makalah 3 kv

Upload: devina-apriyanti-natasya

Post on 03-Mar-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    1/22

    "

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit Jantung Bawaan merupakan penyebab signifikan terhadahap tingkat

    kematian dan penyakit kronis pada anak. Di Amerika Utara, lebih dari 1% dari bayi

    yang baru lahir memliki penyakit jantung congenital, biasanya dikarekanan penyebab

    multifaktorial.1 Pencegahan adalah aspek yang penting dari ilmu kedokteran anak,

    meski tidak semua penyakit jantung kongenital bisa dicegah namun ada hal-hal yang

    bisa dilakukan agar hal ini tidak terjadi (contoh, ibu yang sedang mangandung bayi

    tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan tertentu). Tetapi pencegahan membutuhkanpengetahuan dan pemahaman mengenai penyebab atau etiologi dari masing masing

    penyakit jantung bawaan pada anak-anak. Selain faktor dari ibu, ada juga faktor

    genetik yang tidak dapat dicegah, jika hal ini terjadi yang bisa dilakukan adalah

    pengobatan langsung terhadap anak baik dari segi medika mentosa atau dengan

    tindakan operatif.

    Pada kasus ini, akan dibahas mengenai penyakit jantung bawaan dengan

    etiologi adanya jantung bocor pada anak-anak. Di dalam ilmu kedokteran jantung

    bocor ini dapat didefinisikan dalam berbagai diagnosis, diantaranya adalah Atrial

    Septal Defect (ASD), Ventricel Septal Defect (VSD), Patent Ductus Arteriosus (PDA),

    Coarctatio Aorta (CoA),dan Tetrallogy of Fallot (ToF).

    Masing-masing penyakit di atas akan dijabarkan satu demi satu mengenai

    etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang,

    penatalaksanaan, komplikasi, dan prognosis.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    2/22

    #

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    Judul: Dokk anak saya batuknya tidak sembuh-sembuh

    Seorang anak laki-laki berusia 22 bulan diantar oleh ibunya ke poli umum karena

    batuk sejak 1 minggu sebelum MRS. Batuk-batuk disertai dahak. Menurut ibunya,

    anak itu sering terkena batuk sehingga badannya kurus. Pada saat ditimbang berat

    badannya 10 kg.

    Riwayat kehamilan dan kelahiran berlangsung normal. Sebelumnya pasien pernah

    berobat ke dokter dan dikatakan jantungnya bocor.

    Kata kunci :

    1. Batuk

    2. Badan kurus

    3. Jantung bocor

    Terminologi

    1. Batuk

    Hal ini merupakan pelepasan udara secara kuat dari paru-paru yang dapat didengar.

    Batuk merupakan reflek yang fungsinya untuk melindungi sistem pernapasan

    dengan cara membersihkan iritasi dan sekresi yang ada di dalamnya.

    2. Badan kurus

    Berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan, yang dapat dinilai dari BMI

    atau pada kasus anak-anak dapat dinilai dari tabel CDC National Centre for Health

    Statistics, antara berat badan dan umur yang berada dibawah rata-rata persentil. Hal

    ini merupakan salah satu penyebab asupan gizi yang kurang atau karena adanya

    penyakit primer dalam tubuh yang dapat menyebabkan anak-anak gagal

    berkembang dengan baik.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    3/22

    $

    3. Jantung bocor

    Adanya kelainan struktur jantung yang menyebabkan adanya lubang pada sekat

    jantung. Jantung bocor termasuk dalam penyakit jantung bawaan sejak lahir yang

    banyak diderita anak-anak.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    4/22

    %

    BAB III

    PEMBAHASAN

    I. Masalah dan hipotesis

    Yang menjadi masalah pada pasien ini adalah:

    1. Batuk sejak 1 minggu yang lalu

    Batuk pada anak ini bisa dikategorikan dalam infeksi saluran pernapasan.

    Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor baik alergen atau masuknya

    bakteri atau virus ke dalam saluran pernapasan. Ada beberapa penyakit

    jantung bawaan yang gejala klinisnya terdapat Infeksi saluran napas,contohnya pada PDA. Pada penyebab lain batuk juga dapat terjadi

    dikarenakan Tekanan pada paru meningkat sehingga mempersempit

    lapang paru dan menyebabkan terjadinya reflek batuk, contohnya pada

    VSD, ASD, dan ToF.

