makalah 1
DESCRIPTION
bagusTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah Allah swt, kami dapat
menyelesikan makalah “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia” ini
sebagaimana tugas yang telah diberikan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampailan ucapan terima kasih kepada teman-
teman yang sudah membantu serta guru pembimbing selaku guru mata pelajaran sejarah, yang
senantiasa membimbing dan menyumbangkan ilmunya kepada kami. Tak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan juga semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Penyusun juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran atas
penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Pohgading, 8 April 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus
1945 maka secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan
Indonesia berada dalam keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa)
dan waktu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada tanggal 10 September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa
mengumumkan bahwa pemerintahan akan diserahkan pada Sekutu bukan pada pihak
Indonesia. Dan pada tanggal 14 September perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk
mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan
Sekutu.
Pada tanggal 29 September 1945 akhirnya Sekutu mendarat di Indonesia yang
bertugas melucuti tentara Jepang. Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang
hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi,
setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah
pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia menjadi
curiga dan bermusuhan.
NICA adalah organisasi yang didirkan orang-orang Belanda yang melarikan diri
ke Australia setelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan
berpusat di Australia. Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali
KNIL setelah dilepas oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda
berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi
pertempuran melawan NICA dan Sekutu.
Untuk itu pada makalah ini akan di bahas bagaimana perjuangan bangsa Indonesia
dalam menghadapi tentara sekutu dan belanda (NICA).
1.2 Identifikasi Masalah
Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces
Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson. Mereka
memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun tugas AFNEI
di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Menerima penyerahan dari tangan Jepang.
b. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
c. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.
d. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintahan sipil.
e. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan
pengadilan.
Kedatangan Belanda (NICA) berusaha menegakkan kembali kekuasaannya di
Indonesia.
Kedatangan pasukan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh
pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa Sekutu membawa NICA(Netherland
Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga karena NICA
adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda memberikan sambutan tembakan selamat
datang. Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA mempersenjatai kembali
tentara KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.
Melihat kondisi yang kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan
pengakuan secara de facto atas Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. Sejak
saat itu, pasukan AFNEI diterima dengan tangan terbuka oleh pejabat-pejabat RI di
daerah-daerah untuk membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI.
Namun dalam kenyataannya di daerah-daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi
insiden dan pertempuran dengan pihak RI. Hal itu disebabkan pasukan Sekutu tidak
bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak Sekutu yang merasa
kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mampu menegakkan keamanan dan ketertiban
sehingga terorisme merajalela. Pihak Belanda yang bertujuan menegakkan kembali
kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan situasi ini dengan memberi dukungan
kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda, Laksamana Helfrich,
memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.
Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadinya
konflik dan pertempuran di berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah
Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang mempertahankan kemerdekaannya.
Oleh karena itu, terjadi pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk perjuangan mempertahankan kemedekaan Indonesian dari serangan
Sekutu dan NICA / Belanda?
2. Apa saja yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam menghadapi pemberontakan dari
dalam negeri?
1.4 Tujuan Makalah
1. Dapat menjelaskan bentuk perjuangan mempertahan kan kemerdekaan Indoneia dari
serangan Sekutu dan NICA / Belanda, yaitu:
o Perjuangan secara Fisik
o Perjuangan secra Diplomatik
2. Dapat menjelaskan contoh perjungan kemerdekaan dari pemberontakan dalam
negeri, yaitu:
o Pemberontakan DI/TII
o Pemberontakan PKI di Madiun
o Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
o RMS
o APRA di Bandung maupun di Sulawesi Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERJUANGAN MENGHADAPI SEKUTU DAN NICA (BELANDA)
A. Perjuangan Secara Fisik
1. Peristiwa 10 November di Surabaya
Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang
paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi
lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian
yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin
oleh Brigjen A.W.S. Mallaby.
