makalah buaya konservasi

Upload: say-chese

Post on 07-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    1/7

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

    paling tinggi di dunia. Menurut Biodiversity Action Plan for Indonesia Indonesia memiliki

    sekitar 10% jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia, 12% mamalia, 16% reptil dan

    amfibi, 17% burung serta 2% jenis ikan. !ingginya keanekaragaman hayati tersebut sangat

    dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang berada di "ilayah tropis serta terletak diantara dua

    "ilayah biogeografi yaitu Indo Malaya dan #ustralian. $eanekaragaman hayati baik flora

    maupun fauna yang dimiliki merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

    manusia. ebih dari 6.000 jenis tumbuhan dan sat"a yang biasa di manfaatkan oleh

    masyarakat Indonesia baik yang berasal dari alam maupun hasil budidaya &'irjen ()$#,

    2006*. +edangkan seara ekologis flora dan fauna sebagai komponen dalam ekosistem

    memiliki peranan yang penting dalam kelangsungan proses-proses ekologi untuk menjaga

    keseimbangan ekosistem. usak atau hilangnya salah satu komponen dalam ekosistem

    akan menyebabkan gangguan terhadap ekosistem serta berkurangnya kualitas lingkungan.

    $alimantan merupakan pulau paling unik karena terdapat empat jenis buaya,

    sedangkan di benua #frika hanya terdapat tiga jenis buaya &/roombridge, 17*. mpat

     jenis buaya yang terdapat di $alimantan adalah3 Crocodylus porosus, C. siamensis, C.

    raninus dan Tomistoma schlegelii. Jenis C. raninus dianggap sebagai jenis 4alid oleh oss

    &10* setelah lebih kurang 100 tahun terlupakan. 'ari keempat jenis buaya tersebut hanya

    C. Raninus  yang merupakan jenis endemik $alimantan &oss, 10* 5enis C. porosus

    terdapat hampir di seluruh $epulauan di Indonesia3 jenis C. siamensis dijumpai di

    $alimantan dan 5a"a &oss et al ., 1*, sedangkan T. schlegelii dijumpai di +umatra dan

    $alimantan &/roombridge, 17*.

    eptil adalah salah satu fauna yang banyak terdapat di "ilayah Indonesia. Indonesia

    menempati peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki kekayaan jenis reptil paling tinggidi dunia, lebih dari 600 jenis reptil terdapat di Indonesia &ndar"in, 2006*. +at"a liar ini telah

    telah lama dimanfaatkan, bahkan telah menjadi komoditas ekonomi yang bernilai tinggi.

    (emanfaatan reptil sebagai binatang peliharaan maupun untuk konsumsi serta obat-obatan

    telah berkembang ke berbagai negara, bahkan dalam dua dekade terakhir Indonesia dikenal

    sebagai salah satu pengekspor reptil terbesar di dunia. $egiatan pemanfaatan reptil yang

    telah banyak menghasilkan keuntungan seara ekonomi juga menimbulkan dampak negatif 

    yang ukup besar. ksploitasi reptile yang berlebihan dan tidak terkontrol akan

    menimbulkan anaman terhadap kelestarian sat"a tersebut. +elain kegiatan eksploitasi,

    kerusakan hutan yang semakin luas juga merupakan anaman besar terhadap kelestarian

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    2/7

    sat"aliar. $on4ersi hutan menjadilahan perkebunan, lahan pertanian dan kegiatan

    penebangan hutan berperan besar terhadap hilangnya habitat sat"aliar. (erubahan kondisi

    habitat seperti itu akan berpengaruh terhadap keanekaragaman sat"aliar yang terdapat di

    dalamnya.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Buaya

    +eara umum buaya mempunyai iri-iri khas, yaitu termasuk binatang bertulang

    belakang &4ertebrata*, lubang dubur memanjang &longitudinal* dan bagian tubuh dilindungi

    oleh sisik yang berupa plat sisik dari at tanduk pada bagian punggung. $adang-kadang

    pada bagian perutnya disertai dengan sisik yang lebih kuat, mempunyai empat anggota

    badan, dan 2 &dua* kaki bagian depan dengan jari masing-masing buah sedangkan 2

    &dua* kaki bagian belakangnya masing-masing memiliki &empat* jari dengan 8 &tiga* jari

    sebelah dalamnya berkuku. kornya sangat kuat dan panjang. Memiliki lubang-lubang

    dibagian anterior kepala, mata 4ertikal dan bagian telinganya dapat digerakan. !elur lonjong

    dan memanjang dengan kulit yang relatif keras. 9ntuk mengendalikan suhu tubuhnya,

    buaya selalu dapat beradaptasi dengan keadaan luar seperti ahaya matahari, air dan

    sebagainya &atnani, 2007*.

