makalah abbf asam
DESCRIPTION
analisis bahan baku farmasiTRANSCRIPT
Makalah Analisis Bahan Baku Farmasi
Asam
Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ........................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................3
I.1 Kata Pengantar...........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................4
II.1 Asam.........................................................................................4
II.1.1 Pendahuluan Asam ...........................................................4
II.1.2 Analisa Pendahuluan Asam ...............................................5
II.1.3 Reaksi Umum Asam .........................................................6
II.1.4 Asam Alifatis ......................................................................9
II.1.4.1 Asam Monokarboksilat ............................................9
II.1.4.2 Asam Polikarboksilat..................................................12
II.1.5 Asam Aromatis...................................................................22
II.1.6 Asam yang Memiliki Rantai C Panjang..............................31
BAB III PENUTUP.....................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................35
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, makalah Analisis Bahan Baku Farmasi tentang
‘Asam’ dapat diselesaikan. Makalah tentang asam ini bertujuan untuk
memberikan penjelasan seputar reaksi, identifikasi, dan beberapa contoh
senyawa asam.
Besar harapan saya supaya makalah ini dapat membantu mahasiswa
untuk memahami materi seputar asam dan karbohidrat serta dapat menganalisis
bahan baku farmasi yang berupa asam.
Akhir kata, mohon maaf bila ada kekurangan. Semoga makalah ini
bermanfaat.
Depok, Juli 2013
Penulis
3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Asam
II.1.1 Pendahuluan Asam
Asam meupakan senyawa kimia yang memiliki pH lebih kecil dari
pada 7 bila dilarutkan dalam air. Asam memiliki beberapa definisi:
o Teori Bronsted- Lowry
Asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor proton.
Asam dan basa yang bersangkutan disebut pasangan asam-basa
konjugasi.
o Teori Lewis
Asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Teori
ini menjelaskan sifat asam yang tidak mengandung hidrogen
ataupun proton yang dapat dipindahkan.
o Teori Arrhenius
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+) jika dilarutkan dalam air.
Teori ini hanya berlaku untuk asam yang larut dalam air.
Senyawa asam dikelompokkan berdasarkan:
1. Struktur kimia
a. Memiliki rantai alifatis jenuh.
b. Memiliki rantai alifatis tidak jenuh
c. Memiliki rantai benzen atau aromatis.
2. Konsistensinya
a. Kristal
b. Cairan
c. Gas
3. Kelarutannya
4
a. Jumlah atom C 1-4, dapat larut dalam air dalam segala
perbandingan.
b. Jumlah atom, C 5-9, dapat larut dalam air dengan
perbandingan tertentu.
c. Jumlah atom C lebih dari 9, sukar larut dalam air.
II.1.2 Analisa Pendahuluan Asam
Asam dapat dianalisis dengan beberapa cara, seperti:
1. Organoleptis
a. Bentuknya (cairan, kristal, kental, padat)
b. Baunya (misal: pada asam aromatis)
c. Rasanya : asam (dari bentuk asam) dan asin (dari bentuk
garam).
2. Reaksi terhadap kertas lakmus
Senyawa asam memberi warna merah pada tes lakmus.
3. Indikator pH universal
Untuk menentukan kemampuan atau kekuatan asam.
4. Sublimasi
Pada umumnya asam mudah menyublim dalam bentuk asamnya
dengan bantuan talk.
5. Pirolisa/ Pemijaran
Pemijaran zat dilakukan dengan cara dipanaskan dalam cawan
porselen dengan api tidak langusng di bawah zat agar perubahan
terlihat lebih jelas. Akan muncul beberapa gejala dan perubahan
warna:
a) Terdapat residu adanya garam
b) Warna hitam adanya asam
c) Merangsang batuk asam suksinat, atophan
Asam suksinat dapat mengiritasi saluran pernafasan atas,
sehingga dapat menyebabkan batuk
5
d) Menggelembung Ca-Glukonas, Ca-Laktat
e) Berbusa bila dimasak asam agarik
II.1.3 Reaksi Umum Asam
1. Reaksi Marquis
Reaksi ini bertujuan untuk menunjukkan adanya cincin aromatis
dan akan meberikan hasil positif pada asam aromatis. Suatu zat asam
direaksikan dengan H2SO4 + Formalin akan membentuk senyawa
yang berwarna. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya cincin warna
dari dua buah gugus aromatis. Warna yang muncul bermacam-macam,
tergantung strukturnya.
Kuning asam gallat
Merah asam salisilat dan derivatnya
Gambar. Reaksi Marquis
2. Reaksi Iodoform
Reaksi ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap pada
zat. Suatu zat direaksikan dengan NaOH/ NH4OH dan larutan iodii
maka akan membentuk endapan kuning muda dan terlihat seperti
kristal lantang di bawah mikroskop. Reaksi ini positif pada asam tak
jenuh (memiliki ikatan rangkap). Contohnya asam piruvat.
