makalah biskuit
DESCRIPTION
nbcghctTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSalah satu bentuk produk pangan yang banyak diminati anak-anak hingga orang
dewasa mulai dari masyarakat ekonomi bawah sampai atas adalah biskuit.
Kecenderungan ini berhubungan dengan gaya hidup dan pola makan masyarakat yang
serba berubah sebagai bentuk dampak modernitas kehidupan,sehingga menghendaki
berbagai inovasi dan kemudahan dalam memperoleh makanan selain makanan pokok
(Setiawan, 2011).
Sampai saat ini terigu masih merupakan bahan utama dalam pembuatan biskuit.
United State Departement of Agriculture (USDA) memperkirakan impor gandum
Indonesia tahun 2013 ini sekitar 7 juta ton dengan rata-rata konsumsi per kepala adalah
19 kilogram per tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS), impor gandum
pada kuartal pertama 2013 sebesar 1,3 juta ton atau US$ 501 juta. Oleh karena itu,
diperlukan bahan lain yang bisa diolah untuk bisa mesubstitusi penggunaan tepung terigu
di Indonesia (Pangaribuan, 2013).
Salah satu caranya adalah dengan mengolah ampas kelapa menjadi tepung ampas
kelapa. Pengolahan ampas kelapa dalam bentuk tepung tidak hanya menguntungkan dari
segi umur simpan bahan baku tetapi juga aplikasinya menjadi produk yang lebih beragam
(Widarta., dkk, 2013). Pertanaman kelapa di Indonesia mencapai luas 3.759.397 ha.
Sekitar 92,40% diantaranya berupa kelapa dalam yang diusahakan sebagai perkebunan
rakyat (Putri, 2010).
Residu makanan merupakan sumber yang kaya senyawa fungsional seperti serat
makanan yang dapat meningkatkan fungsi usus dan membantu mengatasi sembelit.
Dalam studi ini, tepung dari residu buah dan sayuran diteliti memiliki antioksidan, serat
makanan dan memberi peningkatan fungsi usus (Roberta., dkk, 2014).
Konsumsi serat rata-rata penduduk Indonesia masih rendah yaitu 10-15 g/kapita
dan penduduk Jawa Tengah sekitar 12,9 g/kapita. Padahal kebutuhan ideal serat rata-
rata 25-35 g/hari, sehingga perlu peningkatan asupan serat (Fauzan, 2013). Kulit dan
pulp jeruk memiliki jumlah serat makanan yang tinggi yaitu sekitar 74,87% untuk kulit
jeruk dan 70,64% untuk pulp jeruk, juga memiliki tingkat air yang tinggi (Nassar, 2008).
Oleh karena itu, kulit dan pulp jeruk dapat ditambahkan ke dalam pembuatan biskuit
untuk meningkatkan kandungan serat di dalamnya.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
Ampas kelapa akan digunakan sebagai tepung dalam proses pembuatan biskuit untuk
mengganti tepung terigu yang umum digunakan, agar dihasilkan biskuit bebas gluten.
Gluten pada kebanyakan orang dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi yang
kemudian akan menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penurunan berat
badan dan diare. Penambahan kulit dan pulp jeruk sebagai perisa dalam pembuatan
biskuit ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan serat per hari penduduk.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi pembuatan biskuit dari tepung ampas kelapa dan perisa dari
akulit dan pulp jeruk.
2. Mengkaji pengaruh penambahan kulit dan pulp jeruk terhadap kandungan lemak dan
karbohidrat di dalam biskuit.
1.2 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
1. Dapat mengahasilkan biskuit dari tepung ampas kelapa dan perisa dari kulit dan pulp
jeruk.
2. Memberikan informasi pengaruh penambahan kulit dan pulp jeruk terhadap
kandungan lemak dan karbohidrat di dalam biskuit.
3. Dapat menghasilkan produk berupa biskuit sehat yang dapat bersaing dengan produk
lainnya.