    2. Umur tidak sesuai dengan berat badan pada normalnya

    Anak lelaki yang berumur 22 bulan dengan berat 10 kg dapat

    dikategorikan sebagai anak yang kurang gizi dikarekanan ketidak cocokan

    grafik antara berat badan dan umur pada tabel NCHS. Hal ini bisa

    dijadikan dugaan adanya failure to thrive atau adanya tumbuh kembang

    anak yang tidak baik.

    3. Terdiagnosis oleh dokter sebelumnya dengan jantung bocor

    Jantung bocor merupakan diagnosis yang terlalu luas. Ada begitu banyak

    jenis penyakit jantung bawaan yang disebabkan oleh adanya lubang pada

    sekat jantung yang tidak seharusnya terjadi atau tidak terjadinya penutupan

    pembuluh darah tertentu pada fetus yang seharusnya langsung tertutup

    pada saat lahir. Meski hal ini terlalu luas, penyakit yang kira-kira

    memungkinkan pada masalah ini adalahASD, VSD, TOF, CoA, danPDA.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    5/22

    &

    II. Hipotesis

    Dilihat dari tiga masalah diatas yaitu batuk, badan kurus dimana kemungkinan

    terjadi failure to thrive, dan jantung bocor dengan demikian, kelompok kami

    membuat hipotesisAtrial Septal Defect (ASD), Ventricel Septal Defect (VSD),Patent Ductus Arteriosus (PDA), Coarctatio Aorta (CoA), dan Tetrallogy of

    Fallot (ToF).

    Sebelum membahas kelainan-kelainan yang terjadi pada jantung anak, berikut

    penjelasan mengenai perkembangan jantung janin yang normal agar

    memahami dan mampu membedakan antara yang normal dan tidak normal.

    III. Perkembangan Jantung Janin

    1. Fase Germinal (10-14 hari setelah pembuahan)

    Dalam fase germinal ini terbentuklah saluran yang menempel pada

    uterus yang dicapai selama 3-4 hari yang kemudian berubah bentuk

    menjadi blastocyst yang terapung bebas dalam uterus selama satu

    atau dua hari. Beberapa sel sekitar pinggiran blastocyst membentuk

    piringan embrionik (embryonic disk) merupakan massa sel yang tebal

    dan dari sinilah bayi akan tumbuh. Massa ini mengalami deferensiasi

    menjadi tiga lapisan, bagian atas yaitu ektoderm, bagian bawah

    endoderm dan lapisan tengah mesoderm.

    a. Ektoderm

    Lapisan ini nantinya akan membentuk lapisan kulit luar, kuku,

    rambut gigi, organ perasa dan system syaraf termasuk otak dan

    s umsum tulang belakang.

    b. Endoderm

    Lapisan bagian bawah ini akan membentuk system pencernaan,

    hati, pancreas, kelenjar ludah, system pernafasan.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    6/22

    '

    c. Mesoderm

    Lapisan tengah (mesoderm) merupakan lapisan yang akan

    berkembang dan berdeferensiasi menjadi lapisan kulit bagian

    dalam, urat daging, kerangka, sistem ekskresi dan system

    sirkulasi.

    2. Fase Embrional (2-8 minggu setelah pembuahan)

    Selama fase ini system pernafasan, pencernaan, system syaraf dan

    tubuh tumbuh dan berkembang cepat. Pada periode pertumbuhan

    embrional ini sangatlah peka terhadap pengaruh lingkungannya.

    Keadaan tidak normal atau cacat pada waktu lahir dapat terjadi karena

    adanya gangguan pada masa kandungan tiga bulan pertama.

    Selama periode pertumbuhan embrio terjadi pembelahan sel, dan

    relatif lebih cepat dari periode lainnya. Pertumbuhan embrio yang

    cepat tersebut menunjukkan kebutuhan oksigen dan zat gizi tinggi

    untuk setiap unit massa embrio. Hal ini menyebabkan embrio sensitif

    terhadap perubahan suplai gizi dan oksigen. Pada saat ketersediaan

    oksigen menurun atau kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan

    hambatan pertumbuhan yang permanen.

