makalah agama.docx

11
E. Indahnya Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama. Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi antar kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama serta membuahkan hasil tanpa konflik assimilasi. Jadi pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan berkaitan dengan agama-agama yang berbeda dan digunakan dengan cara yang berlainan pula. Pluralisme dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleransi kepada pemeluk agama lain adalah mutlak untuk dijalankan(Pluralitas). Namun bukan berarti beranggapan bahwa semua agama adalah sama (pluralisme), artinya tidak menganggap bahwa Tuhan yang kami sembah adalah Tuhan yang kalian sembah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menentang paham pluralisme dalam agama Islam. Namun demikian, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan kian disebarkan oleh kalangan Muslim itu sendiri. Solusi Islam terhadap adanya pluralisme agama adalah dengan mengakui perbedaan dan identitas agama masing-masing (lakum diinukum wa liya diin). Tapi solusi paham pluralisme agama

Upload: saiful-abidin

Post on 05-Dec-2014

50 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: makalah agama.docx

E. Indahnya Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama.

Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi antar kelompok yang

menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama serta

membuahkan hasil tanpa konflik assimilasi. Jadi pluralisme agama adalah sebuah konsep yang

mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan berkaitan dengan agama-agama yang

berbeda dan digunakan dengan cara yang berlainan pula.

Pluralisme dalam pandangan Islam, sikap menghargai dan toleransi kepada pemeluk

agama lain adalah mutlak untuk dijalankan(Pluralitas). Namun bukan berarti beranggapan bahwa

semua agama adalah sama (pluralisme), artinya tidak menganggap bahwa Tuhan yang kami

sembah adalah Tuhan yang kalian sembah. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menentang paham

pluralisme dalam agama Islam. Namun demikian, paham pluralisme ini banyak dijalankan dan

kian disebarkan oleh kalangan Muslim itu sendiri. Solusi Islam terhadap adanya pluralisme

agama adalah dengan mengakui perbedaan dan identitas agama masing-masing (lakum diinukum

wa liya diin). Tapi solusi paham pluralisme agama diorientasikan untuk menghilangkan konflik

dan sekaligus menghilangkan perbedaan dan identitas agama- agama yang ada.Di Indonesia,

salah satu kelompok Islam yang mendukung pluralisme agama adalah Jaringan Islam Liberal. Di

halaman utama situsnya terulis: "Dengan nama Allah, Tuhan Pengasih, Tuhan Penyayang, Tuhan

segala agama."

Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh

John Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi

pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan

berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut

Page 2: makalah agama.docx

pandangfilsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi dengan

berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-agama

besardunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak hakikat

yang misterius.

Berkenaan dengan inilah perlu adanya sikap yang baik untuk mensikapi adanya beberapa

agama yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, yaitu ada beberapa sikap yang antara lain:

1. Inklusif (sikap terbuka)

Pertemuan berbagai agama dan peradaban dunia menyebabkan adanya saling

mengenal satu sama lain. Namun tidak jarang terjadi masing-masing pihak kurang

bersifat terbuka terhadap pihak lain yang akhirnya menyebabkan salah paham dan

salah pengertian. Jika suatu agama berhadapan dengan agama lain, bagi arkoun ada

dua masalah yang sering muncul, pertama, perang truth claim, yaitu keyakinan dari

pemeluk agama tertentu yang menyatakan bahwa agamanya adalah satu- satunya

agama yang paling benar. Kedua, perang salvation claim yaitu keyakinan dari

pemeluk agama tertentu yang menyatakan bahwa agmanya adalah satu-satunya jalan

keselamatan bagi seluruh umat manusia. Secara sosiologis truth claim dan salvation

claim ini dapat menimbulkan berbagai konflik sosial politik yang mngakibatkan

berbagai macam perang antar agama, yang sampai sekarang masih menjadi kenyataan

di zaman modern ini. Hambatan utama untuk memehami agama- agama lain ialah

kurangnya imformasi yang akurat. Hal ini dikarenakan pemeluk agama tertentu

berusaha menutup informasi terhadap agama lain.seseorang yang menganalisis agama

arang lain sering tidak objektif akan tetapi lebih sering memakai cara pandang

agamanya sendiri sehingga konflik antar ajaran-ajaran agamapun tak terelakan.

