makalah dasar budidaya tanaman - … · web viewbahan tanam vegetatif perbanyakan vegetatif adalah...
TRANSCRIPT
MAKALAH DASAR BUDIDAYA TANAMAN
“BAHAN TANAM”
KELAS G/Kelompok 6
Oleh :
1. Indah Nur Khulillah (115040201111302)
2. Eka Lorensa Br Ginting (115040201111303)
3. Binti Nur Aisah (115040213111023)
4. Ulva Yuda G. W. A. (115040213111025)
5. Devi Kumalasari (115040213111026)
6. Mike Kusumadewi N. (115040213111027)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “BAHAN TANAM”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini atas bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Malang, Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui nursery atau tempat persemaian benih
1.2.2 Untuk mengetahui macam-macam bahan tanam
1.2.3 Untuk mengetahui sertifikasi benih
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bahan Tanam
2.1.1 Pengertian Bahan Tanaman
Bahan tanam ialah Bagian tumbuhan yang ditanami berupa biji, potongan batang
(retek) atau belahan biji.
2.1.2 Nursery/tempat persemaian benih
Nursery adalah suatu tempat di mana benih disebarkan dan tumbuh ke
ukuran untuk dapat ditanam. Nursery meliputi eceran yang dijual kepada
kalayak ramai, perdagangan besar menjual hanya untuk bisnis seperti ke tukang
kebun komersil, dan nursery pribadi menyediakan kebutuhan institusi atau tanah
perusahaan pribadi.
Walaupun gambaran yang populer suatu nursery adalah sebagai seorang
penyalur (pabrik/tumbuhan) kebun, cakupan fungsi nursery jauh lebih luas
dibanding arti penting bagi banyak cabang pertanian, ilmu kehutanan dan biologi
konservasi. Beberapa nursery mengkhususkan proses: perkembangbiakan,
bertumbuh ke luar, atau menjual eceran penjualan; atau dalam satu jenis pabrik
tumbuhan: e.g., groundcovers, pabrik tumbuhan keteduhan, atau taman,
bebatuan menanam. Beberapa hasil mencurahkan bursa bermaksud seperti
pohon buah-buahan untuk kebun buah, atau pohon kayu untuk ilmu kehutanan.
Beberapa bursa/stock hasil musiman, disiapkan musim semi untuk mengekspor
ke daerah lebih dingin di mana perkembangbiakan tidak bisa telah dimulai
sangat awal, atau ke daerah di mana hama musiman mencegah bertumbuh
menguntungkan awal musim itu.
Nursery sering tumbuh di suatu rumah kaca, suatu bangunan gelas/kaca atau
i dalam terowongan plastik, dirancang untuk melindungi tumbuhan muda dari
cuaca kasar (terutama yang membekukan), tetapi membiarkan akses untuk sinar
dan ventilasi. Rumah kaca modern mengijinkan kendali temperatur diotomatkan,
ventilasii dan cahaya serta pemberian makan dan pengairan semi-automated.
Beberapa juga mempunyai fold-back mengatapi untuk mengijinkan " hardening-
off" tentang menanam tanpa kebutuhan akan perpindahan manual ke tempat
tidur/alas di luar.
Kebanyakan nursery tinggal sangat labor-intensive. Walaupun beberapa
proses telah diotomatkan dan mekanik, orang yang lain tidak mempunyai. Hal
tersebut mau tidak mau bahwa semua tumbuhan perlakukan dengan cara yang
sama pada waktu yang sama akan tiba di kondisi yang sama bersama-sama,
maka memerlukan pengamatan, pertimbangan dan ketrampilan manual;
pemilihan yang akan dijual memerlukan perbandingan dan pertimbangan. Suatu
UK pemelihara tanaman telah memperkirakan ( dalam 2003) tenaga kerja itu
meliputi 70% tentang biaya produksi nya. UK Yang paling besar kamar anak
anak sudah gerak ke memperkecil biaya tenaga kerja oleh penggunaan komputer
mengawasi metoda pergudangan: benih kasur jerami/peron angkutan
dialokasikan ke suatu penempatan dan yang tumbuh dii sana dengan intervensi
sebagian manusia. Pemetikan terus memerlukan pemilihan suatu batch dan
pengendalian mutu manual sebelum mengirimkan. Di lain kasus, suatu kerugian
tinggi menilai waktu menjadi masak diterima untuk pengurangan dalam biaya
pemeliharaan tumbuhan terperinci.