    :uaya merupakan he"an ectotherms yang artinya mereka bergantung kepada

    sumber panas dari luar untuk mengatur temperatur tubuhnya. (ada pagi hari ketika sinar 

    matahari sudah mulai munul, sekitar pukul 07.1, buaya keluar dari dalam sungai menuju

    ketepian untuk melakukan basing &berjemur*. )al ini dimaksudkan untuk menaikkan suhu

    tubuhnya sehingga menapai suhu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan normal dan

    untuk mengembalikan kalori yang hilang selama di dalam sungai pada malam harinya.

    :uaya umumnya membuka mulutnya sampai matahari terik sebagai mekanisme

    pendinginan untuk menjaga suhu tubuhnya. $emudian buaya masuk kedalam semak-semak

    yang lembab atau kembali ke sungai dengan kondisi setengah tubuhnya terendam &Iudin,1*. :uaya di alam bersifat ;secretive< &suka bersembunyi* dan jarang terlihat dalam

    kelompok. (ada sore hari buaya keluar untuk menari makan dan pada malam hari turun ke

    sungai &berendam di dalam air* karena suhu air lebih tinggi &hangat* daripada di darat

    &=hitaker 10 dalam )arto 2002*.

    2.2 Habitat dan Persebaran

    )abitat buaya muara umumnya di "ilayah perairan payau, tetapi terkadang juga

    ditemukan di sungai air ta"ar dan ra"a &:ritton, 2002*. +aat ini buaya muara semakin sulit

    ditemukan hidup di alam bebas. :erdasarkan data I9>? &200* populasinya di dunia terus

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    3/7

    menurun dan dimasukkan kedalam sat"a yang teranam punah, sedangkan berdasarkan

    >I!+ tergolong #pendiks I. 'i Indonesia, perburuan dan eksploitasi buaya muara dari alam

    telah dilarang oleh (emerintah dan ?egara melalui (( ?o.7 dan tahun 1. (enelitian

    serta usaha penyelamatan telah giat dilakukan dalam rangka menegah punahnya buaya

    ini, salah satunya adalah penelitian mengenai perilaku buaya

    !ersebar di benua #sia, #ustralia, #merika dan #frika. (enyebarannya di #sia

    menakup Indonesia sampai >ina dan India. :uaya juga terdapat di bagian 9tara #ustralia.

    'i #frika buaya terdapat di bagian !engah dan +elatan, dan juga #merika +elatan, !engah,

    dan bagian !enggara #merika +erikat &)alliday dan#dler, 2000*. 'i Indonesia terdapat 6

     jenis buaya yang terdiri dari 2 genus yaitu >roodylus dan !omistoma &Iskandar, 2000*.

     #likodra &2002* mengatakan bah"a komponen habitat yang terpenting untuk

    kehidupan sat"a adalah makanan, air dan o4er. 'i alam, buaya menyukai lingkungan yang

    mempunyai iri sebagai berikut 3

    1. 'aerah ra"a, baik ra"a air payau maupun ra"a air ta"ar, terutama daerah ra"a yang

    terdapat banyak pohon penutup &nipah, pandan, dan lain-lain* yang dapat digunakan

    sebagai tempat bersembunyi terutama pada saat mengintai mangsanya sekaligus sebagai

    tempat berlindung.

    2. :erada di daerah aliran air yang mempunyai arus tenang.

    8. 'i daerah danau-danau yang disekitarnya banyak ditumbuhi 4egetasi.

    . 'i muara &daerah pertemuan antara sungai dan laut* menjadi tempat fa4orit jenis buaya

    muara karena ketersediaan makanan yang ukup yaitu ikan yang banyak hidup di daerah

    ini.

    $emampuan buaya hidup di air dan di darat memungkinkan buaya mendapatkan

    makanan yang beragam. Makanan anak buaya terdiri dari serangga dan ikan. !umbuh

    semakin besar makanan buaya meningkat ke ikan besar, burung, ular, monyet dan mamalia

    lain serta bahkan manusia. :uaya air ta"ar Irian &>roodylus no4aeguineae* memiliki

    makanan utama berupa unggas-unggas air &)arto 2002*.

    2.3 Perilaku Buaya

    :uaya merupakan he"an yang bersifat ektotermik dan poikilotermik sehingga

    berjemur merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh buaya untuk mengoptimalkan

    metabolisme dan mengintegrasikan antara lingkungan, perilaku, dan fungsi seluler supaya

    dapat berjalan semestinya &>ooper, 2002@ +oendjoto et al., 2006*. :uaya mendapatkan

    panas yang berasal dari lingkungan dengan tiga mekanisme yaitu radiasi, kon4eksi dan

    konduksi. amanya berjemur dari tiapAiap jenis akan berbeda. )al tersebut berkaitan

    dengan ukuran tubuh serta suhu lingkungan saat itu. +elain itu, terdapat perbedaan suhu

    tubuh pada saat menyelam dalam air dan pada saat melakukan berjemur. (ada saat

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    4/7

    menyelam suhu tubuh adalah 22-26B> sedangkan apabila melakukan akti4itas

    baskingCberjemur suhu tubuhnya dapat menapai 0-D> &+eebaher dan Murray, 2007*.

