makalah andi bbc3

19
Basic Biology of Cell 3 Nama : M. Aripandi Wira NIM : 080100054 Semester : 1/Ganjil Fasilitator : Prof. Yasmeiny Yazir Kelompok : B-3 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: andi-wira

Post on 27-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Andi Bbc3

Basic Biology of Cell 3

Nama : M. Aripandi Wira

NIM : 080100054

Semester : 1/Ganjil

Fasilitator : Prof. Yasmeiny Yazir

Kelompok : B-3

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008

Page 2: Makalah Andi Bbc3

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat

dan hidayah-Nyalah sehingga Laporan Diskusi Kelompok ini bisa diselesaikan dengan

sebaik-baiknya.

Adapun Laporan Diskusi Kelompok ini merupakan suatu bukti dan hasil telaah pelaksanaan

tutorial. Di dalam laporan ini, penulis menguraikan pembahasan berdasarkan studi pustaka terkait

Learning Objective yang dipaparkan dalam kasus. Di antara yang menyangkut kasus yakni ilmu

biomedis membahas mengenai pengambilan dan cara pengiriman spesimen agar spesimen tetap dalam

keadaan yang baik tanpa terkontaminasi mikroorganisme lainnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Yasmeiny Yazir selaku fasilitator yang telah

mengarahkan proses diskusi sehingga diskusi sampai pada Learning Ojective. Selain itu, penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini.

Wassalam

Penulis

2

Page 3: Makalah Andi Bbc3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

PEMBAHASAN

1. Tema Blok ........................................................................................... 5

2. Tutor .................................................................................................... 5

3. Data Pelaksanaan ................................................................................ 5

4. Pemicu ................................................................................................. 5

5. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 5

6. Daftar Pertanyaan ................................................................................ 5

7. Jawaban atas Pertanyaan .....................................................................5-12

8. Ulasan .................................................................................................. 12

9. Kesimpulan .......................................................................................... 13

10. Daftar Pustaka ..................................................................................... 14

3

Page 4: Makalah Andi Bbc3

PENDAHULUAN

Dewasa ini, penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme patogen semakin meningkat jumlahnya di kalangan masyarakat Indonesia. Termasuk di dalamnya, penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), ISPB (Infeksi Saluran Pernapasan Bawah), penyakit pada gastrointestinal, atau pun pada urogenitalia.

Penyakit-penyakit tersebut dapat dideteksi dengan pemeriksaan spesimen, yaitu spesimen darah, sputum, feses, urine, cairan serebrospinal, sperma dan lain-lain. Spesimen-spesimen tersebut diperiksa harus sesuai dengan tujuan pemeriksaan. Misalnya, pada pemeriksaan patologi klinis untuk spesimen darah tujuannya adalah untuk melihat kadar gula darah, Hb, Ht, ataupun pemeriksaan kelainan ukuran sel darah merah atau sel darah putih. Berbeda halnya pada pemeriksaan secara mikrobiologi, patologi anatomi ataupun parasitologi.

Pengambilan, pengiriman, penyimpanan, dan pemeriksaan setiap spesimen terdapat beberapa perbedaan di dalamnya. Baik itu prosedur ataupun tata carany, alat dan bahan, maupun spesimen-spesimennya.

Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi pada tutorial pertama dalam blok Basic Biology of Cell 3 yang didalam pemicu terdapat beberapa hal pokok bahasan diantaranya mengenai spesimen dan cara-cara pemeriksaannya.