Bisnis yang musiman, dipusatkan di musim semi dan musim gugur. Tidak
ada jaminan yang akan ada menuntut untuk produk- ini akan terpengaruh oleh
temperatur, (musim)kering, kompetisi asing lebih murah, pertunjukan, di
antaranya.
Penjualan tahunan (kontainer sepenuhnya dengan berbagaii benih, sepatu
tumit rata (baki dengan built-in sel), pot tanah, atau pot plastik. Tumbuhan tetap
hijau dan benih berhutan dijual yang manapun pot, bare-root atau burlapped dan
balled dan di (dalam) berbagai ukuran, dari kapal untuk mendewasakan pohon.
Balled Dan Burlap ( B& B) pohon digali baik dengan tangan maupun oleh
suatu pemuat yang mempunyai suatu pemasangan sekop pohon pada [atas]
medan mesin [itu]. Walaupun kontainer tumbuh [pabrik/tumbuhan] berhutan
sedang menjadi semakin dan [yang] lebih populer dalam kaitan dengan
kepandaian macam-macam, B& B masih secara luas digunakan
sepanjang;seluruh industri.
Tanaman mungkin disebarkan oleh benih, tetapi sering diinginkan cultivars
disebarkan secara tidak berkelamin oleh mulai menanjak karir, okulasi, lapisan,
atau lain teknik kamar anak anak.
2.2 Bahan Tanam Vegetatif
Perbanyakan vegetatif adalah perkembangbiakan makhluk hidup tanpa terjadinya
peleburan sel betina dan jantan (asexual).
Perkembangbiakan vegetatif adalah sejenis pembiakan askes bagi tumbuhan.
Melalui proses ini, tumbuhan dapat berkembang biak tanpa memerlukan biji, benih,
atau spora.
Perkembangbiakan vegetatif adalah proses perkembangbiakan pada hewan atau
tumbuhan yang tidak melalui proses perkawinan.
Bahan Tanam Vegetatif Alamiah
a. Geragih/stolon
Geragih atau stolon merupakan modifikasi batang yang biasanya
dikembangkan oleh tumbuhan terna. Stolon, sebagaimana rizoma, dapat menjadi
alat perbanyakan vegetatif, terutama bila tumbuh akar di sekitar buku tanaman
muda.
Stolon adalah batang horizontal yang menjalar di atas atau dalam tanah
maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar.
Setelah beberapa waktu tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya
lalu membengkok ke atas membentuk individu baru.
Stolon dapat dijumpai misalnya pada arbei (stroberi), rumput grinting
Cynodon dactylon, teki, pegagan, dan eceng gondok (Eichornia crassipes).
b. Umbi Batang
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi
dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya
karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar.
Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan
anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah
permukaan tanah.
Umbi batang merupakan umbi yang terbentuk dari modifikasi batang. Umbi
batang mampu memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan
bahan perbanyakan vegetatif. Umbi batang yang tumbuh di bawah permukaan
tanah, membesar, dan mengandung banyak pati disebut sebagai tuber, biasanya
dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae dan Asteraceae. Rimpang atau
rhizoma adalah modifikasi batang yang tumbuh di dekat permukaan tanah,
biasanya tidak terlalu membesar dan tidak mengandung banyak pati; banyak
dimiliki oleh anggota Zingiberaceae serta paku-pakuan. Geragih atau stolon
adalah modifikasi batang yang tumbuh menyamping dan di ruas-ruasnya tumbuh
bakal tanaman baru; geragih merupakan alat perbanyakan vegetatif dari banyak
anggota Poaceae (rumput-rumputan). Meskipun merupakan modifikasi batang,
rimpang dan geragih biasanya tidak dianggap sebagai umbi.
