makalah agroklimatologi pemanasan global.pdf

17
MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING) OLEH NAMA : MUSAWIRA NIM : G111 13 521 KELAS : A PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: musawira95

Post on 07-Feb-2016

138 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

MAKALAH AGROKLIMATOLOGI

PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)

OLEH

NAMA : MUSAWIRA

NIM : G111 13 521

KELAS : A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas

kehendak-Nyalah makalah pemuliaan tanaman dengan judul ”Pemanasan Global

(Global Warming)” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam menyelesaikan makalah ini ada berbagai macam hambatan atau

masalah, akan tetapi berkat bimbingan dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,

dan juga masukan dari teman-teman maka masalah-masalah tersebut bisa

terselesaikan.

Kami menyadari, bahwa sahnya dalam penulisan makalah ini masih

memerlukan perbaikan untuk menyempurnakanya. Oleh sebab itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, demi

kesempurnaan makalah kami.

Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat

yang positif bagi semua pihak.

Makassar, 13 Desember 2014

Penulis

Page 3: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Rumusan Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pemanasan Global (Global Warming)

2.2 Penyebab Pemanasan Global

2.3 Dampak Pemanasan Global

2.4 Pengendalian Pemanasan Global

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Segala aktifitas manusia yang sangat kompleks , seringkali menimbulkan

dua akibat yang bertolak belakang.hal ini bias dilihat dengan semakin

meningkaynya perkembangan teknologi , tidak pelak , menyebabkan suatu

pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan tanpa memakan banyak waktu ,

biaya , serta tenaga yang banyak . Sedang , dilain pihak mengakibatkan tingkat

kesadaran manusia terhadap lingkungan semakin menurun.

Keadaan lingkungan yang kita rasakan semakin hari semakin berubah

menunjukan adanya akibat sampingan dari berbagai aktivitas yang dilakukan

manusia . Pemanasan global merupakan imbas terparah yang sekarang ini kita

rasakan.Perubahan cuaca yang tidak menentu , berbagai macam bencana alam,

kegagalan panen adalah gejala gejala yang ditimbulkan oleh pemanasan global,

dimana telah terjadi perubahan yang signifikan di banding dengan beberapa tahun

yang lalu.

Dengan adanya suhu bumi yang meningkat ,bukan tidak mungkin akan

menghilangkan spesies hewan bersel satu yang sangat rentan terhadap perubahan

suhu serta zat kimia tertentu.Karena itu , beberapa spesies hewan bersel satu ,

bukannya tidak mungkin , kalau tiap tahun, terjadi kenaikan suhu, hewan atau

spesies tersebut dapat punah , jika tidak tahan dengan suhu yang tinggi , atau

bermutasi menjadi spesies baru.

Masalah pemanasan global adalah masalah yang kompleks jika tidak

ditangani dengan baik.karena itu,pemanasan global tidak pernah menjadi masalah

publik yang penyelesaiannya hingga kini tidak kunjung mencapai kata mufakat

tantangan terbesar dalam penyelesaian masalah ini adalah terletak pada individu

masing-masing.

Kini jelaslah bahwa tiap individu punya tanggung jawab yang besar

terhadap lingkungannya.adanya pencemaran yang dihasilkan oleh segala aktivitas

makhluk hidup diyakini menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.terlebih

Page 5: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

lagi,manusia yang mempunyai peranan terbesar.individu atau masayarakat yang

tinggal didaerah perkotaan cenderung mempunyai sifat perusak yang paling

besar.betapa tidak,wilayah perkotaan mempunyai perubahan tatanan perilaku

masyarakat yang paling cepat.hal tersebut dipengaruhi oleh perkembangan arus

modernisasi.sedangkan fakta dilapangan , lahan yang seharusnya digunakan

sebagai lahan terbuka hijau (green open space) semakin berkurang . lonjakan

penduduk yang tinggi dan kepadatan jumlah penduduk yang tinggi dan kepdatan

jumlah penduduk per luas tanah yang melebihi nilai standar , terkadang

menyebabkan orang cenderung membuka lahan baru untuk pemukiman penduduk.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. Penanganan masalah pemanasan global

