makalah bab ketenagakerjaanfix

20
PENDAHULUAN Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi daerah. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi langsung (direct investment) pada sektor- sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi, infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya melalui perdagangan maupun pariwisata. Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15 thn– 65 thn) yang masuk kategori angkatan kerja (labourforce). Kondisi di negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran. Angka resmi tingkat pengangguran umumnya menggunakan indikator pengangguran terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali dan sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah pengangguran dan penganggur terselubung tidak dihitung dalam

Upload: barokank

Post on 11-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tenaga kerja

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

PENDAHULUAN

Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan penawaran

tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi

daerah. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya

investasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti

konstruksi, infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya

melalui perdagangan maupun pariwisata. Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalam

pasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan oleh penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja

dihitung dari penduduk usia produktif (umur 15 thn–65 thn) yang masuk kategori angkatan kerja

(labourforce).

Kondisi di negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran yang jauh

lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran

sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak

terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran.

Angka resmi tingkat pengangguran umumnya menggunakan indikator pengangguran

terbuka, yaitu jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali dan

sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah pengangguran dan

penganggur terselubung tidak dihitung dalam angka pengangguran terbuka, karena mereka masih

menggunakan waktu produktifnya selama seminggu untuk bekerja meskipun tidak sampai 35

jam penuh.

Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab dibidang

ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota tidak pernah lagi

mau mengirim data dan informasi ke pusat .Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan data dan

informasi ketenagakerjaan, yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan yang

dipergunakan saat ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang bersifat

makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini belum mampu untuk

menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-kerjaan yang dihadapi.

Page 2: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

DEFINISI KESEMPATAN KERJA

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan

penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang

dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan

kerja.

Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukkan

tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam

proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya

masing-masing. Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang

menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja).

Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja.

Sementara itu, angkatan kerja (labour force) menurut Soemitro Djojohadikusumo

didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang

mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Bisa juga disebut sumber daya

manusia.

Banyak sedikitnya jumlah angkatan kerja tergantung komposisi jumlah penduduknya.

Kenaikan jumlah penduduk terutama yang termasuk golongan usia kerja akan menghasilkan

angkatan kerja yang banyak pula. Angkatan kerja yang banyak tersebut diharapkan akan mampu

memacu meningkatkan kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Pada kenyataannya, jumlah penduduk yang banyak tidak selalu memberikan

dampak yang positif terhadap kesejahteraan.

Usia Kerja adalah suatu tingkat umur seseorang yang diharapkan sudah dapat bekerja dan

menghasilkan pendapatannya sendiri. Usia kerja ini berkisar antara 14 sampai 55 tahun. Selain

penduduk dalam usia kerja, ada juga penduduk di luar usia kerja, yaitu di bawah usia kerja dan di

atas usia kerja. Penduduk yang dimaksud yaitu anak-anak usia sekolah dasar dan yang sudah

pensiun atau berusia lanjut

.

Page 3: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

Bagian lain dari penduduk dalam usia kerja adalah bukan angkatan kerja. Yang termasuk

di dalamnya adalah para remaja yang sudah masuk usia kerja tetapi belum bekerja atau belum

mencari perkerjaan karena masih sekolah. Ibu rumah tangga pun termasuk ke dalam kelompok

bukan angkatan kerja.

Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan menjadi

tenaga kerja (bekerja) dan bukan tenaga kerja (mencari kerja atau menganggur). Tenaga Kerja

(man power) adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses

produksi serta menghasilkan barang atau jasa.

KONSEP ANGKATAN KERJA

Konsep dan definisi angkatan kerja yang digunakan mengacu kepada The Labor Force

Concept yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO). Konsep ini membagi

penduduk usia kerja (digunakan 15 tahun ke atas) dan penduduk bukan usia kerja (kurang dari 15

tahun). Selanjutnya penduduk usia kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan

bukan angkatan kerja.

Khusus untuk angkatan kerja meliputi antara lain:

a) Bekerja

b) Punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja

c) Mencari pekerjaan (pengangguran terbuka).

Mulai Tahun 2005, SAKERNAS dilaksanakan secara semester I (bulan Pebruari) dan

Semester II (bulan Agustus). Survei tersebut dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik di seluruh

Indonesia.

Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).

Survei ini khusus dirancang untuk mengumpulkan informasi/ data ketenagakerjaan. Pada

beberapa survei sebelumnya, pengumpulan data ketenagakerjaan dipadukan dalam kegiatan

lainnya, seperti Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk (SP), dan Survei

Page 4: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

Penduduk Antar Sensus (Supas). Sakernas pertama kali diselenggarakan pada tahun 1976,

kemudian dilanjutkan pada tahun 1977 dan 1978. Pada tahun 1986-1993, Sakernas

diselenggarakan secara triwulanan di seluruh provinsi di Indonesia, sedangkan tahun 1994 -

2001, Sakernas dilaksanakan secara tahunan yaitu setiap bulan Agustus. Sejak tahun 2002 hingga

sekarang, di samping Sakernas tahunan dilakukan pula Sakernas Triwulanan. Sakernas

Triwulanan ini dimaksudkan untuk memantau indikator ketenagakerjaan secara dini di

Indonesia, yang mengacu pada KILM (the Key Indicators of the Labour Market) yang

direkomendasikan oleh ILO (theInternational Labour Organization).

Hasil Sakernas tahunan pada 2003 disajikan menurut provinsi karena jumlah sampel yang

mencukupi (67.072 rumah tangga). Inflation factor yang digunakan dalam penghitungan angka

final hasil Sakernas 2003 didasarkan pada total penduduk Indonesia berumur 0 tahun ke atas per

provinsi hasil proyeksi penduduk.

Sejak Sakernas 2001, konsep status pekerjaan dan pengangguran mengalami perluasan

dan penyempurnaan. Status pekerjaan yang pada Sakernas 2000 hanya 5 kategori, mulai tahun

2001 ditambahkan kategori baru yaitu: pekerja bebas di pertanian dan pekerja bebas di non

pertanian. Selain itu, dalam rangka menyesuaikan dengan konsep ILO, konsep Pengangguran

Terbuka diperluas yaitu di samping mencakup penduduk yang aktif mencari pekerjaan,

mencakup pula kelompok penduduk yang sedang mempersiapkan usaha/pekerjaan baru, dan

kelompok penduduk yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan

pekerjaan serta kelompok penduduk yang tidak aktif mencari pekerjaan dengan alasan sudah

mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Penduduk Usia Kerja adalah Penduduk yang

berumur 15 tahun keatas.

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau

punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja

yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Setengah penganggur adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang

masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah

Page 5: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

pengangguran yang dimaksudkan defenisi itu disebut sebagai setengah pengangguran

terpaksa. Sedangkan orang yang bekerja dibawah 35 jam per minggu namun tidak

mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain dikelompokkan sebagai

setengah pengangguran sukarela.

Tingkat pengangguran = Tingkat pengangguran terbuka ( Pengangguran terbuka dibagi

Angkatan kerja dikali 100)+ Tingkat pengangguran setengah pengangguran terpaksa

Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam

secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah

yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).

Pengangguran

Pengangguran adalah angkatan kerja yang belum dan sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran terjadi karena jumlah penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaan

tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadinya surflus penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja.

Pengangguran seringkali menjadi salah satu permasalahan negera-negara berkembang, disatu sisi

jumlah penduduk dari tahun ketahun terus bertambah, disisi lain peningkatan kemampuan

ekonomi, baik pemerintah maupun swasta tidak secepat peningkatan jumlah penduduk.

Terjadinya ketimpangan antara laju permintaan lapangan kerja dengan laju penawaran lapangan

kerja mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah pengangguran.

Cara Cara Mengatasi Pengganguran:

Bagi penganggur sendiri, dapat mengembangkan kreativitasnya melalui berwirausaha

mandiri.

Pengembangan sekolah-sekolah yang mengarah kepada peningkatan kecakapan hidup,

seperti SMK.

Pengembangan program kerjama dengan luar negeri dalam pemanfaatan Tenaga Kerja

Indonesia (TKI)

Page 6: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

Pengembangan sector informal seperti home industry.Pengembangan program

transmigrasi, untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sector informal lainya

diwilayah tertentu.

Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat karya di wilayah

yang banyak mengalami pengangguran.

Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi melalui

pendirian usaha-usahabaruyangdapatmenyeraptenagakerja.

Pembukaan proyek-proyek umum, hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah seperti

pembangunan jalanraya,jembatandanlain-lain.

Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga seseorang tidak

harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja,

melainkan ia sendiri mengembangkan usaha sendiri yang menjadikannya bisa

memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

Analisis Pasar Tenaga Kerja di Tingkat Regional

Terdapat 2 pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami mekanisme pasar tenaga

kerja, yaitu pendekatan Neoklasik dan pendekatan Keynesian. Kurva permintaan tenaga kerja

memiliki kemiringan negatif, sedangkan kurva penawaran tenaga kerja memiliki kemiringan

positif. Perpotongan kurva permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja akan menentukan

keseimbangan pasar tenaga kerja. Jika upah yang berlaku di pasar lebih tinggi dibandingkan

dengan tingkat upah yang berlaku pada kondisi keseimbangan maka akan menimbulkan

terjadinya pengangguran tidak sukarela.

Menurut kaum Neoklasik cara untuk menurunkan pengangguran tidak sukarela adalah

dengan menurunkan upah yang berlaku di pasar, sedangkan menurut kaum Keynesian cara untuk

menghapus pengangguran tidak sukarela adalah dengan menggeser kurva permintaan tenaga

kerja ke atas. Beberapa hal yang dapat menyebabkan sulitnya upah untuk turun adalah

keberadaan serikat pekerja,

Page 7: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

penentuan upah minimum, dan

adanya program subsidi.

Di tingkat regional, jika upah yang berlaku di pasar lebih tinggi daripada upah keseimbangan

pasar akan menyebabkan berbagai kemungkinan, yaitu:

turunnya upah riil dan

bekerjanya efek pendapatan-pengeluaran.

Pada pendekatan ke-2 tersebut penyesuaian pasar tenaga kerja bisa terjadi dalam berbagai

bentuk, yaitu

perusahaan menurunkan stok tenaga kerja dengan mempertahankan tingkat upah tetap,

perusahaan akan menurunkan upah dengan tetap mempertahankan tingkat penggunaan

tenaga kerja pada kondisi sekarang dan

perusahaan akan menurunkan upah dan penggunaan tenaga kerja sekaligus

Penyesuaian upah dalam jangka pendek tergantung ke mana output tersebut akan dijual

oleh perusahaan. Pada perusahaan yang produksinya hanya dijual ke pasar domestik maka

perusahaan akan mengurangi penggunaan tenaga kerja dan terkadang juga perusahaan akan

menurunkan juga upah pekerja atau melakukan keduanya sekaligus. Bagi perusahaan yang

output-nya sebagian besar diekspor maka penurunan upah regional hanya akan berpengaruh kecil

terhadap output pasar secara keseluruhan. Bagi perusahaan ini, adanya penurunan upah berarti

bahwa wilayah tersebut secara aktual menjadi lebih menarik untuk perluasan output.

Dalam jangka panjang, terjadinya penurunan upah tenaga kerja di tingkat regional akan

mendorong perusahaan untuk meningkatkan stok modalnya. Secara regional hal ini akan

menyebabkan pergeseran ke kanan kurva permintaan tenaga kerja. Dampak akhir dalam jangka

panjang adanya peningkatan penggunaan kapital di suatu wilayah lokal akan meningkatkan upah

lokal dan tingkat penggunaan tenaga kerja di wilayah tersebut.

Page 8: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

PEMANFAATAN TENAGA KERJA

Masalah ketenaga kerjaan yang paling menonjol sampai saat ini masih berkisar pada

pengangguran. Tingkat pengangguran memang merupakan salah satu indikator perekonomian

yang penting. Maka tidak mengherankan bila itu dijadikan permasalahan yang penting

pula.Secara sederhana pengangguran disebabkan oleh dua hal yaitu banyaknya tenaga kerja dan

atau sempitnya kesempatan kerja. Hal lain di belakang itu tentu saja tidak sederhana. Pada

wilayah yang tingkat penganggurannya tinggi seperti kita muncul masalah lain seperti

penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan potensi serta latar belakangnya dan upah yang

rendah.