6
Gambar. Reaksi iodoform pada asam asetat.
3. Reaksi dengan FeCl3
Senyawa asam ditambahkan beberapa tetes FeCl3 akan memberikan
warna dikarenakan terbentuknya ion kompleks.
o Ungu/ merah ungu : asam derivat salisilat
o Merah : asam malonat
o Coklat : asam benzoat dan asam asparagin
o Merah tua : asam asetat
o Kuning : asam laktat, malat
o Jingga : asam glutamat
Reaksi:
6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ +2H+
Pemanasan: [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O
3Fe(OH)2CH3COO + 3CH3COOH + H+
4. Reaksi Bellstein
Reaksi Bellstein bertujuan untuk mengetahui adanya gugus
halogen pada suatu senyawa. Kawat Cu apabila dibersihkan dan
dibakar di depan nyala Bunsen akan membentuk CuO. Kemudian,
kawat tersebut dicelupkan pada suatu zat dan dibakar lagi dengan
nyala Bunsen maka akan memberikan nyala yang berwarna. Zat yang
7
memilkiki gugus halogen memberi nyala berwarna hijau. Tes ini
posotof pada asam yang memilki gugus halogen, pada umunya berupa
asam trikloroasetat.
Reaksi:
2Cu + O2 2CuO
CuO + 2HX CuX2 + H2O
5. Reaksi dengan AgNO3
Senyawa asam tertentu apabila direaksikan dengan larutan AgNO3
akan menghasilkan panas atau dingin. Jika reaksi menghasilkan panas,
asam yang bereaksi adalah asam formiat. Apabila menghasilkan
dingin, asam yang bereaksi adalah asam gallat.
6. Reaksi dengan pereaksi DAB (Dimetil Amida Benzaldehid 1% dalam
HCl)
Reaksi ini bertujuan utnuk mengetahui adanya amin arimatis
primer. Senyawa asam yang positif pada reaksi ini adalam asam
nikotinamid (kuning), asam sulfanilat dan asam antranilat (kuning
jingga), asam glutamat dan asam sitrat (hijau).
7. Reaksi Umbelliferon
Beberapa senyawa asam tertentu apabila direaksikan dengan
resorsin + H2SO4 kemudian dipanaskan dan diencerkan dengan air allu
direaksikan dengan NaOH akan mendapatkan warna yang berbeda-
beda terutama apabila dilihat di bawah sinar UV.
Nama zat Warna dan hasil reaksi diamati dengan
bantuan sinar
Sinar biasa Sinar UV
Asam sitrat Kuning Biru laut
Asam tartrat Coklat kemerahan Hijau/ biru tua
Asam suksinat Kuning Hijau muda
Asam malonat Kuning Hijau
8
8. Reaksi Mureksida
Suatu zat ditambah dengan KClO3 + HCl 25 % kemudian
dipanaskan di atas penangas air menghasilkan uap berwarna kuning/
jingga. Setelah senyawa tersebut dingin dan ditiupkan uap NH4OH
atau ditambahkan NH4OH encer, menyebabkan hasil akhir berwarna
ungu. Bila positif, zat tersebut adalah asam. Asam yang positif untuk
reaksi mureksida adalah xantin dan asam kamporinat.
9. Reaksi dengan KMnO4
KMnO4 apabila direaksikan dengan suatu zatr ditambah dengan
H2SO4 lalu dipanaskan akan menghasilkan suatu bau tertentu.
Bau asetaldehid zat tersebut adalah asam laktat dan
derivatnya.
Bau benzaldehid zat tersebut adalah asam sinamat dan
derivatnya.
10. Reaksi Nessler
Pereaksi Nessler terdiri dari KI dan HgI2 dengan perbandingan
1:20. Apabila suati zat asam tertentu direaksikan dengan Nessler, akan
mengendap. Asam-asam tersebut diantaranya yaitu asam formiat,
asam tartrat, dan asam askorbat.
Reaksi:
NH4+ + 2[HgI4]2− + 4OH− → HgO·Hg(NH2)I + 7I− + 3H2O
Berwarna kuning sampai dengan endapan coklat
II.1.4 Asam Alifatis
II.1.4.1 Asam Monokarboksilat
1. Asam Asetat
Rumus molekul: CH3COOH
Rumus bangun:
9
Berat molekul: 60,05 g/mol
pKa : 4,76 pada 25 0C
Identifikasi:
1. Organoleptis:
Bentuk: cairan jernih
Warna: tidak berwarna
Rasa: asam
Bau: menusuk tajam
2. Reaksi umum:
a. 2 RCOOH + Na2CO3 /NaHCO3 2RCOONa + H2O
n+CO2
b. Zat + Na2S2O3 kuning muda
c. Reaksi Marquis: menghasilkan warna merah ungu
3. Reaksi identifikasi:
a. Sebagai garam (Na, Pb), ditambahkan dengan KHSO4
menimbulkan bau asam cuka
b. Reaksi Cacodyl
Larutan dinetralkan dengan NoOH atau larutan Na2CO3 ,
lalu diuapkan sampai kering, ditambah As2O3 dan dipijar,
timbul bau tidak sedap (bau bawang) dari cacodyl dan
cacodyl oksida.