2. Penanaman kesadaran lingkungan pada masyarakat dalam rangka menangani

masalah lingkungan

3. Pengurangan tingkat pencemaran CO2 dengan memberi solusi penggunaan

bahan alternatif

4. Penanganan lahan kritis yang semakin hari kian bertambah

5. Penyelamatan lingkungan terhadap perusakan yang lebih parah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka kita dapat merumuskan masalah yaitu

sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari pemanasan global (global warming)

2. Apa penyebab dari pemanasan global?

3. Apa dampak dari pemanasan global?

4. Bagaimana langkah mengatasi pemanasan global?

Page 6: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemanasan Global (Global Warming)

Pemanasan global diartikan sebagai kenaikan temperatur muka bumi yang

disebabkan oleh efek rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan

iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

dunia. Tingkat kegawatan perubahan iklim global ini terendam dalam dokumen

Kyoto protocol dan United Nation Framework Convention on Climate Change

(UNFCCC) yang menekankan pentingnya usaha kearah pengurangan emisi CO2

serta penyerapan CO2

di atmosfer. Demikian halnya dalam konferensi PBB

tentang pembangunan dan lingkungan hidup atau United Nation Conference on

Environment and Development (UNCED) pada tahun 1992 di Rio Janeiro, Brazil,

di mana menghasilkan dua deklarasi umum yang salah satu di antaranya juga

menekankan bagaimana upaya mengurangi perubahan iklim global

Di Indonesia, fenomena dampak perubahan iklim dan pemanasan global

ditunjukkan dengan adanya berbagai peristiwa bencana alam yang terus

meningkat seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, tanah longsor,

berkurangnya luas areal hutan dan pertanian, pengurangan keanekaragaman

hayati, penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya air.

Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena

terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer. Keseimbangan

tersebut dipengaruhi antara lain oleh peningkatan gas-gas asam arang atau

karbondioksida (CO2), metana (CH

4) dan nitrous oksida (N

2O) yang lebih dikenal

dengan gas rumah kaca (GRK). Saat ini konsentrasi GRK sudah mencapai tingkat

yang membahayakan iklim bumi dan keseimbangan ekosistem.

Konsentrasi GRK di atmosfer meningkat karena adanya pengelolaan lahan

yang kurang tepat, antara lain adanya pembakaran vegetasi hutan dalam skala luas

pada waktu yang bersamaan dan adanya pengeringan lahan gambut. Kegiatan-

kegiatan tersebut umumnya dilakukan pada awal alih guna lahan hutan menjadi

Page 7: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

lahan pertanian. Kebakaran hutan dan lahan serta gangguan lahan lainnya telah

menempatkan Indonesia dalam urutan ketiga negara penghasil emisi CO2

terbesar

di dunia. Indonesia berada dibawah Amerika Serikat dan China, dengan jumlah

emisi yang dihasilkan mencapai 2 milyar ton CO2

pertahunnya atau menyumbang

10% dari emisi CO2 di dunia.

Berdasar model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC

(Intergovermental Panel On Climate Change ) menunjukkan suhu permukaan

global akan meningkat 1,1 hingga 6,4°C (2,0 hingga 11,5 °F) antara tahun 1990

dan 2100. Pemanasan ini akan berkelanjutan meskipun kondisi gas gas rumah

kaca telah stabil ,ternyata kemampuan perairan laut menyimpan kapasitas panas

lebih lama daripada daratan. Akibatnya , suhu atau pelepasan panas tersebut

secara tidak langsung menyebabkan kecenderungan suhu permukaan bumi tetap.

2.2 Penyebab Pemanasan Global

1. Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari.

Sebagian besar energi tersebut terbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk

cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi, ia berubah dari cahaya

menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap

sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini

berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkas luar. Namun sebagian

panas tetap terperangkap di atmosfir bumi akibat menumpuknya jumlah gas

rumah kaca antara lain uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap

gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi

gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan

dipermukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan

suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan

semakin meningkatnya konsenterasi gas-gas ini di atmosfir, semakin banyak

panas terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh

Page 8: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

segala makhluk hidup yang ada di bumi. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu

bumi hanya -18 oC sehingga es akan menutupi akan menutupi seluruh permukaan

bumi. Namun sebaliknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir

mengakibatkan pemanasan global.