Cara kerja
1) Potensial air umbi batang
2) Umbi kentang yang cukup besar dipilih dan dibuat silinder-silinder dengan
pengebor gabus berdiameter 0.6 sebanyak 3 buah dan berdiameter 1 cm
sebanyak 3 bua
3) Umbi kentang yang berbentuk silinder-silinder dipotong sama panjang, yaitu
3 cm
4) Tiga buah silinder berdiameter 0.6 cm dan tiga buah silinder berdiameter 1
cm ditimbang berat awalnya dan catat.
5) Tiga buah silinder berdiameter 0.6 dimasukan ke dalam gelasaqua yang berisi
larutan sukrosa 0.4 M sebanyak 20 ml
6) Tiga buah silinder berdiameter 1 cm dimasukan ke dalam gelasaqua yang
berisi larutan sukrosa 0.4 sebanyak 30 ml
7) Tutup kedua gelas aqua tersebut dengan plastik selama 30 menit
8) Setelah 30 menit, keluarkan silinder-silinder.
9) Hitung rata-rata selisih berat silinder kentang dari tiapkosentrasi sukrosa yang
digunakan
10) Data yang diperoleh dibuat grafik dengan molaritas sebagaisumbu X dan
panjang silinder sebagai sumbu Y
c. Bulbus/suing
Umbi lapis (bulbus) merupakan umbi yang terbentuk dari tumpukan
(pangkal) daun yang tersusun rapat, biasanya dihasilkan oleh suku
alliceae,Amaryllidaceae, dan Liliaceae.contoh nya bawang merah,bawang
putih,bawang Bombay. Umbi lapis adalah umbi yang berlapis-lapis dan
ditengahnya tumbuh tunas.Contoh: bawang merah, bawang putih, bunga
bangkung.
d. Tunas biak/bulbil
Tunas yang tumbuh bila di tanam di sebut tunas.atau juga sering di katakana
bahwa tunas adalah salah satu alat perkembangbiakan tanaman.contoh nya
tebu,cocor bebek,kelapa,pisang,bamboo. Proses Pembentukan tunas
Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang
akan berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan
ukuran kecil. Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai
individu baru.
gambar tebu cocor bebek
e. Anakan
f. Akar Rimpang
g. Biji Apomiktik
Bahan Tanam Vegetatif Buatan
a. Bahan Tanam Vegetatif Buatan Tanpa Perbaikan
Merobek
Stek -> cabang, akar, daun
Mencangkok
Mencangkok yaitu mengupas kulit sampai ke bagian kayunya. Bahan yang
licin pada kayu yaitu kambium yang harus dibuang, selanjutnya ditutup dengan
tanah basah yang subur dan dibungkus. Contoh: jeruk, jambu, mangga, dan
rambutan.
b. Bahan Tanam Vegetatif Buatan Dengan Perbaikan
Menyambung
Grafting adalah salah satu teknik perbanyakan vegetatif menyambungkan
batang bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sedemikian rupa
sehingga tercapai persenyawaan, kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk
tanaman baru.
Grafting ini bukanlah sekedar pekerjaan menyisipkan dan menggabungkan
suatu bagian tanaman, seperti cabang, tunas atau akar pada tanaman yang lain.
Melainkan sudah merupakan suatu seni yang sudah lama dikenal dan banyak
variasinya. Sharock’s (1672) dalam Wudianto (2002) menyatakan bahwa seni
grafting ini telah digemari sejak dua abad yang lalu, yaitu sekitar abad ke-15
dia menggambarkan betapa pelik dan banyaknya ragam dari seni grafting ini.