Page 3: makalah agama.docx

Padahal setiap agama mempunyai ajaran masing-masing yang diyakini. Kenyataan

inilah yang antara lain menyebabkan suasana yang kurang baik terbentuknya ruang

dialogis antar agama. Padahal dialog antar agama begitu penting, guna terciptanya

keterbukaan sehingga terhindar dari kesalah pahaman.oleh kerena itu dialog antar

agama dalam pandangan arkoun harus berangkat dari pengalaman pengalaman

empiris yang berpijak pada realitas sejarah. Dialog antar agama adalah sebuah wacana

yang tak bersifat teoretis belaka, akan tetapi menyangkut diskursus dari semua

pemikiran yang mempengaruhi perkembangan dan mempengaruhi kehadiran dari

agama-agama tersebut di masyarakat. Dialog itu terbentang sedemikian luas sejauh

jangkauan cakrawala berpikir, sejauh jangkauan dari eksplorasi yang bisa terjadi dan

juga menyangkut semua aspek kehidupan manusia yang bisa menjadi agenda yang

bisa di dialogkan bersama. Tetapi, tentu yang menjadi fokus utama adalah

menyangkut aktivitas di mana distorsi dari persepsi keagamaan yang ada di masing-

masing pihak pada instansi pertama harus diluruskan dan dijernihkan. Sehingga, tidak

bisa lagi dengan sengaja dilukiskan secara karikatural mengenai agama lain yang

menyalahi kesalahpahaman yang sengaja yang tak bersetuju dengan pandangan yang

dimengerti dan diakui umat beragama yang lain. Dengan begitu, sebenarnya sebuah

langkah dialog pada instansi pertama adalah sebuah langkah korektif terhadap distorsi

tersebut. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah, bahwa tidak semua agama

menghadapi persoalan yang sama, oleh sebab itu dalam mengemukakan jawaban juga

tidak perlu sama. Dengan demikian, kenyataan tersebut justru akan memperkaya

setiap agama yang melakukan dialog. Berdasarkan kelebihan dan kedalaman yang ada

pada agama-agama yang berbeda tersebut . Sudah barang tentu harus diingat pula

kandungan misioner dari setiap agama, yaitu untuk memberlakukan klaim universal

Page 4: makalah agama.docx

dari kebenaran yang diakuinya. Panggilan misioner semacam itu juga menjadi ajang

komunikasi yang positif yang justru bisa memberikan kemungkinan bagi adanya

dialog yang produktif. Jadi aspek apostolik dan aspek misioner dan profetik dari

dialog itu pada dasarnya bukan untuk membela kebenaran sendiri, akan tetapi juga

memberi dan menerima kesaksian kepada orang lain. Gavin D'Costa dalam bukunya

"Theology and Religious Pluralism" mengemukakan perlunya dikembangkan dua arah

dari dialog, yaitu yang pertama: personal dialogue, anggota komunitas keagamaan

secara pribadi dan informal, dialog antar pemeluk agama. Yang bisa membahas apa

saja yang mereka agendakan. Dialog ini bersifat personal. Tidak atas nama komunitas

resmi dan tidak mewakili mereka. Di pihak lain ada juga model dialog yang kedua

yang lebih resmi yang merupakan dialog institusional. Yang merupakan wakil resmi

dari agama tersebut. Dialog model ke dua ini lebih resmi. Dua hal ini perlu dilakukan

secara bersama.

2. Relatif

Keyakinan para pemeliuk agama yang menganggap bahwa agamanyalah yang paling

benar dan menganggap agama lain salah ini ketika dalam kontek didalam kehidupan

sosial ataupun bermasyarakat akan sangat rawan sekali menimbulkan konflik,oleh

karena itu setiap seseorang dalam kontek sosial harus menganggap agama bersifat

relatif dalam artian tidak menganggap agama orang lain salah dalam wilayah pablik,

meskipun dalam wilayah personal harus mempunyai keyakinan agama yang dianut

adalah agama yang benar. Menganggap kebenaran agama bersifat relatif dalam

wilayah personal memang tidak diperbolehkan agama karena hal ini akan

menyebabkan rusaknya keimanan seseorang di dalam meyakini agama itu

Page 5: makalah agama.docx

sendiri.untuk itu agama bersifat relatif itu hanya berlaku dalam kehidupan sosial

bermasyarakat.