BAB III
KEBUTUHAN DAN IDE
3.1 Tujuan Bisnis dan Target Pasar
Untuk membuat suatu bisnis yang mengembangkan produk diharapkan dapat
mengetahui tujuan bisnis dan target pasar yang dituju. Adapun tujuan bisnisnya adalah
menciptakan produk biscuit sehat yang menggunakan tepung bebas gluten dan kaya akan
serat dapat dikenal sampai mancanegara. Target pasar dari produk ini adalah anak-anak,
remaja dan dewasa.
3.2 Identifikasi Produk
Di dalam mengidentifikasi produk, ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dibuat:
1. Apa saja campuran/ komposisi dari biskuit.
2. Target apa yang harus dicapai atau tujuan dari produk.
3. Manfaat produk yang dihasilkan apakah berguna, penting atau untuk kesenangan.
4. Siapa saja konsumen yang dituju.
5. Apa yang diinginkan oleh konsumen.
6. Dimana lokasi pemasaran yang cocok.
7. Apa yang harus dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran.
8. Bagaimana harga yang cocok untuk dipasarkan.
9. Inovasi produk apa saja yang dapat dilakukan.
10. Strategi pemasaran apa yang dilakukan.
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas maka dapat didapatkan jawaban-jawaban dari
hasil wawancara terhadap 15 koresponden yang berasal dari berbagai profesi dan usia
yaitu mahasiswa , , penjaga toko, make up artist , wartawan, pelajar dan lain sebagainya.
Kemudian didapatkan kebutuhan dari pelanggan berdasarkan hasil wawancara di
antaranya:
1. Biskuit yang renyah dan lembut teksturnya
2. Biskuit yang tidak menggunakan susu
3. Kemasan biskuit berbentuk kotak
4. Biskuit yang mengenyangkan
5. Kemasan mudah dikantongi
6. Ada topping di atasnya
7. Tidak rapuh atau mudah hancur
8. Biskuit yang menyehatkan dan tanpa pengawet
3.3 Manfaat Produk
Diharapkan produk memberikan manfaat yang berguna dan penting yaitu dapat
memenuhi kebutuhan serat konsumen per harinya dan mengatasi konsumen yang
memiliki gangguan pencernaan terhadap bahan yang mengandung gluten.
3.4 Ide-Ide Produk
Setelah melalui tahap wawancara, selanjutnya mendaftarkan ide-ide berdasarkan
wawancara dan literatur yang dibaca yaitu :
1. Biskuit tanpa susu
2. Biskuit sehat
3. Biskuit bentuk kotak
4. Biskuit bentuk bulat
5. Biskuit yang tebal
6. Biskuit yang tipis
7. Biskuit yang mengenyangkan
8. Biskuit dengan topping di atasnya
9. Biskuit dengan isian
10. Biskuit dengan selai
11. Biskuit tanpa coklat
12. Biskuit untuk penderita diabetes
13. Biskuit tanpa gluten
14. Biskuit kaya serat
15. Biskuit untuk diet
16. Kemasan berbentuk kotak
17. Kemasan dari plsatik
18. Kemasan mudah dikantongi
19. Kemasan mudah dibuka
20. Kemasan bisa ditutup kembali
21. Biskuit beraroma mentega
22. biskuit bewarna coklat muda
23. Biskuit bewarna kuning mentega
24. Biskuit tanpa pengawet
25. Biskuit dengan kemasan daur ulang
26. Kemasan biskuit bernuansa ceria
27. Kemasan biskuit dari kaleng
28. Kemasan biskuit dengan ziplock
29. Kemasan dari kaca
30. Kemasan dari kertas
31. Kemasan biskuit menggunakan botol
32. Biskuit dengan bentuk yang variatif
33. Biskuit dengan ukuran yang berbeda
34. Biskukt untuk anak-anak
35. Biskuit untuk remaja
36. Biskuit untuk dewasa
37. Proses pembuatan secara batch.
38. Proses pembuatan secara kontinu.
39. Proses pembuatan secara semi kontinu.
40. Harga sesuai dengan produk yang ditawarkan.
41. Harga pasaran sesuai persaingan.
42. Harga murah di bawah pesaing.
43. Biskuit dengan pearasa alami
44. Biskuit yang dapat dimakan oleh semua umur
45.
