makalah calk

27
Catatan atas Laporan Keuangan –Kelompok 4 | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum dan tujuan khusus. Laporan bertujuan umum karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah. Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Kesalahpahaman ini dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan. Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi pembaca laporan keuangan. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan

Upload: liza-tiara-diana

Post on 02-Feb-2016

884 views

Category:

Documents


203 download

DESCRIPTION

cvbdxnhdxnxd

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum dan tujuan khusus. Laporan bertujuan

umum karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan

informasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan

pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang

memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.

Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi

kesalahpahaman di antara pembacanya. Kesalahpahaman ini dapat saja disebabkan oleh

persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa dengan orientasi

anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi

akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor komersial cenderung

melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan. Untuk itu,

diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan menjadi

penting bagi pembaca laporan keuangan. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan

keuangan harus disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi

untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis

atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan

Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah

penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Catatan atas Laporan Keuangan?

2. Apa Fungsi dari Catatan atas Laporan Keuangan?

3. Apa Dasar penyajian laporan keuangan dan pengungkapan kebijakan akuntansi

keuangan?

4. Informasi apa saja yang terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan?

Page 2: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 2

1.3 Sasaran dan Tujuan

1. Memenuhi tugas mata kuliah seminar Akuntansi Sektor Publik.

2. Mampu memahami Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Mampu memahami informasi Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Mampu memahami komponen Catatan atas Laporan Keuangan.

5. Memberikan pedoman mengenai penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 3: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi.

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang

dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada

pihak eksternal.

Menurut Soemarsono (2004: 34) :

“Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan,

terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009) :

“ Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja

keuangan suatu entitas”.

Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan

laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka.

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan

laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi

dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan

khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Page 4: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 4

2.2 Pengertian Catatan Atas Laporan Keuangan

Agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah dapat dipahami dan digunakan

oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai pertanggungjawaban keuangan negara

diperlukan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). CaLK memberikan informasi kualitatif

dan mengungkapkan kebijakan serta menjelaskan kinerja pemerintah dalam tahapan

pengelolaan keuangan negara. Selain itu, dalam CaLK memberikan penjelasan atas segala

informasi yang ada dalam laporan keuangan lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna

oleh lebih banyak pengguna laporan keuangan pemerintah, sehingga masyarakat dapat lebih

berpartisipasi dalam menyikapi kondisi keunagan neagra yang dilaporkan secara lebih

pragmatis.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci dan analisis

atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan

Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan

Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan

dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan

lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti

kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

Page 5: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 5

BAB III

LANDASAN UNDANG-UNDANG

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-80/PB/2011 Penambahan

dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar.

8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PS/2012 tentang

Penambahan dan Perubahan Akun Non Anggaran dan Neraca pada Bagan Akun

Standar.

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER.lPS/2012 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Page 6: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 6

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Catatan atas Laporan Keuangan

CaLK pada dasarnya dimaksudkan agar laporan keuangan pemerintah dapat dipahami

secara keseluruhan oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu

ataupun pemerintah saja. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman bagi pengguna

maupun pembaca laporan keuangan pemerintah, dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan

setiap entitas pelaporan (pemerintah) menambah atau mengubah susunan penyajian atas pos-

pos tertentu dalam CaLK, selama perubahan tersebut tidak mengurangi atapun

menghilangkan substansi informasi yang harus disajikan.

Pemahaman yang memadai terhadap komponen-komponen laporan keuangan

pemerintah sangat diperlukan dalam menilai laporan pertanggungjawaban keuangan negara.

Dengan memahami tujuan, manfaat dan isi/pos-pos dari setiap komponen laporan keuangan,

rakyat sebagai pengguna laporan keuangan akan lebih mudah menilai kinerja Pemerintah

dalam mengelola keuangan negara. Rakyat dapat mengetahui jumlah dan sumber dana yang

dipungut/dikumpulkan oleh pemerintah dalam setiap periodenya, bagaimana pengelolaannya,

termasuk dapat menelusuri lebih jauh penggunaan dana masyarakat tersebut serta

mengevaluasi sejauhmana capaian dari setiap program/kegiatan pemerintah.

Informasi yang ada dalam laporan keuangan juga akan berguna untuk mengetahui

jumlah serta jenis-jenis aset maupun utang yang dimiliki oleh pemerintah dalam rangka

mendukung kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, sehingga kinerja pemerintah

dapat teridentifikasi secara jelas dan rakyatpun dapat memberikan tanggapan atau penilaian

terhadap kinerja pemerintah tersebut.