Disamping itu Thouin dalam Wudianto (2002) mengatakan bahwa ada 119
bentuk grafting. Dari sekian banyak grafting ini digolongkan menjadi tiga
golongan besar, yaitu :
1. Bud-grafting atau budding, yang kita kenal dengan istilah okulasi
2. Scion grafting, lebih populer dengan grafting saja, yaitu sambung
pucuk atau enten
3. Grafting by approach atau inarching, yaitu cara menyambung tanaman
sehingga batang atas dan batang bawah masih berhubungan dengan
akarnya masing-masing
Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas (sepotong cabang
dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga
gabungan ini bersama-sama membentuk individu yang baru.
Batang bawah sering juga disebut stock atau root stock atau bahasa
belandanya onder stam. Ciri dari batang ini adalah batang masih dilengkapi
dengan akar, sedangkan batang atas yang disambungkan sering disebut entris
atau scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau bisa juga cabang
pohon induk, kadang-kadang untuk penyambungan ini memerlukan batang
perantara (Inter-Stock). Agar batang atas dan batang bawah bisa terus
merupakan perpaduan yang kekal, maka sebaiknya dipilih batang atas dan
batang bawah yang masih mempunyai hubungan keluarga dekat. Hal demikian
tidak selamanya benar, klasifikasi botani biasanya hanya berdasarkan sifat-sifat
reproduksinya, sedangkan penyambungan justru yang dipertimbangkan adanya
persamaan sifat-sifat vegetatif tanaman. Selama ini yang digunakan sebagai
patokan untuk melakukan penyambungan adalah berdasarkan sifat botaninya,
maka tidak jarang suatu penyambungan mengalami kegagalan.
Penyambungan antar varietas (masih dalam satu species) tidak pernah
mengalami kesulitan, misalnya penyambungan karet varietas Gondang Tapeh I
dan Wungun Rejo dengan karet Ciranji I atau varietas LCB 479. Demikian
juga bila kita melakukan penyambungan dua tanaman yang jenis atau
speciesnya lain tapi masih dalam satu marga, tingkat keberhasilannya masih
cukup tinggi, walaupun kadang-kadang juga ditemui kegagalan. Sebagai
contoh penyambungan yang berhasil adalah mangga madu (Mangifera indica)
yang disambungkan dengan mangga Kweni (Mangifera odorata) untuk
tanaman buah-buahan, sedangkan untuk tanaman kehutanan Eucalyptus pellita
disambungkan dengan Eucalyptus delupta. Kemungkinan keberhasilan
penyambungan tanaman menjadi lebih kecil apabila melakukan penyambungan
antar marga yang masih dalam satu famili apalagi penyambungannya antar
famili, tingkat keberhasilannya makin kecil.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan daya konsentrasi 0,05% hormon
IAA atau IBA bisa meningkatkan keberhasilan penyambungan, caranya dengan
mencelupkan atau mengolesi kedua ujung yang akan dilekatkan, atau
menyemprotkan batang atas sebelum disambung (Wudianto, 2002).
Teknik penyambungan ini bisa diterapkan untuk beberapa keperluan, yaitu
membuat tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak, dan
juga untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Menyambung (kopulasi): yaitu menggabungkan tanaman satu ke bagian
tanaman lain untuk mendapat tanaman baru yang memiliki sifat yang lebih
baik.
Okulasi
Menempel (okulasi): yaitu dengan menempelkan mata tunas dari suatu
tanaman ke mata tunas tanaman sejenis. Okulasi adalah teknik memperbanyak
tanaman secara vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman secara
lebih.Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari pohon
induk,lalu ditempelkan ke bagian percabangan primer.Percabangan primer
adalah percabangan yang tumbuh dibawah batang.Risiko kegagalan perlakuan
okulasi mata tunas lebih rendah dibandingkan dengan risiko sambung pucuk.
Penempelan mata tunas daya rekatnya lebih kuat dibandingkan dengan
sambung pucuk sehingga pertumbuhan tunas selanjutnya cenderung lebih
bagus.
Okulasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Potong pencabangan tanaman induk yang akan diambil mata
tunasnya.Pengambilan percabangan yang akan diambil mata tunas
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari karena saat itu daun tidak
sedang berfotosintesis.
2. Buang daun-daun yang dipercabangan,sayat mata tunas secara hati-hati dari
bawah ke atas.
3. Sayat kulit percabangan primer secara hati-hati.Penyayatan diusahakan
jangan terlalu panjang,sekitar 2 cm saja.Penyayatan ini disesuaikan dengan
panjang mata tunas yang disyat.Jika ukuran ini bisa disesuaikan
keberhasilan okulasi lebih tinggi.Sayatan kulit batang yang terlalu lebar atau
pecah,tidak terlalu bermasalah dalam perlakuan okulasi.
4. Potong setengah bagian sayatan kulit percabangan primer.
5. Tempelkan mata tunas dikambium percabangan primer.
6. Jika posisi mata tunas sudah menempel di kambium,tutup dengan setengah
bagian kulit percabangan primer yang tidak dipotong.Penutupan jangan
samapai mengenai mata tunas.
7. Bungkus mata tunas yang sudah menempel dengan plastik khusus okulasi
yang sudah dipersiapkansebelumnya.Pembukusan harus dilakukan dari arah
bawah ke atas.Tujuannya agar mata tunas tertutup rapat atau kedap udara
dan air siraman tidak bisa merembes masuk ke mata tunas.Jika air
merembes kedalam ,mata tunas akan busuk.
Kultur jaringan
Salah satu kesulitan dalam kultur jaringan tanaman adalah kebutuhan nutrisi
untuk pertumbuhan optimum sangat berbeda pada tiap spesies, sehingga tidak
ada media yang dapat direkomendasikan untuk semua tanaman. Penelitian –
penelitian yang intensif pada kultur jaringan selama 50 tahun terakhir telah
banyak mengembangkan media, beberapa diantaranya telah digunakan secara
luas dalam kultur jaringan saat ini. Media ini diberikan pada Tabel 12.1. Bahan
kimia dalam media biasanya ditentukan, artinya hanya hara tertentu yang
dimasukkan ke dalam media, atau media dapat juga mengandung bahan
tambahan kompleks seperti air kelapa atau jus jeruk yang mengandung zat
pengatur tumbuh.
Komposisi Media Kultur Jaringan
1. Hara anorganik
Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan
beberapa hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk
pertumbuhan normal dalam kultur jaringan, unsur – unsur penting ini harus
dimasukkan dalam media kultur. Perbandingan 5 media pada Tabel 12.1
memperlihatkan bahwa unsur esensial ini dimasukkan pada masing –
masing media tapi konsentrasinya berbeda karena diberikan dalam bentuk
yang berbeda.
2. Hara organic
Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan dapat
mensintesa semua kebutuhan bahan organiknya. Meskipun tanaman in vitro
dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan
vitamin dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu
atau lebih vitamin mesti ditambahkan ke media. Thiamin merupakan
vitamin yang penting, selain itu asam nikotin, piridoksin dan inositol
biasanya ditambahkan.
Selain bahan organik tersebut, bahan kompleks seringkali ditambahkan,
termasuk ekstrak ragi, casein hydrolysate, air kelapa, jus jeruk, jaringan
pisang, dan lain – lain. Penambahan bahan kompleks ini menghasilkan
media yang tak terdefinisi. Dengan penelitian yang cukup, semestinya bahan
kompleks ini dapat diganti dengan zat tertentu, mungkin tambahan suatu
vitamin atau asam amino.
3. Sumber karbon
Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena mereka
tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus
ditambahkan ke dalam media. Sumber karbon ini menyediakan energy bagi
pertumbuhan tanaman dan juga sebagai bahan pembangun untuk
memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh.
Biasanya sukrosa pada konsentrasi 1 – 5% digunakan sebagai sumber
karbon tapi sumber karbon lain seperti glukosa, maltosa, galaktosa dan
laktosa juga digunakan. Ketika sukrosa diautoklaf, terjadi hidrolisis untuk
menghasilkan glukosa dan fruktosa yang dapat digunakan lebih efisien oleh
tanaman dalam kultur.