Setelah mendarat di Surabaya, NICA berusaha menjadikan Hotel Yamato
sebagai markas. Mereka mengibarkan bendera Belanda, “merah-putih-biru” di tiang
puncak hotel Yamato. Hal ini sontak membuat para pemuda marah. Secara spontan
mereka menyerbu masuk hotel dan menurunkan bendera itu, kemudian merober bagian
yanf berwarna biru lalu bendera pun dikibarkan lagi menjadi merah putih. Sejak saat
itu bentrokan antara pejuang dan pasukan Sekutu terjadi hampir di tiap sudut kota
Surabaya.
Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank
Internatio di Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat
meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat
Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang diwakili
Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal 10 November
1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan senjatasenjata
berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya telah menciptakan pekik
persatuan demi revolusi yaitu merdeka atau mati. Di samping itu juga merupakan titik
balik bagi Belanda karena mengejutkan pihak Belanda yang tidak menyangka kekuatan
RI mendapat dukungan rakyat.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo memimpin
rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran
berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat Surabaya
gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan internasional,
bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari
1946.
2. Bandung Lautan api
Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu pada
bulan Oktober 1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu untuk
mengosongkan kota Bandung. Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan
ultimatum pertama isinya kota Bandung bagian Utara selambat-lambatnya tanggal 29
November 1945 dikosongkan oleh para pejuang. Ultimatum tersebut tidak ditanggapi
oleh para pejuang. Selanjutnya tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum
kembali. Isinya hampir sama dengan ultimatum yang pertama. Menghadapi ultimatum
tersebut para pejuang kebingungan karena mendapat dua perintah yang berbeda.
Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung.
Sementara markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak
dikosongkan. Akhirnya para pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-
24 Maret 1946 para pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka
menyerang Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu
tidak dapat menduduki dan memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini
dikenal dengan Bandung Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung
mengungsi ke luar kota.
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama
Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang
komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
3. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15
Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu
(Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada
tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah
pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara
Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan
Resimen Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol
Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI.
Mengingat posisi yang telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota
Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir
Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan RI.
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan
Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan
Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
4. Medan Area 1 Desember 1945
Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA
mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka
diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya
untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden terjadi di hotel
Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel
(pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai
pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi
perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. Pada
tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papanpapan yang bertuliskan Fixed
Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area
menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur
Republik yang berada di kota Medan. Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda
dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali. Pada
tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-
komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan tersebut memutuskan
dibentuknya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan
Area.
5. Peristiwa Merah putih di Manado
Kabar tentang proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal Pejuanggal
17 Agustus 1945 sampai ke Manado. Kabar itu membuat para pemuda dan pejuang di
Manado gembira. Di lain pihak, pasukan sekutu yang membara serta NICA masuk ke
Manado dan berusaha untuk membebaskan pasukan KNIL yang menjadi tawan perang.
Tetapi NICA lalu mempersenjatai para mantan pasukan KNIL itu. Pasukan itu dijuluki
“Pasukan Tangsi Putih”.
Setelah sekutu resmi menyerahkan Manado ke tangan kekuasaan NICA pada
bulan Desember 1945, NICA langsung melakukan pembersihan dengan menangkap
para pemimpin pergerakan perjuangan agar kedudukan mereka di Manado aman.
Pasukan KNIL di Manado tidak seluruh loyal pada NKRI, merekan dijuluki “Pasukan
Tangsi Hitam”.
Pasukan Tangsi Hitam bergabung dengan Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) dan
merencanakan untuk mengusir NICA dari Manado. Tetapi, rencana PPI itu tercium
oleh NICA, akhirnya para pemimpin PPI ditangkap serta seluruh peluru dan amunisi
Pasukan Tangsi Hitam disita oleh NICA., pasukan tetap punya senjata tetapi tanpa
peluru dan amunisi.
Tetapi rencan perlawan pada NICA tetap dilaksanakan. Dengan perencanaan
yang matang, serangan ke markas NICA dan Pasukan Tangsi Putih di Teling di
lancarkan. dengan bergerak di malam hari membuat formasi huruf “L”, Pasukan PPI
berhasil masuk ke markas NICA dan berhasil menguasai markas serta membebaskan
para pemimpin PPI yang ditawan NICA. para pejuang merobek bagian biru Belanda
sehingga sang merah putih berkibar di sana. Para pejuang juga berhasil mengalahkan
NICA di Tomohon dan Tondano.
