makalah dislokasi
DESCRIPTION
MAKALAH dislokasiTRANSCRIPT
MAKALAHILMU KEPERAWATAN DASAR III
DISLOKASI SENDI
Disusun Oleh :
1. Ajeng Wahyu P. (10620305)2. Angga Pramudya (10620308)3. Anindya Marzeta R.H (10620309)4. Erika Candra Sari (10620314)5. Fendy Dwi Setyawan (10620320)6. Marienlanda Kahar R (10620328)7. Utari Dian Ratnasari (10620339)8. Yahya Nuril Huda (10620340)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang “Dislokasi Sendi” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Kepeawatan Dasar III, Ibu Wiwin Sulistya, S.Kep,
Ns.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan dan hasil dari browsing internet yang berkaitan dengan
Dislokasi Sendi dan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai peradangan pada
daerah tenggorok, khususnya Dislokasi Sendi dan segala hal yang berkaitan
dengan hal tersebut, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya bagi para praktisi medis yang bersangkutan dengan hal-hal ini.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Kediri, 27 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HalamanJudul………………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang………………………………………………………………
1.2 RumusanMasalah……………………………………………………………
1.3 TujuanPenulisan……………………………………………………………..
1.4 ManfaatPenulisan…………………………………………………………….
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Anatomi Fisiologi dada ………………………………………
3.2 Pemeriksaan fisik paru ……………………………………………………..
3.3 Pemeriksaan fisik jantung…………………………………………….
3.4 Pemeriksaan Payudara sendiri……………………………………………….
BAB 4 CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA REGIO TORAKS
BAB 5 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………
DaftarPustaka
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi)
(Brunner&Suddarth)
Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif
Mansyur, dkk. 2000)
2. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya :
a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
b. Trauma akibat kecelakaan
c. Trauma akibat pembedahan ortopedi
d. Terjadi infeksi di sekitar sendi
Bila luka yang disebabkan oleh trauma cukup parah sehingga merusak jaringan
ligamentum dan kapsula maka dapat mengalami suatu dislokasi dan pindah dari
letaknya semula. Jaringan saraf dan pembuluh darah yang berdekatan dapat
terganggu maka kerusakan vertebra servikalis, medula spinalis dapat mengalami
kerusakan atau saraf untuk muskulus deltoideus dapat terganggu bila ada dislokasi
bahu. Apabila salah satu / beberapa tulang yang berhubungan dengan sendi yang
mengalami dislokasi itu patah, maka keadaan itu disebut “ Dislokasi Fraktur “ dari
pada sendi yang bersangkutan. Pada suatu subluxatio, kerusakan ligamentum dan
kepala kapsula tidaklah menyeluruh dan derajat perubahan letak tidak seberat
dislokasi sebenarnya ( Cth: Subluxatio partil pada artikulasio akromio / klavikularis)
3. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi
penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang
berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya
terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi
sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang,
penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi
sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai.
4. Klasifikasi
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
3.Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress
berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami
pengerasan)
5. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Deformitas
7. Kekakuan
6. Pemeriksaan Fisik
1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami
dislokasi
2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami
dislokasi
3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
4. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi
7. Pemeriksaan diagnostik
1. foto X-ray
untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur
2. foto rontgen
Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi
3. Pemeriksaan radiologi
Tampak tulang lepas dari sendi
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah lengkap dapat dilihat adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan
leukosit.
8. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa :
- Ada trauma
- Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada
dislokasi anterior sendi bahu
- Ada rasa sendi keluar
9. Penatalaksanaan :
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga
agar tetap dalam posisi stabil
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X
sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan
10. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN “An. L”
DENGAN KARSINOMA LARING DI RUANGAN PERAWATAN THT
RSUD DR.SOETOMO SURABAYA TANGGAL 18 JUNI - 1 JULI 2002
Nama Mahasiswa : kelompok 3
N I M :123456000 MRS : 22
Nopember 2011
Ruangan/ Tgl. Pengkajian : UGD/ 22 Nopember 2011 No. Reg :
Pengkajian : Jam : 09.30
I. IDENTITAS
Nama : An. L Jenis Kelamin : -
Umur : 16 tahun Status Perkawinan : -
Suku/Bangsa : - Penanggung Biaya : -
Agama : -
Pekerjaan : -
Pendidikan : -
Alamat : -
II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN
Alasan Dirawat : pasien mengalami kecelakaan lalulintas dan mengalami luka-
luka.
Keluhan Utama : kaki kiri pasien nyeri dan tidak bisa digerakkan.
Upaya Yang Telah Dilakukan: -
Riwayat Penyakit Sebelumnya: -
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien mengalami kecelakaan lalulintas, pasien
mengalami luka-luka, kaki sebelah kiri pasien tidak bisa digerakkan. Pasien suspect
Dislokasi.