4. Agar
Umumnya jaringan dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel
dengan menggunakan agar atau pengganti agar sperti Gelrite atau Phytagel.
Konsentrasi agar yang digunakan berkisar antara 0.7 – 1.0%. Pada
konsentrasi tinggi agar menjadi sangat keras, sedikit sekali air yang tersedia,
sehingga difusi hara ke tanaman sangat buruk. Agar dengan kualitas tinggi
seperti Difco BiTek mahal harganya tapi lebih murni, tidak mengandung
bahan lain yang mungkin mengganggu pertumbuhan. Pengganti lain seperti
gelatin kadang – kadang digunakan pada lab komersial.
Gel sintetis diketahui dapat menyebabkan hyperhidration (vitrifikasi) yang
merupakan problem fisiologis yang terjadi pada kultur. Untuk mengatasi
masalah ini, produk baru bernaman Agargel telah diproduksi ole Sigma.
Produk ini merupakan campuran agar dan gel sintetis dan menawarkan
kelebihan kedua produk sekaligus mengurangi problem vitrifikasi. Produk
ini dapat dibuat di lab dengan mencampurkan 1 g Gelrite (Phytagel) dengan
4 g agar sebagai agen pengental untuk 1 L media.
2.3 Bahan Tanam Generatif
Pengertian Biji, Benih dan Bibit
Biji adalah organ reproduktif yang dihasilkan oleh tanaman setelah terjadi anthesis.
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak atau
mengembangbiakan tanaman. Benih juga dapat diartikan sebagai biji tanaman yang
tumbuh menjadi tanaman muda kemudian menjadi dewasa dan menghasilkan
bunga melalui penyerbukan bunga berkembang menjadi buah atau polong lalu
menghasilkan biji kembali.
Bibit adalah anakan yang berasal dari bahan generatif maupun vegetatif yang siap
untuk ditanam.
Benih
Keuntungan dari penggunaan bahan benih adalah:
a) Harga benih lebih murah dari pada bibit
b) Apabila kelebihan membeli benih dapat disimpan dan di tanam pada masa tanam
selanjutnya
c) Lebih mudah di peroleh
Kerugian penggunaan benih:
a) Lebih mudah busuk bila ditanam
b) Peluang untuk tumbuh lebih kecil dibandingkan menggunakan bibit
c) Hasil panen belum tentu sama dengan induknya
d) Peluang untuk terkena hama dari masa perkecambahan lebih besar
Contoh tanaman: Benih padi, Benih kelapa sawit
Bibit
Keuntungan penggunaan bibit adalah:
1. Mudah diperoleh
2. Mudah digunakan
3. Sifat sama dengan induknya dan cepat produksi
4. Tanaman pohon cepat berbuah
Kelemahan penggunaan bibit:
1. Bibit stek,cangkok tidak memiliki akar tunggang
2. Sulit dalamdistribusi atau pengangkutan
Contoh tanaman: Tebu, Teh
2.4 Sertifikasi Benih
a) Pengertian Sertifikasi Benih
Sertifikasi Benih adalah suatu proses pemberian sertifikasi atas cara perbanyakan,
produksi dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh
Departemen Pertanian untuk dapat diedarkan.
b) Maksud Sertifikasi Benih
Sertifikasi Benih dimaksudkan sebagai pelayanan terhadap produsen/penangkar
serta pedagang benih
c) Tujuan Sertifikasi Benih
Tujuan pada kegiatan sertifikasi ini antara lain adalah : untuk memelihara
kemurnian dan mutu dari varietas unggul serta menyediakan secara kontinyu
kepada petani.
d) Sasaran Sertifikasi Benih
1. Mempertahankan kemurnian keturunan yang dimiliki oleh suatu varietas,
2. Membantu para produsen benih dalam memproduksi benih dengan mutu yang
baik
3. Membantu para petani dalam mendapatkan benih serta penyediaannya di
pasaran.