4CH3COONa + As2O3 (CH3)2AsOAs(CH3)2 2Na2CO3 +
2CO2
c. Reaksi dengan FeCl3 : menimbulkan warna merah coklat
dan akan hilang pada penambahan asam.
d. Reaksi dengan aseton
Larutan ditambahnkan CaCO3 berlebih dalam tabung
reaksi, lalu dipanaskan di waterbath dan uapnya dilewatkan
ke kertas saring yang dibasahi dengan 2-nitrobenzaldehida
2% b/v dalam etanol 95%. Lalu dikeringkan dan dibasahi
10
dengan NaOH 1N, akan memberikan warna biru indigo.
Uap yang terbentuk adalah aseton.
e. Reaksi esterifikasi
Ke dalam tabung uji masukkan 1g zat + 1 ml asam sulfat +
2-3 ml etanol, kemudian panaskan perlahan-lahan selama
beberapa menit. Akan terbentuk etil asetat yang berbau
wangi.
CH3COONa + H2SO4 CH3COOH + Na +HSO4 -
CH3COOH + C2H5OH -> CH3COO.C2H5 + H2O
2. Asam Laktat (Asam 2-Hidroksipropionat), Ca Laktat
Rumus molekul: C3H6O3 (asam laktat)
C6H10CaO6 (Ca laktat)
Rumus bangun:
Asam laktat Ca laktat
Berat molekul:90,08 g/mol (asam laktat)
218.22 g/mol (Ca laktat)
Kelarutan: bercampur dengan air, spiritus, alkohol.
Identifikasi asam laktat:
1. Organoleptis:
Bentuk: cairan seperti sirup, higroskopik.
Warna: tidak berwarna
Bau: agak keras, asam
2. Reaksi identifikasi
a. Dalam air bereaksi dengan asam kuat
b. Oksidasi
Asam laktat ditambahkan KmnO4+ H2SO4 pekat,
lalu dipanaskan perlahan akan dinyatakan dengan:
11
Bau kelapa muda
Uapnya dilewatkan ke kertas yang dibasahi
dengan Na-nitroprusida dan piperidin akan
memberi warna biru ungu.
c. Reaksi Iodoform
Asam laktat memberi hasil positif pada reaksi
iodoform.
d. Asam laktat ditambahkan H2SO4 pekat 2cc
dipanaskan di waterbath, lalu didinginkan dan
ditambah guaiacol 3% dalam spiritus akan
memberikan warna merah fuchsin.
Kalsium laktat adalah garam dari asam laktat.
II.1.4.2 Asam Polikarboksilat
1. Asam Oksalat dan Ca Oksalat
Rumus molekul: (COOH)2.2H2O (asam oksalat)
Ca (COO)2 (kalsium oksalat)
Rumus bangun:
Asam oksalat Kalsium oksalat
Berat molekul: 126,07 g/mol (asam oksalat)
146.112 g/mol (kalsium oksalat monohidrat)
Kelarutan: larut dalam air, alkohol, eter
Identifikasi:
1. Organoleptis:
Bentuk: kristal
Warna: tidak berwarrna
2. Reaksi identifikasi:
a. Reaksi Carletti
12
Asam oksalat ditambahkan resorsin, kompleks glisisn-serin,
dan asam sulfat pekat akan memberikan warna ungu
kemerahan atau biru ungu. Warna akan hilang jika
diencerkan dengan air.
b. Reaksi Gunn
Larutan asam oksalat ditambahkan larutan FeSO4 dalam
H3PO4 (1:10) akan menghailkan endapan besi oksalat yang
berwarna kuning.
c. 5ml larutan asam oksalat ditambahkan 0,5 ml HCl dab 1,2 g
Zn dipanaskan selama 1 menit, maka akan terbentuk
glioksil. Bila larutan diruang ke dalam tabung lain dan
ditambahkan dengan 5 tetes fenilhidrazin HCl (1:100), akan
memberikan warna merah. 1. Asam Sitrat
Asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai
penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan.
Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa
antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria,
yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat
digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan
sebagai antioksidan. Asam sitrat dapat mengikat logam sehingga
sering digunakan sebagai sabun/deterjen ataupun untuk
menghilangkan kesadahan air. Asam sitrat dapat disintesis dari
tebu, sagu dan kulit buah nanas
13
Gambar 1 : Rumus bangun Asam sitrat
Memiliki nama lain asam 2-hidroksi-1,2,3-
propanatrikarboksilat dan rumus molekul C6H8O7. Berat molekul
asam sitrat adalah 192,13. Asam sitrat memiliki titik lebur 153 C
dan memiliki tingkat keasaman/pH/pKa 4,5. Secara organoleptis,
asam sitrat memiliki ciri-ciri : tidak berbau, berbentuk serbuk
kristal, dan berasa asam.