Dalam rangka pemerataan sering juga terjadi kerja dengan jam yang kecil dan tentu saja

upah yang kecil pula. Masalah seperti perlakuan terhadap pekerja yang tidak semestinya bukan

tidak mungkin pula. Secara umum bisa muncul masalah underutilization, kurang

termanfaatkannya tenaga kerja. Gejala ini biasanya diikuti dengan ketidakpuasan pekerja dan

usaha mencari kerja lain yang Iebih sesuai. Karena itu terutama pada pekerja dengan jam kerja

rendah, sering disebut kasus ini sebagai setengah menganggur.Dari hasil telaah (Manning dan

Papayungan, 1984) di tahun 1980 terdapat 7,5% tenaga kerja kurang termanfaatkan untuk

seluruh Indonesia. Angka ini diperkirakan lebih kecil dari keadaan sebenarnya. Persentase

tersebut merupakan gabungan dari beberapa karakteristik tenaga kerja diantaranya ada yang

bekerja dibawah 35 jam seminggu.

Ada pula yang lebih banyak yang putus asa dengan pekerjaannya dan banyak pula yang

berusaha mencari pekerjaan lain.Kurang pemanfaatan tenaga kerja merupakan gejala yang

umum. Ini tidakhanya terjadi di negara-negara berkembang dengan tingkat pengangguran

yangsangat tinggi tetapi juga di negara-negara maju. Perbedaannya pada spesifikasipenyebab dan

proporsi. Di negara-negara maju penyebab utamanya adalah terlalutinggi tingkat pendidikan atau

over edukasi dan deskilling (O'Brien, 1986).

Tingkat pendidikan yang tinggi berarti memiliki kemampuan yang tinggi. Bi!a tidak

termanfaatkan kemampuan itu tidak terman ifestasikan dan berkembang,bahkan bisa susut dan

hilang. Tingkat pendidikan yang tinggi juga meningkatkan aspirasi, keinginan memiliki otonomi

dan variasi dalam kerja. Bila hal ini tidak tersalurkan dengan baik maka efek negatif akan

Page 9: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

muncul.Padahal di sisi lain tidak seluruh pekerjaan menuntut pandidikan yang tinggi.Untuk

menjadi operator mesin misalnya, tamatan sekolah menengah pertama bisa mengerjakannya.

Anehnya ada kecenderungan menerima pekerjaan yang tingkat pendidikannya lebih tinggi tanpa

melihat pekerjaan. Sering disyaratkan untuk tukangfotokopi saja lulusan SMA.Devaluasi tingkat

pendidikan terjadi pada penempatantenaga kerja.Tuntutan kemampuan yang lebih rendah akan

mengakibatkan deskilling, tidakhanya akan menambah jumlah tenaga kerja kurang

termanfaatkan, tetapi juga tingkatpengangguran. Komputerisasi dan robotisasi adalah dua contoh

yang cukupmenonjol. Juru gambar dan ahli farmasi merupakan contoh menonjol bagi korban

kasus ini.

Rangsangan

Paradoks antara masih sempitnya arti kerja di satu sisi dan kurang termanfaatkannya

mereka yang berpotensi ada pada kita stekaligus. Bisa jadi secara akumulatif keduanya akan

memberi dampak negatif pada produktivitas. Kurang produktifnya tenagi kerja kita sudah lama

di permasalahkan dan tampaknya masihakan menjadi masalah di masa yang akan datang.Maka

kebijaksanaan yang mengarah pada perluasan arti kerja dan pemanfaatan tenaga kerja potensial

sangat urgen. Hal ini bukan barang mudah,namun bukan juga sesuatu yang mustahil.Setelah

paket-paket deregulasi yang berkaitan dengan moneter merangsangpertumbuhan ekonomi

idealnya masyarakat Iuas bisa ikut menikmatinya. Satu hal yang sangat diharapkan adalah

perluasan kesempatan kerja. Makin luas kesempatanitu akan bisa menampung tenaga kerja.

Terlebih lagi bila bisa sesuai dengan bidangkeahlian dan yang diminta maka ada semacam

pengukuh yang mengembangkantenaga kerja pada suatu tingkat yang lebih baik. Tapi bukan

berarti pula pemerintah harus menyediakan semuanya. Yang lebih penting adalah rangsangan ke

arah itudan masyarakat tahu sehingga dapat mengantisipasinya.