    9ntuk buaya yang berukuran besar tentu saja akan membutuhkan "aktu berjemur yang

    lebih lama.

    (erilaku berjemur buaya umumnya dilakukan di daratan dan apabila telah

    mendapatkan panas tubuh yang ukup akan kembali ke perairan untuk mengurangi panas

    yang berlebih. +elain itu dapatjuga dengan ara membuka rahangnya. :uaya meningkatkan

    suhu tubuh dengan ara mengalirkan darah melalui kulit yang telah hangat supaya

    memba"a panas ke pusat tubuh &oss, 1*.

    2. An!a"an #ada $%nser&asi Buaya

    )abitat buaya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.

    Eaktor biotik dapat berupa predasi atau pemangsaan, perburuan oleh manusia,

    ketersediaan makanan dan persaingan mendapatkan makanan. +edangkan faktor abiotik

    adalah suhu, p), salinitas air, urah hujan, kerusakan habitat akibat eksploitasi hutan,

    ramainya lalu lintas sungai, penemaran air dan tekanan penduduk &atnani, 2007*.

    (enduduk Indonesia seara historis telah memanfaatkan buaya untuk berbagai

    kepentingan. 'alam "aktu sepuluh tahun terakhir, pemanfaatan buaya untuk tujuan

    komersial banyak dilakukan yang menyebabkan status populasinya di alam teranam

    punah. +ebagai tekanan yang disebabkan oleh perburuan untuk tujuan komersial, maka

    keberhasilan dari konser4asi buaya dialam tergantung dari monitoring yang berkelanjutan

    untuk mengetahui populasinya naik, stabil atau menurun. +tatus populasi ini berguna dalam

    mengendalikan perburuan. &$urniati et al., 1*.

    Menurut :ambang &2002*, produk-produk dari kulit banyak disukai dan berharga

    mahal. $ulit buaya diolah untuk dijadikan aneka barang kerajinan kulit seperti dompet, tas,

    topi, ikat pinggang, sepatu dan lain-lain. Indonesia mengekspor ukup banyak kulit buaya,

    sekitar 1.22 potong pada tahun 2002, dengan negara-negara tujuan ekspor di antaranya

    ke +ingapura, 5epang, $orea,  Italia, dan beberapa negara lainnya. mpat perlimanya

    adalah dari kulit buaya Irian, dan sekitar 0% di antaranya dihasilkan dari penangkaranbuaya.  'aging buaya juga dimakan di beberapa negara seperti di  #ustralia,  tiopia,

    !hailand,   #frika +elatan, $uba, dan juga di sebagian tempat di Indonesia dan  #merika

    +erikat. )al F ini merupakan suatu anaman kepunahan bagi buaya apabila diburu untuk

    kepentingan ekonomi.

    Menurut Majid &200*, tingginya perburuan, rusaknya banyak habitat, serta sikap

    yang tidak bersahabat dari manusia, membuat nasib buaya terpuruk. 'alam dua atau tiga

    dekade terakhir, populasi empat jenis buaya yang ada di Indonesia mengalami penurunan

    tajam. +alah satunya adalah buaya muara Crocodylus porosus. :uaya ini sebenarnya

    memiliki daerah penyebaran yang paling luas, yaitu #sia !enggara dan (apua, sebagian

    https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Italiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Buaya_Irianhttps://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Etiopiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttps://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kubahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Koreahttps://id.wikipedia.org/wiki/Italiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Buaya_Irianhttps://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Etiopiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttps://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kubahttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttps://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    5/7

     #sia +elatan, sebagian #ustralia dan juga sebagian pulau-pulau di (asifik barat daya. !api

    kepunahan lokal yang terjadi dimana-mana membuat peta penyebarannya penuh

    lubang. (opulasi-populasi buaya sekarang kebanyakan tinggal bertahan di tempat-tempat

    yang jauh dari manusia.

    (erburuan buaya komersil. $egiatan ini dilakukan di !?'+ dari !ahun 10-an

    hingga !ahun 170-an,oleh penduduk lokal dan masyarakat dari hulu +ungai $apuas.

    :apak 5ali adalah seorang pemburu buaya pada periode tersebut dan ;sering menangkap 2-

    8 :uaya +enyulongCmalam

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    6/7

    :ritton. #.2002. >roodylus (orosus& +neider, 101*, http 3CC""".flmnh.ufl.eduCnhCsp-

    por.htm. 27C02C2016.

    >ooper, $.. 2002. Moleular :iology of !hermoregulation3 +ome )istorial (erspeti4es

    on !hermoregulation. 5. #ppl. (hysiol.,23 171 7- 172.