e) Tugas dan Fungsi sertifikasi Benih
1. Mengadakan pemeriksaan lapang;
2. Mengadakan pengawasan panen dan pengolahan benih;
3. Mengadakan pemeriksaan alat panen dan alat pengolahan benih;
4. Mengadakan Pengambilan contoh benih untuk diuji di laboratorium;
5. Menetapkan lulus atau tidak lulus suatu benih dalam rangka sertifikasi;
6. Mengadakan pengawasan pemasangan label dan segel sertifikasi;
7. Mengadakan pengumpulan dan penilaian data pelaksanaan sertifikasi untuk
penyempurnaan penerapan system sertifikasi benih;
8. Melaksanakan pencatatan dan penyimpanan data yang berhubungan dengan
kegiatan sertifikasi.
f) Landasan Hukum dan Pedoman dalam Sertifikasi Benih
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya
Tanaman;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1971 tentang Pembinaan,
Pengawasan Pemasaran dan Sertifikasi Benih;
3. Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 460/Kpts/Org/XI/1971, jo Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1971;
4. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pertanian dan Tanaman Pangan Nomor
SK.I.HK.050.84.68, tentang Prosedur Sertifkasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura, dan SK No. I.HK.50.84.70, tentang Pedoman Khusus Sertifikasi
Benih;
5. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 803/Kpts/01.210/7/97, tentang
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina;
6. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 1017/Kpts/TP.120/12/98, tentang Izin
Produksi Benih Bina, Izin Pemasukan Benih dan Pengeluaran Benih Bina;
7. Surat Keputusan Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor : I.HK.050.98-
57, tentang Pedoman tata Cara dan Ketentuan Umum Sertifikasi Benih Bina;
8. Surat Keputusan Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor : I.HK.050.98-
58, tentang Pedoman Khusus Sertifikasi untuk Perbanyakan Benih Tanaman Buah
secara Vegetatif;
9. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 39/Permentan/OT.140/8/06, tentang
Produksi Benih, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina
10. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 28/Permentan/SR.120/3/07, tentang
Produksi Benih, Kedelai;
11. Diskripsi Jenis/Varietas yang diberikan oleh pemulia atau instansinya.
g) Syarat – syarat sertifikasi Benih
1. Permohonan/Pendaftaran Sertifikasi
Permohonan sertifikasi dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum yang
bermaksud memproduksi benih bersertifikat, ditujukan kepada Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih. Permohonan sertifikasi hanya dapat
dilakukan oleh penangkar benih yang telah memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan
2. Sumber Benih
Benih yang akan ditanam untuk menghasilkan benih bersertifikat harus berasal
dari kelas benih yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya untuk menghasilkan
benih sebar harus ditanam benih pokok, oleh sebab itu benih yang akan ditanam
harus bersertifikat/berlabel.
3. Varietas
Varietas benih yang dapat disertifikasi, yaitu varietas benih yang telah
ditetapkan sebagai varietas unggulan dan telah dilepas oleh Menteri Pertanian
serta dapat disertifikasi.
4. Areal Sertifikasi
Tanah/Lahan yang akan dipergunakan untuk memproduksi benih bersertifikat
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan komoditi yang akan diproduksi,
karena tiap-tiap komoditi memerlukan persyaratan sejarah lapang yang
berbeda. Adapun persyaratan areal tersebut diantaranya :
a. Letak dan batas areal jelas
b. Satu blok untuk satu varietas dan satu kelas benih
c. Sejarah lapangan : Bera, Bekas tanaman lain, Bekas varietas yang sama
dengan kelas benih yang lebih tinggi, atau bekas varietas lain tetapi mudah
dibedakan.
d. Luas areal diarahkan minimal 5 Ha (BR) mengelompok.
e. Syarat areal bekas tanaman padi yang dapat dijadikan areal sertifikasi
(dalam Tabel)
5. Isolasi
Isolasi dalam sertifikasi terbagi dalam 2 bagian yaitu :
a. Isolasi Jarak
Isolasi jarak antara areal penangkaran dengan areal bukan penangkaran
minimal 3 meter, ini bertujuan untuk menjaga agar varietas dalam areal
penangkaran tidak tercampur oleh varietas lain dari areal sekitarnya.
b. Isolasi Waktu
Isolasi waktu kurang lebih 30 hari (selisih berbunga) , ini bertujuan agar
tidak terjadi penyerbukan silang pada saat berbunga antara varietas
pengakaran dengan varietas disekitarnya.