4

Page 5: Makalah Andi Bbc3

ISI LAPORAN

MAKALAH TUTORIAL PERORANGAN

1. Nama atau tema blok:Basic Biology of Cell 3

2. Fasilitator/Tutor: Prof. Yasmeiny Yazir

3. Data Pelaksanaan:a. Tanggal Tutorial: 19 & 22 November 2008b. Pemicu ke-1c. Pukul: 10.00-12.30 & 07.00-09.30d. Ruangan: Ruang Diskusi Anatomi 2

4. Pemicu:Sewaktu libur semester 2007, Pemerintahan Mahasiswa FK mengadakan bakti sosial ke daerah Kabupaten Serdang Bedagai yang baru dilanda banjir. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis. Sebagian masyarakat yang datang ke kegiatan tersebuft mengeluhkan batuk berdarah dan diare yang mengandung cacing. Dokter memutuskan akan dilakukan pengambilan sputun, darah (untuk pemeriksaan darah lengkap) dan feses untuk diperiksa ke laboraturium FK USU. Jika Anda merupakan salah satu mahasiswa yang ikut kegiatan tersebut, apa yang akan anda lakukan?

5. Tujuan Pembelajaran: Memahami bagaimana pengambilan, pengiriman, dan pemeriksaan spesimen

menurut:a. Mikrobiologib. Parasitologic. Patologi Klinikd. Patologi Anatomi

Memahami tujuan pemeriksaan sputum, darah dan feses

6. Pertanyaan yang muncul dalam curah pendapat:a. Bagaimana cara pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen?b. Apakah tujuan dari pemeriksaan spesimen?

7. Jawaban atas pertanyaan:1) Cara pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen secara Mikrobiologis Spesimen daraho Tempat pengambilan:

Darah Kapiler pada ujung kaki dan pada ujung jari, darah yang diambil sedikit dan dalam berntuk tetesan.

Darah vena pada lipatan siku, darah yang diambil agak banyak.o Cara pengambilan

5

Page 6: Makalah Andi Bbc3

Darah kapiler Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan alkohol 70%, biarkan kering. Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan supaya

nyeri berkurang. Tusuk dengan cepat memakai lancet steril tegak lurus pada garis sidik jari. Setelah penusukan selesai tempat tusukan ditutup dengan kapas alkohol.

Darah Vena vena dalam fossa cubiti (dewasa) dan vena jugularis superficial atau sinus sagitalis superior (bayi) Ikat lengan dengan torniquet (tangan kepal). Bersihkan dengan alkohol 70%. Tusuk dengan posisi 45°. Setelah darah masuk, posisi spuit menjadi 30°. Setelah cukup buka pengikat, tempelkan alkohol kapas pada jarum dan tarik

perlahan-lahan. Tangan dilipat dengan kapas alkohol menempelDarah yang sudah diambil diberi antikoagulan, contoh : EDTA, Natrium sitrat.

o Pengiriman Kirim tabung dalam kotak pendingin yang berisi kantung pendingin. Pengiriman yang melebihi 48 jam dilengkapi dengan nitrogen cair: -20°C.

o PemeriksaanMetode yang dapat dilakukan adalah ELISA, immunofluorescent antibodi (IFA), dan aglutinasi.

o Penyimpanan Darah dapat disimpan pada suhu kamar ( selang waktu dua jam) Penyimpanan dilakukan pada suhu 2-8°C (waktu max. periksa 3 hari).

Urine- Urin bersih: urine yang baru dikeluarkan digunakanuntuk pemeriksaan kehamilna

dan urine rutin.- Urin porsi tengah: urine yang diambil pada aliran tengah saat penegluaran urine

dan umumnya digunakan untuk kultur urine.o Pengambilan

Urin ditampung selama 24 jamo Pengiriman

Setelah terkumpul dimasukkan dalam wadah diberi es (pengawetan sementara).

Pengiriman dilakukan secepatnya.

Harus dibiakkan sebelum 1 jam, jika tidak disimpan pada suhu 2-8°C dan dikerjakan dalam 24 jam.

SputumBiasanya spesimen ini diambil dari penderita dengan dugaan pneumonia. Pengambilan spesimen biasanya dibatukkan langsung ke dalam wadah steril. Yang dikeluarkan adalah dahak bukan air liur (saliva). Pengambilang yang baik : pada pagi hari setelah bangun tidur sebelum menyikat gigi/sputum sewaktu.