    3. Fase Janin (8 minggu setelah pembuahan)

    Trimester I

    Pada trimester pertama atau tiga bulan pertama masa kehamilan

    merupakan masa dimana system organ prenatal dibentuk dan mulai

    berfungsi. Pada minggu ke 3 sel-sel mulai membentuk organ-organ

    spesifik dan bagian-bagian tubuh. Minggu ke 13, jantung telah lengkap

    dibentuk dan mulai berdenyut, sebagian besar organ telah dibentuk,dan

    janin mulai dapat bergerak

    Trimester II

    Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100 g. Gerakan-

    gerakan janin sudah mulai dapat dirasakan ibu. Tangan, jari, kaki dan

    jari kaki sudah terbentuk, janin sudah dapat mendengar dan mulai

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    7/22

    (

    terbentuk gusi, dan tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh

    menjadi bentuk yang sempurna, dan pada saat ini denyut jantung janin

    sudah dapat dideteksi dengan stetoskop. Bentuk tubuh janin saat ini

    sudah menyerupai bayi

    Trimester III

    Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg. Pada periode

    ini uterus semakin membesar sampai berada di bawah tulang susu.

    Uterus menekan keatas kearah diafragma dan tulang panggul. Hal ini

    sering membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan

    pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada pembuluh

    darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram karena meningkatnya

    tekanan kepada perut, rendahnya laju darah balik dari limbs, dan efek

    dari progesterone, yang menyebabkan kendurnya saluran darah.

    Setelah usia kehamilan mencapai sekitar 28 30 minggu, bayi yang

    lahir disebut prematur (sebelum minggu ke 37 kehamilan), mempunyai

    kesempatan untuk hidup baik bila dirawat dalam suatu perawatan bayi

    baru lahir risiko tinggi. Namun, mineral dan cadangan lemak pada

    bayi tidak normal, yang seharusnya dibentu pada bulan terakhir

    kehamilan. Masalah medis lain pada bayi prematur adalah masih

    belum mampu mengisap dan menelan dengan baik, sehingga

    perawatan bayi ini sangat sulit

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    8/22

    )

    III. Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

    Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur

    jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat

    adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase

    awal perkembangan janin.3

    PJB dibagi menjadi dua kategori utama yaitu

    sianotik dan asianotik.5

    masing-masing memberikan gejala dan memerlukan

    penatalaksanaan yang berbeda.3

    Gejala yang menunjukkan adanya PJB termasuk : dispneu dan kesulitan

    minum. Gejala-gejala tersebut biasanya tampak pada periode neonatus.6

    Berikut tabel perbedaan pemeriksaan fisik pada setiap penyakit jantung

    bawaan yang kemungkinan terjadi pada kasus ini.

    Pemeriksaan

    fisik

    Atrium

    septal

    defect

    Ventricle

    septal defect

    Patent ductus

    arteriosus

    Coartasio

    aorta

    Tetarogi

    fallot

    Batuk +

    dahak

    + + + - +

    Tumbuh

    kembang

    buruk

    + + + + +

    Jantung

    bocor

    + + + + +

    BJ 1 kencang mengeras Sistol tinggi

    Diastol turun

    normal

    BJ 2 Wide split

    fix

    -Ringan:

    keras di

    grade III

    IV

    -Berat :

    mengeras di

    loud

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    9/22

    *

    sela iga II

    sinistra

    Murmur Sistolic

    ejectionmurmur

    Pansystolic

    murmur

    Machinary

    murmur

    Sistolic

    ejectionmurmur

    Sistolic

    ejectionmurmur

    inspeksi -Sianosis

    -Dispnea

    -Sianosis

    -Dispne

    -Cepat lelah

    -

    Pertumbuhan

    buruk

    -Mudah lelah

    -Retraksi

    dada

    -Apnea

    -Sianosis

    -

    Pertumbuhan

    buruk

    -Takipnea

    -Sianosis

    perifer

    -Skin

    molting

    -Sesak

    -Sianosis

    -Clubbing

    finger

    -Skoliosis

    -Squating

    position

    A. PJB asianotik

    PJB asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir

    yang tidak ditandai dengan sianosis, terdapat hubungan abnormal dari jantung

    kiri ke jantung kanan atau pada arteri-arteri besar sehingga terjadi pirau dari

    kiri ke kanan, seperti DSA, DSV, Duktus Arteriosus Persisten yang dapat

    muncul sendirian ataupun bersamaan.Masing-masing mempunyai spektrum

    presentasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat tergantung pada

    jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru.3

    1. Ventricle Septal Defect (VSD)

    VSD merupakan PJB yang sering ditemukan, yaitu sekitar 30% dari semua

    PJB.2

    Penutupan septum interventrikel tidak terjadi secara sempurna yang

    dapat disebabkan karena faktor genetik atau lingkungan. Penutupan septum

    secara spontan pada pasien VSD dapat terjadi.7

    Pirau pada defek septum

    pada umunya terjadi dengan arah dari ventrikel kiri ke kanan.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    10/22

