makalah aspek kebahasaan

Upload: mira-monica-a-m

Post on 02-Mar-2016

89 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

makalah aspek kebahasaan. Penulisan kalimat yang baik dan benar, tanda baca, dan lain-lain

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKarya ilmiah adalah suatu karya dalam bentuk tulisan yang berisikan tetang ilmu pengetahuan yang disusun atas dasar penggalian pegetahuan-pengatahuan lebih dalam untuk menyatakan kebenaran tulisan tersebut. Dalam menulis karya ilmiah dibutuhkan bahasa yang baik dan benar yangsesuai dengan EYD, karena karya ilmiah merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai referensi bagi karya lain. Jika sebuah karya ilmiah menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi kesalahan atau banyak penafsiran pada tiap-tiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Berdasarkan paparan di atas dapat ditentukan suatu permasalahan tentang penggunaan bahasa yang bisa berfungsi sebagai alat komunikasi antara penulis dan pembaca. Permasalahan tersebut dapat ditentukan tentang penggunaan bahasa yang dipakai dalam karya ilmiah masih belum tepat, dan masih banyak yang tidakmenggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD.1.2. Rumusan Masalah1. Bagaimana penulisan huruf pada karya ilmiah?2. Bagiamana pemakaian tanda baca dalam karya ilmiah?3. Bagaimana penulisan dan pemilihan kata dalam karya ilmiah?4. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?1.3. Tujuan PenulisanUntuk memahami aspek-aspek kebahasaan dalam penulisan karya ilmiah yang meliputi penulisan huruf, pemakaian tanda baca, penulisan dan pemilihan kata, dan kalimat efektif.

BAB 2PEMBAHASAN2.1. Penulisan Huruf2.1.1. Huruf Kapital Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh: Dia membaca buku. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Contoh: Islam, Kristen, Budha, Allah, Yang Maha Kuasa. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu. Contoh: WakilPresiden Adam Malik Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang. Contoh: Mira Monica Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh: suku Tengger Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Contoh: hari Lebaran, Juli, Senin. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah. Contoh: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas sepertidi,ke,dari,dan,yang, danuntukyang tidak terletak pada posisi awal. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, sepertibapak,ibu,saudara,kakak,adik, danpaman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kataAndayang digunakan dalam penyapaan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.

2.1.2. Huruf Miring Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia

2.1.3. Huruf Tebal Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu digunakan huruf miring. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.

2.2. Pemakaian Tanda Baca Tanda Titik (.) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan

Tanda Koma (,) Tanda koma dipakai di antara unsur unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata sepertitetapi,melainkan,sedangkan, dankecuali. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, sepertioleh karena itu,jadi,dengan demikian,sehubungan dengan itu, danmeskipun begitu. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, sepertio,ya,wah,aduh, dankasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, sepertiBu,Dik, atauMasdari kata lain yang terdapat di dalam kalimat. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Tanda koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Tanda koma dapat dipakaiuntuk menghindari salah baca/salah pengertiandi belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Tanda Titik Koma (;) Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

Tanda Titik Dua (:) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Tanda Hubung (-) Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Tanda Pisah () Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

Tanda Tanya (?) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Seru (!)Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.

Tanda Elipsis () Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.

Tanda Petik ( ) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Tanda Petik Tunggal ( ) Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing

Tanda Kurung (( )) Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan.

Tanda Kurung Siku ([ ]) Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.

Tanda Garis Miring (/) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kataatau,tiap, danataupun.

Tanda Penyingkat (')Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

2.3. Penulisan dan Pemilihan Kata2.3.1. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan2.3.2. Kata turunan Ditulis serangkai dengan kata dasarnya:dikelola,permainan Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran:bertanggung jawab,garis bawahi Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus:pertanggungjawaban Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi:adipati,narapidana Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital:non-Indonesia Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar:maha esa,maha pengasih

2.3.3. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung:anak-anak,sayur-mayur2.3.4. Gabungan kata Ditulis terpisah antarunsurnya:duta besar,kambing hitam Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian:alat pandang-dengar,anak-istri saya Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirilkalam, alhamdulillah, astaghfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, manasuka, kasatmata, kepada,paramasatra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, desiakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam. 2.3.5. Kata ganti Kudankauditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya:kusapa,kauberi Ku,mu, dannyaditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku, miliknya. 2.3.6. Kata depan.di,ke, dandariditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka. 2.3.7. Kata sandang.sidansangditulis terpisah dari kata yang mengikutinya:sang Kancil,si pengirim2.3.8. Partikel Partikel-lah,-kah, dan-tahditulis serangkai dengan kata yang mendahuuinya: betulkah, bacalah. Partikelpunditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya:apa pun,satu kali pun Partikelpunditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarppun, kalaupun, kendatipun, sekalipun, mestipun, walaupun. 2.3.9. Singkatan dan akronim Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik:A.S. Kramawijaya,M.B.A. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik:DPR,SMA Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik:dst.,hlm. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf:a.n.,s.d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik:cm,Cu Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital:ABRI,PASI Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital:Akabri,Iwapi Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil:pemilu,tilang2.3.10. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi. Fungsi: menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas, melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat, menomori bagian karangan dan ayat kitab suci

Penulisan: Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf Lambang bilangan tingkat Lambang bilangan yang mendapat akhiran an Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang besar Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat

2.4. Kalimat EfektifKalimat efektifialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembacaseperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud sipembicara atau penulis. Syarat-Syarat dalam Kalimat Efektif :1. KoherensiKoherensi kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah penempatan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.

2. KesatuanSebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanyamengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untukmengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalampengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak bolehmenyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraiandalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satukesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokuspada gagasan pokok.3. KehematanKehematan dalam kalimat efektif merupakan pembatasan dalam pemakaian kata, frasa, atau bentuk-bentuk bahasa. Kehematan ini menyangkut soal gramatikal dan soal semantik. Kehematan tidak bahwa kata yang perlu atau yang menambah nilai-nilai artistik boleh dihilangkan.4. KeparalellanParalelisme dalam komposisi ialah bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dalam susunan serial. Pikiran dan gagasan yang sama biasanya dinyatakan dalam bentuk-bentuk bahasa dalam kalimat sehingga pikiran-pikiran yang lain dan sama harus dinyatakan dalam bentuk yang sama.5. PenekananGagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan oleh pembicara biasanya dilakukan dengan memperlambat ucapan, melirihkan suara, dan sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberikan penekanan.a. Posisi dalam KalimatUntuk memberikan penekanan dalam kalimat, biasanya dengan menempatkan bagian itu didepan kalimat. Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat mengubah bentuk kata dalamkalimat.b. Urutan yang LogisSebuah kalimat biasanya memberikan sebuah kejadian atau peristiwa. Kejadian yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.c. Pengulangan KataPengulangan kata dimaksudkan memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting agarkalimat menjadi jelas.6. KevariasianKelincahan pun tergambar dalam strukturnkalimat yang dipaka, misalnya penggunaan kalimat yang pendekdan kalimat yang panjang.Untuk menghindari kebosanan dan keletihan saat membaca, diperlukan variasidalam teks. Ada kalimat yang dimulai dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendekdan panjang.

BAB 3PENUTUP

3.1. KesimpulanKarya ilmiah merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai referensi bagi karya lain. Jika sebuah karya ilmiah menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi kesalahan atau banyak penafsiran pada tiap-tiap orang.oleh karena itu, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menulis karya ilmiah, diantaranya penulisan huruf kapital, penulisan tanda baca, penulisan dan pemilihan kata, dan kalimat efektif.

9