Setelah kebehasilan itu, para pejuang langsung membentuk pemerintahan sipil
dengan B.W. Lapisan sebagai Residennya kabar kemenangan ini segera di kiri ke
Yogjakarta. Kabar ini juga sekaligus menipis propaganda Belanda bahwa Proklamasi
Kemerdekaan RI hanya berlaku di Jawa saja, dan klaim akan mitos Verbond Minahasa
– Nederland (persahabatan Belanda-Minahasa) yang telah ada sejak 10 Januari 1969
gugur sudah.
B. Perjuangan Secara Deplomatik
1. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di Linggarjati,
dekat Cirebon. Dalam Perjanjian ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan
Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn. Perjanjiantersebut
dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris. Berikut ini beberapa keputusan
Perjanjian Linggarjati.
a. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan
Sumatra.
b. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia
Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya
adalah Republik Indonesia.
c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda
melanggar ketentuan Perjanjian tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal
21 Juli 1947.
Meskipun isi Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia,
namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya
pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah,
Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
2. Perjanjian Renvile
Dalam upaya membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda
maka DK PBB mendesak diadakannya gencatan senjata yang terjadi 4 Agustus 1947
serta membentuk komisi tiga Negara (KTN), Negara-negara tersebut adalah :
Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian antara
Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang berlabuh di
Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo,
Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda. Delegasi
Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van Vredenburgh, Dr.Soumokil,
Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember 1947
sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville. Pokok-pokok isi
persetujuan sebagai berikut:
a. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatannya
diserahkan kepada RIS yang segera dibentuk.
b. RIS mempunyai pendudukan yang sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
c. RI akan merupakan Negara bagian dari RIS
d. Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya
kepada pemerintahan federal sementara.
e. Pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI
Kerugian-kerugian yang diderita Indonesia dari perjanjian Renville adalah :
a. Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya Negara Indonesia serikat melalui masa
peralihan.
b. Indonesia kehilangan sebagian daerahnya karena garis Van Mook terpaksa harus
diakui sebagai daerah kekuasaan Belanda
c. Pihak republik harus menarik seluruh pasukannya yang ada di daerah kekuasaan
Belanda dan dari kantong-kantong gerilya masuk daerah RI.
Akibat buruk bagi pemerintah RI dengan penandatanganan perjanjian ini adalah :
a. Wilayah RI menjadi semakin sempit dan dikurung oleh daerah-daerah kekuasaan
Belanda.
b. Timbulnya reaksi keras dikalangan pemimpin-pemimpin RI mengakibatkan
jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin yang dianggap telah menjual Negara kepada
Belanda.
c. Perekonomian Indonesia diblokade secara ketat oleh Belanda.
d. Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militer dari daerah-
daerah gerilya, kemudian hijrah ke wilayah RI yang berdekatan.
Kabinet Amir syarifuddin jatuh dan digantikan kabinet Hatta. Amir syarifuddin yang
kecewa akhirnya menjadi oposisi kabinet Hatta dan bersama Muso mengobarkan
pemberontakan PKI di Madiun pada bulan September 1948, saat bangsa Indonesia
sibuk menghadapi ancaman agresi militer Belanda II.
3. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan Perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu
kesepakatan yang dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang akan
dilaksanakan di Den Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan
konferensi inter Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara badan
permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan RI agar
tercapai kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB.
Komisi PBB yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa
Indonesia-Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan
persetujuan Roem-Royen (Roem-Royen Statement) yang isinya antara lain :
Belanda harus pergi meninggalkan daerah Yogyakarta
Presiden dan wakil presiden kembali ke Yogyakarta
Panglima mengembalikan mandatnya kepada pemerintah Presiden Soekarno
4. Konferensi Inter Indonesia
Bersamaan dengan di adakannya Konferensi Inter Indonesia , di Jakarta
berlangsung prtemun wakil-wakil republic Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO)
atau Badan Permusyawaratan dengan Belanda dibawah pengamatan UNCI.