6. Pemeriksaan Lapangan
Guna menilai apakah hasil benih dari pertanaman tersebut memenuhi standar
benih bersertifikat, maka diadakan pemeriksan lapangan oleh pengawas
benih.Pemeriksaan lapangan dilakukan secara bertahap yang meliputi
Pemeriksaan Lapangan Pendahuluan (paling lambat saat tanam), Pemeriksaan
Lapangan Ke I (fase Vegetatif), ke II (fase generatif), dan Pemeriksaan Lpang
Ke III (menjelang panen).
7. Peralatan Panen dan Perosesing Benih
Peralatan/perlengakapan yang digunakan untuk panen dan prosesing harus
bersih terutama dari jenis atau varietas yang tidak sama dengan yang akan
diproses/dipanen. UJ\ntuk menjamin kebersihan ini harus diadakan
pemeriksaan sebelum penggunaannya, misalnya ; Combine, Prosessing Plant,
ataupun wadah benih lainnya.
8. Uji Laboratorium
Untuk mengetahui mutu benih yang dihasilkan setelah dinyatakan lulus
lapangan maka perlu diuji mutunya di laboratorium oleh analis benih, yang
meliputi uji kadar air, kemurnian, kotoran benih, campuran varietas lain, benih
tanaman lain, dan daya tumbuh.
9. Label dan Segel
Dalam ketentuan yang sudah ditetapkan juga tercantum bahwa proses
sertifikasi dinyatakan selesai apabila benih telah dipasang label dan disegel.
Label yang digunakan pemasangannya diawasi oleh petugas Balai Pengawasan
dan Sertifikasi Benih seta warna label disesuaikan dengan kelas benih yang
dihasilkan.
BAGAN PROSES SERTIFIKASI DAN PELABELAN BENIH
Bagan proses SERTIFIKASI DAN PELABELAN BENIH
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2012. Tunas. http://www.wikipedia.org/tunas. Diakses tanggal 20 Maret 2012.
Anonymous, 2012. Plant Nursery. http://en.wikipedia.org/wiki/Plant_nursery. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
Anonymous, 2012. Belajar Tentang Hobi.
http://bangmiing.blogspot.com/2012/01/06okulasi.html. Diakses tanggal 21 Maret
2012.
Annymous,2012.http://blog.ub.ac.id/sonianeh/2011/12/11/keuntungan-dan-kerugian-bahan-benih-dari-pada-bibit/. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012
Anonymous,2012.http://anggi-arga.blogspot.com/2010/03/bibit-sebagai-bahan-tanam.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012.
Anonymous. 2012. biotifor.or.id/index.php?action=publikasi.gendown&akt. Diakses
tanggal 21 Maret 2012.
Anonymous. 2012. http://masjamal.blogdetik.com/2008/12/26/okulasi/. Diakses tanggal 21
Maret 2012.
Anonymous. 2012. Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih.
http://bpsbtphbanten.wordpress.com/sertifikasi/. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
Juanda, D. dan B. Cahyono. 2000. Umbi Batang . Budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius.
Jonharnas. 2009. Evaluasi Beberapa Varietas suing di kabupaten Dairi Sumatera Utara. Balai Pengkajian Teknologi Tanaman Pertanian Sumatera Utara.
Kirana K, 2008. Pengertian tunas dan proses pembentukan tunas pada Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas PS 862 dan PS 864. Institut Pertanian Bogor