1.1 Identifikasi asam sitrat:
Reaksi cuprifil : hasil positif
› Zat + 1 ml NaOH 2N + 1 tetes CuSO4 1% = larutan
biru/biru ungu jernih
Reaksi diazo : hasil positif
› Diazo A : Diazo B = 4 : 1
› Diazo A= Asam sulfanilat dalam HCl;
› Diazo B=NaNO2
Zat uji + (Diazo A + Diazo B) menghasilkan warna
merah
Reaksi fehling : hasil positif
› Pereaksi : fehling A : CuSO4.5H20 + H2SO4 (aq) + aqua
› fehling B : K-Na-Tartat + NaOH +aqua perbandingan
Fehling A : Fehling B = 1 : 1
› zat + pereaksi fehling (Fehling A dan Fehling B) + NaOH
2N → (+) ada endapan CuO merah bata
Reaksi umbeliferon :
14
› Larutan zat + H2SO4 +resorsin, dinginkan, encerkan dengan
air dan basakan dengan NH4OH senyawa yang
dihasilkan dilihat dibawah sinar biasa berwarna kuning dan
di bawah sinar UV berwarna biru laut.
Asam Sitrat + 1 ml air + 1,5 ml piridina pekat, dan kocok panaskan
+ 5 ml anhidrida asetat pekat ke dalam campuran, dan kocok :
terjadi warna merah muda.
Gambar 2 : reaksi piridina, anhidrida asetat, dan asam sitrat
Reaksi oksidasi dengan asam sulfat pekat
Asam sitrat + asam sulfat asam asetondikarboksilat +
NaNO2 diisonitrosoaseton (meledak bila terkena api)
+ NaNO2
15
(diisonitrosoaseton: senyawa serbuk putih yang mudah terbakar)
Gambar 3 : reaksi asam sitrat dengan asam sulfat menjadi asam aseton
dikarboksilat kemudian direaksikan dengan NaNO2 membentuk
diisonitrosoaseton
Reaksi dengan kalsium klorida dan barium klorida
Larutan soda kaustik + larutan yang terdapat kalsium klorida berlebih
endapan kalsium sitrat tersier yang tidak larut dalam larutan alkali.
2C6H5O73- + 3Ca2+ Ca3(C6H5O7)2
Gambar 3 : Rumus
Reaksi dengan larutan kadmium asetat
Kadmium Asetat + larutan sitrat endapan kadmium sitrat yang
putih seperti gelatin. Endapan ini tidak larut air mendidih namun
dapat larut dalam asam asetat panas.
16
Gambar 4 :Endapan seperti gelatin cadmium sitrat Gambar 5 : rumus bangun
cadmium asetat
Asam sitrat + CaOH2 endapan kalsium sitrat + H2SO4
asam sitrat kembali.
Uji Deniges
Larutkan 5 g HgO dalam 100 ml air dan 20 ml H2SO4 pekat.
Tambahkan larutan sitrat dengan 1/20 bagian reagen dan panaskan
hingga mendidih, kemudian tambahkan beberapa tetes KMnO4 0,1
N, maka akan terbentuk endapan kristalin.
2. Asam Suksinat
Asam suksinat (asam butanadioat atau asam batu ambar)
adalah asam dikarboksilat dengan 4 atom karbon, terdapat di dalam
tumbuhan dan jaringan hewan.
Gambar 1 : Rumus Bangun Asam Suksinat
Asam suksinat berperan penting sebagai intermediet
metabolisme (siklus krebs) di dalam ubuh. Organoleptis asam
suksinat berbentuk kristalin padat dengan titik lebur antara 185 –
187 C; dapat larut dalam air dan sedikit terurai dalam etanol, eter,
aseton, dan gliserin; tidak dapat terurai di dalam benzene, karbon
sulfide, karbon tetra klorida, dan minyak eter. Sintesis asam
suksinat dapat dilakukan dengan cara hidrolisis asam maleat atau
anhidratnya. Rumus Molekul asam suksinat C4H6O4 dengan berat
molekul 118.09 g mol−1 dan memiliki 2 nilai pKa yaitu : pKa1 = 4.2
dan pKa2 = 5.6.
17
2.1 Identifikasi asam suksinat :
Larutan asam suksinat ( dengan NH4OH ) + FeCl3
endapan cokelat yang larut dalam HCl
Larutan netral + Kristal Pb asetat Kristal
berbentuk lupis
Larutan zat + NH4OH diuapkan di dalam cawan
pyrol, dengan batang korek api + HCl merah
Larutan zat + pDAB merah
Sublimasi : bentuk Kristal
Reaksi umbelliferon :
Larutan zat + H2SO4 +resorein, dinginkan, encerkan dengan
air dan basakan dengan NH4OH senyawa yang
dihasilkan dilihat dibawah sinar biasa berwarna kuning dan
di bawah sinar UV berwarna hijau muda.