Pertempuran tersebut menghasilkan penggentian permusuhan kedua belah pihak .
Presiden Soekarno sendiri pada 3 Agustus 1949 melalui radio mengeluarkan Radio
untuk menghentikan tembak-menembak. AHJ lovink, Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan
Belanda sebagai Panglaima Tertinggi Angkatan Perang Belanda Indonesia, di hari yang
sama, memerintahkan kepada pasukan untuk meletakkan senjata. konferensi Inter-
Indonesia sendiri berlangsung di Yogjakartapada tanggal 19-22 Juli 1949, dipimpin
oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.
konferensi empat hari ini menghasilkan beberapa keputusan, yaitu:
a. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS)
yang berdasarkan demokrasi dan federalism
b. RIS akan dipimpin oleh seorang presiden dan dibantu oleh mentri-mentri
c. RIS akan menerima kedaulatan baik dan Republik Indonesia Maupun Kerajaan
Belanda
d. Angkatan perang semata-mata hak pemerintah RIS
e. Negara-negara bagian tidak akan mempunyai angkatan perang sendiri
Pertemuan ke-dua konferensi Inter-Indonesia diadakan di Jakarta pada 30 Juli
1949, dan menghasilkan beberapa keputusan yaitu:
a. bendera RIS adalah sang Merah-Putih
b. lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya
c. Bahasa resmi RIS adalah Bahasa Indonesia
Wakil RI dan BFO ber hak memilih Presiden RIS. Negara bagian yang
berjumlah 16 berhak mengisi keanggotaan di Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara (MPRS). Kedua Majelis ini juga setuju untuk membentuk panitin persiapan
nasional, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan pelaksanaan
KMB. Selain itu, dibicarakan soal posisi TNI yang menjadi inti dari pembentukan
Angkatan Parang Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang anggota-anggotanya
terdiri atas bekas koninklijk Nederlands Leger (KNIL) dan anggotanya Koninklyeke
Leger (KL) akan kembali ke Belanda. Saat itu, terjadi pembrontakan di berbagai
daerah, seperti pemberontakan KNIL di Bandung, APRA-nya Westerling,
Pembeontakan Andi Aziz di Makassar, dan Pemerontakan RMS.
5. Konferensi Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan
Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO
(Badan Permusyawaratan Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan Konferensi
Inter-Indonesia (KII) Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesama bangsa
Indonesia dalam menghadapi KMB.
Konferensi Inter-Indonesia diadakan pada tanggal 19 - 22 Juli 1949 di
Yogyakarta dan tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan
difokuskan pada pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang
cukup penting adalah akan dilakukan pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik dan
ekonomi.
Pada bidang pertahanan diputuskan:
a. Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang
Nasional,
b. TNI menjadi inti APRIS, dan
c. negara bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian
sengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda
tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi
Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para delegasi yang hadir
dalam KMB:
a. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo
b. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI diwakili oleh Chritchley.
Dalam KMB terdapat beberapa permasalahan yang sulit dipecahkan yaitu
masalah Uni Indonesia- Belanda, masalah hutang, permasalahan Irian Barat, dan
delegasi Indonesia menghendaki istilah pengakuan kedaulatan.
Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, akhirnya KMB menghasilkan
beberapa keputusan berikut:
Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda
yang dikepalai Raja Belanda.
Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa
korvet akan diserahkan kepada RIS.
Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara
Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para
anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan
kedaulatan secara bersamaan di Belanda dan di Indonesia. Di negeri Belanda, Ratu
Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A.
Sassen, dan Drs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
Sedangkan di Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota
Belanda A.H.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
2.2 PERJUANGAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONFLIK DALAM NEGERI
1. Pemberontakan DI/TII diberbagai daerah.
Pada dasarnya walaupun namanya sama, antara gerakan DI/TII di satu daerah tidak
mempunyai hubungan secara langsung dengan gerakan DI/TII yang meletus di daerah
lainnya, karena masing-masing mempunyai latar belakang dan pemimpin yang
berbeda.
a) Gerakan DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh SM. Kartosuwiryo mempunyai
akar persoalan militer dan politik yaitu perjanjian Renville antara RI dengan
Belanda serta keinginan mendirikan negara yang berdasarkan Islam.