BAB IV
SELEKSI
Terlebih dahulu kita memilih ide berdasarkan komposisi, desain alat proses, desain
proses, atribut lain seperti harga, ukuran, tekstur dan lain sebagainya.
A. Komposisi
Adapun produk biskuit yang dibuat dari bahan alami serta menggunakan tepung tanpa
gluten dan kaya serat, karena menggunakan tepung dari ampas kelapa dan perisa dari
kulit dan pulp jeruk. Adapun manfaat dari kedua jenis bahan di atas adalah sebagai
berikut :
1. Tepung Ampas Kelapa
Tepung ampas kelapa merupakan salah satu alternatif pengganti tepung terigu dengan
kandungan serat yang tinggi dan karbohidrat kompleks yang baik bagi kesehatan
terutama untuk penderita diabetes. Akan tetapi kapasitas foaming dan gelatinisasi tepung
ampas kelapa lebih rendah. Gelatinisasi dan foaming yang rendah pada bahan
mempengaruhi tingkat volume pengembangan dari produk yang dihasilkan (Fauzan,
2013).
Pemanfaatan hasil samping ampas kelapa sebagai bahan substitusi makanan
kesehatan selama ini belum banyak terungkap. Meskipun ampas kelapa merupakan hasil
samping pembuatan santan, namun ampas kelapa merupakan bahan pangan sumber
serat. Ampas kelapa berasal dari komoditi hasil samping yang memiliki keunggulan
sebagai pendukung kelestarian ketahanan pangan. Hal tersebut ditunjang oleh potensi
produksi yang tinggi, proses dan peralatan yang digunakan dalam produksinya sederhana
dan murah, memiliki kemampuan untuk diolah menjadi produk-produk yang lebih
berkualitas, dapat ditambahkan pada produk-produk roti, resep-resep masakan, dan
produk-produk makanan lainnya sebagai makanan kesehatan sehingga dapat menunjang
diversivikasi pangan. Tepung ampas kelapa adalah tepung yang diperoleh dengan cara
menghaluskan ampas kelapa yang telah dikeringkan. Tepung ampas kelapa dapat dibuat
dari kelapa parut kering yang dikeluarkan sebagian kandungan lemaknya melalui
proses pressing (Putri, 2010).
2. Perisa Kulit dan Pulp Jeruk
Data mengungkapkan bahwa, penggabungan kulit jeruk dan pulp dalam formula
biskuit meningkatkan serat makanan 2,73-15,31% dan sedangkan protein dan lemak
berkurang. Biskuit yang ditambahkan perisa jeruk menunjukkan peningkatan penyerapan
air, waktu pengembangan adonan dan stabilitas. Kandungan paling tinggi dalam biskuit
yang diterima adalah sekitar 15% pulp dan kulit jeruk dalam adonan (Nassar., dkk, 2008).
Tabel 4.1 Komposisi kimia dari makanan produk kulit jeruk yang kaya serat.
(Lopez., dkk, 2011)
Stabilitas adonan, yang menunjukkan kekuatan adonan, bertambah dengan
meningkatnya perisa ampas jeruk yang ditambahkan ke dalam produk dari 5 sampai 25%.
Karakteristik fisik dari biskuit seperti ketebalan dan kelebaran dipengaruhi secara
signifikan dengan meningkatnya dengan meningkatnya perisa kulit dan pulp jeruk yang
ditambahkan. Kelebaran biscuit akan berkurang seiring penambahan perisa ampas jeruk,
sedangkan ketebalan akan meningkat (Nassar., dkk, 2008).