Zat + K2S2O3 = (+) kuning muda (ada gugus karboksil)
3. Asam Tartrat
Asam tartrat adalah asam organic yang berbentuk Kristal.
Di alam terkandung di banyak tumbuhan, contohnya, anggur,
pisang, dan asam jawa serta salah satu asam yang terkandung
dalam wine. Asam tartrat merupakan derivate dihidroksi dari asam
suksinat. Asam Tartrat memiliki nama IUPAC asam 2,3-
dihidroksisuksinat dengan rumus molekul C4H6O6 dan BM
150,087. Derajat keasaman asam tartrat : pKa1= 2.95 pKa2= 4.25.
Kegunaannya sebagai pengawet, antioksidan dan emulgator.
Secara organoleptis asam tartrat berbentuk kristal prisma
monoklin, tidak berbau tidak berwarna dan rasa asam kuat.
3.1 Uji Identifikasi :
Reaksi carletti +
18
› Zat + H2O + asam oksalat + resorsin +H2SO4 (p)
Warna ungu
Reaksi fehling +
Zat + K2S2O3 : (+) ada gugus karboksil (berwarna kuning
muda)
Reksi nessler : +
› Zat +KI:HgI2 (1:20) = mengendap
Berdasarkan Farmakope Indonesia IV identifikasi asam tartrat
dapat dilakukan dengan :
Asam tartrat + 2 tetes natrium periodat pekat (1 dalam 20) + 1
tetes asam sulfat 1 N, setelah 5 menit asam glikosilik +
beberapa tetes asam sulfit pekat + beberapa tetes fukhsin-asam
sulfit (reaksi schiff) warna merah muda dalam
waktu 15 menit.
+ NaIO4 + H2SO4
19
+
Gambar 2 : reaksi asam tartrat dengan natrium periodat dan asam sulfat
menjadi asam glikosilik.
Asam Glikosilik kemudian akan bereaksi dengan pereaksi Schiff :
Gambar 3 : mekanisme reaksi schiff
Larutkan 10-20 mg zat uji ke dalam 5 ml air, tambahkan 0.05
ml larutan besi(II) sulfat dan 0.05 ml H2O2 : terjadi warna
kuning yang tidak stabil. Setelah warna hilang tambahkan
NaOH 2 n tetes demi tetes: terjadi warna biru intensif.
O.1 ml larutan (mengandung 1-2 mg as tartrat pekat) campur
dengan 0.1 ml larutan kalium bromida, 0,1 ml larutan
resorsinol, dan 3 ml asam sulfat pekat, panaskan di tangas air
selama 5-10 menit : terjadi warna biru tua yang berubah
menjadi merah jika larutan didinginkan dan dituang dalam air.
Uji Identifikasi yang lain :
Reaksi dengan asam sulfat pekat
pada reaksi antara asam Tartrat dengan asam sulfat pekat
akan terjadi pengarangan. Selain itu, dilepaskan gas-gas seperti
karbon dioksida dan karbonmonooksida bersama sedikit
20
belerang dioksida. Belerang dioksida ini terjadi karena reduksi
asam sulfat oleh karbon. Bau khas seperti bau gula gosong
dapat dideteksi dari gas-gas yang dilepaskan. Asam sulfat
encer tidak menghasilkan reaksi penguraian asam tartrat yang
dapat dideteksi. Gas karbonmonoksida yang terbentuk apabila
dibakar akan memberikan warna biru.
C4H6O6 CO + CO2 + 2C + 3H2O
C+ 2H2SO4 2SO2 + CO2 + 2H2O
Uji Resorsinol
Teteskan beberapa tetes larutan uji dalam sebuah tabung uji
lalu tambahkan H2SO4 dan bubuk Mg. setelah melarut
tambahkan resorsinol 0,1 gram, kocok sampai, kemudian
dinginkan. Tuang sepanjang dinding tabung 3-4 ml H2SO4
pekat. Panaskan lapisan asam sulfat pada dasar tabung dengan
sangat perlahan, lalu suatu cincin merah akan terbentuk pada
bidang pertemuan kedua cairan. Dengan meneruskan
pemanasan perlahan, warna merah akan menyebar kebawah
dari bidang batas antar permukaan dan akhirnya mewarnai
lapisan asam sulfat.
Uji Tembaga Hidroksida
siapkan larutan uji. Tambahkan larutan NaOH / KOH
2M kedalam larutan uji sama banyaknya dan tambahkan
beberapa tetes CuSO4 0,25 M
(menghasilkan endapan Cu(OH)2 yang dapat terlihat).