    "+

    Gejalanya antara lain penurunan toleransi aktivitas fisik yang pada bayi

    akan terlihat sebagai tidak mampu mengisap susu dengan kuat dan banyak,

    cenderung terserang infeksi paru berulang dan mungkin timbul gagal

    jantung yang biasanya masih dapat diatasi secara medikamentosa.3

    Anak

    dengan VSD dapat diketahui atau tidak diketahui menderita gagal jantung

    ketika bayi. Rata-rata tinggi dan berat badan menunjukkan hasil subnormal

    pada banyak anak dengan VSD, dengan berat badan yang biasanya lebih

    terpengaruh daripada tinggi badan.3,7

    Kenaikan berat badan tidak

    memuaskan dan pasien seringkali menderita infeksi paru yang memerlukan

    waktu lebih lama untuk sembuh.2

    1.1. Pemeriksaan Penunjang

    1.1.1. Foto thorax:

    -

    Pada defek kecil tidak didapatkan perubahan ukuran jantung

    - Pada defek yang besar akan terlihat perbesaran di kedua kanan

    dan kiri ventrikel dan atrium kiri. Serta corakan bronkovaskularmeningkat.

    1.1.2. Elektrokardiografi:

    - Pada VSD kecil:

    o Kadang ditemukan gelombang S yang sedikit dalam

    diantara prekordial atau peningkatan ringan gelombang R

    di V5 dan V6.

    - Pada VSD sedang:

    o Hipertrofi LVH/RVH

    o Deviasi sumbu ke kiri pada vsd berat

    o Hipertrofi LV, RV, dan LA

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    11/22

    ""

    1.1.3. Ekokardiografi

    - Ekokardiografi 2-dimensi dapat menunjukan defek dengan

    ukuran 4 mm atau lebih pada 65-75% kasus. Pada

    ekokardiogram Doppler berwarna, dapat mendeteksi defek

    yang lebih kecil.

    - Mitral insufisiensi

    1.1.4. Radiografi

    - Ditemukan malady de roder (kebocoran kecil)

    - Ventrikel dan atrium kiri membesar dengan corakan

    bronkovaskuler bertambah

    - Ventrikel kanan ikut membengkak dan aorta (kebocoran

    sedang-berat)

    - Kebocoran dengan hipertensi pulmonal

    o Arteri pulmonalis menonjol dengan corakan di Perifer

    berkurang

    o Aorta tetap mengecil

    o Atrium kiri normal kembali

    1.2. Penatalaksanaan

    Bila diagnosis VSD telah ditegakkan, penatalaksanaan tergantungukuran, lokasi, dan tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh defek.

    Sepertiga hingga setengah dari kasus VSD kecil akan menutup

    spontan. Hal ini sepertinya terjadi lebih sering sebelum anak berusia

    satu tahun, hampir berusia 4 tahun, dan 75 % terjadi pada usia 2 tahun.

    Penutupan ini terjadi karena VSD kecil terletak di antara serat-serat

    jantung yang ukurannya bertambah dan melampaui lubang yang

    terbentuk pada septum. Bahkan bila VSD kecil tidak menutup spontan,

    tidak direkomendasikan untuk melakukan perbaikan melalui

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    12/22

    "#

    pembedahan. Namun diperlukan pemantauan perkembangan penyakit

    dalam jangka waktu lama. Secara umum pada VSD kecil dan tidak

    menutup tidak diperlukan pembatasan aktivitas atau olahraga.

    Pada VSD defek besar dilakukan tindakan pembedahan untuk menutup

    lubang yang ada. Biasanya pembedahan dilakukan pada minggu-

    minggu atau bulan-bulan awal kehidupan.