Saluran genitalo Pengambilan

6

Page 7: Makalah Andi Bbc3

- Pada pria, sekret urethra adalah spesimen yang paling banyak dikirimkan. Kadang-kadang diperlukan prostat massage melalui rektum agar dapat spesimen yang cukup. Bila diperlukan dapat dipakai swab yang berujung kecil untuk mengambil sekret uretra tersebut dan langsung diinokulasi pada medium kultur (perbenihan).

- Pada wanita, spesimen dapat berupa usapan vagina/serviks. Untuk pengambilan sekret serviks, dipergunakan spekulum (tanpa lubrik) dan sekret diambil langsung dari swab lidi kapas steril, hati-hati jangan menyentuh dinding vagina.

o Penyimpanan spesimenApabila digunakan biakan untuk melakukan deteksi, banyak laboraturium menggunakan media agar selektif yang dihangatkan sampai suhu kamar untuk inokulasi segera spesimen setelah pengambilan. Dapat juga dengan menyediakan media transportasi dalam suatu atmosfer yang diperkaya CO2, appabila pengiriman spesimen ke laboraturium tidak segera dapat dilakukan. Viabilitas Chlamidya branchomatis dipertahankan dengan menempatkan spesimen dalam suatu medium pengangkutan berpenyangga se`perti kaldu sukrosa fosfor.

o Pemeriksaan spesimen Pewarnaan Gram adalah metode pilihan laboraturium untuk mendiagnosis

uretritis gonokokus pada lak-laki. Suatu apusan tipis yang diambil dari duh uretra difiksasi dengan panas/etanol, diwarnai, dan diperiksa dibawah perbesaran imersi minyak untuk mencari diplokokus gram (-) intrasel dan ekstrasel. Hasil dapat diperoleh dalam waktu kurang dari 20 menit.

Preparat basah salin merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis trikomoniasis vagina dan uretra. Setetes duh disuspensikan dalamsalinan normal steril dan diperiksa di bawah mikroskop.

Pus/Swab Lukao Pengambilan spesimen

Lakukan disinfeksi dengan povidoneiodine 10% diatas abses, lalu bersihkan dengan kapas alkohol 70%.

Lakukan tusukan jarum dan isap ke dalam spuit cairan pus 1-2ml. Cairan pus dimasukkan ke dalam botol steril dan diperiksa sebelum 2 jam.

o Penyimpanan spesimenBahan pus harus disimpan di dalam tempat dengan suhu 2-8°C

o Pemeriksaan Spesimen Bakteri penyebab nfeksi luka/jaringan dapat dilihat dengan memeriksa bahan

yang telah diwarnai Gram. Pewarnaan tahan asam dan jamur diindikasi apabila riwayat pasien

mengisyaratkan adanya infeksi mikrobakteri/jamur, walaupun jumlah organisme yang ada mungkin di bawah tingkat sensitivitas pemeriksaan mikroskopik.

Swab tenggoroko Pengambilan

Lidah ditekan dengan spatel lidah. Masukkan kapas lidi yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis steril,

menyentuh dinding belakang faring. Usapkan kapas lidi ke kiri dan ke kanan dinding faring dan tonsil.

7

Page 8: Makalah Andi Bbc3

Kapas lidi ditarik hati-hati tanpa menyenggol bagian mulut lainnya. Kapas lidi dimasukkan ke transpor, media/langsung ditanam pada media

perbenihan.o Penyimpanan

Bila lebih dari 1 jam sebaiknya disimpan ditransport medium pada suhu 4°C.o Pemeriksaan

Pemeriksaan mikroskopis kurang banyak bermanfaat untuk mendiagnosis infeksi saluran nafas atas. Selain mengetahui adanya sel-sel radang/penemuan predominasi sebuah morfotipe mikroorganisme, hasil apusan biasanya tidak banyak membantu diagnosis.