Kocok campuran dengan kuat selama 5 menit, kemudian
saring filtrat. Jika filtrat tidak jernih, panaskan untuk
menggumpalkan tembaga hidroksida koloidal dan saring
lagi. Warna biru menunjukkan adanya kandungan asam
tartrat.
21
Uji spektro : Asam tartrat (50-800 mcg) direaksikan
dengan beta-naphthol (5 mg) dalam asam sulfat pekat 2
ml dipanaskan diatas waterbath 30 menit. Didinginkan dan
di ad kan 25 ml dengan asam sulfat pekat. Akan
memberikan serapan max pada lambda max 603 nm.
Warna reaksi : kuning
Gambar 4 : reaksi asam tartrat dengan beta naphtol
22
Gambar 5 : Spektrum serapan asam tartrat + beta naphtol
II.1.4.2 asam aromatis
4. Asam Sinamat
Asam Sinamat merupakan asam kristalin berwarna putih yang
sedikit larut dalam air. Memiliki rumus molekul : C9H8O2 dengan
BM : 148,15g/mol. Secara organoleptis asam sinamat berbentuk
kristal putih. Asam sinamat memiliki titik leleh 113˚C dan titik
didih : 300˚C. Kelarutannya : air ( 1: 2000 ), alcohol ( 1:6 ),
methanol ( 1: 5 ), kloroform ( 1:12 ), dan larut dalam benzene,
aseton, eter, asam asetat glacial. Memiliki derajat keasaman pKa :
4,6
Gambar 1 : Rumus bangun asam sinamat
4.1 Reaksi-reaksi identifikasi :
Mudah dideteksi karena memberikan fluoresensi berwarna
hijau atau biru di bawah sinar UV
Zat + K2S2O3 = + (ada gugus karboksil) warna kuning muda
Oksidasi oleh KMnO4 1% + H2SO4 bau benzaldehid
Asam sinnamat + MgSO4 atau CaCl2 endapan putih
Zat + KMnO4 + Na2CO3 warna cokelat
Garam-garam sinamat netral + FeCl3 cokelat jingga
23
Larutan + CaCO3/MgO berlebih, saring filtratnya, tambahkan
MnSO4 putih, lama-lama Kristal kuning
Pemijaran-pemanasan bau aromatis
3 mL larutan zat + 2 mL pereaksi zwikker biru hijau
ungu
Reaksi dengan marquis : (+)
Zat + H2SO4 + 3 tetes formalin menghasilkan warna
Reaksi dengan aquabrom :
-CH=CH-CH2-OH + Br2 - CHBr-CHBr-CH2-OH
*Warna aquabrom hilang
5. Asam Benzoat
Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan
kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik
yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin
(getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber
asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya
digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah
prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia
lainnya.
Asam benzoat memiliki berat molekul 122,12 g/mol dan
memiliki ciri-ciri organoleptis antara lain : berbentuk jarum atau
sisik, berwarna putih, dan sedikit berbau, biasanya bau
benzaldehida / benzoin Titik leburnya antara 121˚C dan 123˚C,
sedangkan titik didih : 205˚C. Memiliki pH dalam larutan 2,6.
Memiliki kelarutan dalam air 1 : 400 dan dalam spiritus 1:3
24
Gambar 3 : Rumus Bangun Asam Benzoat
5.1 Identifikasi Asam Benzoat :
Reaksi pendahuluan :
a. Zat + KI + KIO3 I2 + amilum larutan
berwarna biru ungu
b. Zat ditambahkan H2O2 kemudian celupkan kertas
lakmus biru, kertas lakmus akan berubah menjadi
merah
c. Larutan zat + NaOH + CuSO4 berwarna biru
( pembentukan kompleks garam Cu2+ )
d. Menentukan adanya inti aromatis dengan reaksi
marquis : zat + H2SO4 + 3 tetes formalin
memberikan warna
Reaksi Spesifik :
Zat + Na2S2O3 kuning muda
Reaksi Marquis positif (terdapat gugus
aromatis)
reaksi esterifikasi : Zat + etanol + H2SO4
bau etil benzoat (bau pisang ambon)
Bila dipanaskan mudah tersublimasi (dengan
bantuan talk) seperti pelangi dan bentuk papan
pecah.
Zat + FeCl3 endapan merah muda
kekuningan (FE-Benzoat).
6. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan asam monohidroksi
benzoate.Asam salisilat merupakan asam organic yang berbentuk
25
kristalin yang tidak berwarna, digunakan untuk sintesis senyawa
organic dan hormone pada tumbuh-tumbuhan. Digunakan biasanya
untuk sebagai precursor pembuatan aspirin, bias juga dijadikan
obat topical antara lain obat nyeri otot maupun obat jerawat.
Organoleptis: hablur putih berbentuk jarum halus atau
serbuk halus, rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Rumus
molekul C7H6O3 dengan BM 138.12 g mol−1 dan memiliki pKa :
2,97.
