makalah desain organisasi
DESCRIPTION
Mata Kuliah Perilaku OrganisasiTRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Struktur Organisasi
Organisasi adalah unit sosial yang dibentuk secara sadar oleh beberapa
individu, untuk mencapai tujuan bersama. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut
perlu dikoordinasikan. Agar koordinasi dan pengawasan kegiatan organisasi
berjalan dengan baik, maka diperlukan struktur organisasi.
Subekhi & Jauhar, (2013: 89) menyimpulkan “Variabel-variabel kunci
yang menentukan desain struktural organisasi, yaitu strategi organisasi,
lingkungan yang melingkupinya, teknologi yang digunakan, dan orang orang yang
terlibat dalam organisasi”.
Suprihanto, dkk (2003:150) menyimpulkan “Struktur organisasi memiliki
tiga komponen dasar, yaitu complexity, formalization, dan centralization”.
Perbedaan struktur organisasi antarperusahaan pada hakekatnya disebabkan oleh
perbedaan ketiga komponen tersebut.
Complexity menunjukkan seberapa jauh pendistribusian aktivitas
organisasi ke dalam unit-unit yang lebih kecil. Masing-masing unit akan
mengerjakan aktivitas yang berbeda dengan unit yang lain.
Pembedaan aktivitas organisasi dapat dilakukan secara horizontal, vertikal
dan spasial. Semakin tinggi derajat perbedaan dalam ketiga faktor tersebut,
organisasi akan menjadi semakin kompleks.
3
4
Horizontal differentiation dapat dilakukan dengan memperhatikan jenis
tugas, orientasi pekerjaan dan latar belakang pendidikan individu. Verical
differentiation ditunjukkan oleh jumlah tingkat hirarki yang ada dalam organisasi.
Tingkat hirarki ini selanjutnya akan menentukan proses komunikasi antara atasan
dengan bawahan. Spatial differntiation terjadi apabila organisasi/perusahaan
beroperasi di beberapa daerah yang terpisah. Semakin luas daerah operasi
perusahaan, maka struktur organisasinya akan semakin kompleks.
Formalization menunjukkan aturan-aturan atau proses kerja yang berlaku
dalam organisasi. Semakin baku aturan dan prosedur kerja tersebut, maka
organisasi akan menjadi semakin formal. Dalam organisasi yang memiliki
pedoman kerja yang jelas dan baku, daya kreativitas karyawan akan semakin
rendah. Aktivitas mereka akan ditentukan oleh (atau mengikut) aturan yang ada.
Centralization menunjukkan cara pengambilan keputusan dalam
organisasi. Apabila keputusan lebih banyak diambil oleh manajer puncak, maka
organisasi akan menjadi semakin tersentralisasi. Dalam organisasi seperti ini
karyawan hanya bertugas melaksanakan keputusan yang telah diambil oleh
manajer puncak. Di lain pihak, jika karyawan lebih banyak dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan, maka organisasi akan semakin terdesentralisasi.
Dalam hal ini karywan tidak hanya bertugas melaksanakan keputusan yang telah
diambil, tetapi mereka juga turut menentukan keputusan apa yang akan diambil.
Konsep-konsep Dasar Organisasi
Untuk dapat membentuk struktur organissasi yang baik, diperlukan
pemahaman terhadap konsep dasar organisasional. Dengan memahami konsep-
5
konsep ini, manajer akan dapat mengevaluasi sisi positif dan negatif dari suatu
struktur organisasi.
1. Pembagian Tugas (Division of Labor)
Untuk dapat mencapai tujuannya, organisasi harus melakukan serangkaian
kegiatan. Kegiatan itu akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika individu
memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Konsep ini menyatakan bahwa
kegiatan organisasi sebaiknya dipilah-pilah menjadi aktivitas yang lebih
sederhana dan pengerjaannya diserahkan pada orang-orang tertentu. Dengan
melakukan spesialisasi, kinerja organisasi akan meningkat karena terjadi
peningkatan efisiensi kerja.