Untuk mendeteksi antigen stresptokokus grup A dari apusan faring dapat dilakukan dengan pemeriksaan antara lain adalah: Pemeriksaan aglutinasi partikel lateks Enzim Immunoassay (EIA) Pemeriksaan Immunokromatografi Immunoassay aphsHasil pemeriksaan dapat dilihat dalam waktu kurang dari 10 menit.(sumber: Mikrobiologi Jawetz)

2) Cara pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen secara Parasitologisa. Feses

Pengumpulan- Sedikit, sekurang-kurangnya 4 cm3

- Usahakan tinja tidak cepat mengeringPenampung yang digunakan harus bersih dan bermulut lebar

Pengiriman dengan menggunakan bahan pengawet:1. Larutan formaldehida 10% tinja : formaldehid= 1: 32. PVA (Poly Vinyl Alcohol) 30 ml PVA (±3/4 volume botol), tinja ¼ botol

Pemeriksaan- Makroskopis:

Tanda-tanda abnormal Enterobius vermicularis (kremi) dan cacing Ascaris (gelang) sering keluar bersama tinjanya. Begitu juga dengan proglotid cacing pita yang sering keluar bersama feses.

- Mikroskopis: Cara langsung Cara konsentrasi, yaitu: cara apung, cara endap, cara biakan Cara pengenceran

b. Anal swabPemeriksaan ini bertujuan untuk mencari telur Enterobius vermicularis Pengumpulan

Pengumpulan dilakukan pada cekungan kulit sekitar anus pada saar belum membersihkan diriAlat yang digunakan : - adhesive cellophane tape (selotip)- Sendok yang panjangnya 10 cm, atau alat penekan lidah dari kayu- Jika selotip tidak tersedia, gunakan swab kapas (lidi kapas) dan gunakan

larutan Sodium Klorida (NaCl)

8

Page 9: Makalah Andi Bbc3

c. UrinePemeriksaan ini bertujuan untuk mencari ada atau tidaknya telur Schistosoma hematobium Pengumpulan

- Antara jam 11 dan jam 17, khususnya pada tetesan terakhir karena konsentrasi telur lebih besar

- Sesaat sebelum spesimen dikumpulkan, dianjurkan pada penderita untuk melakukan gerakan jongkok berdiri sebanyak 20 kali, lari 100 m, atau naik turun tangga beberpa kali. Hal ini bertujuan agar telur yang dikeluarkan bersama urin lebih banyak.

PengawetanBila pemeriksaan terpaksa dituda, tambahkan untuk setiap 100 ml urin:- 1 ml HCl- 2 ml pemutih komersialJika urine berdarah, tambahkan 5 tetes Sodium Hidroksida 10% yang bertujuan untukq melisiskan (melarutkan) sel darah merah dan memberikan endapan yang jernih.

d. SputumDianjurkan sputum pertama kali pagi hari.

Prosedur pengambilan: 1) Bila memungkinkan, penderita diminta untuk berdiri2) Penderita diminta mengambil nafas sedalam mungkin3) Penderita diminta untuk mengosongkan udara parunya sambil batuk sekuat-

kuatnya4) Sputum yang diperoleh diludahkan dalam wadah steril5) Beri nama dan labelTujuan pemeriksaan sputum untuk memastikan ada atau tidaknya Paragonimus westermani yang berbentuk biji kopi dan pipih, melekatkan dirinya pada bronkus. Sputum penderita infeksi cacing ini berwarna coklat karat.

Parasit lain yang ditemukan pada sputum: Penderita terinfeksi dengan Echinococcus granulosus kadang dapat

mengakibatkan hydatidcyst (kista hidatid) pada paru. Bila kista pecah, skolex akan dittmukan pada sputum (sputum berdarah)

Larva dari: Ascaris lumbricoides Strongyloides stercolaris Cacing tambang

e. DarahPemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya mikrofilaria W.brancofti dan B.malayi Darah kapiler

Dilakukan pada malam hari (antara jam 22.00-04.00 WIB)Cara pemeriksaan hapusan segar dan hapusan tebal

Darah venaSampling darah 4 ml darah venaAntikoagulan : Larutan Trisodium Sitrat 2%Larutan formaldehid 2% untuk menghemolisis darah(sumber: Pengantar Praktikum Helminthologi Kedokteran)

9

Page 10: Makalah Andi Bbc3

3) Cara pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen secara Patologi Klinis Darah

PengambilanPada dasarnya, cara pengambilan darah pada patologi klinik sama dengan mikrobiologi. Hanya saja antikoagulan yang digunakan adalah EDTA dan Heparin.