2. Pelepasan Gas Metan / CH4

Hasil penelitian yang dilakukan baru baru ini di daerah Siberia , Arktik

menunjukan berjuta juta ton gas rumah kaca metan dilepaskan . Daratan beku itu

mulai mencair dan karbon yang terkurung di dalamnya mulai bocor keluar dalam

bentuk karbon dioksida dan metana, gas rumah kaca yang mudah terbakar dan 72

kali lebih kuat daripada CO2. Adapun konsentrasi gas metan di beberapa tempat

mencapai hingga 100 kali diatas normal.Pelepasan gas metan setelahnya mencapai

0.5 megaton per tahun. Kemungkinan kenaikan gas metan di planet di pengaruhi

oleh oleh dua factor yakni pelepasan gas metan dari dasar laut dan terlepasnya gas

metan dari tanah beku yang mencair.

3. Variasi Matahari

Variasi matahri adalah pengaruh penyinaran matahari pada suatu tempat

berbeda dengan tempat yang lain.Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kontribusi matahri dalam pemanasan global mungkin telah diabaikan.Dua

ilmuwan dari Duke University mengemukakan bahwa matahari telah

berkontribusi sekitar 45-50% terhadap rata rata suhu bumi dalam rentang periode

tahun 1900 – 2000 , dan 25 – 35% rentang tahun 1980–2000.

4. Penebangan Hutan

Dengan adanya pembabatan hutan di dunia yang tiap tahun mencapai 30

juta hektar , jelas turut meperparah keadaan .Hutan yang selama ini menjadi

pelindung bagi berbagai jenis satwa dari ancaman pemanasan global seharusnya

dapat membantu mengurangi pemanasan global .Tapi , dalam kenyataan di

lapangan masalah tersebut sangat akut.Yakni hutan amazon , yang hamper 70%

wilayahnya habis dibabati oleh manusia dalam rangka produksi hasil

daging.Sedangkan di Indonesia itu sendiri , masalah pembabatan hutan tersebut

disebabkan karena pembukaan lahan baru yang bertujuan membuka perkebunan ,

keinginan memperoleh penghasilan dari penjualan kayu atau hasil hutan yang jika

Page 9: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

dilakukan secara legal memerlukan baiya yang sangat tinggi.Hal tersebut

dipengaruhi karena tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih

sangat rendah.

5. Peternakan

Dari hasil penelitian di sebutkan bahwa total emisi gas rumah kaca Negara

Argentina 30% nya berasal dari hewan . Para peneliti menemukan bahwa sumber

gas metan terbesar berasal dari sapid an domba yang sengaja diternakan untuk

diambil wol. Pada suatu perhitungan ditemukan bahwa metan memiliki kekuatan

72 kali lebih besar daripada CO2 selama lebih dari 20 tahun .Kenyatan ini sangat

mengejutkan , karena pada dasarnya , jumlah ini melebihi dari pembangkit listrik

tenaga batu bara. Terlebih lagi sapi sapi tersebut melepaskan 800 hingga 1000

liter gas setiap hari.

2.3 Dampak Pemanasan Global

Pemanasan Global atau Global Warming memang telah menghantui Bumi,

yang nantinya tidak akan lebih dari satu abad lagi Bumi akan merasakan

dampaknya dengan membuat porak porandanya peradaban penghuni Bumi.

Bencana yang di timbulkan karena perubahan dan ketidak stabilan iklim mulai

banyak menelan korban yang tidak sedikit jumlahnya.

1. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah

utara dari belahan bumi, akan memansa lebih cepat dari adari daerah daerah lain

di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan dan daratan akan

mengecil, yakni disebabkan oleh karena permukaan air laut. Dari es yang terapung

di perairan utara tersebut akan semakin sedikit, serta akn lebih cepat mencair.

Pada daerah yang lebih hangat , udara akan menjadi lebih lembab, karena

penguapan air laut lebih banyak. Tapi, para ilmuwan belum yakin, apakah

penguapan tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan pemanasan lebih lanjut.

Hal ini di sebabkan karena uap air mmpunyai efek mengisolasi panas pada

atmosfer, yang akan menambah panas bumi. Tetapi, uap air yang lebih banyak

Page 10: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

juga akan membentuk awan yang lebih banyak sehingga akan memantulkan

cahaya matahri kembali ke angkasa luar.