Hal penting dalam pembagian kerja adalah sejauh mana tugas-tugas
harusnya dispesialisasikan. Keputusan tingkat spesialisasi yang tepat adalah
keputusan desain yang penting karena akan berdampak pada efektivitas
organisasi. Spesialisasi tugas yang tinggi menimbulkan rasa bosan, namun dapat
meningkatkan produktivitas, karena:
a) Melakukan tugas berulang dapat meningkatkan keahlian.
b) Mengurangi kebutuhan pelatihan.
c) Mengurangi waktu terbuang karena alih tugas.
d) Dapat dikembangkan alat otomatis khusus untuk menyelesaikan satu tugas.
e) Pengendalian kualitas lebih baik.
Meskipun pembagian kerja terbukti mampu meningkatkan efisiensi
perusahaan, tetapi manajer harus tetap ingat bahwa manusia bukan semata-mata
merupakan faktor produksi. Tidak semua individu menginginkan pekerjaan yang
sederhana. Mereka juga menginginkan pekerjaan yang menantang. Apabila
6
seorang individu melakukan suatu pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, ia
akan merasa bosan dan lambat laun produktivitasnya akan menurun (Suprihanto
dkk, 2003: 151) .
2. Departementalisasi
Departementasi Merupakan proses mengkombinasikan tugas ke dalam
kelompok-kelompok atau departemen-departemen. Derajat kesamaan dari tugas
yang ada dalam satu departemen adalah hal pokok. Tugas dapat dikelompokan
(dasar-dasar departementasi) dalam beberapa kriteria yaitu:
a) Departementasi fungsional Merupakan metode yang paling efektif. Tugas
yang sejenis dan saling terkait dapat dikelompokkan dalam departemen
yang sama. Kelebihannya adalah meningkatkan keahlian, memungkinkan
penggunaan sumber-sumber secara maksimal, mendorong penggunaan
keahlian dan peralatan tertentu, komunikasi dan prestasi meningkat.
Kelemahannya adalah mengurangi komunikasi dan kerja sama
antardepartemen sehingga menimbulkan perspektif sempit.
b) Departementasi atas dasar produk Terdiri dari kombinasi ke dalam suatu
tugas departemen yang meliputi memproduksi produk-produk sejenis.
Biasanya terjadi pada perusahaan besar yang sulit untuk mengkoordinasikan
beraneka ragam departemen fungsional. Misalnya PT Astra Internasional.
Keunggulannya adalah menciptakan koordinasi dan pemusatan usaha
memproduksi secara efektif, berorientasi pada konsumen, dan pekerja lebih
kohesif. Kelemahannya keahlian dan sumber-sumber tidak dimanfaatkan
secara optimal.
7
c) Departementasi atas dasar wilayah Organisasi menggunakan geografis
sebagai dasar departementasi, jika organisasi tersebar di area geografis yang
luas untuk unit yang sama. Keunggulannya adalah mengurangi
permasalahan yang diakibatkan oleh jarak, seperti kesulitan komunikasi,
pengamatan dan keputusan yang mendesak.
d) Departementasi atas dasar pelanggan Mengelompokan tugas dengan
mengorganisasikannya sesuai dengan pelanggan yang dilayani. Terutama
jika pelanggan memiliki kategori dan kebutuhan dari masing-masing
kelompok yang berbeda secara signifikan.
3. Rentang Kendali
Berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan dengan efektif
oleh seorang atasan. Organisasi dengan rentang kendali luas memiliki sedikit
tingkat hirarki, banyak orang berada dibawah satu penyelia, sehingga terbentuk
struktur organisasi datar (flate). Sedang pada rentang kendali sempit, manajer
hanya membawahi beberapa bawahan, terbentuk struktur organisasi yang tinggi.
Hal tersebut dapat menghalangi komunikasi antar pribadi yang lebih luas dalam
organisasi. Besarnya rentang kendali yang efektif dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
a) Sifat tugas: jika rutin dan sederhana maka rentang kendali luas, dan jika
kompleks dan sering berubah maka rentang kendali sempit.
b) Kemampuan bawahan: rentang kendali luas jika bawahan memiliki tingkat
kemampuan dan profesionalitas tinggi, dan rentang kendali sempit jika
ketrampilan bawahan rendah.
8
c) Kontak dan koordinasi: jika tugas memerlukan kontak dan koordinasi tinggi
antara bawahan dan atasan, maka rentang kendali sempit.