Pengiriman Setelah spesimen terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil,

kemudian dimasukkan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).

Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.

Wadah diberi label yang berisi tentang identitas yang meliputi: tanggal pengiriman, jenis, dan jumlah sampel, jenis pemeriksaan yang diminta, jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.

Transportasi pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboraturium, pengiriman spesimen maksimum 3 hari.

Urin Pengambilan

Urin segar: urin yang baru dikeluarkan ditampung dengan wadah kering, bersih, dan tertutup rapat. Untuk anak-anak ditampung menggunakan plastik polyetilen. Harus diperiksa kurang daari 1 jam.

Urin porsi tengah: sebelum pengambilan urin sterilisasi, pria bersihkan preputim, wanita bersihkan labia mayora dan minora serta uretra externa. Wadah penampungan steril dan tertutp rapat. Harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah pengambilan.

Urin sewaktu: urin yang dikeluarkan kapan saja saat akan diperiksa. Wadah yang digunakan harus bersih, kering dan mulut wadah lebar.

Urin pagi: urin pagi yang pertama kali dikeluarkan. Wadah harus bersih dan kering. Diperiksa secepatnya kurang dari sejam.

Urin 2 jam postprandial: urin diambil setelah 2 jam makan. Ditampung dalam wadah yang bersih, kering, dan tertutup

Pemeriksaan Protein urin Glukosa urin Sedimen urin Deteksi bilirubin dalam urin

PenyimpananPemeriksaan terhadap urin sebaiknya memakai urin segar atau paling lambat 1 jam atau bila terpaksa maka urin disimpan pada suhu 2-8°C paling lama 8 jam. Untuk menunda pemeriksaan urin sebaiknya dipakai bahan pengawet seperti toluene (pengawet yang bersifat umum), thymol, formaldehida 40% (terutama sebagai pengawet sedimen), asam sulfat pekat, dan natrium karbonat. Pada pemeriksaan sedimen urin sebaiknya dilakukan segera. Bila terpaksa dapat disimpan dalam suhu 2-8°C. Bila dibiarkan terlalu lama maka pH urin akan turun.

10

Page 11: Makalah Andi Bbc3

4) Cara pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen secara Patologi Anatomi Pengiriman jaringan

1. Histopatologi operasi: Laparatomi (pembukaan rongga perut) Radikal mastektomi (operasi pengangkatan payudara) Frozen section / potongan beku durante operasi (pemeriksaan yang

dilakukan saat operasi berlangsung) Biopsi: benjolan yang mencurigakan

Insisi Eksisi

Jaringan kuret endometrium: sisa kehamilan, sisa plasenta, kelainan hormon

2. Sitologi: Fine Needle Aspiration Biopsy/ Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus Cairan: pleura, sputum Scrapping: Organ dilamelarisasi serap di objek glass hapuskan pada

objek glass yang lain Imprint: objek glass dilekatkan pada bagian yang ingin diperiksa

3. Imunohistokimia

Hasil pemeriksaan digunakan dalam menegakkan diagnosa, menentukan prognosa dan rencana pengobatan. Pengiriman histopatologi

Pengambilan spesimen jaringanSetelah dioperasi organ dikeluarkan. Segera difiksasi dalam formalin buffer (<1 jam) dan dikirim ke lab. patologi.