2. Peningkatan Permukaan Air Laut

Ketika atmosfir menghangat , lapisan permukaan lautan juga akan

menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi

permukaan laut. Pemanasan juga kan mencairkan banyak es di kutub , terutama di

sekitar Greenland , yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka

laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm (4-10 inchi). selama abad ke 20,

dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm ( 4 – 35

inchi ) .pada abad ke 21.

Perubahan tinggi muka laut akan mempengaruhi kehidupan di daerah

pantai. Kenaikan 100 cm ( 40 inchi ) akan menenggelamkan 6% daerah Belanda ,

17.5% daerah dan banyak pulau – pulau. Erosi dari tebing , pantai , dan bukit pasir

akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai , banjir akibat air

pasang akan meningkat di daratan . Negara negara kaya akan menghabiskan dana

yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya , sedangkan negara negara

miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

3. Suhu Global Cenderung Meningkat

Kenaikan suhu yang semakin meningkat menyebabkan kumpulan salju

akan mencair. Akibatnya , musim tanam tiap daerah cenderung lebih lama atau

bahkan semakin lebih semakin gersang. Di sisi lain , tanaman pangan dan hutan

dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Gangguan Lingkungan

Pembangunan yang dilakukan manusia menyebabkan hewan hewan spesies

tertentu menjadi sulit untuk bermigrasi . Jika terjadi pemanasan global, habitat asal

spesies tertentu menjadi lebih hangat . Jika hal ini terjadi , maka spesies yang tidak

tahan dengan perubahan suhu ini bias mengalami kepunahan .Beberapa tipe spesies

yang tidak mampu berpindah secara cepat menuju kutub mungkin juga akan musnah.

Page 11: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

5. Dampak Sosial Politik

a. Perubahan Cuaca dan Lautan

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-

penyakit yang berhubungan dengan panas dan kematian yang di akibatkan oleh

temperature yang panas , sehingga menyebabkan gagal panen yang berakibat

munculnya kelapran dan malnutrisi . Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan

permukaan air laut akibat mencairnya es kutub utara dapat menyebabkan penyakit –

penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir , badai , dan kebakaran) dan

kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya di sertai dengan

perpindahan penduduk ke tempat tempat pengungsian yang seringkali menimbulkan

masalah baru seperti penyakit diare dan kekurangan gizi.

b. Pergeseran Ekosistem

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit

melalui air maupun penyebaran melalui vektor (makhluk perantara penyebar

penyakit) seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya

ruang baru (ekosistem baru) untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya

perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit yang sama dengan

virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih kebal terhadap obat tertentu yang

seharusnya dapat membasmi organisme tersebut . Selain itu bias di prediksikan

bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah di

karenakan perubahan ekosistem yang ekstrim ini. Hal ini juga secara tidak

langsung berdampak pada peningkatan kasus tertentu, seperti ISPA (Infeksi

Saluran Pernapasan Akut) demam berdarah denagn musim hujan yang tidak

menentu, kemarau panjang yang berakibat kebakaran hutan.

c. Perubahan Kualitas Lingkungan .

Perubahan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah

pada sungai juga berkontribusi pada penyebaran penyakit melalui air dan

penyebaran penyakit melalui vektor .Hal tersebut di perparah dengan kea aan

tingkat pencemaran udara akibat hasil emisi gas gas pabrik yang tidak terkontrol

selanjutnya akan berkontribusi pada penyebaran penyakit menular.

Page 12: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

d. Gelombang Panas

Gelombang panas yang ekstrim diperkirakan bias terjadi karena

pemanasan global. Dari suatu model komputer , dapat diprediksi akan adanya

peningkatan gelombang panas hebat di berbagai belahan dunia seiring dengan

naiknya suhu permukaan bumi. Pada model tersebut, lebih lanjut menunjukkan

bahwa jumlah dan intensitas gelombang panas akan lebih besar seperti yang

pernah melanda negara Perancis pada tahun 2003 yang merenggut korban jiwa

1500 orang.

e. Gempa Bumi dan Letusan Gunung Berapi

Dari hasil penelitian di tahun 2001 , ditemukan fakta bahwa konsekuensi

pemanasan global jauh lebih serius daripada yang sebelumnya di bayangkan.