Riwayat Kesehatan Keluarga: -
Keadaan Kesehatan Lingkungan: -
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Pasien menangis dengan kaki kiri yang tidak dapat digerakkan.
2. Tanda-tanda vital
Suhu : - TD : 120/90 mmHg
RR :- Nadi : 120X /menit
3. Body system
a. Pernapasan ( B 1 : Breathing )
Tidak terkaji.
b. Cardiovaskuler ( B2 : Bleeding )
Nadi takikardi
c. Persyarafan ( B3 : Brain )
Composmentis
d. Perkemihan-Eliminasi Uri ( B4 : Bladder )
Tidak terkaji
e. Pencernaan-Eliminasi Alvi ( B5 : Bowel )
Tidak terkaji
f. Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi kaki terbatas,fungsio laesa pada kaki kiri pasien.
g. Sistem Endokrin
Tidak terkaji.
IV. SOSIAL /INTERAKSI DAN PSIKOLOGI.
Tidak terkaji
V. PENGKAJIAN
INTEGRITAS EGO
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan kemampuan mobilitas fisik.
Tanda : Ansietas.
MAKANAN ATAU CAIRAN
Tidak ada gangguan
HIGIENE
Tanda : kemunduran perawatan diri.
NEUROSENSORI
Tidak ada gangguan.
NYERI ATAU KENYAMANAN
Gejala : nyeri kaki kiri dengan skala nyeri=7.
Tanda : pasien menangis menahan sakit dan kaki tidak dapat digerakkan.
PERNAPASAN
Tidak terkaji.
KEAMANAN
Tidak terkaji.
INTERAKSI SOSIAL
Gejala : masalah tentang kemampuan mobilisasi.
Tanda : adanya cedera pada kaki.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.
VII. ANALISA DATA
No. Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS :pasien mengatakan :- Merasa nyeri, pada kaki
sebelah kiriDO:
- Pengukuran skala nyeri >7
Nyeri akut berhubungan dengan dengan kerusakan jaringan ligamen dan kapsul.
Infeksi pada
pembuluh limfe
superfisialabses Subkutan
kriptus
Gangguan Citra Tubuh
Trauma jaringan ligamen dan kapsul
Terlepasnya sendi dari mangkuk
Reaksi peradangan pada daerah trauma
Release agen-agen reaksi peradangan
(bradikinin, prostaglandin, histamin)
Feedback ke SSP
Nyeri
2. DS :- Pasien mengatakan
bahwa kakinya tidak dapat digerakkan.
DO :- Kesulitan bergerak
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan terjadinya trauma pada sendi.
3. DS:
-
DO :
-
gangguan citra tubuh berhubungan
dengan cedera atau trauma, yaitu
ditandai dengan perubahan postur
tubuh..
Infeksi pada
pembuluh limfe
superfisial
abses Subkutan
Gangguan Citra Tubuh
kriptus
Infeksi pada
pembuluh limfe
superfisial
abses Subkutan
kriptus
Gangguan Citra Tubuh
Dislokasi pada sendi
Sendi tidak pada tempatnya
Kekakuan pada sendi
Gangguan mobilitas fisik
Perubahan lokasi sendi (tidak pada
tempatnya)
Perubahan panjang ekstremitas
Perubahan postur
tubuh
Gangguan citra tubuh
4. DS :
DO :
-
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan reposisi, ditandai dengan
pembidaian.
5. DS :
DO:
-
resiko kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan dilakukannya
reposisi ditandai dengan
pembidaian dan terjepitnya
pembuluh darah yang ditandai
dengan edema.
6. DS :
DO:
-
ancietas berhubungan
dengan kurangnya
pengetahuan tentang
prognosis dari penyakit.
Trauma jaringan ligamentum
Perubahan kontur sendi
Dilakukan balut bidai
Gangguan citra
Trauma jaringan ligamen
Terlepasnya sendi dari mangkuk sendi
Reaksi peradangan pada daerah trauma;
pembidaian
Edema
Resiko kerusakan integritas kulit
Kurangnya pengetahuan
Ancietas
7. DS :
DO :
hambatan kemampuan berpindah,
berhubungan dengan kekakuan
sendi
II. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma
jaringan dan tulang
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pergesaran sendi ditandai dengan
kekakuan pada sendi
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan reposisi ditandai dengan pembidaian.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan trauma atau cedera yaitu perubahan
panjang ekstremitas ditandai dengan perubahan postur tubuh
5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dilakukannya reposisi
ditandai dengan pembidaian
6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjepitnya pembuluh
darah ditandai dengan edema
7. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
8. hambatan kemampuan berpindah berhubungan dengan kekakuan sendi.