    Secara farmakologis, obat-obatan yang diberikan pada pasien dengan

    VSD bertujuan untuk:

    1. Menjaga denyut jantung agar tetap teratur, dengan pemberian

    beta blocker (Lopressor, Inderal) dan digoksin (lanoxin)

    2. Meningkatkan kontraksi jantung dengan pemberian digoksin

    (lanoxin)

    3. Menurunkan jumlah cairan sirkulasi sehingga menurunkan

    jumlah darah yang harus dipompa. Obat yang diberikan yaitu

    diuretik furosemide (Lasix)

    4. Menjaga kebersihan mulut sebagai pencegahan infeksi

    endocarditis.9

    1.3. Komplikasi

    - Endocarditis

    - Gagal jantung

    1.4. Prognosis

    Kapasitas fungsional dan penggunaan oksigen normal dan tidak perlu

    lagi ada pembatasan aktivitas. Orang dewasa yang dulunya sudah

    dioperasi memeiliki kualitas hidup yang normal.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    13/22

    "$

    2.Atrial Septal Defect (ASD)

    ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan.

    Secara anatomis defek ini dibagi menjadi defek septum atrium primum,

    sekundum, tipe sinus venosus, dan tipe sinus koronarius.2

    Defek berada di

    septum atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi selain

    menyebabkan aliran ke paru yang berlebihan juga menyebabkan beban

    volume pada jantung kanan.3

    2.1. Pemeriksaan Penunjang

    2.2.1. Foto Thorax

    Hipertrofi atrium dan ventrikel kanan. Terdapat peningkatan

    corakan bronkovaskular.

    2.2.2. EKG

    terdapat left axis deviation dengan wounterclockwise loop pada

    sisi frontal. Derajat 1 block jantung terdapat pada 50 persen

    kasus. PR interval memanjang.

    2.2.3. Ekokardiografi

    - Ventrikel kanan membesar

    - Mitral insufisiensi

    2.2. Penatalaksanaan

    Menutup ASD pada masa kanak-kanak bisa mencegah terjadinya

    kelainan yang serius dikemudian hari. Jika gejalanya ringan atau tidak

    ada gejala, tidak perlu dilakukan pengobatan. Jika lubangnya besar

    atau terdapat gejala, dilakukan pembedahan untuk menutup ASD.

    Pengobatan pencegahan dengan antibiotik sebaiknya diberikan setiap

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    14/22

    "%

    kali sebelum penderita menjalani tindakan pencabutan gigi untuk

    mengurangi resiko terjadinya endocarditis infektif.

    2.3. Komplikasi

    - Disaritmia

    - Hipertensi pulmonal

    - Infeksi endokarditis

    - Penyakit pembuluh darah paru

    - Gagal jantung

    - Atrial Fibrilasi

    2.4.Prognosis

    Prognosis pada pasien ini jika dilakukan operasi secepatnya dapat

    mengarah ke kehidupan yang baik nantinya.

    3. Patent Ductus Arteriousus (PDA)

    PDA adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Sering

    dijumpai pada bayi prematur, insidennya bertambah dengan berkurangnya

    masa gestasi.2

    Penutupan PDA secara spontan segera setelah lahir sering

    tidak terjadi pada bayi prematur karena otot polos duktus belum terbentuk

    sempurna sehingga tidak responsif vasokonstriksi terhadap oksigen dan

    kadar prostaglandin E2 masih tinggi.

    3

    3.1. Pemeriksaan Penunjang

    3.2.1. Foto Thorax

    - Cardiomegali

    - Hipertrofi atrium kiri

    - Hipertrofi ventrikel kiri

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    15/22

    "&

    3.2.2. EKG

    - P melebar

    - Komplek QRS meningkat

    3.2.3. Ekokardiogram

    - Rasio atrium kiri

    - Aorta lebih besar dari 1, 3

    3.2. Penatalaksanaan

    - Penutupan dilakukan dengan cara operasi dibawah umur 1 tahun bila

    perlu, yang berfungsi untuk:

    o Mempertahankan curah jantung yang adekuat

    o

    Mengurangi peningkatan resistensi pembuluh darah yang telah

    terjadi

    o Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat

    o Memberikan support untuk tumbuh kembang

    o Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan

    yang sesuai

    3.3. Komplikasi

    -

    Endocarditis

    - Congestive Heart Failure

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    16/22

    "'

    3.4. Prognosis

    Pasien dengan patent ductus arteiosus kecil sampai sedang biasanya

    memiliki prognosis baik meski tanpa operasi. Namun pada decade ke-3

    atau ke-4, akan terdapat keluhan dyspnea dan pembatasan aktivitas, dan

    mempunyai hipertensi pulmonal atau gagal jantung kongestif.