Pemanasan global menambah panas inti bumi yang berakibat gunung gunung berapi

menjadi lebih kuat sehingga menyebabkan letusan gunung berapi menjadi lebih kuat .

Aktivitas gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebihg banyak daripada 20

tahun yang lalu . Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi menungkat

dengan pesat dan tyren ini terus berlanjut, kecuali masalah pemanasan global diatasi

secara menyeluruh.

f. Situs Purbakala Cepat Rusak

Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan

artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam, banjir, suhu,

yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia

600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.

Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide

bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub. Riset di sekitar

sumber air yang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian

beku dasar bumi.

g. Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara

Saat pelelehan kutub utara memicu problem pada tanaman dan hewan di

daratan yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan sinar matahari

terbenam pada biodata kutub utara. Tanaman disitu yang dulu terperangkap dalam

es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan

Page 13: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era

purba.

2.4 Pengendalian Pemanasan Global

Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil

melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa

depan. Kerusakan yang telah terjadi dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu:

1. Mencari energi alternatif.

Penggunaan energi alternatif yang dapat diperbarui perlu dilakukan di

Indonesia. Pembangkit listrik di Indonesia kebanyakan menggunakan bahan bakar

fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Ketiganya mengeluarkan CO2.

Jadi, semakin kita boros menggunakan listrik, semakin banyak CO2 yang

dikeluarkan. Daripada terus-terusan boros listrik dan pemerintah harus

membangun pembangkit listrik berbahan fosil baru untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, lebih baik melakukan hemat listrik. Dengan penghematan ini,

anggaran pemerintah untuk subsidi listrik yang besar bisa dipakai untuk

membangun pembangkit listrik dengan energi bersih, seperti sinar matahari, air,

angin, biomassa, dan panas bumi.

2. Melestarikan hutan

Masyarakat dan pemerintah harus berupaya bersama-sama dalam menjaga

hutan dari kebakaran. Negara-negara lain memandang kebakaran hutan yang

kerap terjadi di Indonesia merupakan penyumbang CO2 terbesar di dunia.

Bahkan, Indonesia dituding 15 menjadi Negara ketiga penyumbang pemanasan

global karena penebangan hutan dan pembakaran hutan yang cukup besar terjadi

beberapa tahun belakangan ini.

3. Penanaman pohon.

Penanaman pohon secara masal juga perlu dilakukan, misalnya dengan

membuat taman kota, hutan kota, dan kewajiban menanam bagi instansi,

perumahan, atau lembaga lain.Terutama , pada kanan kiri jalan raya , sebaiknya di

tanami pohon pohon , semak , bunga. Hal tersebut mempunyai manfaat selain

Page 14: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

memperindah tata kota juga bermanfaat dalam penghambatan proses pemanasan

global yang lebih parah.

4. Memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi.

Uji emisi adalah sarana untuk memperoleh kepastian mengenai kinerja

mesin kendaraan apakah dalam kondisi prima atau sebaliknya. Melakukan uji

emisi dengan benar terhadap kendaraan bermotor juga harus dilakukan karena

mesin prima mengeliminer pembuangan gas karbon sehingga dapat ikut menjaga

lingkungan dan hemat bahan bakar. Perlu sanksi yang tegas terhadap pelaku uji

yang meloloskan kendaraan yang mesinnya bermasalah. Uji emisi yang benar

antara lain dapat berfungsi untuk tiga hal berikut:

a) Mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin

dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan

hidrokarbon (HC) yang terkandung di dalam gas buang. Tingginya

kandungan HC yang diakibatkan oleh kerusakan kendaraan disebabkan

oleh beberapa factor antara lain seperti kebocoran pada system vakum,

system pengapian yang tidak bekerja dengan baik, kerusakan pada engine

control unit, kerusakan pada oksigen sensor, dan gangguan pada system

pasokan udara.

b) Mengetahui adanya kerusakan pada bagian-bagian mesin kendaraan.

c) Membantu saat melakukan setting campuran udara dan bahan bakar yang

tepat.

