makalah audit kelompok 5 an pertambangan-untirta

10
BAB I MENGENAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN A. PENGERTIAN PERTAMBANGAN Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah: Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. 1

Upload: adiherdiono

Post on 05-Jul-2015

842 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Makalah Audit 2 kelompok 5

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

BAB I

MENGENAL PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

A. PENGERTIAN PERTAMBANGAN

Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang

Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah:

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan

kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik

dalam bentuk lepas atau padu.

Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari

sisa tumbuh-tumbuhan.

Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau

batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam

bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.

Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara

yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

1

Page 2: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

B. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,

meliputi:

1. Eksplorasi (Exploration);

Eksplorasi adalah usaha dalam rangka mencari, menemukan, dan mengevaluasi

Cadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu seperti yang

diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.

2. Pengembangan dan Konstruksi (Development and Construction);

Pengembangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan

Cadangan Terbukti sampai siap diproduksi secara komersial.

Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk melaksanakan dan

mendukung kegiatan produksi.

3. Produksi (Production);

Produksi adalah semua kegiatan mulai dari pengangkatan bahan galian dari Cadangan

Terbukti ke permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah Iebih

lanjut.

4. Pengolahan

Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka akan

menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan, meliputi

tetapi tidak terbatas pada:

a. Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat,

energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan

lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan

sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

b. Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung

atau tidak Iangsung terhadap perubahan sifat-sifat dan atau hayati Iingkungan yang

mengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan

berkesinambungan.

2

Page 3: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

C. PERBEDAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN NON

PERTAMBANGAN

Sifat dan karakteristik perusahaan pertambangan umum berbeda dengan perusahaan

lainnya. Perbedaaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang mempunyai

ketidakpastian yang tinggi, karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat, dengan

biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan

penemuan cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk ditambang.

2. Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui (non renewable) serta untuk

melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap

pengoiahannya, dibutuhkan biaya investasi yang relatif sangat besar, padat modal,

berjangka panjang, sarat risiko, dan membutuhkan teknologi yang tinggi, sehingga

diperlukan pengelolaan yang benar-benar profesional.

3. Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah terpencil dan

kegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup,

sehingga setiap perusahaan pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundangan

yang berlaku mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pasca

penambangan yang jelas.

4. Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan karena menurut

peraturan perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang berada dalam wilayah

hukum Indonesia adalah kekayaan nasional Bangsa Indonesia yang dikuasai dan

dipergunakan oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat

berusaha dalam industri pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturan

yang memberi wewenang kepada badan usaha/perseorangan untuk melaksanakan

usaha pertambangan umum.

3

Page 4: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

D. FUNGSI PERTAMBANGAN

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi

pengelolaan mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah:

a. Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangan

secara berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing;

b. Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan hidup;

c. Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagai

sumber energi untuk kebutuhan dalam negeri;

d. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu

bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional;

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta menciptakan

lapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat; dan

f. Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan

mineral dan batubara.

4

Page 5: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

BAB II

AUDIT PERTAMBANGAN

A. PENGERTIAN AUDIT PERTAMBANGAN

Audit Pertambangan adalah suatu pemerikasaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan Perusahaan

Pertambangan meliputi kegiatan eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi dan

pengelolaan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan

bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan tersebut.

B. STANDAR DAN DASAR HUKUM AUDIT PERTAMBANGAN

Standar dan dasar hukum audit pertambangan adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)

yang berhubungan dengan akuntansi dan laporan keuangan.

2. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) terutama PSAK 33 tentang Akuntansi Pertambangan

Umum dan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

3. International Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting

Standard (IFRS), terutama IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral

Resources..

4. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan sebagai

berikut:

Undang–Undang Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pertambangan (telah direvisi menjadi Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara)

Undang–Undang Nomor 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Undang–Undang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

PP Nomor 27/1980 tentang Penggolongan Bahan Galian;

PP Nomor 51/1993 tentang AMDAL;

Keputusan Presiden Nomor 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

5

Page 6: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

Keputusan Presiden Nomor 75/1996 tentang Ketentuan Pokok Perjanjian

Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara.

5. Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara, kebiasaan

industri yang baru, dan standar akuntansi negara lain.

Dalam hal terdapat perbedaan antara peraturan Bapepam dan LK dan PSAK dalam

penyusunan laporan keuangan, maka acuan yang digunakan adalah peraturan Bapepam dan

LK.

C. TUJUAN AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas perusahaan

pertambangan;

b. Untuk mengetahui apakah selama ini tambang-tambang yang beroperasi menjaga apa

yang telah diamanatkan dalam undang-undang minerba, seperti tidak merusak

lingkungan dan tidak membuka lahan tambang di kawasan hutan lindung;

c. Untuk menjamin semua tambang beroperasi secara sesuai aturan menjaga lingkungan

dan taat azas dan peraturan yang ada di Indonesia;

D. PROSEDUR AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

a. Pelajari dan evaluasi internal control perusahaan pertambangan mengenai

pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

b. Tim audit OPN harus mampu mengidentifikasi temuan baik yang bersifat rupiah

(kuantitatif) yang memunculkan kewajiban pembayaran maupun yang bersifat

kualitatif (hal-hal yang perlu diperhatikan) yang mengarah pada temuan kuantitatif;

c. Periksa Bukti Perijinan dan Penetapan SK Kegiatan Pertambangan;

d. Pelajari dan evaluasi kewajiban pembayaran dan tarifnya (baik iuran tetap/ royalty);

e. Periksa periode kewajiban dan waktu pembayaran, biaya-biaya penjualan, pengenaan

denda keterlambatan, dll.

f. Periksa modus kurang bayar yang sering menjadi temuan pada audit PNBP, seperti:

Kewajiban PNBP yang diakui perusahaan belum dibayar, jumlah biaya penjualan

yang lebih besar dari seharusnya, ketidaktelitian perusahaan dalam menghitung

6

Page 7: Makalah Audit Kelompok 5 an Pertambangan-UNTIRTA

kewajiban PNBP, terdapat selisih yang tidak wajar pada arus barang, dan denda

keterlambatan pembayaran.

7