Gambar 5 : Rumus Bangun Asam Salisilat
6.1 Reaksi Identifikasi :
Asam salisilat + FeCl3 Berwarna ungu
Karena asam salisilat termasuk juga fenol monofalen,
maka reaksi yang positif pada fenol monofalen (reaksi
dengan reagen loco milon, diazo, brominasi dan
marquis): bedanya asam salisilat memberikan warna
ungu spesifik pada reaksi dengan FeCl3 sedangkan fenol
tidak spesifik.
Sublimasi = warna spesifik
Zat + Na2S2O3 = kuning muda (ada gugus karboksil)
R-COOH + Na2S2O3 2R-COONa +S +SO2
+H2O
26
Perbedaan lainnya ada pada reaksi :
› 2 CH3COOH + Na2CO3 → 2 CH3COONa + H2O + CO2
› C6H5COOH + NaHCO3 → C6H5COONa + H2O + CO2
Fenol tidak memberikan reaksi (asam salisilat larut)
Larut dalam Na2CO3/NaHCO3 = asam karboksilat
kalo tidak fenol
Reaksi dengan alkohol (esterifikasi) =
Bau gandapura (asam salisilat + metanol)
Bau pisang ambon (asam benzoat + etanol)
Gambar : Reaksi esterifikasi
Zat + Na2S2O3 kuning muda
Reaksi frohde = (+)
Zat + amonii molybdat + H2SO4 = memberikan
warna ungu
27
Rumus bangun amonii molybdat
7. Asam Mefenamat
Asam Mefenamat merupakan obat anti inflamasi non
steroid untuk meredakan nyeri seperti saat haid, sakit gigi, nyeri
otot ataupun nyeri sendi. Asam mefenamat diduga berhubungan
dengan penghambat sintesis prostaglandin.
Gambar 4 : Rumus Bangun Asam Mefenamat
Asam Mefenamat (2-(2,3-dimethylphenyl)aminobenzoic
acid) memiliki rumus molekul C15H15NO2 dengan BM
241.285 g/mol. dan memiliki ciri-ciri organoleptis berbentuk
serbuk Kristal putih hingga kuning terang. Kelarutannya praktis
tidak larut air, larut dalam etanol (1:185), larut dalam kloroform
(1:150), larut dalam eter (1:80), larut dalam alkali hidroksida, serta
memiliki pKa 4.2.
7.1 Identifikasi Asam Mefenamat :
Zat + pDAB HCl Tidak bereaksi
Zat + K4FE(CN) Tidak bereaksi
Zat + FeCl3 bintik jingga
Zat + H2SO4 biru + HCl warna hilang atau
menjadi kuning pucat.
Zat + HNO3 hijau lumut sampai hijau kekuningan
Reaksi Lybermann dengan pereaksi HNO2 dan H2SO4 pekat
:
Zat + pereaksi warna biru
28
Zat + Na2S2O3 (+) ada gugus karboksil
Zat + Na2CO3/NaHCO3 CO2 (larut)
Uji Spektrofotometer :
Dengan pereaksi p-Chloroanilic acid (p-CA): Asam
Mefenamat dengan variasi konsentrasi antara 10-300 μg/mL
dalam labu ukur 10 ml dengan 3 ml p-CA reagen dan
dicukupkan volumenya sampai batas dengan aseton.
Memberikan serapan maksimum 520 nm dengan blangko
reagen dan aseton. Warna reaksi : orange tua / merah keoranye-
oranyean.
Gambar reaksi asam mefenamat dengan p-CA.
Pada reaksi ini donor electron adalah asam mefenamat (dari
electron bebas atom N) kemudian membentuk kompleks dengan p-
CA, dalam pelarut yang polar, maka senyawa kompleks tidak stabil
sehingga membentuk radikal ion.
29
Dengan pereaksi N-Bromosuccinamide (NBS): Konsentrasi :
5-70 μg/mL dalam 10 ml methanol dengan 2 ml reagent.
Memberikan serapan maksimum pada lambda max 362 nm
dengan blangko methanol dan reagen. warna : Kuning tua.
Gambar reaksi asam mefenamat dengan NBS
Dengan pereaksi 3-Methylbenzo-thiazolin-2-one hydrazone
(MBTH): Konsentrasi antara 1-6 μg/mL dalam labu 10 ml
dengan 4 ml FeCl3 dalam air (hexahidrat) dan 2 ml reagen di
ad kan dengan metanol. Menghasilkan seapan max pada
lambda max 602 nm dengan blangko reagen dan methanol.
Warna : hijau.