    'irjen ()$# 'irektorat 5enderal (erlindungan )utan dan $onser4asi #lam, 'epartemen

    $ehutanan. 2006. !engenal "# Taman $asional !odel di Indonesia. 5akarta 3 +ub

    'irektorat Informasi $onser4asi #lam, 'irektorat $onser4asi, $a"asan departemen

    $ehutanan.

    ndar"in, =. 2006 . $eanekaragaman 5enis eptil 'an :iologi Cyrtodactylus f fumosus.

    'epartemen $onser4asi +umberdaya )utan 'an ko"isata Eakultas $ehutanan 3

    Institut (ertanian :ogor.

    Eraier, +. &1*. # preliminary 'ry +eason >roodile +ur4ey of +uaka Margasat"a 'anau

    +entarum &ake +entarum =ildlife eser4e* in $alimantan :arat, Indonesia.

    9npublished eport for the 'iretorate-/eneral of Eorest (rotetion and ?ature

    >onser4ation and the #sian =etland :ureau, 9$-Indonesia !ropial Eorest

    Management (rojet, :ogor.

    /roombridge, :.17. !he 'istribution and status of "orld roodilians. )al -12, dalam3

    /.5.= =ebbs, +.>. Manolis dan (.5. =hitehead &eds*. =ildlife Management3

    >roodiles and #lligators. +urrey :eatty and +ons. +ydney.

    )arto, 5. 2002. :udidaya dan (elestarian :uaya #ir !a"ar Irian &Crocodylus novaeguineae*

    H+kripsi. :ogor 3 Eakultas $edokteran )e"an. Institut (ertanian :ogor.

    Iskandar, '. !. 2000. $ura-kura dan :uaya Indonesia dan (apua ?ugini. (#Media >itra.

    :andung.

    Iudin. 1. (engaruh 5enis dan $omposisi ansum !erhadap (ertumbuhan #nak-anak

    :uaya Muara &Crocodylus porosus* H+kripsi. :ogor 3 5urusan $onser4asi

    +umberdaya )utan Eakultas $ehutanan. Institut (ertanian :ogor.

    $urniati, )ellen., G. umbarar., Mumpuni dan /. +emiadi. 1. +tatus (opulasi :uaya

    >roodylus porosus di 'aerah $aimana dan !eluk #rguni, Irian 5aya. aporan:erkala (enelitian )ayati. (uslitbang :iologi I(I 3 +urabaya.

    Majid, #jid #bdul., 200. +ebaran +pasial dan $arakteristik )abitat :uaya #ir !a"ar Irian

    &Crocodylus novaeguineae +hmidt,12* di !aman ?asional =asur. +kripsi.

    'epartemen $onser4asi +umberdaya )utan dan ko"isata Eakultas $ehutanan

    Institut (ertanian :ogor 3 :ogor.

    oss, >.#., 5. >oJ K ). $urniati &16*. (reliminary +ur4ey of (alustrine >roodiles in

    $alimantan. (rojet (rogress eport (hase I F 1. (usat (enelitian dan

    (engembangan :iologi &I(I*, :ogor K +mithsonian Institution, =ashington.

    oss, > .#. 1.>roodiles and #lligators.E ats on Eiles. ?e" Gork. (p. 76-18

  • 8/18/2019 makalah buaya Konservasi

    7/7

    oss, >.#.10. >roodylus raninus +.Muller and +hlegel, a 4alid speies of roodile

    &eptilia3 >rododylidae* from :orneo. (ro. :iol. +o. =ash. 108&*3-61.

    oss, >.#., /.>. Mayer and . :our.1. 'esignation of a letotype for >roodylus

    siamensis +hneider, 101 &eptilia3 >roodylia*. (ro. :iol. +o.=ash. 10&2*3 2-

    801.

    +eebaher E. dan Murray, +.#. 2007. !ransient eeptor (otential Ion >hannels >ontrol

    !hermoregulatory :eha4iour in eptiles. (los Lne, 2 &8*3 e21.

    +oendjoto, M.#., )adi, +.#., Muhammad, :. dan )eru, +. 2006. #kti4itas )arian :ekantan

    &$asalis lamatus %urmb* di )utan $aret $abupaten !abalong, $alimantan +elatan.

    :iota, I &2*3 101-10.

    =ibo"o, (.17. )asil temuan sur4ey lahan basah di $alimantan dalam3+eminar 

    (emaparan hasil-hasil !emuan !eknis (royek 9$-Indonesia 'ibidang (engelolaan

    )utan !ropis di Indonesia3 +ub-proyek $onser4asi +uaka Margasat"a 'anau

    +entarum &12-17* :ogor, 16-17 5uni 17. =etlands Internasional-Indonesia

    (rogramme. :ogor3 1-.