III. Rencana Keperawatan
No.
Dx
Tujuan Kriteria Hasil Tindakan
Keperawatan
Rasional
1 Agar rasa
nyeri pasien
berkurang
Setelah diberi
asuhan keperawtan
diharapkan:
1. Pasien tampak
tenang
2. Pasien tidak
Mandiri :
1. Kaji lokasi dan
karakteristik
nyeri
2. Minta pasien
untuk menilai
1. Untuk
menentukan
rencana yang
tepat
2. Untuk
Dislokasi sendi
Kekakuan sendi
Hambatan kemampuan berpindah
meringis nyeri atau
ketidak
nyamanan pada
skala 0-10
3. Ervasi TTV
4. Ajarkan tekhnik
distraksi dan
relaksasi
Kolaborasi :
1. Berikan obat
analgesic sesuai
indikasi
mengetahui
perkembangan
pasien
3. Untuk
mengalihkan
perhatian agar
pasien tidak
terfokus pada
nyeri.
4. Membantu
mengurangi
nyeri.
2 Agar pasien
dapat
melakukan
kembali
mobilitas
secara
normal.
Setelah diberi
asuhan
keperawatan
diharapkan :
1. Pasien dapat
melakukan
aktivitas
kembali
2. Dapat
mempertahanka
n gerakan sendi
secara
maksimal
3. Kekuatan otot
pasien
maksimal
4. Integritas kulit
utuh.
Mandiri :
1. Kaji kembali
kemampuan
dan keadaan
secara
fungsional pada
kerusakan yang
terjadi.
2. Monitor fungsi
motorik dan
sensorik setiap
hari
3. Ajarkan dan
dukung pasien
dalam latihan
ROM secara
aktif atau pasif
untuk
mempertahanka
1. Mengidentifikas
i masalah utama
terjadinya
gangguan
mobilitas fisik.
2. Menentukan
kemampuan
mobilisasi
3. Mencegah
terjadinya
kontraktur.
4. Penekanan
terus-menerus
menimbulkan
dekubitus.
5. Mencegah
secara dini
dekubitus.
n atau
meningkatkan
kekuatan dan
ketahanan otot.
4. Ajarkan dan
bantu pasien
dalam proses
perpindahan
atau posisi
setiap 2 jam
sekali.
5. Observasi
keadaan kulit
6. Berikan
perawatan kulit
dengan cermat
seperti massage
dan memberi
pelembab ganti
linen atau
pakaian yang
basah.
7. Ajarkan pasien
tentang dan
pantau
pengguanaan
alat bantu
mobilitas.
Kolaborasi :
1. Koordinasikan
aktivitas
dengan ahli
6. Meningkatkan
sirkulasi dan
elastisitas kulit
dan
menurunkan
dekubitus.
7. Kolaborasi
penanganan
physiotherapy.
physioterapi.
3. Gangguan
citra tubuh
berkurang
1. Menunjukkan
citra tubuh yang
positif, tidak
ada
keterlambatan
pada
perkembangan
pasien
2. Pasien akan
mengidentifikas
i kekuatan
personal
3. Pasien akan
mengakui
perubahan
actual pada
penampilan
tubuh
4. Menggambarka
n perubahan
actual pada
fungsi tubuh
Mandiri:
1. Kaji respon
verbal dan non
verbal tentang
tubuh pasien
2. Pantau
frekuensi
pernyataan yang
mengkritik diri
3. Dengarkan
pasien secara
aktif dan akui
realitas adanya
perhatian
terhadap
perawatan,
kemajuan, dan
prognosis
4. Beri dorongan
kepadaa pasien
untuk
mengungkapka
n perasaan
5. Bantu pasien
untuk
mengidentifikas
i mekanisme
koping dan
kekuatan
personal dan
pengakuan
keterbatasan
6. Berikan
perawatan
dengan cara
yang tidak
menghakimi,
pelihara privasi
dan martabat
pasien
Kolaborasi:
1. Koordinasikan
kepada layanan
sosial untuk
merencanakan
perawatan
dengan pasien
2. Melakukan
panggilan pada
sumber-sumber
komunitas yang
tersedia untuk
pasien
4.
DAFTAR PUSTAKA
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
KLL
Trauma persendian
Rusaknya jarigan
Ligamentum & kapsula
Perubahan letak sendi
Thd mangkuknya
Dislokasi sendi
Trauma jaringan
Ligament
Terlepasnya sendi dr
Mangkuk
(pergeseran sendi)
Reaksi peradangan pd
Daerah trauma
Release agen-agen
Reaksi peradangan
(bradikinin, histamine,
prostaglandin)
Feed back ke
SSP
Nyeri
Edema
Perubahan kontur sendi