Fiksasi adalah tindakan merendam bahan pemeriksaan yang berasal dari biopsi, operasi atau autopsi ke dalam cairan fiksasi yang mempunyai volume yang cukup dan memakai cairan fiksasi yang benar.Tujuan fiksasi:a. Mencegah terjadinya proses autolisisb. Mencegah terjadinya proses pembusukanc. Memadatkan dan mengeraskan agar mudah dipotongd. Memadatkan cairan koloide. Mencegah kerusakan struktur jaringanSyarat cairan fiksasi:a. Mempunyai daya tembus kuatb. Menembus jaringan secara meratac. Dapat memfiksasi secara keseluruhand. Mempunyai daya tembus terus meneruse. Tidak berakibat yang terlalu membahayakan terhadap lingkunganf. Dengan cairan fiksasi tersebut, jaringan harus dapat diwarnai dengan

berbagai macam teknik. Jaringan tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama

Cairan fiksasi untuk histopatologi:a. Formaldehideb. Basinc. Etil alkohol

11

Page 12: Makalah Andi Bbc3

d. Asam asetate. Asam pikratf. Zenkerg. Canoy

Sitologi- Fine Needle Aspiration Biopsy- Bahan dihapuskan pada object glass- Fiksasi dalam cairan alkohol 96%, 30’- Keringkan- KirimSediaan apusan juga dapat dibiarkan kering dalam suhu kamar (dry smear) dan dilanjutkan dengan pewarnaan Giemsa. Kirim ke lab. PA.

Bahan cairan, pleura,urinKirim segera tanpa fiksasi atau masukkan dalam cairan fiksasi alkohol 50% dengan perbandingan 1:1 ( di lab. PA akan disentrifugasi,dan diambil endapannya).Bahan sputum sebaiknya dikirm segera di dalam wadah tertutp tanpa fiksasi. Bila jarak tempuh jauh, daapat difiksasi. (sumber: Essential Laboratory Medicine)

5) Tujuan dari pemeriksaan spesimen sputum, feses, dan darah Feses

Untuk melihat ada atau tidaknya darah Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna. Contoh: apabila feses

mengandung lemak, ada masalah dalam penyerapan dari usus halus Mendeteksi telur cacing dan parasit Mendeteksi virus dan bakteri

Sputum Kultur (menentukan jenis m.o.) dan tes sentivitas terhadap obat Untuk sitologi dalam mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel

Darah Perhitungan sel darah Mengetahui golongan darah Penyaring dasar anemia Membantu memantau organ lainnya Mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah(sumber: litbank-depkes.com)

ULASAN

Setelah membaca beberapa sumber, terdapat perbedaan pendapat dalam pengambilan darah pada darah kapiler. Pada patologi klinik dan mikrobiologi tetesan darah yang diambil bukanlah yang pertama melainkan tetesan kedua. Sedangkan pada pemeriksaan darah kapiler secara parasitologis tetesan darah yang diambil untuk pemeriksaan adalah darah yang pertama kali keluar.

12

Page 13: Makalah Andi Bbc3

KESIMPULAN

Mengambil dan mengirimkan spesimen berupa feses, sputum, darah ke laboraturim berkaitan menggunakan prosedur yang benar agar spesimen tidak rusak.

13

Page 14: Makalah Andi Bbc3

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo F.; Butel, Janet S.; Morse, Stephen A. Mikrobiologi Kedokteran Diagnostik & Korelasi Klinis. Elferia, Retna Neary. Jawetz, Melnick, & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2007. 717-781.

R. Gandasoebrata. Hematologi. Penuntun Praktikum Laboraturium Klinik.Jakarta: Dian Rakyat.2007. 7-66.

R. Gandasoebrata. Urinalisis. Penuntun Praktikum Laboraturium Klinik.Jakarta: Dian Rakyat.2007. 69-121.

R. Heru Prasetyo. Parasitologis Tinja. Pengantar Praktikum Helminthologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga Universitas.1996.78-91.

R. Heru Prasetyo. Parasitologis Sputum. Pengantar Praktikum Helminthologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga Universitas.1996.95-97.

R. Heru Prasetyo. Parasitologis Darah. Pengantar Praktikum Helminthologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga Universitas.1996.99-106.

VH Thalib M.D. Histopatology. Essential Laboratory Medicine. New Delhi: Interprint.1999. 289-309.

www.litbank-depkes.com

14