Page 10: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

KESIMPULAN

Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena

tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus

melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang sebenarnya

mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan pekerjaan sama sekali.

Elwin Tobing mengidentifikasikan bahwa meningkatnya pengangguran tenaga terdidik

merupakan gabungan beberapa penyebab:

1. Pertama, ketidakcocokkan antara karakteristik lulusan baru yang memasuki dunia kerja

(sisi penawaran tenaga kerja) dan kesempatan kerja yang tersedia (sisi permintaan tenaga

kerja). Ketidakcocokan ini mungkin bersifat geografis, jenis pekerjaan, orientasi status,

atau masalah keahlian khusus. Memang juga bahwa tidak setiap lulusan langsung

mencari kerja.

2. Kedua, semakin terdidik seseorang, semakin besar harapannya pada jenis pekerjaan yang

aman. Golongan ini menilai tinggi pekerjaan yang stabil daripada pekerjaan yang

beresiko tinggi sehingga lebih suka bekerja pada perusahaan yang lebih besar daripada

membuka usaha sendiri. Hal ini diperkuat oleh hasil studi Clignet (1980), yang

menemukan gejala meningkatnya pengangguran terdidik di Indonesia, antara lain

disebabkan adanya keinginan memilih pekerjaan yang aman dari resiko. Dengan

demikian angkatan kerja terdidik lebih suka memilih menganggur daripada mendapat

pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.

3. Ketiga, terbatasnya daya serap tenaga kerja sektor formal, sementara angkatan kerja

terdidik cenderung memasuki sektor formal yang kurang beresiko. Hal ini menimbulkan

tekanan penawaran, yaitu tenaga kerja terdidik yang jumlahnya cukup besar memberi

tekanan yang kuat terhadap kesempatan kerja di sektor formal yang jumlahnya relatif

kecil.

Page 11: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

4. Keempat, belum efisiennya fungsi pasar kerja. Di samping faktor kesulitan memperoleh

lapangan kerja, arus informasi tenaga kerja yang tidak sempurna dan tidak lancar

menyebabkan banyak angkatan kerja bekerja di luar bidangnya. Denga begitu ada banyak

hal yang menyebabkan peningkatan pengangguran terdidik terutama dari sebab faktor

gengsi pendidikan menyebabkan lulusan akademi atau universitas memilih menganggur,

masalah skil lulusan serta sempitnya lowongan pekerjaan sektor formal.

Berdasarkan data yang disajikan tentang tingkat pengangguran menurut pendidikan dari

tahun 2004 sampai Februari 2008 yang bersumber dari BPS (lihat lampiran). Data-data itu

menunjukkan jumlah pengangguran di berbagai jenjang pendidikan yaitu jenjang pendidikan di

bawah SD, SD, SMP, SMU, Diploma dan Universitas. Data dimulai dari tahun 2004, Februari

2005, November 2005, Februari 2006, Agustus 2006, Februari 2007, Agustus 2007, dan Februari

2008. Data ini didapat dari Survey Angkatan kerja Nasional yang dilakukan oleh BPS 2004,

2005, 2006 dan 2007. Untuk jenjang pendidikan di bawah SD terjadi penurunan jumlah

pengangguran setiap tahunnya di mana dari tahun 2004 sampai dengan Februari 2008 terjadi

penurunan 50%. Untuk tamatan SD, terjadi fluktuasi setiap tahunnya di mana besarnya fluktuasi

tidak signifikan dan terjadi penurunan sebesar 4% dari tahun 2004 ke Februari 2008. Untuk

tamatan SMP juga berfluktuasi tiap tahunnya dan antara tahun 2004 ke Februari 2008 terjadi

penurunan sebesar 19%.

Page 12: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

Daftar Pustaka

Edi Suharto. (2009) Pekerja Sosial di Dunia Industri. Bandung : PT Refika Aditama

www.google.com

Page 13: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

TUGAS UAS EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

“KETENAGAKERJAAN”

Oleh:

Nama : AHMAT ZULFIKRI

NIM : 1201015211

JURUSAN : PPKD

SEMESTER : VI/ (ENAM)

Page 14: Makalah Bab Ketenagakerjaanfix

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015