Pemberontakan yang berlangsung sejak 1949 baru dapat dipadamkan tahun 1962
lewat operasi Baratayuda dengan siasat Pagar Betis.
b) Gerakan DI/TII di Jawa Tengah baik yang meletus di daerah Tegal-Brebes-
Pekalongan yang dipimpin oleh Amir Fatah, maupun yang meletus di Kebumen
yang dipimpin oleh Kyai Mahfudz Abdur Rahman atau Kyai Somo Langu yang
mendapat dukungan dari anggota batalyon 426 di Kudus dan Magelang.
Menghadapi aksi DI/TII di Jawa Tengah, pemerintah membentuk operasi pusat
yang disebut Gerakan Banteng Negara yang diantaranya adalah operasi Merdeka
Timur yang menghancurkan Gerakan DI/TII di wilayah Jawa Tengah bagian
selatan-Tengah.
c) Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar.
Penyebabnya adalah menyangkut rasionalisasi/demobilisasi tentara oleh
Pemerintah di seluruh Indonesia. Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli
adalah seorang mantan letnan dua TNI yang kemudian memberontak dan
menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo. Dengan pasukan
yang dinamakan Kesatuan Rakyat yang tertindas, Ibnu Hajar menyerang pos-pos
kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan pengacauan pada
bulan Oktober 1950, pemerintah masih memberikan kesempatan kepada Ibnu
Hajar untuk menghentikan petualangan secara baik-baik. Ia dan kesatuannya
pernah menyerahkan diri tetapi setelah menerima perlengkapan, Ibnu Hajar
melarikan diri dan melanjutkan pemberontakannya. Perbuatan itu dilakukan lebih
dari satu kali sehingga pemerintah memutuskan untuk mengadakan operasi.
Gerakan perlawanan baru berakhir pada bulan Juli 1963. Ibnu Hajar dan anak
buahnya menyerah. Pada tanggal 22 Maret 1965 pengadilan militer menjatuhkan
hukuman mati kepada Ibnu Hajar.
d) Gerakan DI/TII di Aceh, gerakan ini dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh,
mantan Gubernur militer DI Aceh dan Ketua PUSA. Issu sentral yang menjadi
penyebabnya adalah masalah otonomi daerah dan perimbangan pusat dengan
daerah. Sedangkan pemicunya adalah diturunkannya status Aceh dari Daerah
Istimewa (setingkat propinsi) menjadi Karisidenan di bawah propinsi Sumatera
Utara. Pemberontakan yang berlangsung sejak th. 1953 dapat diakhiri th. 1962
melalui Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang salah satunya adalah
pemberian amnesti pada Daud Beureuh.
2. Penumpasan pemberontakan PKI Madiun
Perjanjian Renville yang isinya sangat merugikan pihak Indonesia, telah
menyebabkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin. Setelah berhenti dari kabinet Hatta,
ia beralih haluan dengan bergabung pada FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang
berhaluan sosialis dan menempatkan diri sebagai oposisi kabinet Hatta.
Kelompok FDR ini dalam upaya merebut kekuasaan, melakukan berbagai cara seperti
penculikan dan pembunuhan terhadap lawan politik. Langkah kelompok ini semakin
merajalela setelah datangnya Muso dari Sovyet, yaitu dengan terjadinya peristiwa
tanggal 18 September 1948 FDR/PKI memproklamasikan berdirinya "Sovyet
Republik Indonesia" di Madiun.
Pecahnya pemberontakan ini ditindaklanjuti pemerintah dengan mengangkat
Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur militer daerah Surakarta, Pati dan Madiun,
serta Kolonel Sungkono sebagai Panglima Divisi Jawa Timur untuk melaksanakan
operasi militer. Dengan dukungan oleh rakyat, tanggal 30 September 1948
pemberontakan PKI Madiun bisa dipatahkan, Muso mati tertembak sedangkan Amir
Syarifudin dihukum mati.
3. Pemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan (Makassar)
Kapten Andy Azis adalah bekas perwira KNIL yang telah diterima dalam
APRIS dan bertugas di Sulawesi Selatan. Pemberontakan Andy Azis terkait dengan
rencana pemerintah RIS mendatangkan 1 Bataliyon APRIS ke Sulawesi Selatan yang
saat itu tidak aman karena sering dilanda demonstrasi baik oleh yang pro maupun yang
anti negara federal. Rencana itu ditentang oleh Andy Azis yang bermuara pada
pemberontakan Andy Azis bulan April 1950.
4. RMS (Rep. Maluku Selatan)
sejak bulan April 1950 yang dipelopori oleh Mr. DR. Ch. R.S. Soumokil
(mantan jaksa agung NIT). Menghadapi gerakan RMS yang merupakan gerakan
separatis, pemerintah berusaha menyelesaikannya secara damai dengan mengirim misi
Dr. Leimena. Karena gagal maka pemerintah menghadapinya dengan kekerasan
senjata melalui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kol. Alex Kawilarang.
5. APRA di Bandung maupun Sulawesi Selatan
yang dipimpin oleh Kapten Reymond Westerling pada bulan Januari 1950.
Penyebabnya adalah karena tuntutan Westerling agar APRA (eks KNIL) yang di Jawa
Barat dijadikan tentara Negara Jawa Barat serta penolakan pembubaran Negara Jawa
Barat, ditolak oleh Pemerintah RIS.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kemerdekaan, Belanda hadir kembali di Indonesia dan berupaya menanjapkan
lagi kekuasaannya. Oleh karena itu, timbulah konflik berkepanjangan antara Indonesia dengan
Belanda yang mempengaruhi keberadaan Bangsa Indonesia yang baru berdiri. Beberapa
factor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda diantaranya :
Sekutu dan NICA melakukan provokasi dan terror terhadap bangsa Indonesia.
Timbulnya semangat antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia
Belanda melancarkan agresi militer terhadap wilayah tutorial Republik Indonesia
Dalam kondisi seperti itu, beruntung dunia internasional ikut berperan menyelesaikan
pertikaian di antara keduanya. Di samping itu, sifat nasionalisme yang dimiliki Bangsa
Indonesia dalam setiap perjuangan baik secara fisik maupun diplomatic. Di beberapa daerah
dengan gagah berani masyarakat menghalau penjajah yang ingin berkuasa di bumi Indonesia.
Rakyat Indonesia dengan penuh semangat dan rasa nasionalisme tinggi menantang segala
bentuk penjajahan. Mereka mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai dengan
mengorbankan jiwa dan raga. Hal ini menjadi tonggak kekuatan Indonesia hingga digelarnya
Konferensi Meja Bundar. Dalam konferensi ini Belanda akan mengakui kedaulatan Republik
Indonesia Serikat (RIS) pada akhir Desember 1949.
Pada tanggal 27 Desember 1949, dilakukan upacara penandatanganan naskah
Pengakuan kedaulatan RIS di ruang tahta kerajaan Belanda. Upacara ini dihadiri oleh wakil-
wakil dari Belanda - Indonesia dan bersama-sama menandatangani penyerahan kekuasaan.
Peristiwa ini merupakan akhir dari perjuangan Republik Indonesia untuk meningkatkan
kemerdekaan dan menjadi kemerdekaan DE JURE Negara RIS.
3.2 Saran
Seharusnya setelah penulisan makalah ini, para pembaca dapat mengerti isi atau inti
dari makalah ini.
3.3
DAFTAR PUSTAKA
http://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/ips/22-2/
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/
http://historimaos.blogspot.com/2010/10/lks-bab
3.html https://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/contact
file:///G:/Tugas%20Sekolah/KELAS%209/Sejarah/Internet/Pertempuran%20Melawan
%20Sekutu%20di%20Berbagai%20Daerah%20-%20Bimbie.com.htm