5. Membina kelompok pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pecinta lingkungan.

Upaya sadar lingkungan mulai digerakkan sedini mungkin pada anak-anak

dan remaja. Salah satu upayanya adalah dengan membentuk dan membina

organisasi dan klub pecinta lingkungan. Walaupun hasilnya tidak dapat dilihat

secara langsung dan cepat, setidaknya strategi serta upaya untuk mereduksi efek

global warming haruslah didukung oleh segenap masyarakat. Pada akhirnya,

masyarakat juga yang akan merasakan manfatnya. Efek pemanasan global tidak

dapat dicegah hanya melalui individu, melainkan butuh kerja sama semua pihak.

Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika kita memulai upaya sadar lingkungan

Page 15: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

mulai saat ini demi generesai yang akan datang. Mari bertindak nyata untuk masa

depan bersama.

6. Manajemen lingkunagn.

Manajemen lingkungan merupakan suatu proses yang menekankan upaya

peningkatan efisiensi dengan meminimalisasi pengeluaran limbah melalui proses

produksi atau teknologi bersih lingkungan. Minimalisasi limba terdiri dari

aktivitas 3R reduce (kurang), recycle (daur ulang) dan reuse (penggunaan

kembali). Dengan aktivitas 3R, kita dapat menghemat penggunaan sumber daya

alam dan melindungi alam dari kerusakan-kerusakan. Bila sistem manajemen

lingkungan diterapkan, peningkatan kadar karbondioksida yang mengakibatkan

punahnya spesies hewan, kenaikan permukaan air laut dan merebaknya penyakit

langka dapat dihindari. Namun fakta menunjukkan bahwa gejala-gejala akibat

pemanasan global secara nyata tengah dihadapi manusia

Page 16: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi

lingkungan bio-geofisik seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air,

perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim,

punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit.

2. Pemanasan global merupakan perubahan suhu yang terjadi di atmosfer, laut

dan darat.

3. Penyebab pemanasan global antara lain efek dari rumah kaca dan umpan

balik.

4. Dampak dari global warming, menipisnya es, kebakaran hutan, ketinggian

gunung berkurang, satelit bergerak cepat, pengukuran kasus alergi.

5. Cara untuk mengurangi global warming, yaitu dengan cara menghilangkan

karbon, dan menanam pohon sebanyak mungkin untuk menekan tingginya

peningkatan CO2.

3.2 Saran

Kami menyarankan kepada segenap lapisan masyarakat, terutama kepada

pelajar yang akan memegang tongkat estafet dalam mengelola bumi di masa yang

akan datang, untuk lebih bijaksana dalam mengelola dan memanfaatkan sumber

daya alam. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam haruslah berwawasan

lingkungan. Selain itu, kita harus menanamkan segala kebiasaan yang mampu

menekan pemanasan global seperti menghemat listrik, menggunakan alat

elektronik yang hemat listrik dan ramah lingkungan, menghemat BBM, dan

melakukan penghijauan disekitar lingkungan kita.

Page 17: MAKALAH AGROKLIMATOLOGI PEMANASAN GLOBAL.pdf

DATAR PUSTAKA

Effendi. 2001. Pemanasan Global. Erlangga: Jakarta.

Gatut Susanta dan Hari Sutjahjo. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam Akibat

Pemanasan Global?. Penebar Plus: Bogor.

IPPC. 2001. Climate Change 2001 : Impacts, Adaption, and Vlnerabiliy,

Summary for Policy Makers, Wirking Grup.

http://www.usgcrp.ov/ipcc/htm/specerp.html. Diakses 13 Desember 2014.

Kodra, AS. Hadi dan Syaukani HR, 2004. Bumi Makin Panas, Banjir Makin Luas,

Menyibak Tragedi Kehancuran Hutan, Yayasan Nuansa Cendekia,

Bandung.

Riyanto. 2007. Jurnal Strategi Mengatasi Pemanasan Global (Global Warming).

VALUE ADDED, Vol.3, No.2, Maret 2007 – Agustus 2007 http://jurnal.unimus.ac.id

Winarso, P.A. 2009. Modul Pemanasan dan Perubahan Iklim Global. Akademi

Meteorologi dan Geofisika: Jakarta.