Dalam kenyataannya, meskipun laporan keuangan sudah bersifat general purposive

atau dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi semua pihak, tetapi tidak semua

pembaca/pengguna dapat memahami laporan keuangan pemerintah dengan baik, akibat

perbedaan latar belakang pendidikan dan pengetahuan. Untuk itu, agar pengguna dapat

menginterpretasikan seluruh informasi-informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan

secara tepat maka diperlukan hasil analisis terhadap laporan keuangan Pemerintah.

Page 7: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 7

4.2 Fungsi Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan atau daftar rinci atau analisis atas

nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus

Kas

Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. setiap posdalam

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi

silangdengan informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami

oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen

entitas pelaporan. Oleh karena itu, Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang

dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Untuk menghindari

kesalahpahaman, catata atas laporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat

menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana perkembangan posisi dan kondisi

keuangan/fiskal entitas pelaporan serta bagaimana hal tersebut tercapai sehingga

memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.

Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan.

Pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam

memahami konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor

komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan

perusahaan.

Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan

menjadi penting bagi pembaca laporan keuangan. Selain itu, pengungkapan basis akuntansi

dan kebijakan akuntansi yang diterapkan akan membantu pembaca untuk dapat menghindari

kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.

Kebijakan fiskal yang perlu di uangkapkan dalam catatn atas laporan keuangan adalah

kebijakan-kebijakan pemerintah dalam peningkatan pendapatan, efesiensi belanja, dan

penentuan sumber atau pengguna pembiayaan. Misalnya penjabaran rencana strategis dalam

kebijakan penyusunan APBD,sasaran, program dan prioritas anggaran, kebijakan

intensifikasi /ekstensifikasi perpajakan, pengembangan pasar surat utang Negara.

Kondisi ekonomi makro yang perlu di uangkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan adalah asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan

Page 8: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 8

APBD berikut tingkat capaiannya. Indikator ekonomi makro tersebut antara lain produk

domestik bruto/produk harga minyak, tingkat suku bunga, dan neraca pembayaran.

Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti standar

berlaku yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos yang berhubungan. Misalnya,

pernyataan standar akuntansi pemerintah tentang persediaan mengharuskan pengungkapan

kebijakan akuntansi yang di gunakan dalam pengukuran persediaan.

Untuk memudahkan pembaca laporan, pengungkapan pada catatan atas laporan

keuangan dapat di sajikan secara narasi, bagan, grafik, daftar, dan skedul atau bentuk lain

yang lazim yang mengiktisarkan seacara ringkas dan padatkondisi dan posisi keuangan

entitas laporan.

4.3 Dasar Penyajian Laporan Keuangan Dan Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Keuangan

Dalam menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan, entitas pelaporan harus

mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi.

Beberapa rujukan yang paling umum dan karenanya paling mengikat sebagai dasar

hukum penyajian laporan keuangan adalah, antara lain tetapi tidak terbatas pada:

1)      Pasal 23 ayat (1) UUD 1945

2)      Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang

Keuangan Negara

3)      Pasal yang mengangkut pertanggungjawaban dari Undang-undang tentang APBN dan Perda

APBD

4)      Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

5)      Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

6)      Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2003 tentang.

Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu mendasari penyusunan laporan

keuangan, biasanya tidak diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan diperlukan jika tidak

mengikuti asumsi atau konsep tersebut disertai alasan dan penjelasan.

Sesuai dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, asumsi dasar dalam

pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu

kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:

(a)    Asumsi kemandirian entitas;

(b)   Asumsi kesinambungan entitas; dan

Page 9: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 9

(c)    Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit

yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak

terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu

indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun

anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab

atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas

pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-

piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program yang telah

ditetapkan.

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut

keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan

likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang

diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan

dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi Keuangan

Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengidentifikasikan dan menjelaskan

prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-metode

penerapannya yang secara material mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Laporan Arus Kas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbangan-

pertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.

Secara umum, kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan

hal-hal berikut ini:

(a)    Entitas pelaporan;

(b)   Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;

(c)    Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;

(d)   sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan-

ketentuan masa transisi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan diterapkan oleh suatu

entitas pelaporan;

(e)    setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan.

Pengungkapan entitas pelaporan yang membentuk suatu laporan keuangan untuk

tujuan umum akan sangat membantu pembaca laporan untuk dapat memahami informasi

Page 10: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 10

keuangan yang disajikan pada laporan keuangan. Pembaca laporan akan mempunyai

kerangka dalam menganalisis informasi yang ada. Ketiadaan informasi mengenai entitas

pelaporan dan komponennya mempunyai potensi kesalahpahaman pembaca dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ada.

Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan telah menyarankan

penggunaan basis akuntansi tertentu untuk penyusunan laporan keuangan pemerintah,

pernyataan penggunaan basis akuntansi yang mendasari laporan keuangan pemerintah

semestinya diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Pernyataan tersebut juga

termasuk pernyataan kesesuaiannya dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Hal ini akan memudahkan pembaca laporan tanpa harus melihat kembali basis akuntansi

yang tertera pada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Sebagai contoh, penjelasan mengenai basis akuntansi ini adalah sebagai berikut.

a)      Basis akuntansi dalam pencatatan realisasi APBN/D yaitu basis kas,

b)      Basis akuntansi dalam pencatatan dan penyajian Neraca, dalam hal ini aset, kewajiban, dan

ekuitas dana, yaitu basis akrual.

Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis pengukuran yang

digunakan sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan. Apabila lebih dari satu basis

pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang disajikan

harus cukup memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban yang menggunakan

basis pengukuran tersebut.

Dalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi diungkapkan,

manajemen harus mempertimbangkan manfaat pengungkapan tersebut dalam membantu

pengguna untuk memahami setiap transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan meliputi, tetapi

tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut:

(a)    Pengakuan pendapatan;

(b)   Pengakuan belanja;

(c)    Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;

(d)   investasi;

(e)    Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud

(f)    Kontrak-kontrak konstruksi;

(g)   Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;

(h)   Kemitraan dengan pihak ketiga;

(i)     Biaya penelitian dan pengembangan;

Page 11: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 11

(j)     Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;

Dalam hal menguraikan kebijakan akuntansi tentang aset lancar, khususnya Pesediaan,

misalnya, bagian ini dapat berisikan uraian sebagai berikut:

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang ataui perlengkapan yang dimaksudkan

untuk mendukung kegiatan oeprasional pemerintah, dan barang-barang dimaksdukan untuk

dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:

         harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,

         harga standar apabila diperoleh dengan memprodukdsi sendiri,

         harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lain seperti

donasi/rampasan.

(k)   Pembentukan dana cadangan;

(l)     Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;

(m) Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.

Setiap entitas perlu mempertimbangkan jenis kegiatan- kegiatan dan kebijakan-

kebijakan yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Sebagai contoh,

pengungkapan informasi untuk pengakuan pendapatan pajak, retribusi dan bentuk-bentuk

lainnya dari iuran wajib,

Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai pos-pos yang disajikan

dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Pernyataan Standar

ini.

Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan

kondisi entitas pelaporan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan

realitas ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan.

Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat

dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:

a.       Pertimbangan Sehat

Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut seharusnya diakui dalam

penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan

rahasia atau disembunyikan.

b.      Substansi Mengungguli Bentuk Formal

Page 12: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 12

Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan

hakekat transaksi dan realita kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi

atau kejadian.

c.       Materialitas

Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang

mempengaruhi evaluasi atau keputusan- keputusan.

Contoh penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mencakup pendapatan,

belanja, pembiayaan, aset, kewajiban dan ekuitas dana adalah sebagai berikut:

a)      Pengakuan Pendapatan pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara/Daerah

b)      Pengakuan Belanja pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah

c)      Pengakuan Pembiayaan pada saat kas diterima pada/ keluar dari Kas Umum Negara/Daerah

d)     Jenis-jenis sumber daya/kekayaan yang dapat dikelompokkan sebagai aset secara umum dan

aset secara khusus yang terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan. Selain

itu, dalam bagian ini pun diuraikan cara penilaiannya.

e)      Jenis-jenis kewajiban yang dapat dikelompokkan kewajiban jangka pendek dan kewajiban

jangka panjang. Mengingat instrumen keuangan yang berkaitan dengan kewajiban jangka

panjang mengandung kompleksitas yang masih belum banyak diketahui awam, bagian ini

perlu ditambahi dengan penjelasan mengenai aspek-aspek khusus yang berkaitan dengan

berbagai instrumen hutang jangka panjang seperti obligasi dan lain-lain.

f)       Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan

kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah. Selanjutnya

dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas Dana Cadangan.

g)      Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan

kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah. Selanjutnya

dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas Dana Cadangan.

h)      Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan

kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah. Selanjutnya

dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas Dana Cadangan.

4.4 Informasi yang Termuat dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis

atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan

Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi

yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta

Page 13: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 13

pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas

laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen- komitmen lainnya.

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos

laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain:

(a)    Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target

Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

pencapaian target;

(b)   Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;

(c)    Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan

akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya;

(d)   Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan

(e)    Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan

dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan

penerapan basis kas;

(f)    Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak

disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Secara lengkap informasi yang harus di muat pada catatan Atas Laporan keuangan

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006

tentang laporan keuangan dan kinerja pemerintah dan peraturan menteri dalam negeri

Nomor13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

1.1.      Maksud dan Tujuan penyusunan laporan keuangan

Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan.

1.2.      Landasan Hukum penyusunan laporan keuangan.

Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai landasan

hukum penyusunan laporan keuangan.

1.3.      Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan.

Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan keuangan

Bab II Ekonomi Makro, kebijakan keuangan, dan pencapaian target kinerja APBD

Page 14: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 14

2.1. Ekonomi makro

Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan laporan

keuangan. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi ekonomi makro

periode berjalan di bandingkan dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan anggaran

pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas perubahan anggaran yang di lakukan.

2.2. Kebijakan keuangan

Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan dalam penyusunan laporan

realisasi anggaran dan neraca daerah. Informasi yang di sajikan memuat tentang posisi dan

kondisi keuangan periode berjalan di bandingkan dengan periode sebelumnya dibandingkan

dengan anggaran sehubungan dengan realisasi anggaran.

2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD

Memuat penjelasan mengenai indikator pencapain target kinerja APBD, berupa

indikator program dan kegiatan yang di laksanakan pada tahun pelaporan. Indikator

pencapaian target menyajikan informasi tentang pencapaian efektifitas dan efesiensi program

dan kegiatan yang dilaksanakan.

Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja Keuangan

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan.

Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja APBD, berupa realisasi

pencapaian efektifitas dan efesiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan.

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah di tetapkan.

Memuat hambatan dan kendala yang di hadapi dalam pencapaian target kinerja yang telah

ditetapkan, baik kendala dan hambatan yang bersifat dapat dikendalikan maupun yang tidak

dapat di kendalikan (force majeur)

Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah

Memuat informasi tentang entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah.

4.2. Basis Akuntansi yang mendasari peyusunan laporan keuangan

Memuat informasi tentang basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

daerah.

4.3. Basis pengukuran yang mendasari peyusunan laporan keuangan

Memuat informasi tentang basis pengukura atas penyusunan pos-pos laporan keuangan

daerah.

4.4. Penerapan Kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar

pemerintah

Page 15: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 15

Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan akuntansi

yang belum di terapkan sesuai dengan ketantuan yang ada dalam Standar Akuntansi

Pemerintah dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Bab V Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan

5.1 Rincian dan penjelasan masing-msing pos-pos Laporan Keuangan

5.1.1 Pendapatan

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pendapatan:

a.       Pendapatan Asli Daerah.

b.      Dana perimbangan.

c.       Lain-lain pendapatan yang sah.

5.1.2 Belanja

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja:

a.       Belanja pegawai

b.      Belanja barang dan jasa

c.       Belanja modal

d.      belanja bunga

e.       Belanja subsidi

f.       Belanja hibah

g.      Belanja sosial

h.      Belanja bagi hasil

i.        Belanja tidak terduga

5.1.3 Pembiayaan

5.1.4 Aset

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset:

a.       Aset lancar

b.      Investasi jangka panjang

c.       Aset tetap

d.      Dana cadangan

e.       Aset lain-lain

5.1.5 Kewajiban

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos kewajiban:

a.       Kewajiban jangka pendek

b.      Kewajiban jangka panjang

Page 16: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 16

5.1.6 Ekuitas Dana

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos ekuitas dana:

a.       Ekuitas dana lancar

b.      Ekuitas dana investasi

c.       Ekuitas dana cadangan

5.2. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan

basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerpaan basis kas,

untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual.

Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang di haruskan oleh pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintah. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya

dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual.

Rekonsiliasi ditunjuk untuk menyajikan hubungan antara laporan kinerja keuangan dengan

laporan realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi dimulai dengan penambahan atau

pengukuran ekuitas yang berasal dari lapoaran kinerja yang disusun berdasarkan basis akrual.

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan

Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian maupun dari

laporan keuangan yaitu:

a.       Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut berada.

b.      Penjelasan mengena sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.

c.       Ketentuan perundang-undangan yang menjadi kegiatan operasionalnya.

d.      Penggantian manajemen pemerintah selama tahun berjalan.

e.       Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru.

f.       Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada neraca

g.      SPenggabunagan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan.

h.      Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang harus

ditanggung pemerintah.

Bab VII Penutup

Memuat uraian penutup yang dapat berupa simpulan-simpulan penting tentang laporan

keuangan.

Page 17: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 17

BAB V

KESIMPULAN

CaLK harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan

informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Secara umum, struktur CaLK mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

2. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

3. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan

hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

4. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan

akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

penting lainnya;

5. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada laporan keuangan

lainnya, seperti pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran

Lebih, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca.

6. Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang

belum disajikan dalam laporan keuangan lainnya;

Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam

lembar muka  laporan keuangan.

Page 18: Makalah Calk

C a t a t a n a t a s L a p o r a n K e u a n g a n – K e l o m p o k 4 | 18

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010

www.google.com

http://tenof.wordpress.com/tag/laporan-neraca/

http://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/laporan-neraca/

http://akuntansikeuda.blogspot.com/2012/09/format-laporan-keuangan-pp-71-tahun-

2010.html