30
Gambar reaksi asam mefenamat dengan pereaksi MBTH
II.1.4.2 asam dengan rantai C panjang Asam Stearat Asam Oleat
Dengan Na2S2O3 + +
Dengan aquabrom - +
31
Dengan iod Hubl - +
Dengan saponifikasi + +
Tabel perbedaan identifikasi asam stearat dan asam oleat
Uji ketidak jenuhan lipid menggunakan pereaksi iod Hubl : sebanyak 1 ml bahan
percobaan dimasukkan dalam tabung bersih, lalu ditambahkan kloroform sama
banyak, dikocok sampai semua bahan larut. Kemudian ditambahkan beberapa
tetes pereaksi iod Hubl sambil dikocok dan diamati perubahan yang terjadi. Merah
muda (+) dan merah tua (-)
Uji aquabrom : zat uji diteteskan sedikit-sedikit, warna aquabrom akan hilang. (+)
Saponifikasi : Masukkan 6,5 ml zat uji ke dalam erlenmeyer 100 ml. Tambahkan
5ml etanol (sebagai pelarut) ke dalamnya dan 5 ml NaOH 25 %. Sambil diaduk
dengan batang pengaduk, panaskan erlenmeyer beserta isinya dalam penangas air
yangmendidih (300 ml air dan beberapa batu didih dalam gelas piala 600 ml yangdipanaskan
dapat digunakan sebagai penangas air). Panaskan campuran selama 20 menit, bau
alkohol yang hilang menunjukan reaksi telah selesai. Kemudian dinginkan campuran
dalam penangas es. Untuk mengendapkan sabun, tambahkan 37,5 ml NaCl jenuh
ke dalam campuran sambildiaduk. Saring dan timbang berat sabun yang dihasilkan.
Dinyatakan positif apabila hasilnya dapat mengemulsi minyak, membentuk endapan dengan air
sadah, dan bersifat basa. Saponifikasi menunjukkan hasil positif karena ada karbonil (karboksilat)
pada rumus bangun asam stearat dan asam oleat.
8. Asam Stearat
Asam stearat, atau asam oktadekanoat adalah asam lemak
jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta minyak
masak. Wujudnya padat putih pada suhu ruang, dengan rumus
kimia. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan
dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula
diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati (asam oleat). Dalam
32
bidang industri asam stearat dipakai sebagai bahan pembuatan lilin,
sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet. Asam
stearat memiliki rumus molekul C18H36O2 dengan BM 284.48 g
mol−1. Secara organoleptis senyawa asam steart pada suhu ruang
berbentuk padat putih. Titik lebur asam stearat 69.6 °C dan titik
didihnya 361 °C
Gambar rumus bangun asam stearat
9. Asam Oleat
Asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak
dikandung dalam minyak zaitun. Asam ini tersusun dari 18 atom C
dengan satu ikatan rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain
dalam minyak zaitun (55-80%), asam lemak ini juga terkandung
dalam minyak bunga matahari kultivar tertentu, minyak raps, serta
minyak biji anggur. Rumus Molekul asam Oleat adalah C18H34O2
dengan BM 282.4614 g/mol
Asam Oleat secara organoleptis berupa cairan kental
berwarna kuning pucat atau kuning kecokelatan dan memiliki
aroma yang khas. Ia tidak larut dalam air, titik leburnya 15.3 °C
dan titik didihnya 360 °C.
33
Gambar Rumus Bangun Asam Oleat
BAB III
34
PENUTUP
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air memiliki pH lebih kecil dari 7. Asam terbagi menjadi asam alifatis dan asam aromatis. Asam alifatis terbagi lagi menjadi asam monokarboksilat dan polikarboksilat. Selain itu, terdapat pula asam dengan rantai C panjang, biasanya berupa asam lemak. Banyak senyawa asam yang berguna dalam dunia farmasi, seperi asam mefenamat dan asam salisilat.
Demikian makalah ini mengenai Asam. Mohon maaf bila terdapat kekurangan. Terima kasih.
35
DAFTAR PUSTAKA
HF, ARS Praeparandi. 1983. Card System dan Reaksi Warna. http://books.google.co.id/books?
id=dSFlYJv9oGgC&pg=PT293&lpg=PT293&dq=analisis+asam+oleat&s
ource=bl&ots=4nCSZNNINd&sig=qrUWDcVTrfyZVS-
nj443042mrwQ&hl=id&ei=h8yNTrfaGYqsrAf76-TAAQ&sa=X&oi=b
http://km.ristek.go.id/index.php/klasifikasi/detail/17220
http://www.epa.gov/esd/chemistry/org-anal/reports/salicylate/salicylate.htm
Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran http://books.google.co.id/books?id=7Lauz8HpOVAC&pg=PA213&lpg=PA213&dq=reaksi+osazon&source=bl&ots=iEOzOLWV5L&sig=LsBlDyOaAxpzbRHv4D_Yli5bAJ0&hl=id&ei=y9WjTteENtDPrQe0yqHuAg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBYQ6AEwADgK#v=onepage&q=reaksi%20osazon&f=false
36