4. Delegasi Wewenang
Berkaitan dengan sejauh mana wewenang pengambilan keputusan tersebar
dalam hirarki organisasi, jika tersebar secara luas maka disebut desentralisasi,
sedangkan jika hanya ada di tingkat atas maka disebut sentralisasi. Organisasi
yang relatif kecil dan karyawan tidak banyak, serta tugas tidak begitu kompleks
biasanya menerapkan sentralisasi.
5. Mekanisme Koordinasi
Organisasi harus mengintegrasikan berbagai aktivitas dan orang dalam
organisasi. Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk melakukan koordinasi:
a) standardisasi proses kerja: tugas rutin dikoordinasikan dengan prosedur
standar operasi.
b) standardisasi hasil: produk harus diproduksi sesuai spesifikasi.
c) standardisasi keahlian: tingkat keahlian tinggi melalui pelatihan
B. Desain Orgainisasi Mekanik dan Organik
Desain organisasi ditentukan oleh komponen-komponen yang membentuk
struktur organisasi perusahaan (complexity, formalization, dan centralization).
Desain organisasi akan ditentukan oleh derajat ketiga komponen tersebut.
Desain organisasi secara umum dapat dibedakan menjadi mechanistic
structure dan organic structure. Kedua jenis desain organisasi itu memiliki ciri
yang saling bertolak belakang. Suprihanto, dkk (2003: 154) struktur mekanistik
memiliki derajat yang tinggi pada ketiga komponen struktur organisasi (high
9
complexity, high formalization, dan high centralization), sementara itu stuktur
organik memiliki ciri (low complexity,low formalization, dan low centralization).
Lingkungan eksternal berkaitan dengan struktur organisasi. Ketika
lingkungan eksternal stabil, internal organisasi dikelola dengan peraturan,
prosedur dan hirarki wewenang yang jelas. Semua keputusan manajerial dibuat
pada tingkat puncak, dan sentralisasi wewenang yang kuat, atau struktur
organisasi mekanistik. Namun jika organisasi menghadapi perubahan lingkungan
yang cepat, memiliki struktur organisasi yang berbeda, organisasi bersifat adaptif
dan spontan. Aturan umumnya tidak tertulis, hirarki wewenang tidak jelas, dan
wewenang pengambilan keputusan tersebar luas, maka disebut struktur organisasi
organik.
Sistem mekanistik paling sesuai untuk lingkungan yang stabil, sedangakan
sistem organik paling sesuai untuk lingkungan bergejolak (Burns dan Shalter
dalam Subekhi & Jauhar, 2013: 92). Sistem mekanistik berarti kegiatan-kegiatan
organisasi diperinci menjadi tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi.
Sedangkan dalam sistem organisasi organik, individu lebih cenderung bekerja
dalam suatu kelompok, bukan bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasi
dengan semua tingkatan organisasi untuk mendapatkan inforamsi dan saran.
C. Desain Struktur Organisasi
1. The Simple Structure
Struktur sederhana umumnya digunakan oleh organisasi yang sangat kecil
dan mempunyai satu atau sedikit lini produk. Karakteristik utamanya adalah
biasanya pemilik perusahaan bertindak merangkap sebagai manajer dan membuat
10
hampir semua keputusan perusahaan. Struktur sederhana bersifat informal dan
koordinasi tugas dilaksanakan dengan pengawasan langsung.
2. The Machine Bureaucracy
Struktur ini ditandai dengan high complexity, high formalization, dan
centralization. Organisasi oleh karena itu memiliki pedoman-pedoman baku yang
mengatur setiap aktivitasnya.
3. The Professiona Bureaucracy
Struktur ini merupakan penggabungan antara standarisasi dengan
desentralisasi. Organisasi memiliki high complexity, high formalization tetapi
mendesentralisasikan proses pengambilan keputusan.
4. The Divisional Structure
Pada struktur organisasi ini akan terdapat unit-unit usaha yang memiliki
otonomi pada bidang-bidang tertentu. Meskipun mempunyai hak otonomi,
keberadaan unit-unit tersebut masih berada dalam koordinasi manajemen puncak
(perusahaan induk)
5. Adhocracy
Struktur ini sangat adaptif dan mudah menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan (fleksibel). Hal ini terjadi karena terdapat low complexity,
low formalization, dan low centralization