3. Pluralistik

Kurangnya pemahaman tentang pluralisme agama membuat istilah ini menjadi

kontroversi dikalangan umat islam.dalam fatwa MUI pluralisme merupakan paham

yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama, artinya kebenaran setiap agama

adalah relatif.akan tetapi hal ini dimaknai dalam kontek sosial maupun

personal.dengan definisi seperti ini banyak sekali yang menentangnya dikalangan

umat islam sendiri. Kesalahanya ialah menyamakan definisi pluralisme dengan

relativisme. Seperti diketahui, pluralisme bukanlah relativisme. Pluralisme keagamaan

merupakan sikap yang menghargai pluralitas keyakinan agama orang lain sebagai

bagian yang asasi yang inheren dalam diri manusia, tanpa mengakui kebenaran agama

lain dalam wilayah personal. pluralisme yang seperti itulah yang harus

diwujudkan.tanpa adanya pemahaman pluralitas yang benar . maka akibatnya

seseorang akan terkurung dalam semangat fanatisme sempit.

4. Toleransi

Toleransi merupakan keseluruhan aspek dalam bersikap. Oleh karenaya, perlu adanya

pemahaman baru terhadap agama, Pemahaman yang terbuka terhadap kritik dan

berbagai analisa, pemahaman yang selalu gerak dan dinamis sesuai dengan perubahan

zaman. Karena tanpa itu semua, kita akan sulit bersikap toleran terhadap agama lain,

bahkan kadang-kadang menghargai perbedaan pendapat dikalangan internalnya saja

sulit. Sehingga perlu ditekankan pentinya memahami aspek ruang dan waktu untuk

memperoleh pemahaman keagamaan yang tepat.karena pemahaman keagamaan

secara subjektif sering melupakan aspek objektivitasnya. Tanpa memahami aspek

Page 6: makalah agama.docx

tersebut manusia beragama hanya akan disibukkan dan terbelenggu oleh kepentingan

subjektif. Agama akan berubah menjadi ideologi subjektif, yang akhirnya akan

melahirkan pola berpikir keagamaan yang bersifat eksklusif.model pemahaman ini

tidak akan memunculkan sikap toleransi agama.

5. Religious Literacy

Satu tantangan terpenting dari kehidupan pluralisme agama untuk saling mengenal

satu terhadap yang lain adalah mengembangkan sikap religious literacy. Yang

dimakasud religious literacy adalah sikap terbuka terhadap dan mengenal nilai nilai

dalam agama lain. Singkatnya religious literacy adalah sikap melek agama lain.

Dengan melek agama lain orang bisa sungguh mengenal, saling menghormati dan

menghargai , saling bergandengan, saling memperkembangkan, dan memperkaya

kehidupan dalam sebuah persaudaraan sejati antar umat beragama, apapun agamanya

Pengembangan sikap religious literacy dapat dipararelkan dengan jagat pendidikan

kita. Dalam jagat pendidikan disegala penjuru tanah air, kita berusaha untuk

memberantas buta akasara. Kita mengajak masyarakat untuk melek akasara sehingga

mereka mampu menulis dan membaca. Kiranya selain mendobrak situasi masyarakat

yang buta aksara, kitapun di tantang untuk mengembangkan sikap religious literacy

sebagai bentuk pembongkaran atas situasi masyarakat yang buta agama lain.

Page 7: makalah agama.docx

MAKALAH

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Oleh:

KELOMPOK 6

Saiful Abidin (1111100046)

Galoh Ajeng Wahyuningtyas (1411100032)

Rosita Rizki M. (1411100066)

Emma Peristina Nurcholis Putri (4111100033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111

September, 2011