    4. Coarctatio Aorta

    Coarctatio aorta adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang

    umumnya terjadi pada daerah duktus arteriosus. 2/3 kasus koarktasio aorta

    disertai kelainan lain, yang paling sering adalah stenosis aorta dan defek

    septum ventrikel. Jika gejala telah tampak pada masa neonatus, biasanya

    koarktasio aorta sangat berat.2

    Tanda yang klasik pada kelainan ini adalah

    tidak teraba, melemah atau terlambatnya pulsasi arteri femoralis

    dibandingkan dengan arteri brakhialis, kecuali bila ada PDA besar dengan

    aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desenden. Selain itu juga

    tekanan darah lengan lebih tinggi dari pada tungkai.3

    4.1. Pemeriksaan Penunjang

    4.1.1. Foto Thorax

    - LVH

    -

    Aorta ascendence melebar dengan pulsasi kuat

    - Aorta knob

    -

    Terdapat notching pada costa 3-10 (pada usia 12 tahun)

    4.1.2. EKG

    - Sedikit terlihat adanya

    -

    Hipertrofi ventrikel kiri

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    17/22

    "(

    4.1.3. Ekokardiogram

    - M mode ekokardiogram menunjukan bukti adanya

    coarctatio aorta

    - Pada anak-anak dengan gagal jantung kongestif, dilatasi

    ventrikel kanan dan kiri

    1.2. Penatalaksanaan

    Tindakan operatif adalah modalitas yang paling pertama dilakukan

    sejak lebih dari 50 tahun yang lalu. Pilihan operasi termasuk reseksi

    segmen yang menyempit dengan end to end anastomosis, interposisi

    dengan prosthesis, flap dengan arteri subclavia kiri atau dengan bahan

    sintetik. Diantara teknik-teknik tersebut, end to end anastomosis adalah

    yang paling sering digunakan terutama pada neonatus dan memiliki

    angka survival yang panjang. Pada teknik ini dilakukan reseksi

    terhadap segmen aorta yang menyempit kemudia re-anastomosis

    langsung.

    1.3. Komplikasi

    - Reccurent KA

    -

    Aneurisma Aorta

    1.4. Prognosis

    Anak yang telah dilakukan operasi yang hidup dengan baik selama

    masa anak-anak sampai remaja

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    18/22

    ")

    B. PJB sianotik

    Malformasi jantung yang menyebabkan sianosis, menyebabkan berkurangya

    oksigenasi pada sistem darah arteri.4

    Pada PJB sianotik didapatkan kelainan

    struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh

    darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali

    beredar ke sirkulasi sistemik. Terdapat aliran pirau dari kanan ke kiri atau

    terdapat percampuran darah balik vena sistemik dan vena pulmonalis.3,4

    Sianosis pada mukosa bibir dan mulut serta kuku jari tangan kaki adalah

    penampilan utama pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce

    hemoglobinyang beredar dalam darah lebih dari 5 gram%.

    Membedakan sianosis perifer dan sentral adalah bagian penting dalam

    menentukan PJB pada neonatus. Sianosis perifer berasal dari daerah dengan

    perfusi jaringan yang kurang baik, terbatas pada daerah ini, tidak pada daerah

    dengan perfusi baik. Sebaliknya sianosis sentral tampak pada daerah dengan

    perfusi jaringan yang baik seperti pada lidah, dan dinding mukosa, walaupun

    sering lebih jelas pada tempat dengan perfusi kurang baik. Sianosis sentral

    pada jam-jam awal setelah lahir dapat timbul saat bayi normal menangis.

    Sianosis pada bayi tersebut disebabkan oleh pirau kanan ke kiri melalui

    foramen ovale dan atau duktus arteriosus. Kadar hemoglobin yang terlalu

    tinggi yang disertai dengan hiperviskositas dapat pula menyebabkan sianosis

    pada bayi normal.6

    1. Tetralogy of Fallot (TOF)

    ToF merupakan PJB sianotik yang paling banyak ditemukan, yakni

    merupakan lebih kurang 10% dari seluruh penyakit jantung bawaan.

