merupakan estetikanya bangunan sehingga

pada waktu pelaksanaannya harus dikerjakan sedemikian rupa dan sesuai dengan

campuran yang telah ditentukan dalam Spesifikasi Teknisnya dan harus terdapat

kekentalan yang dimaksud.

5. Timbunan tanah dipadat/ratakan

Pekerjaan yang dilaksanakan disini adalah pekerjaan timbunan tanah dibelakang

pasangan dengan tanah bekas galian dipadat dan diratakan.

Sebelum menempatkan material timbunan diatas pondasi atau diatas timbunan, seluruh

daerah yang akan menerima beban material timbunan harus dibasahi secara optimum

diratakan. Pemadatan timbunan dapat dilaksanakan dengan alat pemadat / Stamper.

Sebelum pemadatan material harus dihampar maksimal setebal 25 cm lalu dipadatkan

dalam keadaan kadar air yang baik dan cukup baik pengaruhnya dalam pemadatan,

kemudian setelah padat lapis pertama disiram dengan air langsung dihampar lapis kedua

setebal maksimal 25 cm juga lalu dipadatkan sampai kepadatan maksimum atau sesuai

dengan spesifikasi, begitulah seterusnya sampai timbunan selesai.

Page 16: Makalah Drainase Ok
Page 17: Makalah Drainase Ok

BAB IVPERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Contoh Perencanaan Drainase Permukaan.

1. Data Kondisi

2. Penentuan daerah layanan Plot rute jalan di peta topografi. Panjang segmen 1 saluran (L) = 200 m ditentukan dari rute jalan yang telah diplot

di peta topografi dan topografi daerah tersebut memungkinkan adanya pembuanganke sungai di ujung segmen.

Dianggap segmen saluran ini adalah awal dari sistem drainase sehingga tidak adadebit masuk (Q masuk) selain dari A , A , A .Q segmen 1, A2, A3.

Gorong-gorong merupakan pipa terbuat dari beton Direncanakan di ujung segmen aliran air akan dibuang ke sungai melalui gorong-

gorongmelintang badan jalan.

Perencanaan gorong-gorong, menampung debit air dari segmen yang ditinjau dansegmen sesudah itu.

Page 18: Makalah Drainase Ok

3. Kondisi eksisting permukaan jalan

Panjang saluran drainase (L) = 200 meterl1 = perkerasan jalan (aspal) = 5 meterl2 = bahu jalan = 2 meterl3 = bagian luar jalan (perumahan) = 10 meter

Selanjutnya tentukan besarnya koefisien C : (lihat Tabel 2)-Aspal : l1 , koefisien C1 = 0,70-Bahu jalan : l2 , koefisien C2 = 0,65-Perumahan : l3 , koefisien C3 = 0,60

Kemudian tentukan luas daerah pengairan diambil per meter panjang:-Aspal A1 = 5,00 x 200 m2 = 1000 m2-Bahu jalan A2 = 2,00 x 200 m2 = 400 m2-Perumahan A3 = 10,00 x 200 m2 = 2000 m2-fk perumahan padat ( dari Tabel 2) = 2,0

-Koefisien pengaliran rata-rata : ( Rumus 1)

Page 19: Makalah Drainase Ok

4. Hitung waktu konsentrasiUntuk menentukan waktu konsentrasi (Tc) digunakan rumus (3), (4), dan (2)

5. Data curah hujanData curah hujan dari pos pengamatan BMG adalah sebagai berikut :

Page 20: Makalah Drainase Ok

6. Hitung dan gambar lengkung intensitas curah hujan

Dilakukan sesuai SNI 03-2415-1991, Metode perhitungan Debit Banjir pada beberapa periode ulang 5, 10, 15 tahunan

7. Tentukan intensitas curah hujan maksimum

Menentukan intensitas curah hujan maksimum (mm/jam) dengan cara memplotkan harga Tc = 4,06 menit, kemudian tarik garis ke atas sampai memotong lengkung intensitas hujan rencana pada periode ulang 5 tahun didapat: I = 190 mm/jam

8. Hitung besarnya debit

9. Penentuan dimensi saluran Penentuan dimensi diawali dengan penentuan bahan• Saluran direncanakan dibuat dari beton dengan kecepatan aliran yang diijinkan 1,50 m/detik ( Tabel 4 )• Bentuk penampang : segi empat• Kemiringan saluran memanjang yang diijinkan : sampai dengan 7,5% (Tabel 5)• Angka kekasaran permukaan saluran Manning (dari Tabel 10) n = 0,013

Page 21: Makalah Drainase Ok

10.Tentukan kecepatan saluran (V) < kecepatan ijin dan kemiringan saluran (is)

11. Tentukan tinggi jagaan (rumus 24)

Page 22: Makalah Drainase Ok

12. Hitung dimensi gorong-gorong ke sungai

Direncanakan gorong-gorong dari jenis Portland Cement (PC).

Gorong-gorong menampung aliran debit air dari segmen sebelum dan

sesudahnya → Q gorong2 = Q segmen 1 + Q segmen 2

Perhitungan debit yang masuk (rumus 14)

Debit Segmen 1 = Q= FxV =0,5x0,7xV = 0,35x1,3 = 0,455 m3/detik

Debit Segmen 2 = 0,545 m3/detik (diasumsikan)

Gorong-gorong dianggap saluran terbuka

Digunakan PC dengan D=0,8m, n=0,012 (angka kekasaran Manning, Tabel 10

untuk saluran beton halus dan rata, tipe sedang)

• Tinggi jagaan gorong-gorong : h = 0,8D = 0,8 x 0,8 = 0,64m

• Q gorong-gorong = Q segmen 1 + Q segmen 2 = 0,455+0,545 = 1,0 m3/detik

13. Hitung dimensi gorong-gorong ke sungai (lanjutan) :

Page 23: Makalah Drainase Ok

13. Periksa kemiringan tanah eksisting penempatan saluran di lapangan

Page 24: Makalah Drainase Ok

LAMPIRAN

Page 25: Makalah Drainase Ok

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa drainase sangat diperlukan

dalam kehidupan karena memiliki banyak kegunaan. Apalagi di daerah perkotaan,

drainase sangat diperlukan sebab di daerah perkotaan rawan terjadi banjir di musim

hujan. Selain menampung air hujan, drainase ini juga bisa sebagai saluran irigasi atau

pengairan sawah.

5.2 SARAN

Drainase yang sudah ada harus dijaga kebersihannya, jangan digunakan untuk

membuang sampah. Karena drainase sangat bermanfaat bagi kehidupan. Ketika musim

penghujan sistem ini akan membantu menampung air hujan, sehingga tidak terjadi banjir

dan sebagainya

Page 26: Makalah Drainase Ok

MAKALAH PENYUSUNAN DOKUMEN TENDER

DRAINASE

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1.

2.

3.

4.

5.

6.