    Tetralogi fallot merupakan kombinasi 4 komponen, yaitu defek septum

    ventrikel, over-riding aorta, stenosis pulmonal serta hipertrofi ventrikel

    kanan. Komponen yang paling penting yang menentukan derajat beratnya

    penyakit adalah stenosis pulmonal bahkan dapat berupa atresia pulmonal.2

    Sianosis pada mukosa mulut dan kuku jari sejak bayi adalah gejalautamanya yang dapat disertai dengan hipoksia bila derajat PS cukup berat

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    19/22

    "*

    dansquattingpada anak yang lebih besar.3

    1.1. Pemeriksaan Penunjang

    1.1.1.

    Laboratorium

    - Hemoglobin, hematokrit, eritrosit meningkat

    1.1.2.

    Foto Thorax

    - boot-shaped heart (hipertrofi ventrikel kanan)

    - corakan bronkovaskular menurun

    1.1.3.

    EKG

    axis jantung ke arah kanan

    hipertrofi ventrikel kanan

    1.1.4. Ekokardiografi

    - adanya penebalan dari dinding ventrikel kanan

    dengan overriding aorta

    1.2.

    Penatalaksanaan

    Tujuan pokok dalam menangani TOF adalah koreksi primer

    yaitu penutupan defek septum ventrikel dan pelebaran

    infundibulum ventrikel kanan. Umumnya koreksi primer

    dilaksanakan pada usia kurang lebih 1 tahun dengan perkiraan

    berat badan sudah mencapai sekurangnya 8 kg. namun jika

    syaratnya belum terpenuhi, dapat dilakukan tindakan paliatif,

    yaitu membuat pirau antara arteri sistemik dengan arteri

    pulmonalis, misalnya blalock-tausigshunt(pirau antara a.

    subclavia dengan cabang a. pulmonalis). Bila usia anak belum

    mencapai 1 tahun atau berat badan, orang tua dari anak-anak

    yang menderita kelainan jantung bawaan bisa diajari tentang

    cara-cara menghadapi gejala yang timbul :

    ! Menyusui atau menyuapi anak secara rutin

    ! Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih

    sering

    ! Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki

    ditekuk ke dada selama serangan sianosis

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    20/22

    #+

    1.3.Komplikasi

    Polisitemia

    Thrombosis Serebri

    Abses Otak

    1.4.Prognosis

    Pada anak yang baru lahir yang memiliki Tetrallogy of Fallot ini

    memiliki sianosis jelas. Namun jika dioperasi, fungsi jantung anak

    bisa kembali normal tanpa ada sianosis lagi.

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    21/22

    #"

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Wolfe RR, Boucek M, Schaeffer MS, Wiggins JW. Cardiovascular Diseases,

    Current Pediatrics Diagnosis & Treatment. 12thed. Appleton & Lange; 1994;

    p. 544.

    2. Sastroasmoro S, Madiyono B. Epidemiologi dan Etiologi Penyakit Jantung

    Bawaan. Dalam : Sastroasmoro S, Madiyono B. Buku ajar Kardiologi Anak.

    Jakarta: IDAI; 1994.

    3. Roebiono PS. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan

    [homepage on the internet]. No date [cited 2010 Nov 11]. Availabe from:http://repositiry.ui.ac.id/contents/koleksi/11/68321669235fd5a14595241e858

    93e6bbb8907f2.pdf.

    4. Lewis A, Hsieh V. Congenital Heart Disease and Lipid Disorders in Chidren.

    Pediatric Nutrition. 2nd

    Edition. 2005.

    5. Forchielli ML, McColl R, Walker WA, Lo C. Children with Congenital Heart

    Disease : A Nutritional Challenge. Nutrition Grand Rounds. 1994 Oct : 348-

    53.

    6. Rahman MA, Ontoseno T. Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan pada

    Neonatus : Diagnosis dan saat rujukan. No date [cited 2011 Sept 15].

    Available from : http://noormaawaddahworld.blogspot.com/2011/03/deteksi-

    dini-penyakitjantung-bawaan.html.

    7.

    Hull A. Children with Chronic Congenital Heart Disease and Renal Disease.

    In: Ekvall SW, editor. Pediatric Nutrition in Chronic Disease and

    Development Disorder Prevention, Assesment and Treatment. OxfordUnivesity Press; 1993.

    8. Soto B, Ceballos R, Kirklen JW: Ventricular septal defects: A surgical view

    point. J Am Coll Cardiol 1989;14:1291.

    9. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid II. Jakarta: Bagian Ilmu

    Kesehatan Anak Fakultas Kedokrean Universitas Indonesia; 2005

  • 7/26/2019 Makalah 3 KV

    22/22